Anda di halaman 1dari 3

KOPISME menonton tivi.

Mereka diundang kepala desa


untuk suatu pembicaraan penting. Dengan kepala
desa sebagai pemimpin, rapat itu berjalan
Sang kepala desa suka minum kopi. dengan lancar. Sebagai seorang eks anggota ABRI
Persis kebiasaan di daerahnya; warisan turun era perang di Timor Timur, Timor Leste sekarang,
temurun, tradisi. Makanya selain karena dia sangat tegas. Tata tertib rapat diperhatikan
kesukaan, hitung-hitung dia ikut memelihara betul.
tradisi, budaya daerah. Kalau tidak minum kopi
“Jadi sudah jelas sekarang. Badu,
kepalanya akan pening berat siang hari hingga
dimana kamu bertugas?” tanya tegas kepala
malam. Konon itu efek ketagihan tubuh akan
desa.
kafein, tetapi baginya itu teguran dari nenek
moyang. Hanya sekali dalam hidupnya dia “Dusun tiga, Bapak”, jawab orang yang
mengalami teguran itu. Dalam sebuah diacuh Badu tadi.
penyeberangan veri yang menghabiskan waktu
sehari semalam dia lupa membawa bekal bubuk “Tarno?”
kopi. Di veri hanya ada minuman instan olahan
“Dusun satu, pak”, sahut Tarno.
kopi, ya kapucino, moka. Tidak mempan. Harus
kopi asli. Kepalanya pening. Ya hanya sekali itu. “Markus?”
Tetapi dari situ keyakinannya akan teguran nenek
moyang menemukan pembuktian. Sejak itu dia “Dusun dua, pak”, sahut Markus.
selalu membawa kopi bubuk kemanapun. “Petrus?”
Dia memang maniak kopi. Pagi minum “Dusun empat, Bapak”, Petrus
kopi, sore minum kopi. Di antara kedua waktu menjawab.
itupun dia minum kopi, terlebih jika ada tamu.
Dari semua orang di desa, dia yang paling banyak “Bagus. Untuk kalian yang lain, seperti
tamu; sekurang-kurangnya dua per hari. Jadi sudah dibagi tadi, ikut ketua di masing-masing
setidaknya setiap hari dia menghabiskan dua kelompok dusun kalian. Kerja yang efisien. Data
cangkir besar kopi wajib pagi sore dan tambahan itu harus sudah masuk Sabtu ini. Paham?”
paling kurang dua cangkir dari menjamu tamu.
“Paham, Pak”, para pemuda menjawab
Jangan lupakan juga secangkir nyaris wajib
kompak.
karena hampir setiap malam rumahnya
dikunjungi para pemuda desa untuk bermain “Bagus. Sekarang tambah kopinya.”
pimpong, catur atau sekedar nonton tivi yang Masing-masing pemuda mengajukan gelas
hanya dua orang di desa yang punya: dia dan kopinya yang sudah tandas. Luri, istri kepala desa,
kepala sekolah SD. satu-satunya wanita dalam kelompok itu, segera
mengisi gelas-gelas itu.
Malam itu secangkir nyaris wajib itu ikut
menambah enam gelas kopi yang diminumnya ****
pagi sore dan di antaranya. Para pemuda
berkunjung. Tetapi malam itu mereka tidak Pada sabtu yang dijanjikan, para
datang untuk main pimpong, catur atau pemuda berkumpul kembali di rumah kepala
desa. Gelas-gelas berisi kopi segera diedarkan. apalagi yang lebih kejam dari itu?” Petrus
Dan tentu saja secangkir besar untuk kepala desa. menjelaskan dengan berapi-api.

“Bagaimana? Tidak ada keluhan selama “Musuh-musuh budaya demikian harus


pengumpulan data ini jadi saya asumsikan kita singkirkan,” kata kepala desa dengan nada
semuanya lancar.” Kepala desa paling tidak suka tinggi. Jika demikian para pemuda hanya diam,
basa basi. diam-diam menyeruput kopi.

