INDONESIA
(PP IBI)
Kode etik bidan Indonesia pertama kali disusun pada tahun 1986 dan disahkan
dalam Kongres Nasional Ikatan Bidan Indonesia X tahun 1988, sedangkan petunjuk
pelaksanaannya disahkan dalam rapat kerja nasional (Rakernas) IBI tahun 1991 sebagai
pedoman dalam berperilaku. Kode etik bidan Indonesia mengandung beberapa kekuatan
yang semuanya tertuang dalam mukadimah dan pasal-pasal yang ada.
Kode etik hanya dapat ditetapkan oleh organisasi IBI untuk para anggotanya.
Penetapan kode etik IBI harus dilakukan dalam Kongres IBI. Kode etik bidan Indonesia
merupakan suatu pernyataan komprehensif profesi yang memberikan tuntunan bagi
bidan untuk melaksanakan praktik kebidanan, baik yang berhubungan dengan klien,
keluarga, masyarakat, teman sejawat, profesi, dan dirinya sendiri.
Kode etik bidan Indonesia sejak disahkan pertama kalinya terus menerus
menyesuaikan dengan perkembangan dan kemajuan dibidang kesehatan maupun
kebidanan.
Semoga dengan diperbaharuinya Buku ini, pelaksanaan Kode Etik Bidan dapat
diterapkan sesuai dengan standar pada setiap lini layanan yang diberikan serta mampu
meningkatkan kualitas dari pelayanan kesehatan oleh Bidan Indonesia.
Tim Perumus
Pengurus Pusat IBI
2
Standar Etika dan Kode Etik Bidan – November 2018
Sambutan
Ketua Umum Pengurus Pusat Ikatan Bidan Indonesia
Segala puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas
rahmat dan karunia-Nya Kongres XVI IBI 2018 dapat berjalan dengan lancar.
Kongres merupakan forum tertinggi tingkat nasional Ikatan Bidan Indonesia
(IBI) yang dilaksanakan setiap 5 tahun sekali. Melalui Kongres di evaluasi
pelaksanaan program selama lima tahun yang lalu dan disusun rencana
program lima tahun kedepan. Selain hal tersebut juga dilaksanakan pemilihan
Ketua Umum dan 4 (empat) Pengurus Harian Pengurus Pusat IBI periode 2018-
2023 serta pengesahan perangkat-perangkat organisasi.
Kongres XVI IBI 2018 telah dilaksanakan pada tanggal 29 Oktober - 3 November
bertempat di JIEXPO Kemayoran Jakarta dengan kegiatan Sidang Organisasi
dan Sidang Ilmiah. Kongres dihadiri oleh Pengurus Pusat, Pengurus Daerah,
Pengurus cabang, anggota dan utusan Institusi Pendidikan Kebidanan.
Salah satu keputusan Kongres tersebut adalah ditetapkan Standar Etika dan
Kode Etik Bidan Indonesia 2018 – 2023 dengan nomor 010/SKEP/Kongres
XVI/IBI/X/2018 dan diamanatkan kepada Pengurus Pusat IBI 2018 – 2023 untuk
menjadikan Standar Etika dan Kode Etik Bidan Indonesia tersebut sebagai
acuan dalam mengelola organisasi.
Naskah Standar Etika dan Kode Etik Bidan hasil Kongres tersebut diadakan
perbaikan redaksional oleh Tim Perumus, sehingga tersaji seperti dalam buku
ini, dengan harapan dapat dijadikan acuan atau pedoman oleh semua jajaran
kepengurusan maupun anggota IBI seluruh Indonesia.
Terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kelancaran Kongres
dan tersajinya buku Standar Etika dan Kode Etik Bidan Indonesia ini, semoga
amal ibadah kita mendapat pahala dari Tuhan Yang Maha Kuasa.
