Anda di halaman 1dari 10

A.

Penjelasan mengenai stratifikasi sosial

Stratifikasi sosial adalah pengelompokan anggota masyarakat kedalam lapisan-lapisan sosial


secara bertingkat. Atau definisi stratifikasi sosial yaitu merupakan suatu pengelompokan anggota
masyarakat berdasarkan status yang dimilikinya.

Stratifikasi sosial atau disebut juga dengan pelapisan sosial telah dikenal saat manusia
menjalankan kehidupan. Terbentuknya stratifikasi sosial yaitu dari hasil kebiasaan manusia
seperti berkomunikasi, berhubungan atau bersosialisasi satu sama lain secara teratur maupun
tersusun, baik itu secara individual maupun berkelompok. Tapi apapun wujudnya dalam
kehidupan bersama sangat memerlukan penataan serta organisasi, dalam rangka penataan pada
kehidupan inilah yang pada akhirnya akan terbentuk sedikit-demi sedikit stratifikasi sosial.

B. Berikut ini proses terjadinya stratifikasi sosial

Proses terjadinya dari stratifikasi sosial diantaranya seperti di bawah ini:

1. Terjadi secara otomatis/dengan sendirinya

Dapat terjadi karena faktor yang sudah ada sejak seseorang lahir, atau proses ini bisa terjadi
karena pertumbuhan masyarakat. Sesorang yang menempati lapisan tertentu bukan atas
kesengajaan yang dibuat oleh masyarakat atau dirinya sendir akan tetapi terjadi secara otomatis,
seperti misalnya keturunan.

2. Terjadi secara sengaja

Dapat terjadi dengan sengaja dengan maksud untuk tujuan atau kepentingan bersama. Sistem ini
ditentukan dengan adanya wewenang dan juga kekuasaan yang diberikan oleh seseorang atau
organisasi. Misalnya seperti diberikan oleh partai politik, perusahaan tempat bekerja,
pemerintahan dan lain-lain.

C. Faktor penyebab terjadinya stratifikasi sosial

Beberapa faktor penyebabnya diantaranya seperti berikut ini:

 Kekayaan, sesorang yang mempunyai kekayaan yang lebih biasanya termasuk ke lapisan
paling atas dalam stratifikasi sosial.
 Kehormatan, orang yang paling di hormati biasanya selalu menempati lapisan paling atas,
sering kita ditemui di masyarakat, misalnya seperti seseorang yang berjasa besar.
 Kekuasaan, ukuran kekuasaan seseorang pun dapat menjadi faktor penyebab
terbentuknya statifikasi sosial dan biasanya seseorang yang mempunyai kekuasaan selalu
menempati lapisan teratas, misalnya seperti gubernur, bupati dan lain-lain.
 Berilmu tinggi atau berpengetahuan tinggi, seseorang akan menempati urutan paling atas
jika dia memiliki ilmu pengetahuan yang tinggi.
D. Inilah jenis-jenis dari stratifikasi sosial

1. Stratifikasi sosial tertutup/pelapisan sosial tertutup

Yang dimaksud dengan stratifikasi tertutup yaitu stratifikasi yang dimana pada setiap anggota
masyarakat tidak bisa pindah ke tingkat sosial yang lebih tinggi ataupun ke tingkat sosial yang
lebih rendah. Seperti contohnya pada sistem kasta pada suatu negara atau pada suatu daerah yang
dimana terdapat golongan darah biru dan golongan masyarakat biasa.

2. Stratifikasi sosial terbuka/pelapisan sosial terbuka

Yang dimaksud dengan stratifikasi sosial terbuka yaitu suatu sistem stratifikasi yang dimana
pada setiap anggota masyarakat bisa berpindah-pindah dari satu tingkatan yang satu ke tingkatan
lainnya. Seperti contohnya pada tingkatan dunia pendidikan, jabatan pekerjaan, kekuasaan dan
lain-lain. Seseorang yang tadinya biasa-biasa saja dapat mengubah nasib dan tingkatan sosialnya
menjadi lebih baik atau lebih tinggi lagi, disebabkan seseorang tersebut berusaha keras untuk
dapat mengubah nasibnya lebih baik lagi dengan cara sekolah yang tinggi dan memiliki banyak
kemampuan sehingga dia mendapatkan kedudukan yang baik dalam pekerjaannya serta
menerima upah yang tinggi.

