Rencana Asuhan Keperawatan Pada Pasien Gagal Ginjal Kronik
Rencana Asuhan Keperawatan Pada Pasien Gagal Ginjal Kronik
Latar Belakang
Ginjal merupakan organ penting yang berfungsi menjaga komposisi darah dengan
mencegah menumpuknya limbah serta mengendalikan keseimbangan cairan dalam tubuh,
menjaga keseimbangan elektrolit seperti sodium, potassium, dan fosfat tetap stabil, serta
memproduksi hormone dan enzim yang membantu dalam mengendalikan tekanan darah,
membuat sel darah merah dan menjaga tulang tetap kuat. Penyakit Ginjal Kronik (PGK)
merupakan masalah kesehatan masyarakat global dengan prevalensi dan insiden gagal ginjal
yang meningkat, prognosis yang buruk dan biaya yang tinggi. Prevalensi penyakit ginjal
kronik meningkat seiring meningkatnya jumlah penduduk usia lanjut dan kejadian penyakit
diabetes mellitus serta hipertensi. (Infodatin, 2017)
Secara definisi, gagal ginjal kronis (GGK) disebut juga sebagai Chronic Kidney
Disease (CKD). Gagal ginjal kronis atau penyakit gagal ginjal stadium akhir adalah gangguan
fungsi renal yang progresif dan irreversible dimana kemapuan tubuh gagal untuk
mempertahankan metabolisme dan keseimbangan cairan serta elektrolit sehingga
menyebabkan uremia yaitu retensi urea dan sampah nitrogen lain dalam darah (Smeltzer &
Bare, 2013).
Gagal ginjal kronis merupakan penyakit pada ginjal yang perisisten (berlangsung
lebih dari 3 bulan) dengan kerusakan ginjal dan kerusakan Glomerular Fitration Rate (GRF)
dengan angka GRF lebih dari 60 ml/menit/1.73 m2 (Prabowo & Pranata, 2014).
Sindrom uremik adalah suatu kompleks gejala yang terjadi akibat atau berkaitan
dengan retensi metabolik nitrogen karena ginjal. Manisfestasi pada saluran cerna dari uremia
dapat menyebabkan pasien sangat terganggu. Anoreksia, mual dan muntah merupakan gejala
yang seringkali menjadi gejala-gejala awal penyakit. Gejala-gejala ini ikut bertanggung
jawab atas penurunan berat badan yang cukup besar pada pasien gagal ginjal kronik. Nausea
adalah perasaan tidak nyaman pada bagian belakang tenggorokan atau lambung yang dapat
mengakibatkan muntah.
Penyakit ginjal kronik merupakan masalah kesehatan dunia dengan peningkatan
insidensi, prevalensi serta tingkat morbiditas dan mortalitas. Prevalensi global telah
meningkat setiap tahunnya. Menurut data World Health Organization (WHO), penyakit ginjal
kronik telah menyebabkan kematian pada 850.000 orang setiap tahunnya. Angka tersebut
menunjukkan bahwa penyakit ginjal kronik menduduki peringkat ke-12 tertinggi sebagai
penyebab angka kematian dunia. (Rajiv, 2016)
Metode
Dalam proses penyusunan tulisan kajian, penulis memasukkan kata kunci ke mesin pencarian
internet. Penulis memilih sumber kajian melalui buku cetak maupun buku elektronik, jurnal
fisik maupun e-journal, tesis, skripsi, disertasi, maupun berbagai sumber tidak resmi lainnya.
Penulis mengutip berbagai sumber kajian berdasarkan pendekatan objektif, yaitu kesesuaian
isi dengan yang dicari. Kemudian penulis menyesuaikan sumber kajian sesuai dengan etik
penyusunan referensi, yaitu APA Style.
Hasil
Masalah keperawatan yang biasanya muncul pada pasien dengan penyakit ginjal
adalah gangguan pertukaran gas berhubungan dengan kongesti paru, penurunan curah
jantung, penurunan perifer yang mengakibatkan asidosis laktat, nyeri akut berhubungan
dengan agen cidera biologis, hipervolemi berhubungan dengan penurunan haluaran urine,
deficit nutrisi berhubungan dengan anoreksia, perfusi perifer tidak efektif berhubungan
dengan perlemahan aliran darah keseluruh tubuh, intoleransi aktivitas berhubungan dengan
keletihan, anemia, dan gangguan integritas kulit berhubungan dengan pruritus. (NANDA,
2015)
Pembahasan
Penyakit ginjal kronik adalah suatu proses patofisiologis dengan etiologi yang beragam,
mengakibatkan penurunan fungsi ginjal yang progresif, dan pada umumnya berakhir dengan
gagal ginjal. Selanjutnya, gagal ginjal adalah suatu keadaan klinis yang ditandai dengan
penurunan fungsi ginjal yang ireversibel, pada suatu derajat yang memerlukan terapi
pengganti ginjal yang tetap, berupa dialisis atau transplantasi ginjal.Uremia adalah suatu
sindrom klinik dan laboratorik yang terjadi pada semua organ, akibat penurunan fungsi ginjal
pada penyakit ginjal kronik (Suwitra, 2015).
