Anda di halaman 1dari 13

Jurnal Konseling GUSJIGANG

Vol. 1 No. 2 Tahun 2015 ISSN 2460-1187

MODEL BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK LIFE MODEL UNTUK


MENINGKATKAN RASA PERCAYA DIRI ATLET PERSINAS ASAD
KABUPATEN KUDUS TAHUN 2015

Arista Kiswantoro
Program Studi Bimbingan dan Konseling
FKIP Universitas Muria Kudus
e-mail : arista@umk.ac.id

Info Artikel Abstrak


Sejarah artikel Bimbingan Kelompok adalah Salah Satu jenis Layanan
Diterima September 2015
Bimbingan dan Konseling yang memungkinkan setiap anggota
Disetujui Oktober 2015
Dipublikasikan Nopember kelompok untuk berinteraksi dalam sebuah dinamika layanan
2015 sehingga terjadi transfer pengetahuan satu dengan yang lain.
Kata Kunci: Teknik Life Model digunakan sebagai alat penguatan informasi
Bimbingan Kelompok, yang diperoleh melalui interaksi kelompok sehingga semakin
Life Model,
terinternalisasi dalam sikap dan perilaku anggota kelompok.
Kepercayaan Diri
Kepercayaan Diri adalah factor penting yang dapat menunjang
Keywords: pencapaian prestasi seorang atlit. Bimbingan Kelompok dengan
Group Guidance, Life Teknik Modeling memungkinkan atlit yang tergabung dalam
Model, Self kegiatan bimbingan kelompok belajar cara menumbuhkan
Confindence kepercayaan diri sehingga dapat termotivasi untuk menvapai
prestasi terbaik.
Abstract
Group Guidance is one type of guidance and counseling services
that allow each member of the group to interact in a dynamic
service so that the transfer of knowledge from one another. Life
Model technique is used as a means of strengthening information
obtained through group interaction that increasingly
internalized in the attitudes and behavior of group members.
Confidence is an important factor that can support the
achievement of an athlete. Group Guidance with Life Modeling
Technique allows athletes who are members of group guidance
activities learn how to foster self-confidence so that they can be
motivated to menvapai best performance.

© 2015 Universitas Muria Kudus


ISSN 2460-1187

Dipublikasikan oleh: Program Studi Bimbingan dan Konseling FKIP Universitas Muria Kudus
Jurnal Konseling GUSJIGANG
Vol. 1 No. 2 Tahun 2015 ISSN 2460-1187

PENDAHULUAN antara anggota kelompok dengan


Meningkatkan rasa percaya diri modeling mengenai permasalahan rasa
atlet merupakan upaya menyiapkan atlet percaya diri atlet Persinas ASAD,
tidak hanya berorientasi pada aspek sehingga anggota kelompok dapat
mental saja, tetapi juga sebagai perolehan menanyakan dan menceritakan
prestasi yang optimal. Layanan permasalahannya mengenai rasa percaya
bimbingan dan konseling, dalam hal ini dirinya. Life model tersebut berbagi
layanan bimbingan kelompok dapat lebih pengalaman dengan anggota kelompok
dikembangkan, sehingga diharapkan mengenai segala proses keberhasilan dan
mampu mengembangkan dan kegagalan yang pernah dialaminya.
memberdayakan potensi yang dimiliki Layanan bimbingan kelompok
atlet sesuai dengan ciri khasnya. tepat untuk memberikan kontribusi dalam
Layanan bimbingan kelompok memecahkan masalah yang dihadapi.
yaitu layanan bimbingan dan konseling Individu sebagai anggota kelompok
yang memungkinkan sejumlah individu bersama-sama membahas topik-topik
secara bersama-sama melalui dinamika mengenai cara meningkatkan diri dan
kelompok untuk memperoleh berbagai menciptakan dinamika kelompok.
bahan dari nara sumber tertentu dan/atau Anggota kelompok mempunyai hak yang
membahas secara bersama-sama pokok sama untuk melatih diri dalam
bahasan (topik) tertentu yang berguna mengemukakan pendapatnya, saling
untuk menunjang pemahaman individu bertukar informasi, memberi saran dan
untuk pertimbangan dalam pengambilan belajar memecahkan masalah yang
keputusan dan/atau tindakan tertentu dihadapi anggota bersama-sama. Peran
(Hartinah, 2009: 104). life model yang dihadirkan dalam layanan
Dalam penelitian ini adalah bimbingan kelompok sebagai nara
pelaksanaan layanan bimbingan sumber dapat memberikan informasi
kelompok dengan menghadirkan mengenai pengalamannya. Adapun
narasumber lain yaitu peraih medali emas karakter modeling tersebut adalah tokoh
PON 2015 di Palembang yang bertindak peraih medali emas PON 2015 di
selaku life model saat pelaksaaan Palembang yang merupakan salah satu
bimbingan kelompok pada tahap atlet Persinas ASAD Kudus.
kegiatan. Diharapkan setiap anggota Dasar pertimbangan memilih
kelompok memperoleh berbagai materi bimbingan kelompok dengan teknik life
mengenai rasa percaya diri atlet Persinas model sebagai strategi intervensi adalah
ASAD dari life model tersebut. Life sebagai berikut:
model berperan aktif saat pelaksanaan 1) Persinas ASAD Kudus berpotensi
bimbingan kelompok pada tahap untuk mengembangkan prestasi di
kegiatan, life model tersebut memberi bidang olahraga pencak silat,
stimulasi kepada anggota kelompok. Pada karena organisasinya sudah diakui
tahap ini pemimpin kelompok berperan resmi oleh IPSI sejak tahun 2007.
sebagai fasilitator saat proses diskusi 2) Banyaknya atlet Persinas ASAD

