ISOTONIS
Kelompok I
Kelas C
Farmasi
Hanizah Isnaini (21/481433/FA/13184)
(Martin, 2009).
Rumus Perhitungan
Terdapat beberapa metode perhitungan dalam
penurunan titik beku ini. Salah satunya dengan rumus
seperti dibawah ini.
Keterangan :
B = Jumlah zat NaCl yang harus ditambahkan agar isotonis
Ptb1, Ptb2= Penurunan titik beku zat berkhasiat seperti didalam resep
Ptb = Penurunan titik beku zat pengisotonis (NaCl)
C1, C2 .. = Konsentrasi zat berkhasiat didalam resep dg satuan (b/v) %
Rumus Perhitungan
Berdasarkan Martin 2009, perhitungan metode penurunan titik beku ini akan dijelaskan
lebih lanjut menggunakan contoh soal sebagai berikut.
Pertanyaan :
Berapa banyak natrium klorida yang diperlukan agar 100 ml larutan apomorfin HCl 1%
isotonis dengan serum darah?
Rumus Perhitungan
Jawab :
Diketahui bahwa apomorfin HCl 1% mempunyai penurunan titik beku sebesar 0,8 derajat
(dari tabel ikhtisar). Agar diperoleh larutan yang isotonis, sejumlah natrium klorida
harus ditambahkan untuk menurunkan titik bekunya sebesar 0,44 derajat = 0,52-0,08.
Dari tabel titik beku didapat data bahwa natrium klorida 1% memiliki penurunan titik
beku sebesar 0,58 derajat. Dengan menggunakan metode perbandingan diperoleh :
Maka didapatkan bahwa natrium klorida 0,76% akan menurunkan titik beku sebesar
0,44% dan membuat larutan tersebut isotonis.
METODE KESETARAAN NACL
Metode kesetaraan natrium klorida atau
ekuivalen tonsitas dikembangkan oleh Mellen
dan Seltzer. Ekuivalen tonsitas (E) dari
larutan obat adalah banyaknya natrium
klorida yang ekuivalen (mempunyai pengaruh
osmotik yang sama) dengan 1 gram (atau
satuan lain) obat tersebut. Nilai E dapat
dihitung dari nilai Liso atau penurunan titik
beku. Untuk larutan yang mengandung 1 gram
obat dalam 1000 ml larutan, konsentrasi c
dinyatakan dalam mol per liter.
Contoh Soal
Jawab :
Karena obat ini merupakan garam uni-univalen, obat ini
mempunyai Liso = 3,4. Nilai E dapat dihitung dengan memakai
rumus perhitungan.
E = 17 x 3,4/187
= 0,31
Metode White Vincent
Merupakan metode penghitungan tonisitas kelas II melibatkan penambahan air ke
obat untuk membuat larutan isotonik, diikuti dengan penambahan buffer isotonik atau
isotonik pengencer kendaraan untuk membawa solusi ke volume akhir.
Rumus:
V = volume larutan isotonis yang disiapkan, ml
w = berat obat, gram
V = w x E x 111,1 E = Ekivalensi NaCl dari obat
111,1 = konstanta, harga perbandingan dari 100/0,9
(Martin, et al., 1990).
Contoh Soal
Metode White-Vincent
Seseorang akan membuat 30 mL larutan 1% prokain
hidroklorida isotonik dengan cairan tubuh.
CARA 1 : CARA: 2
1. Menimbang jumlah obat (w) sebanyak ; Dengan Rumus :
30mL x 1g/100 mL x E = 0,3 g x 0,21 = 0,063 g V = w × E × 111,1
Nilai E Prokain HCL didapat dari tabel nilai isotonis. V = 0,3 × 0,21 × 111,1
Di dapatkan 0,063 NaCl ekivalen osmotik dengan 0,3 g prokain V = 7 mL
HCl.
2. Kita tahu bahwa 0,9 g NaCl yang dilarutkan dalam
100 mL adalah isotonis, maka volume larutan
isotonis yang dibutuhkan dari 0,063 g NaCl adalah:
(0,9 g/100 mL) = (0,063 g/V)
V = 0,063 x 100/0,9
V = 7 mL
Metode Sprowl
Merupakan penyederhanaan metode White-Vincent.
Dapat digunakan untuk menyusun sebuah tabel dari nilai V bila
digabungkan dengan berat obat w. Dimana berat obat sebesar 0,3 g,
jumlah yang biasa digunakan untuk 1 ons cairan larutan 1%
Rumus:
V = w x E x 111,1
DAFTAR PUSTAKA
Martin, Alfred. (2009) Farmasi Fisik Dasar-Dasar Farmasi Fisik dalam Ilmu
Farmasetik Edisi Ketiga. Jakarta. UI-Press.