Prodi Biologi
Nim 192500031
Mata Kuliah BIODEVERSITAS
Dosen Pengampu Purity Sabila A., S.Si., M.Si
SURABAYA - Matinya jerapah jantan di Kebun Binatang Surabaya (KBS) pada 1 Maret
2012 diharapkan tidak terjadi lagi. Saat itu ditemukan 20 kilogram sampah plastik di perut
jerapah jantan tersebut.
KBS pun berupaya mengingatkan para pengunjung untuk menjaga kebersihan dan tidak
memberi makan binatang. Kemarin (23/4) KBS melakukan kampanye antisipasi. Mereka
menggalakkan lagi pertunjukan boneka binatang yang dirintis pada 2004, tetapi vakum pada
2010. Bedanya, show kemarin tidak lagi diadakan di panggung. Para penampil beraksi
langsung di depan kandang primata. Di tempat itulah pengunjung kerap memberi makan
binatang. Mereka melempar kacang ke monyet jawa yang memiliki populasi hingga lebih
dari 100 ekor. Staf tim edukasi Supriyanto dan Humas KBS Laily Widya Arishandi mendapat
bagian tampil pukul 14.30. Sebelumnya ada Wini Hustani, Heni Nurtiningsih, dan Prasetyo
Sandi yang tampil saat pagi. Cerita yang disampaikan tidak berbeda dengan yang dibuat 13
tahun silam. Namun, karena sudah lama vakum, pertunjukan boneka tersebut hanya
melibatkan tiga karakter. Alkisah, siamang yang bernama Monti tergeletak di tengah hutan.
Dia kesakitan sambil memegangi perutnya. ''Aduh, kok sakitnya minta ampun, ya?'' ucap
Supriyanto, pemeran Monti, dengan nada kekanak-kanakan. Penonton pun yang sebagian
besar anak-anak lantas berkerumun dengan sendirinya. Tidak lama kemudian, datang Kalki,
kalkun, yang mendengar rintihan si Monti.
Kepala Kalki tampak terhuyung-huyung saat menghampiri Monti. Tampaknya, dia juga
sedang demam. ''Hei Monti, kenapa kamu?'' ujar Kalki yang ada di tangan kiri Laily. Monti
menjelaskan, dirinya baru memakan memakan yang tergeletak di hutan. Dia menunjukkan
makanan yang tidak habis dimakan. Ternyata, makanan itu adalah sampah plastik yang
ditinggalkan manusia saat melintasi hutan. Pantas saja perut Monti kesakitan. Plastik itu tidak
bisa dicerna. Kalki tidak bisa membopong tubuh Monti yang lebih besar darinya. Kalki lantas
memanggil Paman Simba, singa yang menjadi raja hutan. Hauum, hauum... Raja hutan
datang dengan bulu keemasannya. Namun, setelah mendengar cerita si Monti, dia ternyata
tidak bisa menolongnya. Dia tidak tahu obat sakit perut yang cocok untuk si Monti.
''Makanya jangan asal makan sembarangan. Barang-barang manusia itu belum tentu sehat
buat kamu,'' begitu nasihat yang diberikan Paman Simba. Si Monti masih kesakitan. Tidak
lama kemudian, dia tewas karena tidak terobati. Beberapa pengunjung yang awalnya
melempari monyet dengan kacang pun berhenti memberi makan primata berekor panjang itu.
Cara tersebut ternyata lebih efektif ketimbang hanya melarang para pengunjung. ''Hampir
setiap hari kami ingatkan. Namun tetap saja ndablek,'' jelas Supriyanto yang mengabdi di
KBS sejak 1994 tersebut. Selain di area primata, rusa menjadi sasaran pemberian makan dari
para pengunjung. Mereka memetik dedaunan di taman KBS. Daun-daun itu lalu diberikan ke
rusa.
Padahal, tanaman tersebut bukan makanan hewan yang memiliki 34 ragam spesies di seluruh
dunia itu. Tidak lama setelah pertunjukan selesai, masih saja ada pengunjung yang memberi
makan para monyet. Petugas lalu mengingatkan bahwa hewan-hewan yang ada di KBS sudah
diberi makan. Makanan yang diberikan sudah diatur sesuai dengan kebutuhan gizi mereka.
Tidak kurang dan tidak lebih. Sebab, kalau hewan-hewan tersebut obesitas, justru menyalahi
hak asasi hewan. Saking banyaknya pengunjung yang memberi makan hewan, kolam di
kandang primata jadi sangat kotor. Banyak kulit kacang yang mengambang. Juga, ada
sampah plastik. Bahkan, seekor monyet kedapatan berusaha memakan balon merah cerah.
Laily menerangkan, sejumlah pengunjung menganggap makanan yang diberikan tidak
berbahaya. Kacang, misalnya. Pengunjung merasa kacang yang diberikan aman dimakan
monyet. Namun, KBS tetap melarang hal tersebut. ''Takutnya hewan ini tertular penyakit
yang kita tidak tahu. Jadi, lebih baik percayakan kepada kami saja untuk memberi makanan,''
jelasnya.
TANGGAPAN DAN SARAN
Jadi, kita bisa melihat langsung dan belajar banyak hal tentang hewan-
hewan yang ada di sana.
TANGGAPAN
Hewan-hewan yang ada di kebun binatang biasanya merupakan hewan
yang hidup di alam liar dan sulit kita temui langsung di habitatnya.
SARAN
1. Taati Peraturan yang Dibuat
Di setiap kebun binatang pasti ada peraturan yang harus ditaati oleh
semua orang yang datang berkunjung.
Jika kita diminta untuk tidak membuka kaca mobil, pastikan untuk
benar-benar tidak membukanya.
ama seperti kita, hewan-hewan juga butuh ketenangan dan tidak ingin
diganggu jika ingin tidur.
Maka itu, pastikan kita juga tidak mengganggu hewan jika saat itu
merupakan waktu tidurnya.
Jika hewan itu ditempatkan pada kandang dengan kaca, hindari untuk
mengetuk kaca kandang.
Pastinya kita akan merasa lapar dan harus makan siang. Namun,
sebaiknya kita makan di tempat yang sudah disediakan, restoran
misalnya.
Etika yang satu ini masih erat kaitannya dengan "piknik" di dalam
kebun binatang.
Selain makan siang, biasanya kita juga akan membawa camilan dari
rumah atau membelinya di minimarket.