Anda di halaman 1dari 14

ARTIKEL KELOMPOK AGAMA

“KENAKALAN REMAJA (SEX BEBAS) DALAM PERSPEKSTIF AGAMA


ISLAM”
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Agama

Dosen Pembimbing :
Dr Sutono, Sa.Ag,M.Pdi, ME

Disusun oleh :
1. Shava Wanda Pramudya (40)
NIM : P27820321090
2. Shavina Lailatul Maghfiroh (41)
NIM : P27820321091
3. Shimah Nabilla Ulya (42)
NIM : P27820321092

Tingkat 1 Reguler B
Semester 1

PRODI D-III KEPERAWATAN SUTOPO


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN
SURABAYA TAHUN 2021/2022
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN

Ditinjau secara mendasar, Etika Islam berbeda dengan teori-teori


etika menurut beberapa aliran filsafat seperti : hedonisme, idealisme,
naturalisme, perfeksionisme, theologisme, ultilitarisme, dan vitalisme.
Perbedaan yang menyolok antara etika Islam dengan teori-teori dalam
berbagai aliran filsafat terdapat dalam menentukan konsep nilai yang
paling fundamental, yakni kebaikan. Dalam etika Islam, ukuran
kebaikan dan ketidak baikan bersifat mutlak. Jadi pedomannya adalah
al Quran dan al Hadits Nabi Muhammad SAW.

Dipandang dari segi ajaran yang mendasari, etika Islam


tergolong etika theologi. Menurut H. Hamzah Ya’Qub, pengertian etika
theologis ialah : Aliran ini berpendapat bahwa yang menjadi ukuran
baik dan buruknya perbuatan manusia, didasari atas ajaran Tuhan.
Segala perbuatan yang diperintahkan Tuhan itulah yang baik dan segala
perbuatan yang dilarang oleh Tuhan itulah perbuatan buruk, yang sudah
dijelaskan dalam kitab suci. (Ya’qub, 1986 : 96), sebagaimana firman
Alllah SWT dalam surat Ash-Syam ayat 8 yang artinya “ maka Allah
mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya”.

Jadi, di dalam diri manusia itu terdapat dua potensi yakni


pertama, potensi yang cenderung untuk melakukan perbuatan jahat
(fasik dan maksiat) dan kedua yaitu potensi yang cenderung untuk
melakukan hal-hal yang terpuji yakni untuk melakukan amalan-amalan
shaleh dan selalu berbakti kepada kedua orang tua dan kepada Allah
SWT, kepada masyarakat dan Negara.

Islam merupakan agama wahyu, yang sangat besar kepeduliannya


terhadap akhlaqul karimah dalam konteks hubungan sesama manusia.
Seiring dengan perkembangan teknologi pada era globalisasi sekarang
di satu aspek diakui suatu kebenaran dan kehebatan dalam
menghadirkan peralatan serba modern yang dapat membantu kestabilan
baik dalam hubungan dengan Allah maupun manusia dengan sesama
manusia. Akan tetapi perlu diketahui di balik perkembangan tersebut
dapat membawa umat manusia ke jalan yang tidak sesuai dengan
tuntutan Islam, sebagaimana Sudarsono mengatakan bahwa kenakalan
remaja dirasa telah mencapai tingkat yang cukup meresahkan bagi
masyarakat. Kondisi ini memberikan dorongan kuat pada pihak-pihak
yang bertanggung jawab mengenai masalah ini, seperti kelompok
edukatif di lingkungan sekolah, kelompok hakim atau jaksa di bidang
penyuluhan dan penegakan kehidupan kelompok (Sudarsono, 2015).
Dari uraian di atas telah dijelaskan mengenai pergaulan bebas dan
dampaknya tentunya akan buruk terhadap para remaja, baik berdampak
pada psikologis dan perilaku diri para remaja, pendidikan, kesehatan,
keagamaan, dan terhadap kehidupan keluarga dan masyarakat di
sekitarnya. Dengan penjelasan tersebut setidaknya dapat memberi
sedikit pengetahuan bagi remaja tentang dampak negatif dari pergaulan
bebas dan dapat menjadi bahan masukan bagi orang tua untuk lebih
berhati-hati lagi dan lebih memperhatikan tingkah laku dalam sehari-
hari anaknya (khusnya remaja).

