Anda di halaman 1dari 12

Konflik Antar-tokoh dan Antar-agama dalam Novel Keluarga Permana

karya Ramadhan K.H

R. Myrna Nur Sakinah


myrnanursakinah@yahoo.com

ABSTRAK

Penelitian ini membahas tentang konflik antar tokoh dan agama pada novel
Keluarga Permana karya Ramadhan K.H. Karya ini memiliki kekuatan dalam
mengungkap ideologi seseorang dalam sebuah keluarga. Terkait dengan
ideologi, karya ini dipengaruhi oleh struktur sosiologi masyarakat yang
dilatarbelakangi oleh perbedaan keyakinan. Penelitian ini membahas kajian
sosiologi sastra. Dari hasil analisis penelitian ini ditemukan bahwa ideologi
seseorang menimbulkan beberapa konflik antar tokoh dan agama.

Kata kunci: ideologi, konflik, karakterisasi, dan representasi

ABSTRACT

This research discusses about conflict between the actors and the religion on
Keluarga Permana’s novel. This text have strength to find of someone’s
ideology in a family. Based on ideology, this text can be influenced by
sosiological of society which of the different background. This research
disscuss about sosiology of literature. From this analysis be found that
someone’s ideology appear of conflict between the actors and the religions.

Keywords: ideology, conflict, characterization, and representation

1. Latar Belakang Masalah permasalahan besar sehingga


Keluarga Permana adalah novel menyebabkan Permana menjadi seorang
karya Ramadhan K.H yang yang bengis dengan berbuat semena-
merepresentasikan kehidupan keluarga mena terhadap istri dan anak
sederhana. Berawal dari kisah tokoh perempuannya, yakni terjadi kekerasan
kepala keluarga yang bernama Permana dalam rumah tangga. Tetapi Permana
mengalami posisi yang teralienasi dari tidak selalu menjadi akar permasalahan
tempat ia bekerja sehingga harus dalam keluarga itu, tetapi istrinya
mengalami pengangguran dalam Saleha. Hal lain yang mendorong
hidupnya. Alhasil, kondisi kejiwaannya Permana menjadi seseorang yang kejam
terancam menjadi seseorang yang karena dilanda rasa cemburu yang
pendiam, pemuram, dan pemarah. berlebih terhadap istrinya yang diantar
Keadaan yang menurutnya serbasalah pulang oleh pimpinannya yang berkerja
itu menyebabkan rumah tanggnya hingga senja. Terlalu banyak konflik
mengalami konflik, pertengkaran, dan yang terjadi di dalam keluarga itu
ketegangan bersama dengan istrinya, sehingga membuat suasana keluarga
Saleha, dan anak perempuannya,Farida. menjadi dingin dan hampa.
Beberapa permasalahan kecil Pada suatu hari datanglah
selalu dianggapnya menjadi Sumarto, seorang pemuda dari
Jurnal al-Tsaqafa Volume 13, No. 01, Januari 2016

Jatiwangi, yang memiliki tujuan pergi seks sebelum tiba waktunya (Marriage
ke Bandung untuk bekerja dan kuliah. before Action) karena dianggap sebagai
Ia berkeyakinan Kristen Katolik. Ia sebuah aib yang sangat besar di dalam
mendatangi rumah keluarga Permana keluarga.
yang sangat sederhana itu guna Pada suatu saat Saleha pergi
menyewa salah satu kamar untuk menghadapi seorang dukun yang
dijadikan tempat tinggal baginya. Hal dipercayainya memiliki kesaktian.
ini diterima Permana demi mendapatkan Dengan cairan yang diberikan dukun
uang sampingan dengan menyewa itu, akhirnya Saleha memaksa Ida untuk
kamar yang dapat dimanfaatkan oleh meminumnya agar kandungannya dapat
pemuda itu. mati. Setelahnya, kesehatan Ida semakin
Pada suatu saat Ida mengenali terancam dan akhirnya Ida dibawa ke
pemuda itu dan dengan mudah mereka rumah sakit untuk melakukan operasi
bergaul sangat akrab. Dengan hadirnya pada tubuhnya yang disebabkan oleh
Sumarto di dalam keluarga itu, kini Ida cairan yang diberikan dukun itu. Orang
berkelakuan tidak wajar, yakni tuanya merasa sangat menyesali atas
memanfaatkan waktu sempit untuk perbuatannya yang memaksa Ida untuk
dapat menghubungi Sumarto, baik di melakukan pengguguran kehamilannya.
dalam kamarnya maupun di tempat- Kabar ini akhirnya terdengar di telinga
tempat lain. Hubungan diam-diam Sumarto. Sumarto merasa sangat
antara Sumarto dan Ida semakin dekat menyesal atas apa yang telah
dan tidak terkendali sehingga Ida diperbuatnya terhadap Ida. Kemudian
dengan mudah untuk memasrahkan Sumarto mengirimkan sesuatu berupa
keperawanannya kepada Sumarto. Hal surat kaleng tertuju kepada orang
ini tidak disesali oleh Ida karena ia tuanya yang isinya menyatakan bahwa
memiliki perasaan cinta yang berlebih pengguguran adalah pembunuhan.
terhadap Sumarto. Hal ini diperhatikan Namun, surat ini tidak sampai ke tangan
oleh Komariah, seorang pembantu Permana. Ida merasa getir setelah
keluarga Permana, ia lebih sering untuk mengetahui isi surat itu.
tinggal di rumah. Lambat laut kedekatan Setelah Ida pulih dari sakitnya dan
mereka ini terdengar di telinga Saleha keluar dari rumah sakit, Sumarto
dan akhirnya mendarat di telinga meyakinkan bahwa ia tetap mencintai
Permana. Permana mencari cara agar Ida dan tetap akan bertanggung jawab
Sumarto dapat melangkahkan kaki di atas perbuatan yang telah dilakukannya.
rumah itu. Akhirnya, caranya ini Begitu pula Ida, ia merasa bahwa hanya
berhasil membuat pemuda itu pergi. Sumartolah satu-satunya laki-laki yang
Semakin hari Ida merasa kesepian ia cintai, tempat menumpahkan
tanpa hadirnya Sumarto sehingga kepercayaan dan isi hatinya. Ida merasa
akhirnya ia merasakan sesuatu, rasa tidak ada pemuda lain yang dapat
sakit pada tubuhnya yang kecil itu. Ida menerimanya, kecuali Sumarto. Lebih-
merasa pusing dan mual berlebih. lebih Ida merasa bahwa hidupnya telah
Setelah diketahui bahwa Ida mengalami ternodai sehingga ia merasa lebih baik
kehamilan, Permana dan Saleha jika dapat hidup selamanya bersama
mencoba merahasiakan perihal ini dari Sumarto walaupun mereka berpegang
orang lain dan mencari cara agar pada keyakinan yang berbeda. Dalam
kandungan Ida dapat digugurkan. posisi ini, kepercayaan keyakinan
Menurut ajaran agama tertentu, hal ini Idalah yang runtuh sehingga ia harus
adalah hal yang dilarang, melakukan berpindah keyakinan. Hal ini masih

