Statistika 1
2. Pengertian Statistik
Kamus Matematika, Pustaka Gama.
➢ cabang ilmu matematika yang mula-mula dikembangkan berlandaskan teori
probabilitas, tetapi akhir-akhir ini ada juga bagian statistika yang tidak
berlandaskan teori probabilitas.
➢ ilmu yang mempelajari cara memperoleh, sifat-sifat dan kegunaan statistik;
yang meliputi perancangan, pengumpulan dan analisis data, serta penafsiran
hasil analisis data, serta penafsiran hasil dan penarikan kesimpulan.
B. Peranan Statistik
Statistika banyak diterapkan di bermacam-macam ilmu mulai dari ilmu alam dan
ilmu sosial maupun di bidang bisnis. Salah satu contoh dari penerapan ilmu statistika
Salah satu contoh dari penerapan ilmu statistika ekonomi pada bisnis yaitu
penggunaan indeks tendensi bisnis (ITB). Indeks Tendensi Bisnis adalah indikator
perkembangan ekonomi terkini yang datanya diperoleh dari Survei Tendensi Bisnis
(STB) yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik bekerja sama dengan Bank Indonesia
dengan variabel pembentuk indeks tendensi bisnis yaitu pendapatan usaha,
penggunaan kapasitas produksi/ usaha dan rata-rata jam kerja.
Budiyono. 2009. Statistika untuk Penelitian Cetakan ke-2. Surakarta: UNS Press.
Skala pengukuran variabel:
a. Kategori
1) Nominal. Karakteristik; dilakukan klasifikasi atau kategori pengamatan.
Apabila digunakan lambang bilangan pada skala nominal maka lambang
tersebut hanya sebagai label saja. Contoh; jenis kelamin, agama.
2) Ordinal. Karakteristik; dapat dilakukan klasifikasi pengamatan dan
pengurutan pengamatan. Apabila digunakan lambang bilangan pada
skala ini maka lambang bilangan tersebut hanya menunjukkan urutan
saja. Contoh; tingkat pendidikan, golongan PNS.
b. Numerik → Diskrit (bilangan bulat hasil menghitung)
→ Kontinu (hasil mengukur)
1) Interval. Karakteristik; dapat dilakukan klasifikasi, pengurutan
pengamatan dan terdapatnya satuan pengukuran. Apabila digunakan
lambang bilangan maka lambang bilangan tersebut menunjukkan nilai
relatif dari hasil pengukuran. Contoh; prestasi belajar
2) Rasio. Karakteristik; dapat dilakukan klasifikasi pengamatan,
pengurutan pengamatan, terdapatnya satuan pengukuran dan dapat
dilakukannya perbandingan pengukuran dan ada nilai nol mutlak.
Contoh; berat benda.
Klasifikasi data
1. Klasifikasi berdasarkan sifat-sifat 2. Klasifikasi berdasarkan bilangan
(atribute)/ data kualitatif (variables)/ data kuantitatif
Distribusi Frekuensi
(tabel frekuensi)
1. Menurut 2. Menurut
bilangan Kategori
(sederhana) (klasifikasi)
Purwanto dan Suharyadi. 2011. Statistika: untuk Ekonomi dan Keuangan Modern.
Jakarta: Salemba Empat.
Distribusi Frekuensi adalah pengelompokkan data ke dalam beberapa kategori yang
menunjukkan banyaknya data dalam setiap kategori.
Batas atas kelas = limit atas kelas +0,5 jika interval sampai pada bentuk satuan,
+0,05 jika interval sampai pada bentuk sepersepuluh/ 1 angka dibelakang koma, dst)
Batas bawah kelas = limit bawah kelas –0,5 jika interval sampai pada bentuk satuan,
–0,05 jika interval sampai pada bentuk sepersepuluh/ 1 angka dibelakang koma, dst)
Frekuensi kumulatif kurang dari merupakan penjumlahan dari mulai frekuensi kelas
terendah sampai kelas tertinggi dan jumlah akhirnya merupakan jumlah data (𝑛).
(lihat frekuensi untuk nilai kurang dari nilai pada batas bawah kelas)
Frekuensi kumulatif lebih dari merupakan pengurangan dari jumlah data (𝑛) dengan
frekuensi setiap kelas dimulai dari kelas terendah dan jumlah akhirnya adalah nol.
(lihat frekuensi untuk nilai lebih dari nilai pada batas bawah kelas)
Walpole, Ronald E. 1995. Pengantar Statistika Edisi ke-3. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama.
Ukuran pemusatan/ ukuran lokasi pusat adalah sembarang ukuran yang
menunjukkan pusat segugus data yang telah diurutkan dari yang terkecil sampai
yang terbesar atau sebaliknya.
Rata-rata n ∑ fi
H= H=
harmonik/ 1 f
∑( ) ∑ ( i)
Harmonic xi xi
mean
Rata-rata terboboti/ rata-rata hitung tertimbang
dilakukan karena ada datayang mempunyai bobot ∑ni=1 wi . xi
̅
X=
yang tidak sama akibat pengaruh dan kepentingan ∑ni=1 wi
baik berdasarkan waktu maupun besar
pengaruhnya.
