Anda di halaman 1dari 13

MANAJEMEN PENANGGULANGAN KEBAKARAN DI PEKANBARU

Oleh : Wulandari
Wulandari0601@yahoo.com
Pembimbing: Zulkarnaini
Program Studi Administrasi Publik - Jurusan Ilmu Administrasi
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Riau
Kampus Bina Widya Jl. HR Soebrantas Km. 12,5
Simpang Baru Pekanbaru 28293
Telp/Fax 0761-63272

Abstract

This study aims to determine Fire Management in Pekanbaru and what


are the inhibiting factors. The research was motivated by firefighters due to lack
of planning in facilities and infrastructure such as the number of fleets such as
water catchments and posts, lack of training provided by the Fire Department to
fire personnel, lack of supervision on the preparation and maintenance of
firefighters, existing operational technical equipment so officers firefighters
arrived at the fire site for more than 15 minutes. The concept of the theory used in
this study is Prajudi Atmosudirdjo's Management Theory in M. Manullang's book
which includes planning, organization, penggarahan and supervision. This study
used a descriptive qualitative method. In data collection researchers used
observation, interview and documentation techniques. The results of this study
indicate that Fire Management in Pekanbaru has not been optimal because it is
still often found that firefighters arrive late at the scene of a fire for more than 15
minutes. As for the Inhibiting Factors of Fire Management in Pekanbaru, among
others, Lack of facilities and infrastructure, namely ladder cars, lack of
coordination between the PLN, the Police and other agencies, and also Human
Resources.

Keywords: Management, Fire Prevention

JOM FISIP Vol. 6: Edisi I Januari – Juni 2019 Page 1


Latar Belakang Pemerintah Pekanbaru
Kebakaran adalah kejadian melakukan segala cara dalam
yang tidak dinginkan oleh setiap memberikan dalam memberikan
orang dan kecelakaan yang berakibat pelayanan kepada masyarakat
fatal. Kebakaran ini dapat dengan melaksanakan kinerja yang
mengakibatkan suatu kerugian yang optimal dengan dibentuknya dinas
sangat besar baik kerugian materil pemadam kebakaran dan
maupun kerugian inmateril. Sebagai penyelamatan kota pekanbaru untuk
contoh kerugian nyawa,harta, dan menangani berbagai masalah
berhentinya proses atau jalan suatu bencana kebakaran. kebakaran itu
produksi atau aktivitas, jika tidak sendiri merupakan sebagian dari
ditangani segera maka akan bencana alam yang dapat terjadi
berdamfak bagi penghuninya. kapan dan dimana saja serta
Perkembangan pekanbaru menimbulkan kerugian harta benda
semakin pesat, banyaknya bangunan bahkan korban jiwa manusia.
baru dan cuaca yang rata-rata panas Permasalahan kebakaran di
menyebabkan pekanbaru memiliki pekanbaru sampai saat ini masalah
resiko tinggi terjadinya ancaman yang cukup serius karena akan
bahaya kebakaran. peningkatan menimbulkan kerugian berupa
pekanbaru dengan tingginya aktivitas materil, nonmaterial, dan korban
pemukiman penduduk yang sangat jiwa.
padat menjadi wilayah pekanbaru Dinas Pemadam Kebakaran
perlu dijaga dan diantisipasi dari dan Penyelamatan Kota Pekanbaru
bahaya kebakaran. merupakan instansi pemerintah yang
Kota pekanbaru melakukan dikhususkan di bidang
membutuhkan manajemen penanggulangan kebakaran. Dinas
penanggulangan kebakaran yang Pemadam Kebakaran Dan
handal dalam upaya untuk Penyelamatan Kota Pekanbaru
penanggulangan kebakaran suatu mempunyai tugas melaksanakan
konsep yang merencanakan, usaha-usaha pencegahan dan
mengorganisasikan, melaksanakan, penanggulangan kebakaran serta
mengawasi, serta mengendalikan pertolongan atau penyelamatan
aspek keselamatan kebakaran. terhadap bencana-bencana lain.
manajemen adalah seni atau ilmu Dinas Pemadam Kebakaran
perencanaan, pengorganisasian, Dan Penyelamatan Kota Pekanbaru
penyusunan, pengarahan,dan sebagai lembaga yang menangani
pengawasan sumber daya untuk kebakaran telah menerapkan Standar
mencapai tujuan yang telah Operasional Prosedur (SOP)
ditetapkan. Manajemen prosedur tetap (Protap) terkait
penanggulangan adalah pengaturan manajemen penanggulangan
tentang pengelolaan sesuatu yang kebakaran yang meliputi tindakan
berpotensi merugikan dikarenakan pencegahan, penanggulangan,
efek dari suatu peristiwa. Bentuk dari penyelamatan, pengawasan dan
manajemen penanggulangan pengendalian, evaluasi dan tindak
kebakaran adalah pengaturan dalam lanjut, serta rehabilitasi. Alur
mengurangi, mencegah, prosedur tetap operasi
mempersiapkan, menanggapi, dan penanggulangan kebakaran meliputi
memulihkan. penerimaan berita, persiapan

