Anda di halaman 1dari 4

Fact (Peristiwa)

Perjalanan saya dalam memahami Coaching untuk Supervisi Akademik pada


modul 2.3 ini telah membawa saya melintasi konsep-konsep mendalam yang
memperkaya pandangan saya tentang keberhasilan, pertumbuhan, dan
pembelajaran.

Mempelajari Coaching dalam dua dimensi, yaitu Konsep Coaching secara Umum
dan Konsep Coaching dalam Konteks Pendidikan, telah membuka mata saya
terhadap kekuatan kolaborasi dalam proses pembelajaran. Melalui paradigma
berpikir dan prinsip coaching, saya menemukan bahwa coaching bukan sekadar
metode, tetapi filosofi kehidupan yang mengedepankan solusi, hasil, dan
sistematis.

Menelusuri Kompetensi Inti Coaching dan TIRTA sebagai Alur Percakapan


Coaching membimbing saya untuk lebih memahami esensi dari membantu
orang belajar daripada mengajarkan. Definisi yang diberikan oleh Grant (1999)
dan International Coach Federation memberikan landasan kuat bahwa coaching
bukan hanya sekadar alat bantu, melainkan kemitraan bersama untuk menggali
potensi pribadi dan profesional melalui proses stimulatif dan eksploratif.

Setiap tugas dalam Sub Pembelajaran menjadi perjalanan berharga yang


membawa saya lebih dekat pada peran seorang coach. Ruang Kolaborasi,
dengan latihan dan praktik coaching, menjadi wadah berharga di mana saya
merasakan dinamika memberikan bantuan dan berperan sebagai coach. Ini
bukan hanya tugas, tetapi pengalaman hidup yang membentuk saya menjadi
fasilitator peningkatan performa, pengalaman hidup, pembelajaran diri, dan
pertumbuhan pribadi bagi mereka yang dibimbing.
Menggali lebih dalam tentang coaching bukan hanya sekadar menambah
pengetahuan, tetapi meresapi filosofi dan nilai-nilai yang terkandung di
dalamnya. Saya semakin yakin bahwa membantu orang untuk belajar adalah
kunci sejati dalam membentuk perubahan positif, dan melalui coaching, kita
tidak hanya membuka pintu pembelajaran, tetapi juga menjelajahi lorong-lorong
kreativitas dan potensi tak terbatas. Semoga setiap langkah dalam perjalanan ini
tidak hanya meningkatkan diri saya sendiri, tetapi juga menjadi cahaya bagi
pertumbuhan orang lain.

Perasaan (Feeling)
Sungguh luar biasa dan penuh rasa syukur saya menggali ilmu baru dalam
perjalanan profesi sebagai seorang guru melalui Modul 2.3 ini. Ilmu mengenai
coaching yang saya peroleh tidak hanya mempengaruhi eksistensi saya, tetapi
juga mengubah paradigma dalam melaksanakan supervisi akademik.

Dulu, supervisi akademik seringkali terasa sebagai evaluasi yang tegang dan
kurang nyaman, dilakukan oleh supervisor dari pihak manajemen sekolah.
Namun, sekarang, melalui perjalanan modul ini, paradigma supervisi akademik
bermetamorfosis menjadi paradigma coaching dengan prinsip-prinsip yang
membawa inspirasi dan kehangatan.

Ilmu-ilmu baru yang saya peroleh dari modul ini memberikan dorongan
semangat yang luar biasa. Forum diskusi di sesi ruang kolaborasi dan elaborasi
bukan sekadar tempat pertukaran ide, tetapi juga ladang subur bagi
pemahaman mendalam tentang materi ini. Saya yakin bahwa pengalaman ini
bukan hanya memberikan wawasan baru, tetapi juga membentuk jiwa dan
semangat saya untuk mengimplementasikan dengan penuh dedikasi.