Faktor yang cenderung untuk melakukan perbuatan-perbuatan


yang tidak baik itu antara lain yang termasuk dalam nafsu amarah
(suka emosi dan sombong) dan juga nafsu lawwamah yakni nafsu yang
mementingkan dirinya sendiri dan rakus (ego sentries ). Sebagaimana
dalam al-Quran Surat al- Alaq ayat 6-7 yang artinya “ketahuilah!
Sesungguhnya manusia benar-benar melampaui batas, karena dia
melihat dirinya serba cukup”.

Nafsu semacam ini perlu kita hindari, karena nafsu ini adalah
nafsu takabur (sombong) merasa paling super. Nafsu inilah yang sering
menyesatkan orang. Adapula faktor yang terletak di luar manusia
adalah hal-hal yang merangsang manusia untuk bertindak melawan
hukum, hal itu terwujud kesenangan dunia yang kadang-kadang
berkaitan dengan wanita, harta ataupun tahta. Hal tersebut
memang suatu hiasan yang normal, tetapi harus dicapainya dengan cara
yang wajar, menurut hukum, bukan menurut nafsu, tidak seperti
pepatah yang popular “Het doel heiling de middelen” bahwa tujuan itu
menghalalkan cara. (Priyatno,1996 : 33).

Di samping itu perlu diingat bahwa Allah telah menciptakan


iblis atau syaithan yang memang pekerjaannya hanya untuk menggoda
anak cucu Adam yang sedang lupa sebagaimana firman Allah dalam
surat al-Baqarah ayat 34-36 yang intinya bahwa Allah telah melarang
Adam dan Hawa mendekati “syajaratul Khudi” (pohon larangan).
Kemudian syaithan selalu menggodanya dan berhasil sehingga akhirnya
diusirlah Adam dan Hawa dari tempat yang sangat berbahagia itu.
Peristiwa pengusiran tersebut terdapat dalam al-Quran surat al-Baqarah
ayat 36 yang artinya “Lalu keduanya digelincirkan oleh syaitan dari
surga itu dan dikeluarkan dari keadaan semula”.

Dua faktor tersebut di atas yakni faktor yang terdapat di dalam


diri manusia diri manusia itu sendiri dan faktor yang datang dari luar,
itu dapat diidentikan dengan kriminologi bahwa titik tolak dari
perbuatan jahat itu dikarenakan dua dimensi yaitu :
1) Faktor motif atau dorongan yang menggerakkan individu untuk
melakukan perbuatan tersebut yang berasal dari dalam diri orang itu
sendiri.
2)Faktor sosial, lingkungan atau kebudayaan, yang member kesempatan
dan tempat bergerak bagi individu tersebut. (Priyatno, 1996 :33)

Namun demikian dalam kesimpulan yang dikemukan oleh


Quraish Shihab yang dikutip oleh Abudain Natta, berpendapat bahwa
walaupun kedua potensi ini (baik dan buruk) terdapat dalam diri
manusia, namun ditentukan isyarat-isyarat dalam al-Quran bahwa
kebajikan lebih dahulu menghias dari manusia dari pada kejahatan, dan
pada manusia pada dasarnya cenderung kepada kebaikan.
(Nata,1996 :35). Karena kenakalan remaja itu dilakukan oleh manusia
yang tak lepas dari dua faktor yang di atas tadi, maka solusi yang
terbaik untuk mengatasi itu semua hanyalah kembali kepada ajaran
agama yang selalu membawa umatnya ke jalan kebenaran dan
kebahagiaan dunia akhirat.

A. Rumusan masalah :

1. Bentuk – bentuk kenakalan remaja


2. Faktor dan dampak pergaulan bebas
3. Pergaulan Bebas Dalam Prespektif Pendidikan Islam

B. Tujuan

1. Tujuan umum
Makalah ini di susun dengan tujuan agar mahasiswa lebih memahami
dan menambah wawasan mengenai Kenakalan remaja (sex Bebas)
dalam perspektif agama islam

2. Tujuan khusus
1) Untuk mengetahui bentuk-bentuk Kenakalan remaja
2) Untuk mengetahui faktor dan dampak pergaulan bebas
3) Untuk mengetahui pergaulan bebas dalam prespektif
pendidikan islam

