REVISI
TABEL SPESIFIKASI
Oleh
HAPPY KHOIRUNNISA’
110210302016
KELAS A
UNIVERSITAS JEMBER
2013
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis kehadirat Allah SWT, atas rahmat-Nya maka penulis
dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul Tabel Spesifikasi.
Penulisan makalah ini adalah salah satu tugas matakuliah Evaluasi Hasil
Belajar Bidang Studi. Dalam Penulisan makalah ini, penulis merasa masih banyak
kekurangan-kekurangan baik pada teknik penulisan maupun materi, mengingat
akan kemampuan yang dimiliki penulis belum maksimal. Untuk itu kritik dan
saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan
makalah ini.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................i
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB 1. PENDAHULUAN......................................................................................2
BAB 2. PEMBAHASAN.........................................................................................4
BAB 3. PENUTUP................................................................................................22
3.1 Kesimpulan...................................................................................................22
3.2 Saran.............................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................23
iii
2
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Manfaat
3
4
BAB 2. PEMBAHASAN
Untuk menjaga agar tes yang Kita susun Tidak menyimpang dari bahan
(materi) serta aspek kejiwaan (tingkah laku) yang akan dicakup dalam
tes,dibuatlah sebuah tabel spesifikasi.
Tabel spesifikasi dapat disebut juga sebagai grid,kisi-kisi atau Blue print.
Ujudnya adalah sebuah tabel yang memuat tentang perperincian materi Dan
tingkah laku beserta imbangan/proporsi yang dikehendaki oleh penilai. Tiap kotak
diisi dengan bilangan yang menunjukkan jumlah soal.
1
Suhasimi, 2007 hal. 185
Contoh :
TABEL SPESIFIKASI
5
penunjangnya. Apa yang disajikan diatas mengikuti kebiasaan yang Ada dalam
praktek. Karena yang tersedia dihadapan guru adalah materi yang tercakup dalam
buku,maka barulah dari materi tersebut dirumuskan,khususnya bagi mereka yang
belum terbiasa menyusun soal.
Kebiasaan yang salah dan tidak boleh lagi diteruskan adalah dari materi
disusun soalnya,baru kemudian dirumuskan indikatornya.
A. 0 m/dt2
B. 0.5 m/dt2
C. 2 m/dt2
D. 4 m/dt2
Dalam beberapa tahun terakhir ini istilah “table spesifikasi atau kisi-kisi”
ini mulai luntur dikalangan guru-guru. Sebagai alasan lunturnya adalah
munculnya istilah “indikator”. Sebetulnya kita tidak perlu “kagum”, “terharu”,
atau “lekas terpengaruh” dengan munculnya istilah-istilah baruyang justru
kadang-kadang membuat kita bingung, padahal sebetulnya sama saja. Istilah
“indicator” sebetulnya tidak berbeda banyak dengan inti aspek yang dirumuskan
dalam Tujuan Instruksional Khusus atau Indikator. Tentu saja berbeda, tetapi
dalam aplikasinya tidak jauh berbeda. Oleh karena itu, agar tidak membingungkan
6
pembaca, istilah yang digunakan dalam buku ini tetap “kisi-kisi” atau “table
spesifikasi”. 2
Contoh;
1. Pengertian (2)
2
Suharsimi Arikunto, 2012 hal. 200-202
3
Drs.Zainal Arifin, 2011 hal. 93
7
Dari contoh di atas, maka pokok-pokok materi dapat dipindahkan kedalam
tabel dan mengubah indeks menjadi persentase. lnilah merupakan langkah kedua
dari pembuatan tabel spesifikasi.
Aspek yang
Diungkap
Pokok Materi Ingatan Pemahaman Aplikasi Jumlah
Pengertian 7
evaluasi (14%)
Fungsi 10
evaluasi (21%)
Macam- 18
macam cara
evaluasi (36%)
Persyaratan 15
Evaluasi
(29%)
Jumlah 50 butir soal
8
kebijaksanaan guru untuk memperkirakan banyaknya butir soal agar tidak terlalu
sedikit maupun terlalu banyak.
2. bentuk soal.
Sampai dengan langkah ketiga, cara yang dilalui sama bagi seluruh bidang
studi.
Yang dimaksud dengan “seragam" di sini adalah bahwa antara pokok maferi yang
satu dengan pokok materi yang lain mempunyai kesamaan dalam imbangan aspek
tingkah laku. Misalnya 50% untuk ingatan, 30% untuk pemahaman, dan 20%
untuk aplikasi. Apabila demikian halnya, maka angka persentase dapat dituliskan
pada kolom, di bawah kata- kata "lngatan", "Pemahaman", dan "Aplikasi".