36
Konflik Antar-tokoh dan Antar-agama dalam
Novel Keluarga Permana karya Ramadhan K.H

bergolak karena sebenarnya Ida merasa warna daerah masuk ke dalam novel-
bahwa keyakinannya tidak dapat di novelnya sehingga memberikan nuansa
rubah dengan mudah. Namun, hal itu baru dalam memperkaya kesusastraan
terpaksa Ida lakukan demi Indonesia. Dalam hal ini karya sastra
kehidupannya bersama Sumarto dapat dimanfaatkan untuk
walaupun sebenarnya sulit untuk menyampaikan segala pesan dan tujuan,
diterimanya. baik politik, ekonomi, kebudayaan
Pada akhirnya, orang tua Ida pun maupun sosial itu sendiri.
memasrahkan apa yang dikehendaki Berdasarkan uraian di atas, karya
Ida, yaitu mengikuti keyakinan Sumarto sastra yang memanfaatkan ideologi
yang akan menjadi suaminya. Ida menjadi hal yang penting untuk
melangsungkan pernikahan dengan dilakukan karena hal ini erat kaitannya
Sumarto melalui catatan sipil dan dengan kehidupan sosial seseorang.
melalui gereja. Meskipun banyak pihak Dalam hal ini peneliti akan
keluarga dari Ida yang tidak menyetujui menganalisis bentuk konflik yang
pernikahan ini, akhirnya Ida pun dapat terjadi baik antartokoh ataupun
menjadi Nyonya Sumarto seutuhnya. antaragama.
Setelah acara pernikahan itu, mereka
berangkat ke Jatiwangi untuk menjalani 2. Kepengarangan dan Kedudukan
kehidupan baru tinggal bersama orang Ramadhan K.H dalam
tua Sumarto, yaitu Sutomo dan Sutarmi. Kesusastraan Indonesia
Seminggu setelah pernikahan, Ida Ramadhan K.H adalah nama
jatuh sakit karena luka yang dideritanya singkat dari Haji Ramadhan
masih membekas. Akhirnya, Ida pun Kartahadimadja. Ia lahir di Kota
dibawa ke rumah sakit untuk melakukan Priangan, Bandung pada tanggal 16
perawatan. Namun, sayangnya Maret 1927 dan wafat tepat pada
kesempatan Ida untuk hidup lebih lama tanggal kelahirannya, 16 Maret 2006 di
bersama Sumarto hanyalah sebuah Cape Town, Afrika Selatan. Ia tumbuh
impian. Ida meninggal dunia dan besar di daerah Cianjur. Ramadhan K.H
dibawa pulang ke pelukan keluarga adalah salah satu sastrawan besar
Permana agar dapat dikuburkan di tanah Indonesia yang karya-karyanya
kelahirannya. Permana merasa sangat dijadikan sebagai rujukan dari
terpukul dengan kepergian anak pengembangan karya sastra Indonesia
kesayangannya di dunia ini. Sebelum sampai masa kini. Ia mulai belajar
kematian Ida, Keluarganya berharap menulis pada Zaman Jepang atas
agar Ida tetap berada dalam dorongan kakaknya Ach. K. Hadimadja.
keyakinannya walaupun secara Kepiawaiannya dalam bidang menulis
kenyataannya tidak. membawa ia menjadi seorang penyair,
Konflik yang kerapkali terjadi novelis, penerjemah, redaktur
dalam novel Keluarga Permana ini kebudayaan, dan seorang wartawan
merupakan konflik yang sering kita olahraga. Pekerjaan menjadi seorang
temui dalam masyarakat Indonesia. wartawan olahraga ini telah
Menurut Rosidi (2000:89) Keluarga membawanya berkesempatan “go
Permana adalah salah satu karya international” untuk merekam
penting di Indonesia, mungkin sama olimpiade di Helsinki (1952)1.
pentingnya dengan Atheis yang telah
menggoncangkan masyarakat sekitar 1
Menurut (HB Jassin, 1976, Ajib Rosidi, 1976,
tahun 1950. Ramadhan telah membawa 2000, Jakob Sumardjo, 1983; A Teeuw, 1989),
Pekerjaan ini memberi kesempatan padanya

37
Jurnal al-Tsaqafa Volume 13, No. 01, Januari 2016

Disebutkan bahwa pengalamannya satu buku kumpulan puisi terbaik yang


dalam bekerja pada kantor Antara pernah diterbitkan di Indonesia, biografi
selama 13 tahun telah membantunya Inggit Genasih Kuantar ke Gerbang
untuk menjadi seorang wartawan pada (1981), Soeharto: Pikiran, Ucapan dan
beberapa majalah, di antaranya: Kisah, Tindakan Saya (1998), Gelombang
Siasat, Siasat Baru, Kompas, dan hidupku: Dewi Dja dari Dardanella
Budaya Jaya. Selama hidupnya, ia (1982), roman yang berjudul Royan
pernah ditahan selama 16 hari di Kamp Revolusi3 (1968) memperoleh hadiah
Kebon Waru, Bandung, bersama-sama untuk sayembara roman yang
dengan Dajat Hardjakusumah2. diselenggarakan oleh IKAPI, roman
Keduanya ditahan karena merupakan Kemelut Hidup dan Keluarga Permana
korban fitnah dan dianggap sebagai (1964) memenangkan hadiah penulisan
pendukung dari G30 S/PKI. dari DKJ (Dewan Kesenian Jakarta),
Ramadhan K.H. merupakan Ladang Perminus (1990), serta karya-
penulis besar Indonesia yang tergolong karya lainnya.
penulis era tahun 1950-1960. Laelasari Novel Keluarga Permana (1978)
dan Nurlaelasari (2007:357) merupakan novel yang bertema tentang
menyatakan bahwa pada tahun 1953, perkawinan campuran Kristen-Islam
Ramadhan K.H mempelajari bahasa dan dan ketegangan-ketegangan yang timbul
kesusastraan Spanyol sehingga berhasil dalam masyarakat Islam tradisional.
menerjemahkan karya Federico Garcia Kemudian disebutkan bahwa
Lorca yang berjudul Rumah Bernarda pengungkapan konflik keagamaan
Alba, Romansa Kaum Gitana, dan seperti yang melanda keluarga Islam
Yerma. Hal ini menandakan bahwa tersebut menjadi suatu sumbangan
Ramadhan K.H layak menjadi seorang penting bagi sastra Indonesia modern
sastrawan besar di Indonesia karena ia yang pada waktu itu tidak menjadi tolak
telah berpikir kritis terhadap ukur dalam karya sastra.
kesusatraan Indonesia.
Karya-karya Ramadhan K.H 3. Rumusan Masalah
cukup banyak meliputi puisi, esai, Berdasarkan latar belakang di atas
biografi dan roman. Adapun puisi bahwa penelitian ini akan membahas
pertama yang menjadi karyanya adalah dua permasalahan yang terjadi, konflik
Priangan Si Jelita, memperoleh hadian sosial dan konflik keagamaan.
BMKN (Badan Musyawarah 1) Bagaimana bentuk konflik
Kebudayaan Nasional) pada tahun antartokoh yang terjadi dalam
(1957-1958), menurut Damono (2012), novel Keluarga Permana karya
menilai buku tersebut sebagai puncak Ramadhan K.H?
prestasi Ramadhan di dunia sastra 2) Bagaimana bentuk konflik
Indonesia karena buku itu adalah salah antaragama yang terjadi dalam
novel Keluarga Permana karya
untuk merekam kegiatan-kegiatan olah raga Ramdhan K.H?
internasional di luar negeri, antara lain di India
dan menghadiri Olympiade 1952 di Helsinki. 4. Tujuan Penelitian
Pengalaman-pengalaman ini, di antaranya Adapun tujuan permasalahan yang
menjadi bahan salah satu novel yang di tulisnya,
begitu pula perlawatannya ke Eropah dan
dirumuskan adalah untuk menjawab
pemukiman di Spanyol tahun 1953.
2
Ayah kelompok pemusik Bimbo yang saat itu
3
menjadi pimpinan kantor Antara cabang Merupakan roman yang diterjemahkan ke
Bandung di tahun 1965 dalam bahasa Perancis.

38
Konflik Antar-tokoh dan Antar-agama dalam
Novel Keluarga Permana karya Ramadhan K.H

identifikasi rumusan masalah di atas, membuat ketegangan baik secara


yaitu: individual maupun non individual.
1) Menemukan konflik antartokoh Menurut Hardjana (1994:83)
yang terjadi dalam novel Keluarga dalam menanggapi pandangan tentang
Permana karya Ramadhan K.H. keagamaan adalah kemampuan untuk
2) Menemukan konflik antaragama mengingkari diri, pandangan-pandangan
yang terjadi dalam novel Keluarga tentang keagamaan tautannya
Permana karya Ramdhan K.H. disingkirkan untuk sementara agar dapat
5. Sumber Data pengertian wajar (objective sympathy)
Adapun sumber data dalam menemukan kembali apa yang
penelitian ini adalah novel karya sebenarnya diungkapkan pengarang.
Ramadhan K.H ini, yang berjudul: Seorang pembaca atau kritikus sastra
Keluarga Permana yang secara kondisional harus dapat
diterbitkan oleh PT Dunia Pustaka Jaya menyeimbangkan kedudukan agama
, Jakarta Pusat, tahun 1986, cetakan dalam karya sastra agar tidak terjadi
kedua; cetakan pertama diterbitkan pada ketumpangtindihan dalam pengaruh
tahun (1978) oleh penerbit yang sama, eksistensi karya sastra.
PT Dunia Pustaka Jaya, Jakarta Pusat. Adapun penelitian yang akan
dituju dalam hal ini adalah konflik antar
6. Konflik Sosial dan Agama dalam tokoh dan keagaamaan yang terjadi,
Kritik Sastra baik itu secara individu maupun sosial.
Sasaran yang akan dituju dalam Menurut Saini KM dalam Endraswara
hal ini adalah penelitian tentang (1986:14-15), ada tiga kedudukan sastra
sosiologi sastra. Menurut Endraswara terhadap kehidupan masyarakat, yaitu
(2008:78),”Sosiologi sastra adalah sebagai pemekatan, penentangan, dan
pantulan dari konsep cermin (mirror). olok-olok. Ketiga fungsi ini merupakan
Dalam kaitan ini karya sastra dianggap fungsi sastra bagi kehidupan sosial yang
sebagai mimesis (tiruan) masyarakat.” akan berkembang berdasarkan
Dengan kata lain, sosiologi sastra pandangan, sikap, dan nilai-nilai
merupakan refleksi dari kehidupan termasuk kebutuhan seseorang serta
seseorang terhadap kehidupan sosial norma yang berlaku.
yang variatif. Menurut Damono
(1978:6), ”Sosiologi sastra adalah telaah 7. Konflik Antartokoh dan
yang objektif dan ilmiah tentang Antaragama
manusia dalam masyarakat; telaah Konflik dalam karya sastra
tentang lembaga dan proses sosial.” kerapkali selalu hadir. Keberadaan
Secara esensial, sosiologi sastra konflik dalam karya sastra
merupakan penelitian tentang studi memengaruhi khazanah penceritaan
ilmiah manusia dan masyarakat secara dalam sebuah cerita. Konflik
objektif dalam mencakup segala hal merupakan bumbu dari sebuah
yang berkaitan dengan komunikasi penceritaan. Menurut Klarer (1998:15),
masyarakat. Kehidupan yang variatif ”Konflik (complication or conflict)
mengakibatkan gejala-gejala tertentu adalah situasi awal yang dihadirkan
dalam refleksi sosial masyarakat, di menuju titik puncak (climax) dalam
antaranya dunia sosial dan sebuah pengolahan produksi
sekelilingnya, individu terhadap sosial penceritaan.” Kehadiran konflik dalam
maupun politik, adanya hubungan sastra sebuah karya sastra sangat berpengaruh
dan politik, dan konflik-konflik yang dalam pencitraan cerita. Kokoh dan