Ketua Umum
3
Standar Etika dan Kode Etik Bidan – November 2018
4
Standar Etika dan Kode Etik Bidan – November 2018
5
Standar Etika dan Kode Etik Bidan – November 2018
KATA PENGANTAR .................................................................................................................. i
SAMBUTAN KETUA UMUM IBI ........................................................................................... ii
KEPUTUSAN KONGRES XVI IBI 2018 ............................................................................... iii
SK PEMBERLAKUAN STANDAR PENDIDIKAN ............................................................. iv
DAFTAR ISI ............................................................................................................................ v
I – KODE ETIK BIDAN INDONESIA ........................................................................................ 7
BAB I – KETENTUAN UMUM ................................................................................................. 8
BAB II – KEWAJIBAN UMUM BIDAN INDONESIA ............................................................ 9
BAB III – KEWAJIBAN BIDAN TERHADAP KLIEN .......................................................... 10
BAB IV – KEWAJIBAN BIDAN TERHADAP TUGAS ......................................................... 11
BAB V – KEWAJIBAN BIDAN TERHADAP SEJAWAT DAN TENAGA KESEHATAN
LAINNYA ........................................................................................................................... 12
BAB VI – KEWAJIBAN BIDAN TERHADAP PROFESI ...................................................... 12
BAB VII – KEWAJIBAN BIDAN TERHADAP DIRI SENDIRI ............................................ 13
BAB VIII – KEWAJIBAN BIDAN TERHADAP PEMERINTAH, BANGSA DAN
TANAH AIR ........................................................................................................................... 14
BAB IX – PENUTUP ................................................................................................................ 14
6
Standar Etika dan Kode Etik Bidan – November 2018
I. KODE ETIK BIDAN INDONESIA
A. Pendahuluan
Kode etik profesi Bidan adalah norma-norma yang harus diindahkan oleh
setiap anggota profesi baik selama menjalankan tugas profesinya maupun
dalam pergaulan sehari-hari di masyarakat. Seiring dengan perkembangan ilmu
pengetahuan, teknologi, politik, ekonomi, lingkungan, sosial, budaya maka
kode etik bersifat dinamis, terus menerus berubah menyesuaikan situasi dan
kondisi yang terjadi. Perubahan kode etik Bidan Indonesia dilakukan melalui
kesepakatan dalam Konggres Ikatan Bidan Indonesia (IBI).
Kode etik Bidan Indonesia disusun mengacu pada kode etik profesi bidan
internasional (International Confederation of Midwives/ICM) yang disesuaikan
dengan kondisi masyarakat dan budaya Indonesia yang berazaskan Pancasila
dan Undang-Undang Dasar 1945.
Kode etik ini digunakan sebagai tuntunan bagi anggota Ikatan Bidan Indonesia
(IBI) dalam melaksanakan pengabdian profesi bidan sesuai dengan keahlian
dan standar profesi serta peraturan perundang-undangan yang berlaku.
BAB I
7
Standar Etika dan Kode Etik Bidan – November 2018
KETENTUAN UMUM
1. Etika adalah ukuran tingkah laku atau perilaku manusia yang baik, yakni
tindakan yang tepat, yang harus dilaksanakan oleh manusia sesuai dengan
moral pada umumnya.
2. Etika bidan adalah pedoman tingkah laku atau perilaku bidan yang baik dan
benar, yakni tindakan yang tepat, yang harus dilaksanakan oleh bidan sesuai
dengan prinsip moral profesi bidan.
3. Kode etik adalah norma-norma yang harus dipatuhi dan diterapkan oleh
setiap anggota profesi didalam melaksanakan tugas profesinya dan dalam
kehidupan di masyarakat.
4. Kode etik bidan adalah seperangkat norma yang disepakati oleh organisasi
profesi Ikatan Bidan Indonesia untuk melaksanakan tugas profesi.
5. Pelayanan kebidanan adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang
merupakan bagian integral dari sistem pelayanan kesehatan dalam bentuk
upaya promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif yang dilaksanakan secara
mandiri, kolaborasi maupun rujukan untuk mencapai kualitas kesehatan ibu,
bayi dan balita yang optimal.
6. Majelis Pertimbangan Etik Bidan (MPEB) merupakan majelis independen
IBI , yang berfungsi menegakkan disiplin anggotanya dalam penerapan
kode etik profesi bidan untuk mewujudkan akuntabilitas profesi, sesuai nilai
profesionalisme, dan keluhuran profesi.
8
Standar Etika dan Kode Etik Bidan – November 2018
BAB II
KEWAJIBAN UMUM BIDAN INDONESIA
Pasal 1
Pasal 2
Bidan harus melakukan tugas profesinya menurut standar etika profesi Bidan
Pasal 3
Pasal 4
Pasal 5
Pasal 6
Pasal 7
9
Standar Etika dan Kode Etik Bidan – November 2018
rehabilitatif, tanpa mengabaikan kuratif sesuai kewenangan dan kebijakan yang
berlaku.
Pasal 8
Pasal 9
Bidan dalam melaksanakan tugas profesinya harus berlaku adil, jujur, tidak
diskriminatif dan tidak menghakimi klien.
BAB III
KEWAJIBAN BIDAN TERHADAP KLIEN
Pasal 10
Pasal 11
Bidan menghormati hak asasi manusia sejak dalam kandungan dan dilarang
melakukan tindakan yang melanggar peraturan perundang-undangan
Pasal 12
10
Standar Etika dan Kode Etik Bidan – November 2018
Pasal 13
Pasal 14
Bidan wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang klien dan
privasinya, bahkan juga setelah klien itu meninggal dunia kecuali diminta
sebagai saksi didepan pengadilan
Pasal 15
BAB IV
KEWAJIBAN BIDAN TERHADAP TUGAS
Pasal 16
Pasal 17
Bidan harus menjaga kerahasiaan informasi dan/atau data klien, kecuali bila
diminta oleh pengadilan sehubungan kepentingan klien.