Dipublikasikan oleh: Program Studi Bimbingan dan Konseling FKIP Universitas Muria Kudus
Jurnal Konseling GUSJIGANG
Vol. 1 No. 2 Tahun 2015 ISSN 2460-1187

dalam klasifikasi kelompok merupakan motivasi atlet Persinas agar


yunior yang mempunyai potensi menjadi pendorong dalam meningkatkan
untuk meraih prestasi yang rasa percaya diri atlet guna mencapai
optimal dimasa yang akan datang. prestasi sesuai potensi yang dimilikinya.
Dukungan dari pengurus Persinas Rasa percaya diri merupakan sikap
ASAD Kabupaten Kudus untuk bekerja mental dari individu yang memiliki
bersama-sama meningkatkan rasa pemikiran dan keinginan untuk
percaya diri atlet Persinas ASAD Kudus mempunyai sikap rasa percaya diri. Sikap
dalam rangka peraihan prestasi yang mental ini merupakan hasil belajar yang
maksimal baik ditingkat lokal, regional didapat dari pengalaman. Sikap rasa
maupun nasional. percaya diri tidak dibawa sejak lahir
melainkan dibentuk dan dipelajari
PEMBAHASAN sepanjang perkembangan orang tersebut.
Struktur model bimbingan kelompok Sikap ini mengandung perasaan dan
dengan teknik life model untuk memotivasi untuk selalu meningkatkan
meningkatkan rasa percaya diri atlet prestasi atas kegiatan yang dilakukan.
Persinas yang dilaksanakan meliputi Oleh karena itu untuk membentuk rasa
beberapa hal sebagai berikut : percaya diri diperlukan waktu untuk
a. Rasional menyenangi kegiatan latihan yang
Mental rasa percaya diri atlet menjadi dilakukan.
bagian yang tidak terpisahkan dari Dalam kenyataannya, tidak semua
seluruh proses pembinaan atlet untuk atlet Persinas memiliki tingkat rasa
meraih prestasi. Upaya tersebut perlu percaya diri yang tinggi. Dalam hal
ditingkatkan untuk mengatasi kesiapan mengikuti kompetisi misalnya,
permasalahan rasa percaya diri yang atlet Persinas mempunyai perasaan kalah
rendah agar atlet mempunyai tingkat rasa sebelum bertanding. Belum munculnya
percaya diri yang tinggi dan dapat kepercayaan diri ditandai dengan lebih
mengembangkan kemampuan serta suka membandingkan perguruan silat lain
keterampilan sesuai potensi yang daripada perguruan silatnya, tidak
dimilikinya. Terdapat beberapa sebab mempunyai motivasi berpretasi, sikap
yang mendasari diantaranya adalah pesimis, kurang rasa tanggungjawab
kurang bersemangat dalam kompetisi, sehingga hal tersebut dapat menjadi
kurang bertanggung-jawab, pesimis, penghalang untuk pencapaian prestasi
merasa bahwa perguruan silat lain lebih yang optimal.
hebat, tidak siap menghadapi rintangan, Layanan bimbingan kelompok
motivasi berpretasi rendah dan ragu- merupakan suatu upaya pemberian
ragu. Padahal ada beberapa diantara atlet bantuan kepada individu melalui
Persinas ASAD yang mengikuti berbagai kelompok dengan menggunakan
kejuaraan yang diadakan oleh IPSI baik dinamika kelompok untuk mendapatkan
tingkat lokal, regional dan nasional informasi yang berguna agar mampu
meraih prestasi yang cukup bisa menyusun rencana dan keputusan yang
dibanggakan. Oleh karena itu hal ini tepat serta dapat memahami dirinya

Dipublikasikan oleh: Program Studi Bimbingan dan Konseling FKIP Universitas Muria Kudus
Jurnal Konseling GUSJIGANG
Vol. 1 No. 2 Tahun 2015 ISSN 2460-1187

