Injeksi Vitamin C
Injeksi intravena vitamin C dapat menyebabkan pusing dan pingsan, oleh sebab itu vitamin C
dibuat dalam bentuk injeksi intra muscular, walaupun pemberian secara IM akan meninggalkan
rasa sakit ditempat suntikan. Pemerian obat IM memberikan efek obat yang kurang tepat, tetapi
biasanya efek berlangsung lebih lama dari yang dihasilkan
4. Injeksi intravena ( i.v )
Aminofusin L 600
Phytomenadion Injection
9. Injeksi subkonjuntiva
Air untuk injeksi ( aqua pro injection ) dibuat dengan cara menyuling kembali air suling
segar dengan alat kaca netral atau wadah logam yang dilengkapi dengan labu percik.
Hasil sulingan pertama dibuang, sulingan selanjutnya ditampung dalam wadah yang
cocok dan segera digunakan. Jika dimaksudkan sebagai pelarut serbuk untuk injeksi,
harus disterilkan dengan cara Sterilisasi A atau C segera setelah diwadahkan.
Air untuk injeksi bebas udara dibuat dengan mendidihkan air untuk injeksi segar selama
tidak kurang dari 10 menit sambil mencegah hubungan dengan udara sesempurna
mungkin, didinginkan dan segera digunakan. Jika dimaksudkan sebagai pelarut serbuk
untuk injeksi , harus disterilkan dengan cara sterilisasi A, segera setelah diwadahkan.
Obat suntik dengan pembawa minyak, tidak boleh disuntikkan secara i.v , hanya boleh
secara i.m.
Menurut FI.ed.IV, bahan tambahan untuk mempertinggi stabilitas dan efektivitas harus
memenuhi syarat antara lain tidak berbahaya dalam jumlah yang digunakan, tidak
mempengaruhi efek terapetik atau respon pada uji penetapan kadar.
Tidak boleh ditambahkan bahan pewarna, jika hanya mewarnai sediaan akhir.
Pemilihan dan penggunaan bahan tambahan harus hati-hati untuk injeksi yang diberikan lebih
dari 5 ml. Kecuali dinyatakan lain berlaku sebagai berikut :
Zat yang mengandung raksa dan surfaktan kationik, tidak lebih dari 0,01 %
Golongan Klorbutanol, kreosol dan fenol tidak lebih dari 0,5 %
Belerang dioksida atau sejumlah setara dengan Kalium atau Natrium Sulfit, bisulfit atau
metabisulfit , tidak lebih dari 0,2 %
7. Sebutkan dan jelaskan cara menghitung tekanan osmosis!
a. Cara penurunan titik beku (PTB) yang disebabkan oleh 1% b/v zat khasiat dengan rumus
menurut FI.
Suatu larutan dinyatakan isotonis dengan serum atau cairan mata jika membeku pada
suhu -0,52C. untuk memperoleh larutan isotonis dapat ditambahkan NaCl atau zat lain
yang cocok yang dapat dihitung dengan rumus:
Rumus :
0,52−b 1 C
B= b2
Keterangan :
B adalah bobot zat tambahan (NaCl) dalam satuan gram untuk tiap
100 ml larutan
0,52 adalah titik beku cairan tubuh (-0,52C)
b1 adalah PTB zat khasiat
C adalah konsentrasi dalam satuan % b/v zat khasiat
b2 adalah PTB zat tambahan (NaCl)
Contoh soal :
1. Jika diketahui bahwa penurunan titik beku air yang disebabkan oleh 1% b/v asam
borat adalah 0,288, kadar asam borat dalam 300 ml larutan asam borat isotonis
adalah:
a. 1,805% b/v c. 5,410% b/v
b. 0,402% b/v d. 5,417% b/v
Jawab:
Misalkan kadar asam borat = x% b/v
0,52−b 1 C
B= agar isotonis, maka
b2
0,52−0,288 X
0= 0,288 x = 0,52
b2
x = 1,805
jadi kadar asam borat = 1,805% b/v
Rumus 2
V = (W x E) 100/0,9 = (W x E)
111,1
Keterangan :
Rumus 3 B = 0,9/100 x V – (W x E)
Keterangan :
Contoh soal :
Bila 0,76 gram NaCl harus ditambahkan ke dalam 100 ml 1 % b/v larutan
Atropin Sulfat, maka larutan Atropin Sulfat isotonis adalah
a. 6,43 % b/v
b. 6 % b/v
c. 2 % b/v
d. 1,18 % b/v
Jawab :
Cara A :
EAtropin sulfat = 0,900 -0,760 = 0,140
Artinya 1 gram Atropin sulfat ~ 0,14 gram NaCl (dalam 100 ml)