39
Jurnal al-Tsaqafa Volume 13, No. 01, Januari 2016

tidaknya suatu karya sastra bergantung menentu. Seorang istri, lebih cenderung
pada konflik yang dihadirkan oleh bersifat feminin karena rasa ketakutan
pengarang dalam karya tersebut. Boal yang dimilikinya lebih besar dari pada
(1985:38) menyebut konflik (conflict) keberanian. Kedudukan istri menjadi
dengan sebutan ‘hamartia’, “bahwa tersubordinasi dari kekuasaan seorang
tokoh dalam penceritaan mengalami suami yang dilanda kemarahan.
kecacatan (sin).” Artinya, tokoh dalam Menurut Sugihastuti (2010:88)
karya mengalami “kerusakan atau terjadinya subordinasi terhadap
kebinasaan” pada karakter-karakternya perempuan disebabkan oleh tidak
sehingga keberadaannya berpengaruh adanya rasa pengertian laki-laki
terhadap kehidupan sosial. terhadap perempuan. Tersubordinasinya
Konflik yang terjadi dalam karya tokoh Saleha di mata Permana membuat
ini kerapkali timbul dari tokoh Permana, Saleha menjadi seseorang yang dengan
kepala keluarga, karena dirinya yang mudahnya disiksa dan dihina.
didapati sebagai seseorang yang Waktu ibu Ida pergi menjauhi
mengalami pengangguran. Konflik lain kemungkinan yang lebih parah,
timbul dari tokoh-tokoh lain seperti ketakutan, ayah Ida tinggal
istrinya, Saleha, dan anak sendirian. Ia diam di kamar tak
perempuannya, Ida. Perbedaan menentu. Ini bukan keributan yang
keyakinan Kristen dan Islam antara pertama kali, tapi Ida kali ini
Sutomo dan Ida menimbulkan konflik gelisah benar melihat kejadian itu
besar di antara dua keluarga. Konflik di balik jendela kamar. Kasihan
yang terjadi kerap timbul di sekitar kita melihat ibunya disiksa, dihina
sehingga dalam menganalisis karya ini dengan begitu rendah (Ramadhan
ditemukan beberapa konflik yang K.H, 1986:24)
terjadi, baik itu konflik antartokoh Dalam psikologi pendidikan
maupun konflik antaragama. anak, pengaruh pendidikan dan
a. Konflik Antartokoh pergaulan orang tua menentukan faktor
Konflik antartokoh merupakan penunjang masa depan anak. Faktor
salah satu pemicu dari mengalirnya kekerasan dalam rumah tangga
karya sastra yang dibuat oleh merupakan suatu hal yang harus
pengarang. Dengan membaca konflik dihindari di mata anak karena secara
tokoh dalam karya ini, peneliti tidak langsung kejadian kekerasan akan
menemukan kenikmatan dalam terus terekam semasa hidupnya. Konflik
berimajinasi. Adapun konflik antar yang terus bermunculan di keluarga
tokoh dibagi ke dalam dua bagian Permana berimbas kepada anak
karena terdapat dua situasi yang perempuannya, Ida, sehingga tokoh Ida
berbeda yakni di dalam dan di luar seringkali dipertemukan dengan
keluarga. kekerasan fisik yang dilakukan oleh
1) Konflik Antartokoh dalam ayahnya, Permana. Kekerasan fisik
Keluarga yang dilakukan oleh ayahnya secara
Konflik dalam sebuah keluarga tidak langsung akan terus terekam
kerapkali muncul sebagai bumbu dalam dalam pengalaman Ida. Praktik
kehidupan berumah tangga. Hal ini pun pengancaman yang dilakukan Permana
didapati dalam keluarga Permana, akan membuat sel otak anak dalam
konflik antaranggota dalam keluarga pembentukan kepribadiannya menjadi
menimbulkan kekerasan yang akhirnya terganggu. Oleh karenanya, konflik
munculah keributan yang tidak praktek kekerasan dan pengancaman