C. Manfaat
1) Manfaat bagi penulis
Untuk memenuhi salah satu tugas sebagai mahasiswa dalam
mata kuliah Konsep Dasar Keperawatan dan mam pu
menumbuhkan wawasan terkait dengan Kenakalan remaja (sex
Bebas) dalam perspektif agama .
2) Manfaat bagi pembaca
Untuk menginformasikan serta sharing ilmu terkait dengan
Kenakalan remaja (sex Bebas) dalam perspektif agama .
PEMBAHASAN
1. Bentuk-bentuk Kenakalan Remaja
Dari berbagai literatur, surat kabar dan media masa lainnya, dapat
disebutkan di antara bentuk-bentuk kenakalan remaja yang sedang
marak antara lain :
a. Alkohol, dan Zat Adiktif lainnya (NAZA). Di bidang
kesehatan zat yang besarnya manfaatnya untuk pengobatan
teristimewa untuk pengobatan, teristimewa untuk pembiusan.
Pengurangan atau menghilangkan rasa sakit/nyeri yang kadarnya
telah diperhitungkan secara cermat dan tepat oleh tenaga ahli
agar tidak membahayakan setiap pemakai Zat tersebut adalah
narkotika. Harus diakui bahwa penyalahgunaan narkotika telah
meluas hampir di seluruh lapisan masyarakat dan pada dasarnya
dapat dinilai sebagai salah satu jenis kriminalitas yang tidak
ringan; perbuatan tersebut merupakan jenis kejahatan berat dan
secara kriminalogis si pemakai dipandang sebagai obyek yang
berpotensi besar menimbulkan beberapa jenis kejahatan lain
seperti pencurian, penipuan, pemerasan, dan penggelapan bahkan
pembunuhan.
Penyalahgunaan narkotika jelas membawa efek fisik dan
psikis yang membahayakan tubuh. Gejala lain misalnya adalah
halusinasi, kekacauan alam pikiran, perasaan dan perilaku marah-
marah, gaduh, gelisah, mengamuk, bicara kacau sampai tingkah
laku yang aneh-aneh, melamun, bicara sendiri, serta hidup dalam
dunianya sendiri (alam khayal) tanpa memperdulikan perawatan
dirinya ataupun keadaan di sekelilingnya. (Hawari, 1999, 197).

Pemakai miras tersebut dapat menimbulkan Gangguan Mental


Organic (GMO) yaitu gangguan dalam fungsi berpikir, perasaan dan
perilaku. Timbulnya GMO ini pada sel-sel saraf pusat (otak). Karena
sifat adiktif dari alkohol ini, maka orang yang meminumnya lama
kelamaan tanpa disadari akan menambah takaran/dosis, sampai pada
dosis keracunan (intoksitas) atau mabuk. Menurut Dadang Hawari,
GMO yang terjadi pada diri seseorang dapat ditandai dengan gejala
sebagai berikut : 1) Terdapat dampak berupa perubahan perilaku,
misalnya perkelahian dan tindak kekerasan lainnya, ketidakmampuan
meniali realitas, gangguan dalam fungsi sosial dan pekerjaan. 2).
Paling sedikit ada satu dari segala fisiologik berikut : a) Pembicaraan
cadel, b) Gangguan koordinasi, c) Cara jalan yang tidak mantap, d)
Nistakmus (mata jereng), e) Muka meram.

b) Perkelahian/ Tawuran Antar Pelajar.


Anak remaja yang ikut – ikutan mengambil bagian dalam aksi-
aksi perkelahian beramai-ramai antar gang dan antar sekolah, yang
sering kali secara tidak sadar melakukan tindak kriminal dan antisosial
itu pada umumnya adalah anak-anak normal yang berasal dari keluarga
baik-baik. Hanya karena satu bentuk pengabain psikis tertentu, mereka
kemudian melakukan “Mekanisme Kompensatoris” guna menuntut
perhatian lebih, khususnya untuk mendapatkan pengakuan lebih
terhadap egonya yang merasa tersisih atau terlupakan dan tidak
mendapatkan perhatian yang pantas dari orang tua sendiri maupun
masyarakat luas. Jadi dalam hal ini adalah dorongan untuk
mendapatkan pengakuan lebih yang sangat kuat, guna meminta
perhatian lebih banyak dari dunia luar.
Tingkah laku kenakalan ini pada umumnya merupakan kegagalan
sistem kontrol diri terhadap impuls-impuls yang kuat dan dorongan
instinktif yang disalurkan lewat pembuatan kejahatan, yang dianggap
mengandung nilai lebih oleh anak remaja tadi, serta adanya perasaan
senasib sepenanggungan, dimana mereka merasa tidak mendapat kasih
sayang dan perhatian yang cukup dari luar, kemudian merasa tersisih
dari masyarakat orang dewasa dan merasa berarti setelah berada di
tengah gangnya. Dalam pandangan mereka, mereka merasa bahwa
masyarakat besar tampak tidak bersahabat bahkan cenderung menekan
dan selalu melarang menghukum mereka saja. (Kartono, 1992: 106).