“Lancar, pak,” para pemuda menyahut ****


kompak.
Para siswa SD menangis sejadi-jadinya.
“Laporannya?” Para ketua kelompok Ibu Yani yang membantu di Puskesmas ikut
dusun menyerahkan laporannya. menangis sejadi-jadinya. Kepala sekolah akan
pindah. Mantri di Puskesmas dimutasikan ke
“Barangkali ada yang mau daerah asalnya. Dua truk kayu itu penuh sesak
menyampaikan catatan-catatan tertentu selama barang-barang dari kedua keluarga. Kepala Desa
pengambilan data di dusun-dusun?” yang hadir berada paling depan dari kerumunan
Tarno mengacungkan jarinya. Kepala desa warga di alun-alun desa. Dia juga tak kuasa
mengangguk. menahan air mata yang mulai menitik
diwajahnya. Orang-orang desa maklum. Kedua
“Dari dusun satu hanya ada satu orang yang pergi adalah sahabat-sahabatnya.
keluarga yang tidak minum kopi. Keluarga Mereka ingat kata-kata kepala desa dalam
kepala sekolah. Mereka minum susu. Lagipula sambutannya pada malam perpisahan itu.
ada laporan dari para tetangga kalau dia
mencoba mempengaruhi mereka untuk beralih “Siapa lagi yang akan menghadirkan
dari kopi ke susu. Beberapa dari mereka sudah warna lain dalam acara minumku? Hitam kopiku
sedikit terpengaruh antara lain dengan tidak akan lagi ditemani coklat teh pak mantri
mencampur kopi dan susu. Kopi susu, katanya.” dan putih susu pak kepala sekolah. Selamat
Tarno menjelaskan. jalan sahabatku. Sampai jumpa lagi.”

“Begitu ya. Bagus sekali.” Tarno Truk pelan-pelan bergerak


tersenyum. “Yang lain?” kepala desa meninggalkan desa. Debu-debu yang biasanya
melanjutkan. terbang dengan liar di belakang kendaraan hari
itu hanya diam saja. Pagi tadi hujan.
“Dusun empat, pak,” Petrus menyahut.
Kepala desa mengangguk. “Hampir mirip ****
dengan laporan saudaraTarno, pak. Di dusun Kepala desa keluar dari kamarnya
lima banyak warga sudah tidak minum kopi. dengan setelan terbaiknya. Senyumnya lebar.
Setelah kami selidiki, ternyata Pak Mantri yang Para pemuda yang duduk bersila di atas tikar
berada di belakang semua itu. Warga yang dengan bergelas-gelas kopi di depan mereka
berobat ke Puskesmas disuruhnya pantang kopi. tahu betul kalau kepala desa sedang bahagia.
Warga jadi berpikir kalau kopi itu buruk. Fitnah Tepat.
“Seperti yang kalian lihat, saya sedang
bahagia. Impian saya agar budaya kita
ditegakan sudah menemukan realisasinya yang
paling besar. Musuh-musuh kebudayaan kita
telah berhasil kita singkirkan. Para pembelot
dalam desa akan kita bereskan kemudian,”
kepala desa berkata dengan nada riang.

“Ayo minum,” lanjutnya kemudian.


“Untuk kopi dan budaya.”

Para pemuda mengangkat gelas mereka tinggi-


tinggi sambil menahan panas.

“Untuk kopi dan budaya.” Seruh


mereka dengan kompak. Mereka minum.
Ngobrol-ngobrol dengan gaduh.

“Bapak, ada yang mau saya tanyakan.


Bagaimana dengan acara tujuh belasan nanti?”
tanya tarno di selah acara minum itu.

“Sudah saya pikirkan. Bendera merah


putihnya nanti kita perciki kopi biar ada bercak-
bercak kopinya. Bukankah itu mempertegas ciri
kebudayaan kita?” tanya kepala desa retoris.
Para pemuda mengangguk-angguk menenggak
kopi.

Anda mungkin juga menyukai