Pasal 18
11
Standar Etika dan Kode Etik Bidan – November 2018
Pasal 19
Pasal 20
BAB V
Pasal 21
Bidan harus menjalin hubungan baik dengan teman sejawatnya dan tenaga
kesehatan lainnya untuk menciptakan suasana kerja yang serasi dan harmonis.
BAB VI
Pasal 22
Pasal 23
Bidan harus menjaga nama baik dan menjunjung tinggi citra profesi dan
memberikan pelayanan yang bermutu kepada masyarakat
12
Standar Etika dan Kode Etik Bidan – November 2018
Pasal 24
Pasal 25
Bidan senantiasa berperan serta dalam kegiatan penelitian dan kegiatan ilmiah
lainnya yang dapat meningkatkan mutu dan citra profesi.
BAB VII
Pasal 26
Pasal 27
Pasal 28
13
Standar Etika dan Kode Etik Bidan – November 2018
Pasal 29
BAB VIII
KEWAJIBAN BIDAN TERHADAP PEMERINTAH, BANGSA DAN
TANAH AIR
Pasal 30
Pasal 31
BAB IX
PENUTUP
Pasal 32
14
Standar Etika dan Kode Etik Bidan – November 2018
Pasal 33
Bidan wajib berpegang teguh pada filosofi, etika profesi dan aspek legal.
Pelanggaran kode etik akan diberikan sanksi, pemberian sanksi tergantung dari
sifat pelanggaran yang dilakukan
Pasal 34
Pasal 35
MPEB memiliki tugas pembinaan anggota, advokasi dan atau mediasi terhadap
permasalahan etik dan kasus hukum yang dihadapi anggota.
15
Standar Etika dan Kode Etik Bidan – November 2018
II. STANDAR ETIKA
Standar adalah ukuran atau parameter yang digunakan sebagai dasar untuk menilai
tingkat kualitas yang telah disepakati dan mampu dicapai dengan ukuran yang telah
ditetapkan.
Standar etika Profesi adalah Sikap etis yang dimiliki oelh seoarang profesional
sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari sikap hidup dalam menjalakan tugasnya
dan penerapan Standar Etika umum pada khusus (profesi) dalam kehidupan
manusia
Etika adalah ukuran tingkah laku atau perilaku manusia yang baik, yakni tindakan
yang tepat, yang harus dilaksanakan oleh manusia sesuai dengan moral pada
umumnya.( seudah ada dalam Bab 1 Ketentuan umum )
Etika bidan adalah pedoman tingkah laku atau perilaku bidan yang baik dan benar,
yakni tindakan yang tepat, yang harus dilaksanakan oleh bidan sesuai dengan prinsip
moral profesi bidan.(sudah ada dalam bab 1)
A. Azas Umum Etika
Azas umum etika terdiri dari:
1. Beneficience : Kewajiban berbuat baik
2. Non maleficience : Bertindak tidak memperburuk kondisi klien
3. Respect for Person
a. Autonomy : Menghormati hak klien dalam mengambil keputusan
b. Privacy : Hak klien untuk dilayani sebagai pribadi
c. Telling the truth: Berkata jujur dan benar
d. Confidentiality : Menjaga kerahasiaan kondisi penyakit klien
4. Justice : Keadilan
16
Standar Etika dan Kode Etik Bidan – November 2018
Klien memerlukan pelayanan dari provider yang memiliki karakteristik
sebagai berikut :
a. Semangat untuk melayani.
b. Simpati.
c. Empati.
d. Tulus ikhlas.
e. Memberikan kepuasan
Prinsip Dokumentasi
a. Tulisan Jelas
b. Mudah dibaca
c. Menggunakan istilah, simbol yang lazim digunakan
d. Isi dokumentasi meliputi 5W1H (What, Who , When Where, Why,How )
- What : Apa -> Menjelaskan / menayakan tentang inti dari
kejadian / apa yang terjadi
- Who : Siapa -> pertanyaan yang menjurus pada subyek atau
pelaku dari peristiwa atau masalah yang terjadi
- When : Kapan -> menitik beratkan pada keterangan waktu perihal
masalah atau peristiwa yang terjadi .