JOM FISIP Vol. 6: Edisi I Januari – Juni 2019 Page 2


pemberangkatan, mobilisasi menuju prasarana,serta tata laksana untuk
lokasi kejadian, tiba dilokasi size up mencegah mengenimilasi serta
intesitas kebakaran ditempat kejadian meminimalisir dampak kebakaran,
perkara (TKP), strategi dan bangunan, lingkungan dan kota.
penyiapan operasi dan Penyelamatan Berdasarkan peraturan
dan pemadaman, pemberangkatan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 20
unit mobil dan regu cadangan, proses Tahun 2009 Tentang Ketentuan
penyelamatan dan pemadaman, Teknis Manajemen Penanggulangan
pemberangkatan unit mobil dan regu Kebakaran di perkotaan
cadangan, proses penyelematan dimaksudkan untuk mewujudkan
pertolongan/perawatan korban bangunan, gedung, lingkungan, dan
(rescue) kebakaran, proses lokalisasi kota yang aman terhadap bahaya
api dan pemadaman kebakaran/ kebakaran melalui penerapan
penataan lapangan. manajemen penanggulangan
Instansi pemerintah dalam kebakaran yang efektif dan efesien.
melaksanakan tugasnya memiliki Tujuan dari penanggulangan
moto yaitu “PANTANG PULANG Kebakaran melalui penerapan
SEBELUM PADAM” secara garis manajemen penanggulangan
besar moto yang ada di Kantor Dinas kebakaran di perkotaan adalah
Pemadam Kebakaran Dan bertujuan untuk terwujudnya
Penyelamatan Kota Pekanbaru, yaitu kesiapan, kesigapan, dan
menggambarkan bahwa para petugas keberdayaan masyarakat,
pemadam kebakaran bekerja pengelolaan bangunan serta dinaas
bersungguh-sungguh hingga terkaityang mencegah dan
semuanya selesai sesuai dengan menanggulangi kebakaran.
tugas mereka. Berdasarkan peraturan
Struktur prosedur tetap Menteri Pekerjaan Umum Nomor 20
operasi penanggulangan kebakaran Tahun 2009 tentang pengaturan
terdiri dari kepala dinas yang manajemen penanggulangan
membawahi kepala bidang kebakaran di perkotaan.manajemen
operasional dan pengendalian penanggulangan kebakaran di
membawahi tiga bagian unit yaitu perkotaan meliputi ketentuan
kepala seksi perlindungan dan manajemen penanggulangan
keselamatan, kepala seksi operasi kebakaran di perkotaan meliputi
dan kepala seksi pengendalian. Tim ketentuan manajemen mengenai:
yang bertugas dilapangan ialah 1. Penanggulangan kebakaran di
komandan pleton yang membawahi kota
pimpinan/komandan regu yang 2. Penanggulangan kebakaran di
didalamnya menjalankan tiga tugas lingkungan
yaitu operator mobil, anggota regu 3. Penanggulangan kebakaran di
dan operator komunikasi. gedung termasuk ketentuan
Berdasarkan peraturan mengenai satuan relawan
Menteri Pekerjaan Umum Nomor kebakaran (Satlakar, serta
20tahun 2009 tentang ketentuan pembinaan dan pengendalian.
teknis manajemen proteksi Dapat diketahui bahwa
kebakaran diperkotaan adalah segala manajemen penanggulangan
upaya yang menyangkut sistem kebakaran di pekanbaru belum
organisasi , personil,sarana dan berjalan optimal petugas dinas

JOM FISIP Vol. 6: Edisi I Januari – Juni 2019 Page 3


pemadam kebakaran sering sekali Manfaat Penelitian
telat tiba dilokasi kejadian. a. manfaat teoritis hasil penelitian ini
Fenomena ini sering ditemukan diharapkan dapat berguna bagi
akibat kurangnya persiapan dari pengembangan ilmu administrasi
Dinas Pemadam Kebakaran Dan publik, terutama yang berkaitan
Penyelamatan Kota Pekanbaru. dengan manajemen penanggulangan
Fenomena yang peneliti kebakaran.
temukan adalah sebagai berikut: b. Manfaat empiris sebagai bahan
1. Kurangnya perencanaan masukan dan informasi bagi pihak-
dalam sarana seperti jumlah pihak yang ingin melakukan
armada, bak penampung penelitian di bidang yang sama. Dan
air,pasokan air dan posko. juga memberikan masukan kepada
2. Kurangnya pelatihan- dinas pemadam kebakaran dan
pelatihan yang diberikan penyelamatan kota pekanbaru
untuk petugas pemadm tentang manajemen penanggulangan
kebakaran. kebakaran.
3. Lambatnya petugas pemadam Konsep Teori
kebakaran tiba di lokasi 1. Manajemen
kebakaran. Menurut Hasibuan
4. Kurangnya pengawasan (2012:9) Manajemen adalah ilmu
penyiapan dan penyiagaan dan seni yang mengatur proses
tenaga pemadam, peralatan pemanfaatan sumber daya manusia
teknis operasional yang ada. dan sumber daya lainnya secara
Berdasarkan uraian di latar efektif dan efesien untuk mencapai
belakang tersebut maka penulis suatu tujuan tertentu.
tertarik untuk melakukan penelitian
dengan judul “ Manajemen Menurut Prajudi
Penanggulangan Kebakaran Di AtmoSudirdjo dalam ( Manullang,
Pekanbaru. 2012:3) fungsi-fungsi manajemen
terdiri dari:
Rumusan Masalah:
Adapun yang menjadi perumusan 1. Perencanaan atau Planning, adalah
masalah dalam penelitian ini adalah penentuan serangkaian tindakan
1.Bagaimana manajemen untuk mencapai suatu hasil yang
penanggulangan kebakaran di diinginkan oleh karenanya lebih
pekanbaru? tepat bila perencanaan
2.Faktor-faktor apa saja yang dirumuskan sebagai penetapan
menjadi penghambat manajemen tujuan, kebijakan, prosedur dan
penanggulangan kebakaran di program dari suatu organisasi.
pekanbaru
Tujuan dan Manfaat Penelitian 2. Pengorganisasian atau organizing,
a.Untuk mengetahui manajemen dirumuskan sebagai keseluruhan
penanggulangan kebakaran di aktivitas manajemen dalam
pekanbaru. mengelompokkan orang-orang
b.untuk mengetahui faktor-faktor apa serta penetapan tugas, wewenang,
saja yang menghambat manajemen serta tanggung jawab masing-
penanggulangan kebakaran di masing dengan tujuan terciptanya
pekanbaru. aktivitas-aktivitas yang berdaya
guna dan berhasil guna dalam

