Anda di halaman 1dari 105

ANALISIS INTERVENSI PEMBERIAN SENAM KAKI DIABETES

TERHADAP PERUBAHAN KADAR GULA DARAH PADA


PENDERITA DENGAN DIABETES MELITUS TIPE
2 DI RW 02 KELURAHAN SRENGSENG
JAKARTA BARAT

TIARA SITI RAHMAH


NIRIM: 18091

AKADEMI KEPERAWATAN KEPERAWATAN PELNI JAKARTA


JAKARTA
2021
ANALISIS INTERVENSI PEMBERIAN SENAM KAKI DIABETES
TERHADAP PERUBAHAN KADAR GULA DARAH PADA
PENDERITA DENGAN DIABETES MELITUS TIPE
2 DI RW 02 KELURAHAN SRENGSENG
JAKARTA BARAT

KARYA TULIS ILMIAH

Karya Tulis Ilmiah Ini Disusun Untuk Memenuhui Salah Satu Syarat Untuk
Memperoleh Gelar Ahlimedya Keperawatan
Diploma Tiga Keperawatan

Diajukan Oleh :
TIARA SITI RAHMAH
NIRIM: 18091

PROGRAM STUDI DIPLOMA TIGA KEPERAWATAN AKADEMI


KEPERAWATAN PELNI JAKARTA
JAKARTA
2021

ii
KARYA TULIS ILMIAH

Judul

ANALISIS INTERVENSI PEMBERIAN SENAM KAKI DIABETES


TERHADAP PERUBAHAN KADAR GULA DARAH PADA
PENDERITA DENGAN DIABETES MELITUS TIPE
2 DI RW 02 KELURAHAN SRENGSENG
JAKARTA BARAT

Dipersiapkan dan di susun Oleh :

TIARA SITI RAHMAH


Telah di pertahankan di depan Dewan Penguji Pada Tanggal 1 Mei 2021
DEWAN PENGUJI

Pembimbing : Ns. Fransiska Novita Sari, M.Kep., Sp.Kep.K ( )

Penguji Utama : Ns. Sri Atun Wahyuningsih, M.Kep., Sp.Kep.J ( )

Penguji II : Ns. Ricky Riyanto Iksan, M.Kep.Sp.Kep.Kom ( )

iii
SURAT PERNYATAAN PLAGIATRISME

Saya yang bertanggung jawab di bawah ini dengan sebenarnya

menyatakan bahwa Karya Tulis Ilmiah ini, Saya susun tanpa tindak plagiarisme

sesuai peraturan yang berlaku di Akademi Keperawatan PELNI Jakarta.

Jika dikemudian hari saya melakukan tindak plagiarisme, Saya

sepenuhnya akan bertanggung jawab dan menerima sanksi yang dijatuhkan oleh

Akademi Keperawatan PELNI Jakarta, Termasuk pencabutan gelar atas ijazah

yang saya terima.

Jakarta, 18 Mei 2021


Penulis/Peneliti

(Tiara Siti Rahmah)

iv
HALAMAN PERSETUJUAN

Karya Tulis Ilmiah oleh Tiara Siti Rahmah 18091 dengan judul “Analisis

Intervensi Pemberian Senam Kaki Diabetes Terhadap Perubahan Kadar Gula

Darah Pada Penderita Dengan Diabetes Melitus Tipe 2 Di RW 02 Kelurrahan

Srengseng Jakarta Barat” telah mendapat persetujuan dan disetujui untuk

diujikan.

Jakarta, 20 September 2021

Pembimbing

Ns. Fransiska Novita Sari, M.

Kep., Sp. Kep. K

v
Akademi Keperawatan PELNI Jakarta
Hasil Penelitian, Mei 2021
Tiara Siti Rahmah 2021

“Analisis Intervensi Pemberian Senam Kaki Diabetes Terhadap Penurunan Kadar


Gula Darah Pada Penderita Diabetes Mellitus Tipe 2 Di RW 02 Kelurahan
Srengseng, Jakarta Barat”

(xxvii + 107 Halaman + 5 Tabel + 11 Gambar + 12 Lampiran)

ABSTRAK

Diabates mellitus merupakan penyebab kematian paling umum kelima di dunia


yang terdiri dari 2 tipe diabetes tipe 1 dan diabetes tipe 2. Penelitian ini bertujuan
teridentifikasi menurunkan kadar gula darah. Metode penelitian ini menggunakan
Case Study Design dan berjumlah empat responden. Pengumpulan data dilakukan
di RW 02 Kelurahan Srengseng Jakarta Barat pada tanggal 22 – 27 Juli 2021.
Hasil Penelitian yang dilakukan adanya penurunan yang signifikan hari ke 5.
Kesimpulan dari penelitina penerapan senam kaki menurunkan kadar gula darah
yang signifikan di buktikan dengan data karakteristik penderita diabetes mellitus
usia 40 – 55 tahun.

Kata Kunci : Diabetes Mellitus, Dewasa, Senam Kaki


Daftar Pustaka : 31 (2009 – 2018)

vi
PELNI Jakarta Nursing Academy
Research Results, May 2021
Tiara Siti Rahmah 2021

"Analysis of Interventions for Giving Slow Deep Breathing Therapy to Lower


Blood Pressure in Hypertensive Elderly in the Kelurahan Duri Kepa Health
Center, Kebon Jeruk District, West Jakarta"

(xxvii + 107 Pages + 5 Tables + 11Pictures + 12 Attachments)

ABSTRACT

Diabetes mellitus is the fifth most common cause of death in the world consisting
of 2 types of diabetes type 1 and type 2 diabetes. This study aims to identify
lowering blood sugar levels. This research method uses Case Study Design and
consists of four respondents. Data collection was carried out in RW 02, Srengseng
Urban Village, West Jakarta on 22 – 27 July 2021. The results of the research
carried out were a significant decrease on the 5th day. 40-55 years old.

Keywords : Diabetes Mellitus, Adults, Foot Exercise


Bibliography : 31 (2009 – 2018)

vii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada kehadirat Allah SWT yang


telah melimpahkan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya
Tulis Ilmiah ini dengan judul yang berjudul “Analisis Intervensi Pemberian
Senam Kaki Diabetes Terhadap Penurunan Kadar Gula Darah Pada Penderita
Diabetes Mellitus Tipe 2 Di RW 02 Kelurahan Srengseng, Jakarta Barat”.
Rangkaian penyusunan laporan Karya Tulis Ilmiah ini merupakan salah satu
syarat yang harus dipenuhi untuk mencapai gelar Ahlimadya Keperawatan di
Akademi Keperawatan Pelni Jakarta.
Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan
terimakasih kepada berbagai pihak yang telah membantu menyelesaikan proses
penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini. Ucapan terimakasih penulis sampaikan
kepada Bapak/Ibu/Saudara yang penulis hprmati yaitu :
1. Ahmad Samdani, S.KM., MPH., Ketua Yayasan Samudra Apta.
2. Buntar Handayani, S.Kp., M. Kep., M.M, Direktur Akademi Keperawatan
Pelni Jakarta.
3. Sri Atun W, Ns M.Kep., Sp.Kep.J Ka Prodi Akademi Keperawatan Pelni
Jakarta Selaku Penguji Utama Yang Telah Memberikan Masukan Saran
Untuk Perbaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
4. Ns. Fransiska Novita Sari, M.Kep., Sp.Kep.K, sebagai Pembimbing
Karya Tulis Ilmiah Akademi Keperawatan PELNI Jakarta ,Yang Telah
Membimbing Dan Mengarahkan Penelitian Dalam Menyelesaikan Karya
Tulis Ilmiah Ini.
5. Ns. Ricky Riyanto Iksan, M.Kep.Sp.Kep.Kom Selaku Penguji ke II
Yang Telah Memberikan Masukan Saran Untuk Perbaikan Karya Tulis
Ilmiah ini.
mPak lurah Kelurahan Srengseng, Kecamatan Kembangan.
6. Ketua RW, Kader kesehatan, Para Ketua RT, tokoh masyarakat dan
seluruh warga di wilayah RW 02 kerja samanya dalam pelaksanaan
penelitian keperawatan komunitas.

viii
7. Terimakasih untuk orang tua saya sendiri yang selalu memberikan do‟a
dan dukungan dari segi moral maupun materil agar dapat menyelesaikan
Karya Tulis Ilmiah ini dengan sebaik-baiknya dan tepat waktu.
8. Temen-teman Akademi Keperawatan Pelni Jakarta angkatan 23 yang
sama-sama sedang berjuang, memberi dukungan dan do‟a satu sama lain
dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah.

Penulis menyadari bahwa penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini masih banyak
kekurangan, masukan dan saran diharapkan dari semua pihak. Semoga Karya
Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat untuk kemajuan ilmu keperawatan.
Jakarta, Maret 2021

(Tiara Siti Rahmah)

ix
DAFTAR ISI

KARYA TULIS ILMIAH ................................................................................... iii


SURAT PERNYATAAN PLAGIATRISME ..................................................... iv
HALAMAN PENGESAHAH............................................................................... v
ABSTRAK ............................................................................................................ vi
ABSTRACT ......................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR ........................................................................................ viii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... x
DAFTAR TABEL ............................................................................................... xii
DAFTAR SKEMA ............................................................................................. xiii
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xv
DAFTAR SINGKATAN .................................................................................. XVI
LEMBAR HADIR OPPENENT ....................................................................XVII
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................................... 5
C. Tujuan .......................................................................................................... 5
D. Manfaat ........................................................................................................ 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA........................................................................... 8
A. Tinjauan Teori............................................................................................ 8
1. Konsep Diabetes Melitus .................................................................................. 8
a. Definisi Diabetes Mellitus .................................................................................. 8
a. Klasifikasi Diabetes Melitus (DM) ..................................................................... 9
b. Faktor Risiko pada DM ....................................................................................... 9
c. Patofisiologi ...................................................................................................... 12
d. Tanda dan Gejala .............................................................................................. 13
e. Komplikasi ........................................................................................................ 14
f. Penatalaksanaan Diabetes Melitus Tipe 2 ......................................................... 16

x
2. Konsep Senam Kaki Diabetik ................................................................. 21
a. Definisi.............................................................................................................. 21
b. Manfaat ............................................................................................................. 23
c. Prosedur Latihan Senam Kaki Diabetik ............................................................ 23
3. Kerangka Konsep Penelitian................................................................... 27
BAB III METODE PENULISAN ...................................................................... 31
A. Desain Penelitian ........................................................................................ 31
B. Populasi dan Sampel .................................................................................. 31
C. Definisi Operasional................................................................................... 33
D. Instrumen Penelitian................................................................................... 34
E. Teknik Pengumpulan Data ......................................................................... 34
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN................................... 38
A. Hasil Penelitian ......................................................................................... 38
1. Gambaran Lokasi penelitian ............................................................................. 38
2. Gambaran Karakteristik Responden ................................................................. 39
3. Gambaran Pelaksanaan Intervensi Senam Kaki ................................................ 39
B. Pembahasan .............................................................................................. 41
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 46
A. Kesimpulan ............................................................................................... 46
B. Saran ......................................................................................................... 46
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 48
LAMPIRAN ......................................................................................................... 51

xi
DAFTAR TABEL

Tabel 2. 1 Kadar tes laboratorium darah untuk diagnosis dm dan prediabetes. ... 8
Tabel 2. 2 Profil obat antihiperglikemia oral yang tersedia di Indonesia............ 20
Tabel 3. 1 Definisi Operasional ............................................................................ 33
Tabel 4. 1 Karakteristik Responden Penelitian Senam Kaki Diabetes (n=4) ....... 39
Tabel 4. 2 Sebelum dan Sesudah dilakukan latihan senam ................................... 39

xii
DAFTAR SKEMA

SKEMA 2 1 Kerangka Konsep Penelitian ....................................................................... 28

xiii
DAFTAR GAMBAR

Gambar . 1 Kaki Menyentuh Lantai ...................................................................... 24


Gambar . 2 Kaki membentuk ceker ayam ............................................................. 25
Gambar . 3 Kaki di gerakan 10 kali ...................................................................... 25
Gambar . 4 Bagian ujung kaki di angkat ke ataas ................................................. 25
Gambar . 5 Jari-jari di letakan di lantai ................................................................. 26
Gambar . 6 Angkat Salah satu kak ........................................................................ 27
Gambar . 7 Letakan kaki di atas koran .................................................................. 27
Gambar . 8 Responden 1 (Tn.Z) 40 tahun Pelaksanaan Senam Kaki ................... 82
Gambar . 9 Responden 2 (Ny.N) 45 tahun Pelaksanaan Senam Kaki .................. 83
Gambar . 10 Responden 3 (Ny.M) 46 tahun Pelaksanaan Senam Kaki ................ 84
Gambar . 11 Responden 4 (Ny.H) 55 tahun Pelaksanaan senam kaki .................. 85

xiv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Jadwal Rencana Kegiatan ................................................................. 52