17
Standar Etika dan Kode Etik Bidan – November 2018
- Where : Dimana -> menjadi salah satu keterangan yang menjelaska
menjelaskan tempat suatu kejadian/masalah terjadi
- Why : Mengapa -> Menitik beratkan pada alasan atau latar belakang dari
peristiwa atau masalah yang diulas / yang terjadi
How : Bagaimana -> menitik beratkan pada cara penjelasan dan deskripsi
suatu peristiwa bisa terjadi .Unsur ini menjadi pernyataan yang
mendukung dari unsur whay telah terjabarkan sebelumnya digunakan
18
Standar Etika dan Kode Etik Bidan – November 2018
III. PEDOMAN IMPLEMENTASI KODE ETIK BIDAN INDONESIA
Bidan dalam menjalankan tugas profesinya wajib mematuhi kode etik profesi yang
telah disepakati, agar dalam pelaksanaannya terstandar maka perlu dibuat pedoman
dalam implementasinya. Pedoman implementasi berdasarkan pada :
A. PERMASALAHAN ETIK
1. Permasalahan Etik Dalam Kehidupan Sehari-Hari
a. Persetujuan dalam proses melahirkan
b. Memilih/mengambil keputusan dalam persalinan
2. Masalah Etik Yang Berhubungan Dengan Teknologi
a. Perawatan intensive pada bayi
b. Skrening terhadap bayi
c. Transplantasi bayi
d. Teknik reproduksi dan kebidanan
3. Etik Dan Profesi
a. Pengembalian keputusan dan penggunaan Kode Etik
b. Otonomi bidan dan Kode Etik Profesi
c. Etik dalam penelitian kebidanan
d. Penelitian tentang masalah yang sensitif
4. Issue Etik Dan Dilema Etik
a. Agama/kepercayaan
b. Hubungan dengan klien
c. Hubungan dokter dengan bidan/perawat
d. Kebenaran
e. Pengambilan keputusan
f. Pengambilan data
g. Kematian Kerahasiaan
h. Aborsi
i. Aids
j. Invitro fertilization
19
Standar Etika dan Kode Etik Bidan – November 2018
B. PENCEGAHAN KONFLIK DAN PENYIMPANGAN ETIK
1. Informed Choice
Informed Choice berarti membuat pilihan setelah mendapatkan penjelasan
tentang alternatif asuhan yang akan dialaminya. Pilihan (choice) harus
dibedakan dari persetujuan (consent). Persetujuan penting dari sudut
pandang Bidan, karena itu berkaitan dengan aspek hukum yang memberikan
otoritas untuk semua prosedur yang akan dilakukan oleh Bidan. Sedangkan
pilihan (choice) lebih penting dari sudut pandang wanita (sebagai konsumen
penerima jasa asuhan Bidan) yang memberikan gambaran pemahaman
masalah yang sesungguhnya.
Tujuannya adalah untuk mendorong wanita memilih asuhannya. Peran
Bidan tidak hanya membuat keputusan dalam manajemen asuhan kebidanan
tetapi juga menjamin bahwa hak wanita untuk memilih asuhan dan
keinginannya terpenuhi. Hal ini sejalan dengan kode etik internasional bidan
yang dinyatakan oleh ICM 1993.
2. Informed Consent
Informed Consent adalah persetujuan yang diberikan oleh klien atau walinya
yang berhak untuk dilakukan suatu tindakan kebidanan terhadap klien
sesudah memperoleh informasi lengkap dari bidan kepada klien sebelum
suatu asuhan kebidanan diberikan . Hal ini penting dilakukan karena setiap
klien berhak mengetahui risiko dan manfaat dari asuhan yang akan
dijalaninya guna mencegah kesalah fahaman yang seringkali mengangap
suatu asuhan kebidanan sebagai suatu malpraktik jika hasilnya tidak sesuai
harapan .Dalam formulir informed concent mencakup :
- Identitas pasien dan bidan
- Nama diagnosa atau informasi mengenai diagnosa
- Jenis prosedur asuhan yang akan dilakukan
- Risiko dan manfaat dari asuhan yang akan diberikan / dilakukan
- Risiko dan manfaat alternatif asuhan / tindakan jika tidak memilih
prosedur tersebut
20
Standar Etika dan Kode Etik Bidan – November 2018
- Perkiraan biaya asuhan / tindakan yang akan diberikan / dilakukan
Setelah klien membaca dan menyetujui informed consent artinya klien tersebut :
- Menerima semua informasi tentang asuhan / tindakan yang akan
diberikan
- Memahami informasi yang diberikan dan memiliki kesempatan untuk
mengajukan pertanyaan
- Memutuskan apakah akan menjalani asuhan / tindakan yang akan
dijalaninya atau menolak asuhan / tindakan tersebut .
Jika klien setuju untuk menjalani Asuhan / tindakan yang akan diberikan .
dilakukan , bidan meminta klien untuk menandatangani surat / form informed
consent yang menyatakan persetujuan. , namun apabila klien menolak untuk
menandatangani maka klien diminta untuk menadatangani penolakan asuhan /
tindakan yang akan dilakukan dan memahami konsekuensi atas pilihan
penolakan tersebut.