JOM FISIP Vol. 6: Edisi I Januari – Juni 2019 Page 4


mencapai tujuan yang telah Menurut Ramli (2010)
ditentukan terlebih dahulu. kebakaran dapat mengakibatkan
bencana karena akan memusnahkan
3.Pengimplementasikan atau segala harta benda bahkan dapat
directing, adalah fungsi manajemen menimbulkan korban jiwa dalam
yang berhubungan dengan usaha jumlah yang besar. Dalam bukunya
memberi bimbingan, saran, perintah- pedoman praktis manajemen bencana
perintah atau instruksi kepada menjelaskan pengertian bencana
bawahan dalam melaksanakan tugas berdasarkan National Fire Protection
masing-masing, agar tugas dapat Assosiation adalah kejadian dimana
dilaksanakan dengan baik dan benar sumber daya, personil, atau material
tertuju pada tujuan yang telah yang tersedia tidak dapat
ditetapkan semula. mengendalikan kejadian luar biasa
tersebut yang dapat mengancam
4. Pengendalian dan pengawasan nyawa, sumber daya fisik, dan
atau controlling, dalam pelaksanaan lingkungan.
tugas pengawasan untuk
mempermudah pelaksnaan dalam Metode Penelitian
merealisasi tujuan harus pula dilalui 1.Jenis Penelitian
beberapa fase atau urutan Jenis penelitian ini adalah
pelaksnaaan. Proses pengawasan penelitian kualitatif penulis
dimanapun juga atau pengawasan melakukan dengan cara meneliti
yang berobjektifkan apapun terdiri masalah “Manajemen
dari fase sebagai berikut: Penanggulangan Kebakaran di
menetapkan alat pengukur (standar), Pekanbaru” . sifat penelitian
mengandalkan penilaian deskriptif yaitu menggunakan
(evaluation), mengandalkan tindakan lingkungan alamiah sebagai sumber
perbaikan (corrective action) data. Peristiwa-peristiwa yang terjadi
dalam suatu situasi sosial merupakan
2. Penanggulangan Bencana kajian utama penelitian kualitatif,
Menurut Agus Rahmat dimana peneliti pergi ke lokasi
(2010:93) manajemen bencana tersebut, memahami dan
seperti yang didefenisikan, mempelajari situasi. Data yang
merupakan seluruh kegiatan yang diperoleh seperti pengamatan, hasil
meliputi aspek perencanaan dan wawancara dengan pihak yang
penanggulangan bencana, pada berkaitan,hasil pemotretan dan
sebelum, saat dan sesudah terjadi analisis dokumen, catatan lapangan,
bencana yang dikenal sebagai siklus kemudian disusun sehingga menjadi
manajemen bencana. Dan serangkaian hasil penelitian yang
menurutnya tujuan kegiatan ini tidak berupa rekayasa. Pendekatan
adalah untuk mencegah kehilangan yang dipakai adalah pendekatan studi
jiwa, mengurangi penderitaan kasus dimana peneliti hanya
manusia, memberi informasi melakukan dengansatu tujuan saja.
masyarakat dan pihak berwenang Studi kasus merupakan dimana di
mengenai resiko, dan mengurangi dalamnya peneliti menyelidiki secara
kerusakan insfraktruktur utama, harta cermat suatu program, peristiwa,
benda dan kehilangan sumber proses atau sekelompok individu.
ekonomis. 2.Lokasi Penelitian
3. Manajemen Kebakaran

