Anda di halaman 1dari 8

NOTULENSI KELOMPOK 2

MODERATOR : EDO GILANG PRATAMA 190341621653


NOTULIS : RIZKA ARINDA YUNIARTI 190341621641
NAMA ANGGOTA KELOMPOK
1. CORYAN WIRA CHRISTIAN 190341621637
2. DELIA MANDANDARI 190341621610
3. DEVI MARIYA SULFA 190341621674
4. DEVI MEILIAWATI 190341621683

NAMA/ NIM QUESTION/ ANSWER/ FEEDBACK


Muhammad Ahva Mushlich Q: Bagaimana mengintegrasikan
190341621634 sumberdaya yang diinternal dan masyarakat
terkait otonom yang berlaku? Apa saja yang
dapat dikembangkan baik di internal dan
masyarakat?

A: (Coryan Wira) 190341621637


Semua yang terlibat adalah masyarakat
sekolah baik guru, kepala sekolah, dan staf-
stafnya. Harus saling berkolaborasi. Seperti
kepala sekolah mampu menuntun guru untuk
menjalankan jobdesnya. Kepala sekolah
harus menjalin hubungan yang harmonis
dalam masyarakat untuk mewujudkan
keharmonisasian.
Semua masyarakat sekolah harus memiliki
keprofesionalannya di bidang masing-
masing.

(Devi Maria S) 190341621674


A : Indicator bisa dilihat lebih luas dari segi
akademik dan non akademik siswa, efesiensi,
produktivitas, dan lain-lain.

(Zhafarina Dhiya) (190341621604)


F : Jika terdapat salah satu masyarakat
sekolah yang tidak melaksanakan atau
kurang maksimal dalam menjalankan
manajemen sekolah ini, apakah ada sanksi
khusus yang diberikan sesuai dengan aturan
UU atau yang lainnya?

A : Delia Mandandari (190341621610)


UU No. 22 tahun 1999 tentang Pemerintah
Daerah dan PP No. 25 Tahun 2000 tentang
Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan
Provinsi sebagai Daerah Otonomi, UU No.
25 Tahun 2000 tentang Propenas, dan
Kepmendiknas No. 122/U/2001 tentang
Rencana Strategis Pembangunan
Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga tahun
2000 -2004, serta UU Sisdiknas Tahun 2003
memberikan landasan hukum yang kuat
untuk diterapkannya Manajemen Berbasis
Sekolah atau School-Based Management dan
Pendidikan Berbasis Masyarakat atau
Community-Based Education.
Menurut kelompok kami tidak ada sanksi
khusus yang diberikan kepada salah satu
masyarakat sekolah yang tidak
melaksanakan atau kurang optimal dalam
menjalankan manajemen sekolah, akan tetapi
ketika kerja sama yang kurang baik atau
terdapatnya oknum-oknum yang tidak
melaksanakan pengimplementasian
manajemen berbasis sekolah (MBS) di
sekolah yang telah menerapkannya, maka
akan berdampak pada kurang maksimalnya
manfaat yang bisa diperoleh sekolah tersebut
terhadap pengimplementasian MBS

(Zhafarina Dhiya) (190341621604)


F : berarti tidak adanya sanksi ini dapat
digantikan dengan kegiatan evaluasi yang
dilakukan secara berkala, seprti itu?

A : Delia Mandandari (190341621610)


Menurut kelompok kami, akan dilakukan
kegiatan evaluasi, dimana kegiatan evaluasi
ini untuk melihat apakah tujuan dari
pengimplementasian MBS ini dapat tercapai
dengan baik, sehingga dapat menjadi
rekomendasi dalam melakukan perbaikan
untuk kedepannya

F : Muhammad Ahva Mushlich


190341621634
Terkait integrasi dengan masyarakat, belum
disampaikan oleh kelompok penyaji terkait
bagaimana implementasi yang dilakukan
MBS ini bersama dengan masyarakat?

A: (Devi Meiliawati)
Bahwa masyarakat dalam hal ini dapat
berupa individu, sekelompok warga,
institusi, maupun perusahaan disekitar
sekolah. Dalam hal ini keterlibatan
masyarakat tersebut dapat berupa
ide/gagasan, saran, jasa, ataupun dukungan
dalam bentuk materi. Contoh lain dari yang
tadi sudah Vanessa jelaskan adalah adanya
keterlibatan perusahaan disekitar sekolah
berupa memberikan kesempatan
magang/pkl, memberikan beasiswa bagi
peserta didik berprestasi/kurang mampu,
memberikan sokongan dana pembangunan
fasilitas sekolah. Atau seperti melibatkan
tokoh masyarakat/tokoh inspiratif untuk
memberikan motivasi maupun inspirasi
kepada peserta didik disekolah terkait.