3. Negosiasi
Negosiasi adalah sebuah bentuk interaksi sosial saat pihak-pihak yang
terlibat berusaha untuk saling menyelesaikan tujuan yang berbeda dan
bertentangan
Menurut kamus Oxford, negosiasi adalah suatu cara untuk mencapai suatu
kesepakatan melalui diskusi formal
4. Persuasi
Persuasi adalah komunikasi yang digunakan untuk mempengaruhi dan
meyakinkan orang lain. Melalui persuasi setiap individu mencoba berusaha
mempengaruhi kepercayaan dan harapan orang lain.
21
Standar Etika dan Kode Etik Bidan – November 2018
a. Menyempurnakan pedoman penyelesaian masalah etika profesi dan kode
etik bidan
b. Merencanakan dan melaksanakan kegiatan sesuai dengan ketetapan
Pengurus Pusat
c. Memberikan saran dan pertimbangan yang perlu dalam rangka tugas
Pengurus Pusat
d. Membentuk tim sesuai kebutuhan masalah Etik Bidan
e. Melakukan kegiatan dalam rangka pembinaan etika dan kode etik bidan
f. Memberikan solusi atau saran berkenaan dengan pembinaan etika dan
kode etik bidan
g. Penanganan masalah berkenaan dengan praktik bidan
h. Melaporkan hasil kegiatan di bidang tugasnya secara berkala
b. Tujuan Khusus
a) Terselesaikannya berbagai masalah dugaan konflik etik dan
pelanggaran etika bidan dengan atau tanpa sanksi etik.
b) Tegaknya kebenaran dan keadilan bagi seluruh bidan sebagai
pemberi layanan kebidanan di Indonesia.
c) Terkompilasinya pelanggaran kasus-kasus etika sebagai hikmah
pembelajaran perbaikan praktik bidan yang akan datang.
d) Peningkatan kapasitas MPEB dilevel Pengurus Pusat, Pengurus
Daerah dan Pengurus Cabang.
e) Meningkatnya penghayatan, pengamatan etika bidan dan
profesionaslisme sebagai bentuk pengabdian profesi dalam
membantu program pemerintah menurunkan AKI dan AKB.
22
Standar Etika dan Kode Etik Bidan – November 2018
d. Memanggil dan memeriksa saksi-saksi terkait adanya pelanggaran etik
atau tidak, kemudian menjatuhkan sanksi etik bagi yang terbukti
melanggar sesuai ketentuan yang berlaku.
e. Memulihkan hak-hak profesi bidan yang telah selesai menjalani sanksi
etik atau tidak terbukti melakukan pelanggaran etik.
4. Pengaduan
a. Pengaduan dapat disampaikan langsung oleh pengadu yang
mengalami/menyaksikan sendiri seperti klien, teman sejawat, tenaga
kesehatan lainnnya, institusi pelayanan kesehatan dan organisasi profesi
lain.
b. Pengaduan dapat disampaikan langsung melalui Pengurus Daerah/MPEB
Daerah, Pengurus Cabang/MPEB Cabang tempat kejadian perkara kasus
aduan tersebut.
c. Pengaduan diajukan secara tertulis dan sekurang-kurangnya harus
memuat
a) Identitas pengadu
b) Nama dan alamat tempat praktik/kerja Bidan
c) Kronologi kejadian yang menjadi dasar aduan
d) Alasan sah pengaduan
e) Bukti-bukti atau keterangan saksi atau petunjuk yang menunjang
dugaan pelanggaran etika tersebut.
d. Dalam hal pengaduan tidak lengkap atau tidak sah atau berisi keterangan
yang dipandang tidak dapat dipertanggung jawabkan, maka
Pengurus/MPEB berhak menolak, dan meminta pengadu memperbaiki
atau melengkapinya.
e. Pemanggilan pengadu dapat dilakukan sampai tiga kali berturut-turut dan
jika telah tiga kali pengadu tetap tidak datang tanpa alasan yang sah,
maka pengaduan tersebut dinyatakan batal.
f. Apabila bidan teradu tidak datang saat dipanggil MPEB maka dilakukan
pemanggilan ulang dalam jangka waktu paling cepat satu minggu. Jika
teradu tidak datang tiga kali tanpa alasan yang sah, penanganan kasus
23
Standar Etika dan Kode Etik Bidan – November 2018
dilanjutkan tanpa kehadiran teradu dan putusan yang ditetapkan
dinyatakan sah dan tidak dapat diganggu gugat.
g. Pengadu, teradu dan saksi yang dimintakan keterangan dalam sidang-
sidang MPEB tidak diambil sumpah, melainkan diminta kesediaan untuk
menandatangani pernyataan tertulis didepan MPEB bahwa semua
keterangan yang diberikan adalah benar.