Lampiran 2 Surat Keterangan Bebas Plagiatrisme............................................... 53
Lampiran 3 Surat Lulus Uji Etik .......................................................................... 54
Lampiran 4 Surat Permohonan Ijin Penelitian ..................................................... 55
Lampiran 5 Surat Balasan Tempat Penelitian ...................................................... 56
Lampiran 6 Informed Consent Responden 1 ........................................................ 57
Lampiran 7 Identitas Ke 4 Responden ................................................................. 61
Lampiran 8 Lembar Observasi Senam Kaki ke 4 Responden.............................. 65
Lampiran 9 SOP Penelitian Latihan Senam Kaki Diabetes Melitus .................... 69
Lampiran 10 Dokumentasi ................................................................................... 81
Lampiran 11 Lembar Konsultasi......................................................................... 86
Lampiran 12 Daftar Riwayat Hidup ..................................................................... 88

xv
DAFTAR SINGKATAN

DM : Diabetes Mellitus
WHO : World Health Organization
IDF : International Diabetes Federation
GDS : Gula Darah Sewaktu
RW : Rukun Warga
SOP : Standar Operasional Prosedur
RISKESDAS : Riset Kesehatan Dasar
Mg/dL: Miligram/desiLiter
HD : HemoDialisa

XVI
LEMBAR HADIR OPPENENT

Nama : Tiara Siti Rahmah


NIRM : 18091
Tabel 1 Lembar Hadir Opponent
NAMA
HARI/ TTD
NO MAHASISWA JUDUL DAN KETERANGAN
TANGGAL KPD
SIDANG
1. Selasa, 20 Teti Noermaya Analisis Intervensi Pemberian
April 2021 Rifadillah Terapi Slow Deep Breathing
Untuk Menurunkan Tekanan Darah
Pada Lansia Hipertensi di Wilayah
Kelurahan Puskesmas Duri Kepa
Kecamatan Kebon Jeruk Jakarta
Barat
2. Rabu, 26 Mei Putri Ananda Analisis Intervensi Fungsi Keluarga
2021 Salsabila Dalam Penerapan Asuhan
Keperawatan Pada Pasien Strokw
Di Wilayah Puskemas Kelurahan
Meruya Utara Jakarta Barat
3. Jumat, 3 sept Wenni Yuanita Pengembangan Standar Oprasional
2021 Prosedur Pengaruh Terapi Spiritual
Emotional Frideem Technique
Terhadap Upaya Penurunan
Tekanan Darah Pada Penderita
Hipertensi
4. Sabtu, 18 sept Mayangsary Analisis Intervensi Pengaruh Daun
2021 Devintha Eka Putri Seledri Untuk Menurunkan
Tekanan Darah Pada Lansia
Dengan Hipertensi Di RW 007
Kelurahan Kota Bambu Utara Di
Kecematan Palmerah Jakarta Barat.

XVII
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut World Health Organization (WHO) pada tahun 2016,

Diabetes Melitus (DM) merupakan suatu penyakit yang kronis dimana

organ pankreas tidak dapat memproduksi insulin dengan baik atau ketika

tubuh tidak efektif dalam menggunakannya.Diabetes Mellitus secara

umum dibagi menjadi dua yaitu DM Tipe 1 dan DM Tipe 2.Dampak dari

hiperglikemi yang terjadi dari waktu ke waktu dapat menyebabkan

kerusakan berbagai sistem tubuh terutama syaraf dan pembuluh darah.

Komplikasi DM yang sering terjadi antara lain: penyebab utama gagal

ginjal, retinopati diabetacum, neuropati (kerusakan syaraf) dikaki yang

meningkatkan kejadian ulkus kaki, infeksi bahkan keharusan untuk

amputasi kaki. Meningkatnya risiko penyakit jantung dan stroke dan risiko

kematian penderita diabetes secara umum adalah dua kali lipat

dibandingkan bukan penderita diabetes mellitus (Departemen Kesehatan

RI, 2014). Berdasarkan hal tersebut DM merupakan masalah sistem

endokrin yang dapat terjadi karena faktor keturunan dan pola hidup yang

tidak sehat.

DM adalah penyebab kematian paling umum kelima di dunia,

terhitung 35 kematian per 100.000 orang pada tahun 2008 (Chang et al.,

2013). WHO menyatakan bahwa penderita diabetes di dunia akan

meningkat dua kali lipat pada tahun 2030. Internasional Diabetes

1
2

Federation (IDF) memperkirakan sebanyak 552 juta penduduk pada tahun

2030 terkena DM. Prevalensi penderita DM di Asia Tenggara sampai

tahun 2015 sudah mencapai 50 juta penduduk (IDF, 2015). Indonesia saat

ini menduduki urutan ke-7 terbanyak di dunia dengan prevalensi diabetes

mellitus mencapai 8,5 juta orang dan diperkirakan jumlah ini akan naik

pada tahun 2035 dengan estimasi prevalensi DM mencapai 14,1 juta orang

(Tanhardjo et al., 2016).Data Riskesdas 2018 prevelensi DM pada tahun

2017 sebanyak 1,2%, sedangkan pada tahun 2018 mengalami peningkatan

menjadi 2,6% (Kemenkes RI, 2018).. Berdsarkan data tersebut,

menunjukkan bahwa DM merupakan salah satu masalah kesehatan yang

banyak diderita oleh masyarakat dan penting dilakukan pengelolaan DM

yang tepat.

Pengelolaan penyakit DM dikenal dengan empat pilar utama yaitu

penyuluhan atau edukasi, terapi gizi medis, latihan jasmani atau aktivitas

fisik dan intervensi farmakologis.Keempat pilar pengelolaan tersebut dapat

diterapkan pada semua jenis tipe DM termasuk DM tipe II.

Pengelolaan terapi farmakologis yaitu pemberian insulin dan obat

hipoglikemik oral.Pengelolaan non farmakologis meliputi pengendalian

berat badan, latihan olahraga, dan diet. Untuk mencapai fokus pengelolaan

DM yang optimal maka perlu adanya keteraturan terhadap keempat pilar

utama tersebut (PERKENI, 2015).Pengelolaan DM dapat dilakukan

dengan terapi farmakologis dan terapi non farmakologis. Latihan jasmani

merupakan salah satu dari empat pilar utama penatalaksanaan diabetes


3

mellitus (Perkeni, 2012). Latihan jasmani dapat menurunkan kadar

glukosa darah karena latihan jasmani akan meningkatkan pemakaian

glukosa oleh otot yang aktif (Yunir & Soebardi, 2009).Komponen latihan

jasmani atau olahraga sangat penting dalam penatalaksanaan diabetes

karena efeknya dapat menurunkan kadar glukosa darah dengan

meningkatkan pengambilan glukosa oleh otot dan memperbaiki pemakaian

insulin (Smeltzer & Brenda, 2002). Latihan jasmani akan menyebabkan

terjadinya peningkatan aliran darah, maka akan lebih banyak pembuluh

darah kapiler terbuka sehingga lebih banyak tersedia reseptor insulin dan

reseptor menjadi aktif yang akan berpengaruh terhadap penurunan glukosa

darah pada penderita diabetes (Soegondo, 2013).Ruben (2017) dalam

penelitiannya menemukan bahwa terdapat pengaruh senam kaki diabetes

terhadap perubahan kadar gula darah pada penderita DM Tipe 2 dan

aktivitas yang dilakukan penderita dapat menekan terjadinya kenaikan

gula darah. Rehmaita, dkk (2017) bahwa terdapat pengaruh senam diabetes

mellitus dan jalan kaki terhadap penurunan kadar gula darah pada

penderita DM tipe II.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Santosa dan (Rusmono, 2016)

juga menunjukkan senam kaki yang dilakukan pada pada penderita dengan

diabetes mellitus dapat menurunkan kadar gula darah sewaktu sejak

pertama kali intervensi. Kondisi ini merupakan efek dari senam kaki yang

dapat meningkatkan sensitifitas sel terhadap insulin sehingga gula darah

akan masuk ke sel untuk dilakukan proses metabolisme. Ketika individu


4

melakukan latihan (senam) maka kebutuhan energi meningkat sehingga

otot menjadi lebih aktif dan terjadi peningkatan pemakaian glukosa

sehingga terjadi penurunan kadar gula darah.Faktor kontinuitas atau

keteraturan penderita dalam mengikuti senam juga mendukung sehingga

terjadi penurunan kadar gula darah (Yanuar 2011 dalam Yudoyono (2012).

Berdasarkan hal tersebut maka senam kaki diabetes dapat menjadi salah

satu pilihan intervensi untuk mengontrol kadar gula darah penderita

diabetes mellitus.

Studi pendahuluan yang dilakukan peneliti terhadap 5 penderita DM

Tipe 2 di Jakarta dengan metode wawancara diperoleh bahwa seluruh

penderita DM Tipe 2 belum mengetahui tentang senam kaki diabetes.

Manajemen diabetes yang sudah dilakukan oleh 5 penderita DM selain ini

hanya latihan jasmani atau olahraga yang dianjurkan salah satunya adalah

senam kaki diabetes melitus. Selain senam kaki diabetes karena mereka

belum tahu tentang senam tersebut.Misalnya hanya minum obat DM saja

dan diit untuk penderita DM. Senam kaki bertujuan untuk memperbaiki

sirkulasi darah sehingga nutrisi ke jaringan lebih lancar, memperkuat otot-

otot kecil, otot betis dan otot paha, menurunkan kadar gula darah serta

mengatasi keterbatasan gerak sendi yang dialami oleh penderita diabetes

mellitus (Sutedjo, 2010). Senam kaki diabetes melitus bisa dilakukan

dengan posisi berdiri, duduk dan tidur dengan menggerakkan kaki dan

sendi misalnya dengan kedua tumit diangkat, mengangkat kaki dan

menurunkan kaki (Soegondo, 2013).Berdasarkan latar belakang diatas,


5

peneliti tertarik untuk meneliti pengaruh senam kaki diabetes terhadap

kestabilan kadar gula darah pada penderita dengan diabetes melitus tipe 2

di RW 02, kelurahan Srengseng, Jakarta Barat.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan data yang telah dipaparkan menunjukkan bahwa diabetes

mellitus tipe 2 ini termasuk salah satu penyakit tidak menular yang masih

banyak dialami oleh masyarakat.Tingginya prevalensi diabetes meliitus dan

ketidak patuhan manajemen diabetes mellitus dapat menyebabkan berbagai

komplikasi. Senam kaki diabetes salah satu upaya untuk mengontrol kadar

gula darah sesuai dengan manajemen olahraga. Berdasarkan hal tersebut,

peneliti tertarik melakukan penelitian tentang pemberian senam kaki diabetis

terhadap penurunan kadar glukosa darah pada penderita Diabetes Melitus

Tipe 2 di RW 02 Kelurahan Srengseng, Kecamatan Kembangan, Jakarta

Barat.

C. Tujuan

1. Tujuan Umum

Tujuan umum dilakukan dalam penelitian ini untuk

mengidentifikasi pemberian senam kaki diabetes terhadap penurunan

kadar gula darah pada penderita Diabetes Melitus Tipe 2 di RW 02

Kelurahan Srengseng, Kecamatan Kembangan, Jakarta Barat


6

2. Tujuan Khusus

a. Teridentifikasi distribusi frekuensi karakeristik responden (usia, jenis

kelamin dan riwayat DM) penderita Diabetes Mellitus Tipe 2 di RW

02 di Kelurahan Srengseng, Kecamatan Kembangan, Jakarta Barat

b. Teridentifikasi gambaran kadar gula darah sewaktu setelah dilakukan

pemberian senam kaki diabetes pada penderita Diabetes Mellitus Tipe

2 RW 02 Kelurahan Srengseng, Kecamatan Kembangan, Jakarta Barat

c. Teridentifikasi perubahan kadar gula darah sewaktu sebelum dan

sesudah dilakukan pemberian senam kaki diabetes pada penderita

Diabetes Mellitus Tipe 2 RW 02 Kelurahan Srengseng, Kecamatan

Kembangan, Jakarta Barat.

D. Manfaat

1. Manfaat Teoritis

a. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar untuk

mengembangkan intervensi perawatan kaki pada penderita diabetes di

dalam asuhan keperawatan keluarga dan Komunitas

b. Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk meningkatkan bukti ilmiah

mengenai manfaat senam kaki diabetis

2. Manfaat Praktis

a. Pelayanan Kesehatan

Hasil dari penelitian ini di harapkan dapat memberikan kontribusi

dalam pengembangan intervensi keperawatan khususnya penderita

DM dan dapat di aplikasikan pada tatanan pelayanan asuhan


7

keperawatan komunitas sebagai salah satu intervensi keperawatan

mandiri.

b. Pelayanan Pendidikan

Manfaat bagi pendidikan memberikan saran dalam mengembangkan

metode untuk meningkatkan dukungan keluarga terhadap klien

dengan diabetes melitus sehingga dapat mencegah terjadinya

gangguan sensitivitas kaki dengan mengikuti program rutin senam

kaki.

c. Keluarga dengan DM tipe 2

Hasil penelitian ini dapat digunakan keluarga dalam memberikan

perawatan bagi anggota keluargadengan diabetes melitus sehingga

dapat mencegah terjadinya gangguan sensitivitas kaki dengan

mengikuti program rutin senam kaki.

d. Peneliti

Manfaat bagi peneliti yaitu hasil penelitian mengenai pengaruh senam

kaki diabetes terhadap penurunan kadar gula darah pada penderita

Diabetes Melitus Tipe 2 dapat menjadi referensti intervensi

keperawatan mandiri perawat di komunitas.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori

1. Konsep Diabetes Melitus

a. Definisi Diabetes Mellitus

Diabetes Melitus merupakan penyakit metabolik yang sistemik dan

kronis yang ditandai dengan tingginya kadar glukosa darah

(hyperglikemia) sebagai akibat dari kekurangan sekresi insulin (ADA,

2014 dalam Smeltzer, et al, 2014). Definisi lainnya menurut

Kemenkes RI (2014)DM Tipe 2 adalah penyakit gangguan metabolik

yang terjadi secara kronis atau secara menahun karena tubuh tidak

mempunyai hormon insulin yang cukup akibat gangguan pada sekresi

insulin, hormon insulin yang tidak bekerja secara maksimal.

Seseorang dik diagnosis diabetes mellitus berdasarkan hasil gula darah

terdiri dari 4 pilihan

Tabel 2. 1 Kadar tes laboratorium darah untuk diagnosis daibetes dan

prediabetes.

Glukosa darah Glukosa plasma 2 jam


Jenis Diabetes HbA1c (%)
puasa (mg/dL setelah TTGO (mg/dL)
Diabetes > 6,5 >126 mg/dL >200 mg/dL
Prediabetes 5,7-6,4 100-125 140-199
Normal < 5,7 <100 < 140

Berdasarkan dua definisi tersebut, DM tipe 2 adalah masalah system

endokrin yang terjadi karena terganggunya kerja insulin atau

ketersediaan insulin dalam tubuh.

8
9

a. Klasifikasi Diabetes Melitus (DM)

Klasifikasi DM menurut penyebabnya terdiri dari (Perkeni ,2015) :

1) Diabetes melitus (DM) tipe 1 dan Diabetes melitus (DM) tipe 2

DM yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin, atau

kedua-duanya akibat destruksi (kerusakan) sel beta pancreas

karena suatu sebab tertentu.penyebab kerusakan dari sel beta di

dalam pankreas yang disebabkan atau menyebabkan autoimunitas,

dan bersifat idiopatik.

Penyebab DM Tipe 2seperti yang sudah diketahui adalah resistensi

insulin.Resistensi insulin adalah kondisi kedua sel tubuh

mengakibatkan atau menolak sinyal dari hormone insulin,

akibatnya tubuh tidak memberikan respons yang layak terhadap

hormone ini.Defisiensi fungsi insulin pada penderita diabetes

mellitus tipe 2 yang hanya bersifat relative dan tidak absolut.

b. Faktor Risiko pada DM

DM tipe 2 merupakan penyakit heterogen yang disebabkan secara

multifaktorial (Ozougwu, 2013). Umumnya penyebab DM tipe 2

terbagi atas faktor genetik yang berkaitan dengan defisiensi dan

resistensi insulin serta faktor lingkungan seperti obesitas, gaya

hidup sedenter dan stres yang sangat berpengaruh pada

perkembangan DM tipe 2 (Colberg, et al., 2010; Harrison, 2012;

Kaku, 2010). Faktor risiko DM dibagi menjadi dua, yaitu:


10

a. Faktor risiko yang dapat dimodifikasi seperti berat badan,

obesitas, kurangnya aktivitas fisik, hipertensi, dislipidemia

(Depkes RI, 2015)

1) Obesitas

Obesitas merupakan suatu keadaan dimana seseorang

mempunyai berat yang melebihi berat ideal.

2) Kurang aktivitas fisik

Kurang melakukan aktivitas fisik akibatnya bisa ditebak,

yakni kelelahan dalam beraktivitas menyebabkan kualitas

fisik yang rendah, mudah sakit, pegal-pegal hingga menjadi

kurang produktif.

3) Hipertensi

Hipertensi dapat menyebabkan komplikasi kesehatan yang

parah dan meningkatkan risiko penyakit jantung, stroke,

dan hingga kematian.

4) Dislipidemia

Dislipidemia merupakan kelainan metabolisme lipid yang

ditandai dengan peningkatan maupun penurunan fraksi lipid

dalam plasma. Kelainan fraksi lipid yang utama adalah

kenaikan kadar kolesterol total (Ktotal), kolesterol LDL (K-

LDL), trigliserida (TG), serta penurunan kolesterol HDL

(K-HDL).
11

b. Faktor resiko yang tidak dapat dimodifikasi yakni usia dan

jenis kelamin (Depkes RI, 2015).

1) Usia

Menurut Sujaya (2017) risiko terjadinya diabetes

meningkat seiring dengan usia terutama pada kelompok

usia lebih dari 40 tahun. Seseorang yang berusia lebih dari

45 tahun berisiko 14,99 kali bila dibandingkan dengan

kelompok usia 15-25 tahun (Irawan, 2010). Hal tersebut

dikarenakan pada kelompok tersebut mulai terjadi proses

aging yang bermakna sehingga kemampuan sel β pankreas

berkurang dalam memproduksi insulin (Sujaya, 2015 dalam

Trisnawati, 2013). Selain itu terdapat penurunan aktivitas

mitokondria di sel-sel otot sebesar 35% yang 10 10

berhubungan dengan peningkatan kadar lemak dalam sel-

sel otot tersebut sebesar 30% dan memicu terjadinya

resistensi insulin (Trisnawati, 2013).

2) Jenis kelamin

Menurut IDF di wilayah Western Pacific salah satunya

Indonesia, kelompok usia 40-59 tahun merupakan

kelompok yang paling banyak menderita DM tipe 2 dengan

distribusi sebanyak 27% laki-laki dan 21% perempuan

(IDF, 2015). Namun data tersebut sedikit berbeda dengan

penelitian oleh (Indriyani, 2017) yang menyatakan bahwa


12

angka prevalensi penderita DM tipe 2 di kelompok usia 40-

70 tahun pada perempuan menunjukkan angka yang lebih

tinggi (59,1%)dibandingkan dengan laki-laki(40,9%),

sedangkan pada laki-laki lebih banyak terjadi pada usia

yang lebih muda. Hal ini dipicu oleh fluktuasi hormonal

yang membuat distribusi lemak menjadi mudah

terakumuladi dalam tubuh sehingga indeks massa tubuh

(IMT) meningkat dengan persentase lemak yang lebih

tinggi (20-25% dari berat badan total) dengan kadar LDL

yang tinggi dibandingkan dengan laki-laki (jumlah lemak

berkisar 15-20% dari berat badan total) (Karinda, 2013;

Irawan, 2010 dalam Trisnawati, 2013; Jelantik, 2014).

Kondisi tersebut mengakibatkan penurunan sensitifitas

terhadap kerja insulin pada otot dan hati sehingga

perempuan memiliki faktor risiko sebanyak 3-7 kali lebih

tinggi 11 11 dibandingkan laki-laki yaitu 2-3 kali terhadap

kejadian DM (Indriyani, 2017; Karinda, 2013; Fatimah,

2015).

c. Patofisiologi

Diabetes mellitus adalah suatu penyakit dimana kadar

glukosa di dalam darah tinggi karena tubuh tidak dapat

melepaskan atau menggunakan insulin secara cukup sehingga

mengakibatkan terjadinya penumpukan gula dalam darah yang


13

menyebabkan terjadinya hiperglikemia. Glukosa secara normal

bersirkulasi dalam jumlah tertentu dalam darah.Glukosa dalam

tubuh dibentuk di dalam hati dari makanan yang dikonsumsi ke

dalam tubuh. Insulin merupakan hormon yang diproduksi oleh

pankreas yang berfungsi untuk memfasilitasi atau

mengendalikan kadar glukosa dalam darah dengan mengatur

produksi dan penyimpanannya. Defisiensi insulin ini

menyebabkan penggunaan glukosa dalam tubuh menurun yang

akan menyebabkan kadar glukosa darah dalam plasma tinggi

atau hiperglikemi. Keadaan hiperglikemi ini akan

menyebabkan terjadinya glukosuria dikarenakan glukosa gagal

diserap oleh ginjal ke dalam sirkulasi darah dimana keadaan ini

akan menyebabkan gejala umum diabetes mellitus yaitu

polyuria, polydipsia, dan polyphagia.(Kerner and Brückel,

2014 ,Ozougwu, 2013).

d. Tanda dan Gejala

Tanda dan gejala diabetes mellitus menurut (Perkemi 2015) terdiri

dari :

1. Poliuria (air kencing keluar banyak) dan polydipsia (rasa haus

yang berlebihan) yang disebabkan karena osmolatitas serum

yang tinggi akibat kadar glukosa serum yang tinggi akibat

kadar glukosa serum yang meningkat.


14

2. Polyuria (air kencing keluar banyak) dan polydipsia (rasa haus

yang berlebihan) yang disebabkan karena osmolatitas serum

yang tinggi akibat kadar glukosa serum yang tinggi akibat

kadar glukosa serum yang meningkat

3. Anoreksia dan polyfagia (rasa lapar yang berlebihan) yang

terjadi karena glukosuria yang menyebabkan keseimbangan

kalori negative..

4. Keletihan (rasa cepat lelah) dan kelemahan yang disebabkan

penggunaan glukosa oleh sel menurun

5. Kulit kering, lesi kulit atau luka yang lambat di sembunya, dan

rasa gatal pada kulit

6. Sakit kepala , mengantuk, dan gangguan pada aktivitas di

sebabkan oleh kadar glukosa intrasel yang rendah

7. Gangguan penglihatan seperti : pemandangan kabur yang

disebabkan karena pembengkakan akibat glukosa

8. Sensasi kesemutan atau kebas di tangan dan di kaki yang

disebabkan kerusakan jaringan saraf.

e. Komplikasi

Secara umum komplikasi daripada diabetes mellitus dibagi


menjadi 2 yaitu (Fowler, 2011):

1. Komplikasi Macrovaskular

Komplikasi makrovaskuler adalah terjadinya penyumbatan

pada pembuluh darah besar seperti di jantung dan diotak


15

yang sering mengakibatkan kematian serta penyumbatan

pembuluh darah besar diekstremitas bawah yang

mengakibatkan ganggren dikaki sehingga banyak penderita

DM yang kehilangan kaki karena harus diamputasi. Adapun

arteri adalah pembuluh darah pembawa oksigen serta nutrisi

dari dan ke jantung juga ke seluruh organ lain.

Tersumbatnya arteri akibat penumpukan plak kolesterol

akan menghambat aliran darah ke organ-organ tubuh.3 jenis

komplikasi makrovaskular yang umum berkembang pada

penderita diabetes ssadalah penyakit jantung coroner.

Komplikasi makrovaskular yang umum berkembang pada

penderita diabetes adalah penyakit jantung koroner, penyakit

pembuluh darah otak, dan penyakit pembuluh darah

perifer.Komplikasi makrovaskular ini sering terjadi pada

penderita diabetes mellitus tipe-2 yang umumnya menderita

hipertensi, dislipidemia dan atau kegemukan.

2. Komplikasi Microvaskular

Komplikasi mikrovaskular terutama terjadi pada penderita

diabetes mellitus tipe-1Hiperglikemia.Hiperglikemia yang

persisten dan pembentukan protein yang terglikasi.HbA1c

menyebabkan dinding pembuluh darah menjadi makin

lemah dan rapuh yang terjadi penyumbatan pada pembuluh-

pembuluh darah kecil.Hal inilah yang mendorong


16

timbulnya komplikasi-komplikasi mikrovaskuler, antara

lain retinopati, nefropati, dan neuropati.

f. Penatalaksanaan Diabetes Melitus Tipe 2

Penatalaksanaan Diabetes Melitus menurut(Perkeni, 2015)

dibagi menjadi 4 :

1. Edukasi

Klien dengan Diabetes Mellitus diharapkan memilkki

pengetahuan mengenai definisi dari Diabetes, tanda dan

gejala seperti apa, resiko akan untuk mempermudah

melakukan modifikasi gaya hidup sehat seperti itu.

Perilaku gaya hidup sehat itu meliputi : Latihan fisik, lalu

bagaimana manajemen fase yang baik , pemantauan

glukosa darah dan pemahaman hasil glukosa darah atau

urin mandiri (hanya jika pemantauan glukosa darah mandiri

tidak tersedia).

2. Terapi Nutrisi Medis

Komposisi makanan yang dianjurkan terdiri dari :

a. Karbohidrat

Karbohidrat yang dianjurkan sebesar 45-65% total

asupan energi.Terutama karbohidrat yang berserat

tinggi.Pembatasan karbohidrat total. Glukosa dalam

bumbu diperbolehkan sehingga penyandang diabetes

dapat makan sama dengan makanan keluarga yang lain.


17

Dianjurkan makan tiga kali sehari dan bila perlu dapat

diberikan makanan selingan seperti buah atau makanan

lain sebagai bagian dari kebutuhan kalori sehari.

b. Lemak

Asupan lemak dianjurkan sekitar 20 - 25% kebutuhan

kalori, dan tidak diperkenankan melebihi 30% total

asupan energi. Bahan makanan yang perlu dibatasi

adalah yang banyak mengandung lemak jenuh dan

lemak trans antara lain: daging berlemak dan susu

fullcream. Konsumsi kolesterol dianjurkan < 200

mg/hari.

c. Protein

Pada pasien dengan nefropati diabetik perlu penurunan

asupan protein menjadi 0,8 g/kg BB perhari atau 10%

dari kebutuhan energi, dengan 65% diantaranya bernilai

biologik tinggi. Kecuali pada penderita DM yang sudah

menjalani hemodialisis asupan protein menjadi 1-1,2

g/kg BB perhari. Sumber protein yang baik adalah ikan,

udang, cumi, daging tanpa lemak, ayam tanpa kulit,

produk susu rendah lemak, kacang-kacangan, tahu dan

tempe. Kebutuhan protein sebesar 10 – 20% total

asupan energi.
18

d. Natrium

Anjuran asupan natrium untuk penyandang DM sama

dengan orang sehat yaitu :<2300 mg perhari. Sumber

natrium antara lain adalah garam dapur, vetsin, soda,

dan bahan pengawet seperti natrium benzoat dan

natrium nitrit.

e. Serat

Penyandang DM dianjurkan mengonsumsi serat dari

kacangkacangan, buah dan sayuran serta sumber

karbohidrat yang tinggi serat.Anjuran konsumsi serat

adalah 20-35 gram/hari yang berasal dari berbagai

sumber bahan makanan.

f. Pemanis Alternatif
Pemanis alternatif dikelompokkan menjadi pemanis

berkalori dan pemanis tak berkalori.Pemanis berkalori

perlu diperhitungkan kandungan kalorinya sebagai

bagian dari kebutuhan kalori, seperti glukosa alkohol

dan fruktosa.Glukosa alkohol antara lain isomalt,

lactitol, maltitol, mannitol, sorbitol dan xylitol. Fruktosa

tidak dianjurkan digunakan pada penyandang DM

karena dapat meningkatkan kadar LDL, namun tidak

ada alasan menghindari makanan seperti buah dan

sayuran yang mengandung fruktosa alami. Pemanis tak


19

berkalori termasuk: aspartam, sakarin, acesulfame

potassium, sukralose, neotame.

3. Jasmani

Latihan jasmani merupakan salah satu pilar dalam

pengelolaan Diabetes Mellitus Tipe2. . Kegiatan jasmani

sehari-hari dan latihan jasmani dilakukan secara secara

teratur sebanyak 3 - 5 kali perminggu selama sekitar 30 - 45

menit, dengan total 150 menit perminggu.Jeda antar latihan

tidak lebih berturut-turut.Dianjurkan untuk melakukan

pemeriksaan glukosa darah sebelum latihan jasmani.

Apabila kadar glukosa darah 250 mg/dL dianjurkan untuk

menunda latihan jasmani. Latihan jasmani selain untuk

menjaga kebugaran juga dapat menurunkan berat badan dan

memperbaiki sensitivitas insulin, sehingga akan

memperbaiki kendali glukosa darah. jasmani yang bersifat

aerobik dengan intensitas sedang (50- 70% denyut jantung

maksimal). Seperti: jalan cepat, bersepeda santai, jogging,

dan berenang

Pada penderita DM tanpa kontraindikasi (contoh:

osteoartritis, hipertensi yang tidak terkontrol, retinopati,

nefropati) dianjurkan juga melakukan resistance training

(latihan beban) 2-3 kali/perminggu sesuai dengan petunjuk

dokter. Latihan jasmani sebaiknya disesuaikan dengan


20

umur dan status kesegaran jasmani.Intensitas latihan

jasmani pada penyandang DM yang relatif sehat bisa

ditingkatkan, sedangkan pada penyandang DM yang

disertai komplikasi intesitas latihan perlu dikurangi dan

disesuaikan dengan masing-masing individu.

4. Terapi Farmakologis

Obat Anthiperglikemia Oral dibagi menjadi 5 golongan :

1) Pemacu Sekresi Insulin (Insulin Secretagogue)

2) Peningkat Sensitivitas terhadap Insulin

3) Penghambat Absorpsi Glukosa di saluran pencernaan

4) Penghambat DPP-IV (Dipeptidyl PeptidaseIV)

5) Penghambat SGLT-2 (Sodium Glucose Cotransporter

Tabel 2. 2 Profil obat antihiperglikemia oral yang tersedia

di Indonesia

Golongan
Penuruna
Obat Cara Kerja Utama Efek Samping
nHbA1c
Sulfonilurea Meningkatkan BB naik 1,0-2,0%
sekresi insulin hipoglikemia
Glinid Meningkatkan BB naik 0,5-1,5%
sekresi insulin hipoglikemia
Metformin Menekan produksi Dispepsia, diare, 1,0-2,0%
glukosa hati & asidosis laktat
menambah
sensitifitas terhadap
insulin
Penghambat Menghambat Flatulen, tinja 0,5-0,8%
AlfaGlukosid absorpsi glukosa lembek
ase

Tiazolidindio Menambah Edema 0,5-1,4%


n sensitifitas terhadap
21

Golongan
Penuruna
Obat Cara Kerja Utama Efek Samping
nHbA1c
insulin
Penghambat Meningkatkan Sebah, muntah 0,5-0,8%
DPP-IV sekresi insulin,
menghambat sekresi
glucagon
Penghambat Menghambat Dehidrasi, infeksi 0,8-1,0%
SGLT-2 penyerapan kembali saluran kemih
glukosa di tubuli
distal ginjal
(Perkeni, 2015)

5. Obat Antihiperglikemia Suntik


a. Insulin

Termasuk anti hiperglikemia suntik, yaitu insulin, agonis GLP-

1 dan kombinasi insulin dan agonis GLP-1.

Berdasarkan lama kerja menurut (Perkeni, 2015), insulin

terbagi menjadi 5 jenis, yaitu : Insulin kerja cepat (Rapid-acting

insulin), Insulin kerja pendek (Short-acting insulin), Insulin

kerja menengah (Intermediateacting insulin), Insulin kerja

panjang (Long-acting insulin), Insulin kerja ultra panjang

(Ultra longacting insulin)

2. Konsep Senam Kaki Diabetik

a. Definisi

Diabetes Mellitus (DM) merupakan sekelompok penyakit

metabolik yang ditandai dengan hiperglikemi kronis akibat defek

pada sekresi insulin, aksi insulin, atau keduanya (Habtewold,

2016).Penyakit ini secara signifikan meningkatkan resiko gangguan


22

pada sistem kardiovaskuler, penyakit ginjal stadium akhir,

kebutaan, amputasi sampai kematian (Fonseca et al., 2012), dimana

terjadi peningkatan jumlah penderita dari tahun ke tahun (Lathifah,

2017). DM merupakan penyakit yang membutuhkan pengelolaan

seumur hidup terkait monitoring kadar gula darah. Salah satu

pengelolaan DM adalah melakukan aktivitas fisik termasuk di

dalamnya senam kaki. Kebiasaan melakukan aktivitas fisik

diharapkan akan mempengaruhi kadar gula darah penderita (Nur &

Wilya, 2014). Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018

menunjukkan bahwa secara nasional, prevalensi DM berdasarkan

diagnosis dokter pada rentang usia 55-64 tahun menempati posisi

tertinggi sebesar 6,3%, disusul usia 65-74 tahun sebesar 6,0%.

Prevalensi nasional DM berdasarkan hasil pengukuran kadar gula

darah pada penduduk umur ≥ 15 tahun yang bertempat tinggal di

perkotaan adalah 10,6% (Kementerian Kesehatan, 2018).

Ulkus kaki merupakan salah satu komplikasi DM yang paling

ditakuti, mengingat lama perawatan yang dibutuhkan serta biaya

yang tidak sedikit untuk mencapai kesembuhan. Kejadian amputasi

dapat dicegah jika penderita DM memiliki pengetahuan pentingnya

aktivitas fisik guna mengontrol kadar gula (Dari et al., 2014).

Namun, pada kenyataannya masih banyak masyarakat yang belum

memahami sepenuhnya manfaat aktivitas fisik, khususnya senam

kaki diabetik terhadap kadar gula darah. Hal ini menunjukkan


23

pentingnya pemberian penyuluhan kesehatan kepada masyarakat

khususnya para penderita DM untuk meningkatkan pengetahuan

tentang penatalaksanaan penyakit DM serta keterampilan untuk

menstabilkan kadar gula darah dengan demonstrasi teknik senam

kaki. Sehingga pada akhirnya diharapkan kadar gula tetap stabil

sekaligus dapat mencegah komplikasi lebih luas.

Diabetes mellitus merupakan penyakit kronis, progresif yang

dikarekteristikan dengan ketidakmampuan tubuh untuk melakukan

metabolism karbohidrat, lemak, dan protein awal terjadinya

hiperglikemia (Smeltzer and Bare, 2015)

b. Manfaat

Menurut (Nurahmani, 2012) mengatakan bahwa senam kaki

diabetes mempunyai manfaat seperti membantu memperbaiki

sirkulasi darah, memperkuat otot-otot kecil pada kaki, mencegah

terjadinya kelainan pada bentuk kaki (deformitas), meningkatkan

kekuatan otot betis dan otot paha, meningkatkan aliran darah ke

kaki dan mengatasi keterbatasan pergerakan sendi.

c. Prosedur Latihan Senam Kaki Diabetik

Prosedur latihan senam kaki diabetes tipe 2 untuk menurunkan

glukosa darah menurut Ratnasari (2019) terdiri dari :

1) Persiapkan Alat dan Lingkungan

a) Kertas koran dua lembar

b) Kursi (Jika tindakan dilakukan dalam posisi duduk)


24

c) Lingkungan yang nyaman dan jaga privasi

2) Persiapan Pasien

a. Lakukan interaksi awal melalui komunikasi interpersonal

dengan pasien

b. Berikan informasi tentang prosedur yang akan dilakukan

c. Anjurkan pasien untuk rileks sebelum dilakukan pemberian

senam kaki

3) Prosedur

a. Perawat mencuci tangan

b. Jika dalam posisi duduk maka posisikan pasien duduk tegak

tidak boleh bersandar dengan kaki menyentuh lantai

Gambar . 1 Kaki Menyentuh Lantai

c. Dengan meletakkan tumit di lantai, jari-jari kedua kaki

diluruskan ke atas lalu dibengkkokan kembali ke bawah

seperti cakar ayam sebanyak 10 kali


25

Gambar . 2 Kaki membentuk ceker ayam

d. Tumit kaki diletakkan di lantai. Bagian ujung kaki diangkat

ke atas dan buat gerakan memutar dengan pergerakkan pada

pergelangan kaki sebanyak 10 kali

Gambar . 3 Kaki di gerakan 10 kali

e. Tumit kaki diletakkan di kaki. Bagian ujung kaki diangkat

keatas dan buat gerakan memutar dengan pergerakkan pada

pergelangan kaki sebanyak 10 kali

Gambar . 4 Bagian ujung kaki di angkat ke ataas


26

f. Jari – jari diletakkan dilantai. Tumit diangkat dan buat

gerakkan memutar dengan pergerakan pada pergelangan

kaki sebanyak 10 kali

Gambar . 5 Jari-jari di letakan di lantai

g. Angkat salah satu kaki, dan luruskan. Gerakan jari-jari

kedepan dan turunkan kembali secara bergantian kekiri dan

kekanan. Ulangi sebanyak 10 kali.

h. Luruskan salah satu kaki di atas lantai.kemudian angkat kaki

tersebut dan gerakkan ujung kaki ke arah wajah lalu

turunkan kembali kembali lantai.

i. Angkat kedua kaki lalu luruskan. Ulangi langkah ke8,

namun gunakan kedua kaki secara bersamaan. Ulangi

sebanyak 10 kali

j. Angkat kedua kali dan luruskan, pertahankan posisi tersebut.

Gerakan pergelakkan kaki kedepan dan kebelakang

k. Luruskan salah satu kaki dan angkat, putar kaki pada

pergelangan kaki, tuliskan pada udara dengan kaki dari

angka 0 hingga 9 lakukan secara bergantian


27

Gambar . 6 Angkat Salah satu kak

c. Letakkan sehelai koran dilantai. Bentuklah koran tersebut

seperti menjadi bola dengan kedua kaki, kemudian, buka bola

itu menjadi lembaran seperti semula menggunakan kedua kaki

Gambar . 7 Letakan kaki di atas koran

3. Kerangka Konsep Penelitian

Penelitian ini terdiri dari dua variabel yaitu variable bebas dan variabel

terikat.Variabel bebas adalah merupakan variabel yang mempengaruhi


28

atau menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen

(terikat) dan variable terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau

menjadi akibat, karena adanya variabel bebas.(Sugiyono, 2016).

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah senam kaki diabetes dan

variabel terikat adalah kadar gula darah.