E. Dan inilah beberapa fungsi stratifikasi sosial

Berikut di bawah ini beberapa fungsi dari staratifikasi sosial, yang diantaranya seperti berikut ini:

 Sebagai suatu alat untuk penditribusian hak dan kewajiaban, misalnya seperti:
menentukan kedudukan, jabatan, penghasilan seseorang dan lain-lain.
 Untuk mempersatukan dengan pola menkoordinasikan pada bagian-bagian yang terdapat
pada struktur sosial yang gunanya untuk mencapai tujuan yang telah di
tentukan sebelumnya.
 Sebagai penempatan individu atau seseorang pada strata (lapisan) tertentu dalam struktur
sosial.
 Sebagai penentu tingkatan mudah atau tidaknnya bertukar status atau kedudukan dalam
struktur sosial.
 Untuk memecahkan berbagai macam permasalahan yang ada dalam masyarakat.
 Dan untuk mendorong masyarakat supaya bergerak sesuai fungsinya.

http://www.pengertianku.net/2015/08/pengertian-stratifikasi-sosial-dan-faktor-penyebabnya.html
1. Kasus Setya Novanto

Sengkarut kasus proyek kartu tanda penduduk berbasis elektronik (e-KTP) dengan tersangka
Setya Novanto terbilang cukup panjang. Setya ditetapkan sebagai tersangka kasus dugaan
korupsi e-KTP oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada 17 Juli 2017. Namun status
tersangka atas dirinya tidak berlangsung lama.

Pada 29 September 2017, status tersangka itu dibatalkan hakim praperadilan Pengadilan Negeri
Jakarta Selatan Cepi Iskandar. Setya Novanto memenangkan sidang praperadilan dan putusan
hakim menyatakan status tersangka atas dirinya tidak sah.

Tidak selesai di sana, KPK melakukan penyelidikan baru untuk pengembangan perkara e-KTP
edalam proses penyelidikan ini hingga akhirnya menetapkan kembali Setya Novanto sebagai
tersangka kasus korupsi e-KTP pada 10 November 2017. Setya pun kembali menggugat
keabsahan status tersangka atas dirinya untuk kali kedua.

Pada Rabu, 13 Desember 2017, sidang putusan praperadilan Setya akan digelar. Sidang itu
berpacu dengan sidang perdana pokok perkara Setya di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi juga
akan digelar di hari yang sama. Ketika hakim mengetok palu memulai sidang perdana pokok
perkara Setya, otomatis sidang praperadilan pun gugur. Berikut perjalanan kasus Setya Novanto:

17 Juli 2017

KPK mengumumkan penetapan Setya Novanto sebagai tersangka kasus korupsi pengadaan e-
KTP. Pengadaan proyek itu terjadi pada kurun waktu 2011-2012, saat Setya menjabat Ketua
Fraksi Partai Golkar di DPR. Ia diduga ikut mengatur agar anggaran proyek e-KTP senilai Rp 5,9
triliun agar disetujui anggota DPR. Selain itu, Novanto diduga telah mengondisikan pemenang
lelang dalam proyek e-KTP. Bersama pengusaha Andi Agustinus alias Andi Narogong, Setya
diduga ikut menyebabkan kerugian negara Rp 2,3 triliun.

18 Juli 2017

Setya Novanto menggelar jumpa pers menanggapi penetapannya sebagai tersangka. Setya
mengaku akan mengikuti proses hukum yang berjalan. Namun ia menolak mundur dari Ketua
DPR ataupun Ketua Umum Partai Golkar.

