Bab I
Bab I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masa remaja disebut juga masa untuk menemukan identitas
diri (self identity). Usaha pencarian identitas banyak dilakukan
dengan menunjukkan perilaku coba-coba, perilaku imitasi atau
identifikasi. Ketika remaja gagal menemukan identitas dirinya, dia
akan mengalami krisis identitas atau identity confusion, sehingga
mungkin saja akan terbentuk sistem kepribadian yang bukan
menggambarkan keadaan diri yang sebenarnya. Reaksi-reaksi dan
ekspresi emosional yang masih labil dan belum terkendali pada
masa remaja dapat berdampak pada kehidupan pribadi maupun
sosialnya. Dia menjadi sering merasa tertekan dan bermuram durja
atau justru dia menjadi orang yang berperilaku agresif.
Pertengkaran dan perkelahian seringkali terjadi akibat dari
ketidakstabilan emosinya
Remaja yang berkembang baik kepribadiannya, salah satu
tugas perkembangan yang harus dikuasainya adalah membina
hubungan sosial dengan teman sebaya maupun dengan orang
dewasa selain dari guru dan orang tua. Remaja dapat berprestasi
maksimal dalam belajar jika ia diterima dan dikagumi dalam
kelompok sebayanya dan mampu memecahkan masalah sosial
secara baik dengan orang dewasa terutama orang tua dan orang-
orang dewasa lainnya.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan - rumusan yang akan dibahas pada
makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Apa yang disebut dengan masa remaja?
2. Apa Perkembangan Hubungan Sosial itu?
3. Apa Karakteristik Perkembangan Sosial Remaja?
1
4. Apa implikasi perkembangan kepribadian pada remaja dalam
pendidikan?
C. Tujuan
1. Memahami Definisi Masa Remaja.
2. Memahami Pengertian Perkembangan Hubungan Sosial
3. Mengetahui Karaktristik Perkembangan Sosial Remaja
4. Mengetahui ImplikasiPerkembangan KepribadianPada Remaja
Dalam Pendidikan.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
meningkatkan harkat dan martabat hidup mereka di mata orang
lain.
2
Ibid. 35-37
4
berlaku sebelumnya di dalam keluarganya. Remaja menghadapi
berbagai lingkungan, bukan saja bergaul dengan berbagai
kelompok umur. Dengan demikian, remaja mulai memahami
norma pergaulan dengan kelompok remaja, kelompok anak-anak,
kelompok dewasa, dan kelompok orang tua. Pergaulan dengan
sesama remaja lawan jenis dirasakan yang paling penting tetapi
cukup sulit, karena di samping harus memperhatikan norma
pergaulan sesama remaja, juga terselip pemikiran adanya
kebutuhan masa depan untuk memilih teman hidup.
1. Pada masa remaja, anak mulai memperhatikan dan
mengenal berbagai norma pergaulan. Pergaulan sesama
teman lawan jenis dirasakan sangat penting, tetapi
cukup sulit, karena di samping harus memperhatikan
norma pergaulan sesame remaja juga terselip pemikiran
adanya kebutuhan masa depan untuk memilih teman
hidup.
2. Kehidupan sosial remaja ditandai dengan menonjolnya
fungsi intelektual dan emosional. Remaja sering
mengalami sikap hubungan sosial yang tertuutup
sehubungan dengan masalah yang dialaminya.
3. Menurut “Erick Erison” Bahwa masa remaja terjadi
masa krisis, masa pencarian jati diri. Dia berpendapat
bahwa penemuan jati diri seseorang didorong oleh
sosiokultural. Sedangkan menurut Freud, Kehidupan
sosial remaja didorong oleh dan berorientasi pada
kepentingan seksual.
4. Pergaulan remaja banyak diwujudkan dalam bentuk
kelompok – kelompok, baik kelompok besar maupun
klelompok kecil.
5
D. Implikasi perkembangan kepribadian pada remaja dalam
pendidikan.
Kenyataan psikologi yang selalu dipegang oleh Kurt Lewin
ialah bahwa pribadi itu selalu ada dalam lingkungannya, pribadi
tak dapat dipikirkan lepas dari lingkungannya. Oleh karena itu,
implikasi perkembangan kepribadian masa remaja dalam
pendidikan pun tidak dapat terlepas dari lingkungan remaja
tersebut. Dimulai dari lingkungan keluarga sampai lingkungan
masyarakat sangat memberikan andil besar dalam implikasi
perkembangan kepribadian masa remaja dalam pendidikan. Jadi,
apabila dalam kenyataannya terdapat ketidak selarasan dalam
perkembangan kepribadian remaja yang akhirnya menjadi suatu
permasalahan lingkungan pun memberikan pengaruhnya pada saat
itu.3
Conger menegaskan bahwa pemahaman dan pemecahan
masalah yang timbul pada masa remaja harus dilakukan secara
interdisipliner dan antar lembaga. Meskipun demikian, pendekatan
dan pemecahannya dari pendidikan merupakan salah satu jalan
yang paling efektif dan strategis, karena bagi sebagian besar remaja
bersekolah dengan para pendidik, khususnya para guru, banyak
mempunyai kesempatan berkomunikasi dan bergaul.