JOM FISIP Vol. 6: Edisi I Januari – Juni 2019 Page 5


Penelitian ini dilakukan di berhubungan dengan masalah yang
Dinas Pemadam Kebakaran dan diteliti. Data primer dalam penelitian
Penyelamatan Kota Pekanbaru yang ini adalah berupa hasil wawancara
beralamat di JL. Cempaka, No. 21, yang mendalam dan observasi
Pekanbaru, Riau, Indonesia. Penulis mengenai Manajemen
memilih lokasi tersebut karena Dinas Penanggulangan Kebakaran Di
inilah yang menjalankan fungsi salah Pekanbaru. wawancara dilakukan
satunya mengenai penanggulangan peneliti dengan informan penelitian
kebakaran.yang ditemukan fenomena yaitu Kasubbag Umum, Kasi
seperti yang diuraikan diatas. Pemeliharaan, petugas, dan
Sehingga penulis tertarik melakukan Masyarakat.
penelitian di tempat ini.
2. Data Sekunder
3.Informan Penelitian
Penelitian informan ini Data Sekunder yaitu data
menggunakan Teknik Purposive yang tidak langsung memberikan
Sampling adalah teknik pengambilan data kepada pengumpul data,
sumber data dengan pertimbangan misalnya lewat orang lain atau
tertentu,yang mana penentuan dokumen (Sugiyono, 2017:225).
infoman berdasarkan pertimbangan Adapun data sekunder, yaitu data
bahwa informan yang dipilih adalah yang diperoleh melalui sumber-
orang-orang yang mengetahui dan sumber kedua atau secara tidak
terlibat yang telah ditentukan langsung melalui berbagai literatur
sebelumnya. (Sugiyono, 2017:219). baik dari buku, media masa (cetak
Penulis kemudian menetapkan atau elektronik). Serta keterangan
beberapa pihak yang terkait menjadi yang diperoleh dalam bentuk sudah
informan kunci dalam penelitian jadi dari instansi atau lembaga terkait
manajemen penanggulangan yaitu mengenai:
kebakaran di Dinas Pemadam
Kebakaran Dan Penyelamatan Kota 1.Profil Dinas Pemadam Kebakaran
Pekanbaru. dan Penyelamatan Kota pekanbaru
1. Kasubbag umum
2.Peraturan peraturan manajemen
2. Kasi Pemeliharaan dan Peralatan
kebakaran
3. Petugas
Data lain yang mendukung dalam
4. Masyarakat
penelitian ini.
4. Jenis dan Sumber Data
5. Pengumpulan Data
Jenis data dari penelitian ini
yaitu data kualitatif yang bersifat Pencapaian tujuan dalam
deskriptif. suatu penelitian harus menggunakan
Dilihat dari sumber datanya, teknik-teknik pengumpulan data
pengumpulan data dapat bersumber yang tepat. Berhasil tidaknya suatu
dari data primer dan data sekunder. penelitian banyak tergantung pada
Adapun data yang penulis dapatkan ketepatan instrumen serta metode
ini bersumber dari: yang dipakai dalam mengumpulkan
1. Data Primer data atau informan yang dibutuhkan.
Data primer ini diperoleh Penulis dalam usaha untuk
dari wawancara dengan informan memperoleh data menggunakan cara
dan pihak-pihak lain yang sebagai berikut:

JOM FISIP Vol. 6: Edisi I Januari – Juni 2019 Page 6


1. Wawancara (Interview) Dan Penyelamatan Kota
Wawancara merupakan Pekanbaru.
teknik pegumpulan data yang 3. Dokumentasi
dilakukan dengan cara tanya Merupakan salah satu
jawab secara lisan dan pengumpulan data kualitatif
langsung terhadap informan dengan melihat atau
untuk mendapatkan informasi menganalisis dokumen-
yang ada hubungannya dokumen yang dibuat oleh
dengan penelitian ini, subjek sendiri atau oleh orang
wawancara dilakukan lain tentang subjek.
terstruktur dan menggunakan Dokumentasi yang dilakukan
pedoman wawancara, penulis yaitu seperti
digabungkan dengan teknik mendokumentasi wawancara
observasi wawancara pada penulis bersama informan
penelitian ini dilakukan pada Kasubbag Umum, Kasi
tanggal 1 oktober 2018. Pemeliharaan, Petugas,
Persiapan dalam melakukan Masyarakat dan lainnya.
wawancara penelitian ini 6. Analisis Data
peneliti terlebih dahulu ini peneliti menggunakan
menetapkan informan yang metode deskriptif analisis Kualitatif,
akan diwawancarai. Yang Yaitu pengelolaan atau informasi
kedua penelitian yang diperoleh di lapangan
mempersiapkan pedoman berdasarkan hasil wawancara dan
wawancara.dalam melakukan pengamatan, semua hasil data
wawancara yang pertama tersebut dikumpulkan dan dipelajari
dengan Kasubbag Umum, sehingga menjadi suatu kesatuan
yang ke dua Kasi yang utuh kemudian untuk
Pemeliharaan,yang ketiga keabsahan hasil penelitian ini,
petugas Dinas Pemadam penulis menggunakan teknik
Kebakaran, dan yang terakhir tringulasi data sebagai kegiatan
masyarakat. check, recheck, dan crosscheck
2. Observasi melalui persepsi peneliti untuk
Merupakan suatu teknik atau dijadikan suatu kesimpulan.
cara mengumpulkan data Peneliti menggunakan
dengan cara mengadakan analisis data di lapangan yaitu
pengamatan secara langsung analisis model Miles dan
dan menggunakan pedoman Hubernman, sebagaimana yang
observasi. Dalam penelitian dikutip dalam (Sugiyono, 2014:246)
kualitatif ini, pedoman mengemukakan bahwa aktivitas
observasi hanya berupa garis- dalam analisis data kualitatif
garis besar atau butir-butir dilakukan secara interaktif dan
umum yang diobservasi. Data berlangsung secara terus menerus
observasi didapat dengan sampai tuntas, sehingga datanya
melakukan turun secara sudah jenuh.
langsung ke lapangan untuk HASIL PENELITIAN DAN
mengetahui atau mengamati PEMBAHASAN
gejala-gejala apa yang terjadi
Dinas Pemadam Kebakaran