22 Juli 2017

Setya Novanto hadir dalam satu acara dengan Ketua Mahkamah Agung Hatta Ali dalam sidang
terbuka disertasi politikus Partai Golkar Adies Kadir di Universitas 17 Agustus 1945, Surabaya.
Ketua Generasi Muda Partai Golkar Ahmad Doli Kurnia meyakini kesempatan ini digunakan
Setya Novanto untuk melobi Hatta Ali untuk menenangkannya di praperadilan. Namun, Hatta
menegaskan kehadirannya murni sebagai penguji. Golkar memecat Doli Kurnia atas tudingannya
ini.
4 September 2017

Setelah lebih dari sebulan berstatus tersangka, Setya Novanto resmi mendaftarkan gugatan
praperadilan terhadap KPK ke Pengadilan Negeri Jakarta Selatan. Gugatan terdaftar dalam
nomor 97/Pid.Prap/2017/PN Jak.Sel. Setya meminta penetapan statusnya sebagai tersangka oleh
KPK dibatalkan.

11 September 2017

KPK memanggil Setya Novanto untuk diperiksa sebagai tersangka. Namun, Setya tidak hadir
dengan alasan sakit. Sekretaris Jenderal Partai Golkar Idrus Marham bersama tim kuasa hukum
Setya mengantarkan surat dari dokter ke KPK. Menurut Idrus, Novanto saat itu masih menjalani
perawatan di RS Siloam, Semanggi, Jakarta. Hasil pemeriksaan medis, gula darah Setya naik
setelah melakukan olahraga pada Ahad, 10 September 2017.

12 September 2017

Setya Novanto mengirimkan surat ke KPK melalui Wakil Ketua DPR Fadli Zon. Setya meminta
KPK menunda proses penyidikan terhadap dirinya sampai putusan praperadilan keluar. Surat itu
sempat menuai protes karena dikirim menggunakan kop DPR. Namun, KPK menilai proses
praperadilan adalah hal yang terpisah dari proses penyidikan. Karena itu, KPK tetap akan
menjadwalkan pemeriksaan Setya Novanto sebagai tersangka.

18 September 2017

KPK kembali memanggil Setya Novanto untuk diperiksa sebagai tersangka. Namun, lagi-lagi
Setya tidak hadir karena sakit, bahkan hingga menjalani kateterisasi jantung di Rumah Sakit
Premier Jatinegara, Jakarta Timur.

22 September 2017

Hakim Cepi menolak eksepsi yang diajukan KPK dalam praperadilan Setya Novanto. KPK
menganggap keberatan Setya soal status penyelidik dan penyidik KPK adalah keliru. Kepala
Biro Hukum KPK Setiadi menilai, pengacara Setya sebaiknya mempermasalahkan status
penyelidik dan penyidik melalui Pengadilan Tata Usaha Negara, bukan praperadilan. Namun,
Hakim Cepi tak sependapat dengan Setiadi. Menurut dia, status penyidik dan penyelidik KPK
yang dipersoalkan pihak Setya bukan merupakan sengketa kepegawaian tata usaha negara.

25 September 2017

Partai Golkar menggelar rapat pleno yang menghasilkan keputusan agar Setya Novanto non-aktif
dari posisi Ketua Umum Golkar. Internal Partai Golkar mulai bergejolak dengan kondisi Setya
yang berstatus tersangka KPK dan tengah sakit.

26 September 2017
Sidang praperadilan Setya Novanto kembali berlanjut. Pihak Setya mengajukan bukti tambahan
berupa laporan hasil pemeriksaan (LHP) dari BPK terhadap KPK pada tahun 2016. LHP itu
terkait pengangkatan penyidik di KPK. Namun KPK keberatan dengan bukti itu karena
didapatkan dari Pansus Angket terhadap KPK di DPR.