Pada umumnya geng kriminal pada masa awalnya merupakan


kelompok bermain yang dinamis. Permainan yang mula-mula bersifat
netral, baik dan menyenangkan, kemudian ditransformasikan dalam aksi
eksperimental bersama yang berbahaya yang sering mengganggu atau
merugikan orang lain. Aksi sedemikian itu khususnya bertujuan untuk
mendapatkan prestige individual dan menunjang tinggi nama
sekolah/kelompok (Ali Miftakhu Rosyad & Darmiyati Zuchdi, 2018).

C. Bebas (free sex).


Sebagai akibat dari modernisasi dan tersedianya sarana dalam
kehidupan termasuk sarana hiburan yang sering disalahgunakan oleh
remaja, rawan akan terjadi pergaulan bebas (free sex) yang ada
akhirnya dapat menyebabkan kehamilan di luar nikah serta abortus.
Penyimpangan-penyimpangan remaja seperti ini “pergaulan bebas”
terjadi bisa juga karena banyaknya rangsangan-rangsangan pornografi,
baik yang berupa film, bahkan bacaan, maupun obrolan sesama teman
sebaya yang pada akhirnya para remaja tersebut ada keinginan untuk
mencoba dan mempraktikkan apa yang dibacanya dan dilihatnya.
(Sarwono, 181 : 99).

Dalam kehidupan modern kadang kala norma-norma kehidupan


yang baik dalam pandangan agama kurang diperhatikan dan tidak jarang
dilanggar bahkan ada yang menganggap agama sebagai pengekang
kebebasan bertindak dalam pencapaian kepuasan batin yang nisbi.

2. Faktor dan Dampak Kenakalan Remaja

Faktor terjadinya pergaulan bebas :


1. Pergeseran Budaya
Contohnya pada Desa Masaloka. Desa Masaloka merupakan
daerah pesisir yang kental akan kebuadayaan lokal namun zaman telah
berbeda dan kebudayaan lokal mulai bergeser tidak ada batasan dalam
bergaul remaja memiliki pola tersendiri dalam bergaul, hal ini
menyebabkan terjadinya pergaulan bebas di Desa Masaloka Kecamatan
Kepulauan Masaloka Raya Kabupaten Bombana dimana di Desa
Masaloka semakin berkembangnya zaman nilai-nilai dan norma sosial
secara perlahan semakin memudar dimana para pelajar disana semakin
bebas dalam bergaul dan karena aturan yang sudah dipercayai secara
turun-temurun oleh nenek moyang sampai masyarakat setempat
dianggap kolot dan sudah tidak sesuai lagi dengan zaman sekarang yang
serba modern karena mereka beranggapan kalau kita akan semakin
tertinggal jika tidak mengikuti perkembangan zaman.

Deskripsi ini dimulai dari profil dan ilustrasi yang dialami


dalam proses penelitian dan merupakan informasi langsung dari
informan yang bersangkutan.

2. Kurangnya Perhatian Orang Tua


Dalam penelitian ini menjelaskan tentang pergaulan bebas
dimana ayah dan ibu adalah teladan pertama bagi pembentukan pribadi
seseorang. Keyakinan-keyakinan, pemikiran dan perilaku ayah dan ibu
dengan sendirinya memiliki pengaruh yang sangat dalam terhadap
pemikiran dan perilaku anak.Karena kepribadian manusia muncul
berupa lukisan-lukisan pada berbagai ragam situasi dan
kondisi dalam lingkungan keluarga.Pada pelajar yang ada di Desa
Masaloka, para pelaku pergaulan bebas merupakan anak-anak yang
kurang mendapatkan kasih sayang dari orang tuanya karena sebagian
besar mereka tinggal bersama nenek mereka karena di Desa Masaloka
sebagian besar matapencaharianya adalah berdagang sehingga banyak
dari masyarakat Masaloka pergi beradu nasib di rantau orang karena
pendapatan yang mereka dapatkan cukup menjanjikan. Namun
diakibatkan dari hal tersebut menyebabkan banyak anak yang
berperilaku menyimpang, karena salah satu faktor penyebab pergaulan
bebas di kalangan pelajar adalah orang tua.