h. Jika pengadu, teradu dan saksi menolak permintaan ini sebagaimana
dimaksud diatas (g), maka hal tersebut dicatat untuk bahan pertimbangan
pada waktu pengambilan keputusan.
i. Pengaduan dianggap tidak sah jika tidak disertai dengan bukti-bukti
yang layak, tidak disertakan nama lengkap dan alamat pengadu atau
perkara/kejadian khusus yang diadukan tersebut telah melampaui masa
dua tahun sejak tanggal diterimanya pengaduan oleh MPEB
j. Dalam hal aduan serupa yang disampaikan pula ke Kepolisian/Instansi
hukum lain, MPEB tidak melanjutkan penelaahan aduan kecuali aduan
tersebut dilimpahkan kembali oleh Kepolisian/Instansi hukum lain ke
MPEB , atau pengadu mencabut aduan.
5. Pembahasan Kasus
a. Setelah proses pengaduan dinilai sah, dilakukan proses Penelaahan oleh
Ketua MPEB atau Majelis Pemeriksa yang didelegasikan.
b. Dalam penanganan Bidan teradu, tahap penelaahan sampai dengan
penjatuhan sanksi etik MPEB menggunakan asas praduga tak bersalah.
c. Penelaahan dapat dilakukan dalam bentuk sidang/rapat pengurus MPEB.
d. Urutan kegiatan penelaahan kasus dilakukan sebagai berikut :
a. Mempelajari keabsahan surat pengaduan
b. Bila perlu mengundang pasien atau keluarga
c. Mengundang Pengadu untuk klarifikasi awal pengaduan yang
diperlukan
d. Bila perlu mengundang teradu untuk klarifikasi awal yang
diperlukan
e. Bila diperlukan, melakukan kunjungan ke tempat kejadian.
e. MPEB bertanggung jawab atas pencatatan dan pelaporan risalah
penelaahan.
6. Hasil Pembahasan
24
Standar Etika dan Kode Etik Bidan – November 2018
a. Pembahasan akan menghasilkan keputusan akhir yang berupa ketetapan
bersalah atau tidak bersalah bidan yang teradu dengan dinyatakannya
melanggar atau tidak melanggar butir sumpah Bidan dan pasal-pasal
kode etik profesi.
b. Keputusan yang bersalah yang diikuti pemberian sanksi sekaligus
melakukan pembinaan etik terhadap Bidan yang melanggar.
c. Keputusan yang berupa pembinaan, teguran lisan, teguran tertulis, dan
memberikan rekomendasi pencabutan surat izin praktik sementara atau
tetap.
d. Apabila hasil pembahasan bidan yg teradu dinyatakan tidak bersalah
maka MPEB melalui ketua IBI memberikan pemulihan Nama Baik
kepada teman sejawat/Intansi pelayanan yang terkait dan masyarakat
yang berupa surat resmi atau melalui media sosial
7. Administrasi
a. Setiap berkas pengaduan diperlukan sebagai dokumen rahasia
b. Nama dan alamat serta identitas dari pengadu atau keluarganya jika
dianggap perlu oleh MPEB dapat dirahasiakan
c. Untuk pengaduan, pihak pasien atau keluarganya tidak dipungut biaya
apapun
Semua keterangan dan bahan-bahan bukti yang telah secara sah diberikan oleh
para pihak dalam MPEB harus dicatat dalam risalah dan didokumentasikan
sebagai hak milik IBI.