27 September 2017

Hakim Cepi menolak permintaan KPK untuk memutar rekaman di persidangan. Padahal, KPK
yakin rekaman tersebut bisa menunjukkan bukti kuat mengenai keterlibatan Setya Novanto
dalam proyek e-KTP.

29 September 2017

Setelah menjalani serangkaian sidang, hakim tunggal Cepi Iskandar mengabulkan sebagian
permohonan Setya. Penetapan Setya sebagai tersangka oleh KPK dianggap tidak sah alias batal.
Hakim juga meminta KPK untuk menghentikan penyidikan terhadap Setya. Hakim Cepi
beralasan, penetapan tersangka Setya Novanto tidak sah karena dilakukan di awal penyidikan,
bukan di akhir penyidikan. Hakim juga mempermasalahkan alat bukti yang digunakan KPK
untuk menjerat Setya Novanto. Sebab, alat bukti itu sudah digunakan dalam penyidikan terhadap
Irman dan Sugiharto, dua pejabat Kementerian Dalam Negeri yang sudah divonis di pengadilan.

5 Oktober 2017

KPK melakukan penyelidikan baru untuk pengembangan perkara e-KTP, dalam proses
penyelidikan KPK meminta keterangan sejumlah pihak dan mengumpulkan bukti relevan. Dalam
proses penyelidikan, Setya Novanto dua kali tidak hadir untuk dimintai keterangan, yakni pada
13 dan 18 Oktober 2017 dengan alasan sedang ada tugas kedinasan.

31 Oktober 2017

KPK menerbitkan sprindik atas nama tersangka Setya Novanto. Di perkara ini, Setya
Novanto disangka melanggar Pasal 2 ayat 1 subsider Pasal 3 Undang-Undang Nomor 31 Tahun
1999 sebagaimana telah diubah dengan Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2001 juncto Pasal 55
ayat 1 ke-1 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana.

3 November 2017

KPK mengantarkan surat perintah dimulainya penyidikan ke rumah Setya Novanto di Jalan
Wijaya 13, Melawai, Kebayoran Baru.

10 November 2017

KPK kembali menetapkan Setya Novanto menjadi tersangka e-KTP. Pengumuman penetapan
tersebut disampaikan Wakil Ketua KPK Saut Situmorang di Gedung KPK di kawasan Kuningan
Jakarta. Sebagai pemenuhan hal tersangka, KPK mengantarkan Surat Pemberitahuan Dimulainya
Penyidikan (SPDP) kepada yang bersangkutan ke kediaman Setya.
15 November 2017

KPK menjemput paksa Setya Novanto karena sudah tiga kali mangkir saat dipanggil KPK untuk
dimintai keterangan. Enam pegawai KPK menyambangi Setya Novanto di kediamannya, Jalan
Wijaya XIII Nomor 19, Melawai, Jakarta Selatan pada Rabu malam, 15 November 2017. Para
penyidik menggeledah rumah Setya hingga dinihari. Namun Setya tidak ada di rumah dan tidak
diketahui keberadaannya hingga ditetapkan sebagai daftar pencarian orang (DPO).

16 November 2017

Setya Novanto dilarikan ke Rumah Sakit Medika Permata Hijau setelah mobil yang dia tumpangi
mengalami kecelakaan tunggal di daerah Permata Hijau, Jakarta Barat.

17 November 2017

Komisi Pemberantasan Korupsi KPK menahan Setya Novanto sebagai tersangka e-KTP. Namun,
karena sakit, Setya dibantarkan di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM).

20 November 2017

Setya Novanto menjalani pemeriksaan perdana selaku tersangka dan tahanan kasus dugaan
korupsi e-KTP di Gedung KPK, usai dijemput dari RSCM.

5 Desember 2017

KPK menyatakan berkas perkara tersangka kasus korupsi proyek pengadaan e-KTP Setya
Novanto telah P21 atau lengkap untuk dilimpahkan ke Pengadilan Tindak Pidana Korupsi.