3. Teman Dekat
Pelajar di Desa Masaloka lebih banyak berada diluar rumah
dengan teman sebaya menghabiskan banyak waktu dengan teman-teman
sekolahnya hal tersebut secara tidak langsung dapat mempengaruhi
sikap, pembicaraan, minat, penampilan dan perilaku. Teman dekat lebih
besar pengaruhnya dari pada keluarga misalnya, di Desa Masaloka jika
temanya mengenakan model pakaian yang sama dengan pakaian
anggota kelompok yang populer, maka kesempatan baginya untuk dapat
diterima oleh kelompok menjadi lebih besar demikian pula bila anggota
kelompok mencoba minum alkohol, dan merokok, maka pelajar
cenderung mengikuti tanpa memperdulikan akibatnya.
4. Media
Realitas di Desa Masaloka media sudah menjadi kebutuhan anak
muda zaman sekarang, sehingga dari media yang tersedia dengan
berbagai aplikasi memudahkan mereka untuk mengakses menonton atau
melihat hal-hal yang belum pantas untuk ditonton oleh anak-anak,
seperti yang telah dilihat media tidak digunakan secara arif
oleh pelajar karena banyak situs yang berbau pornografi dapat dengan
mudah diaskses hal ini akan berakibat buruk. apalagi jika tidak ada
kontrol yang baik terhadap informasi yang sesuai bagi remaja. Dapat
kita ketahui peran sosial media untuk saat ini sudah mulai keluar dari
jalannya. Dalam arti banyak diantaranya menyalahgunakan sosial media
dalam melakukan suatu hal keburukan sehingga hal tersebut menjadi
kerugian dari sosial media tersebut.

Dampak Perilaku Pergaulan Bebas


1. Menurunya Prestasi Sekolah
Desa Masaloka banyak pelajar yang mengalami masalah dalam
belajar diakibatkan karena kasus kasmaran membuat mereka kurang
fokus dalam belajar dan tidak enak dalam melakukan apapun jika
sedang patah hati atau sedang kasmaran karena waktu untuk belajar
menjadi berkurang, karena mereka lebih banyak berfokus kepada
kekasihnya karena pada usia 15 tahun keatas pelajar sudah
mula meraba-raba banyak hal keingintahuannya akan memuncak dan
tidak sedikit pelajar terjerumus dalam pergaulan yang salah akibat dari
pengaruh kurangnya pengawasan orang tua menyebabkan para pelajar
lebih banyak mencari kesenangan diluar rumah, ngumpul, jalan dan
sebagainya dengan teman-teman yang membuat banyak anak disana
mengalami penurunan prestasi belajar, karena lingkungan pergaulan
yang kurang baik sehingga menurunkan motivasi belajar siswa.

2. Putus Sekolah
Akibat pergaulan yang di luar batas di Desa Masalokaselain
seperti seks bebas, narkoba, minum-minuman keras. Pada saat sekarang
ini pergaulan bebas telah merambah ketingkat SMA dan SMP semua ini
terjadi karena pergaulan bebas. Dampak negatif dari pergaulan bebas
yang terjadi di Desa Masaloka adalah terjadinya putus sekolah.Karena
mereka lebih memilih mengutamakan ego ketimbang akal sehat dan
realita yang ada, akibatnya adalah meningkatnya kemiskinan karena
kurangnya pendidikan dan semakin bodohnya masyarakat
menjadi sesuatu yang sering terjadi. Akibat dari pergaulan bebas
cenderung membuat sikap mental anak menjadi kurang sehat, efeknya
dari sikap mental inilah yang akan membuat banyak anak remaja
merasa bangga atas pergaulan mereka, padahal pergaulan dilakukanya
tidak sepantasnya.
3. Hamil di Luar Nikah
Hal ini juga terjadi di Desa Masaloka dimana fenomena hamil
diluar nikah selalu ada di Desa Masaloka sehingga ini sudah dianggap
biasa karena disana banyak sekali terjadi hamil diluar
pernikahan.Pergaulan bebas yang terjadi mengakibatkan hamil di luar
nikah ini akibat dari gaya berpacaran yang semakin tidak terkontrol
pergi di tempat-tempat tersembunyi untuk melampiaskan nafsu birahi
mereka, kasus hamil diluar nikah seperti yang dialami informan kami
dimana hamil di luar nikah ternyata bukan hanya kali ini terjadi tetapi
sebelum-sebelunya sudah banyak terjadi sehingga masyarakat sudah
tidak asing lagi dengan fenomena jika terjadi kasus hamil di luar nikah,
namun ini menjadi keresahan masyarakat karena mereka merasa takut
jikalau hal tersebut terjadi kepada putri mereka karena hal seperti itu
bukanlah hal yang tidak mungkin untuk tidak terjadi.

3. Pergaulan Bebas Dalam Prespektif Pendidikan Islam


Pergaulan bebas dalam islam tentunya adalah hal yang dilarang. Hal ini
karena memiliki dampak yang sangat besar terhadap diri dan suatu masyarakat.
Tentu saja Allah tidak akan melarang sesuatu yang tidak memiliki dampak terhadap
manusia. Apalagi jika dampak tersebut buruk atau menyesatkan, tentu sudah pasti
diharamkan dan sangat dilarang. Bahkan melakukannya berarti keji karena sudah
diberi akal namun tidak digunakan untuk memahaminya.
Setiap remaja memiliki lingkungan yang berbeda-beda serta latar belakang
ekonomi yang berbeda, pergaulan, keluarga, pendidikan, dan seterusnya. Pergaulan
yang salah menjadi salah satu penyebab pergaulan bebas. Apalagi di zaman sekarang
ini, pada zaman era milenial para remaja ingin mencoba sesuatu yang seharusnya tak
pantas dikerjakan. Misalnya penggunaan obat terlarang seperti narkoba, minum-
minuman keras, seks bebas dan sebagainya.
Allah SWT mengabarkan bahwa dosa dan mudharat keduanya serta apa yang
diakibatkan oleh keduanya seperti hilangnya ingatan, harta dan menghalangi dari
berdzikir kepada Allah, dari shalat, (menimbulkan) permusuhan dan saling benci,
adalah lebih besar didapatkan harta dengan berjual beli khamr atau memperolehnya
dengan cara judi atau kebahagiaan hati saat melakukannya.
Narkoba dalam pandangan islam menurut Imam Adz-Dzahabi: bahwa semua
benda yang dapat menghilangkan akal (jika di minum atau dimakan atau dimasukkan
ke badan), baik ia berupa benda padat, ataupun cair, makanan atau minuman, adalah
termasuk khamr, dan telah diharamkan Allah SWT sampai hari kiamat. Allah
berfirman dalam Qs. al-Maidah ayat 90-91.
 Adab Pergaulan Dalam Islam
Moral – Respek – Komunikatif
Menjadi gaul yang islami insyaallah bisa kita lakukan dengan minimal tiga kunci,
yaitu:
1) Moral, artinya selalu berkomitmen kepada aturan-aturan dan nilai-nilai Islam
2) Respek, artinya menghargai orang lain
3) Komunikatif, Pandai menjalin komunikasi.

 Pergaulan Seorang Muslim dengan Non Muslim


Dalam perkara-perkara umum (sosial) kita tetap menjalin hubungan yang baik dengan
non muslim sekalipun. Contoh baik: Nabi berdiri ketika iring-iringan jenazah non
muslim melewati beliau.
 Pergaulan Sesama Muslim
Sesama muslim adalah bersaudara, seperti tubuh yang satu dan seperti satu bangunan
yang kokoh dan saling mendukung antar bagiannya.Pergaulan sesama muslim dibalut
dengan ukhuwah islamiyah. Ada banyak hak saudara kita atas diri kita, diantaranya
sebagaimana dalam hadits Nabi:
1) Jika diberi salam hendaknya menjawab
2) Jika ada yang bersin hendaknya kita doakan
3) Jika diundang hendaknya menghadirinya
4) Jika ada yang sakit hendaknya kita jenguk
5) Jika ada yang meninggal hendaknya kita sholatkan dan kita antar ke
pemakamannya
6) Jika dimintai nasihat hendaknya kita memberikannya. Juga: tidak meng-ghibah
saudara kita, tidak memfitnahnya, tidak menyebarkan aibnya, berusaha membantu dan
meringankan bebannya, dan sebagainya.