25
Standar Etika dan Kode Etik Bidan – November 2018
d. Meminimalisir risiko yang mungkin timbul akibat asuhan yang diberikan
26
Standar Etika dan Kode Etik Bidan – November 2018
a. Memperoleh Pelayanan Kebidanan sesuai dengan kompetensi, kode etik,
standar profesi, standar pelayanan, dan standar operasional prosedur;
b. Memperoleh inforrnasi secara benar dan jelas mengenai kesehatan Klien,
termasuk resume isi rekam medis jika diperlukan;
c. Meminta pendapat Bidan lain;
d. Memberi persetujuan atau penolakan tindakan Kebidanan yang akan
dilakukan; dan
e. Memperoleh jaminan kerahasiaan kesehatan Klien
27
Standar Etika dan Kode Etik Bidan – November 2018
a. Memberikan Pelayanan Kebidanan sesuai dengan kompetensi,
kewenangan, dan mematuhi kode etik, standar profesi, standar pelayanan
profesi, standar prosedur operasional;
b. Memberikan informasi yang benar, jelas, dan lengkap mengenai tindakan
Kebidanan kepada Klien dan/atau keluarganya sesuai kewenangannya;
c. Memperoleh persetujuan dari Klien atau keluarganya atas tindakan yang
akan diberikan;
d. Merujuk Klien yang tidak dapat ditangani ke dokter atau Fasilitas
Pelayanan Kesehatan;
e. Mendokumentasikan Asuhan Kebidanan sesuai dengan standar;
f. Menjaga kerahasiaan kesehatan Klien;
g. Menghormati hak Klien;
h. Melaksanakan tindakan pelimpahan wewenang dari dokter sesuai dengan
Kompetensi Bidan;
i. Melaksanakan penugasan khusus yang ditetapkan oleh Pemerintah Pusat;
j. Meningkatkan mutu Pelayanan Kebidanan;
k. Mempertahankan dan meningkatkan pengetahuan dan/atau
keterampilannya melalui pendidikan dan/atau pelatihan; dan/ atau
l. Melakukan pertolongan gawat darurat
28
Standar Etika dan Kode Etik Bidan – November 2018
F. ALUR PENANGANAN DUGAAN PELANGGARAN ETIK
Pembahasan
lanjutan tim
MPEB bersama
Pengarus Harian
IBI
1. Teguran Lisan
2. Teguran Tertulis
3. Pembinaan
4. Rekomendasi:
a. Pelatihan
b. Pencabutan
Izin Praktek
ke Dinkes
Kab/kota
29
Standar Etika dan Kode Etik Bidan – November 2018
G. ALUR PROSES MEDIASI JIKA SALAH SATU PIHAK
MENYERAHKAN KE MPEB
Pihak I / MPEB
Pemohon
2 Hari
Menawarkan
Pihak II /
2 Hari
Termohon
Mediator
Terpilih
21 Hari
Melakukan
proses Mediasi
Tidak berhasil, permasalahan
dikembalikan pada kedua belah pihak 10 Hari
Berhasil
Putusan PN
keluar Akta
Perdamaian
30
Standar Etika dan Kode Etik Bidan – November 2018
H. ALUR PROSES MEDIASI JIKA KEDUA BELAH PIHAK
MENYERAHKAN KE MPEB
Pihak I /
Pemohon
MPEB
Pihak II /
2 Hari
Termohon
Menawarkan
2 Hari
Melakukan
proses Mediasi
10 Hari
Berhasil
Ajukan gugatan
ke Pengadilan
Negeri
Putusan PN
keluar Akta
Perdamaian
31
Standar Etika dan Kode Etik Bidan – November 2018
Sumber: Junaidi, Eddi.Mediasi dalam Penyelesaian Sengketa Medik.2011
32
Standar Etika dan Kode Etik Bidan – November 2018
LAMPIRAN
33
Standar Etika dan Kode Etik Bidan – November 2018
Tentang duduknya pengaduan :
Menimbang bahwa terlapor tidak terbukti/terbukti telah
melakukan………………………….
Menimbang bahwa MPEB telah mendapatkan simpulan dari keterangan saksi-
saksi sebagai berikut : …………………………………………………………
Menimbang bahwa MPEB telah mendapatkan simpulan dari pemeriksaan bukti
dan dokumen-dokumen terkait sebagai berikut:………………………………….
Menimbang bahwa MPEB dalam siding-sidangnya menemukan hal-hal sebagai
berikut :……………………………………………………………………………
Menimbang bahwa MPEB dalam sidangnya selalu berpegang teguh pada
Sumpah Bidan dan Kode Etik Bidan Indonesia, sebagai cermin kepribadian
bidan, maka seharusnya terlapor melakukan tindakan sebagai berikut
:……………………………………………………………………………………
=============== (dibuat kajian komprehensif antara aduan kasus dengan
Sumpah Bidan serta Kode Etik Bidan Indonesia)=================
a. Selayaknya terlapor paham Sumpah Bidan….yang menyatakan……..
b. Selayaknya terlapor paham Kode Etik Bidan Indonesia pasal ….ayat….yang
menyakatakan…..
c. Dst
Memutuskan : …………………………………………………………………….
Menetapkan :………………………………………………………………………
Pertama, bahwa sejawat terlapor……………tidak terbukti/terbukti* telah
melakukan pelanggaran etik dengan temuan/bukti……………………………......
Kedua, bahwa dampak dari perbuatan sejawat terlapor adalah…..(cantumkan
analisis dampak)
Ketiga, bahwa sejawat terlapor selama ini dikenal ……(cantumkan analisis
riwayat pengabdian masa lalu, kebaikan,dsb. Jika ada)
Keempat, menetapkan sanksi pelanggaran etik bidan…..