sendiri, orang lain, dan lingkungannya d. merupakan usaha bersama,


dalam menunjang terbentuknya perilaku e. pengambilan keputusan adalah hal
efektif serta adanya perubahan sikap yang esensial
dalam hidupnya dan mengembangkan f. Prosedur bimbingan kelompok
dirinya secara optimal. Dalam hal ini yang efektif hanyalah sebagian
informasi mengenai hal-hal yang dari keseluruhan program
berkaitan dengan rasa percaya diri atlet bimbingan dan konseling.
Persinas. Dengan karakter life model g. Prosedur bimbingan kelompok
peraih medali emas PON 2015 di dengan teknik life model yang
Palembang supaya atlet Persinas dapat efektif harus didasarkan pada
memiliki rasa percaya diri, menimbulkan kebutuhan-kebutuhan atlet
kecenderungan untuk merasa senang dan Persinas untuk meningkatkan rasa
tertarik, sehingga mampu meraih prestasi percaya diri atlet Persinas.
yang optimal. h. Bimbingan kelompok harus
b. Konsep Kunci ditandai oleh suatu situasi yang
Dalam bimbingan kelompok ini ada permissive (mengijinkan).
konsep utama/kunci yaitu : i. Prosedur bimbingan kelompok
1) Aspek-aspek psikologis dengan teknik life model perlu
merupakan kategori yang pembagian tanggungjawab dalam
digunakan untuk memberikan unsur lingkungan
mendiskripsikan perbedaan yang sifatnya sebagai stimulus.
individu dalam hal sikap dan j. Prosedur bimbingan kelompok
tingkah laku untuk memahami dengan teknik life model untuk
dirinya dan sikap serta tingkah meningkatkan rasa percaya diri
lakunya dalam rangka atlet membutuhkan persiapan
meningkatkan rasa percaya yang terencana bagi individu
dirinya. yang diberikan tanggungjawab
2) Untuk memberikan gambaran melaksanakannya.
pentingnya sikap rasa percaya k. Model bimbingan kelompok
diri yang dimiliki atlet Persinas dengan dengan teknik life model
agar supaya mampu memperoleh untuk meningkatkan rasa percaya
prestasi yang maksimal. diri atlet ini dapat dilaksanakan
c. Prinsip Pelaksanaan oleh semua konselor.
Model bimbingan kelompok l. Menuntut partisipasi aktif konseli
dengan teknik life model untuk sepanjang proses bimbingan
meningkatkan kemandirian belajar berlangsung. Melalui partisipasi
siswa dilaksanakan berdasarkan aktif konseli diharapkan akan
beberapa prinsip berikut : mendapatkan pengalaman yang
a. Bimbingan diperuntukkan bagi membangun dan memupuk sikap
semua individu, rasa percaya dirinya sehingga
b. fokus sasaran adalah individu, memungkinkan membuat
c. menekankan hal yang positif, keputusan secara mantap.

Dipublikasikan oleh: Program Studi Bimbingan dan Konseling FKIP Universitas Muria Kudus
Jurnal Konseling GUSJIGANG
Vol. 1 No. 2 Tahun 2015 ISSN 2460-1187

diikutinya.
d. Tujuan Pelaksanan Bimbingan e. Asumsi
Kelompok dengan Teknik Life Berikut asumsi yang akan dijadikan
model acuan pokok dalam merancang model
Tujuan umum kegiatan bimbingan bimbingan kelompok dengan teknik life
kelompok dengan teknik life model model untuk meningkatkan rasa percaya
adalah untuk meningkatkan rasa percaya diri atlet Persinas:
diri atlet Persinas. Secara khusus, tujuan 1) Atlet Persinas ASAD bisa meraih
bimbingan kelompok dengan teknik life prestasi karena dengan adanya life
model adalah agar atlet berkompeten model yang berasal dari Persinas
dalam hal berikut ini: ASAD sendiri. Upaya intervensi
1) Proses penguatan mental rasa yang dilakukan diharapkan dapat
percaya diri dimulai secara memperoleh informasi dan
bertahap dalam mengembangkan memahami bahwa memulai suatu
keterampilan dan tidak langsung kegiatan latihan berawal dari
sukses dalam memperoleh prestasi. kegagalan dan seharusnya tidak
2) Persinas ASAD merupakan mengenal rasa putus asa yang
perguruan silat yang berpotensi mengakibatkan kurang adanya rasa
karena mempunyai atlet yang dapat percaya diri. Atlet Persinas bisa
meraih prestasi ditingkat nasional mengembangkan keterampilan
meskipun usia Persinas masih dengan fokus untuk menuju sukses
relatif muda. untuk mencapai prestasi yang
3) Memiliki tanggung jawab besar optimal
atas semua kegiatan yang 2) Atlet Persinas ASAD cenderung
dilakukan untuk pencapaian membandingkan dengan perguruan
prestasi yang optimal. silat lain yang lebih populer,
4) Mampu mengembangkan sikap dengan adanya life model tersebut
optimis dan mengelola diri secara upaya intervensi yang dilakukan
tepat diharapkan atlet Persinas lebih
5) Memiliki kemampuan sikap dan percaya diri karena salah satu
keyakinan yang tinggi dengan anggotanya bisa meraih prestasi
pertimbangan yang matang dalam yang dibanggakan.
setiap kegiatan yang dilakukan. 3) Atlet Persinas ASAD mempunyai
6) Menata diri dan menyesuaikan kecenderungan kurang
dengan lingkungan sehingga atlet bertanggung-jawab dalam
siap untuk menghadapi rintangan melakukan latihan yang dijalani.
apapun dalam memperoleh Mereka asal melakukan latihan
prestasi. tanpa ada tujuan akhir yaitu
7) Mampu mengembangkan pencapaian prestasi. Dengan
pemahaman dan sikap tidak kenal adanya life model tersebut
menyerah untuk mengikuti diharapkan atlet Persinas ASAD
pertandingan pencak silat yang memahami bahwa Persinas ASAD