Dengan kekayaan ilmu yang saya peroleh, saya berharap dapat menjadi seorang
coach yang sangat terampil. Saya ingin menerapkan coaching tidak hanya dalam
hubungan dengan rekan sejawat, tetapi juga dalam mendampingi murid dan
orang-orang terdekat dalam menemukan solusi kreatif terhadap setiap
tantangan. Semoga setiap langkah perjalanan ini membawa dampak positif,
tidak hanya bagi diri saya sendiri, tetapi juga bagi mereka yang saya bimbing dan
dorong untuk mencapai potensi terbaik dalam hidup mereka.
Pembelajaran (Findings)
Supervisi akademik menjadi landasan penting untuk memastikan bahwa proses
pembelajaran di sekolah benar-benar mengutamakan kesejahteraan dan
perkembangan setiap murid, serta pengembangan kompetensi diri setiap
pendidik. Dalam hubungan antar-guru, peran seorang coach menjadi kunci
untuk membimbing coachee dalam menemukan kekuatan pribadinya dalam
konteks pembelajaran. Pendekatan komunikasi melalui proses coaching menjadi
sebuah wadah dialog emansipatif, tercipta dalam ruang perjumpaan yang penuh
kasih dan persaudaraan.

Paradigma berpikir coaching memberikan kerangka kerja yang menekankan


fokus pada pengembangan coachee, sikap terbuka, kesadaran diri yang kuat,
serta kemampuan untuk melihat peluang baru dan masa depan. Prinsip
coaching yang melibatkan kemitraan, proses kreatif, dan maksimalisasi potensi
menjadi landasan untuk mencapai hasil yang optimal. Kompetensi Inti Coaching,
seperti kehadiran penuh, mendengarkan aktif, dan kemampuan mengajukan
pertanyaan berbobot, menjadi keterampilan yang sangat penting dalam
membangun hubungan coach-coachee yang efektif.

Percakapan Berbasis Coaching dengan Alur TIRTA, yang melibatkan


perencanaan, pemecahan masalah, refleksi, dan kalibrasi, menjadi metode yang
menyeluruh untuk membimbing coachee menuju pertumbuhan dan
pengembangan diri. Umpan Balik berbasis Coaching, baik melalui pertanyaan
reflektif maupun data yang valid, menjadi instrumen yang sangat berharga
dalam memberikan dukungan konstruktif.

Supervisi akademik, sebagai serangkaian aktivitas, bertujuan memberikan


dampak langsung pada guru dan kegiatan pembelajaran di kelas. Dalam
pelaksanaannya, dua paradigma utama menjadi pilar utama, yaitu
pengembangan kompetensi yang berkelanjutan dan optimalisasi potensi setiap
individu. Dengan demikian, supervisi akademik bukan hanya evaluasi, tetapi
sebuah proses pemberdayaan yang memperkuat kemampuan setiap pendidik
untuk mencapai prestasi maksimal dan memaksimalkan potensi pembelajaran di
sekolah.
Penerapan (Future)
Setelah menyelami modul 2.3, saya merasa begitu bermotivasi untuk
mengaplikasikan tiga kompetensi inti dalam seni coaching: kehadiran yang tulus,
mendengarkan dengan sepenuh hati, dan mengajukan pertanyaan berbobot
dalam setiap dialog coaching. Bagi saya, ini adalah panggilan spiritual untuk
merancang rencana, merenung, menyelesaikan masalah, dan melakukan
kalibrasi, menjadi ritus refleksi diri yang mengangkat jiwa ke dimensi yang lebih
dalam.

Dalam memberikan umpan balik, saya berusaha menjembatani setiap momen


dengan paradigma berpikir dan prinsip coaching, melihat setiap kesempatan
sebagai peluang untuk menyentuh kebijaksanaan dan memberikan inspirasi.
Rangkaian supervisi akademik yang saya terapkan diarahkan oleh landasan kuat
paradigma berpikir coaching, menjadi fondasi yang mengokohkan upaya saya
dalam mendukung pertumbuhan dan pembelajaran.

Namun, saya tak berhenti di situ. Dengan semangat yang berkobar, saya
mengejar keunggulan dalam seni coaching. Saya percaya bahwa setiap latihan,
setiap praktik coaching dengan rekan sejawat, murid, dan siapapun yang
membutuhkan bimbingan, adalah perjalanan menuju kebijaksanaan yang lebih
tinggi. Setiap momen latihan adalah peluang untuk menambah jam terbang,
menyerap pengalaman, dan menciptakan ruang bagi pertumbuhan.

Visi saya menjelajahi jauh ke cakrawala, di mana seni coaching bukan hanya
keterampilan, melainkan mantra yang menciptakan kehidupan yang lebih berarti.
Saya merintis alur inspirasi, membimbing orang lain menuju cahaya
pengetahuan, dan menciptakan warisan positif yang akan terus bersinar.

Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai