Anda di halaman 1dari 49

i

Pelatihan Pembangunan Zona Integritas

Hak Cipta © Pada Kementerian Agraria dan Tata Ruang/


Badan Pertanahan Nasional
Edisi Tahun 2020

Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia


Inspektorat Jenderal Kementerian Agraria dan Tata Ruang/
Badan Pertanahan Nasional
Jl. Akses Tol Cimanggis, Cikeas, Gunung Putri, Bogor, Jawa
Barat.
Telp. (021) 8674586

PELATIHAN PEMBANGUNAN ZONA INTEGRITAS


Penataan Tata Laksana

Tim Pengarah Substansi:


1. Sunraizal, S.E., M.M., CFrA., CFE.

2. Deni Santo, S.T., M.Sc.

Tim Penulis Modul:


Lessyana Destin, S.T., M.M.

Editor:
Rinny Purnama Sari, S.IP.

JAKARTA - KEMENTERIAN ATR/BPN - 2020


Pelatihan Pembangunan Zona Integritas

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas tersusunnya


Modul yang menjadi pegangan bagi peserta Pelatihan Pembangunan
Zona Integritas. Modul ini dapat terselesaikan karena kerjasama Tim
Penyusun Modul yang sudah dirangkum melalui beberapa kali
workshop dan dukungan dari berbagai pihak di lingkungan
Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional dan
Masyarakat Profesi Penilai Indonesia.
Untuk itu dalam kesempatan ini kami menyampaikan terima
kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:
1. Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan
Nasional;
2. Inspektur Jenderal Kementerian ATR/BPN;
3. Pelaksana Tugas Zona Integritas;
4. Tim Penyusun Modul;
5. Semua pihak yang telah membantu hingga terselesaikannya Modul
ini.
Akhir kata, semoga Modul ini dapat memberikan manfaat bagi
peserta Pelatihan Pembangunan Zona Integritas. Kritik dan saran
dengan senang hati akan diterima untuk perbaikan modul ini.

Bogor, Juli 2020


Kepala Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia
Kementerian Agraria dan Tata Ruang/
Badan Pertanahan Nasional

Deni Santo, S.T., M.Sc.


NIP. 19700129 199703 1 004

i
Pelatihan Pembangunan Zona Integritas

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................ I

DAFTAR ISI ............................................................................................................. II

DAFTAR GAMBAR ................................................................................................ III

PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL ................................................................... IV

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................... 1

A. LATAR BELAKANG ..................................................................................... 2


B. DESKRIPSI SINGKAT ................................................................................. 3
C. MANFAAT MODUL ...................................................................................... 3
D. HASIL BELAJAR .......................................................................................... 3
E. INDIKATOR HASIL BELAJAR ..................................................................... 4
F. MATERI POKOK DAN SUB MATERI POKOK ............................................. 4

BAB II PENGANTAR PENATAAN TATA LAKSANA ............................................ 5

A. PENGANTAR PENATAAN TATA LAKSANA ............................................... 5


B. PRINSIP PENATAAN TATA LAKSANA ....................................................... 7
C. RANGKUMAN .............................................................................................. 8
D. SOAL LATIHAN............................................................................................ 8

BAB III PENDEKATAN MANAJEMEN PENATAAN TATA LAKSANA .............. 11

A. MANAJEMEN PENATAAN TATA LAKSANA ............................................. 11


B. METODOLOGI ........................................................................................... 12
C. SIKLUS PROSES PENATAAN TATA LAKSANA ....................................... 14
D. RANGKUMAN ............................................................................................ 16
E. SOAL LATIHAN.......................................................................................... 16

BAB IV INDIKATOR PENERAPAN PENATAAN TATA LAKSANA.................... 18

A. PROSEDUR OPERASIONAL TETAP........................................................ 19


B. E-OFFICE .................................................................................................. 25
C. KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK ...................................................... 28

ii
Pelatihan Pembangunan Zona Integritas

D. RANGKUMAN ............................................................................................ 35
E. SOAL LATIHAN.......................................................................................... 36

BAB V PENUTUP .................................................................................................. 38

A. SIMPULAN ................................................................................................. 38
B. TINDAK LANJUT........................................................................................ 39

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 40

KUNCI JAWABAN ................................................................................................ 42

DAFTAR GAMBAR

GAMBAR 1 SIKLUS PENATAAN TATA LAKSANA............................................................ 11

iii
Pelatihan Pembangunan Zona Integritas

PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL

Anda dapat mempelajari keseluruhan modul ini dengan cara


yang berurutan. Jangan memaksakan diri sebelum benar-benar
menguasai bagian demi bagian dalam modul ini, karena masing-
masing saling berkaitan.
Pada awal kegiatan belajar terdapat potongan artikel yang
terkait dengan materi sebagai gambaran realitas atau kenyataan yang
terjadi di lapangan. Pada setiap bab terdapat indikator hasil belajar
sebagai gambaran apa yang dapat dipahami oleh peserta pelatihan
setelah pembelajaran bab tersebut telah selesai. Dan di akhir bagian
kegiatan belajar akan terdapat evaluasi pada lembar terpisah yang
akan disediakan guna menguji tingkat pemahaman Anda.
Guna memudahkan Anda dalam memahami materi dalam
modul ini, Fasilitator nantinya akan banyak melakukan simulasi atau
latihan selama proses pembelajaran berlangsung.
Apabila anda masih mengalami kesulitan memahami materi
yang ada dalam modul ini, silahkan diskusikan dengan teman atau
Fasilitator.

iv
Pelatihan Pembangunan Zona Integritas

BAB I
PENDAHULUAN

..::SELAMAT::..
Anda telah menyelesaikan 3 (tiga) dari 9 (sembilan) modul dalam Paket
Modul Pelatihan Pembangunan Zona Integritas. Modul ”Penataan Tata
Laksana” ini merupakan modul ke 4 (empat) yang akan Anda pelajari.
Semoga Anda tetap semangat belajar dan menimba ilmu.

REALITAS
Baca dan perhatikan kasus yang terjadi di bawah ini:
SIMASBRO, Era Digitalisasi Kantor Pertanahan Kota Tangerang Selatan
INFO METRO - Seiring semakin berkembangnya teknologi saat ini yang disertai
dengan tuntutan yang besar terhadap layanan pertanahan, Kementerian Agraria dan Tata
Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) terus melakukan transformasi menuju era
digital. Hal itu sejalan dengan tema Rakernas pada Februari 2019 lalu “Transformasi
Kementerian ATR/BPN Menuju Era Digital”. Untuk itu, pengembangan digitalisasi menjadi
hal yang penting dan harus segera dilaksanakan.
Kementerian ATR/BPN berkomitmen untuk terus melakukan transformasi, salah
satunya dengan sistem pelayanan yang berbasis online. "Kita akan melakukan sampai
tahun 2025, yaitu mengubah sistem arsip secara digital," ujar Sekretaris Jenderal
Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN), Himawan
Arief Sugoto, dalam sambutannya pada acara launching Sistem Informasi Pertanahan
Masyarakat Broadcast (SIMASBRO), di Kantor Pertanahan Kota Tangerang Selatan,
Provinsi Banten, Jumat, 10 Mei 2019.
Dia mengungkapkan bahwa tidak mudah untuk melakukannya karena banyaknya
dokumen dan warkah. Tetapi diharapkan, ke depannya semua dapat didigitalisasikan.
"Untuk SIMASBRO, ini dapat memberikan informasi secara terbuka dan merupakan
contoh yang baik, bahwa setiap pelayanan, masyarakat wajib mengetahui prosesnya.
Kalau dulu banyak masyarakat saat mengurus sertifikat di BPN, itu tidak pernah
mengetahui status dan progres. Tetapi, dengan adanya SIMASBRO ini, hal tersebut tidak

Modul 4. Penataan Tatalaksana 1


Pelatihan Pembangunan Zona Integritas

akan terjadi lagi. Dan kita harus memberikan apresiasi kepada Kantor Pertanahan Kota
Tangerang Selatan," ucap Himawan.
...
Sumber: Tempo.co- Jumat, 24 Mei 2019 11:59 WIB
https://metro.tempo.co/read/1208870/simasbro-era-digitalisasi-kantor-pertanahan-kota-
tangerang-selatan/full&view=ok

Dari realitas yang terjadi di Kota Tangerang ini, kita dapat membaca bersama
dimana kantor Pertanahannya telah memulai transformasi layanan untuk persiapan
program sampai tahun 2025, yaitu mengubah sistem arsip secara digital. Kegiatan
dan persiapan ini sangat mendukung penataan tata laksana. Hal ini seharusnya
terjadi di institusi publik manapun, sehingga pembahasan modul ini menjadi
penting untuk Peserta pahami.

A. LATAR BELAKANG
Proses bisnis yang berbelit-belit dan saling tumpang tindih
antar unit organisasi dapat membuat organisasi menjadi lambat
untuk bekerja. Oleh karena itu setiap unit organisasi memerlukan
peta proses bisnis yang mampu menggambarkan proses bisnis
yang dilakukan oleh organisasi dalam mencapai visi, misi dan
tujuan organisasi.
Dalam rangka percepatan mewujudkan tujuan Reformasi
Birokrasi dilakukan Pembangunan Zona Integritas sebagai suatu
upaya yang terencana dan sistematis untuk mengubah struktur,
sistem dan nilai-nilai dalam pemerintahan menjadi lebih baik.
Efektivitas dan efisiensi birokrasi sangat terkait dengan proses
bisnis yang digunakan oleh birokrasi dalam menghasilkan output
dan outcome melalui area Perubahan Penataan Tatalaksana.

2 Modul 2. Membaca Kebutuhan Masyarakat


Pelatihan Pembangunan Zona Integritas

B. DESKRIPSI SINGKAT
Mata Pelatihan ini membahas tentang area perubahan tata
laksana dalam pembangunan zona integritas.

C. MANFAAT MODUL
1. Manfaat Bagi Peserta:
Memberikan pengetahuan dan meningkatkan pemahaman
terkait materi yang disampaikan, sehingga peserta dapat
memahami tentang pengertian penataan tata laksana
dengan benar.

2. Manfaat Bagi Widyaiswara:


Modul yang disusun memudahkan Fasilitator dalam
memberikan pengarahan dan motivasi kepada Peserta
serta sebagai media dalam penyamaan persepsi antar
Fasilitator.

3. Manfaat Bagi Pengelola Pelatihan:


Modul yang disusun sebagai alat kelengkapan dalam
menyelenggarakan pelatihan bagi Pusat Pengembangan
Sumber Daya Manusia dan pengendalian pelaksanaan
pelatihan serta untuk penyempurnaan modul pelatihan
berikutnya agar lebih baik.

D. HASIL BELAJAR
Setelah mempelajari materi dalam mata pelatihan ini
peserta dapat menjelaskan prinsip tata laksana, menguraikan
manajemen tata laksana, dan menjabarkan indikator penerapan
tata laksana.

Modul 9. Land Office Case 3


Pelatihan Pembangunan Zona Integritas

E. INDIKATOR HASIL BELAJAR


Setelah mempelajari mata pelatihan ini, peserta dapat:
menjelaskan prinsip tata laksana, menguraikan manajemen tata
laksana, dan menjabarkan indikator penerapan tata laksana.

F. MATERI POKOK DAN SUB MATERI POKOK


Materi Pokok dan Sub Materi Pokok yang disajikan
dalam modul ini terdiri dari :
1. Pendahuluan
a. Latar Belakang
b. Deskripsi Singkat
c. Manfaat Modul
d. Hasil Belajar
e. Indikator Hasil Belajar
f. Materi Pokok dan Sub Pokok Bahasan
2. Pengantar Penataan Tata Laksana
a. Pengantar Tata Laksana
b. Prinsip Tata Laksana
3. Pendekatan Manajemen Penataan Tata Laksana
a. Manajemen Tata Laksana
b. Metodologi
c. Siklus proses Penataan Tata Laksana
4. Indikator Penerapan Tata Laksana
a. Prosedur Operasional Tetap
b. E-Office
c. Keterbukaan Informasi Publik
5. Waktu penyampaian mata pelatihan ini adalah 4 JP x @ 45
menit.

4 Modul 2. Membaca Kebutuhan Masyarakat


Pelatihan Pembangunan Zona Integritas

BAB II
PENGANTAR PENATAAN TATA LAKSANA

Indikator Hasil Belajar:


Setelah mempelajari bab ini, peserta dapat menjelaskan Prinsip tata laksana.

A. PENGANTAR PENATAAN TATA LAKSANA

Reformasi Birokrasi merupakan prioritas utama


pelaksanaan pembangunan nasional yang bertujuan untuk
melakukan perubahan sistematik dan terencana menuju tatanan
administrasi pemerintahan yang lebih baik dan bertujuan untuk
menjadikan aparatur sipil negara yang lebih professional, efektif,
efisien dan akuntabel dalam rangka mewujudkan tata kelola
pemerintahan yang baik.
Pembangunan Zona Integritas sebagai percepatan
mewujudkan tujuan Reformasi memerlukan suatu upaya yang
terencana dan sistematis untuk merubah struktur, sistem dan
nilai-nilai dalam pemerintahan menjadi lebih baik.
Efektivitas dan efisiensi birokrasi sangat terkait dengan
proses bisnis yang digunakan oleh birokrasi dalam menghasilkan
output dan outcome. Proses bisnis yang berbelit-belit dan saling
tumpang tindih antar unit organisasi dapat membuat organisasi
menjadi lambat untuk bekerja. Oleh karena itu setiap unit
organisasi memerlukan peta proses bisnis yang mampu
menggambarkan proses bisnis yang dilakukan oleh organisasi
dalam mencapai visi. Misi dan tujuan organisasi.

Modul 4. Penataan Tatalaksana 5


Pelatihan Pembangunan Zona Integritas

Penataan tata laksana dilakukan melalui serangkaian


proses analisis dan perbaikan tata laksana yang bertujuan untuk
meningkatkan efisiensi dan efektivitas sistem, proses dan
prosedur kerja yang jelas dan terukur.
Peta proses bisnis merupakan aset terpenting organisasi
yang mengumpulkan seluruh informasi kedalam satu kesatuan
dokumen atau database organisasi. Untuk itu perlu adanya peran
serta dan keterlibatan seluruh elemen organisasi dalam
penyusunan peta proses bisnis untuk memastikan akurasi dan
kelengkapan dari proses bisnis yang digambarkan sesuai dengan
rencana strategis organisasi.
Penataan tata laksana merupakan kegiatan yang dinamis
dan berkelanjutan, sehingga perlu dilakukan monitoring dan
evaluasi pelaksanaannya dalam rangka meningkatkan efektivitas
dan efisiensi sesuai perkembangan jaman dan dinamika
organisasi.
Perbaikan dan penataan tata laksana (bussines process)
dapat dilakukan secara intuitif dan segera tanpa harus melalui
proses analisis dan perbaikan yang panjang. Perbaikan/penataan
ulang tata laksana perlu dilakukan bilamana terjadi hal-hal
sebagai berikut:
a. Terjadi perubahan arah strategis Kementerian/Lembaga/Unit
organisasi (visi, misi dan sasaran strategis) yang berdampak
pada atau mengakibatkan perubahan tugas dan fungsi serta
keluaran (output) organisasi/unit kerja; dan
b. Adanya keinginan/dorongan dari dalam
Kementerian/Lembaga/Unit organisasi ataupun dorongan
dari publik/masyarakat sebagai salah satu pemangku