JOM FISIP Vol. 6: Edisi I Januari – Juni 2019 Page 7


A.MANAJEMEN memberikan kontribusi sangat
PENANGGULANGAN penting yang positif bagi pengelola
KEBAKARAN DI PEKANBARU dalam mewujudkan visi dan misi
Sarana penting atau sarana tersebut.
utama dari setiap manajer untuk Dari semua hasil
mencapai tujuan yang telah wawancara diatas dapat disimpulkan
ditetapkan adalah manusia . berbagai bahwa perencanaan yang dilakukan
macam aktivitas yang dilakukan oleh Dinas Pemadam Kebakaran Dan
untuk mencapaiujuan dan aktivitas Penyelamatan Kota Pekanbaru yang
itu dapat kita tinjau dari sudut proses mana berpedoman dengan
seperti perencanaan, penanggulangan kebakaran dengan
pengorganisasian, , pengarahan dan memiliki tujuan untuk mengurangi
pengawasan. Menurut Prajudi angka kebakaran yang ada
Atmosudirdjo yang termasuk fungsi dilingkungan pekanbaru, tetapi pada
manajemen adalah Perencanaan, kenyataannya dalam melaksanakan
Pengorganisasian, Pengarahan, perencanaan itu sendiri masih
Pengawasan. Berikut ini dibahas terdapat kendala-kendala yang
masing-masing fungsi dari ditemui dilapangan seperti
manajemen tersebut: kurangnya sarana kebakaran.
1.Perencanaan 2.Pengorganisasian
Perencanaan dalam sebuah Pengorganisasian
organisasi sangat dibutuhkan karena merupakan pengaturan dalam
dengan adanya perencanaan maka pembagian kerja, tugas, hak dan
sebuah organisasi bisa berjalan kewajiban semua orang yang masuk
dengan baik. perencanaan yang dalam suatu kesatuan kelompok atau
maksimal dapat menghasilkan hasil kelompok organisasi.
yang maksimal pula di dalam Pengorganisasian juga merupakan
organisasi. Setiap perencanaan suatu langkah untuk menetapkan,
haruslah diadakan sebagai suatu menggolongkan dan mengatur
yang harus di setiap manajemen berbagai macam kegiatan yang di
sehingga setiap kegiatan yang pandang. Seperti bentuk fisik yang
dilaksanakan bisa berjalan dengan tepat bagi suatu ruangan kerja
baik. Perencanaan secara umum administrasi, ruangan laboratorium,
dapat diartikan sebagai salah satu serta penetapan tugas dan wewenang
fungsi pokok manajemen yang seseorang pendelegasian wewenang
pertama yang harus dijalankan. dan seterusnya dalam rangka untuk
Perencanaan yang dilakukan mencapai tujuan.
oleh dinas Pemadam Kebakaran dan Proses pengorganisasian
Penyelamatan kota Pekanbaru adalah suatu proses
sebagai dasar dalam melaksanakan pengelompokkan,yakni disamping
sebuah penangulangan kebakaran pengelompokkan orang-orang sesuai
kota pekanbaru. Kemampuan dalam dengan tugas dan tanggung
melakukan sebuah perencanaan pada jawabnya, juga akan diikuti sertakan
awal tidak terlepas dari pengetahuan pula dengan pengelompokkan
dan keahlian pengelolaan program fasilitas dan bahan yang diperlukan
itu sendiri mengenai tujuan dan dalam pengelolaan tugas tersebut,
sasaran yang akan diperoleh. Sebab dibawah ini dipaparkan empat
perencanaan pada awal akan langkah pokok dalam proses

