Anda di halaman 1dari 20

PELAPORAN

Penyehatan Air
Indikator Inspeksi Kesehatan Lingkungan Sarana Air
Bersih (SAB) / Sarana Air Minum (SAM)

Target 45%

Sarana Air Bersih (SAB)/Sarana Air Minum


(SAM), yaitu yang meliputi :
- jaringan perpipaan, (PDAM, Hippam /
BPSPAM),
DO - Bukan Perpipaan Komunal (sumur pompa
tangan,
sumur bor dengan pompa, sumur gali
terlindung, sumur gali dengan pompa),
- Depot Air Minum (DAM),
- Perlindungan Mata Air (PMA),
- Penampungan Air Hujan (PAH)

Jumlah SAB / SAM yang di IKL dibagi jumlah


SAB / SAM yang ada dikali 100 %

PKP Indikator Sarana Air Bersih (SAB)/Sarana Air Minum


(SAM) yang memenuhi syarat kesehatan
Target 89%

DO

Jumlah SAB/SAM yang di IKL dan memenuhi


syarat kesehatan dibagi jumlah SAB/SAM
yang di inspeksi Sanitasi dikali 100%
Indikator Sarana Air Bersih (SAB)/Sarana Air Minum
(SAM) yang diperiksa kualitas airnya
Target 68%

DO Jumlah SAB/SAM yang di uji kualitas airnya


dibagi jumlah SAB/SAM resiko rendah dan
sedang dikali 100%
Indikator Persentase sarana air minum yang dilakukan
pengawasan
Penyelenggara air minum yang meliputi :
1. PDAM /BPAM/PT yang terdaftar di
persatuan perusahaan air minum seluruh
indonesia (PERPAMSI)
DO 2. Sarana air minum perpipaan non PDAM
3. Sarana air minum bukan jaringan
perpipaan komunal (Sumur gali, sumur bor
dengan pompa, penampungan air hujan,
mata air terlindung, terminal air/ tangki air,
depot air minum)

Jumlah sarana air minum dengan resiko


Profil rendah dan sedang/Jumlah sarana air minum
di-IKL X 100%
Persentase jumlah sarana air minum yang
Indikator memenuhi syarat mikrobiologi, fisik, dan
kimia

Jumlah sampel air minum pada


penyelenggara air minum yang diuji kualitas
DO air minum dan memenuhi syarat parameter
mikrobiologi,fisik,kimia di wilayah dan
periode waktu tertentu/Jumlah seluruh
sampel air minum pada penyelenggara air
minum yang diuji parameter
mikrobiologik,fisik,kimia di wilayah dan pada
periode waktu yang sama X 100%
Indikator

DO

Indikator

DO

Persentase sarana air minum yang


Indikator diawasi/diperiksa kualitas air minumnya
sesuai standar
Target 68%
Sarana Air Minum yang dimaksud adalah :
1. PDAM
2. Non PDAM (Pamsimas, KPSPAM, HIPPAM,
Non Pamsismas yang diakses 20-50 KK dan di
SK-kan oleh
Kades/Lurah/Notaris/Institusi/Swasta)
Renstra
Sarana air minum yang memenuhi syarat
parameter mikrobiologi,fisik,kimia dibagi
DO dengan sarana air minum yang hasil IKLnya
rendah - sedang X 100%
STBM Limbah Medis
Kepala Keluarga (KK) yang Akses terhadap jamban
sehat

93%
KK yang akses jamban sehat apabila KK tersebut
dengan mudah dapat menjangkau dan memanfaatkan
jamban terdekat /mengakses terhadap jamban sehat

Jumlah KK yang akses jamban sehat dibagi jumlah


Rumah tangga yang ada dikali 100 %

Desa/kelurahan ODF/SBS

82%
Desa/Kelurahan yang masyarakatnya sudah tidak ada
yang berperilaku buang air besar di sembarangan
tempat tetapi sudah buang air besar di tempat yang
terpusat/jamban sehat pada kurun waktu tertentu

Jumlah Desa/Kelurahan yang sudah ODF/SBS dibagi


jumlah desa/kelurahan yang ada dikali 100 %

Desa/Kelurahan ber-STBM 5 Pilar

10%
Jumlah Desa/ Kelurahan STBM 5 Pilar dibagi jumlah
Desa/ Kelurahan yang ada dikali 100 %

Persentase KK dengan akses terhadap fasilitas sanitasi


yang layak (jamban sehat)
Fasilitas sanitasi yang memenuhi syarat kesehatan
antara lain dilengkapi dengan leher angsa, tanki
septik/Sistem Pengolahan Air Limbah (SPAL), yang
digunakan sendiri atau Bersama

Jumlah KK dengan akses terhadap fasilitas sanitasi


yang layak (jamban sehat) di suatu wilayah pada
periode tertentu/Jumlah KK di wilayah dan pada
periode yang sama x 100%