Yang dimaksud dengan pengertian makna rencana keperawatan adalah semua tindakan yang
dilakukan oleh perawat untuk membantu klien beralih dari status kesehatan saat ini kestatus
kesehatan yang di uraikan dalam hasil yang di harapkan. Rencana asuhan keperawatan
tertulis mengatur pertukaran informasi oleh perawat dalam laporan pertukaran dinas. Rencana
perawatan tertulis juga mencakup kebutuhan klien jangka panjang (ferrynurse, 2012).
Menurut Hunt Jeniffer dan Mark, rencana asuhan keperawatan adalah catatan yang berisi
tentang intervensi dan rencana keperawatan.
Tujuan kilen dan tujuan keperawatan adalah standar atau ukuran yang
digunakan untuk mengevaluasi kemajuan klien atau ketrampilan perawat. Menurut
Alfaro(1994), tujuan klien merupakan pernyataan yang menjelaskan suatu perilaku
klien, keluarga, atau kelompok yang dapat diukur setelah intervensi keperawatan
diberikan. Tujuan keperawatan adalah pernyataan yang menjelaskan suatu tindakan
yang dapat diukur berdasarkan kemampuan dan kewenangan perawat.
Kriteria hasil untuk diagnosa keperawatan mewakili status kesehatan klien yagn dapat
dicapai atau dipertahankan melalui rencana tindakan yang mandiri, sehingga dapat
membedakan antara diagnosa keperawatan dan masalah kolaburatif. Menurut
Gordon(1994), komponen kriteria hasil yang penting dalam kriteria hasil adalah
apakah intervensi keperawatan dapat dicapai. Pedoman penulisan kriteria hasil :
2. Menuliskan tujuan
Kriteria tujuan terdiri atas rumusan singkat dan jelas, disusun berdasarkan diagnosis
keperawatan, spesifik, dapat diukur/diobservasi, realistis/dapat dicapai, terdiri dari
subjek, perilaku pasien, kondisi dan kriteria tujuan (Rohmah dan Walid, 2012).
Saat merumuskan tujuan, ada beberapa petunjuk umum yang perlu diperhatikan
menurut Manurung (2011), yaitu :
a. Tujuan dinyatakan dengan istilah hasil yang ingin dicapai, bukan tindakan
keperawatannya.
b. Tujuan keperawatan harus menggambarkan perilaku pasien yang dapat diamati dan
diukur.
c. Tujuan harus realistis, mencerminkan kemampuan dan keterlibatan pasien.
d. Setiap tujuan berdasarkan dari satu diagnosis keperawatan.
Penutup
Referensi
Andi Eka Pranata, Eko Prabowo,. (2014). Asuhan Keperawatan Sistem Perkemihan Edisi 1
Buku Ajar, Nuha Medika : Yogyakarta.
Butar-Butar, J., & Simamora, R. H. (2016). Hubungan Mutu Pelayanan Keperawatan dengan
Tingkat Kepuasan Pasien Rawat Inap di RSUD Pandan Kabupaten Tapanuli
Tengah. Jurnal Ners Indonesia, 6(1), 50-63.
Dermawan, D. (2012). Proses Keperawatan Penerapan Konsep & Kerangka Kerja (1st ed.).
Yogyakarta: Gosyen Publishing.
ferrynurse. (2012, Desember 23). Rencana Asuhan Keperawatan. Dipetik Oktober 30, 2020,
dari Blog Keperawatan: https://askep-net.blogspot.com/2012/02/rencana-asuhan-
keperawatan.html
Infodatin. (2017). Situasi Penyakit Ginjal Kronis. Diunduh pada tanggal 1 November 2020
http://www.depkes.go.id/download.php?file=download/pusdatin/infodatin/
infodatin%20ginjal%202017.pdf
NANDA (2015). Diagnosis Keperawatan : Definisi & Klasifikasi 2015-2017. Edisi 10.
Jakarta : EGC
Rajiv, Saran. (2016). The State of Kidney Disease in the US: New Findings & High Impact
Practices Linked to Improved Patient Outcomes. Jurnal USRDS. Vol.2. Diunduh
pada tanggal 2 November 2020
http://www.usrds.org/2016/pres/The_State_of_Kidney_Disease_in_US.pdf
Rohmah, Nikmatur & Saiful Walid. 2012. Proses Keperawatan Teori & Aplikasi.
Yogyakarta: AR-RUZZ MEDIA
Setiadi. 2012. Konsep & Penulisan Dokumentasi Asuhan Keperawatan Teori dan Praktik.
Yogyakarta : Graha Ilmu
Smeltzer, S.C. & Bare, B.G. (2013). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner &
Suddarth, edisi 8. Jakarta : EGC
Susanto, A. 2012. Perkembengan Anak Usia Dini. Kencana Prenada Media Group. Jakarta.
Suwitra K. Gangguan mineral dan tulang pada penyakit ginjal kronik patogenesis, diagnosis
dan modalitas terapi. Denpasar: UNUD; 2015.