Dipublikasikan oleh: Program Studi Bimbingan dan Konseling FKIP Universitas Muria Kudus
Jurnal Konseling GUSJIGANG
Vol. 1 No. 2 Tahun 2015 ISSN 2460-1187

merupakan perguruan silat yang dihadapi.


berpotensi karena ada anggotanya 7) Atlet Persinas ASAD cenderung
yang meraih prestasi di PON 2012 merasa kalah sebelum bertanding.
Pekanbaru Riau dan PON 2015 di Dengan adanya life model tersebut,
Palembang. intervensi yang dilakukan
4) Atlet Persinas ASAD cenderung diharapkan mampu
merasa pesimis karena merasa mengembangkan sikap tidak kenal
perguruannya masih relatif berusia menyerah sebelum pertandingan
muda. Mereka belum bisa dinyatakan berakhir.
mengelola aspek mental dirinya f. Target intervensi.
dengan baik. Dengan adanya life Target utama intervensi model
model tersebut, intervensi yang bimbingan kelompok adalah untuk
dilakukan diharapkan mampu meningkatkan rasa percaya diri atlet
mengembangkan sikap optimis dan Persinas. Dengan adanya life model atlet
mampu mengelola mentalnya Persinas mendapat penguatan langsung
dengan baik dan benar. sehingga atlet memiliki rasa percaya diri.
5) Dalam pelaksanaan bimbingan g. Komponen model
kelompok pada tahap kegiatan atlet Model bimbingan kelompok yang
Persinas sebagai anggota kelompok digunakan dalam penelitian ini dengan
mempunyai hak untuk melatih diri teknik life model, selain adanya anggota
dalam mengeluarkan pendapat, maupun pemimpin kelompok, terdapat
pikiran serta gagasan yang dimiliki, life model peraih medali emas pada PON
dan dapat berbagi pengalaman 2015 Palembang. Adapun anggota
dengan life model. Dengan kelompok berjumlah 8 orang atlet dengan
demikian sangat dimungkinkan tingkat rasa percaya diri rendah. Model
atlet Persinas memperoleh bimbingan kelompok ini memiliki tiga
informasi mengenai rasa percaya komponen utama yaitu:
diri sehingga mereka bisa 1) Pemimpin Kelompok
mempunyai sikap dan keyakinan Pemimpin kelompok adalah
yang tinggi dalam usaha peraihan konselor atau pemimpin kelompok
prestasi secara optimal. yang terlatih dan berwenang
6) Ciri utama pelaksanaan bimbingan menyelenggarakan praktik konseling.
kelompok pada tahap kegiatan Secara khusus, Pemimpin kelompok
dengan peran life model yang diwajibkan menghidupkan dinamika
dalam prosesnya difasilitasi oleh kelompok di antara semua anggota
pemimpin kelompok selaku kelompok pada setiap tahap
pemimpin kelompok, diharapkan pelaksanaan bimbingan kelompok
anggota kelompok lebih terbuka seintensif mungkin yang mengarah
dalam mengemukakan pendapat kepada pencapaian tujuan-tujuan
untuk meningkatkan rasa percaya umum dan khusus bimbingan
diri sehingga atlet Persinas dapat kelompok, namun pada tahap
mengatasi berbagai rintangan yang kegiatan pemimpin kelompok kurang

Dipublikasikan oleh: Program Studi Bimbingan dan Konseling FKIP Universitas Muria Kudus
Jurnal Konseling GUSJIGANG
Vol. 1 No. 2 Tahun 2015 ISSN 2460-1187