SKEMA 2 1 Kerangka Konsep Penelitian

Variabel Bebas

Senam Kaki Diabetes

Variabel terikat Variabel terikat


Sebelum intervensi setelah intervensi

Kadar Gula Darah Kadar Gula Darah

Karakteristik responden
 Usia
 Jenis kelamin
 Pola makan
 Latihan Jasmani
29

1. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat-alat yang akan digunakan untuk

mengumpulkan data yang berupa kuesioner, formulir observasi,

formulir-formulir lain yang berkaitan dengan pencatatan data dan

sebagainya. (Natoatmodjo, 2010). Instrumen yang digunakan dalam

penelitian ini adalah lembar observasi kadar gula darah, lembar

observasi latihan senam kaki diabetes dan alat ukur kadar gula darah

(Easy Touch)

2. Intervensi yang akan diberikan

Intervensi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah Senam Kaki

Diabetes Mellitus Tipe 2.Metode pembelajaran yang digunakan adalah

ceramah, diskusi dan demonstrasisenam kaki. Media yang digunakan

dalam penelitian ini adalah lembar balik mengenai tahapan senam

kaki diabetes. Intervensi dilakukan selama + 15 menit yang terdiri dari

: (Karlina, 2010)

1) Fase Orientasi (dengan waktu 15 menit)

- Memulai dengan mengucapkan salam

- Memperkenalkan diri

- Menjelaskan tujuan penelitian

- Mengucapkan terima kasih atas perhatian peserta yang begitu

kooperatif dan Mengucapkan salam penutup


30

3. Hipotesis

Hipotesis adalah merupakan jawaban sementara terhadap rumusan

masalah. Karena sifatnya masih sementara, maka perlu dibuktikan

kebenarannya melalui data empirik yang terkumpul.(Sugiyono, 2017).

Hipotesis dalam penelitian ini yaitu :

a) Ada perubahan kadar gula darah sebelum dan sesudah diberikan

intervensi senam kaki diabetes


BAB III

METODE PENULISAN

A. Desain Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian Case Study design yaitu

merupakan rancangan penelitian yang bersifat fleksibel, terbuka,

beradaptasi sesuai perubahan yang terjadi (tidak bersifat kaku) untuk

menelah masalah-masalah atau fenomena yang bersifat kontemporer atau

terbatas waktu. Penelitian ini dilakukan pada satu kelompok klien DM tipe

2 di komunitas untuk mengetahui perubahan kadar gula darah setelah

dilakukan intervensi senam kaki diabetes.

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi merupakan sekumpulan responden yang memiliki

objek penelitian dan objek yang diteliti yang diterapkan untuk dipelajari

dan kemudian ditarik kesimpulannya (Notoadmodjo, 2010). Populasi

yang akan digunakan dalam penelitian adalah kelompok usia

dewasadengan diabetes mellitus di RT 006 RW 002 Kelurahan

Srengseng Kecamatan Kembangan Jakarta Barat

31
32

2. Sampel

Sampel dalam penelitian ini terjadi 4 klien dengan diabetes yang

akan dilakukan intervensi senam kaki diabetes selama 5 hari untuk

mengetahui adanya perubahan kadar glukosa darah setelah dilakukan

intervensi. Peneliti menyusun kriteria inklusi dan ekslusi yang terdiri

dari:

1. Kriteria inklusi

a) Pasien diabetes mellitus tipe 2 yang mampu membaca dan

menulis

b) Pasien diabetes mellitus kategori usia dewasa

c) Pasien bersedia menjadi responden

d) Pasien yang mempunyai hasil GDS >200 mg/dl

e) Pemeriksaan gula darah sewaktu dilakukan sebelum dan

sesudah dilakukan senam kaki.

2. Kriteria Ekslusi

a) Pasien yang mengalami diabetes melittus tipe ll yang

mengalami komplikasi HD

b) Pasien yang mengalami diabetes mellitus tipe ll dengan

manajemen farmakologis yang tidak teratur

c) Pasien Diabetes Melitus tipe 2 dengan komplikasi yaitu ulkus

kaki
33

C. Definisi Operasional

Definisi operasional variabel penelitian adalah segala sesuatu yang

berbentuk apa saja yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga

operasional setiap variabel dan akan menjelaskan tentang metode

pengambilan data. Variabel dalam penelitian ini adalah senam kaki

diabetes dan kadar gula darah.

Tabel 3. 1 Definisi Operasional

Definisi
NO. Variabel Cara Mengukur Alat Ukur Hasil Ukur
Operasional
1. Variabel Senam kaki Tahapan latihan Lembar Gerakan
bebas diabetes adalah senam kaki observasi senam kaki
Senam suatu kegiatan diabetes di catat gerakan diabetes
kaki yang dilakukan dalam lembar senam kaki 1=kurang
oleh pasien observasi . total diabetes (skor<5)2=bai
diabetes gerakan senam k (skor> 6 )
mellitus untuk kaki sebanyak 12
mencegah gerakan.
terjadinya luka 1 : gerakan benar
dan membantu 0 : gerakan yang
melancarkan salah
peredaran darah
bagian kaki.

2. Variabel Keadaan dan Menggunakan Lembar 1=Kurang


terikat kadar glukosa alat glucometer observasi (GDS >200
Kadar dalam darah kategori kadar kadar gula mg/dl)
gula seseorang gula darah sesuai darah 2=Baik
darah panduan. (GDS< 200
Misalnya: kadar mg/dl)
gula darah
normal dalam
rentang 110 – 140
mg/dlL
Hiperglikemia.
2 : hiperglikemia
kadar GDS> 200
1 : normal kadar
kadar GDS??
0 : hiperglikemi
kadar GDS <100
34

D. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah lembar


observasi gerakan senam kaki diabetes dan kadar gula darah.

E. Teknik Pengumpulan Data

Tahap Persiapan :

1. Peneliti menunjukan surat permohonan ijin penelitian ke Institusi

Pendidikan setelah sidang proposal.

2. Peneliti menyampaikan ijin penelitian kepada ketua RW 02, Ketua RT

006 dan Kader setempat.

Tahap Pelaksanaan :

1. Peneliti melakukan penelitian di RW 002 Kelurahan Srengseng

Kecamatan Kembangan Jakarta Barat.

2. Peneliti menjelaskan maksud dan tujuan peneliti yang akan dilakukan

kepada ketua RW 02, Ketua RT 006 dan kader setempat.

3. Peneliti menyiapkan lembar balik sebagai media dan menggunakan

alat glucometer .mencari atau memlilih calon responden penelitian

yang sesuai dengan kriteria dan ekslusi.

4. Peneliti didampingi kader atau perwakilan RT/RW menjelaskan

kegiatan penelitian yang akan dilakukan pada responden.

5. Meminta persetujuan dan calon reponden penelitian untuk bersedia

dan berpatisipasi dalam penelitian ini


35

6. Meminta responden penelitian untuk membaca surat persetujuan dan

menyatakan persetujuan dengan menandatangani surat persetujuan.

7. Melalukan pretest sebelum melakukan intervensi.

8. Melakukan protest setelah responden melakukan intervensi.

9. Peneliti memberikan reinforcement positif kepada responden jika ada

perubahan dalam kadar gula darah.

Tahap Terminasi :

Setelah mengumpulkan data selama 5 hari peneliti menjelaskan

kepada responden bahwa proses intervensi dan implementasi telah selesai.

Peneliti mengucapkan terimakasih atas partisipasi menjadi responden.

G. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan dilakukan di RW 02 Kelurahan Srengseng

Kecamatan Kembangan Jakarta Barat. Penelitian dilaksanakan selama 5

hari dibulan April.

H. Analisa Data

Analisis univariat adalah teknik analisis data untuk mendeskripsikan atau

menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa

bermaksud membuat kesimpulan, tiap variable di analisis tanpa dikaitkan

dengan lainnya.(Sugiyono, 2017).


36

I. Etika Penelitian

Adapun tujuan utama dalam etika penelitian yaitu melindungi subyek

penelitian atau responden serta menjaga kerahasiaan identitas responden

dari bahaya secara fisik (ancaman), psikis (tertekan dan penyesalan) dan

konsekuensi hokum (dituntut) sebagai akibat turut berpatisipasi dalam

suatu penelitian. Mempertimbangkan aspek-aspek :Self Determination,

Privacy, Anonymity, Confidentially, Protection From Discomfort,

Informed Consent. (Polit, Beck 2016)

a) Self Determination

Setelah keempat responden diberikan informasi tentang prosedur

penelitian. Senam responden diberikan kebebasan untuk menentukan

pilihan bersedia atau tidak mengikuti kegiatan penelitian, bagi responden

yang setuju dan selajutnya telah menandatangani informed consent yang

telah disediakan oleh peneliti dan dapat mengajukan pengunduran diri

selama penelitian berlangsung.

b) Privacy

Setelah keempat responden bersedia menandatangani informed consent.

Selanjutnya data-data yang diberikan oleh responden harus dijaga

kerahasiaanya oleh peneliti tidak boleh diberikan pada siapapun kecuali

keperluan hokum.
37

c) Anonymity

d) Setelah data diberikan oleh responden, selana penelitian dilakukan peneliti

mengganti nama responden menjadi responden 1, responden 2, responden

3 dan responden 4.

e) Protection From Discomfort

Sebelum penelitian, reponden diberikan penjelasan penelitian, selama


penelitian berlangsung reponden akan diobservasi.
a) Informed Consent
Responden akan diberi penjelasan hingga memahami tentang penelitian

yang akan dilskukan meliputi tujuan penelitian, resiko dan

ketidaknyamanan dalam penelitian, manfaat yang didapatkan, bersedia

mengikuti kegiatan penelitian..


BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian
1. Gambaran Lokasi penelitian
Kelurahan Srengseng merupakan salah satu kelurahan yang terletak

di Kecamatan Kembangan, Jakarta Barat. Kelurahan ini berbatasan

dengan jalan Kebon Jeruk di sebelah Barat, sebelah utara berbatasan

dengan Puskemas Meruya Utara, sebelah timur Puskesmas Duri Kepa

dan sebelah selatan berbatasan dengan Puskesmas Kelurahan Kedoya

Selatan. Kelurahan Srengseng memiliki 2 puskesmas yaitu Puskesmas

Kelurahan Srengseng dan Puskesmas Kembangan.

Lokasi penelitian terletak di RW 02 Kelurahan Srengseng yang

merupakan wilayah kerja Puskesmas Kelurahan Srengseng.

Responden terdiri dari 4 orang yang berada dalam keluarga yang

berbeda.Kondisi wilayah termasuk daerah padat penduduk, lingkungan

tampak bersih, tertata rapih, terdapat fasilitas kesehatan terdekat yaitu

Puskesmas Kelurahan Srengseng.

38
39

2. Gambaran Karakteristik Responden


Tabel 4. 1 Karakteristik Responden Penelitian Senam Kaki Diabetes di
RW 02 Kelurahan Srengseng (n=4)
Jenis Lama Menderita Hasil GDS
Responden Usia
Kelamin DM terakhir
R1 40 tahun Laki-laki 6 bulan 230 mg/dL
R2 45 tahun Perempuan 8 bulan 225 mg/dL
R3 46 tahun Perempuan 1 tahun 200 mg/dL
R4 55 tahun Perempuan 2 tahun 150 mg/DL
Sumber: Data Primer

Berdasarkan Tabel 4.1 karakteristik responden berada dalam

rentang usia 40 – 55 tahun; mayoritas perempuan; lama menderita

diabetes mellitus paling rendah 6 bulan dan paling lama 2 tahun; hasil

GDS mayoritas > 200 mg/dL.

3. Gambaran Pelaksanaan Intervensi Senam Kaki


a. Hasil Penerapan Hari ke-1

Tabel 4. 2 Sebelum dilakukan Latihan Senam Kaki Diabetes di


Wilayah Puskesmas Kelurahan Srengseng Kecamatan Kembangan
Jakarta Barat 2021 (n=4)

Hasil GDS
Hari/Tanggal/Waktu Responden
No (mg/dL)
Kamis, 22 Juli 2021 R1
1. pukul 09.00 220

Kamis, 22 Juli 2021 R2


2. pukul 11.00 200

Kamis, 22 Juli 2021 R3


3. pukul 16.30 190

Kamis, 22 Juli 2021 R4


4. pukul 13.00 145

Sumber: Data Primer

Berdasarkan tabel 4.2 diperoleh data nilai GDS responden dalam


rentang 10 – 25 mg/dL Seluruh responden rutin mengkonsumsi obat
anti hiperglikemia dan belum pernah melakukan senam kaki
diabetes.
40

b. Hasil Penerapan Hari ke-5

Tabel 4. 3 Setelah dilakukan Latihan Senam Kaki Diabetes di


Wilayah Puskesmas Kelurahan Srengseng Kecamatan Kembangan
Jakarta Barat 2021 (n=4)

Hasil GDS Keterangan


Hari/Tanggal/Waktu Responden
No (mg/dL)
Selasa, 27 Juli 2021 Tidak ada
1. pukul 10.00 R1 220 mg/dL perubahan
GDS
Selasa, 27 Juli 2021 Ada
2. pukul 14.00 R2 195 mg/dL penurunan
GDS
Selasa, 27 Juli 2021 Ada
3. pukul 17.00 R3 187 mg/dL penurunan
GDS
Selasa, 27 Juli 2021 Ada
4. pukul 17.00 R4 140 mg/dL penurunan
GDS
Sumber: Data Primer

Berdasarkan table 4.3, setelah dilakukan senam kaki diabetes selama 5

hari ditemukan sebanyak 3 responden mengalami penurunan GDS

dengan rentang 3-5 mg/dL dan terdapat 1 responden dengan kadar gula

darah yang tetap.