6 Modul 4. Penataan Tata Laksana


Pelatihan Pembangunan Zona Integritas

kepentingan (stakeholder) untuk memperbaiki kinerja


pelayanan publik secara signifikan.
Dalam rangka implementasi pembangunan zona
integritas, area perubahan Penataan Tata Laksana bertujuan
untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas sistem, proses, dan
prosedur kerja yang jelas, efektif, efisien, dan terukur untuk
meraih predikat WBK/WBBM. Target yang ingin dicapai pada
area perubahan Penataan Tatalaksana ini adalah:
a. Meningkatnya penggunaan teknologi informasi dalam proses
penyelenggaraan manajemen pemerintahan di
pembangunan Zona Integritas menuju WBK/WBBM;
b. Meningkatnya efisiensi dan efektivitas proses manajemen
pemerintahan di pembangunan Zona Integritas menuju
WBK/WBBM; dan
c. Meningkatnya kinerja di unit kerja

B. PRINSIP PENATAAN TATA LAKSANA

Penataan suatu tata laksana (business process) harus


memenuhi beberapa prinsip sebagai berikut:
a. Definitif, suatu tata laksana harus memilik Batasan,
masukan, serta keluaran yang jelas;
b. Urutan, suatu tata laksana harus terdiri dari aktifitas yang
berurut sesuai waktu dan ruang;
c. Pelanggan, suatu tata laksana harus mempunyai penerima
hasil proses,
d. Nilai Tambah, transformasi yang terjadi dalam proses harus
memberikan nilai tambah pada penerima;

Modul 4. Penataan Tata Laksana 7


Pelatihan Pembangunan Zona Integritas

e. keterkaitan, suatu proses tidak dapat berdiri sendiri,


melainkan harus terkait dalam suatu struktur organisasi;
f. fungsi silang, suatu proses umumnya walaupun tidak harus,
mencakup beberapa fungsi.

C. RANGKUMAN

Penataan tata laksana dilakukan melalui serangkaian


proses analisis dan perbaikan tata laksana yang bertujuan untuk
meningkatkan efisiensi dan efektivitas sistem, proses dan
prosedur kerja yang jelas dan terukur. Dalam rangka
implementasi pembangunan zona integritas, area perubahan
Penataan Tata Laksana bertujuan untuk meningkatkan efisiensi
dan efektivitas sistem, proses, dan prosedur kerja yang jelas,
efektif, efisien, dan terukur untuk meraih predikat WBK/WBBM.

D. SOAL LATIHAN

1. serangkaian proses analisis yang bertujuan untuk


meningkatkan efisiensi dan efektivitas sistem, merupakan
definisi dari:
a. Proses Bisnis
b. Peta Proses Bisnis
c. Penataan Tatalaksana
d. e-office
e. Manajemen Perubahan
2. Meningkatnya penggunaan teknologi informasi dalam proses
penyelenggaraan manajemen pemerintahan merupakan ……
dari area perubahan Penataan Tatalaksana.

8 Modul 4. Penataan Tata Laksana


Pelatihan Pembangunan Zona Integritas

a. Indikator
b. Target
c. Manfaat
d. Output
e. input
3. Perbaikan/penataan ulang tatalaksana perlu dilakukan ketika
terjadi kondisi berikut ini, kecuali ...
a. Terjadi perubahan arah strategis
Kementerian/Lembaga/Unit Organisasi (visi, misi dan
sasaran strategis);
b. terjadi perubahan yang berdampak pada perubahan tugas
dan fungsi serta keluaran (output) organisasi/unit kerja;
c. Adanya keinginan/dorongan dari dalam
Kementerian/Lembaga/Unit organisasi;
d. Adanya dorongan dari publik/masyarakat sebagai salah
satu pemangku kepentingan (stakeholder) ;
e. Perbaikan peta proses bisnis.
4. berikut ini, BUKAN menjadi prinsip yang perlu dipenuhi pada
Penataan Tatalaksana adalah…
a. keterkaitan
b. input
c. fungsi silang
d. Pelanggan
e. Definitif
5. Meningkatnya efisiensi dan efektivitas proses manajemen
pemerintahan di pembangunan Zona Integritas merupakan …
penataan tatalaksana

Modul 4. Penataan Tata Laksana 9


Pelatihan Pembangunan Zona Integritas

untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas sistem, proses


dan prosedur kerja yang jelas dan terukur.
a. Indikator
b. Target
c. Manfaat
d. Output
e. Input

10 Modul 4. Penataan Tata Laksana


Pelatihan Pembangunan Zona Integritas

BAB III
PENDEKATAN MANAJEMEN
PENATAAN TATA LAKSANA

Indikator Hasil Belajar:


Setelah mempelajari mata pelatihan ini, peserta dapat menguraikan
manajemen taa laksana.

A. MANAJEMEN PENATAAN TATA LAKSANA

Pendekatan yang banyak digunakan di lingkungan


manajemen organisasi dan menjadi dasar dari proses
penataan tata laksana adalah manajemen penataan tata
laksana yang dilaksanakan melalui siklus sebagaimana
digambarkan sebagai berikut:

Gambar 1 Siklus Penataan Tata Laksana

Modul 4. Penataan Tata Laksana 11


Pelatihan Pembangunan Zona Integritas

Dalam siklus tersebut penataan tata laksana


tercakup dalam aktivitas analisis kebutuhan yang
kemudian dilanjutkan dengan aktivitas perancangan
dengan menggunakan pemodelan proses.
Dalam rangka untuk memenuhi prinsip-prinsip dan
manfaat suatu tata laksana sesuai dengan model
karakter unit organisasi, maka untuk dapat
terimplementasi dengan baik perlu dilakukan uji
kesesuan dan keberhasilannya. setelah teruji dan
memenuhi kriteria yang diharapkan, maka selanjutnya
dilakukan pemberlakuan. pemberlakuan dilakukan
dengan dukungan infrastruktur teknologi informasi yang
memadai, yang selanjutnya tata laksana yang terbentuk
dilakukan monitoring secara berkesinambungan dan
berdasarkan fakta-fakta yang ada dilakukan evaluasi
kehandalannya.

B. METODOLOGI

Metodologi penataan tatalaksana (business


process) mencakup dua aspek, yaitu pengumpulan data
dan analisis. Teknik pengumpulan data adalah cara-cara
pengambilan data atau informasi yang valid dan
representative pada setiap aspek cakupan kajian.
Analisis dalam kajian tata laksana lebih fokus pada

12 Modul 4. Penataan Tata Laksana


Pelatihan Pembangunan Zona Integritas

pemahaman, pemetaan dan perbaikan seluruh tata


laksanan yang ada dalam organisasi sehingga dapat
disusun suatu rekomendasi yang aplikatif sekaligus
efektif dalam penerapannya. Metode yang dipilih adalah
metode yang memungkinkan hasil tata laksana yang
langsung dapat digunakan beberapa teknik pengambilan
data diantaranya sebagai berikut:
a. Focussed Group discussion;
b. wawancara;
c. Observasi;
Setelah dokumen data dari pengambilan data
terkumpul dilakukanlah analisis data. Berikut beberapa
teknik analisis data, diantaranya sebagai berikut:
a. Analisis kausal
b. Klasifikasi proses
c. Permodelan proses.
Terdapat dua jenis pendekatan perencanaan
proses perbaikan tata laksana, yaitu:
a. Pendekatan pertama adalah dengan cara mengkaji
peta proses yang dikerjakan saat ini, kemudian
masing-masing sub-proses tersebut dilihat
kemungkinannya untuk dilakukan eliminasi,
simplifikasi, integrasi dan otomatisasi melalui
pemanfaatan teknologi informasi yang ada;

Modul 4. Penataan Tata Laksana 13


Pelatihan Pembangunan Zona Integritas

b. Pendekatan kedua adalah dengan melakukan


perbandingan (benchmarking) terhadap apa yang
telah dilakukan oleh pemerintah negara lain
sehubungan dengan proses serupa, dan mencoba
untuk menerapkannya di Indonesia biasanya akan
dipilih proses yang terbaik dari hasil perbandingan
(best practices).
Kedua pendekatan ini dapat dilakukan baik secara
terpisah maupun gabungan yang kemudian akan menjadi
sebuah perbaikan kinerja proses.