(Vanessa Anya) (190341621619)


A : Hubungan dengan masyarakat salah
satunya dapat meningkatkan mutu sekolah
melalui partisipasi masyarakat. dimana
dengan memanfaatkan potensi yang ada di
masyarakat untuk membantu proses
pembelajaran serta upaya membangun link
sekolah dnegan lembaga penyuplai tenaga
kerja.
Yang pertama, seperti dengan menggandeng
tokoh masyarakat di wilayah sekolah untuk
menjadi pengajar untuk pengembangan
pengetahuan dan ketrampilan baik untuk
guru maupun siswa. Lalu sebagai penyuplai
tenaga kerja. Disini sekolah kan berada di
masyarakat dimana para siswa juga berasal
dari masyarakat yang nantinya akan kembali
ke masyarakat, Terkadang terdapat sekolah
yang bekerja sama dengan lembaga di luar
sekolah untuk meningkatkan ketrampilan
dan juga pengetahuan siswa di luar sekolah.
semisal contoh di smk lulusannya nanti
diharapkan dapat terjun ke masyarakat sesuai
bidang yang ditekuninya.

Devi Meiliawati (190341621683)


Bahwa masyarakat dalam hal ini dapat
berupa individu, sekelompok warga,
institusi, maupun perusahaan disekitar
sekolah. Dalam hal ini keterlibatan
masyarakat tersebut dapat berupa
ide/gagasan, saran, jasa, ataupun dukungan
dalam bentuk materi. Contoh lain dari yang
tadi sudah Vanessa jelaskan adalah adanya
keterlibatan perusahaan disekitar sekolah
berupa memberikan kesempatan
magang/pkl, memberikan beasiswa bagi
peserta didik berprestasi/kurang mampu,
memberikan sokongan dana pembangunan
fasilitas sekolah. Atau seperti melibatkan
tokoh masyarakat/tokoh inspiratif untuk
memberikan motivasi maupun inspirasi
kepada peserta didik disekolah terkait.
Kartika Rahmawati Q : Mengapa tidak diintegrasikan dengan
190341621666 observasi?

A: (Devi Meiliawati)
Hasil observasi : tidak dicantumkan karena
di RPS tidak perlu mencantumkan atau
mengintegrasikan MBS dengan observasi
SMAN Muara (Sulsel) sekolah yang
memiliki asrama, untuk meningkatkan mutu.
Melibatkan komite sekolah, guru, kepala
sekolah, dan wali murid dalam
penyelenggaraan asrama sekolah. Dilakukan
evaluasi terkait penggunaan dana yang telah
digunakan.

F (Kartika Rahmawati) : RPS menyatakan


harusnya menyantumkan MBS dalam PPT
dan small paper
Ainur rifah Q : Manfaat utama MBS, apakah dapat
190341621676 mendukung tercapainya tujuan dan visi misi?

A: (Devi Maria S) ada beberapa manfaat


diantaranya :
• Mengoptimalkan sumberdaya yang
tersedia karena lebih mengetahui
SWOT
• Lebih mengetahui kebutuhan
lembaganya
• Penggunaan sumberdaya pendidikan
lebih efisien dan efektif
• Peran masyarakat membuat
transparansi lebih baik
(Qatunnada Widhia)
• Memungkinkan orang-orang
berkompeten di sekolah tersebut
mengambil keputusan dan terlibat
dalam pengembangan
• Mendorong kreativitas program
pembelajaran
• Sekolah menghasilkan rencana
anggaran yang lebih realistic
• Meningkatkan motivasi guru dan
kepemimpinan baru di sekolah
tersebut

NOTULENSI KELOMPOK 3
MODERATOR : EDO GILANG PRATAMA 190341621653
NOTULIS : RIZKA ARINDA YUNIARTI 190341621641
NAMA ANGGOTA KELOMPOK
1. AMANDA NALURITA 190341621703
2. DHANI ZUMMAR S 190341621701
3. GHAUTS MANNAH A. A. 190341621677
4. RIFA APRILIA RAHMAN 190341621632

NAMA/ NIM QUESTION/ ANSWER/ FEEDBACK


Nur Shofiyah N K Q : Dari hasil observasi, Impactnya ke warga
190341621657 sekolah itu seperti apa?