berperan aktif, dalam penelitian ini prestasi yang maksimal. Hal ini
yang berperan aktif pada tahap dibuktikan dengan prestasi terakhirnya
kegiatan adalah life model. sebagai peraih medali emas pada PON
2) Anggota Kelompok 2015 Palembang. Life model diharapkan
Anggota kelompok dibentuk untuk memberdayakan atlet Persinas agar
berdasarkan kriteria-kriteria yang dapat mengembangkan rasa percaya diri
sesuai dengan tujuan pelaksanaan. atlet dengan maksimal.
Jumlah anggota kelompok i. Tahap-tahap Pelaksanaan
berpengaruh pada keefektifan Bimbingan Kelompok dengan
pelaksanaan bimbingan kelompok. Teknik Life model.
Sebaiknya jumlah anggota kelompok Implementasi model konseling ini
tidak terlalu besar dan juga tidak terdiri empat tahap sebagai berikut :
terlalu kecil. Kekurangefektifan 1) Tahap pembentukan.
kelompok akan mulai terasa jika Tahap ini merupakan tahap
jumlah anggota kelompok melebihi pengenalan dan perlibatan dari
10 orang. Pelaksanaan bimbingan anggota untuk mempererat kesatuan
kelompok ini terdiri dari 8 orang atlet dalam kelompok dengan bertujuan
yang mempunyai rasa percaya diri agar anggota memahami tujuan atau
rendah. harapan-harapan yang ingin dicapai
3) Live Model dalam bimbingan kelompok. Kendali
Sebagai Life Model adalah peraih kepemimpinan masih dipegang
medali medali emas PON 2015 di pimpinan kelompok. Pemahaman
Palembang yang berlatar belakang anggota kelompok memungkinkan
dari anggota Persinas ASAD anggota kelompok aktif berperan
Kabupaten Kudus. Life Model sangat dalam kegiatan bimbingan kelompok
berperan aktif menanggapi yang selanjutnya dapat menumbuhkan
permasalahan rasa percaya diri atlet minat pada diri mereka untuk
Persinas pada saat tahap kegiatan. mengikutinya. Pada tahap ini
Agar terjalin keakraban pada tahap bertujuan untuk menumbuhkan
awal life modelg sudah hadir suasana saling mengenal, percaya,
mengikuti bimbingan kelompok. menerima, dan membantu teman-
h. Peran Life model teman yang ada dalam kelompok.
Life model yang dihadirkan Kegiatan yang dilakukan pada tahap
memberikan pembelajaran melalui ini adalah mengungkapkan pengertian
pengalamannya dalam menghadapi setiap dan tujuan kegiatan kelompok dalam
pertandingan yang dijalaninya. Life rangka pelayanan bimbingan
model yang berasal dari anggota Persinas kelompok; menjelaskan cara-cara dan
ASAD Kudus, dengan keyakinan dan asas kegiatan kelompok, anggota
latihan yang sungguh-sungguh sesuai kelompok saling memperkenalkan
dengan diterima dari para guru/pelatih diri dan mengungkapkan diri. Pada
dan menerapkannnya dalam setiap tahap ini diselingi dengan permainan
pertandingan ternyata bisa memperoleh dengan melibatkan life model agar

Dipublikasikan oleh: Program Studi Bimbingan dan Konseling FKIP Universitas Muria Kudus
Jurnal Konseling GUSJIGANG
Vol. 1 No. 2 Tahun 2015 ISSN 2460-1187

terjadi suasana semakin akrab dari sebagai fasilitator menjembatani


para anggota kelompok. diskusi antara anggota kelompok
2) Tahap peralihan. dengan life model sehingga anggota
Tahap ini merupakan tahap kelompok memperoleh berbagai
transisi dari tahap pembentukan ke materi dari life model. Life model
tahap kegiatan. Dalam menjelaskan memberi stimulasi kepada anggota
kegiatan apa yang akan dilaksanakan kelompok, sehingga anggota
pemimpin kelompok dapat kelompok dapat menceritakan
menegaskan jenis kegiatan bimbingan permasalahannya tentang hal-hal yang
kelompok tugas atau bebas. Setelah belum jelas menyangkut topik yang
jelas kegiatan apa yang harus dikemukakan pemimpin kelompok.
dilakukan maka muncul kesiapan Life model dapat menanggapi dan
anggota dalam melaksanakan berbagi pengalaman dengan anggota
kegiatan dan setiap anggota kelompok kelompok. Selanjutnya anggota
tahu manfaat yang akan diperoleh. kelompok membahas topik tersebut
Agar bimbingan kelompok berjalan secara mendalam dan tuntas.
lancar, pemimpin kelompok dengan 4) Tahap pengakhiran.
gaya kepemimpinannya pada tahap Pada tahap ini merupakan
ini membawa anggota kelompok tahap akhir dalam bimbingan
untuk tertarik mengikuti tahap kelompok yaitu penyimpulan hasil
selanjutnya, dengan menguraikan pembahasan permasalahan dan
kembali tujuan kegiatan kelompok, anggota kelompok mendapatkan
asas kerahasiaan, kesukarelaan, penguatan hal-hal yang telah
keterbukaan dan sebagainya. dipelajari. Pada tahap ini terdapat dua
3) Tahap kegiatan. kegiatan yaitu penilaian dan tindak
Tahap ini merupakan tahap lanjut. Tahap ini merupakan tahap
inti dari kegiatan bimbingan penutup dari serangkaian kegiatan
kelompok dengan terjadinya suasana bimbingan kelompok karena telah
dinamika kelompok dan terbahasnya tuntasnya topik yang dibahas oleh
secara tuntas permasalahan yang kelompok tersebut. Dalam kegiatan
dihadapi oleh anggota kelompok, kelompok berpusat pada pembahasan
saling tukar pengalaman dan dan penjelasan tentang kemampuan
terciptanya suasana untuk anggota kelompok untuk menetapkan
mengembangkan diri, baik yang hal-hal yang telah diperoleh melalui
menyangkut pengembangan layanan bimbingan kelompok dalam
kemampuan berkomunikasi maupun kehidupan sehari-hari. Oleh
menyangkut pendapat yang karenanya pemimpin kelompok dan
dikemukakan oleh kelompok secara life model berperan memberikan
bebas. Pada tahap ini pemimpin penguatan (reinforcement) terhadap
kelompok mengemukakan topik tugas hasil-hasil yang telah dicapai
untuk dibahas oleh kelompok, kelompok tersebut. Pemimpin
kemudian pemimpin kelompok kelompok mengemukakan bahwa