Al-Quran juga menjelaskan bahwa Allah melarang manusia untuk melakukan


hubungan seks tanpa adanya ikatan pernikahan atau perzinahan, karena berbabagai
alasan diantaranya, perbuatan zina adalah perbuatan keji yang di laknat Allah,
disamping itu juga merupakan perbuatan yang tidak sesuai dengan tradisi atau
kebiasaan masyarakat, yaitu sopan santun. Dalam Q.S Al- Isra ayat 32, berbunyi:
“Dan janganlah kamu sekali-kali melakukan perzinahan, sesungguhnya perzinahan
itu merupakan suatu perbuatan yang keji, tidak sopan dan jalan yang buruk”.
Sedangkan sanksi bagi yang melanggar etika pergaulan lain jenis atau perbuatan zina
yang tidak ada ikatan pernikahan itu dijelaskan dalam QS. An-Nur ayat 2.

SIMPULAN
Pergaulan bebas menurut konsep Islam haruslah selalu berpedoman
sesuai dengan Al-Quran dan Hadits, karena Islam telah mengatur cara-cara
berakhlak yang baik dan bergaul yang benar. Setiap aktifitas mereka dalam
bergaul, bermain, berorganisasi dan mengembangkan kreativitas dan
kepribadiannya selalu dalam nuansa-nuansa Islam. Dari uraian di atas
diketahui bahwa bentuk kenakalan remaja ada berbagai macamm seperti
mengkonsumsi alcohol/zat adiktif lainnya,tawuran atauu perkelahian, dan sex
bebas.
Selanjutya factor factor yang mempengaruhi pergaulan bebas yaitu
adanya pergeseran budaya, kurangnya perhatian orangtua, pergaulan yang
salah, dan pada jaman sekarang ialah media karena hampir semua orang
memanfaatkan media, seperti media social. Media/media social tidak hanya
berisi hal hal positif saja namun hal hal negative pun banyak,dan mudah bagi
siapapun mengaksesnya termasuk anak-anak.
Dampak pergaulan bebas diantara lain yaitu, seperti prestasi menurun,
putusnya sekolah atau penndidikan, bahkan hamil diluar nikah . Dari uraian
di atas jelaslah bagi kita bahwa pria dan wanita memang hahrus menjaga
batasan dalam pergaualan. Dengan begitu akan terhindar dari hal hal yang
tidak di hahrapkan. Nah untuk itu, pendidikan tentang pergaulan sangat
dibutuhkan terutama dari prespektif agama Islam.
Pergaulan anak remaja menurut tinjauan pendidikan Islam haruslah
diatur dan dibimbing oleh berbagai pihak, di antaranya yang paling
bertanggung jawab dalam hal pembentukan kepribadian remaja tersebut ialah
orang tua atau keluarga, guru, dan masyarakat. Sebab ketiganya merupakan
orang yang sangat penting dalam mengarahkan remaja untuk membentuk
pribadi yang berakhlak baik dengan memberikan pendidikan-pendidikan
islam yang berlandaskan Al-Quran dan Hadits.
DAFTAR PUSTAKA
Darnoto, Darnoto, and Hesti Triyana Dewi. "Pergaulan Bebas Remaja di Era Milenial
Menurut Perspektif Pendidikan Agama Islam." Tarbawi: Jurnal Pendidikan Islam 17.1
(2020).
Huda, Muchlish. "Juvenile deliquency in islamic education perspective (kenakalan remaja
dalam perspektif pendidikan islam)." al-Afkar, Journal For Islamic Studies 2.1, January
(2019): 176-183.

Herman, D. M. "Remaja Dalam Perspektif Pendidikan Islam." Al-Izzah: Jurnal Hasil-Hasil


Penelitian 10.1 (2015): 54-70.

Arif, Muhamad. "Adab Pergaulan Dalam Perspektif Al-Ghazali: Studi Kitab Bidayat al-
Hidayah." Islamuna: Jurnal Studi Islam 6.1 (2019): 64-79.

Anda mungkin juga menyukai