40
Konflik Antar-tokoh dan Antar-agama dalam
Novel Keluarga Permana karya Ramadhan K.H

berlebih yang dilakukan permana dan sekarang dicurigai main-main


membuat Ida mengalami ketakutan dengan laki-laki lain. (Ramadhan
untuk berhadapan dengannya. Cara lain K.H., 1986:36)
yang dilakukan Ida untuk menghindari Pendirian Permana sebagai
kekejaman ayahnya adalah dengan seseorang kepala keluarga bersikap
melarikan diri dari hadapannya. tegas dan berani terhadap istri dan anak-
Rotan melayang dengan seketika, anaknya. Dalam hal ini, Tidak ada
mencambuk tangan Ida. Lalu orang tua yang ingin menjerumuskan
mencambuk kakinya. Sebelah kiri. anaknya ke jurang yang salah. Begitu
Lalu yang sebelah kanan. Dengan pula dengan Permana, watak keras yang
tak ada belas kasihan sedikit pun. dimilikinya tidak serta merta membawa
Ida lari dari kamarnya. Dan masih anaknya untuk terjun ke dalam jalan
mengiang di telinganya kata-kata yang salah. Sebagai orang tua yang
ayahnya yang mengancam, “Ayo, wajar, Permana menginginkan anaknya
laporkan semua ini pada ibumu! dapat memiliki sikap yang anggun,
Dan awas kau tak segera tegas, dan berwibawa terhadap dirinya.
melaporkan padaku di mana Ini terlihat ketika Permana
ibumu. Cari cepat di mana dia. mengingatkan anak perempuannya yang
Cari!” (Ramadhan K.H., 1986:25) mengalami masa keremajaan. Hanya
Konsep stereotipe pada saja penyampaiaan kasih sayang yang
perempuan dan laki-laki menunjukkan disampaikan Permana lebih terkesan
dua kutub berlawanan. Perempuan lebih dengan cara membentak. Alhasil, ia
cenderung memiliki sifat lembut, cantik, terlihat seperti seorang bapak yang
emosional dan keibuan. Sementara itu, keras.
laki-laki lebih cenderung bersifat kuat, Aku tidak setuju kamu berlaku
gagah, dan perkasa. Ini menandakan begitu. Cekikikan kaya perempauan
bahwa perempuan lebih cenderung murah. Apa itu! Kamu tidak boleh
bersifat feminin, sedangkan laki-laki lagi masuk di kamar itu.
bersifat maskulin. Kedudukan laki-laki Mengerti?”(Ramadhan. K.H.,
yang bersifat maskulin membawa 1986:59)
Permana menjadi sosok yang penuh Konflik lain yang terjadi dalam
dengan kekerasan. Permana Keluarga Permana ditimbulkan oleh
menunjukkan sebuah sikap yang tokoh Permana yang memberikan
menimbulkan konflik atas segala peluang bagi orang lain untuk masuk ke
kekuasaanya sebagai seorang suami. dalam keluarganya karena demi
Ideologi yang dimiliki oleh Permana mendapatkan sebuah penghargaan di
cenderung bersikap kukuh dan keras mata sang istri menutupi rasa
sehingga keegoisannya untuk tidak “kegengsian” dalam dirinya. Beranjak
mendengarkan orang lain membuat dari permasalahan ini, akhirnya
orang lain menjadi korban dari Permana dan Saleha mencurigai segala
sikapnya. Perlakuannya yang kukuh dan perbuatan yang dilakukan oleh anak
keras menyebabkan Saleha menjadi perempuannya, Ida, dengan laki-laki
objek pelampiasannya. pendatang itu, Sumarto. Kedatangan
Dalam pada itu Saleha sudah Sumarto dalam keluarga Permana
merasa terluka. Ia merasa dihina. menjadi sebuah momok keras di antara
Ia merasa nasibnya begini jelek di Permana dan Saleha. Terbukti bahwa
hari-hari belakangan ini. Ia sudah anak perempuannya yang menuju
ditempeleng, ditendang, dipukuli dewasa ini diduga mengalami