Dipublikasikan oleh: Program Studi Bimbingan dan Konseling FKIP Universitas Muria Kudus
Jurnal Konseling GUSJIGANG
Vol. 1 No. 2 Tahun 2015 ISSN 2460-1187

kegiatan akan segera diakhiri; 4) Tahap motivasi (Motivation


pemimpin kelompok, life model dan Phase)
anggota kelompok mengemukakan Segala bekal yang didapat dari life
kesan dan hasil-hasil kegiatan, model merupakan pengalaman
membahas kegiatan selanjutnya, yang dapat mendorong anggota
kemudian mengemukakan pesan dan kelompok berani melangkah
harapan. untuk berkompetisi dengan
j. Tahap yang dicapai anggota belajar dari keberhasilan dan
kelompok kegagalan life model dalam
Setelah rangkaian tahapan pencapaian prestasinya.
pelaksanaan bimbingan kelompok k. Kompetensi pemimpin kelompok
dengan teknik life model dilalui, Pemimpin kelompok dalam
diharapkan anggota kelompok pelaksanaan model bimbingan
menerima proses konseling melalui kelompok dengan teknik life model
tahap-tahap sebagai berikut : untuk meningkatkan rasa percaya diri
1) Tahap perhatian (Attentional atlet Persinas ini berperan sebagai
Phase) fasilitator yang memandirikan.
Life model dapat membuka Sebagai fasilitator, tugas pokok
wawasan dan memberikan pemimpin kelompok adalah
peningkatan rasa percaya diri atlet membantu konseli meningkatkan
sesuai dengan ciri khas Persinas rasa percaya diri atlet Persinas
ASAD. melalui berbagai kegiatan. Mulai dari
2) Tahap penyimpanan dalam kegiatan membantu konseli
ingatan (Retention Phase) memahami diri dan potensi yang
Life model memberikan wawasan dimiliki atlet Persinas, menemukan
pada anggota kelompok akan respon yang tepat untuk
keyakinan dan keberhasilan yang meningkatkan rasa percaya diri atlet
pernah dialaminya sebagai acuan Persinas untuk siap melakukan
yang penting dalam sikap rasa kompetisi, tidak membandingkan
percaya diri. dengan perguruan silat lain,
3) Tahap reproduksi (Reproduction mempunyai rasa tanggung jawab,
Phase) mempunyai motivasi berprestasi
Adanya informasi mengenai yang tinggi, sikap optimis, tidak
segala keyakinan dan usaha yang ragu-ragu dan siap menghadapi
dilakukan life model memberikan rintangan yang menghadang.
bekal yang bermanfaat dalam Kompetensi pemimpin
peningkatan rasa percaya diri, kelompok dalam mengimplementasi
sehingga anggota kelompok model bimbingan kelompok dengan
mampu menghadapi segala teknik life model untuk
rintangan dalam pencapaian meningkatkan rasa percaya diri atlet
prestasi. Persinas sebagai berikut :

Dipublikasikan oleh: Program Studi Bimbingan dan Konseling FKIP Universitas Muria Kudus
Jurnal Konseling GUSJIGANG
Vol. 1 No. 2 Tahun 2015 ISSN 2460-1187

1) Kemampuan memahami peserta kelompok, topik yang


bimbingan kelompok dengan dibahas, serta mampu
teknik life model secara memunculkan respon yang tepat
konseptual. dan positif dan respon tersebut
2) Kemampuan memahami karakter meningkat frekuensi dan
dan tingkat rasa percaya diri atlet intensitasnya.
Persinas. 6) Kemampuan mendengarkan
3) Kemampuan membentuk secara aktif dan menyatakan
kelompok. Pemimpin kelompok kembali ungkapan yang
mampu membentuk kelompok, dikemukakan konseli
dalam penerapan bimbingan 7) Kemampuan menjelaskan,
kelompok dengan teknik life merangkum dan mengajukan
model, atlet Persinas relatif pertanyaan,
memiliki masalah yang sama. 8) Kemampuan menafsirkan,
Dengan masalah yang sama atlet konfrontasi, memantulkan
Persinas dimungkinkan akan perasaan, memberikan
dapat berbagi pengalaman dan dukungan, empati, dan memberi
saling memberi saran dalam kemudahan,
dinamika kelompok, sehingga 9) Kemampuan menggerakkan
memungkinkan masalah mereka kelompok dan menciptakan
akan terentaskan. dinamika dalam kelompok,
4) Kemampuan memahami interaksi 10) Kemampuan menentukan tujuan,
dari peserta kelompok. menilai, memberikan balikan,
Salah satu aspek keberhasilan dan mengunkapkan diri (self
dalam pemberian pelayanan discloser),
kepada konseli, jika pemimpin 11) Kemampuan mengakhiri
kelompok mampu memahami kegiatan kelompok.
apa yang di sampaikan oleh atlet l. Materi yang dibahas dalam
Persinas atau konseli dalam pelaksanaan model
dinamika kelompok. Sehingga Pada penelitian ini pelaksanaan
akan sangat tepat pemimpin bimbingan kelompok menggunakan
kelompok memberikan topik tugas yang berasal dari
intervensi kepada konseli atau pemimpin kelompok, yang selanjutnya
atlet Persinas. dibahas secara tuntas oleh anggota
5) Kemampuan menjelaskan topik kelompok. Life model yg dihadirkan
kepada anggota kelompok adalah peraih medali emas PON 2015
Anggota kelompok akan di Palembang untuk memberikan
merasa puas dan proses gambaran tentang rasa percaya diri
bimbingan kelompok akan atlet berdasarkan pengalaman life
bermanfaat jika pemimpin model.
kelompok mampu memberikan Implementasi materi dalam
penjelasan dari : pembahasan bimbingan kelompok dengan teknik