Persentase desa/kelurahan melaksanakan STBM

Desa/kelurahan yang sudah melakukan pemicuan


minimal 1 dusun, mempunyai tim kerja
masyarakat/Natural Leader, dan telah mempunyai
rencana tindak lanjut/ rencana kerja masyarakat untuk
menuju Sanitasi Total

(Jumlah desa/kelurahan melaksanakan STBM di suatu


wilayah pada periode tertentu)/(Jumlah
desa/kelurahan di wilayah dan pada periode yang
sama) x 100%
Persentase desa/kelurahan stop BABS (SBS)

Desa/kelurahan yang peduduknya 100 % mengakses


jamban sehat

Jumlah desa/kelurahan stop BABS (SBS) di suatu


wilayah pada periode tertentu/Jumlah desa/kelurahan
di wilayah dan pada periode yang sama x 100%
Persentase desa/kelurahan STBM

Desa/kelurahan yang telah mencapai 100 % penduduk


melaksanakan 5 pilar STBM

Jumlah desa/kelurahan STBM di suatu wilayah pada


periode tertentu/Jumlah desa/kelurahan di wilayah
dan pada periode yang sama x 100%

Persentase desa/kelurahan dengan Stop Buang air Jumlah fasyankes yang memiliki pengelolaan
besar Sembarangan (SBS) limbah medis sesuai standar
60% 1082
Fasyankes (RS dan PKM) yang melakukan
pemilahan, pewadahan, pengangkutan yang
Desa SBS : memenuhi syarat, penyimpanan sementara
- Desa/ Kel yang masyarakatnya telah BAB di jamban limbah B3 di TPSLB3 yang berizin, dan
sehat dan membuang tinja/ kotoran bayi hanya ke pengolahan secara mandiri sesuai persyaratan
jamban sehat atau berizin dan/atau bekerja sama dengan jasa
- Tidak terlihat tinja manusia di lingkungan sekitar pengolah limbah B3 yang berizin
- Ada penerapan sanksi dan aturan oleh masyarakat
untuk mencegah kejadian BABS
- Ada mekanisme pemantauan umum untuk mencapai
100% KK mempunyai jamban sehat
- Ada upaya dan strategi yang jelas untuk mencapai
sanitasi total

Jumlah desa/kelurahan SBS dibagi dengan jumlah


desa/kelurahan pada kab/kota tersebut x 100%
PROGRAM
TPP TFU
Pembinaan Tempat Pengelolaan Makanan (TPM) Pembinaan sarana TTU Prioritas

67% 88%
Monitoring/ Inspeksi Kesehatan Lingkungan (IKL) Monitoring /Inspeksi Kesehatan Lingkungan dan
Tempat Pengelolaan Makanan (TPM) dengan sasaran: pembinaan yang meliputi rekomendasi teknis dll
1. Jasa Boga / Katering; terhadap penanggung jawab dan petugas. Dilakukan
2. Rumah Makan / Restoran pd TTU Prioritas (Puskesmas, SD, SLTP, pasar) di
3. DAM (Depot Air Minum) wilayah kerja Puskesmas pada kurun waktu tertentu.
4. Kantin / sentra makanan jajanan
5. Makanan Jajanan Jumlah TTU Prioritas yang dibina dibagi jumlah TTU
pada kurun waktu tertentu Prioritas yang ada dikali 100 %

Jumlah TPM yang di IKL dibagi jumlah TPM yang ada


dikali 100 %

TPM yang memenuhi syarat kesehatan TTU Prioritas yang memenuhi syarat kesehatan

50% 45%
TPM yang dari segi fisik (sanitasi) , penjamah, kualitas TTU prioritas yang memenuhi syarat kesehatan
makanan memenuhi syarat tidak berpotensi sesuai dengan pedoman yang ada, dimana secara
menimbulkan kontaminasi atau dampak negatif teknis cukup aman untuk dipergunakan dan tidak
kesehatan, lebih valid apabila disertai dengan bukti memiliki resiko negatif terhadap pengguna, petugas
hasil Inspeksi sanitasi dan sertifikat laik hygiene dan lingkungan sekitar di wilayah kerja Puskesmas
sanitasi selama di wilayah kerja Puskesmas pada pada kurun waktu tertentu
kurun waktu tertentu
Jumlah TTU Prioritas yang memenuhi syarat
Jumlah TPM yang memenuhi syarat kesehatan dibagi kesehatan dibagi jumlah TTU Prioritas yang
jumlah TPM yang dibina dikali 100 % dibina/yang diperiksa dikali 100 %

Persentase TPM memenuhi syarat higiene sanitasi Persentase tempat-tempat umum sehat
Tempat atau sarana yang diselenggarakan
pemerintah/swasta atau perorangan yang digunakan
untuk kegiatan bagi masyarakat yang meliputi:
sarana kesehatan (rumah sakit, puskesmas), sarana
TPM yang memenuhi persyaratan higiene sanitasi sekolah (SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA), tempat
dengan bukti dikeluarkannya sertifikat laik higiene ibadah, dan pasar yang memenuhi standar
sanitasi/stiker berdasarkan peraturan perundangan yang berlaku.

