402 1369 1 PB
402 1369 1 PB
Arista Kiswantoro
Program Studi Bimbingan dan Konseling
FKIP Universitas Muria Kudus
e-mail : arista@umk.ac.id
Dipublikasikan oleh: Program Studi Bimbingan dan Konseling FKIP Universitas Muria Kudus
Jurnal Konseling GUSJIGANG
Vol. 1 No. 2 Tahun 2015 ISSN 2460-1187
Dipublikasikan oleh: Program Studi Bimbingan dan Konseling FKIP Universitas Muria Kudus
Jurnal Konseling GUSJIGANG
Vol. 1 No. 2 Tahun 2015 ISSN 2460-1187
Dipublikasikan oleh: Program Studi Bimbingan dan Konseling FKIP Universitas Muria Kudus
Jurnal Konseling GUSJIGANG
Vol. 1 No. 2 Tahun 2015 ISSN 2460-1187
Dipublikasikan oleh: Program Studi Bimbingan dan Konseling FKIP Universitas Muria Kudus
Jurnal Konseling GUSJIGANG
Vol. 1 No. 2 Tahun 2015 ISSN 2460-1187
diikutinya.
d. Tujuan Pelaksanan Bimbingan e. Asumsi
Kelompok dengan Teknik Life Berikut asumsi yang akan dijadikan
model acuan pokok dalam merancang model
Tujuan umum kegiatan bimbingan bimbingan kelompok dengan teknik life
kelompok dengan teknik life model model untuk meningkatkan rasa percaya
adalah untuk meningkatkan rasa percaya diri atlet Persinas:
diri atlet Persinas. Secara khusus, tujuan 1) Atlet Persinas ASAD bisa meraih
bimbingan kelompok dengan teknik life prestasi karena dengan adanya life
model adalah agar atlet berkompeten model yang berasal dari Persinas
dalam hal berikut ini: ASAD sendiri. Upaya intervensi
1) Proses penguatan mental rasa yang dilakukan diharapkan dapat
percaya diri dimulai secara memperoleh informasi dan
bertahap dalam mengembangkan memahami bahwa memulai suatu
keterampilan dan tidak langsung kegiatan latihan berawal dari
sukses dalam memperoleh prestasi. kegagalan dan seharusnya tidak
2) Persinas ASAD merupakan mengenal rasa putus asa yang
perguruan silat yang berpotensi mengakibatkan kurang adanya rasa
karena mempunyai atlet yang dapat percaya diri. Atlet Persinas bisa
meraih prestasi ditingkat nasional mengembangkan keterampilan
meskipun usia Persinas masih dengan fokus untuk menuju sukses
relatif muda. untuk mencapai prestasi yang
3) Memiliki tanggung jawab besar optimal
atas semua kegiatan yang 2) Atlet Persinas ASAD cenderung
dilakukan untuk pencapaian membandingkan dengan perguruan
prestasi yang optimal. silat lain yang lebih populer,
4) Mampu mengembangkan sikap dengan adanya life model tersebut
optimis dan mengelola diri secara upaya intervensi yang dilakukan
tepat diharapkan atlet Persinas lebih
5) Memiliki kemampuan sikap dan percaya diri karena salah satu
keyakinan yang tinggi dengan anggotanya bisa meraih prestasi
pertimbangan yang matang dalam yang dibanggakan.
setiap kegiatan yang dilakukan. 3) Atlet Persinas ASAD mempunyai
6) Menata diri dan menyesuaikan kecenderungan kurang
dengan lingkungan sehingga atlet bertanggung-jawab dalam
siap untuk menghadapi rintangan melakukan latihan yang dijalani.
apapun dalam memperoleh Mereka asal melakukan latihan
prestasi. tanpa ada tujuan akhir yaitu
7) Mampu mengembangkan pencapaian prestasi. Dengan
pemahaman dan sikap tidak kenal adanya life model tersebut
menyerah untuk mengikuti diharapkan atlet Persinas ASAD
pertandingan pencak silat yang memahami bahwa Persinas ASAD
Dipublikasikan oleh: Program Studi Bimbingan dan Konseling FKIP Universitas Muria Kudus
Jurnal Konseling GUSJIGANG
Vol. 1 No. 2 Tahun 2015 ISSN 2460-1187
Dipublikasikan oleh: Program Studi Bimbingan dan Konseling FKIP Universitas Muria Kudus
Jurnal Konseling GUSJIGANG
Vol. 1 No. 2 Tahun 2015 ISSN 2460-1187
berperan aktif, dalam penelitian ini prestasi yang maksimal. Hal ini
yang berperan aktif pada tahap dibuktikan dengan prestasi terakhirnya
kegiatan adalah life model. sebagai peraih medali emas pada PON
2) Anggota Kelompok 2015 Palembang. Life model diharapkan
Anggota kelompok dibentuk untuk memberdayakan atlet Persinas agar
berdasarkan kriteria-kriteria yang dapat mengembangkan rasa percaya diri
sesuai dengan tujuan pelaksanaan. atlet dengan maksimal.
Jumlah anggota kelompok i. Tahap-tahap Pelaksanaan
berpengaruh pada keefektifan Bimbingan Kelompok dengan
pelaksanaan bimbingan kelompok. Teknik Life model.