41

B. Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap 4 responden

yang melakukan senam kaki diabetes selama 5 hari ditemukan 3 responden

yang mengalami penurunan kadar gula darah sewaktu dalam rentang 3-5

mg/dL. Satu responden yaitu responden 1 tidak memgalami perubahan

kadar gula sewaktu.

Sulistyowati (2017) dalam penelitiannya terhadap pemberian

senam kaki yang dilakukan secara rutin kepada penderita DM, terjadi

penurunan kadar gula darah sewaktu secara signifikan. Perbedaan kadar

gula darah sewaktu sebelum (pretest) dan sesudah (posttest) pada

kelompok eksperimen, didapatkan hasil rerata pretest sebesar 182,38±8,33

dan posttest sebesar 142,94±6,91 (p=0,000, p<0,05).

Hal serupa juga ditemukan Rohmad (2016) dalam penelitiannya

terhadap senam kaki diabetik. Hasil penelitian tersebut menunjukkan ada

pengaruh senam kaki terhadap nilai sensori neuropati atau sensitivitas pada

penderita diabetes mellitus dengan p = 0,006 atau p < 0,05. Gerakan-

gerakan senam kaki ini dapat memperlancar peredaran darah di kaki,

memperbaiki sirkulasi darah, memperkuat otot kaki dan mempermudah

gerakan sendi kaki.

Senam kaki adalah kegiatan atau latihan yang dilakukan oleh

pasien Diabetes Mellitus untuk mencegah terjadinya luka dan membantu

melancarkan peredaraan darah bagian kaki (Nurahmani, 2012)


42

Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan terdapat kesesuaian antara

hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap teori dan penelitian

sebelumnya terkait efektivitas senam kaki diabetes dalam mengontrol

kadar gula darah.

Pengkajian terkait karakteristik responden ditemukan seluruh

responden rutin mengkonsumsi obat antihiperglikemia setiap hari.

Responden 2 berusia 45 tahun memiliki berusia riwayat DM sejak 8 bulan

pola makan teratur dan mengurangi makanan/minuman yang manis,

berlemak, konsumsi nasi dan gula. Pola aktivitas fisik terjaga yaitu selalu

senam pagi. Responden 3 berusia 46 tahun memiliki riwayat DM sejak 1

tahun pola makan dan minum selalu mengurangi dengan yang manis dan

berlemak, nasi, kentang dan gula. Pola aktivitas fisik terjaga selalu

mengikuti senam di setiap pagi. Responden 4 berusia 55 tahun memiliki

riwayat DM sejak 2 tahun pola makan teratur dan mengurangi

makanan/minuman yang manis, berlemak. Pola aktivitas fisik selalu senam

dirumah mengikuti latihan di youtobe.


43

Responden 1 tidak mengalami perubahan kadar gula darah setelah

dilakukan senam kaki diabetik selama 5 hari. Klien berusia 40 tahun dan

mengidap diabetes mellitus sejak 6 bulan yang lalu. Peneliti melakukan

pengkajian mendalam melalui wawancara diperoleh data bahwa ternyata

pola makan selama ini tidak teratur dan tidak ada pantangan makanan.

Makanan yang sering dikonsumsi di rumah seperti nasi dam makanan

berlemak. Misalnya : makan gorengan, minuman manis seperti teh pucuk.

Pola aktivitas fisik selama ini jarang berolahraga karena males.

Responden saat ini hanya berkerja sebagai gojek dan lebih sering duduk

mengendarai motor.

Diet yang tidak teratur dapat menyebabkan kadar gula dalam darah

meningkat. Kadar glukosa yang tinggi dapat menyebabkan kerusakan

berbagai sistem tubuh terutama syaraf dan pembuluh darah. Komplikasi

DM yang sering terjadi antara lain: penyebab utama gagal ginjal, retinopati

diabetacum, neuropati (kerusakan syaraf) dikaki yang meningkatkan

kejadian ulkus kaki, infeksi bahkan keharusan untuk amputasi kaki.

Meningkatnya risiko penyakit jantung dan stroke dan risiko kematian

penderita diabetes secara umum adalah dua kali lipat dibandingkan bukan

penderita diabetes mellitus (Departemen Kesehatan RI, 2015).


44

Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan faktor-faktor yang

menyebabkan ketidakpatuhan diet pasien DM yaitu masalah kesehatan

serius yang menjadi tantangan besar pada keberhasilan pelayanan

kesehatan. Ketidakpatuhan pasien tidak hanya terpaku pada konsumsi

obat, tetapi juga pada masalah merubah gaya hidup, melakukan tes medis

dan rendahnya keinginan untuk pergi ke dokter atau tempat pelayanan

kesehatan. Studi menunjukkan bahwa penderita Diabetes Mellitus yang

tidak patuh memiliki tingkat kematian adalah 12% (Khan.et.al, 2012).

Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan terdapat kesesuaian

antara hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap teori dan penelitian

sebelumnya bahwa ketidakpatuhan diet dapat menyebabkan risiko

ketidakstablilan kadar gula darah.

Aktivitas fisik yang tidak teratur dapat menyebabkan kadar gula

dalam darah menjadi tinggi. Kepatuhan berdasarkan pekerjaan adalah

responden yang bekerja swasta lebih patuh dan yang tidak patuh

responden yang menjadi ibu rumah tangga (IRT).Kebanyakan responden

yang tidak patuh adalah ibu rumah tangga dan berjenis kelamin perempuan

(Hilda, 2018).
45

Status pekerjaan akibat tidak memiliki pekerjaan juga berisiko

terkena DM baik pada laki-laki maupun perempuan. Status sosial ekonomi

(pekerjaan dan pendapatan) berpengaruh terhadap kejadian penyakit DM

karena pendapatan yang rendah berkontribusi sebagai penghalang bagi

penderita untuk akses ke pelayanan kesehatan yang baik dan berkualitas

(Khrishnan et al, 2015). Prasetyani (2017) dalam penelitianya menemukan

bahwa pekerjaan seseorang mempengaruhi aktivitas fisik. Responden

yang tidak bekerja cenderung kurang melakukan aktivitas fisik sehingga

tidak terjadi pergerakan pada anggota tubuhnya yang mengakibatkan dapat

lebih mudah untuk mengalami diabetes mellitus.

Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan terdapat kesesuaian

antara hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap teori dan penelitian

sebelumnya bahwa aktivitas fisik yang kurang dapat menyebabkan risiko

ketidakstablilan kadar gula darah.


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
1. Karakteristik 4 responden diabetes mellitus terdiri dari rentang usia 40

– 55 tahun, Jenis kelamis 1 laki-laki dan 3 perempuan dan Riwayat

DM 6 bulan – 2 tahun.

2. Teridentifikasi gambaran kadar gula darah sewaktu setelah dilakukan

intervensi senam kaki diabetes dalam rentang 140 mg/dL – 220 mg/dL.

3. Teridentifikasi perubahan kadar gula darah sewaktu setelah dilakukan

intervensi senam kaki diabetes yaitu penurunan rata-rata hasil kadar

gula darah sewaktu sebesar 4 mg/Dl.

B. Saran
1. Teoritis

a. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar untuk

mengembangkan intervensi perawatan kaki pada penderita diabetes

di dalam asuhan keperawatan keluarga dan Komunitas

b. Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk meningkatkan bukti

ilmiah mengenai manfaat senam kaki diabetis

2. Praktis

a. Pelayanan Kesehatan

Hasil dari penelitian ini di harapkan dapat memberikan kontribusi

46
47

dalam pengembangan intervensi keperawatan khususnya penderita

DM dan dapat di aplikasikan pada tatanan pelayanan asuhan

keperawatan komunitas sebagai salah satu intervensi keperawatan

mandiri.

b. Pelayanan Pendidikan

Manfaat bagi pendidikan memberikan saran dalam

mengembangkan metode untuk meningkatkan dukungan keluarga

terhadap klien dengan diabetes melitus sehingga dapat mencegah

terjadinya gangguan sensitivitas kaki dengan mengikuti program

rutin senam kaki.

c. Keluarga dengan DM tipe 2

Hasil penelitian ini dapat digunakan keluarga dalam memberikan

perawatan bagi anggota keluargadengan diabetes melitus sehingga

dapat mencegah terjadinya gangguan sensitivitas kaki dengan

mengikuti program rutin senam kaki.

d. Peneliti selanjutnya

Manfaat bagi peneliti yaitu hasil penelitian mengenai pengaruh

senam kaki diabetes terhadap penurunan kadar gula darah pada

penderita Diabetes Melitus Tipe 2 dapat menjadi referensti

intervensi keperawatan mandiri perawat di komunitas


DAFTAR PUSTAKA

ADA. (2015). Diagnosis and Classification of Diabetes Mellitus. Diabetes Care,


35 (1), (care.diabetesjournals.org)

Depkes RI. 2010. Diabetes Mellitus dapat Dicegah. Dalam


http//www.depkes.go.id/index.php/berita/pressrelease/1314diabetesmellitus
dapat dicegah.html.diakses pada tanggal 28 November 2016.

Depkes RI. (2018). Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS).Badan Penelitian dan


Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Fawler 2011 : Fowler, M. J. 2011. Microvaskuler dan Mcrovaskuler


Complications Of Diabetes Clinical Diabetes, Vol.2 No.2: 77-82

IDF (International Diabetes Federation).(2017). Diabetes atlas. (8th ed).

Diperoleh tanggal 1 Januari 2018 dari www.diabetesatlas.org

IDF International Diabetes Federation.IDF Diabetes Atlas Seventh Edition.United


Kingdom; 2015.

Kementrian kesehatan RI Situasi dan Analisis Diabetes Jakarta Keenterian


Kesehatan RI; 2014

Kementerian Kesehatan. (2018). HASIL UTAMA RISKESDAS 2018. In:


Riskesdas 2018. Jakarta: Balitbangkes, 071118; 2018:1-200.
http://www.depkes.go.id/resources/download/info-terkini/hasil-riskesdas-
2018.pdf

Khrishan, S, Cozier, YC, Rosenberg, L, Palmer, JR 2015, „Socioeconomic Status


and Incidence of Type 2 Diabetes: Results From The Black Women‟s
Health Study‟, American Journal of Epidemiology (Online) Vol 171, No. 5
Hlm. 564-570 diakses dari http://aje.oxfordjournals.org

Khan, Ataur R, Al Abdul Lateef, Mohammad Al Aithan, Al Ibrahim, Shabeer


Khan. (2012). Factors Contributing to Non-Compliance Among Diabetics
Attending Primary Health Centers in the Al Hasa District of Saudi Arabia.
Journal of Family and Community Medicine Vol. 19, Issue 1 26-32.
Retrieved from http://www.jfcmonline.com.

Lathifah, NL. (2017). Hubungan durasi penyakit dan kadar gula darah dengan
keluhan subyektif penderita diabetes melitus. J Berk Epidemiol, 5(2):231-
239. doi:10.20473/jbe.v5i2.2017.231-239.

48
49

Notoadmojo, S. (2010).Ilmu Kesehatan Masyarakat Prinsip-prinsip Dasar.


Jakarta: PT. Rineka Cipta

Ozougwu, J. C. (2013). Patogenesis pada pasien diabetes mellitus tipe 1 and tipe 2
. Academic Journals, 4 (4), 46-57

Perkeni.(2015). Konsensus Pengelolalan dan Pencegahan Diabetes Mellitus Tipe


Indonesia.Retrieved Desember 28, 2016, from www.perkeni.org.

Perkeni.(2012). Konsensus Pengendalian dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2


di Indonesia 2015, Perkeni.Pengurus Besar Perkumpulan Endokrinologi
Indonesia (PB PERKENI).doi: 10.1017/CBO9781107415324 .004.

Prasetyani, D., & Sodikin.(2017). Analisis Faktor yang Mempengaruhi Kejadian


Diabetes Melitus (DM) Tipe 2. Jurnal Kesehatan Al Irsyad

Ruben,G. Rottie,J.V. Karundeng, M.Y. 2016. pengaruh senam kaki diabetes


terhadap perubahan kadar gula darah pada penderita dm tipe 2 di wilayah
puskesmas enemawira. Jurnal Keperawatan. (Vol 4) No.1.

Rehmaita, dkk. (2017). Pengaruh senam diabetes dan jalan kaki terhadap
penurunan kadar gula darah pada penderita DM tipe II Puskesmas Krueng
Barona Jaya Aceh Besar. Jurnal Ilmu Keperawatan. 5.(2).