JOM FISIP Vol. 6: Edisi I Januari – Juni 2019 Page 8


pengorganisasian tersebut seperti kegiatan berbagai unsur organisasi
dikemukakan para ahli, yakni: yang efektif tertuju kepada realisasi
1. Merinci semua aktivitas untuk tujuan yang ditetapkan sebelumnya.
mencapai tujuan. Semua aktivitas Pengarahan yang dilakukan
harus dirinci, mendetail. oleh Dinas Pemadam Kebakaran Dan
2. Merinci semua keahlian yang Penyelamatan Kota Pekanbaru dalam
dibutuhkan dalam pelaksanaan memberikan saran dan pembinaan
semua tugas dan kegiatan yang sering dilakukan setiap minggunya
diperlukan. walaupun terkadang terjadi miss
3. Membagi-bagikan tugas, aktivitas, komunikasi antara pekerja lapangan
wewenang dan tanggung jawab tetapi dalam perintahnya atau
kepada seseorang atau kelompok instruksi telah dilakukan sesuai
orang secara logis, sehingga dengan proses dan prosedurnya.
membentuk suatu struktur 4.Pengawasan
organisasi. Secara umum pengawasan
4. Menentukan aturan main atau adalah suatu upaya yang sistematik
mekanisme pengelolaan aktivitas untuk menetapkan kinerja standar
tersebut. Mekanisme ini dapat pada perencanaan untuk merancang
berfungsi untuk sistem umpan balik informasi, untuk
mrngkoordinasikan seluruh membandingkan kinerja aktual
aktivitas dalam kesatuan yang dengan standar yang telah
harmonis. ditentukan, untuk menetapkan
Disimpulkan bahwa apakah telah terjadi suatu
pengorganisasian dalam penetapan penyimpangan tersebut, serta untuk
tugas,dan fungsi telah dilakukan oleh mengambil tindakan perbaikan yang
Dinas Pemadam Kebakaran Dan diperlukan untuk menjamin bahwa
Penyelamatan Kota Pekanbaru sesuai semua sumber daya perusahaan atau
dengan bidang dan keahliannya pemerintahan telah digunakan
masing-masing tetapi dalam seefektif dan seefesien mungkin
pembagian wewenang kepada guna mencapai tujuan perusahaan
bawahan dianggap sudah bisa atau pemerintahan, pengawasan
bertanggung jawab dalam merupakan hal penting dalam
melaksanakan tugasnya. menjalankan suatu perencanaan .
3.Pengarahan dengan adanya pengawasan maka
Pengarahan adalah fungsi perencanaan yang diharapkan oleh
manajemen yang berhubungan manajemen dapat terpenuhi dan
dengan usaha memberi bimbingan, berjalan dengan baik.
saran, perintah-perintah atau Demikian juga halnya dalam
instruksi kepada bawahan dalam pelaksanaan tugas pengawasan,
melaksanakan tugas masing-masing, untuk mempermudah pelaksanaan
agar tugas dapat dilaksanakan dalam merealisasi tujuan harus pula
dengan baik dan benar tertuju pada dilalui beberapa fase atau urutan
tujuan yang telah ditetapkan semula. pelaksanaan.proses pengawasan
Manajemen yang dapat berfungsi dimanapun juga atau pengawasan
bukan saja agar pegawai yang berobjektif apapun terdiri dari
melaksanakan atau tidak fase sebagai berikut:
melaksanakan suatu kegiatan,tetapi a. Menetapkan alat pengukur
dapat pula berfungsi mengkoordinasi (standar)

JOM FISIP Vol. 6: Edisi I Januari – Juni 2019 Page 9


b. Mengadakan penilaian mempertegas bawahannya untuk
c. Mengadakan tindakan berkoordinasi yang baik dengan
perbaikan . masyarakat serta dinas terkait supaya
Dari seluruh wawancara tidak ada terjadi kesalahan.
diatas , diketahui bahwa di dinas 2.Partisipasi Masyarakat
tersebut tidak adanya terjadi Dalam melaksanakan
penyimpangan di lapangan dengan penanggulangan kebakaran
ini dapat dikatakan bahwa petugas partisipasi masyarakat sangat
telah menjalankan tugasnya dengan diperlukan partisipasi karena dengan
baik sehingga saat mereka bertugas adanya partisipasi sangat berperan
tidak adanya penyimpangan. penting. Selain partisipasi kondisi
Dapat disimpulkan bahwa alam dan masyarakat sangat
pengawasan di Dinas Pemadam berpengaruh dalam berlangsungnya
Kebakaran Dan Penyelamatan Kota pelaksanaan dilapangan.
Pekanbaru terjun langsung ke Faktor Penghambat dalam
lapangan, baik dari segi manajemen penanggulangan
perencanaan,pelaksanaannya, dan kebakaran dipekanbaru adalah bahwa
hasil nantinya.apabila terjadi kendala masih banyaknya penduduk kota
terjadi di lapangan maka dilakukan pekanbaru yang belum mendukung
dicari solusi, tindakan serta pelaksanaaan pemadam kebakaran.
penyelesainnya. dikarenakan seringnya masyarakat
B.Faktor-faktor Penghambat pekanbaru lebih mementingkan diri
Manajemen Penanggulangan sendiri saat mereka berada dijalan
Kebakaran Di Pekanbaru. sehingga mobil pemadam kebakaran
1.Koordinasi tidak diberikan ruang atau jalan saat
Koordinasi adalah suatu mereka menuju kelokasi sehingga
usaha yang sinkron dan teratur untuk pemadam kebakaran telat di
menyediakan jumlah dan waku yang lokasi.bukan itu saja seringnya
tepat,dan mengarahkan pelaksanaan masyarakat berkerumun di rumah
untuk menghasilkan suatu tindakan warga yang terbakar sehingga
yang seragam dan harmonis pada petugas kesulitan untuk
sasaran yang telah ditentutakan. melaksanakan tugasnya dengan baik.
Koordinasi adalah suatu proses untuk 3.Sarana Dan Prasarana
mencapai tujuan-tujuan dan Sarana merupakan segala
kegiatan-kegiatan pada satuan yang sesuatu yang dapat dipakai sebagai
terpisah suatu organisasi untuk alat dalam mencapai tujuan atau
mencapai tujuan organisasi yang maksud organisasi publik.
efisien. Tanpa koordinasi, individu- Sedangkan prasarana merupakan
individu akan kehilangan pegangan segala sesuatu yang merupakan
atas peran mereka dalam organisasi. penunjang utama terselenggaranya
Faktor penghambatnya suatu proses usaha,program dan
kurangnya koordinasi antara Dinas kegiatan pada suatu instansi atau
dengan pihak masyarakat jarang organisasi publik. Pada dasarnya
dilakukan terkait dengan sarana lebih ditujukan untuk benda-
penanggulangan kebakaran. oleh benda yang tidak bergerak seperti
karena itu dibutuhkan pemimpin komputer dan mesin-
yang tegas dan adil dalam mesin,sedangkan prasarana lebih
pelaksanaan di lapangan dan bisa ditujukan untuk benda-benda yang

