Kti Rika Fixxx Bismillah Newwwww
Kti Rika Fixxx Bismillah Newwwww
(LITERATURE REVIEW)
19037
TAHUN 2022
KARYA TULIS ILMIAH
(LITERATURE REVIEW)
Karya Tulis Ilmiah ini disusun sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh
gelar Ahli Madya Keperawatan
19037
TAHUN 2022
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Nim : 19037
Dengan ini menyatakan bahwa karya tulis ilmiah yang saya tulis ini adalah benar
merupakan hasil karya sendiri dan bukan merupakan pengambilan alihan tulisan
pikiran orang lain yang saya akui sebagai tulisan saya atau pemikiran saya sendiri.
Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan Karya Tulis Ilmiah ini hasil
jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya tersebut.
Jakarta,
Pembuat Pernyataan
NIM. 19037
Mengetahui,
Pembimbing KTI
LEMBAR PERSETUJUAN
Karya Tulis Ilmiah ini dengan judul “Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Praktik
Perawatan Kaki Terhadap Pencegahan Luka Kaki Diabetik Pada Pasien Diabetes
Mellitus Tipe 2” telah disetujui untuk diujikan dihadapan Tim Penguji.
Jakarta,
Pembimbing KTI
NIDN. 0311107805
Mengetahui,
Direktur
Karya Tulis Ilmiah oleh Rika Nur Anggraini dengan judul “Hubungan Tingkat
Pengetahuan dan Praktik Perawatan Kaki Terhadap Pencegahan Luka Kaki
Diabetik Pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2” ini telah diujikan dan dinyatakan
“LULUS” dalam Ujian Sidang dihadapan Tim Penguji pada tanggal
Jakarta,
Penguji I
NIDN.
Penguji II
NIDN. 0311107805
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas berkat dan rahmat-Nya sehingga peneliti dapat
menyusun Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Hubungan Tingkat Pengetahuan dan
Praktik Perawatan Kaki Terhadap Pencegahan Luka Kaki Diabetik Pada Pasien
Diabetes Mellitus Tipe 2”.
Karya Tulis Ilmiah ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu syarat dalam
melakukan penelitian yang akan kami laksanakan di Rumah Sakit Sumber Waras.
Selama menyusun Karya Tulis Iilmiah ini peneliti menyadari banyak menemukan
dukungan dan hambatan, namun berkat bimbingan dan arahan, serta saran dari
berbagai pihak serta pembimbing sehingga peneliti dapat menyelesaikan Karya Tulis
Ilmiah ini.
Untuk itu dengan segala kerendahan hati dalam kesempatan ini izinkanlah peneliti
mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat:
1. Letjen TNI Mar (Purn) Safzen Noerdin, SIP, selaku Ketua Yayasan Kesehatan
Rumah Sakit Sumber Waras Jakarta.
2. Dr. Hj. Soesilowati S. Sp. PD., KEMD-FINASIM, selaku Pembina Akademi
Keperawatan Sumber Waras Jakarta.
3. Ns. Esther Lenny. D. M, SKM, S.Kep., M.Kep., selaku Direktur Akademi
Keperawatan Sumber Waras Jakarta.
4. Ns. , S. Kep., M.Kep., selaku Penguji I.
5. Ns. Rini Rahmasari, S.Kep., M.Kep., selaku Pembimbing utama yang telah
membimbing dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah, sekaligus penguji II, serta
selaku Koordinator Mahasiswa Tingkat III Angkatan XXII Akademi
Keperawatan Sumber Waras Jakarta.
6. Seluruh Dosen dan Staf Akademi Keperawatan Sumber Waras Jakarta yang telah
banyak memberikan bimbingan dan arahan selama peneliti mengikuti pendidikan
di Akademi Keperawatan Sumber Waras Jakarta.
7. Orangtua Bapak Imam Taufik, Ibu Durisah, dan Kakak Rini Samiasi Puspita Sari
yang telah memberikan perhatian dan dukungan yang tulus, baik secara moral
maupun material sehingga peneliti dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini
tepat waktu.