Sebaiknya jumlah anggota kelompok Implementasi model konseling ini
tidak terlalu besar dan juga tidak terdiri empat tahap sebagai berikut :
terlalu kecil. Kekurangefektifan 1) Tahap pembentukan.
kelompok akan mulai terasa jika Tahap ini merupakan tahap
jumlah anggota kelompok melebihi pengenalan dan perlibatan dari
10 orang. Pelaksanaan bimbingan anggota untuk mempererat kesatuan
kelompok ini terdiri dari 8 orang atlet dalam kelompok dengan bertujuan
yang mempunyai rasa percaya diri agar anggota memahami tujuan atau
rendah. harapan-harapan yang ingin dicapai
3) Live Model dalam bimbingan kelompok. Kendali
Sebagai Life Model adalah peraih kepemimpinan masih dipegang
medali medali emas PON 2015 di pimpinan kelompok. Pemahaman
Palembang yang berlatar belakang anggota kelompok memungkinkan
dari anggota Persinas ASAD anggota kelompok aktif berperan
Kabupaten Kudus. Life Model sangat dalam kegiatan bimbingan kelompok
berperan aktif menanggapi yang selanjutnya dapat menumbuhkan
permasalahan rasa percaya diri atlet minat pada diri mereka untuk
Persinas pada saat tahap kegiatan. mengikutinya. Pada tahap ini
Agar terjalin keakraban pada tahap bertujuan untuk menumbuhkan
awal life modelg sudah hadir suasana saling mengenal, percaya,
mengikuti bimbingan kelompok. menerima, dan membantu teman-
h. Peran Life model teman yang ada dalam kelompok.
Life model yang dihadirkan Kegiatan yang dilakukan pada tahap
memberikan pembelajaran melalui ini adalah mengungkapkan pengertian
pengalamannya dalam menghadapi setiap dan tujuan kegiatan kelompok dalam
pertandingan yang dijalaninya. Life rangka pelayanan bimbingan
model yang berasal dari anggota Persinas kelompok; menjelaskan cara-cara dan
ASAD Kudus, dengan keyakinan dan asas kegiatan kelompok, anggota
latihan yang sungguh-sungguh sesuai kelompok saling memperkenalkan
dengan diterima dari para guru/pelatih diri dan mengungkapkan diri. Pada
dan menerapkannnya dalam setiap tahap ini diselingi dengan permainan
pertandingan ternyata bisa memperoleh dengan melibatkan life model agar
Dipublikasikan oleh: Program Studi Bimbingan dan Konseling FKIP Universitas Muria Kudus
Jurnal Konseling GUSJIGANG
Vol. 1 No. 2 Tahun 2015 ISSN 2460-1187
Dipublikasikan oleh: Program Studi Bimbingan dan Konseling FKIP Universitas Muria Kudus
Jurnal Konseling GUSJIGANG
Vol. 1 No. 2 Tahun 2015 ISSN 2460-1187
Dipublikasikan oleh: Program Studi Bimbingan dan Konseling FKIP Universitas Muria Kudus
Jurnal Konseling GUSJIGANG
Vol. 1 No. 2 Tahun 2015 ISSN 2460-1187
Dipublikasikan oleh: Program Studi Bimbingan dan Konseling FKIP Universitas Muria Kudus
Jurnal Konseling GUSJIGANG
Vol. 1 No. 2 Tahun 2015 ISSN 2460-1187
Dipublikasikan oleh: Program Studi Bimbingan dan Konseling FKIP Universitas Muria Kudus
Jurnal Konseling GUSJIGANG
Vol. 1 No. 2 Tahun 2015 ISSN 2460-1187
DAFTAR PUSTAKA
SIMPULAN DAN SARAN
Al-Uqshari, Y. 2005. Percaya Diri, Pasti.
Gambaran pelaksanaan layanan
Alihbahasa: Noor Cholis
bimbingan kelompok di Persinas ASAD
Hamzain dan Abdul Hayyie Al
Kudus menunjukkan bahwa layanan
Kattani. Jakarta: Gema Insani
bimbingan kelompok pada dasarnya
belum dilaksanakan secara benar. Angelis, B. 2003. Confidence Finding it
Bimbingan kelompok yang dilaksanakan and Living it. Alihbahasa Baty
hanya bersifat satu arah yang diberikan Subakti. Jakarta : Gramedia
oleh guru atau pelatih Persinas ASAD Pustaka Utama.
secara insidental sesuai kebutuhan Annette.H. Hill. 2009. Building Self
guru/pelatih dan tidak berkelanjutan. Confidence in 5 Steps. Tersedia
Oleh karena itu dalam pelaksanaannya di: http:/EzineArticles.com.
tidak sesuai dengan program layanan (Diunduh 15 - 12 - 2011).
bimbingan kelompok yang sebenarnya
karena tidak terjadi dinamika dalam
Dipublikasikan oleh: Program Studi Bimbingan dan Konseling FKIP Universitas Muria Kudus
Jurnal Konseling GUSJIGANG
Vol. 1 No. 2 Tahun 2015 ISSN 2460-1187
Dipublikasikan oleh: Program Studi Bimbingan dan Konseling FKIP Universitas Muria Kudus