Kelima, Majelis Pemeriksa memutuskan sifat keputusan ini adalah
tertutup/terbuka sebagian kepada………….(sebutkan semua instansi/lembaga
yang perlu untuk dibuka, termasuk apakah pelapor mendapatkan) (jelaskan pula
mekanisme pemberian putusan apakah surat putusan utuh, resume singkat
putusan tertulisnya, atau hanya verbal ke masing-masing pihak….) /terbuka
penuh* termasuk kepada pers/masyarakat.
Keenam, melaporkan kepada Ketua MPEB Pusat sebagai manajemen data
MPEB……………………………………………………………………………
Ketujuh, meminta……untuk menindaklanjuti dan menjalankan putusan ini
dengan sebaik-baiknya berupa…………(misalnya mencabut SIPB oleh
Dinkes,dsb) serta meminta Ketua MPEB melakukan segenap upaya demi
tegaknya putusan ini………………………………………………………………
34
Standar Etika dan Kode Etik Bidan – November 2018
Kedelapan, ketetapan ini berlaku semenjak ditetapkan yaitu tanggal……..
(umumnya beri waktu yang cukup sejak tanggal diputuskan, misalnya 2-3 pekan)
dan berlaku hingga tanggal……….
Semoga Tuhan Yang Maha Esa, selalu menuntun kita dengan petunjuk,
bimbingan dan perlindungan-Nya guna kebersamaan dan komitmen IBI dalam
mengabdi kepada bangsa. Amin……..
Ditetapkan di………., pada tanggal…….
Tim Majelis Pertimbangan Etik Bidan tentang kasus……….
1. Nama :………………………….(Ketua)…………………..(ttd)
2. Nama :………………………….(Sekretaris)………………(ttd)
3. Nama :………………………….(Anggota)………………...(ttd)
4. Dst.
Mengetahui,
Ketua MPEB…………
35
Standar Etika dan Kode Etik Bidan – November 2018
Lampiran 2 : Contoh Draf Putusan MPEB tentang Pemulihan Hak-Hak
Profesi Bidan
Nomor : /….//MPEB/Pusat-Daerah…-Cab…/….(bulan)/…(tahun)
Tentang
Pemulihan Hak-Hak Profesi Sejawat………..
Menimbang : 1. Bahwa dalam rangka memenuhi asas keadilan terhadap sejawat
bidan teradu pasca pembinaan etik bidan.
2. Bahwa sejawat bidan tersebut telah menjalani dengan baik dan
patuh putusan MPEB
3. Bahwa sejawat tersebut dipandang kembali mampu untuk
melakukan praktik kebidanan secara terhormat
4. Bahwa untuk praktik tersebut diperlukan pemulihan hak-hak
profesi oleh Majelis
5. Bahwa untuk pemulihan hak-hak profesi tersebut diperlukan
keputusan Majelis
MEMUTUSKAN
Menetapkan :
Pertama : Menyakatakan bahwa bidan………. telah selesai menjalani
kewajiban pembinaan etika sesuai dengan putusan MPEB
Nomor……..menindaklanjuti aduan Tn/Ny/Sdr…….terhadap
dirinya, dengan ucapan terima kasih atas kepatuhannya selama
masa pembinaan tersebut;
Kedua : Memulihkan semua hak-hak profesi bidan ……..tersebut di
seluruh aspek kebidanan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Ketiga : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, dan apabila di
kemudian hari terdapat kekeliruan akan diadakan perbaikan.
36
Standar Etika dan Kode Etik Bidan – November 2018
Ditetapkan di :…………………
Pada tanggal :…………………
Ketua,
(nama)
(No KTA IBI)
37
Standar Etika dan Kode Etik Bidan – November 2018
LAMPIRAN 3
Formulir 1
..............,................20...
Hal : Pelaporan Hasil Pembahasan Dugaan Pelanggaran Etik/Disiplin *) Bidan
Yang terhormat,
Majelis Pertimbangan Etik Bidan (MPEB) Pusat
d/a Kantor PP IBI, Jl. Johar Baru V/13 D. Jakarta Pusat
di Jakarta
Bersama ini kami sampaikan dengan hormat Laporan Hasil Pembahasan Dugaan
Pelanggaran Etik/Disiplin *) Bidan untuk mendapatkan perhatian.
Nama Lengkap Terlapor :
Tempat, tanggal lahir :
Alamat rumah :
Alamat Fasilitas Pelayanan :
Nomor Telp/Hp :
E-mail :
Bentuk pelanggaran etik/disiplin*) adalah sebagai berikut :
MPEB Daerah
Stempel/Cap Tanda Tangan
Nama Terang
Tembusan :
1. Pengurus Pusat Ikatan Bidan Indonesia
2. Pengurus Daerah IBI.....
38
Standar Etika dan Kode Etik Bidan – November 2018
RUJUKAN
3. PMK no. 28 Tahun 2017 tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktek Bidan
39
Standar Etika dan Kode Etik Bidan – November 2018