8. Sahabat Fani Hanifah, Sari Anggi Lia, Dinni Apriliyanti, Isna Khusnul
Qhotimah. G. S, Prawitaningsih, Nur Hikmah Hasanah, Maysaroh, Vicky
Ramadhan Winata, Azzadea Sakira, Madadias, Diana Niken, Sri Wahyuni, Novia
Lestari, Desih Haryanti, Risda Sakinah Putrid an Ego Caniago yang selalu
mendukung dan menyemangati saya.
9. Rekan-rekan mahasiswa dan mahasiswi, khususnya Angkatan XXII Akademi
Keperawatan Sumber Waras Jakarta yang turut berpartisipasi dalam pembuatan
Karya Tulis Ilmiah.
Jakarta,
Peneliti,
NIM. 19037
DAFTAR ISI
Halaman
COVER DEPANi
COVER BELAKANG
A. Latar Belakang
Diabetes Mellitus (DM) adalah gangguan metabolisme kronis yang disebabkan oleh
banyak faktor dan ditandai dengan kadar gula darah yang tinggi sebagai akibat dari
disfungsi insulin. Diabetes Mellitus adalah penyakit kronis kompleks yang
memerlukan perawatan medis berkelanjutan dengan strategi pengurangan risiko yang
melibatkan banyak faktor di luar kendali glikemik (American Diabetes Association,
2018). Fenomena Diabetes Mellitus saat ini di Indonesia menunjukkan angka
kematian akibat ulkus atau gangrene berkisar 17-23%, sedangkan angka amputasi
sekitar 15-30% dari penderita gangrene. Dari data tersebut dapat dikatakan bahwa
masalah penyakit Diabetes Mellitus masih menjadi masalah kesehatan yang harus
diperhatikan. Adanya pemahaman yang baik tentang Diabetes Mellitus dan segala
komplikasi kroniknya serta perawatan luka yang adekuat untuk mempengaruhi
keberhasilan terapi bahkan pencegahan luka ataupun kecacatan (Sutandi dan
Puspitasary, 2016).
International of Diabetic Federation menyatakan bahwa 425 juta orang di dunia, 2079
tahun, menderita diabetes. Jumlah ini terus bertambah. Pada 2019, jumlah orang
sakit di seluruh dunia mencapai 436 juta. Jumlah penderita diabetes diperkirakan
mencapai 578 juta pada tahun 2030 dan 700 juta pada tahun 2045 dari total
penduduk dunia (IDF, 2019).
Ulkus kaki diabetic (UKD) merupakan salah satu komplikasi kronik dari Diabetes
Mellitus Tipe 2 (DMT2) yang sering ditemui. UKD adalah penyakit pada kaki
penderita diabetes dengan karakteristik adanya neuropati sensorik, motoric, otonom
dana tau gangguan pembuluh darah pada tungkai. Dalam sebuah penelitian di
Indonesia, angka kasus akibat luka atau gangren sekitar 17-23%, tetapi angka
kematian akibat amputasi karena gangren adalah sekitar 1.530 orang Angka kematian
satu tahun setelah amputasi adalah sekitar 14.8%. Pada tahun ketiga, angka ini naik
menjadi 37%. Dari data tersebut, dapat dikatakan bahwa masalah diabetes mellitus
dengan semua komplikasi kronis dan perawatan luka yang tepat merupakan faktor
yang sangat penting hal itu mempengaruhi keberhasilan pengobatan bahkan
pencegahan cedera dan kecacatan (Sutandi dan Puspitasary, 2016).
Berdasarkan hasil penelitian Arifin, N., A., W. (2021) menyatakan bahwa tingkat
pengetahuan pada pasien Diabetes Mellitus tipe II memiliki hubungan dengan
pemahaman klien dalam melakukan praktik perawatan kaki guna mencegah
terjadinya luka kaki diabetik. Menurut hasil penelitian Sukmawati, P., F., Naziyah,
Widowati, R. (2021) menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara sikap
dengan upaya pencegahan ulkus diabetikum pada pasien diabetes mellitus.