6 Desember 2017

Berkas kasus e-KTP dengan tersangka Setya Novanto dilimpahkan jaksa KPK ke Pengadilan
Tindak Pidana Korupsi di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat. Berkas tersebut berupa dakwaan dan
berita acara pemeriksaan dalam enam buku. Tingginya mencapai 1 meter.

7 Desember 2017

Sidang perdana praperadilan Setya Novanto digelar di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan.

8 Desember 2017

Pengadilan Negeri Jakarta Selatan kembali menggelar sidang lanjutan gugatan praperadilan
Setya Novanto terhadap KPK dengan agenda mendengarkan jawaban dari KPK serta penyerahan
barang bukti surat, dan mendengarkan keterangan saksi dari pihak Setya. Di hari yang sama, dua
pengacara Setya Novanto, Otto Hasibuan dan Fredrich Yunadi, memutuskan untuk
mengundurkan diri sebagai kuasa hukum tersangka kasus dugaan korupsi KTP elektronik
tersebut.

11 Desember 2017

Sidang lanjutan praperadilan Setya Novanto dengan agenda mendengarkan keterangan saksi
digelar di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan.

13 Desember 2017

Sidang putusan praperadilan Setya Novanto akan digelar di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan.
Di hari yang sama sidang perdana pokok perkara Setya juga akan digelar di Pengadilan Tindak
Pidana Korupsi. Hakim tunggal praperadilan Setya Novanto, Kusno mengatakan gugatan Setya
dinyatakan gugur saat hakim mulai memeriksa pokok perkara kasus e-KTP di Pengadilan
Tipikor, Jakarta Pusat.

https://nasional.tempo.co/read/1041781/begini-kronologi-kasus-setya-novanto/full&view=ok

Terpidana kasus korupsi proyek e-KTP Setya Novanto ternyata mendekam dalam sel di Lapas
Sukamiskin dengan berbagai fasilitas di luar prosedur yang ditetapkan.

Ombudsman yang melakukan sidak beberapa hari lalu menemukan fakta bahwa kamar Setya
Novanto lebih besar dengan perabotan tertata rapi. Lengkap dengan ranjang berkasur dan toilet
duduk. Foto kamar Setnov pun tersebar di media sosial serta menjadi perbincangan hangat.

Pemandangan berbeda tampak di sel lain yang kondisinya kumuh dengan luas tidak sebesar
milik pria yang karib disapa Setnov itu. Di dekat kasur, ada toilet jongkok ditutup satu potongan
keramik lantai.

Kalapas Sukamiskin, Tejo Harwanto mengakui sejak ditugaskan sebulan lalu menggantikan
Kalapas lama yang diciduk KPK, kondisinya seperti itu.

Dinding sel Setya Novanto dilapisi oleh plywood. Alasannya, kondisi tembok lapas yang sudah
berusia ratusan tahun sudah tidak optimal. Apalagi jika hujan mengguyur, air kerap merembes ke
dalam kamar.

"Kalau memang terlihat mewah, memang itu kamarnya (Setnov) dilapisi oleh kayu plywood,"
kata Tejo, di Lapas Sukamiskin Bandung, Minggu.

Terlihat dari foto tersebut seluruh dinding, tembok, hingga lantai dilapisi tembok. Bahkan, isinya
pun bukan seperti kamar tahanan, namun layaknya sedang menginap di hotel mewah.
Tejo mengatakan, pemasangan pelapis tersebut dilakukan sebelum Setya Novanto menempati
kamar itu. Namun, ia tak mengetahui siapa napi yang menempati kamar tersebut sebelum
Setnov.

Disinggung mengenai keinginan Ombudsman agar seluruh sel di Lapas Sukamiskin merata, baik
dari segi luasan dan fasilitas, Tejo menyebut hal itu merupakan target jangka panjang.

"Dalam aturan tidak boleh menambah atau mengurangi bentuk ruangan. Tapi saat pertama saya
masuk (bertugas di sini) sudah seperti itu," katanya.