JOM FISIP Vol. 6: Edisi I Januari – Juni 2019 Page 10


tidak bergerak seperti gedung, ruang 1. Manajemen penanggulangan
dan tanah. kebakaran Pemukiman
Sarana dan prasarana juga Penduduk yang dilakukan
mempunyai arti dan maksud yang oleh Dinas Pemadam
sama dengan istilah perbekalan Kebakaran dan Penyelamatan
kantor. Tersedianya sarana dan Kota Pekanbaru belum
prasarana yang cukup dengan sepenuhnya berjalan optimal.
kualitas yang baik, sangat Menurut Peraturan Pekerjaan
dibutuhkan setiap organisasi publik Umum Nomor 20 Tahun
dimanapun dalam menyelenggarakan 2009 Petugas harus tiba
kegiatannya untuk mencapai tujuan kelokasi kejadian kebakaran
yang diharapkan. 15 menit ke lokasi kejadian.
Faktor penghambat Dinas Faktanya petugas Dinas
Pemadam Kebakaran Dan Pemadam Kebakaran Dan
Penyelamatan Kota Pekanbaru Penyelamatan Kota
menjalankan tugasnya adalah belum Pekanbaru belum bisa
maksimal karena masih kekurangan memenuhi waktu tanggap 15
sarana dan prasarana yang belum menit, petugas hanya bisa
memadai dalam penanggulangan sampai ke lokasi kebakaran
kebakaran. sehingga ini menjadi 18 menit. Penyebabnya
kendala dalam pelaksanaan adalah kurangnya persiapan
penaggulangan kebakaran. sehingga petugas dinas pemadam
petugas tidak dapat tepat waktu yaitu kebakaran, petugas masih
15 menit ke lokasi kejadian . kurang standby dalam
menghadapi penanggulangan
4.Sumber Daya Manusia kebakaran. akibatnya
Dalam melaksanakan seringkali rumah hangus
penanggulangan kebakaran Sumber duluan baru petugas tiba
daya manusia adalah salah satu sampai ke lokasi kejadian.
faktor yang sangat penting bahkan 2. Faktor yang menjadi
tidak dapat dilepaskan dari sebuah penghambat manajemen
organisasi, baik instituisi maupun penanggulangan kebakaran di
perusahaan.pada hakikatnya, SDM Pekanbaru
berupa manusia yang dipekerjakan a. Kurangnya Koordinasi antara
sebuah organisasi sebagai penggerak, Petugas Pemadam Kebakaran
pemikir dan perencana untuk terhadap Kepolisian,PLN,
mencapai tujuan organisasi itu. Linmas, camat dan instansi
Faktor penghambat Dinas sehingga petugas pemadam
Pemadam Kebakaran Dan kebakaran terkendala dalam
Penyelamatan Kota Pekanbaru masih menjalankan tugasnya.
kurangnya pelatihan-pelatihan pada b. Kurangnya partisipasi
petugas pemadam kebakaran. masyarakat terhadap
pemadam kebakaran
KESIMPULAN contohnya saat petugas dalam
Berdasarkan hasil penelitian perjalanan menuju ke lokasi
dan pembahasan tentang Manajemen kebakaran sering sekali
Penanggulangan Kebakaran di pengendara motor atau mobil
Pekanbaru: tidak memberikan jalan