A: Ghauts Mannah A. A. 190341621677


Mohon maaf sebelumnya, kami belum
melakukan observasi mengenai MBS
sebelumnya, dan untuk impact MBS ini ke
warga sekolah dan titik berat MBS di sekolah
tersebut itu belum bisa kami jawab karena
belum observasi. Untuk nama sekolah yang
akan kami observasi yakni SMKN 2
Singosari dimana kami telah melakukan
observasi untuk sekolah efektif juga.
Kemudian untuk pertanyaan "Apakah MBS
ini sudah diterapkan dengan baik di
pendidikan Indonesia?". Menurut kelompok
kami, berdasarkan (Sabil, 2014) mengatakan
bahwa salah satu implementasi MBS yang
telah berhasil yakni di SMPN 11 Jambi
dimana sekolah tersebut telah meningkatkan
mutu pelayanan sekolah yang sebelumnya
mayoritas hanya dilakukan oleh guru, namun
setelah di implementasikan MBS, pelayanan
tidak hanya dilakukan oleh guru, melainkan
seluruh warga sekolah.
M Alif Hidayatullah Q : Sekolah memiliki hak otonomi sendiri,
190341621661 nah tetapi tentu tetap ada controlling dan
kesinambungan dengan pusat. Lalu
bagaimana batasannya?
A: Rifa Aprilia (190341621632) Berkaitan
dengan pengelolaan sekolah secara mandiri
ini tentu saja ada batasan baik dari dalam
sekolah maupun luar sekolah. Dari luar
sekolah ini berupa Standar pengelolaan, yang
mana terdiri dari 3 bagian yakni standar
pengelolaan oleh satuan pendidikan, standar
pengelolaan oleh pemerintah daerah dan
standar pengelolaan oleh pemerintah.
Standar Pengelolaan pendidikan sendiri
memiliki kriteria mengenai perencanaan,
pelaksanaan, pelaksanaan dan pengawasan
kegiatan pendidikan pada tingkat satuan
pendidikan, kabupaten/ kota, provinsi atau
nasional agar tercapai efiensi dan efektivitas
penyelenggaraan pendidikan. Dari dalam
sekolah pengelolaan atau MBS dibatasi oleh
visi misi, yang mana kita ketahui bahwa
pengelolaan sekolah bertujuan untuk
mencapai tujuan sekolah secara maksimal.

A : (Dhani Zummar S) 190341621701


Izin menambahkan, batasan hak otonomi
sekolah terbatas juga oleh standar
pengelolaan keuangan yang telah diatur oleh
pihak pemerintah daerah kota/kabupaten
didalam perda.
Intan Nurnilam Q : Presentasi ini sama dengan sebelumnya,
190341621643 tidak ada hasil observasinya. Apa titik berat
MBS yang dilakukan di sekolah tersebut.
Apkah MBS ini sudah diterapkan dengan
baik di pendidikan Indonesia?

A: Ghauts Mannah A. A. 190341621677


Mohon maaf sebelumnya, kami belum
melakukan observasi mengenai MBS
sebelumnya, dan untuk impact MBS ini ke
warga sekolah dan titik berat MBS di sekolah
tersebut itu belum bisa kami jawab karena
belum observasi. Untuk nama sekolah yang
akan kami observasi yakni SMKN 2
Singosari dimana kami telah melakukan
observasi untuk sekolah efektif juga.
Kemudian untuk pertanyaan "Apakah MBS
ini sudah diterapkan dengan baik di
pendidikan Indonesia?". Menurut kelompok
kami, berdasarkan (Sabil, 2014) mengatakan
bahwa salah satu implementasi MBS yang
telah berhasil yakni di SMPN 11 Jambi
dimana sekolah tersebut telah meningkatkan
mutu pelayanan sekolah yang sebelumnya
mayoritas hanya dilakukan oleh guru, namun
setelah di implementasikan MBS, pelayanan
tidak hanya dilakukan oleh guru, melainkan
seluruh warga sekolah.

F : Annisa Aulia (190341621608)


Izin feedback terkait jawaban saudara
ghauts, dijelaskan bahwa salah satu faktor
keberhasilan implementasi MBS yaitu
meningkatkan mutu pelayanan yang awalnya
hanya oleh guru menjadi seluruh warga
sekolah, nah yang saya tanyakan contoh
konkret peningkatan mutu pelayanan oleh
seluruh warga sekolah (guru, murid, staff) itu
bagaimana? sedangkan yang saya tau masih
banyak yang belum mengetahui konsep dari
manajemen berbasis sekolah itu sendiri.
Terimakasih

A: Ghauts Mannah Aji A (190341621677)


jika membicarakan yang di SMPN 11 Jambi,
dikatakan bahwa awalnya sekolah tersebut
masih terikat dengan aturan-aturan serta
budaya lama yang membatasi kewenangan
yang dimiliki kepala sekolah. Hal lain yang
juga sebagai penyebab rendahnya
kemandirian tersebut karena penerapan MBS
di sekolah yang merupakan perwujudan dari
pemindahan wewenang dari pusat ke level
yang paling bawah masing menunggu
kerelaan birokrasi pendidikan dari pusat
maupun daerah. Akan tetapi, setelah
diimplementasikan MBS pada sekolah
tersebut, sekolah itu mendapatkan otonomi
yang dimana memiliki hak untuk mengelola
secara mandiri instansinya, selain itu juga
sekolah tersebut meninggalkan budaya dan
aturan lamanya yang hanya guru yang
mengimplementasikan MBS.

Tambahan : Amanda Nalurita


(190341621703)
izin menambahkan Controh konkret
peningkatan mutu dapat berupa peningkatan
pelayanan administrasi siswa, perbaikan
komunikasi antara guru dan staf lainnya
dalam hal terkait sarana prasarana sekolah,
layanan kegiatan kurikuler nonkulikuler, dan
dalam manajemen internal seperti pelatihan
maupun kerjasama dengan sekolah lain yang
mana memerlukan peran seluruh warga
sekolah.

Anda mungkin juga menyukai