Sianipar
Nim : 4193121039
Kelas : PSPF 19 C
Matkul : Kewirausahaan
1. Ruben Onsu
Chairul Tanjung lahir di Jakarta dari pasangan Abdul Ghafar Tanjung dan Halimah.
Ayahnya adalah seorang wartawan pada orde lama yang menerbitkan surat kabar beroplah
kecil. Sedangkan ibunya merupakan seorang ibu rumah tangga. Ayah Chairul berasal
dari Sibolga, Sumatra Utara, sedangkan ibunya dari Cibadak, Jawa Barat. Chairul berada
dalam keluarga bersama enam saudara lainya. Ketika Orde Baru, usaha ayahnya dipaksa
tutup karena berseberangan secara politik dengan penguasa saat itu. Keadaan ini memaksa
orang tuanya menjual rumah dan mereka tinggal di kamar losmen yang sempit. Selepas
menyelesaikan sekolahnya di SMK Negeri 1 Jakarta pada tahun 1981, Chairul masuk
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia. (lulus 1987). Ketika kuliah inilah ia
mulai masuk dunia bisnis dan juga mendapat penghargaan sebagai Mahasiswa Teladan
Tingkat Nasional 1984-1985. Demi memenuhi kebutuhan kuliah, ia berjualan buku kuliah
stensilan, kaos, dan fotokopi di kampus.
Prof. DR. (H.C.) drg. Chairul Tanjung, M.B.A. (ejaan Soewandi: Chairul
Tandjung, lahir 18 Juni 1962) adalah pengusaha asal Indonesia. Ia menjabat
sebagai Menko Perekonomian menggantikan Hatta Rajasa sejak 19 Mei 2014 hingga 20
Oktober 2014. Namanya dikenal luas sebagai pengusaha sukses yang memimpin CT Corp.
Chairul memulainya bisnisnya ketika ia kuliah di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas
Indonesia. Sempat jatuh bangun, akhirnya ia sukses membangun bisnisnya. Kini
perusahaan konglomerasi miliknya CT Corp, menjadi sebuah perusahaan yang
membawahkan beberapa anak perusahaan seperti Trans Corp, Bank Mega, dan CT Global
Resources. Saat ini, Chairul Tanjung juga menjadi jajaran direksi beberapa perusahaan,
yaitu Pariarti Shindutama, CT Corp, dan Para Rekan Investama.
Chairul juga pernah mendirikan sebuah toko peralatan pada
bidang kedokteran dan laboratorium di bilangan Senen, Jakarta Pusat, namun
bangkrut. Selepas kuliah, Chairul mendirikan PT Pariarti Shindutama bersama tiga
rekannya pada tahun 1987. Bermodal awal Rp 150 juta dari Bank Exim, mereka
memproduksi sepatu anak-anak untuk ekspor. Keberuntungan berpihak padanya, karena
perusahaan tersebut langsung mendapat pesanan 160 ribu pasang sepatu dari Italia. Akan
tetapi karena perbedaan visi tentang ekspansi usaha, Chairul memilih pisah dan mendirikan
usaha sendiri. Kepiawaiannya membangun jaringan dan sebagai pengusaha, membuat
bisnisnya semakin berkembang. Mengarahkan usahanya ke konglomerasi, Chairul
mereposisikan dirinya ke tiga bisnis inti: keuangan, properti, dan multimedia. Di bidang
keuangan, ia mengambil alih Bank Karman yang kini bernama Bank Mega. Ia menamakan
perusahaan tersebut dengan Para Group. Perusahaan konglomerasi ini mempunyai Para Inti
Holdindo sebagai father holding company, yang membawahkan beberapa sub-holding,
yakni Para Global Investindo (bisnis keuangan), Para Inti Investindo (media dan investasi),
dan Para Inti Propertindo (properti).