Jumlah TPM memenuhi syarat higiene sanitasi di Jumlah tempat-tempat umum sehat di suatu wilayah
suatu wilayah pada kurun waktu tertentu/Jumlah pada kurun waktu tertentu/Jumlah seluruh TTU yang
seluruh TPM yang ada di wilayah dan pada kurun ada di wilayah dan pada kurun waktu yang sama x
waktu yang sama x 100% 100%

Persentase tempat pengelolaan pangan (TPP) yang Persentase tempat dan fasilitas umum (TFU) yang
memenuhi syarat sesuai standar dilakukan pengawasan sesuai standar
50% 64%
Jumlah TPP yang memenuhi syarat dibagi jumlah TPP Jumlah TFU yang telah di IKL dibagi jumlah TFU yang
yang terdaftar x 100% terdaftar x 100%

Tempat Pengelolaan Makanan (TPM) dengan sasaran: TFU prioritas :


1. Jasa Boga / Katering; 1. SD/SMP
2. Rumah Makan / Restoran 2. Puskesmas
3. DAM (Depot Air Minum) 3. Pasar
4. Kantin / sentra makanan jajanan
5. Makanan Jajanan

yang dimaksud terdaftar ialah TPP yangt terdaftar di


puskesmas
Yankesling KKS
Konseling Sanitasi

10%
Pelayanan berupa Konseling Sanitasi yang diberikan kepada
pasien/penderita Penyakit yang Berbasis Lingkungan (PBL),
yaitu ISPA, TBC, DBD, Malaria, Chikungunya, Flu burung,
Filariasis, Diare, Kecacingan, Kulit, keracunan makanan dan
peptisida di wilayah kerja Puskesmas pada kurun waktu
tertentu.

Jumlah pasien PBL yang dikonseling dibagi dengan jumlah


Pasien PBL di wilayah Puskesmas dikali 100 %

Inspeksi Sanitasi PBL

20%
Inspeksi Sanitasi/Inspeksi Kesehatan Lingkungan terhadap
sarana pasien PBL yang telah dikonseling

Jumlah IS sarana pasien PBL yang dikonseling dibagi dengan


jumlah pasien yang dikonseling dikali 100%

Intervensi terhadap pasien PBL yang di IS

40%
Pasien PBL menindaklanjuti hasil inspeksi

Jumlah pasien PBL yang menindaklanjuti hasil inspeksi


dibagi jumlah pasien PBL yang di IS dikali 100%
Jumlah kabupaten/kota sehat

36 kab/kota
Kab/Kota yang melaksanakan kab/kota sehat
yang sesuai dengan persyaratan dari kemendagri
PELAPORAN
Pos UKK K3 Perkantoran

Promotif dan preventif yang


Puskesmas menyelenggarakan
Indikator dilakukan pada kelompok
pembinaan K3 perkantoran
kesehatan kerja

Target 40% 35%

Salah satu atau seluruh kegiatan


promosi (penyuluhan, konseling,
latihan olahraga dll) dan/ atau
preventif (imunisasi, pemeriksaan Puskesmas menyelenggarakan
kesehatan, APD, ergonomi, pembinaan K3 adalah
pengendalian bahaya lingkungan pembinaan setiap SDM di
dll) yang dilakukan minimal 1 puskesmas yang melakukan
DO
(satu) kali tiap bulan selama 12 assesment dan atau intervensi
( dua belas) bulan pada kelompok K3 Perkantoran. Dimulai dari
kesehatan kerja. Harapannya kantor kecamatan dan kantor
PKP pekerja informal dapat kelurahan/ desa.
menerapkan k3 ditempat kerja
secara sederhana, minimal cara
bekerja yang ergonomis, dsb.