41
Jurnal al-Tsaqafa Volume 13, No. 01, Januari 2016

kehamilan karena ia mendapati ciri-ciri Kamu tidak mengerti? Ia sudah


dari proses terjadinya kehamilan, yakni menghina kita. Ia menganggap kita
mual, muntah dan tidak mengalami fase tak lebih dari sampah. Coba ingat.
haid selama dua bulan. Hal ini menjadi Dia kita tolong tinggal di sini.
sebuah persoalan besar bagi Permana Benar, waktu itu aku yang
dan Saleha. Proses menjadi maskulin menolong. Aku yang
kerapkali ditemukan dalam diri mengizinkannya tinggal di sini. Aku
perempuan. Adalah Saleha yang bekerja kira waktu itu dia cukup sopan.
di luar sebagai tulang punggung dari Nyatanya dia menjerumuskan anak
keluarga. Saleha mempermasalahkan kita, dan dia seret kita ke dalam
keyakinannya bahwa seharusnya penghinaan macam ini. (Ramadhan
sebagai seorang suami, Permana dapat K.H., 1986:84)
mempercayai Saleha yang membanting Persoalan-persoalan di atas ini
tulang di luar arena keluarga. merupakan titik permasalahan yang
“Ah kau selalu melihat ke belakang. terjadi di dalam keluarga Permana
Sekarang, yang kita hadapi adalah sehingga hal-hal yang bersangkutan
bagaimana seharusnya kita dinilai sebagai konflik yang terjadi
bertindak dan apa yang harus kita dalam sebuah keluarga.
perbuat. Yang ke belakang jangan 2) Konflik Antartokoh di Luar
kau utik-utik lagi. Lagi pula siapa Keluarga
yang membuka pintu sampai kita Konflik antartokoh di luar
kemasukan si Toto? Beginilah keluarga adalah konflik yang terjadi
jadinya, kalau amu tidak percaya bersama dengan anggota non keluarga.
sedikit pun pada kekuatan Dalam kehidupan sosial masyarakat,
perempuan, seperti perempuan individu seseorang tidak akan terlepas
tidak akan mampu memberi hidup dari pengaruh orang lain. Selama
pada yang ada di rumah. manusia itu hidup berarti selama itu
(Ramadhan K.H., 1986:81) pula ia memiliki hubungan dengan
Persoalan lain yang timbul orang lain. Tokoh Nenek Tati yang
adalah berawal dari keberadaan telah dianggap nenek kandungnya
Sumarto di dalam keluarga Permana. sendiri oleh Ida merupakan tempat
Semula Permana menganggap Sumarto peraduan tatkala Ida merasakan pedih
sebagai pemuda yang ramah dan dapat luka pukulan dari ayahnya. Ida yang
bersosialisasi sewajarnya. Namun hal telah melarikan diri dari rumah menuju
itu bertentangan dengan realita yang rumah Nenek Tati karena merasa takut
terjadi. Sebaliknya, Sumarto dengan oleh siksaan ayahnya membawa
sadar menjerumuskan Ida ke dalam pengaruh besar terhadap orang lain
jurang indah. Ini berarti Sumarto telah sehingga ini menjadi sebuah konflik
melakukan pelanggaran atas keluarga permasalahan keluarga yang dibawa Ida
Permana karena dengan beraninya ke luar ranah keluarga. Sekeras apapun
Sumarto membawa Ida demi memenuhi seorang ayah tidak sampai hati
kepentingan nafsunya saja. Hal ini membunuh anak perempuannya.
dinilai sebagai pelecehan bagi mereka. Namun, posisi Ida dalam hal ini adalah
Permana dan Saleha merasa tersinggung posisi anak yang tidak bisa menahan
atas sikap yang dilakukan oleh Sumarto permasalahan dalam keluarga sehingga
sehingga hal ini menjadi sebuah konflik isu permasalahan hinggap di telinga
bagi mereka. Nenek Tati.

42
Konflik Antar-tokoh dan Antar-agama dalam
Novel Keluarga Permana karya Ramadhan K.H

“Dengan terpatah-patah Ida kehilangan wibawa di hadapan istri dan


menceritakan pengalamannya yang anaknya. Pengangguran adalah satu kata
baru saja terjadi. Dia dipukuli yang dapat mematikan kedudukan laki-
ayahnya, dicambuk dengan rotan laki di dalam berumah tangga. Hal ini
panjang yang sudah biasa tersedia terjadi pada tokoh Permana yang
di atas lemari pakaian. Sebelum itu mengalami perubahan karakter menjadi
ayahnya telah memukuli dan seorang pemarah sehingga ia tidak
menendang ibu, Ida yang kemudian percaya terhadap pekerjaan di mana pun
lari entah ke mana.” (Ramadhan yang menurutnya tidak adil, ia merasa
K.H., 1986:23) tersisihkan (dibohongi) oleh pekerjaan
Status sebagai seorang kepala yang selama ini menurutnya adalah
keluarga disoroti dari berbagai sudut sebagai batu pijakan. Ia merasa
mata masyarakat. Status adalah ketakutan hal itu akan terjadi lagi.
menentukan posisi kedudukan Seharusnya tugas seorang istri tidaklah
seseorang di mata masyarakat membicarakan keburukan-keburukan
umumnya. Menurut Linton (1984:148), yang dimiliki oleh suaminya terhadap
“Status mewakili posisi setiap individu orang lain. Sebaliknya seorang istri
dalam berhubungan dengan masyarakat seharusnya dapat menutupi keburukan
sebagai suatu keseluruhan.” Permana suaminya dan sebaliknya.
merasa kehilangan statusnya sebagai Mencari pekerjaan di luar, dia
kepala keluarga karena mengalami tidak mau lagi. Dia merasa
pengangguran dari pekerjaan yang ketakutan. Dia katakan,
selama ini ditekuninya. ketidakadilan sudah meranjah ke
Berkomunikasi dengan orang mana-mana. Dia merasa terpukul
lain demi mendapatkan jalan keluar sekali oleh pengalamannya di
adalah hal yang baik. Begitu pula hal pabrik itu. Dia sudah kapok. (h.
yang telah dilakukan oleh Saleha dalam 29). Permana tidak menemukan
menanggapi suaminya yang berlaku keadilan. Ia merasa dikenakan
keras itu dengan cara mendiskusikannya keputusan yang jauh dari adil. Ia
kepada orang lain, Bi Tati. Namun merasa dikambinghitamkan. Ia
sayang sekali, perbincangan antar kedua merasa bingung. (Ramadhan K.H.,
tokoh tersebut tidak dapat 1986:42)
menyelesaikan permasalahan. Dalam tahap sosialisasi, manusia
Realitanya, Saleha secara tidak membutuhkan kehadiran orang lain
langsung telah memberikan coretan sebagai perkembangan dalam
hitam bagi suaminya dengan bercerita berinteraksi sosial. Menurut Effendi dkk
kekerasan yang telah dilakukan oleh (2006:68) ada tiga tahap dalam
Permana. Kekerasan yang dilakukan sosialisasi, yaitu interaksi tahap
Permana merupakan ciri khas yang
keluarga, interaksi tahap orang-orang
barangkali ingin ditampilkan oleh yang dianggap penting (significant
pengarang untuk menggambarkan others), dan interaksi tahap timbal-balik
keadaan kehidupan masyarakat yang terhadap orang lain (generalized
keadaan ekonominya berada di garis others). Jika seseorang telah memiliki
menengah ke bawah. Kehilangan ketiga tahap ini, dapat diartikan bahwa
sebuah pekerjaan adalah pemikiran seseorang telah mampu untuk
yang berat bagi seorang kepala keluarga berinteraksi dengan siapapun orang
apalagi jika sampai ia mengalami yang ada dihadapannya. Biasanya,
sebuah pengangguran. Seolah-olah ia proses ini terjadi pada seseorang yang