Berdasarkan fenomena dan beberapa penelitian tersebut, maka peneliti tertarik untuk
mengambil judul mengenai “Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Praktik Perawatan
Kaki Terhadap Pencegahan Luka Kaki Diabetik Pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe
2”
B. Rumusan Masalah
Diabetes Mellitus (DM) merupakan penyakit kronis progresif yang ditandai dengan
ketidakmampuan tubuh untuk melakukan metabolisme karbohidrat, lemak, dan
protein, mengarah ke hiperglikemia (kadar glukosa darah tinggi). Ulkus kaki diabetik
adalah keadaan ditemukannya infeksi, tukak dana tau destruksi ke jaringan kulit yang
paling dalam di kaki pasien Diabetes Mellitus akibat abnormalitas saraf dan gangguan
pembuluh darah arteri perifer. Berdasarkan dari beberapa penelitian sebelumnya
dapat disimpulkan bahwa perawatan kaki pada pasien diabetes mellitus sangat
berpengaruh untuk mencegah luka kaki diabetik. Banyaknya penelitian terkait
hubungan pengetahuan dan perawatan kaki untuk mencegah luka kaki diabetik pada
pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 di Indonesia, peneliti mendapatkan kemudahan
dalam membuat literature review. Dengan demikian, peneliti dapat merumuskan
masalah mengenai “Adakah Pengaruh Tingkat Pengetahuan dan Praktik Perawatan
Kaki Terhadap Pencegahan Luka Kaki Diabetik Pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe
2”.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengidentifikasi pengaruh tingkat pengetahuan dan praktik perawatan kaki
terhadap pencegahan luka kaki diabetik pada pasien Diabetes Mellitus Tipe 2.
2. Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi beberapa penelitian lain mengenai hubungan tingkat
pengetahuan dan praktik perawatan kaki terhadap pencegahan luka
kaki diabetik pada pasien Diabetes Mellitus Tipe 2.
b. Mengidentifikasi persamaan beberapa hasil penelitian lain dengan
teori mengenai hubungan tingkat pengetahuan dan praktik perawatan
kaki terhadap pencegahan luka kaki diabetik pada pasien Diabetes
Mellitus Tipe 2.
c. Mengidentifikasi perbedaan beberapa hasil penelitian lain dengan teori
mengenai hubungan tingkat pengetahuan dan praktik perawatan kaki
terhadap pencegahan luka kaki diabetik pada pasien Diabetes Mellitus
Tipe 2.
d. Mengidentifikasi keterbatasan hasil penelitian mengenai hubungan
tingkat pengetahuan dan praktik perawatan kaki terhadap pencegahan
luka kaki diabetik pada pasien Diabetes Mellitus Tipe 2.
e. Menganalisa beberapa jurnal penelitian tentang hubungan tingkat
pengetahuan dan praktik perawatan kaki terhadap pencegahan luka
kaki diabetik pada pasien Diabetes Mellitus Tipe 2.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Bagi Pelayanan Kesehatan
a. Sebagai acuan dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan dalam
memberikan asuhan keperawatan di pelayanan kesehatan.
b. Sebagai intervensi tambahan yang digunakan oleh perawat dalam
mengatasi masalah keperawatan pada pasien Diabetes Mellitus Tipe 2.
c. Menambah wawasan ilmu di bidang keperawatan dan meningkatkan
mutu asuhan keperawatan dalam pencegahan dini luka kaki diabetik
pada pasien Diabetes Mellitus Tipe 2.
A. Konsep Pengetahuan
1. Pengertian
Pengetahuan adalah hasil dari kata “tahu” yang terjadi setelah manusia
mempersepsikan suatu objek tertentu. Membangkitkan pengetahuan
dipengaruhi oleh kekuatan pengenalan perhatian dari objek. Sebagian besar
pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. (Notoadmodjo,
2003, A. Wawan dan Dwi M, 2019). WHO (2016) menyatakan bahwa
diabetes adalah penyakit kronis serius yang terjadi ketika pankreas tidak
menghasilkan cukup insulin (hormon yang mengatur gula darah atau glukosa)
atau ketika tubuh tidak dapat secara efektif menggunakan insulin yang
dihasilkannya. Dengan demikian, peneliti dapat menyimpulkan bahwa
pengetahuan seseorang bisa di dapatkan dari berbagai macam objek yang
dilihat maupun di dengar.