Dipublikasikan oleh: Program Studi Bimbingan dan Konseling FKIP Universitas Muria Kudus
Jurnal Konseling GUSJIGANG
Vol. 1 No. 2 Tahun 2015 ISSN 2460-1187

life model untuk meningkatkan rasa 4) Topik 4 : Ingin berprestasi


percaya diri sebagai berikut : tinggi, tujuannya dengan
1) Topik 1 : Siap berkompetisi, mempunyai motivasi yang kuat,
tujuannya dengan memahami atlet Persinas akan berhasil dan
tentang kesiapan dalam selalu siap bersaing, optimis, dan
menghadapi suatu pertandingan, mampu mendapatkan prestasi
atlet akan berinisiatif, selalu siap yang optimal .
memulai sesuatu, sehingga untuk 5) Topik 5 : Optimis, tujuannya
memulai diperlukan niat dan para atlet mempunyai rasa
tekad yang kuat serta karsa yang optimisme bahwa setiap orang
besar. Dengan siap menghadapi mempunyai potensi yang dapat
suatu pertandingan maka tidak dikembangkan meskipun dari
mustahil prestasi akan dapat perguruan silat yang masih
diperoleh dan kesuksesan akan relatif baru. Memberikan
diperoleh. Atlet menyadari pemahaman kepada atlet
keterampilan yang telah Persinas bahwa semua usaha
diperoleh selama latihan dan yang dilakukan dengan rasa
siap mengembangkan sesuai optimis yang wajar pasti akan
dengan potensi dirinya. memperoleh hasil yang positif.
2) Topik 2 : Tidak membandingkan 6) Topik 6 : Tidak ragu-ragu,
dengan perguruan silat lainnya, dengan pengalaman yang
tujuannya dengan yakin akan dimiliki life model dapat
keberadaan Persinas ASAD memberikan inspirasi anggota
yang telah diakui oleh IPSI. Para kelompok untuk yakin dan tidak
atlet Persinas selalu yakin ragu-ragu dalam memulai suatu
dengan kemampuan dan teknik- kegiatan.
teknik jurus yang diajarkan oleh 7) Topik 7 : Siap menghadapi
para pelatih/guru di Persinas rintangan, pengalaman yang
tidak kalah dibanding dengan dimiliki life model selama
jurus dan teknik perguruan silat beraktifitas sebagai atlet pencak
lain, sehingga mampu silat dapat memberikan motivasi
mengembangkan kemampuan atlet-atlet Persinas dalam
sesuai dengan potensi dirinya. menghadapi berbagai rintangan
3) Topik 3 : Bertanggung-jawab, yang muncul baik dari dalam
tujuannya agar atlet Persinas atlet sendiri berupa malas, takut,
mempunyai rasa tanggung-jawab khawatir, cemas dan lain-lainnya
yang besar dalam kegiatan yang maupun dari luar atlet berupa
dilakukan untuk menciptakan penonton, wasit, lawan
sesuatu prestasi namun tidak bertanding dan lainnya.
meninggalkan ciri khas Persinas m. Evaluasi sebagai indikator
ASAD. keberhasilan

Dipublikasikan oleh: Program Studi Bimbingan dan Konseling FKIP Universitas Muria Kudus
Jurnal Konseling GUSJIGANG
Vol. 1 No. 2 Tahun 2015 ISSN 2460-1187