Riskesdas (2018).Angka kejadian 10 penyakit di Indonesia. French Retrieved


Soegondo, S., Soewondo, P., & Subekti, I. (2013)

Sukarja.(2016). Senam kaki dan stimulasi kutaneus terhadap kelembaban kulit


kaki pada diabetesi. Jurnal Gema Keperawatan, 9(1), pp. 1–93.

Smeltzer & Bare. 2002. Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC. Soegondo, S.
2013. Penatalaksanaan Diabetes Mellitus. Jakarta: FKUI

Santosa dan Rusmono. (2016). Senam kaki untuk mengendalikan kadar gula darah
dan menurunkan tekanan brachial pada penderita diabetes melitus. Jurnal
Ilmiah Ilmu-Ilmu Kesehatan. 14.(2):24-34.

Stanfod, K. I., & Goodyear, L. J. 2014. Exercise and type 2 diabetes: molecular
mechanisme regulating glucose uptake in skeletal muscle. Advances in
Physiology Education. Dalam

Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif


dan R & D. Bandung: Alfabeta
50

Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif


dan R & D. Bandung: Alfabeta

Hikmasari, A. 2016.Pengaruh Jalan Kaki dan Senam Kaki Terhadap Kadar


Glukosa Darah Penderita Diabetes Melitus Tipe 2.Skripsi.Dipublikasikan
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta.
http://eprints.ums.ac.id/48701/2/HALAMAN%20DEPAN.pdf. Diakses
tanggal 25 Februari 2017.

Tanhardjo, J., Pinzon, R. T., Sari, L. K., Kedokteran, F., Kristen, U., & Wacana,
D. (2016). Perbandingan Rerata Kadar HBA1c Pada Penderita Diabetes
Melitus Dengan Neuropati Dan Tanpa Neuropati Sensori Motor
Comparasion HBA1c Mean Level In Diabetes Mellitus Patient. Berkala
Ilmiah Kedokteran Duta Wacana, 01(nomor 02), 127–136. https://doi.org/
ISSN/ : 2460-9684

Trisnawati, K, T., Soedijono, S. (2013).Faktor Risiko Kejadian Diabetes Melitus


Tipe II Di Puskesmas Kecamatan Cengkareng Jakarta Barat Tahun 2012.
Jurnal Ilmiah Kesehatan, 5(1) Zieve, David

Yunir & Soebardi.(2009). Terapi non farmakologis pada diabetes melitus. Jakarta:
FKUI

WHO. Global Report On Diabetes. France: World Health Organization; 2016.


LAMPIRAN
Lampiran 1 Jadwal Rencana Kegiatan

JADWAL RENCANA KEGIATAN

Kegiatan Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep

Pengajuan

Judul

Bab 1

Bab 2

Bab 3

Seminar

Proposal

Mengurus

Izin

Penelitian

Penelitian

Analisa

Data

Bab 4 & 5

Sidang

Hasil

Publikasi
Lampiran 2 Surat Keterangan Bebas Plagiatrisme

SURAT KETERANGAN BEBAS PLAGIATRISME


Lampiran 3 Surat Lulus Uji Etik

SURAT LULUS UJI ETIK


Lampiran 4 Surat Permohonan Ijin Penelitian

SURAT PERMOHONAN IZIN MENGIKUTI PENELITIAN


Lampiran 5 Surat Balasan Tempat Penelitian

SURAT BALASAN TEMPAT PENELITIAN


Lampiran 6 Informed Consent Responden 1

INFORMED CONSENT
Informed Consent Responden 2
Informed Consent Responden 3
Informed Consent Responden 4
Lampiran 7 Identitas Ke 4 Responden

A. IDENTITAS

1. Nama (kode) : Tn.Z

2. Usia : 40 tahun

3. Jenis kelamin : Laki-laki

4. Riwayat penyakit diabetes : 6 bulan

5. Pola makan :

a. Jenis : karbohidrat (nasi, mie)

b. Jadwal :

Pagi 07.00 WIB

Siang 12.00 WIB

Sore 17.00 WIB

Malem 08.00 WIB

c. Jumlah

sekali berapa makan & snack :5x

6. Pola latihan fisik

A Jenis : -

B Frekuensi : -

C Durasi : -
A. IDENTITAS

1. Nama (kode) :Ny.N

2. Usia : 45 tahun

3. Jenis kelamin : Perempuan

4. Riwayat penyakit diabetes : 8 bulan

5. Pola makan :

d. Jenis : Nasi, Sayuran

e. Jadwal :

Pagi 09.00 WIB

Siang 12.00 WIB

Sore 17.00 WIB

Malem - WIB

f. Jumlah

sekali berapa makan & snack : -

6. Pola latihan fisik

A Jenis : Ikut senam

B Frekuensi : 1 minggu 2x

C Durasi : 30 menit
A. IDENTITAS

1. Nama (kode) : Ny.M

2. Usia : 46 tahun

3. Jenis kelamin : Perempuan

4. Riwayat penyakit diabetes : 1 tahun

5. Pola makan :

g. Jenis : daging tanpa lemak, tempe, tahu, sayur

h. Jadwal :

Pagi 07.00 WIB

Siang 12.00 WIB

Sore 17.00 WIB

Malem - WIB

i. Jumlah

sekali berapa makan & snack : -

6. Pola latihan fisik

A Jenis : jalan 60 menit

B Frekuensi : 2x 1 minggu

C Durasi : 60 menit
A. IDENTITAS

1. Nama (kode) :Ny.H

2. Usia : 55 tahun

3. Jenis kelamin : Perempuan

4. Riwayat penyakit diabetes : 2 tahun

5. Pola makan :

j. Jenis : nasi, sayur

k. Jadwal :

Pagi 09.00. WIB

Siang 14.00 WIB

Sore 17.30 WIB

Malem - WIB

l. Jumlah

sekali berapa makan & snack …

6. Pola latihan fisik

A Jenis : lari pagi

B Frekuensi : 1/2x per 1 minggu

C Durasi : 30 menit
Lampiran 8 Lembar Observasi Senam Kaki ke 4 Responden

LEMBAR OBSERVASI SENAM KAKI

Nama responden :Tn.Z

Tanggal :22 – 27Juli 2021

No Pertanyaan Ya Tidak

1 Apakah anda suka kegiatan olahraga? V

Apakah anda mengikuti senam bersama dihari


2 V
minggu?

3 Apakah anda mudah merasa lelah saat beraktifitas? V

4 Apakah anda berjalan menggunakan alat bantu? V

5 Apakah anda sering kencing ditengah malem? V

6 Apakah anda sering merasa haus berlebihan? V

7 Apakah anda sering merasa kesemutan? V

8 Apakah anda sering merasa pandangan kabur ? V


LEMBAR OBSERVASI SENAM KAKI

Nama responden :Ny.N

Tanggal :22 - 27 Juli 2021

No Pertanyaan Ya Tidak

1 Apakah anda suka kegiatan olahraga? V

Apakah anda mengikuti senam bersama dihari


2 V
minggu?

3 Apakah anda mudah merasa lelah saat beraktifitas? V

4 Apakah anda berjalan menggunakan alat bantu? V

5 Apakah anda sering kencing ditengah malem? V

6 Apakah anda sering merasa haus berlebihan? V

7 Apakah anda sering merasa kesemutan? V

8 Apakah anda sering merasa pandangan kabur ? V


LEMBAR OBSERVASI SENAM KAKI

Nama responden :Ny.M

Tanggal :22 - 27 Juli 2021

No Pertanyaan Ya Tidak

1 Apakah anda suka kegiatan olahraga? V

Apakah anda mengikuti senam bersama dihari


2 V
minggu?

3 Apakah anda mudah merasa lelah saat beraktifitas? V

4 Apakah anda berjalan menggunakan alat bantu? V

5 Apakah anda sering kencing ditengah malem? V

6 Apakah anda sering merasa haus berlebihan? V

7 Apakah anda sering merasa kesemutan? V

8 Apakah anda sering merasa pandangan kabur ? V


LEMBAR OBSERVASI SENAM KAKI

Nama responden :Ny.H

Tanggal :22 - 27 Juli 2021

No Pertanyaan Ya Tidak

1 Apakah anda suka kegiatan olahraga? V

Apakah anda mengikuti senam bersama dihari


2 V
minggu?

3 Apakah anda mudah merasa lelah saat beraktifitas? V

4 Apakah anda berjalan menggunakan alat bantu? V

5 Apakah anda sering kencing ditengah malem? V

6 Apakah anda sering merasa haus berlebihan? V

7 Apakah anda sering merasa kesemutan? V

8 Apakah anda sering merasa pandangan kabur ? V


Lampiran 9 SOP Penelitian Latihan Senam Kaki Diabetes Melitus
SOP PENELITIAN LATIHAN SENAM KAKI DIABETES MELITUS
NomerResponden : 1
Lembar Observasi Hari ke : 1- 5 hari Tanggal Pelaksanaan : 22 – 27 juli
PAGI SORE
PANDUAN LATIHAN (SOP)
YA TDK YA TDK

Tahap Persiapan

1. Persiapan Alat : Kertas koran dua lembar


V V

2. Persiapan Lingkungan : Lingkungan yang


V V
tenang dan nyaman

Persiapan Pasien :

3. Lakukan interaksi awal melalui komunikasi

interpersonal dengan pasien

4. Berikan informasi tentang prosedur yang akan V V

dilakukan

5. Anjurkan pasien untuk rileks sebelum

dilakukan pemberian senam kaki

Tahap Pelaksanaan

6. Menjaga privasi pasien V V

7. Memberikan latihan senam kaki V V

8. Memberikan latihan senam kaki selama


V V
kurang lebih 15 menit

Tahap Prosedur

9. Perawat mencuci tangan V V

10. Posisikan pasien duduk tegak tidak boleh


V V
bersandar dengan kaki menyentuh

11. Meletakkan tumit di lantai, jari – jari kaki di V V


luruskan ke atas lalu dibengkkokan kembali ke

bawah seperti cakar ayam sebanyak 10 kali

12. Tumit diletakkan di lantai. Bagian ujung kaki

diangkat ke atas dan buat gerakan memutar

dengan pergerkkann pada gerakkan memutar V V

dengan pergerkkan pada pergelangan kaki

sebanyak 10 kali

13. Jari-jari diletakkan dilantai. Tumit diangkat

dan buat gerakkan memutar dengan


V V
pergerakkan pada pergelangan kaki sebanyak

10 kali.

14. Angkat salah satuu kaki di atas lantai,

kemudian angkat kaki tersebut dan gerakkab


V V
ujung kaki ke arah wajah lalu turunkan

kembali lantai.

15. Angkat kedua kaki lalu diluruskan. Ulangi

langkah ke8, namun gerakan kedua kakki V V

secara bersamaan. Ilangi sebnayak 10 kali

16. Angkat kedua kali dan luruskan, pertahankan

posisi tersebut. Gerakan pergelakkan kaki V V

kedepan dan kebelakang.

17. Luruskan salah satu kaki dan angkat, putar

kaki pada pergelangan kaki, tuliskan pada


V V
udara dengan kaki dari angka 0 hingga 9

lakukan secara bergantian

18. Letakkan sehelai koran dilantai. Bentuklah


V V
koran tersebut seperti menjadi bola dengan
kedua kaki, kemudian, buka bola itu menjadi

lembaran seperti semula menggunakan kedua

kaki

Tahap Terminasi

19. Evaluasi hasil tindakan dan perasaan pasien V V

20. Merapikan alat dan pasien V V

21. Melakukan kontrak waktu berikutnya V V

22. Mencatat hasil tindakan V V

23. Berpamitan dengan pasien V V


Nama Responden : Ny.N
Lembar Observasi Hari ke : 1 – 5 hari Tanggal Pelaksanaan : 22 – 27 juli
PAGI SORE
PANDUAN LATIHAN (SOP)
YA TDK YA TDK

Tahap Persiapan

1. Persiapan Alat : Kertas koran dua lembar


V V

2. Persiapan Lingkungan : Lingkungan yang


V V
tenang dan nyaman

Persiapan Pasien :

3. Lakukan interaksi awal melalui komunikasi

interpersonal dengan pasien

4. Berikan informasi tentang prosedur yang akan V V

dilakukan

5. Anjurkan pasien untuk rileks sebelum

dilakukan pemberian senam kaki

Tahap Pelaksanaan

6. Menjaga privasi pasien V V

7. Memberikan latihan senam kaki V V

8. Memberikan latihan senam kaki selama


V V
kurang lebih 15 menit

Tahap Prosedur

9. Perawat mencuci tangan V V

10. Posisikan pasien duduk tegak tidak boleh


V V
bersandar dengan kaki menyentuh

11. Meletakkan tumit di lantai, jari – jari kaki di

luruskan ke atas lalu dibengkkokan kembali ke V V

bawah seperti cakar ayam sebanyak 10 kali


12. Tumit diletakkan di lantai. Bagian ujung kaki

diangkat ke atas dan buat gerakan memutar

dengan pergerkkann pada gerakkan memutar V V

dengan pergerkkan pada pergelangan kaki

sebanyak 10 kali

13. Jari-jari diletakkan dilantai. Tumit diangkat

dan buat gerakkan memutar dengan


V V
pergerakkan pada pergelangan kaki sebanyak

10 kali.