JOM FISIP Vol. 6: Edisi I Januari – Juni 2019 Page 11


kepada pemadam kebakaran Brantas. 2009. Dasar-Dasar
sehingga mobil pemadam Manajemen. Bandung: Alfabeta.
kebakaran sulit tiba ke Darwis, Muhammad dkk. Dasar-
lokasi,dan juga pada dinas Dasar Manajemen (buku ajar).
pemadam kebakaran tiba Pekanbaru: Unri.
kelokasi kebakaran sering Hasibuan, Melayu.
sekali masyarakat 2005.Manajemen. Jakarta: Bumi
berkerumun di rumah yang Aksara.
terbakar sehingga petugas Hasibuan, Melayu. 2012.Manajemen
kesulitan memadamkan api. Sumber Daya Manusia. Jakarta:
c. Sarana dan prasarana masih Bumi Aksara.
kurangnya Mobil pemadam Iskandar, Kasim. 2005. Manajemen
kebakaran, pos, pasokan air Perubahan. Bandung: Alfabeta.
sehingga pemadam Karyoto. 2016. Dasar-Dasar
kebakaran tidak optimal Manajemen Teori, Defenisi dan
dalam menjalankan tugasnya. Konsep. Yoyakarta: Andi.
d. Masih kurangnya Sumber Manullang. 2012. Dasar-Dasar
Daya Manusia yang ada di Manajemen. Jakarta: Bumi Aksara.
personil pemadam kebakaran Manullang. 2015. Dasar-Dasar
sehingga dalam melakukan Manajemen . Yogyakarta:
tugasnya tidak berjalan Gadjah Mada University Press.
optimal. Marnis. 2009. Pengantar
Manajemen. Pekanbaru: Benteng
SARAN Media.
Berdasarkan hasil Meleong, Lexy, J. 2004. Metedologi
kesimpulan yang dibahas diatas penelitian Kualitatif. Bandung:
maka maka peneliti dapat memberi Rosadakarya.
saran sebagai berikut: Ramli, Soehatman. Petunjuk Praktis
1.Perlunya perencanaan Manajemen Kebakaran. Jakarta:
penambahan jumlah pos,armada,air, Dian rakyat
bak penampung untuk menghasilkan Siswanto. 2005. Pengantar
kinerja yang optimal. Manajemen. Jakarta: Ikrar Mandiri
2.Perlunya diadakan pelatihan- Abadi.
pelatihan bagi personil yang ada di ________. 2009. Pengantar
Dinas Pemadam Kebakaran Dan Manajemen. Jakarta: Bumi Aksara.
Penyelamatan Kota Pekanbaru. Sukanto. 2015. Dasar- Dasar
3.Perlunya pengawasan untuk Manajemen. Yogyakarta: BPFE.
Hydrant air bagi petugas dinas Sarwoto. 2002. Dasar-Dasar
pemadam kebakaran. organisasi dan manajemen. Jakarta:
4.Perlunya persiapan, penyiagaan, Bumi Aksara.
terhadap tenaga pemadam, peralatan- Sugiyono. 2014. Metode Penelitian
peralatan pemadam kebakaran Kuantitatif, Kualitatif, dan
sehingga apabila terjadi kebakaran R&D. Bandung: Alfabeta.
petugas dengan tanggap langsung ________. 2017. Metode Penelitian
pergi ke lokasi kebakaran. Kuantitatif, Kualitatif, dan
R&D. Bandung: Alfabeta.
DAFTAR PUSTAKA

JOM FISIP Vol. 6: Edisi I Januari – Juni 2019 Page 12


Setiawan, Salam. 2004. Manajemen Negara. Universitas
Pemerintahan Indonesia. Tanjung Pura Pontianak.
Jakarta: Jembatan. Skripsi.
Syamsu. 2000. Pokok-pokok Peraturan Perundang-
Organisasi dan undangangan
Manajemen. Jakarta: Bina Peraturan Menteri Pekerjaan Umum
Aksara. Nomor 20 tahun 2009
Terry., G. R. 2006. Dasar-Dasar Tentang Ketentuan Teknis
Manajemen. Jakarta: PT. Renika Manajemen Kebakaran
Cipta. Perkotaan.
Purnomo, dan Sugiantoro. 2010. Undang-Undang Nomor 23 Tahun
Manajemen Bencana. 2014 Tentang Pemerintah
Yogyakarta: Media Pressindo. Daerah.
Yahya, Yohannes. 2006. Pengantar
Manajemen. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Zulkifli. 2005. Pengantar Studi Ilmu
Administrasi dan Manajemen.
Pekanbaru: Uir Press.
Wijayanti, dan Sari. 2008.
Manajemen.Yogyakarta: Mitra
Cindekia Press.
Karya Ilmiah
Sujiah (2017). Analisis Pelaksanaan
Program Manajemen
Penanggulangan
Kebakaran Di RSUP Dr.
Sardjito Yogyakarta. Ilmu
Kesehatan Masyarakat.
Universitas Gadjah Mada.
Yogyakarta. Tesis.
Kiswanto (2015). Manajemen
Penanggulangan Bencana
Badan penaggulangan
Bencana Daerah (BPBD)
Kabupaten Serang.
Administrasi Negara.
Universitas Sultan Ageng
Tirtayasa Serang Banten.
Skripsi.
Della Harlinda (2016). Manajemen
Operasional Badan
PenanggulanganBencana
Kebakaran Daerah
Terhadap Pencegahan
Kebakaran Pemukiman
Penduduk di Kota
Pontianak. Administrasi

JOM FISIP Vol. 6: Edisi I Januari – Juni 2019 Page 13

Anda mungkin juga menyukai