2. Tingkat Pengetahuan
Menurut Srimaya, T (2021) ada enam tingkat pengetahuan menyeluruh dari
domain kognitif, yaitu :
a. Pengetahuan
Pengetahuan didefinisikan sebagai mengingat kembali materi yang
dipelajari sebelumnya. Tingkat pengetahuan ini melibatkan
mendapatkan sesuatu yang spesifik dari semua materi yang diselidiki
atau rangsangan yang diterima.
b. Memahami (mengerti)
Pemahaman didefinisikan sebagai kemampuan untuk menggambarkan
dengan benar suatu objek yang diketahui, dan dengan benar
menginterpretasikan suatu dokumen.
c. Aplikasi
Didefinisikan sebagai kemampuan untuk menerapkan materi yang
dipelajari pada situasi atau kondisi nyata.
d. Analisis
Kemampuan untuk menggambarkan bahan atau objek dalam suatu
komponen, tetapi masih dalam struktur organisasi dan saling terkait.
e. Sintetis
Sintesis adalah kemampuan untuk menggabungkan bagian-bagian
menjadi satu kesatuan yang baru. Dengan kata lain, sintesis adalah
kemampuan untuk membangun formulasi baru dari formulasi yang
sudah ada.
f. Evaluasi
Evaluasi ini mengacu pada kemampuan untuk membenarkan atau
mengevaluasi suatu materi atau objek.
b. Faktor Eksternal
a) Lingkungan
Lingkungan mencakup semua kondisi yang ada di sekitar manusia
dan pengaruhnya yang dapat mempengaruhi perkembangan dan
perilaku individu atau kelompok.
b) Faktor sosial budaya
Sistem sosial budaya yang ada di masyarakat dapat mempengaruhi
sikap terhadap penerimaan informasi.
3. Patofisiologi
DM Tipe 2 terjadi akibat terbatasnya sel beta terhadap hiperglikemia yang
tampak menjadi faktor mayor dalam perkembangannya. Sel beta terpapar
secara kronis terhadap kadar glukos darah tinggi menjadi secara progresif
kurang efisien ketika merespons peningkatan glukosa lebih lanjut. Fenomena
ini dinamai desensitisasi, dapat kembali dengan menormalkan kadar glukosa.
Rasio proinsulin (precursor insulin) terhadap insulin tersekresi juga meningkat
(Black, M. Joyce, 2014).
Peningkatan kadar glukosa darah disebut hiperglikemia yang mengarah
kepada manifestasi klinis umum yang berhubungan dengan DM. Pada DM
Tipe 2 onset manifestasi klinis mungkin berkembang secara bertahap atau
tanpa manifestasi klinis selama beberapa tahun. Manifestasi yang sering
muncul pada DM Tipe 2 seperti poliuria (sering BAK), polifagi (haus dan
lapar berlebihan), pandangan kabur berulang, pruritus, infeksi kulit, vaginitis,
sering asimtomatik, lemah, letih dan pusing (Black, M. Joyce, 2014).
Berdasarkan perjalanan penyakit, tanda dan gejala Diabetes Mellitus Tipe 2
dapat menimbulkan beberapa komplikasi. Menurut Black, M. Joyce, (2014)
Komplikasi pada Diabetes Mellitus terbagi menjadi 2 yaitu :
a. Komplikasi Akut seperti hiperglikemia dan ketoasidosis diabetik,
sindrom hiperglikemia hyperosmolar nonketosis, dan hipoglikemia.
b. Komplikasi Kronis terbagi menjadi 2 yaitu :
a) Komplikasi makrovaskular seperti penyakit arteri koroner,
penyakit serebrovaskular, hipertensi, penyakit pembuluh
perifer, dan infeksi (infeksi saluran kemih dan infeksi kaki
diabetik)
b) Komplikasi mikrovaskular seperti retinopati diabetik,
nefropati, neuropati, mononeuropati, polineuropati, dan
neuropati autonomy.