Jumlah promotif dan preventif Jumlah pembinaan K3 di


yang dilakukan pada kelompok perkantoran dibagi jumlah total
Formula kesehatan kerja dibagi jumlah perkantoran (kelurahan dan
seluruh Pos UKK di wilayah binaan kecamatan) yang ada di wilayah
dikali 100% kerja dikali 100%

Indikator

Target
Renstra
Renstra
2. Tersed
DO
PROGRAM

Road Safety
K3 Fasyankes GP2SP
(Pengemudi)

Puskesmas menyelenggarakan K3 Puskesmas (internal)

30%

Puskesmas menyelenggarakan K3 Puskesmas (internal) adalah puskesmas


menyelenggarakan K3 di internal sesuai dengan permenkes nomor 52
Tahun 2018 yaitu :1) Pengenalan potensi bahaya dan pengendalian risiko K3
Fasyankes (minimal ada identifikasi bahaya fisik, kimia, biologi, ergonomi
dan psikososial dan ada perencanaan K3 internal). 2) Penerapan
kewaspadaan standar (minimal cuci tangan, memakai APD, dan pengelolaan
jarum suntik) 3) Penerapan prinsip ergonomi (minimal ada salah satu SOP
postur tubuh saat kerja, dan pengaturan shift kerja) 4) pemberian imunisasi
(Program imunisasi : hepatitis/ covid-19 / dll) 5) Pembudayaan perilaku
hidup bersih dan sehat di fasyankes (minimal ada peraturan internal
pelaksanaan aktifitas fisik (olahraga) dan tidak merokok di tempat kerja) 6)
Pemeriksaan kesehatan berkala (program pemeriksaan berkala minimal
posbindu) 7) Pengelolaan sarana dan prasarana fasyankes dari aspek K3
(mempunyai jadwal pemeliharaan sarpras berkala) 8) Pengelolaan peralatan
medis dari aspek K3 (mempunyai daftar inventarisasi peralatan dan jadwal
pemeliharaannya), 9) kesiapsiagaan menghadapi kondisi darurat atau
bencana, termasuk kebakaran (minimal peta risiko di puskesmas dan jalur
evakuasi) 10) Pengelolan bahan B3 dan limbah B3 (minimal ada tempat
khusus penyimpanan barang dan limbah B3), 11) Pengelolaan limbah
domestik

Jumlah capaian 11 indikator K3 Fasyankes yang ada pada Permenkes Nomor


52 Tahun 2018 (minimal 80%) dalam satu bulan dibagi 12 bulan dikali 100%

Jumlah Kab/Kota yang menyelenggarakan kesehatan kerja

23 kab/ kota
1. Minimal 60% Puskesmas di wilayah kerjanya melaksanakan kesehatan
2. Tersedianya surat keputusan (SK) atau surat edaran (SE) yang mendukung pelaksanaan kesehatan
3. Pembinaan kesehatan kerja di sektor formal
4. Pembinaan kesehatan dan keselamatan kerja (K3) fasilitas pelayanan kesehatan d
PMI Olahraga

Pengukuran Kebugaran Calon Jamaah Kelompok /klub olahraga yang


Haji dibina

80% 35%

Kelompok/ klub olahraga,


meliputi kelompok olahraga di
sekolah, klub antara lain jantung
sehat, senam asma, senam usila,
Calon Jamaah Haji (CJH) yang dilakukan senam ibu hamil, senam diabetes,
pengukuran kebugaran jasmani sesuai senam osteoporosis, kebugaran
dengan pedoman yang ada. jamah haji dan kelompok
olahraga/latihan fisik lainnya yang
dibina di wilayah kerja Puskesmas
selama pada kurun waktu
tertentu.

Jumlah CJH yang dilakukan Pengukuran


Jumlah kelompok/klub olahraga
Kebugaran Jasmani oleh Puskesmas
yang dibina dibagi jumlah
pada tahun berjalan dibagi Jumlah CJH
kelompok/ klub olahraga yang
yang terdaftar di Puskesmas pada tahun
ada dikali 100%
berjalan dikali 100 %

arakan kesehatan kerja

a
ya melaksanakan kesehatan kerja
kung pelaksanaan kesehatan kerja di tingkat kabupaten/kota
a di sektor formal
litas pelayanan kesehatan di kabupaten/kota
hraga

Puskemas menyelenggarakan Pengukuran


pelayanan kesehatan Olahraga Kebugaran Anak
internal Sekolah

30% 20%

Sekolah Dasar/MI
adalah lembaga
Puskesmas yang melaksanakan pendidikan yang
pelayanan kesehatan olahraga menyelenggarakan
internal , yaitu : 1. perencanaan program pendidikan
tahunan dan/atau bulanan; 2. enam tahun bagi
peregangan minimal satu kali anak usia 6-12 tahun.
dalam sehari; 3. senam bersama Pengukuran
seminggu sekali; 4. pengukuran Kebugaran Anak
kebugaran jasmani karyawan Sekolah /Madarasah
Puskesmas minimal 1 kali per adalah pengukuran
tahun) kebugaran pada anak
kelas 4-6 tahun yang
berusia 10 - 12 tahun

Jumlah Sekolah
Jumlah Capian Indikator
Dasar/MI yang diukur
layanan kesehatan olahraga
kebugaran jasmani
internal (capaian indikator
dibagi jumlah SD/MI
dibagi 4) dibagi 12 bulan X 100
yang ada di wilayah
%
kerja x 100 %

Anda mungkin juga menyukai