43
Jurnal al-Tsaqafa Volume 13, No. 01, Januari 2016

akan menghadapi masa kedewasaan, disalahkan itu tidak dapat membuat


seperti tokoh Ida yang telah dengan dirinya menjadi seseorang yang merasa
cermat menghadapi kejadian yang nyaman. Artinya, Ida lebih baik
melintas di depan matanya. Kehadiran tersalahkan dari pada wibawa orang
Sumarto sebagai orang lain (pada tuanya hilang di mata Sumarto.
mulanya) merupakan gejala awal dari Ida merasa disalahkan. Ia tidak
interaksi tahap tiga, generalized others, terima. Tapi untuk menyampaikan
pada saat Ida mulai menanggapi prasangkanya, bahwa ayahnya
kehadiran Sumarto dengan penuh rasa berusaha memisahkan mereka, ia
girang. Hal ini dinilai sebagai sebuah merasa tidak patut. Bagaimanapun
konflik dari luar yang masuk ke dalam ia merasa tidak pantas menjelek-
keluarga Permana dengan hadirnya jelekan ayahnya sendiri. Ia diam
seorang pemuda yang bernama beberapa saat. (Ramadhan K.H.,
Sumarto itu. 1986:69)
Permana mulai jengkel. Kemarin ia Dalam konsep keagamaan,
menyaksikan dari balik pintu kaca hamil di luar nikah merupakan aib besar
Ida masuk ke kamar Sumarto. Ia di dalam keluarga karena pengaruhnya
lihat bagaimana kedua orang di dapat menyebar dalam penurunan
sana nampak begitu akrab. Ia reputasi kedudukan baik orang tua
saksikan bagaimana Ida berebutan ataupun anak yang mengalaminya di
buku dengan Sumarto sambil mata masyarakat. Menurut Prabasmoro
tertawa kecil cekikikan. Ia merasa (2007:89),” hamil adalah praktik sosial
tidak enak, canggung, muak dan yang diletakkan dalam kerangka sosial.
cemburu jadi satu. (Ramadhan Kita harus hamil dengan benar untuk
K.H., 1986:59) dapat hamil dengan berterima.” Benar
bahwa seorang perempuan harus hamil
b. Konflik Antaragama dalam garis yang wajar karena jika tidak
Keberadaan orang tua dalam wajar ia akan mendapatkan cemoohan
kacamata agama merupakan orang yang atau ejekan dari mata masyarakat. Hal
harus dihormati oleh anak. Mitos cerita ini didapati Ida karena Ida telah hamil
tentang Malin Kundang, seorang anak di luar kewajaran dan ini merupakan
yang durhaka, terhadap ibunya menjadi konflik besar dalam keluarga yang
momok masyarakat sehingga kaitannya di mata agama adalah
keberadaan seorang anak dalam agama berdosa. Menurut pandangan agama
harus menjadi seseorang yang patuh Islam, Ida telah melakukan zina ghairu
akan titah dari orang tua. Dalam muhsan, yaitu telah melakukan dosa,
permasalahan ini, seorang Ida yang yakni perbuatan suami istri yang
merasa disalahkan karena kebohongan dilakukan sebelum waktunya. Ida telah
yang dibuat oleh ayahnya tidak serta melanggar pelanggaran dalam kacamata
merta membuat Ida mengungkap agama yang diyakininya, Islam.
kebohongan yang telah dilakukan oleh Sudah berapa bulan?” tanyanya.
ayahnya. Eksistensi Ida sebagai seorang “dua bulan lebih rasanya.bibi jadi
anak yang berbakti terhadap ayahnya takut. Dan itu . . . . Nen Ida
sangat besar dengan cara Ida dapat muntah-muntah. Dan Bibi pernah
menahan konflik dengan ayahnya agar saksikan Nen Ida dipeluk oleh Den
tidak muncul, namun tidak dengan Toto. Dipeluknya di tempat tidur.”
konflik kekasihnya, Sumarto. (Ramadhan K.H., 1986:73)
Bagaimanapun posisi Ida yang merasa