Untuk menghindari komplikasi tersebut, maka perlu dilakukan beberapa
pemeriksaan penunjang seperti pemeriksaan HbA1c (Hemoglobin A1c)
(Allert Benedicto Leuan Noya, 2020), pemeriksaan kadar albumin glikosilase,
pemeriksaan kadar connecting peptide (C-Peptide), pemeriksaan Ketonuria,
pemeriksaan proteinuria, dan pemantauan glukosa darah sendiri (PGDS)
(Black, M. Joyce, 2014). Tindakan pencegahan luka kaki diabetik pada pasien
Diabetes Mellitus Tipe 2 dilakukan dengan perawatan kaki. Perawatan kaki
bagi penderita diabetes yang berisiko mengalami masalah kaki dan kuku
karena suplai darah perifer yang tidak memadai ke kaki, perlindungan kaki
yang buruk dan trauma pada kaki sangat penting. Dalam banyak kasus,
kerusakan kulit yang tidak disadari mempercepat perkembangan infeksi
karena sirkulasi darah yang buruk sehingga di lakukan perawatan kaki sedini
mungkin bagi penderita diabetes (Arifin, N, A, W, 2021).
2. Klasifikasi
Klasifikasi wagner antara lain.
a. Grade 0
Tidak adanya lesi terbuka; dapat berupa deformitas atau selulitis.
b. Grade 1
Terdapat ulkus superfisial.
c. Grade 2
Terdapat ulkus yang dalam hingga mengenai tendon atau kapsul sendi.
d. Grade 3
Terdapat ulkus dalam dengan abses, osteomyelitis atau sepsos sendi.
e. Grade 4
Terdapat gangrene lokal pada kaki depan atau tumit.
f. Grade 5
Terdapat gangrene pada semua kaki.
4. Patofisiologi
Adanya gangguan vaskuler atau neuropati pada penderita diabetes mellitus
dapat menyebabkan penyakit pada kaki. Gangguan suplai vaskuler yang
disertai dengan adanya tekanan eksternal adalah salah satu faktor predisposisi
yang bisa mengakibatkan terjadinya nekrosis jaringan, terbentuknya ulkus
iskemik dan gangrene. Keadaan ini ditandai dengan lemahnya atau tidak
adanya denyut nadi, sianosis, dan akral yang dingin serta CRT yang buruk
(Bilous dan Donelly, 2014).
8. Penatalaksanaan Keperawatan
Penatalaksanaan keperawatan lebih berfokus pada lima proses asuhan
keperawatan yaitu mulai dari pengkajian sampai dengan evaluasi
keperawatan. Adapun pengkajian yang terfokus pada penelitian ini adalah
sistem integument meliputi keadaan dan kebersihan kuku, kulit dan kaki.
Inspeksi tersebut meliputi kulit dan otot. Pemeriksaan kulit yaitu warna kulit,
kelainan kulit, turgor kulit, berkeringat, infeksi dan borok; kalus, kedalaman
luka, warna, bau, dan kekentalan drainase, serta bentuk kuku, dan bulu kaki.
Tekstur tepian luka harus dikaji melalui palpasi untuk mengetahui apakah
adanya tanda-tanda infeksi atau tidak. Pemeriksaan jaringan otot seperti
postur tungkai, deformasi kaki, gerakan sendi, gerakan tendon, dan
keterbatasan kekuatan kaki.
E. Jurnal Terkait
1. Arifin, N., A., W. (2021). Dengan Judul Penelitian, “Hubungan
pengetahuan pasien DM tipe II dengan praktik perawatan kaki dalam
mencegah luka di wilayah Kelurahan Cengkareng Barat”
Populasi :
Populasi dalam penelitian ini adalah adalah para pasien Diabetes
Mellitus tipe
Intervensi :
Diberikan kuesioner tentang pengetahuan pasien Diabetes tentang
perawatan kaki dalam mencegah luka sebanyak 15 item pertanyaan dam
kuesioner tentang praktik/tindakan perawatan kaki & pencegahan
terjadinya luka pada kaki sebanyak 15 item pertanyaan, serta
menandatangani Informed Consent.