Model bimbingan kelompok dengan kelompok. Diskusi kelompok yang


teknik life model untuk meningkatkan diharapkan dalam dinamika kelompok
rasa percaya diri atlet Persinas tidak terjadi karena dilaksanakan hanya
ketika dibutuhkan saja serta bersifat satu
memberikan manfaat tambahan
arah atau pengarahan tanpa
dibandingkan bimbingan kelompok yang mempertimbangkan teknik apa yang tepat
umum. Oleh karena itu pelaksanaan dalam membantu atlet menyelesaikan
bimbingan kelompok dengan teknik life permasalahan secara tepat pula.
model dilakukan evaluasi sebagai berikut Perguruan silat sebagai anggota
: organisasi olahraga bela diri diharapkan
1) Evaluasi proses ; keterlibatan dan mempunyai tugas tambahan baru untuk
partisipasi anggota kelompok selama meningkatkan rasa percaya diri pada
kegiatan berlangsung, sehingga atlet, materi rasa percaya diri bukan
setiap tahap pemimpin kelompok hanya diberikan pada saat menjelang
memfasilitasi kelompok untuk mengikuti suatu pertandingan akan tetapi
menciptakan interaksi dalam dilakukan secara berkelanjutan dan
kelompok karena kemajuan yang terprogram. Rasa percaya diri atlet sangat
terjadi pada anggota kelompok penting diperhatikan, dalam penelitian ini
menjadi indikator keberhasilan memberikan wacana baru dalam layanan
intervensi. bimbingan konseling, khususnya layanan
Evaluasi hasil ; kedalaman bimbingan kelompok. Dalam layanan
pembahasan anggota kelompok atas tersebut atlet secara sungguh-sungguh
materi yang dibahas berupa penggunaan dapat mengikuti bimbingan kelompok
laiseg pada setiap pertemuan, secara secara terus menerus dan termotivasi
tertulis para peserta diminta dengan pengalaman yang diceritakan life
mengungkapkan perasaan, pendapat, model, sehingga atlet dapat mencontoh
harapan, minat dan sikapnya setelah pemikiran, sikap dan perilaku life model
kegiatan kelompok. tersebut

DAFTAR PUSTAKA
SIMPULAN DAN SARAN
Al-Uqshari, Y. 2005. Percaya Diri, Pasti.
Gambaran pelaksanaan layanan
Alihbahasa: Noor Cholis
bimbingan kelompok di Persinas ASAD
Hamzain dan Abdul Hayyie Al
Kudus menunjukkan bahwa layanan
Kattani. Jakarta: Gema Insani
bimbingan kelompok pada dasarnya
belum dilaksanakan secara benar. Angelis, B. 2003. Confidence Finding it
Bimbingan kelompok yang dilaksanakan and Living it. Alihbahasa Baty
hanya bersifat satu arah yang diberikan Subakti. Jakarta : Gramedia
oleh guru atau pelatih Persinas ASAD Pustaka Utama.
secara insidental sesuai kebutuhan Annette.H. Hill. 2009. Building Self
guru/pelatih dan tidak berkelanjutan. Confidence in 5 Steps. Tersedia
Oleh karena itu dalam pelaksanaannya di: http:/EzineArticles.com.
tidak sesuai dengan program layanan (Diunduh 15 - 12 - 2011).
bimbingan kelompok yang sebenarnya
karena tidak terjadi dinamika dalam
Dipublikasikan oleh: Program Studi Bimbingan dan Konseling FKIP Universitas Muria Kudus
Jurnal Konseling GUSJIGANG
Vol. 1 No. 2 Tahun 2015 ISSN 2460-1187

Aydin, Davut. 2009 Rini, J. F. 2002. Memupuk Rasa Percaya


http://eku.comu.edu.tr/index/5/1/ Diri. http://www.e-psikologi.com
daydin. Diunduh 25 - 12 - 2011. diunduh 10-08-2011.
Hakim, T . 2002. Mengatasi Rasa Tidak _______. 2002. Konsep Diri, Percaya
Percaya Diri. Jakarta Purwa Diri. http://www.e-
Suana. psikologi.com diunduh 08-07-
2011.
Hakim, L. 2007. Upgrade Your Self.
Solo: Era Intermedia Romlah, T. 2001. Teori dan Praktek
Bimbingan Kelompok. Cetakan
Luxori, Y. 2004. Percaya Diri. Pustaka
ke-1. Malang: Universitas
Al Kautsar.
Negeri Malang.
Prayitno. 2004. Layanan Bimbingan
Syah, M. 2003. Psikologi Belajar. Jakarta
Kelompok(L6), Layanan
: Raja Grafindo Persada.
Konseling Kelompok(L7).
Padang : Jurusan Bimbingan dan Taylor, R. 2008. Mengembangkan
Konseling FIP UNP. Kepercayaan Diri. Jakarta:
_______. 2004. Dasar-dasar Bimbingan Erlangga.
dan Konseling. Jakarta : Rineka Walker, S .2008 Journal of Applied
Cipta. Sports Psycology (diunduh 10-
11- 2011).
_______. 2012. Layanan Bimbingan
Kelompok Dan Konseling Winkel W. S dan Hastuti. S. 2010.
Kelompok. Padang: Universitas Bimbingan dan Konseling di
Negeri Padang. Institusi Pendidikan.
Yogyakarta : Media Abadi.
Richard, J. 2008. Building Self
Confidence For Huge Succes. Yudiantoro. 2006. Percaya Diri Itu
http://ezinearticles.com/? Mudah. Jakarta : Prestasi Pustaka..
Building-Self-Confidence-For-
Huge-Success&id=5278722
(diunduh 12- 11- 2011)

Dipublikasikan oleh: Program Studi Bimbingan dan Konseling FKIP Universitas Muria Kudus

Anda mungkin juga menyukai