Di bawah Para Group, Chairul memiliki sejumlah perusahaan di bidang finansial,
antara lain Asuransi Umum Mega, Asuransi Jiwa Mega Life, Para Multi Finance, Bank
Mega, Mega Capital Indonesia, Bank Mega Syariah, dan Mega Finance. Sementara di
bidang properti dan investasi, perusahaan tersebut membawahi Para Bandung Propertindo,
Para Bali Propertindo, Batam Indah Investindo, dan Mega Indah Propertindo. Di
bidang penyiaran dan multimedia, Para Group memiliki Trans TV, Trans7, Mahagagaya
Perdana, Trans Fashion, Trans Lifestyle, dan Trans Studio. Khusus di bisnis properti, Para
Group memiliki Bandung Supermall. Mal seluas 3 hektar ini menghabiskan dana Rp 99
miliar. Para Group meluncurkan Bandung Supermall sebagai Central Business
District pada 1999. Sementara di bidang investasi, pada awal 2010 Para Group melalui
anak perusahaannya, Trans Corp membeli sebagian besar saham Carefour Indonesia, yakni
sejumlah 40 persen. MoU (memorandum of understanding) pembelian saham Carrefour ini
ditandatangani pada tanggal 12 Maret 2010 di Prancis. Pada tahun 2010, majalah
ternama Forbes menempatkan Chairul sebagai salah satu orang terkaya di dunia. Ia berada
di urutan ke-937 dengan total kekayaan mencapai USD 1 miliar. Satu tahun kemudian,
menurut Forbes, kekayaan Chairul telah meningkat lebih dari dua kali lipat, yakni dengan
total kekayaan USD 2,1 miliar. Tahun 2014, Chairul memiliki kekayaan sebesar USD 4
miliar dan termasuk orang terkaya nomor 375 dunia. Pada tanggal 1 Desember 2011,
Chairul Tanjung meresmikan perubahan Para Grup menjadi CT Corp. CT Corp terdiri dari
tiga perusahaan sub holding: Mega Corp, Trans Corp, dan CT Global Resources yang
meliputi layanan finansial, media, ritel, gaya hidup, hiburan, dan sumber daya alam.
Pelajaran yang dapat diambil dari Chairul Tanjung yaitu memulai adalah sesuatu
yang sulit, kesempatan dalam hidup adalah hal yang harus dijalani, dan jika berakhir tidak
sesuai keinginan, maka dapat menjalani yang lain. Maka, apapun rintangannya, jalani
semua itu sampai selesai.
3. Maharani Kemala
Kadek Maharani Kemala Dewi lahir di Gianyar, Bali pada 3 September 1988.
Ia dikenal sebagai seorang pengusaha di bidang kosmetik dan kecantikan. Maharani
Kemala merupakan pengelola klinik kecantikan MS Glow di Denpasar, Surabaya,
Bandung, Sidoarjo, Malang, dan Jakarta bersama Shandy Purnamasari. Sebelum
menjadi pengusaha, Maharani Kemala pernah bekerja di salah satu bank BUMN.
Maharani Kemala tak mudah berpuas diri dan terus mengembangkan bisnisnya.
Salah satu yang dijajal Maharani Kemala adalah bisnis pariwisata. Bisnis tersebut
menyediakan jasa untuk wisatawan Bali yang ingin melihat keindahan Pulau Dewata
dari udara. Bisnis penyewaan helikopter tersebut laris manis dijajal para artis seperti
Raffi Ahmad hingga Baim Wong.
Saat membangun usahanya bersama Shandy Purnamasari, Maharani Kemala
mengaku tidak pernah berhasil meminjam modal usaha ke bank. Ia selalu mendapat
penolakan saat meminjam sejumlah dana, bahkan kesulitan mendapat investor.
Berkat kegigihannya, kini usaha Maharani Kemala sukses besar. Bahkan ia telah
mendirikan sebuah bank bernama Bank Urban sejak 2019.
Sebelum mendirikan perusahaan bersama, Maharani Kemala menjadi reseller
Shandy Purnamasari yang lebih dulu jadi pengusaha. Dua tahun berteman tanpa
pernah bersua, keduanya memutuskan mendirikan sebuah brand bersama. Setelah
dipertemukan, tercetuslah nama MS Glow yang saat ini begitu dikenal. MS
merupakan singkatan inisial nama mereka berdua. Maharani Kemala membocorkan
bahwa usahanya dan Shandy maju pesat karena reseller yang solid.
Di usia 32 tahun, Maharani Kemala telah sukses dengan berbagai usaha yang
berada di bawah naungan Urban Company. Namun tahukah kamu, Maharani Kemala
rupanya merupakan lulusan Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Udayana,
Bali. Sebelum menjadi pengusaha, wanita kelahiran Gianyar, 3 September 1988 ini
juga pernah bekerja di salah satu bank milik BUMN.
Bisnis yang dijalani Maharani Kemala tidak diraih secara instan. Maharani
Kemala dulunya berbisnis dengan sistem Cash on Delivery (COD) dengan
memberikan pelayanan menghampiri pelanggan saat masih bekerja sebagai
karyawan. Motor yang digunakan Maharani Kemala pun dibelinya dengan uang
sendiri. Kegigihan Maharani Kemala membuatnya mendapat penghargaan Indonesia
Women Award 2018/2019 di bidang Women in Beauty. Selain itu, Maharani Kemala
juga menjadi salah satu sosok berpengaruh di Indonesia.
Pelajaran yang dapat diambil dari Maharani Kemala yaitu lakukan lah segala
sesuatu dengan Kerja keras dan tekad yang kuat, memulailah semua dari nol tanpa rasa
malu hingga keberanian dibutuhkan sehingga menjadi seorang yang sukses.