C. SIKLUS PROSES PENATAAN TATA LAKSANA

Siklus pengelolaan yang mencakup perancangan


yang didasarkan pada analisis kebutuhan, implementasi,
pemberlakuan yang didukung monitoring dan evaluasi
tata laksana pada pelaksanaanya akan mengerucut pada
pelaksanaan pemetaan tata laksana (business
process mapping), analisis, perbaikan/peningkatan tata
laksana (business process improvement) dan perbaikan
terus menerus (continuous improvement) dalam
pemetaan dan analisis, dikenal dua tipe utama tata
laksana, yaitu:
a. Proses Inti (core business) yaitu proses yang
memenuhi 3 kriteria sebagai berikut:

14 Modul 4. Penataan Tata Laksana


Pelatihan Pembangunan Zona Integritas

1) Berperan langsung dalan memenuhi kebutuhan


pengguna eksternal;
2) Secara langsung berpengaruh terhadap
keberhasilan organisasi mencapai visi, misi, dan
strategi organisasi);
3) Memberikan respon permintaan dan memenuhi
kebutuhan pengguna contoh proses inti antara lain:
a) proses pelayanan penerbitan sertifikat;
b) proses pelayanan pertanahan.
b. Proses Pendukung (Supporting Process) yaitu proses
yang memenuhi kriteria sebagai berikut:
1) Memenuhi kebutuhan pengguna internal, para
pelaku atau fungsi di proses inti; dan
2) Tidak memiliki kaitan langsung dengan nilai
manfaat organisasi contoh proses pendukung
antara lain:
a) Proses penyusunan anggaran;
b) Proses rotasi/mutasi SDM;
c) Proses layanan informasi.

Modul 4. Penataan Tata Laksana 15


Pelatihan Pembangunan Zona Integritas

D. RANGKUMAN

Siklus penataan tata laksana tercakup dalam


aktivitas analisis kebutuhan yang kemudian dilanjutkan
dengan aktivitas perancangan dengan menggunakan
pemodelan proses. Sedangkan, metodologi penataan
tatalaksana (business process) mencakup dua aspek,
yaitu pengumpulan data dan analisis.

E. SOAL LATIHAN

1. Metodologi penataan tatalaksana (business process)


mencakup dua aspek, yaitu
a. pengumpulan prosedur dan pengumpulan data
b. Pengumpulan data dan analisis
c. Pengumpulan data dan restrukturisasi
d. Analisa Peta Proses Bisnis dan Analisa dokumen
e. Analisa Peta proses bisnis dan Analisa SOP
2. Berikut ini yang BUKAN merupakan teknik analisis
data adalah:
a. Analisis kausal
b. Klasifikasi proses
c. Permodelan proses
d. Analisa Komparasi
e. Observasi

16 Modul 4. Penataan Tata Laksana


Pelatihan Pembangunan Zona Integritas

3. Berperan langsung dalam memenuhi kebutuhan


pengguna eksternal merupakan kriteria dari :
a. Proses inti Penataan Tatalaksana
b. Proses Pendukung Penataan Tatalaksana
c. Proses seleksi dukungan manajemen
d. Proses pemetaan Penataan Tatalaksana
e. Proses pengumpulan data
4. Tidak memiliki kaitan langsung dengan nilai manfaat
organisasi merupakan kriteria dari:
a. Proses inti Penataan Tatalaksana
b. Proses Pendukung Penataan Tatalaksana
c. Proses seleksi dukungan manajemen
d. Proses pemetaan Penataan Tatalaksana
e. Proses pengumpulan data
5. Memenuhi kebutuhan pengguna internal, para pelaku
atau fungsi di proses inti merupakan kriteria dari :
a. Proses inti Penataan Tatalaksana
b. Proses Pendukung Penataan Tatalaksana
c. Proses seleksi dukungan manajemen
d. Proses pemetaan Penataan Tatalaksana
e. Proses pengumpulan data

Modul 4. Penataan Tata Laksana 17


Pelatihan Pembangunan Zona Integritas

BAB IV
INDIKATOR PENERAPAN
PENATAAN TATA LAKSANA

Indikator Hasil Belajar:


Setelah mempelajari bab ini, peserta dapat menjabarkan indikator penerapan
tata laksana.

Berdasarkan Peraturan Menteri PAN RB Nomor 10 Tahun


2019 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 52 Tahun 2014
tentang Pedoman Pembangunan
Pembangunan Zona Integritas Menuju Wilayah Bebas
Korupsi dan Wilayah Birokrasi bersih dan Melayani di lingkungan
Instansi Pemerintah, Terdapat beberapa indikator yang perlu
dilakukan untuk menerapkan penataan tata laksana, yaitu:
1. Prosedur Operasional tetap (SOP) Kegiatan Utama
2. E-Office

3. Keterbukaan Informasi Publik ketiga indikator tersebut bertujuan


untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas sistem, proses dan
prosedur kerja yang jelas efektif, efisien dan terukur pada Zona
Integritas menuju WBK/WBBM. target yang ingin dicapai pada
pokja manajemen tata laksana adalah:
a. Meningkatnya penggunaan teknologi informasi dalam proses
penyelengaraan manajemen pemerintahan di Zona
Integritas menuju WBK/WBBM

18 Modul 4. Penataan Tata Laksana


Pelatihan Pembangunan Zona Integritas

b. Meningkatnya efisiensi dan efektivitas proses manajemen


pemerintahan di Zona Integritas

c. Meningkatnya kinerja di Zona Integritas menuju WBK/WBBM

A. PROSEDUR OPERASIONAL TETAP

Berdasarkan Peraturan Menteri PAN RB Nomor 35


Tahun 2012 tentang Pedoman Penyusunan Standar Operasional
Prosedur Administrasi Pemerintahan, Standar Operasional
Prosedur adalah serangkaian instruksi tertulis yang dibakukan
mengenai berbagai proses penyelenggaraan aktivitas organisasi,
bagaimana dan kapan harus dilakukan, dimana dan oleh siapa
harus dilakukan. Prosedur operasional tetap adalah dokumen
yang berkaitan dengan prosedur yang dilakukan secara
kronologis untuk menyelesaikan suatu perkerjaan yang bertujuan
untuk memperoleh hasil kerja yang paling efektif dari para pekerja
dengen biaya sumber daya yang efisien. Standar Operasional
Prosedur biasanya terdiri dari manfaat, waktu penyelesaian,
mekanisme prosedur yang dilengkapi dengan bagan flowchart.
SOP ini disusun untuk memudahkan, merapihkan dan menrtibkan
pekerjaan dan berisi urutan proses pekerjaan dari awal sampai
akhir.
Tujuan pembuatan SOP adalah untuk menjelaskan
perincian atau standar yang tetap mengenai aktivitras pekerjaan
yang berulang-ulang yang diselenggarakan dalam suatu
organisasi.
SOP memiliki manfaat bagi organisasi antara lain
(Permenpan No.PER/21/MPAN/11/2008):

Modul 4. Penataan Tata Laksana 19


Pelatihan Pembangunan Zona Integritas

a. Sebagai standarisasi cara yang dilakukan pegawai dalam


menyelesaikan pekerjaan khusus, mengurangi kesalahan
dan kelalaian.
b. SOP membantu staf menjadi lebih mandiri dan tidak
tergantung pada intervensi manajemen, sehingga akan
mengurangi keterlibatan pimpinan dalam pelaksanaan
proses sehari-hari.
c. Meningkatkan akuntabilitas dengan mendokumentasikan
tanggung jawab khusus dalam melaksanakan tugas.
d. Menciptakan ukuran standar kinerja yang akan memberikan
pegawai cara konkret untuk memperbaiki kinerja serta
membantu mengevaluasi usaha yang telah dilakukan.
e. Menciptakan bahan-bahan training yang dapat membantu
pegawai baru untuk cepat melakukan tugasnya.
f. Menunjukkan kinerja bahwa organisasi efisien dan dikelola
dengan baik.
g. Menyediakan pedoman bagi setiap pegawai di unit
pelayanan dalam melaksanakan pemberian pelayanan
sehari-hari.
h. Menghindari tumpang tindih pelaksanaan tugas pemberian
pelayanan.
i. Membantu penelusuran terhadap kesalahan-kesalahan
prosedural dalam memberikan pelayanan.
j. Menjamin proses pelayanan tetap berjalan dalam berbagai
situasi.
Prinsip-prinsip dalam penyusunan SOP Dalam
PERMENPAN PER/21/MPAN/11/2008 disebutkan bahwa
penyusunan SOP harus memenuhi prinsip-prinsip antara lain:

20 Modul 4. Penataan Tata Laksana


Pelatihan Pembangunan Zona Integritas

kemudahan dan kejelasan, efisiensi dan efektivitas, keselarasan,


keterukuran, dimanis, berorientasi pada pengguna, kepatuhan
hukum, dan kepastian hukum.
a. Konsisten. SOP harus dilaksanakan secara konsisten dari
waktu ke waktu, oleh siapapun, dan dalam kondisi apapun
oleh seluruh jajaran organisasi pemerintahan.
b. Komitmen. SOP harus dilaksanakan dengan komitmen
penuh dari seluruh jajaran organisasi, dari level yang paling
rendah dan tertinggi.
c. Perbaikan berkelanjutan. Pelaksanaan SOP harus terbuka
terhadap penyempurnaan-penyempurnaan untuk
memperoleh prosedur yang benarbenar efisien dan efektif.
d. Mengikat. SOP harus mengikat pelaksana dalam
melaksanakan tugasnya sesuai dengan prosedur standar
yang telah ditetapkan.
e. Seluruh unsur memiliki peran penting. Seluruh pegawai
peran-peran tertentu dalam setiap prosedur yang
distandarkan. Jika pegawai tertentu tidak melaksanakan
perannya dengan baik, maka akan mengganggu keseluruhan
proses, yang akhirnya juga berdampak pada proses
penyelenggaraan pemerintahan.
f. Terdokumentasi dengan baik. Seluruh prosedur yang telah
distandarkan harus didokumentasikan dengan baik, sehingga
dapat selalu dijadikan referensi bagi setiap mereka yang
memerlukan.
Adapun jenis-jenis SOP yang ada dalam kegiatan
penyelenggaraan pemerintahan adalah:

Modul 4. Penataan Tata Laksana 21


Pelatihan Pembangunan Zona Integritas

a. SOP Teknis, yaitu prosedur standar yang sangat rinci dari


kegiatan yang dilakukan oleh satu orang aparaur atau
pelaksana dengan satu peran atau jabatan. setiap prosedur
diuraikan dengan sangat teliti sehingga tidak ada
kemungkinan variasi lain. SOP teknis banyak digunakan pada
bidang-bidang yang menyangkut pelaksana tunggal yang
memiliki karakteristrik yang relatif sama dan dengan peran
yang sama pula. SOP teknis ini pada umumnya dicirikan
dengan:
1) Pelaksana kegiatan berjumlah satu orang atau satu
kesatuan tim kerja atau satu jabatan meskipun dengan
pemangku yang lebih dari satu;
2) Berisi langkah rinci atau cara melakukan pekerjaan atau
langkah detail pelaksanaan kegiatan
contoh SOP Teknis: SOP pengarsipan buku tanah, SOP
pemeliharaan sarana prasarana, SOP pengagendaan
surat, dsb.
b. SOP Administratif, yaitu prosedur standar yang bersifat
umum dan tidak rinci dari kegiatan yang dilakukan oleh lebih
dari satu orang aparatur atau pelaksana dengan lebih dari
satu peran atau jabatan. ciri SOP administratif pada
umumnya dicirikan dengan:
1) Pelaksana kegiatan berjumlah banyak atau lebih dari 1
orang atau lebih dari 1 jabatan dan bukan merupakan satu
kesatuan tunggal;
2) Berisi tahapan pelaksanaan kegiatan atau langkah-
langkah pelaksanaan kegiatan yang bersifat makro

22 Modul 4. Penataan Tata Laksana


Pelatihan Pembangunan Zona Integritas

ataupun mikro yang tidak menggambarakan cara


melakukan kegiatan
SOP administratif mencakup kegiatan lingkup makro
dengan ruang lingkup yang besar dan tidak mencerminkan
pelaksana kegiatan secara detail dan kegiatan lingkup
mikro dengan ruang lingkup yang kecil dan mencerminkan
pelaksana yang sesungguhnya dari kegiatan yang
dilakukan. Contoh SOP Administrasi adalah:
a) SOP Pelayanan Perawatan BMN;
b) SOP Penanganan Surat Masuk.
Pemetaan dan analisis tata laksana biasanya dimulai dari
suatu analisis kebutuhan dengan cara memahami visi, misi, tugas
dan fungsi organisasi dan pihak-pihak eksternal yang
memerlukan dan mendapatkan layanan langsung dari organisasi.
Peta Proses Bisnis adalah diagram yang menggambarkan
hubungan kerja yang efektif dan efisien antar unit organisasi
untuk menghasilkan kinerja sesuai dengan tujuan pendirian
organisasi agar menghasilkan keluaran yang bernilai tambah bagi
pemangku kepentingan.
Tujuan pemetaan dan analisis tata laksana adalah untuk
melihat secara utuh keseluruhan rangkaian proses yang
mempengaruhi kinerja dan pencapaian organisasi dalam
melayani stakeholder. Berdasarkan Peraturan Menteri PAN RB
Nomor 19 tahun 2018, tujuan penyusunan Peta bisnis proses
adalah sebagai berikut:
a. Mampu melaksanakan tugas dan fungsi secara efektif dan
efisien;

Modul 4. Penataan Tata Laksana 23


Pelatihan Pembangunan Zona Integritas

b. Mudah mengkomunikasikan baik kepada pihak internal


maupun eksternal mengenai proses bisnis yang dilakukan
untuk mencapai visi, misi dan tujuan;
c. Memiliki aset pengetahuan yang mengintegrasikan dan
mendokumentasikan secara rinci mengenai proses bisnis
yang dilakukan untuk mencapai visi, misi dan tujuan.
Manfaat adanya peta proses bisnis bagi unit kerja adalah
sebagai berikut:
1) Mudah melihat potensi masalah/bottleneck yang ada
dalam pelaksanaan suatu proses sehingga solusi
penyempurnaan proses lebih terarah;
2) Memiliki standar pelaksanaan pekerjaan sehingga
memudahkan dalam mengendalikan dan
mempertahankan kualitas pelaksanaan pekerjaan.
Langkah-langkah untuk melakukan pemetaan dan analisis
tata laksana, adalah sebagai berikut:
sesuai peraturan Menteri PAN RB Nomor 10 Tahun 2019,
Pengukuran indikator ini dilakukan dengan mengacu pada kondisi
yang seharusnya telah dilakukan, seperti:
a. Prosedur operasional tetap mengacu kepada peta proses
bisnis instansi; kriteria penilaian tertinggi pada parameter ini
adalah jika semua SOP unit telah mengacu peta proses bisnis
dan juga melakukan inovasi yang selaras
b. Prosedur operasional tetap telah diterapkan kriteria penilaian
tertinggi pada parameter ini adalah jika unit telah menerapkan
seluruh SOP yang ditetapkan organisasi dan juga melakukan
inovasi pada SOP yang diterapkan
c. Prosedur operasional tetap telah dievaluasi.

24 Modul 4. Penataan Tata Laksana


Pelatihan Pembangunan Zona Integritas

d. Kriteria penilaian tertinggi pada parameter ini adalah Jika


seluruh SOP utama telah dievaluasi dan telah ditindaklanjuti
berupa perbaikan SOP atau usulan perbaikan SOP
Kegiatan tersebut dilengkapi dengan data dukung berupa:
1) Dokumen peta bisnis instansi;
2) Dokumen SOP yang ditandatangani oleh Pimpinan Satuan
Kerja;
3) Dokumen SOP revisi yang ditanda tangani oleh Pimpinan
Satuan Kerja
4) Dokumentasi kegiatan monitoring Evaluasi dalam rangka
perbaikan SOP seperti: undangan rapat, absensi, dan
notulen hasil monitoring Evaluasi perbaikan SOP
5) Laporan Tindak lanjut hasil pelaksanaan monitoring
evaluasi perbaikan SOP.