Jadi untuk larutan isotonis 0,9 gram NaCl dalam 100 ml ekivalen dengan 0,9/0,14 x 1
gram Atropin sulfat = 6,43 gram/100 cc = 6,43 % b/v
Cara B :
EAtropin sulfat = 0,900 -0,760 = 0,140 ; dan volume 100 ml
Dengan rumus3 jika isotonis = 0,9/100 x 100 = W x 0,140
W = 0,9/0,140= 6,43
Jadi larutan Atropin Sulfat isotonisnya adalah 6,43 gram dalam 100 ml atau 6,43 %
b/v
( fa / Ma ) x a
Keterangan :
Fa = faktor disosiasi zat-zat yang mendekati keadaan sebenarnya (glukosa dan gliserin =
1, asam lemah dan basa lemah = 1,5, asam kuat dan basa kuat = 1,8 )
Ma = bobot molekul zat
a, b, c…. dan seterusnya adalah kadar zat dalam larutan dalam satuan g/liter
Jadi larutan isotonis dapat dihitung dari NaCl 0,9% b/v tersebut yaitu :
= ( f.NaCl/M.NaCl ) x kadar NaCl (dalam satuan g/liter)
= ( 1,8/58,5) x 9 = 0,28 (berarti setiap larutan yg mempunyai faktor isotonis = 0,28
adalah isotonis)
Jadi kita turunkan rumus sebagai berikut :
Rumus 4
Rumus 5
NaCl = 32 Na nitrat = 47
Contoh 1
R/ cocain HCL 1%
f.sol.isot.c. NaCl ad 10 ml
berapa NaCl yang masih harus ditambahkan agar larutan tersebut isotonis, jika diketahui
f.cocain HCL= 1,8 dan M.cocain HCL = 338,8?
Jawab:
Konsentrasi cocain HCL 1% = 1 g/100 ml = 10 g/ liter Mh/ fh cocain HCL = 32 (ada HCL
yg merupakan asam kuat)
Berdasarkan rumus 5:
h= 32 x (0,28-0,053)
h= 7,264 g
Dibedakan : wadah untuk injeksi dari kaca atau plastik.Dapat juga dibedakan lagi menjadi :
a. Wadah dosis tunggal ( single dose ), wadah untuk sekali pakai misalnya ampul. Ditutup
dengan cara melebur ujungnya dengan api sehingga tertutup kedap tanpa penutup karet.
b. Wadah dosis ganda ( multiple dose ), wadah untuk beberapa kali penyuntikan,
umumnyaditutup dengan karet dan alumunium, misalnya vial ( flakon ) , botol.
Wadah kaca
Wadah plastik
Wadah dari plastik ( polietilen, polipropilen ) .
Keuntungan :
netral secara kimiawi, tidak mudah pecah dan tidak terlalu berat hingga mudah diangkut,tidak
diperlukan penutup karet.
Kerugian :
a. Dapat ditembus uap air hingga kalau disimpan akan kehilangan air, juga dapat ditembus
gasCO
b. Wadah plastik disterilkan dengan cara sterilisasi gas dengan gas etilen oksida.
Tutup karet
Digunakan pada wadah dosis ganda yang terbuat dari gelas/kaca. Tutup karet dibuat dari karet
sintetis atau bahan lain yang cocok. Untuk injeksi minyak , tutup harus dibuat dari bahan
yang tahan minyak atau dilapisi bahan pelindung yang cocok.
Syarat tutup karet yang baik adalah bila direbus dalam otoklaf, maka :
a. Karet tidak lengket / lekat, dan jika ditusuk dengan jarum suntik, tidak
melepaskan pecahannya serta segera tertutup kembali setelah jarum suntik dicabut.
b. Setelah dingin tidak boleh keruh.
c. Uapnya tidak menghitamkan kertas timbal asetat ( Pb-asetat ).
Cara mencuci :
Mula-mula dicuci dengan detergen yang cocok, jangan memakai sabunCalsium/Magnesium
karena ion-ion itu akan mengendap pada dinding kaca. Bilas dengan airdan rebus beberapa kali
pendidihan, tiap kali pendidihan, air diganti.
Cara sterilisasi :
Masukkan tutup karet ke dalam labu berisi larutan bakterisida, tutup, sterilkan dengancara
sterilisasi A, biarkan selama tidak kurang dari 7 hari. Bakterisida yang digunakan harussama
dengan bakterisida yang digunakan dalam obat suntiknya dengan kadar 2 kalinyadengan volume
untuk tiap 1 gram karet dibutuhkan 2 ml.Tutup karet yang mengandung Na-pirosulfit, sebelum
dipakai harus direndam dalam larutan bakterisida yang mengandung Na-pirosulfit 0,1 % selama
tidak kurang dari 48 jam