44
Konflik Antar-tokoh dan Antar-agama dalam
Novel Keluarga Permana karya Ramadhan K.H

Cinta telah membuat mata hati menjadi sesosok Ida yang secara fisik
Ida menjadi buta. Rasa malu yang Katolik, namun secara batin Islam.
dideritanya tidak serta merta dapat Perbedaan keyakinan dalam bentuk
menjadi kuat dalam mempertahankan pernikahan yang menjadikannya satu
keyakinannya sebagai seorang yang adalah hal pokok dalam menjalani
muslim. Ini menjadi konflik besar bagi bahtera kehidupan rumah tangga. Kakek
orang tua Ida, terutama Ibunya, Saleha. Ida, Mang Ibrahim, menyayangkan Ida
Ida lebih baik menangguhkan keyakinan yang berpindah keyakinan dengan cara
yang selama ini ia pegang demi hidup karena Ida memiliki cinta terhadap
bersama laki-laki yang dicintainya. Hal orang yang berlainan keagamaan. Mang
ini menandakan bahwa Ida bukanlah Ibrahim lebih menyalahkan orang tua
sesosok muslim yang berpegang teguh Ida karena menurutnya orang tua yang
terhadap agama yang diyakininya kuat adalah mereka yang tidak akan
karena dengan mudahnya ia melepas anaknya dengan cara mudah
menangguhkan keyakinannya. dari cengkramannya. Hal ini pun
“Saya yang akan menyesuaikan”. menjadi konflik besar bagi Permana dan
“Apa maksudmu?” tanya Saleha keluarganya.
asambil mengangkat muka. “Aduh,” sesal Mang Ibrahim,
“Ya, saya yang akan “cucuku lepas. Hilang dari
menyesuaikan. Saya yang akan jadi lingkungan kita. Ini kesalahan
Katolik,” kata Ida dengan nada orang tuanya, kesalahan orang
seperti segala akibat sudah ia tuanya.” Hatinya pilu benar. Ia
pikirkan dengan matang. (h. 132) merasa kecurian sesuatu yang amat
....“Saya sudah di baptis, Mamah,” berharga, yang dibawa lari ke
kata Ida sambil menengadah, tempat yang pantang untuk
menatap mata ibunya. Lalu ditengok. (Ramadhan K.H.,
tangisnya membersit lagi 1986:145)
(Ramadhan K.H., 1986:140) Dalam hal ini, barangkali
Namun dalam pengertian lain, Ramadhan sebagai pengarang ingin
Ida membantah keyakinannya terhadap menampilkan sesuatu yang berbeda
ajaran agama barunya, Katolik, karena dalam karyanya dengan mengangkat
dalam hatinya masih terbesit bahwa ia tema pernikahan ala Katolik dalam
masih berkeyakinan terhadap agama wilayah Islam. Mang Ibrahim merasa
lamanya, Islam. Hal ini menandakan kaget atas cara pernikahan yang
bahwa Ida bukanlah seseorang yang dilakukan oleh Ida dan Sumarto karena
konsisten dalam beragama. Realitanya, pada dasarnya Mang Ibrahim
secara fisik ia Katolik, namun secara mengetahui cucunya adalah seorang
batin ia beragama Islam. yang Islam. Praktik pernikahan yang
Sementara hatinya masih memihak dilakukan di rumah Permana merupakan
kepada keyakinannya yang lama, praktik pernikahan yang tidak
kepada ajaran yang pernah sewajarnya dalam ajaran Islam. Namun
diberikan oleh Nenek Lengkong sebenarnya hal ini tidaklah menyalahi
sewaktu ia masih kecil sekalipun adat karena Ida kini telah menjadi anak
jauh dari mendalam. (Ramadhan Maria. Yang menjadi tolok ukur adalah
K.H., 1986:139) keberadaan lingkungan yang tidak
Perbedaan keyakinan antara Ida wajar, yaitu berada di rumah yang
dan Sumarto merupakan hal yang harus bernotabene Islam.
dipikirkan secara mendalam. Tidaklah

45
Jurnal al-Tsaqafa Volume 13, No. 01, Januari 2016

“Tahu Anda, Pastor, kalau sampai Effendi. Drs. Ridwan, dkk. 2006. Ilmu
terjadi yang serupa ini di kampung Sosial Budaya dan Budaya Dasar.
saya? Bisa-bisa rumah ini Jakarta: Kencana Prenada Media
dilempari dengan batu.” Group.
(Ramadhan K.H., 1986:147)
Persoalan yang terjadi dalam Endraswara, Suwardi. 2008. Metodologi
konflik antaragama terlihat kontradiksi, Penelitian Sastra.
namun tidak sampai menimbulkan Yogyakarta:MedPress.
kericuhan yang besar. Dalam hal ini
Ramadhan dengan piawai menyusun Hardjana, Andre. 1994. Kritik Sastra
konflik antar agama tanpa harus ada Sebuah Pengantar. Jakarta: PT
sebuah pertengkaran yang hebat. Gramedia Pustaka Utama.

8. Penutup K.H Ramadhan. 1986. Keluarga


Hasil penelitian konflik dalam novel Permana. Jakarta: PT Dunia
Keluarga Permana karya Ramadhan Pustaka Jaya.
K.H ini menimbulkan dua konflik.
Klarer, Mario. 1998. An Introduction to
Konflik antartokoh dalam keluarga
Literary Studies. London:
menimbulkan hubungan sebab akibat,
Routledge.
yakni terlihat pada tokoh Ida yang
menjadi perempuan sensitif dan agresif Laelasari, S.S dan Nurlailah, S.S, 2007.
karena mendapatkan penyiksaan yang Ensiklopedia Tokoh Sastra
berlebih dari ayahnya, Permana. Indonesia. Bandung: Nuansa
Konflik antar tokoh di luar keluarga pun Aulia.
menimbulkan hubungan causal (sebab
akibat), yakni membuat tokoh Ida Linton, Prof. Dr. Ralph. 1984. The
menjadi seseorang yang berpindah Study of Man. Bandung: Jemmars.
keyakinan disebabkan pengaruh dari
luar dengan datangnya sosok pemuda Prabasmoro, P. Aquarini. 2007. Kajian
yang bernama Sumarto. Adapun konflik Budaya Feminis Tubuh, Sastra,
antaragama menyebabkan sebagian dan Budaya Pop. Yogyakarta:
orang-orang yang menyayangi Ida dan Jalasutra.
menyayangkan keputusan Ida yang
berpindah keyakinan sehingga harus Rosidi, Ajip, 2000. Ensiklopedia Sunda.
kehilangan keyakinan yang sudah sejak Jakarta: Pustaka Jaya.
lama dimilikinya, Islam.
Saini, K.M. 1986. Protes Sosial dalam
Daftar Pustaka: Sastra. Bandung: Angkasa.
Boal, Augusto. 1985. Theatre of The
Oppressed. New York: Theatre Suharto, Sugihastuti. 2010. Kritik
Communications Group. Sastra Feminis Teori dan
Aplikasinya. Yogyakarta: Pustaka
Damono, Sapardi Djoko. 1979. Pelajar.
Sosiologi Sastra Sebuah
pengantar Ringkas. Jakarta: Pusat
Pembinaan dan Pengembangan
Bahasa Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan.

46

Anda mungkin juga menyukai