B. E-OFFICE

Electronic Office (E-Office) adalah salah satu program


reformasi birokrasi pada penerapan E-Government, bertujuan
untuk mendukung kegiatan administrasi perkantoran dan
pelayanan publik. Perubahan lingkungan strategis dan kemajuan
teknologi telah mendorong aparatur pemerintah untuk melakukan
upaya peningkatan kinerja birokrasi serta perbaikan pelayanan
yang harus didukung oleh kecepatan arus data dan informasi
dengan memanfaatkan teknologi informasi antara lain melalui
intranet dan internet melalui E-office.
Tujuan pengembangan E-office pada kantor adalah untuk
menciptakan sistem yang mampu mengakomodasi pekerjaan-
pekerjaan terkait dan sasaran pegawai, serta memudahkan

Modul 4. Penataan Tata Laksana 25


Pelatihan Pembangunan Zona Integritas

pengolahan administrasi perkantoran dan terwujudnya tata kelola


pengadministrasian perkantoran dan pelayanan publik yang
efektif, efisien, cepat, terintegrasi, transparan dan akuntabel.
Tujuan implementasi e-office pada kantor adalah untuk:
1. Terwujudnya percepatan e-Government yang mendukung
tata kelola pemerintahan yang baik dengan memanfaatkan
teknologi informasi;
2. Terwujudnya efektivitas dan efisiensi penyelenggaraan
pemerintaha dengan memberikan manfaat penghematan
sumber daya;
3. Memodernisasi birokrasi yang antisipatif dan proaktif;
4. Optimalisasi pemanfaatan teknologi informasi dan
komunikasi untuk pelaksanaan tugas dan fungsi;
5. Penyederhanaan sistem, prosedur, mekanisme dan kontrol
kerja yang efektif;
6. Meningkatkan mutu layanan administrasi
Manfaat Implementasi E-Office pada organisasi adalah
proses dokumentasi dari tiap surat yang keluar dan penetapan
sasaran kerja pegawai setiap bulan, serta atribut-atribut yang
dipakai pada kedua fitur tersebut dapat dengan mudah di
dokumentasi serta ditelusuri. Selain itu manfaat yang didapat dari
pengembangan e-office adalah memudahkan pengelolaan tugas
serta pengukuran sasaran kinerja pegawai tiap bulan.
Pengukuran indikator ini dilakukan dengan mengacu pada
kondisi yang seharusnya telah dilakukan, yaitu:
1. Sistem pengukuran kinerja berbasis sistem informasi; untuk
mengukur apakah unit kerja telah memliki/ menerapkan
sistem pengukuran kinerja (e-performance/e-sakip) yang

26 Modul 4. Penataan Tata Laksana


Pelatihan Pembangunan Zona Integritas

menggunakan teknologi informasi baik secara terpusat


ataupun telah mengembangkan inovasi yang disesuaikan
dengan karakterisik unit kerja;
Contoh : aplikasi SIMPEG, aplikasi KKP, aplikasi SKMPP,
aplikasi e-office
2. Sistem kepegawaian berbasis sistem informasi; untuk
mengukur apakah unit kerja telah memliki/menerapkan
sistem operasionalisasi manajemen SDM yang
menggunakan teknologi informasi baik secara terpusat
ataupun telah mengembangkan inovasi yang disesuaikan
dengan karakterisik unit kerja, Contoh: Aplikasi SIMPEG,
aplikasi KinerjaKU
3. Sistem pelayanan publik berbasis sistem informasi; untuk
mengukur apakah unit kerja telah memliki/menerapkan
sistem informasi pelayanan publik dengan menggunakan
teknologi informasi baik secara terpusat ataupun telah
mengembangkan inovasi yang disesuaikan dengan
karakterisik unit kerja, Contoh : Sentuh Tanahku, HT elektonik.
Kegiatan tersebut dilengkapi dengan data dukung berupa:
1. Dokumen kinerja satuan kerja yang diambil melalui aplikasi
KKP, SKMPP
2. Dokumen manajemen SDM yang diambil melalui aplikasi
SIMPEG
3. Screenshot halaman website resmi kementerian ATR/BPN
atau website resmi satuan kerja di lingkungan Kementerian
ATR/BPN
4. Implementasi penerapan e-office

Modul 4. Penataan Tata Laksana 27


Pelatihan Pembangunan Zona Integritas

5. Laporan monitoring dan evaluasi hasil implementasi sistem


informasi
6. Rencana aksi pengembangan aplikasi

C. KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK

Di era globalisasi tuntutan keterbukaan informasi dalam


pelayanan publik yang berkualitas semakin tinggi. Oleh karena
itu, pemerintah perlu memberikan akses yang seluas-luasnya
dalam penyediaan pelayanan publik yang memuaskan
masyarakat. Sebagai implementasi dari Undang-Undang Nomor
14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik, Pelayanan
publik harus disertai dengan keterbukaan informasi publik agar
masyarakat dapat mengawasi sekaligus berpartisipasi dalam
penyelenggaraan pelayanan publik.
Bahwa hak memperoleh informasi merupakan hak asasi
manusia dan keterbukaan informasi publik merupakan salah satu
ciri penting negara demokratis yang menjunjung tinggi kedaulatan
rakyat untuk mewujudkan penyelenggaraan negara yang baik.
Salah satu kesungguhan pemerintah dalam upaya penyediaan
informasi publik telah dilakukan dengan terbitnya Undang undang
Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik yang
mengamanatkan dukungan informasi terhadap penyelenggaraan
pelayanan publik dengan menyelenggarakan Sistem Informasi
Pelayanan Publik secara Nasional. Pada undang-undang
tersebut menegaskan bahwa salah satu elemen penting dalam
mewujudkan penyelenggaraan negara yang terbuka adalah hak
publik untuk memperoleh Informasi sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.

28 Modul 4. Penataan Tata Laksana


Pelatihan Pembangunan Zona Integritas

Hak atas Informasi menjadi sangat penting karena makin


terbuka penyelenggaraan negara untuk diawasi publik,
penyelenggaraan negara tersebut makin dapat
dipertanggungjawabkan. Hak setiap Orang untuk memperoleh
informasi juga relevan untuk meningkatkan kualitas pelibatan
masyarakat dalam proses pengambilan keputusan publik.
Partisipasi atau pelibatan masyarakat tidak banyak berarti tanpa
jaminan keterbukaan Informasi Publik.
Informasi Publik adalah informasi yang dihasilkan,
disimpan, dikelola, dikirim, dan/atau diterima oleh suatu badan
publik yang berkaitan dengan penyelenggara dan
penyelenggaraan negara dan/atau penyelenggara dan
penyelenggaraan badan publik lainnya serta informasi lain yang
berkaitan dengan kepentingan publik.
Dalam pemberian layanan informasi publik sebagaimana
diatur pada Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 harus
berasaskan:
1. Setiap Informasi Publik bersifat terbuka dan dapat diakses
oleh setiap Pengguna Informasi Publik.
2. Informasi Publik yang dikecualikan bersifat ketat dan
terbatas.
3. Setiap Informasi Publik harus dapat diperoleh dengan cepat
dan tepat waktu, biaya ringan, dan cara sederhana.
4. Informasi Publik yang dikecualikan bersifat rahasia sesuai
dengan undang-undang, kepatutan, dan kepentingan umum
Pemberian pelayanan informasi publik bertujuan untuk:
1. Memberikan standar dalam melaksanakan pengelolaan dan
pelayanan Informasi Publik.