14. Angkat salah satuu kaki di atas lantai,

kemudian angkat kaki tersebut dan gerakkab


V V
ujung kaki ke arah wajah lalu turunkan

kembali lantai.

15. Angkat kedua kaki lalu diluruskan. Ulangi

langkah ke8, namun gerakan kedua kakki V V

secara bersamaan. Ilangi sebnayak 10 kali

16. Angkat kedua kali dan luruskan, pertahankan

posisi tersebut. Gerakan pergelakkan kaki V V

kedepan dan kebelakang.

17. Luruskan salah satu kaki dan angkat, putar

kaki pada pergelangan kaki, tuliskan pada


V V
udara dengan kaki dari angka 0 hingga 9

lakukan secara bergantian

18. Letakkan sehelai koran dilantai. Bentuklah

koran tersebut seperti menjadi bola dengan


V V
kedua kaki, kemudian, buka bola itu menjadi

lembaran seperti semula menggunakan kedua


kaki

Tahap Terminasi

19. Evaluasi hasil tindakan dan perasaan pasien V V

20. Merapikan alat dan pasien V V

21. Melakukan kontrak waktu berikutnya V V

22. Mencatat hasil tindakan V V

23. Berpamitan dengan pasien V V


Nama Responden : Ny.M
Lembar Observasi Hari ke : 1 – 5 hari Tanggal Pelaksanaan : 22 – 27 Juli
PAGI SORE
PANDUAN LATIHAN (SOP)
YA TDK YA TDK

Tahap Persiapan

1. Persiapan Alat : Kertas koran dua lembar


V V

2. Persiapan Lingkungan : Lingkungan yang


V V
tenang dan nyaman

Persiapan Pasien :

3. Lakukan interaksi awal melalui komunikasi

interpersonal dengan pasien

4. Berikan informasi tentang prosedur yang akan V V

dilakukan

5. Anjurkan pasien untuk rileks sebelum

dilakukan pemberian senam kaki

Tahap Pelaksanaan

6. Menjaga privasi pasien V V

7. Memberikan latihan senam kaki V V

8. Memberikan latihan senam kaki selama


V V
kurang lebih 15 menit

Tahap Prosedur

9. Perawat mencuci tangan V V

10. Posisikan pasien duduk tegak tidak boleh


V V
bersandar dengan kaki menyentuh

11. Meletakkan tumit di lantai, jari – jari kaki di

luruskan ke atas lalu dibengkkokan kembali ke V V

bawah seperti cakar ayam sebanyak 10 kali


12. Tumit diletakkan di lantai. Bagian ujung kaki

diangkat ke atas dan buat gerakan memutar

dengan pergerkkann pada gerakkan memutar V V

dengan pergerkkan pada pergelangan kaki

sebanyak 10 kali

13. Jari-jari diletakkan dilantai. Tumit diangkat

dan buat gerakkan memutar dengan


V V
pergerakkan pada pergelangan kaki sebanyak

10 kali.

14. Angkat salah satuu kaki di atas lantai,

kemudian angkat kaki tersebut dan gerakkab


V V
ujung kaki ke arah wajah lalu turunkan

kembali lantai.

15. Angkat kedua kaki lalu diluruskan. Ulangi

langkah ke8, namun gerakan kedua kakki V V

secara bersamaan. Ilangi sebnayak 10 kali

16. Angkat kedua kali dan luruskan, pertahankan

posisi tersebut. Gerakan pergelakkan kaki V V

kedepan dan kebelakang.

17. Luruskan salah satu kaki dan angkat, putar

kaki pada pergelangan kaki, tuliskan pada


V V
udara dengan kaki dari angka 0 hingga 9

lakukan secara bergantian

18. Letakkan sehelai koran dilantai. Bentuklah

koran tersebut seperti menjadi bola dengan


V V
kedua kaki, kemudian, buka bola itu menjadi

lembaran seperti semula menggunakan kedua


kaki

Tahap Terminasi

19. Evaluasi hasil tindakan dan perasaan pasien V V

20. Merapikan alat dan pasien V V

21. Melakukan kontrak waktu berikutnya V V

22. Mencatat hasil tindakan V V

23. Berpamitan dengan pasien V V


Nama Responden : Ny.H
Lembar Observasi Hari ke : 1 – 5 hari Tanggal Pelaksanaan : 22 – 27 juli
PAGI SORE
PANDUAN LATIHAN (SOP)
YA TDK YA TDK

Tahap Persiapan

1. Persiapan Alat : Kertas koran dua lembar


V V

2. Persiapan Lingkungan : Lingkungan yang


V V
tenang dan nyaman

Persiapan Pasien :

3. Lakukan interaksi awal melalui komunikasi

interpersonal dengan pasien

4. Berikan informasi tentang prosedur yang akan V V

dilakukan

5. Anjurkan pasien untuk rileks sebelum

dilakukan pemberian senam kaki

Tahap Pelaksanaan

6. Menjaga privasi pasien V V

7. Memberikan latihan senam kaki V V

8. Memberikan latihan senam kaki selama


V V
kurang lebih 15 menit

Tahap Prosedur

9. Perawat mencuci tangan V V

10. Posisikan pasien duduk tegak tidak boleh


V V
bersandar dengan kaki menyentuh

11. Meletakkan tumit di lantai, jari – jari kaki di

luruskan ke atas lalu dibengkkokan kembali ke V V

bawah seperti cakar ayam sebanyak 10 kali


12. Tumit diletakkan di lantai. Bagian ujung kaki

diangkat ke atas dan buat gerakan memutar

dengan pergerkkann pada gerakkan memutar V V

dengan pergerkkan pada pergelangan kaki

sebanyak 10 kali

13. Jari-jari diletakkan dilantai. Tumit diangkat

dan buat gerakkan memutar dengan


V V
pergerakkan pada pergelangan kaki sebanyak

10 kali.

14. Angkat salah satuu kaki di atas lantai,

kemudian angkat kaki tersebut dan gerakkab


V V
ujung kaki ke arah wajah lalu turunkan

kembali lantai.

15. Angkat kedua kaki lalu diluruskan. Ulangi

langkah ke8, namun gerakan kedua kakki V V

secara bersamaan. Ilangi sebnayak 10 kali

16. Angkat kedua kali dan luruskan, pertahankan

posisi tersebut. Gerakan pergelakkan kaki V V

kedepan dan kebelakang.

17. Luruskan salah satu kaki dan angkat, putar

kaki pada pergelangan kaki, tuliskan pada


V V
udara dengan kaki dari angka 0 hingga 9

lakukan secara bergantian

18. Letakkan sehelai koran dilantai. Bentuklah

koran tersebut seperti menjadi bola dengan


V V
kedua kaki, kemudian, buka bola itu menjadi

lembaran seperti semula menggunakan kedua


kaki

Tahap Terminasi

19. Evaluasi hasil tindakan dan perasaan pasien V V

20. Merapikan alat dan pasien V V

21. Melakukan kontrak waktu berikutnya V V

22. Mencatat hasil tindakan V V

23. Berpamitan dengan pasien V V


Lampiran 10 Dokumentasi
DOKUMENTASI

Adapun yang terlampir disini yaitu foto-foto yang dijadikan dokumen guna untuk

melengkapi penelitian ini :

1. Foto bersama Bapak Surat selaku Ketua RT 06 BapakMatsani selaku Ketua

RW 02 dan BapakHasawi selaku Sekretaris RW 02 di Wilayah Puskesmas

Srengseng

Jakarta Barat (21 Mei 2021, 10.25 WIB)

Keterangan : (Tahap Persiapan)

Peneliti meminta izin untuk penelitian dan menjelaskan maksud dan tujuan

penelitian yang akan dilakukan serta proses pelaksanaan dari penelitian yang

akan dilaksanakan kepada ketua RW 02, Ketua RT dan Kader setempat

2. Menandatangi Informed Consent (22 Juli 2021)

Keterangan :

Tahap Pelaksanaan, meminta responden untuk membaca surat persetujuan dan

menyatakan persetujuan dengan menandatangani informed consent

Responden 1 :Tn.Z, 40 tahun, 6 bulan menderita DM

Responden 2 : Ny.N, 45 tahun, 8 bulan menderita DM

Responden 3 : Ny.M, 45 tahun, 1 tahun menderita DM

Responden 4 : Ny.H, 55 tahun, 2 tahun menderita DM


3. Tahap Pelaksanaan Latihan Senam Kaki Diabetes Melitus

Gambar . 8 Responden 1 (Tn.Z) 40 tahun Pelaksanaan Senam Kaki

Keterangan :

Tn.Z / 40 Tahun / Melakukan latihan Senam Kaki Diabetes Melitusselama 5 hari

berturut – turut yaitu mulai tanggal 22 – 27 Juli 2021 dari pukul 09.00 –

09.20WIB.
Gambar . 9 Responden 2 (Ny.N) 45 tahun Pelaksanaan Senam Kaki

Keterangan :

Ny.N / 45 Tahun / Melakukan latihan Senam Kaki Diabetes Melitusselama 5 hari

berturut – turut yaitu mulai tanggal 22 – 27 Juli 2021 dari pukul 11.00 – 11. 20

WIB.
Gambar . 10 Responden 3 (Ny.M) 46 tahun Pelaksanaan Senam Kaki

Keterangan :

Ny.M / 46 Tahun / Melakukan latihan Senam Kaki Diabetes Melitusselama 6 hari

berturut – turut yaitu mulai tanggal 22 – 27 Juli 2021 dari pukul 16.00 – 16. 20

WIB.
Gambar . 11 Responden 4 (Ny.H) 55 tahun Pelaksanaan senam kaki

Keterangan :
Ny.H / 55 Tahun / Melakukan latihan Senam Kaki Diabetes Melitusselama 6 hari
berturut – turut yaitu mulai tanggal 22 – 27 Juli 2021 dari pukul 13.00 – 13. 20
WIB
Lampiran 11 Lembar Konsultasi

Lampiran 1

Nama : Tiara Siti Rahmah


NIRM : 18091
Judul Penelitian : Analisis Intervensi Pemberian Senam Kaki Diabetes
Terhadap Perubahan Kadar Gula Darah Pada Penderita
Dengan Diabetes Mellitus Tipe 2 Di RW 02 Kelurahan
Srengseng, Jakarta Barat.

Pembimbing : Ns. Fransiska Novita Sari, M.Kep., Sp.Kep.K

No. Tanggal Materi Konsultasi Paraf


Konsultasi latar belakang, masalah
1. 21Oktober 2020 penelitian, dampak penelitian. Saran
perbaiki latar belakang dan masalah
penelitian.

Menyerahkan hasil konsultasi latar


2. 29 November 2020 belakang dan masalah penelitian pada
BAB 1. Saran lanjut ke BAB 2 dan
BAB 3.
Konsultasi BAB 2 terkait referensi
3. 17 Desember 2020 yang dipakai, saran urutan penulisan,
kerangka konsep ditambahkan sumber
penelitian dan penjelasan, tambahkan
konsep komunitas dan penelitian
terkait tambahkan lagi.
Konsultasi BAB 2 menyerahkan hasil
4. 13 Februari 2021 revisi dan juga BAB 3
Saran BAB 3 masih salah semua harus
diulangi.
5. 27 April 2021 Konsultasi Proposal Karya Tulis
Ilmiah.
Saran langsung buat PPT, Proposal
sudah di ACC
6. 1 Mei 2021 Sidang Proposal
Lulus sidang
7. 18 Mei 2021 Cek Plagiarisme Proposal
Hasil : Mendapat skor 10% (lulus)

8. 21 Juli 2021 Konsultasi lembar kaji etik ke


pembimbing via Whatsaap
Hasil : langsung di ACC
Saran : langsung kekampus untuk
mengurus lembar ceklis dan surat
perizinan penelitian
9. 22 Juli 2021 Lulus uji etik dan membuat surat
perizinan, serta langsung mengurus
surat izin penelitian ke RT dan RW 07
Lampiran 12 Daftar Riwayat Hidup

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

A. Identitas

Nama : Tiara Siti Rahmah

Tempat Tanggal Lahir : Jakarta, 30 Agustus 2000

Jenis Kelamin : Perempuan

Alamat Email : Tiarastrhmhh@gmail.com

No Hp : 08982581402

Status Perkawinan : Belum Menikah

Kewarganegaraan : Indonesia

B. Riwayat Pendidikan

LAMA
NO NAMA SEKOLAH
PENDIDIKAN
1. SDN MERUYA UTARA 15 PETANG 2006 - 2012
JAKARTA BARAT
2. MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI 12 2012 - 2015
JAKARTA BARAT
3. SMK BINA INSAN MANDIRI JAKARTA 2015 - 2018
BARAT
4. AKADEMI KEPERAWATAN PELNI 2018 - 2021
JAKARTA BARAT

Anda mungkin juga menyukai