Comparation :
Hasil penelitian menggambarkan bahwa dari 30 responden yang
memiliki pengetahuan baik dan melakukan praktik dengan baik sebesar
8 responden (26,7%), sedangkan responden yang memiliki pengetahuan
kurang dan melakukan praktik dengan baik 7 orang (23,3%).
Jadi selisihnya adalah sebesar 1 orang (3,4%).
Outcome :
Hasil analisis uji Chi Square menunjukkan nilai p value sebesar 0,020
sehingga nilai p value < 0,05 bahwa ada hubungan yang signifikan.
Sehingga Ha diterima H0 ditolak yang berarti ada hubungan tingkat
pengetahuan pasien Diabetes Mellitus tipe II dengan praktik perawatan
kaki dalam mencegah luka.
Study Desain :
Cross sectional
Time :
Tidak dicantumkan dalam jurnal.
4. Ningrum, T., P., Alfatih, H., Yuliyanti, N., T. (2021). Dengan Judul
Penelitian, “Hubungan tingkat pengetahuan dengan perilaku perawatan
kaki pada pasien DM tipe II”.
Populasi :
pasien yang berdomisili di wilayah kerja Puskesmas Babakan Sari yang
menderita diabetes melitus tipe II.
Intervensi :
Penelitian ini menggunakan intrumen Diabetes Foot Care Knowledge
Scale (DFKS) yang dimodifikasi oleh (Diani, 2013) untuk mengukur
tingkat pengetahuan terdapat 14 pertanyaan, terdiri dari 2 alternatif
jawaban dan disusun menggunakan skala Guttman dan Nottingham
Assesment of Fungtional Footcare (NAFF) yang dikembangkan oleh
(Lincoln et al., 2007) dan dimodifikasi oleh (Windasari, 2014) untuk
mengukur perilaku perawatan kaki, terdapat 29 pertanyaan dan setiap
pertanyaan akan dinilai dengan skala likert dimana memiliki nilai 0-3.
Comparation :
Hasil penelitian menunjukan bahwa sebanyak 23% responden
berpengetahuan kurang memiliki perilaku yang kurang, 68% responden
dengan pengetahuan sedang memiliki perilaku yang baik, dan 5%
responden dengan pengetahuan baik memiliki perilaku yang baik.
Outcome :
Hasil Uji rank spearman didapatkan nilai p value = 0,000 yang
menunjukan bahwa terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan
dengan perilaku perawatan kaki.
Study Desain :
Cross Sectional.
Time :
Tidak di cantumkan dalam jurnal
Study Desain :
Cross Sectional
Time :
Tidak di cantumkan dalam jurnal
6. Verma, M., et al. (2021). Dengan Judul Penelitian, “Diabetic foot care
knowledge & practices”.
Populasi :
Orang-orang yang hidup dengan DMT2 sebanyak 416 orang yang hidup
dengan DM Tipe 2 setelah menggunakan multistage random sampling di
daerah pedesaan Haryana, India Utara.
Intervensi :
Intervensi pada pasien pertama kali dengan diberikan pelatihan yang
diperlukan mengenai praktik perawatan diri diabetes dan praktik
perawatan kaki. Setelah itu intervensi yang kedua pasien diberikan
kuesioner masing-masing tentang pengetahuan perawatan kaki dan
praktik perawatan kaki.
Comparation :
Prevalensi pengetahuan baik, cukup, dan kurang adalah 63,5%, 12,5%,
dan 24,0%. Selanjutnya, 46,7%, 32,7% dan 20,6% responden
menggambarkan praktik perawatan kaki yang baik.
Outcome :
4,2% memiliki riwayat DFU sebelumnya. Prevalensi pengetahuan baik,
cukup, dan kurang adalah 63,5%, 12,5%, dan 24,0%. Selanjutnya,
46,7%, 32,7% dan 20,6% responden menggambarkan praktik perawatan
kaki yang baik, memuaskan, dan buruk.
Study Desain :
Cross Sectional
Time :
Januari hingga Maret 2019