"Untuk mengubahnya, anggaran tidak ada. Untuk perawatan saja tidak ada (anggaran). Makanya
saya minta anggaran di tahun 2019," lanjut Tejo.

Untuk itu, selama satu bulan bertugas di Lapas, Tejo mengaku fokus pada pembenahan SDM dan
mindset petugas lapas yang psikologisnya terpengaruh dari OTT KPK beberapa waktu lalu. Ia
menekankan integritas petugas dan peningkatan pengawasan kepada seluruh napi.

Setelah ada anggaran, ia mengaku akan memikirkan pembongkaran. Namun, hal ini perlu
kesiapan matang terkait gedung Lapas yang sudah tua, termasuk pemindahan sementara napi
selama proses pembangunan.

Selain itu, semua kasur dan toilet akan disamaratakan agar kondisi lapas bisa lebih bersih dan
tidak mengganggu kesehatan napi serta tidak terkesan ada diskriminasi.

"Kalau saya punya uang (anggaran dari pusat), akan diadakan itu (kasur dan pembenahan toilet).
Soalnya, tidak ada pengadaan sejak lima tahun lalu," terangnya.

Ia menambahkan, jika anggaran terealisasi, toilet duduk akan diberlakukan dihampir seluruh
kamar. Ini juga untuk memudahkan 70 persen napi di Lapas Sukamiskin sudah berusia lanjut.

"Seluruh kamar semestinya seperti itu (punya kloset duduk). Banyak penghuni lapas yang
usianya 50 tahun ke atas, kesulitan (buang hajat di kloset jongkok)," Tejo memungkasi.

Lapas Sukamiskin, Bandung, Jakarta. (Liputan6.com/Arie Nugraha)

Koordinator Divisi Korupsi Politik ICW Donal Fariz menyatakan, pemerintah dalam hal ini
harus benar-benar serius menangani masalah yang ada di lapas, termasuk lapas Sukamiskin.

"Butuh pembenahan serius tentang manajemen lapas. Ini merupakan tugas Presiden dan
Menkumham yang harus segera dilakukan," ujar Fariz melalui pesan tertulis, Sabtu 15
September 2018.

Dia menilai selama ini pembenahannya lapas hanya parsial dan insidentil. Penanganan hanya
dilakukan ketika muncul satu dua kasus. "Habis itu kembali ke kebiasaan awal," katanya.
Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Saut Situmorang mengatakan, seharusnya,
konsep penjara harus berlaku sama untuk semua tahanan, apapun kasusnya.

"Kembali ke situasi rumah binaan Sukamiskin sebagaimana disebut Ombudsman tentu agar
diperbaiki. Kalau itu benar, jelas ini ketidakadilan," kata Saut saat dikonfirmasi soal sel mewah
Setya Novanto, Jakarta, Sabtu 15 September 2018.

"Beri saja semua warga binaan luas ruang yang sama namun dengan sejumlah ketentuan lain
yang selaras serasi seimbang. Jangan lah dengan luas space yang sama yang punya uang banyak
boleh bawa home theater misalnya. Jadi lagi-lagi harus tetap ada pembatasan," imbuh dia.

Saut mengatakan, penjara adalah tempat untuk melakukan pembinaan sehingga mereka yang
menghuni disebut sebagai warga binaan. Dia berharap pemerintah dapat segera memperbaiki sel-
sel mewah dalam lapas, seperti sel Setya Novanto.