Modul 4. Penataan Tata Laksana 29


Pelatihan Pembangunan Zona Integritas

2. Meningkatkan pelayanan Informasi Publik yang berkualitas.


3. Menjamin pemenuhan hak warga negara untuk memperoleh
Informasi Publik.
4. Menjamin terwujudnya tujuan penyelenggaraan keterbukaan
Informasi Publik.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 jo.
Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 6 Tahun
2008, terdapat 4 (empat) Kategori Informasi Publik yaitu sebagai
berikut:
1. Informasi Wajib disediakan dan diumumkan secara berkala,
Setiap Badan publik wajib mengumumkan informasi publik
secara berkala, yaitu informasi mengenai:
a. Informasi yang berkaitan dengan Badan Publik;
b. Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara
(LHKPN);
c. Laporan Penerimaan Gratifikasi;
d. Formasi pegawai meliputi penerimaan pegawai dan
pengangkatan CPNS menjadi PNS;
e. Formasi penerimaan Diploma I, Diploma IV dan kejuruan
lainnya;
f. Formasi penerimaan dan pengangkatan Pejabat Pembuat
Akta Tanah;
g. Pejabat Penilai Tanah yang mendapat lisensi dari Badan
Pertanahan Nasional Republik Indonesia;
h. Informasi perkembangan penanganan laporan kasus
pertanahan kepada pihak yang terkait;
i. Rekap jumlah penyelesaian penanganan kasus
pertanahan kepada para pihak yang terkait;

30 Modul 4. Penataan Tata Laksana


Pelatihan Pembangunan Zona Integritas

j. Jumlah dan tipologi kasus pertanahan;


k. Hasil penelitian dan pengembangan pertanahan, meliputi
Paper Kebijakan, Diseminasi Penelitian, Jurnal Iptek
Pertanahan, Jurnal Pertanahan, Buletin dan Media Audio
Visual;
l. Laporan Akuntabilitas Kinerja;
m. Kegiatan Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia
yang bersifat strategis setiap tahun.Kewajiban
memberikan dan menyampaikan Informasi Publik ini
dilakukan paling singkat 6 (enam) bulan sekali dan
disampaikan kepada masyarakat dengan cara yang
mudah dijangkau dan dalam bahasa yang mudah
dipahami.
2. Informasi Wajib tersedia setiap saat.
Badan Publik wajib menyediakan Informasi Publik setiap saat
yang meliputi:
a. Profil Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia
meliputi sejarah, kedudukan, struktur organisasi, tugas dan
fungsi;
b. Penanganan terhadap pengaduan masyarakat;
c. Peraturan perundang-undangan mengenai pertanahan
dan yang berkaitan;
d. Standar Operasional Prosedur (SOP) pelayanan
pertanahan mengenai persyaratan, waktu dan biaya;
e. Rencana Strategis Badan Pertanahan Nasional Republik
Indonesia;
f. Rekap pegawai penerima Tanda Jasa, Bintang Jasa,
Satya Lencana;

Modul 4. Penataan Tata Laksana 31


Pelatihan Pembangunan Zona Integritas

g. Daftar nama pejabat;


h. Alamat Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional dan
Kantor
i. Pertanahan di seluruh indonesia;
j. Jumlah Pegawai;
k. Rekap Jumlah Penjatuhan Hukuman Disiplin;
l. Rekap Jumlah Mutasi dan Promosi;
m. Pakta Integritas;
n. Dokumen Reformasi Birokrasi;
o. Pembentukan Kantor Pertanahan Baru dan Definitif;
p. Standar Kompetensi Jabatan Struktural dan Fungsional.
3. Informasi disediakan atas permintaan yang berkepentingan.
Adalah informasi yang diberikan setelah mendapat
persetujuan PPID, antara lain meliputi:
a. Ringkasan laporan keuangan;
b. Ringkasan tingkat penyelesaian proses permohonan
pelayanan pertanahan.
4. Informasi yang dikecualikan
Setiap Badan Publik wajib membuka akses bagi setiap
Pemohon Informasi Publik untuk mendapatkan Informasi
Publik, kecuali:
a. Informasi Publik yang apabila dibuka dan diberikan kepada
Pemohon Informasi Publik dapat menghambat proses
penegakan hukum, yaitu informasi yang dapat:
1) Menghambat proses penyelidikan dan penyidikan suatu
tindak pidana;

32 Modul 4. Penataan Tata Laksana


Pelatihan Pembangunan Zona Integritas

2) Mengungkapkan identitas informan, pelapor, saksi,


dan/atau korban yang mengetahui adanya tindak
pidana;
3) Mengungkapkan data intelijen kriminal dan rencana-
rencana yang berhubungan dengan pencegahan dan
penanganan segala bentuk kejahatan transnasional;
4) Membahayakan keselamatan dan kehidupan penegak
hukum dan/atau keluarganya; dan/atau
5) Membahayakan keamanan peralatan, sarana, dan/atau
prasarana penegak hukum.
Informasi Publik yang apabila dibuka dan diberikan
kepada Pemohon Informasi Publik dapat mengganggu
kepentingan perlindungan hak atas kekayaan intelektual
dan perlindungan dari persaingan usaha tidak sehat;
b. Informasi Publik yang apabila dibuka dan diberikan kepada
Pemohon Informasi Publik dapat membahayakan
pertahanan dan keamanan negara
1) Surat Izin Perceraian;
2) Surat Penolakan Izin Pernikahan/Perceraian;
3) Surat Cerai;
4) Pemberhentian dalam Jabatan Struktural/ Fungsional
dengan tidak hormat;
5) Perselisihan/Sengketa Kepegawaian;
6) Hasil pengujian/pemeriksaan kesehatan;
7) SK Hukuman Jabatan/Hukuman Disiplin PNS;
8) Penelitian di bidang pertanahan yang sedang dalam
proses;
9) Buku tanah, surat ukur, dan warkahnya;

Modul 4. Penataan Tata Laksana 33


Pelatihan Pembangunan Zona Integritas

c. Daftar Isian Pelaksana Anggaran (DIPA) dan Petunjuk


Operasional Kegiatan (POK);
d. Berita Acara Gelar Perkara Internal, terbatas di lingkungan
Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia;
e. Surat, memorandum, disposisi, dan nota dinas yang
menurut sifatnya dirahasiakan;
f. Informasi Publik lainnya yang harus dikecualikan atau
dirahasiakan berdasarkan pengujian oleh Tim
Pertimbangan Pelayanan Informasi.
Pelayanan pemberian Informasi pada Unit kerja dikelola
oleh Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID) yaitu
pejabat yang bertanggung jawab di bidang Penyimpanan,
Pendokumentasian, penyediaan dan/atau pelayanan informasi di
Badan Publik.
Dengan adanya layanan satu pintu dalam Sistem Informasi
Pelayanan Publik secara Nasional diharapkan pemerintah dapat
memberikan pelayanan yang cepat dan mudah, transparan, efektif,
efisien, akuntabel, dan dapat dipertanggungjawabkan, sehingga
dapat memberikan kepuasan kepada masyarakat.
Dalam rangka pembangunan Zona Integritas indikator
Keterbukaan informasi Publik diukur melalui paramater-parameter,
seperti:
1. Kebijakan tentang keterbukaan informasi publik telah
diterapkan;
Pada parameter ini menguji apakah unit kerja telah
mengimplementasikan Undang-Undang Nomor 14 tahun 2008
jo. Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 6
Tahun 2013 tentang Pelayanan Informasi Publik di lingkungan

34 Modul 4. Penataan Tata Laksana


Pelatihan Pembangunan Zona Integritas

Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan


Nasional dengan membentuk PPID sesuai tingkat unit kerja
serta mengembangkan inovasi dalam pemberian pelayanan
informasi publik sesuai dengan karakter unit kerja dan
stakeholder sesuai mekanisme yang diatur dalam peraturan
yang berlaku.
2. Monitoring dan evaluasi pelaksanaan kebijakan keterbukan
informasi publik.
PPID pada masing-masing tingkatan menyelenggarakan rapat
koordinasi dan evaluasi pelaksanaan pengelolaan dan
pelayanan informasi publik paling sedikit 1 (satu) kali dalam 3
(tiga) bulan;
Laporan layanan informasi publik tersebut dibuat dalam bentuk:

a) Ringkasan umum mengenai gambaran pelaksanaan


layanan informasi publik; dan
b) Laporan lengkap yang merupakan gambaran utuh
pelaksanaan layanan informasi publik.