Modus/ Mode Merupakan nilai d1
Mo = b + p ( )
(Mo) dengan frekuensi d1 + d2
(fabs ) paling tinggi Dengan
b = batas bawah kelas
interval dengan
frekuensi terbanyak
p = panjang kelas interval
d1 = selisih antara
frekuensi Mo dan
sebelumnya
d2 = selisih antara
frekuensi Mo dan
sesudahnya
atau
rata-rata kedua X𝑛 + X𝑛
+1
pengamatan yang Me = 2 2
2
ditengah bila banyaknya
pengamatan genap.
Desil adalah nilai-nilai yang membagi segugus pengamatan menjadi 10 bagian yang
sama. Nilai-nilai itu dilambangkan dengan D1 , D2 , ..., D9 , mempunyai sifat bahwa
10% data jatuh dibawah D1 , 20% jatuh dibawah D2 , ..., dan 90% jatuh dibawah D9 .
Persentil adalah nilai-nilai yang membagi segugus pengamatan menjadi 100 bagian
yang sama. Nilai-nilai itu dilambangkan dengan P1 , P2 , ..., P99 , bersifat bahwa 1% dari
seluruh data terletak di bawah P1 , 2% terletah dibawah P2 , ..., dan 99% terletak
dibawah P99 .
(Mean deviation)
σ2 /s2 s2 = σ2 = s2 = σ2 =
n−1 N n−1 N
baca:sigma
dikuadratkan
B. Tahun dasar
Tahun dasar (base year) adalah tahun pembanding yang dipilih secara bebas.
Pemilihan tahun dasar untuk angka indeks dapat memperhatikan:
1. Tahun yang dipilih menunjukkan kondisi perekonomian yang stabil
2. Tahun dasar tidak terlalu jauh dengan tahun yang akan dibandingkan
IH=Indeks harga
Ht =harga pada tahun yang ingin
ditentukan
Ho =harga pada tahun dasar
IK=Indeks kuantitas
K t =kuantitas pada tahun yang
ingin ditentukan
K o =kuantitas pada tahun dasar
Vt = Ht K t
Vo = Ho K o
Vt = ∑ Ht K t
Vo = ∑ Ho K o
2 Rumus Laspeyres ∑ Ht K o
IL = × 100
∑ Ho K o
Periode/ tahun dasar sebagai bobot IL=indeks lespeyres
penimbang Ht =harga pada tahun t
Ho =harga pada tahun dasar
K o =kuantitas pada tahun dasar
sebagai pembobot (W)
3 Rumus Paasche ∑ Ht K t
IP = × 100
∑ Ho K t
Tahun bejalan sebagai bobot penimbang IP=indeks paasche
Ht =harga pada tahun t
Ho =harga pada tahun dasar
K t =kuantitas pada tahun
berjalan sebagai pembobot
(W)
4 Rumus Fisher IF = √IL × IP
IF=indeks fisher
IL=indeks lespeyres
IP=indeks paasche
5 Rumus Drobisch IL + IP
ID =
2
ID=indeks drobisch
IL=indeks lespeyres
IP=indeks paasche
6 Rumus Marshal-Edgeworth ∑ Ht (K o + K t )
IME = × 100
∑ Ho (K o + K t )
Jumlah kuantitas pada tahun t dengan IME=indeks marshal-edgeworth
kuantitas pada tahun dasar sebagai Ht =harga pada tahun t
bobot penimbang Ho =harga pada tahun dasar
K t =kuantitas pada tahun t
K o =kuantitas pada tahun dasar
7 Rumus wals ∑ Ht √K o K t
IW = × 100
∑ Ho √K o K t
Akar dari perkalian kuantitas pada tahun
IW=indeks wals
t dengan kuantitas pada tahun dasar
Ht =harga pada tahun t
sebagai bobot penimbang
Ho =harga pada tahun dasar
K t =kuantitas pada tahun t
K o =kuantitas pada tahun dasar
Macam-macam indeks
Formula
(dalam perekonomian)
1 Indeks harga konsumen (IHK)
Sebagai dasar perhitungan laju
inflasi di Indonesia. IHK t − IHK t−1
Komponennya: Inflasi = × 100
IHK t−1
a. Makanan
b. Perumahan
IHK t =indeks harga konsumen tahun t
c. Sandang
IHK t−1 =indeks harga konsumen tahun
d. Kesehatan
t − 1 (tahun sebelumnya)
e. Pendidikan
f. Rekreasi dan olahraga
g. Transportasi dan komunikasi
IHK dan pendapatan riil Pendapatan nominal
Pendapatan riil = × 100
IHK
IHK dan penjualan
dideflasi
Rupiah tinggi>barang
sedikit
Deflating=mencari
upah/pendapatan riil
NTP=(IT/IB)*100
Jika NTP >100 maka kondisi petani lebih
baik dari tahun dasar dan begitu
sebaliknya.
Note: indeks dasar nilainya 100 karena nilai tahun dasar membagi dirinya sendiri,
yang biasanya ditulis, contoh 2007=100.