1. Implikasi dalam pendidikan
Fatimah,Enung menyatakan bahwa Implikasi pengembangan
hubungan sosial remaja terhadap penyelenggaraan pendidikan.
Masa remaja merupakan masa mencari jati diri sehingga ia
memiliki sikap yang terlalu tinggi dalam menilai dirinya atau
sebaliknya. Remaja umumnya belum memahami benar tentang
nilai dan norma sosial yang berlaku dalam kehidupan
masyarakatnya. Hal itu menimbulkan hubungan sosial yang
kurang serasi dengan kondisi yang terjadi dalam masyarakat.
3
Ary Gunawan. Sosiologi pendidikan.(Jakarta: rineka cipta.2000) Hlm. 23-26
6
Pola kehidupan remaja yang berbeda dengan kelompok dewasa
dan kelompok anak-anak dapat menimbulkan konflik sosial.
Penciptaan kelompok sosial remaja perlu dikembangkan untuk
memberikan ruang kepada mereka kearah perilaku yang
bermanfaat dan dapat diterima dalam masyarakat umum.
Disekolah perlu sering diadakan kegiatan bakti sosial, kelompok
belajar, dan kegiatan-kegiatan lainya dibawah asuhan guru
pembimbing
Ali,Muhamad dan Muhamad Asrori Menyatakan bahwa
upaya pengembangan hubungan sosial remaja dan implikasinya
bagi pendidikan masa remaja merupakan fase yang sangat
potensial bagi tumbuh dan berkembangnya aspek fisik maupun
psikis, baik secara kuantitatif maupun kualitatif.4 Mereka
menganggap dirinya sudah bukan anak-anak lagi, tetapi orang-
orang disekelilingnya masih menganggap mereka belum
dewasa. Sering kali remaja ingin bertindak sebagaimana orang
dewasa. Akan tetapi, perilaku mereka sering kali masih bersifat
impulsif dan belum menunjukkan kedewasaan. Disebabkan
dorongan yang kuat ingin menemukan dan menunjukkan jati
dirinya, remaja seringkali ingin melepaskan diri dari orang
tuanya dan mengarahkan perhatian kepada lingkungan di luar
keluarganya dan cenderung lebih senang bergabung dengan
teman sebaya.
4
Ibid. 27-30
7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Masa remaja disebut juga masa untuk menemukan identitas diri (self
identity). Usaha pencarian identitas banyak dilakukan dengan
menunjukkan perilaku coba-coba, perilaku imitasi atau identifikasi.
Ketika remaja gagal menemukan identitas di-rinya, dia akan mengalami
krisis identitas atau identity confusion, sehingga mungkin saja akan
terbentuk sistem kepribadian yang bukan menggambarkan keadaan diri
yang sebenarnya.
2. Manusia tumbuh dan berkembang pada masa bayi ke masa dewasa
melalui beberapa langkah dan jenjang . Kehidupan anak dalam
menelusuri perkembangan itu pada dasarnya merupakan kemampuan
mereka berinteraksi dengan lingkungan
3. Remaja pada tingkat perkembangan anak yang telah mencapai jenjang
menjelang dewasa. Pada jenjang ini, kebutuhan remaja telah cukup
kompleks, cakrawala interaksi sosial dan pergaulan remaja telah cukup
luas. Dalam penyesuaian diri terhadap lingkungannya, remaja telah
mulai memperlihatkan dan mengenal berbagai norma pergaulan, yang
berbeda dengan norma yang berlaku sebelumnya di dalam keluarganya.
4. Fatimah,Enung menyatakan bahwa Implikasi pengembangan hubungan
sosial remaja terhadap penyelenggaraan pendidikan. Masa remaja
merupakan masa mencari jati diri sehingga ia memiliki sikap yang
terlalu tinggi dalam menilai dirinya atau sebaliknya. Remaja umumnya
belum memahami benar tentang nilai dan norma sosial yang berlaku
dalam kehidupan masyarakatnya.
8
B. Saran
Setelah tadi dipaparkan tentang karakteristik perkembangan sosial
masa remaja, maka remaja – remaja yang akan datang dengan pengetahuan
yang luas dan dengan kedewasaan yang benar – benar dewasa, adalah
remaja yang siap untuk berkompetensi didalam segala bidang hal, mulai
dari hal keagamaan sampai kepada teknologi yang mutakhir/canggih. Dan
yang terpenting adalah bagaimana kita bisa bersosialisasi dengan baik
bersama masyarakat sekitar.
9
DAFTAR PUSTAKA
10