"Konsep penjara sebagai salah satu tempat yang membina. Bisa saja dibuat diatas standar
internasional yang dibuat badan-badan dunia. Bisa saja negara kita membuat umpamanya, semua
tahanan terlepas apa kasusnya; boleh bebas main bola, main komputer, naik sepeda, lapangan
luas kamar luas, boleh main musik, nonton tv , ketemu keluarga kapan saja, internet. Namun
semuanya secara terbatas (haknya dibatasi)," tutur Saut.

https://www.liputan6.com/news/read/3645369/sel-mewah-setya-novanto-di-lapas-sukamiskin

2. Kasus Nenek Asyani

Masyarakat miskin kerap menjadi korban dari penegak hukum yang tidak adil. Kita sering
mendengar anekdot sosial yang berkembang dan menjadi pembicaraan di tengah  kehidupan
masyarakat terkait dengan penegakan hukum atas masyarakat miskin. Salah satu kasus hukum
yang menjadi sorotan publik adalah kasus nenek Asyani (67 tahun). Nenek Asyani tidak pernah
menyangka bakal berurusan dengan hukum dan pengapnya terali besi tahanan. Ini lantaran nenek
Asyani didakwa mencuri tujuh batang pohon jati di lingkungan rumahnya, di Desa Jatibanteng,
Situbondo, Jawa Timur.

Kasus pencurian kayu jati yang menjerat Asyani, 67, bukan cuma berbuah empati dari banyak
kalangan untuk nenek yang menjadi terdakwanya itu. Kasus yang terjadi di Situbondo, Jawa
Timur, ini juga berbuntut 'teguran' dari Menteri Kehutanan kepada Perum Perhutani. Teguran
disampaikan berupa surat edaran terkait implementasi Undang-Undang Pencegahan dan
Pemberantasan Perusakan Hutan

Palu hakim diketuk, Nenek Asyani langsung mengungkapkan amarahnya. Nenek renta berusia
67 tahun ini tak terima dengan vonis bersalah oleh hakim. Nenek Asyani divonis 1 tahun penjara
dengan masa percobaan 1 tahun 3 bulan dan denda Rp500 juta subsider 1 hari hukuman
percobaan. Seperti ditayangkan Liputan 6 Petang SCTV, Kamis (23/4/2015), walau putusan
hakim lebih ringan dari tuntutan jaksa 1 tahun 18 bulan penjara dan denda Rp 500 juta, Nenek
Asyani tidak terima. "Saya sudah bersumpah mati tidak ada gunanya. Pasti ada suap. Saya tidak
mencuri. Sumpah pocong, Pak," kata Nenek Asyani. Asyani didakwa mencuri tujuh batang
pohon jati milik perhutani untuk dibuat tempat tidur. Namun Asyani membantah dengan alasan
batang pohon jati itu diambil dari lahannya sendiri oleh almarhum suaminya 5 tahun silam.

lalu timbul pertanyaan yang muncul dari fikiran maupun dari dalam hati masyarakat "ADA APA
DENGAN HUKUM DI INDONESIA?"

https://www.kompasiana.com/asyifaudin/59b81eaba1a50a1f800920d2/mengingat-kembali-
kasus-nenek-asyani-si-pencuri-kayu-jati-ada-apa-dengan-hukum-di-indonesia

Kesimpulan

Perbedaan antara sel Setya Novanto dan Nenek Asyani adalah, sel Setya Novanto layaknya
seperti hotel. Sedangkan sel Nenek Asyani seperti sel biasa pada umumnya. Indonesia adalah
Negara hukum. Sebagai negara hukum,perlu digaris bawahi bahwa tentunya penegakan hukum
yang tidak memihak telah diatur dalam Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 27 ayat (1) UUD 1945
dimana semua orang diperlakukan sama di depan hukum. Negara hukum yang dimaksud adalah
negara yang menegakkan supremasi hukum, untuk menegakkan kebenaran dan keadilan dan
tidak ada kekuasaan yang tidak dapat dipertanggungjawabkan. Namun dalam prakteknya hukum
indonesia dinilai belum mampu memberikan keadilan kepada masyarakat yang tertindas.
Masyarakat miskin kerab menjadi korban dari penegak hukum yang tidak adil. Kita sering
mendengar anekdot sosial yang berkembang dan menjadi pembicaraan di tengah  kehidupan
masyarakat terkait dengan penegakan hukum atas masyarakat miskin.

Anda mungkin juga menyukai