D. RANGKUMAN

Prosedur operasional tetap adalah dokumen yang


berkaitan dengan prosedur yang dilakukan secara kronologis untuk
menyelesaikan suatu perkerjaan yang bertujuan untuk
memperoleh hasil kerja yang paling efektif dari para pekerja
dengen biaya sumber daya yang efisien.
Electronic Office (E-Office) adalah salah satu program
reformasi birokrasi pada penerapan E-Government, bertujuan

Modul 4. Penataan Tata Laksana 35


Pelatihan Pembangunan Zona Integritas

untuk mendukung kegiatan administrasi perkantoran dan


pelayanan publik.

E. SOAL LATIHAN

1. Metodologi penataan tatalaksana (business process)


mencakup dua aspek, yaitu
a. Pengumpulan prosedur dan pengumpulan data
b. Pengumpulan data dan analisis
c. Pengumpulan data dan restrukturisasi
d. Analisa Peta Proses Bisnis dan Analisa dokumen
2. Yang bukan termasuk indikator dalam Manajemen Tata
laksana sesuai Peraturan Menteri PAN RB no. 10 Tahun 2019
adalah:
a. Prosedur Operasional tetap (SOP) Kegiatan Utama
b. E-Office
c. Keterbukaan Informasi Publik
d. Peningkatan Kualitas pelayanan Publik
3. Informasi Publik yang apabila dibuka dan diberikan kepada
Pemohon Informasi Publik dapat menghambat proses
penegakan hukum, termasuk kategori informasi publik
a. Informasi Wajib tersedia setiap saat.
b. Informasi Wajib disediakan dan diumumkan secara
berkala.
c. Informasi yang disediakan atas permintaan yang
berkepentingan
d. Informasi yang dikecualikan

36 Modul 4. Penataan Tata Laksana


Pelatihan Pembangunan Zona Integritas

4. Dalam pemberian layanan informasi publik sebagaimana


diatur pada Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 harus
berasaskan, kecuali
a. Setiap Informasi Publik bersifat terbuka dan dapat diakses
oleh setiap Pengguna Informasi Publik.
b. Informasi Publik yang dikecualikan bersifat ketat dan
terbatas.
c. Setiap Informasi Publik harus dapat diperoleh dengan
cepat dan tepat waktu, biaya ringan, dan cara sederhana.
d. Informasi disediakan atas permintaan yang
berkepentingan
5. Undang-undang yang mengatur tentang pemberian layanan
informasi Publik adalah?
a. UU no. 5 tahun 2007
b. UU no 11 tahun 2008
c. UU no 12 tahun 2004
d. UU no 14 tahun 2008

Modul 4. Penataan Tata Laksana 37


Pelatihan Pembangunan Zona Integritas

BAB V
PENUTUP

Harga diri suatu keberhasilan adalah kerja keras, pengabdian kepada


pekerjaan di depan anda dan juga ketekunan yang anda lakukan. Mekipun
anda menang atau kalah, tetap berikan yang terbaik dari diri sendiri kepada
pekerjaan yang ada di depan anda tersebut.(Vince Lombardi).
Oleh karena itu, Selamat bagi Anda semua yang telah berproses dengan baik
dan telah menyelesaikan Modul IV ini dengan baik.

A. SIMPULAN

Penataan tata laksana dilakukan melalui serangkaian


proses analisis dan perbaikan penataan tata laksana yang
bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas sistem,
proses dan prosedur kerja yang jelas dan terukur target yang ingin
dicapai pada Pokja Penataan Tata Laksana adalah:
1. Meningkatnya penggunaan teknologi informasi dalam proses
penyelengaraan manajemen pemerintahan di Pembangunan
Zona Integritas menuju WBK/WBBM;
2. Meningkatnya efisiensi dan efektivitas proses manajemen
pemerintahan di Pembangunan Zona Integritas;
3. Pembangunan Area Penataan Tata Laksana;
a. Prosedur Operasional tetap (SOP) Kegiatan Utama
b. E-Office
c. Keterbukaan Informasi Publik
4. Standar Operasional prosedur adalah serangkaian instruksi
tertulis yang dibakukan mengenai berbagai proses

Modul 4. Penataan Tatalaksana 38


Pelatihan Pembangunan Zona Integritas

penyelenggaraan aktivitas organisasi, bagaimana dan kapan


harus dilakukan, dimana dan oleh siapa harus dilakukan;
5. E-Office bertujuan untuk mendukung kegiatan administrasi
perkantoran. Perubahan lingkungan strategis dan kemajuan
teknologi telah mendorong aparatur pemerintah untuk
melakukan upaya peningkatan kinerja birokrasi serta
perbaikan pelayanan yang harus didukung oleh kecepatan
arus data dan informasi dengan memanfaatkan teknologi
informasi antara lain melalui intranet dan internet Informasi
Publik adalah Informasi yang dihasilkan, disimpan, dikelola,
dikirim, dan/atau diterima oleh suatu badan publik yang
berkaitan dengan penyelenggara dan penyelenggaraan
negara dan/atau penyelenggara dan penyelenggaraan badan
publik lainnya serta informasi lain yang berkaitan dengan
kepentingan publik.

B. TINDAK LANJUT

Bagi Peserta, agar segera dapat melaksanakan penataan


tata laksana dengan benar. Sedangkan, bagi Fasilitator, agar
dapat mengarahkan, memotivasi dan menyamakan persepsi
antar Fasilitator. Dan, bagi Pengelola Pelatihan segera dapat
menyempurnaan materi modul pelatihan berikutnya secara lebih
baik.

Modul 4. Penataan Tata Laksana 39


Pelatihan Pembangunan Zona Integritas

DAFTAR PUSTAKA

Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi


Birokrasi Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pedoman Penataan
Tata Laksana (Business Process).
Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Nomor 35 Tahun 2012 tentang Pedoman Penyusunan
Standar Operasional Prosedur.
Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 6 Tahun 2013
tentang Pelayanan Informasi Pelayanan Publik di Lingkungan
Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia.
Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Nomor 13 Tahun 2017 tentang Pedoman
Penyelenggaraan Sistem Informasi Pelayanan Publik Nasional.
Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Nomor 19 Tahun 2018 tentang Penyusunan Peta
Proses Bisnis Instansi Pemerintah.
Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Nomor 10 Tahun 2019 tentang Perubahan atas
Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 52
Tahun 2014 tentang Pedoman Pemabngunan Zona Integritas
Menuju Wilayah Bebas dari Korupsi dan Wilayah Birokrasi
Bersih dan Melayani. Jakarta.
Tempo.co, (Jumat, 24 Mei 2019 11:59 WIB). SIMASBRO, Era
Digitalisasi Kantor Pertanahan Kota Tangerang Selatan.
Diakses dari https://metro.tempo.co/read/1208870/simasbro-

Modul 4. Penataan Tatalaksana 40


Pelatihan Pembangunan Zona Integritas

era-digitalisasi-kantor-pertanahan-kota-tangerang-
selatan/full&view=ok

Modul 4. Penataan Tata Laksana 41


Pelatihan Pembangunan Zona Integritas

KUNCI JAWABAN

LATIHAN BAB II
1. C
2. B
3. E
4. B
5. B

LATIHAN BAB III


1. B
2. E
3. A
4. B
5. B

LATIHAN BAB IV
1. B
2. D
3. D
4. D
5. D

42 Modul 4. Penataan Tata Laksana


Pelatihan Pembangunan Zona Integritas

Modul 4. Penataan Tata Laksana 43

Anda mungkin juga menyukai