Anda di halaman 1dari 4

LOST CIRCULATION

Pengertian Lost Circulation

Lost circulation/hilang sirkulasi didefinisikan sebagai hilangnya


fluida pemboran sebagian atau seluruhnya selama pemboran dan sirkulasi.
Masuknya lumpur pemboran ke dalam formasi bisa diakibatkan secara
ilmiah, karena jenis dan tekanan formasi yang ditembus mata bor maupun
diakibatkan secara mekanis yang disebabkan kesalahan dalam operasi
pemboran.

Pada umumnya hilang sirkulasi terjadi jika tekanan hidrostatik lumpur naik
hingga melebihi tekanan rekah formasi yang akan mengakibatkan adanya
frac (rekahan) yang memungkinkan lumpur (fluida) mengalir ke dalamnya.
Kerugian akibat terjadinya lost circulation ini adalah, akibat hilangnya
lumpur tersebut, penurunan permukaan lumpur didalam lubang bor yang
dapat mengakibatkan terjadinya semburan liar pada formasi lain yang
bertekanan tinggi, tidak didapatinya serbuk bor (cutting) untuk sample log,
bahaya terjepitnya pipa bor, kehilangan waktu dan biaya serta menimbulkan
kerusakan formasi.

Faktor-faktor Penyebab Lost Circulation

Faktor-faktor yang menyebabkan lost circulation adalah jenis


formasi, tekanan dan lumpur pemboran.

 Jenis Formasi
Berdasarkan jenis formasinya, maka lost circulation dapat
terjadi pada formasi yang mempunyai permeabel besar, formasi gua-
gua dan formasi rekahan.

o Formasi Permeable Besar (Coarsely Permeable Formation)


Jenis formasi ini terdiri dari batu pasir dan gravel, dengan
keadaan dimana diameter lubang atau pori-pori batuan formasi
sedikitnya tiga kali lebih besar dari diameter butiran padat dari
lumpur dan tekanan hidrostatik lumpur > 10% dari tekanan
formasi.
o Formasi Gua-gua (Cavernous Formation)
Cavernous formation adalah formasi yang banyak terdapat
gravel dan banyak terdapat cavern (gua-gua), sehingga ruang
pori yang cukup besar sebagai tempat mengalirnya fluida
pemboran, misalnya formasi Batu Kapur (Limestone dan
Dolomite).

1.2. Penanggulangan Lost Circulation

Lost circulation dapat menimbulkan beberapa masalah dan kerugian,


misalnya :

 Hilangnya lumpur
 Bahaya terjepitnya pipa
 Formation damage
 Kehilangan waktu
 Tidak diperolehnya cutting untuk sample log
 Penurunan permukaan lumpur dapat menyebabkan blowout pada
formasi berikutnya.

Beberapa metode yang dapat dipergunakan untuk menanggulangi lost


circulation, yaitu:

o Mengurangi Tekanan Pompa


Terjadinya lost circulation dapat diketahui dari flow sensor, atau
berkurangnya lumpur di mud pit. Bila berat lumpur normal dan tekanan
abnormal bukanlah faktor penyebab, langkah pertama dan paling
mudah dilakukan adalah mengatur tekanan pompa dan berat lumpur.
Tekanan sirkulasi lumpur berkisar antara 900 psi sampai 3000 psi.
Fungsi dari tekanan ini adalah untuk menanggulangi kehilangan
tekanan selama pengaliran lumpur.

o Mengurangi Berat Lumpur


Salah satu fungsi lumpur pemboran adalah untuk mengimbangi
tekanan formasi. Semakin besar berat lumpur, semakin besar
differensial pressure antara kolom lumpur dan formasi. Lumpur yang
terlalu berat dapat menyebabkan pecahnya formasi.

o Menaikkan Viskositas dan Gel Strength


Pada shallow depth, lost circulation umumnya disebabkan oleh
formasi yang porous yang terdiri dari coarse, gravel atau cavernous.
Peningkatan viskositas dan gel strength akan membantu memecahkan
masalah ini.

o Mengurangi Tekanan Surge Lubang bor


Tekanan surge dihasilkan dari penurunan pipa kedalam lubang bor
yang terlalu cepat. Kondisi ini dapat memecahkan formasi. Untuk itu
drill string mesti diturunkan dengan lambat untuk mengurangi tekanan
surge yang dapat memecahkan formasi.

o Sealing Agent
Bila beberapa metode diatas gagal, biasanya ditambahkan Lost
Circulation Material (LCM), yaitu bahan pengurang kehilangan
lumpur.
Ada tiga cara additive LCM, yaitu :
 menjaga agar tidak terjadi rekahan akibat penyemenan, dalam hal ini
tekanan hidrostatik harus kecil. LMC antara lain : extenders
 dengan menempatkan material yang mampu menahan hilangnya
semen/lumpur, antara lain : granular, flake dan fibrous.
 Kombinasi dari kedua cara diatass.

o Cement Plug
Penggunaan semen untuk mengatasi hilang lumpur terutama di
daerah yang banyak mengandung gerowong (vuggy) sebagaimana
terdapat pada formasi karbonat .

o Drilling Blind
Drilling blind adalah pemboran yang dilakukan secara membabi buta,
dimana sirkulasi lumpur tidak ada karena semua lumpur hilang ke
formasi. Drilling blind sangat berbahaya karena cutting yang tidak
terangkat kepermukaan dapat menjepit pipa/stuck. Metode drilling
blind biasanya dilakukan bila tekanan normal dan air tersedia dalam
jumlah yang banyak.

o Aerated Drilling
Aerated drilling mud dilakukan dengan tujuan untuk menurunkan
densitas lumpur. Metode ini sangat cocok diterapkan untuk mengatasi
lost circulation yang dijumpai pada formasi cavernous, vugs yang
besar. Metode ini dilakukan dengan memompa campuran air dan udara
kedalam lubang. Jumlah air yang dipompa ke dalam lubang dapat
diatur sesuai dengan kebutuhan. Setelah daerah vugular dilewati, pipa
dapat diset atau aerated water drilling dapat diteruskan.

Anda mungkin juga menyukai