Selanjutnya banyak butir soal untuk setiap sel (kotak kecil) diperoleh dengan Cara
menghitung persentase dari banyaknya soal bagi tiap pokok materi yang sudan
tertulis di kolom paling kanan. Perlu diperhatikan bahwa angka yang diperoleh
untuk setiap sel merupakan pembulatan dari perhitungan dengan cara mereka-reka
atau menggeser-gesernya sehingga jumlah -ke samping dan ke bawah diperoleh
angka benar.
9
Contoh :
10
Contoh :
TABEL SPESIFIKASI PENYUSUNAN TES IPS
Aspek yang diukur
Ingatan Pemahaman Aplikasi Jumlah
Pokok materi
(50%) (30%) (20%) (100%)
Bab 1 (40%) (A) (B) (C)
Bab 2 (30%) (D) (E) (F)
Bab 3 (30%) (G) (H) (I)
Jumlah (100%) 40
Dengan demikian maka label s|pesifikasi penyusunan tes IPS tersebut akan
terisi seperti dibawah ini.
11
Bab 1 (40%) (A) 8 (B) 5 (C) 3 16
Bab 2 (30%) (D) 6 (E) 4 (F) 2 12
Bab 3 (30%) (G) 6 (H) 4 (I) 2 12
Jumlah (100%) 40
Dalam keadaan lain misalnya hal osmose dan difusi, hanya dapatdipahami
dan diaplikasikan, sebaiknya tidak dihafalkan
12
Jumlah (100%) 40
Maka imbangan aspek tingkah laku, tidak dapat dituliskan pada kepala
kolom. Penentuan angka yang menupjukkan banyaknya butir soal pada tiap sel,
ditentukan perbab.
Contoh:
Untuk Bab 1, lngatan 60%, pemahaman 30%, untuk aplikasi 10%, maka:
Untuk Bab 2, lngatan 20% Pemahaman 50%, untuk aplikasi 30%, maka;
Untuk Bab 3, lngatan 20%. pemahaman 20%, untuk aplikasi 60%. maka:
Dengan pengetahuan 2 cara, atau bahkan 3 cara, maka pada waktu akan
membuat tabel spesifikasi pertama-tama harus diadakan perkiraan (judgment)
13
apakah materi-materi yang akan diteskan merupakan materi yang homogen atau
bukan.
Apabila tabel spesifikasi sudah jadi. maka ini berarti bahwa guru sudah
melakukan sesuatu tugas betul dan aman di dalam rangkaian tugas menyusun tes.
Penyusunan tes yang disertai dengan melalui tabel spesifikasi dapat dijamin
bahwa tesnya cukup mempunyai validitas isi dan validitas tingkah laku.
14
maupun mahasiswa. Paling mudah adalah membuat item yang mengukur aspek
ingatan.
Dua langkah lagi sebagai tindak lanjut sesudah menyusun tabel spesifikasi
untuk memperoleh seperangkat soal tes. Dua langkah tersebut adalah: menentukan
bentuk soal dan menuliskan snal-soal tes.
Ada dua hal yang harus dipertimbangkan dalam menentukan bentuk soal.
yaitu:
15
perhatian adalah soal bentuk uraian. Soal bentuk ini paling banyak memakan
waktu walaupun maslh perlu diperinci lagi bahwa soal yang menghendaki siswa
untuk menguraikan, tentu saja lebih banyak memakan waktu dibandingkan
dcngan pertanyaan "mengapa."
Sifat materi, sangat menentukan bentuk soal tes pula. Adakalanya scbuah
pokok materi tidak dapat diukur dengan soal bentuk pilihan ganda karena sukar
dicarikan alternatif yang hamplr sama
Sebelum kita menentukan bentuk soal tes, terlebih dahulu kita harus sudah
mengetahui berapa lama alokasi waktu yang disediakan untuk mengerjakan tes.
Hal-hal yang harus dipertimbangkan dalam menentukan alokasi waktu tes adalah:
1) Untuk tes formatif dari bahan diselesaikan dalam waktu 4-5 kali
pertemuan (@ 45 menit) kira-kira memerlukan 15-20 menit, sedangkan
untuk pelajaran yang berlangsung selama 1 jam pelajaran memerlukan
waktu kira-kira 5-10 menit.
2) Waktu yang digunakan untuk menyelesaikan soal bentuk objektif pilihan
ganda kira-kira1/2 -1 menit untuk setiap butir tes (untuk pilihan ganda
sederhana benar-salah barangkali dapat lebih singkat).
3) Waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan soal bentuk uraian
tergantung dari berapa lama siswa harus berpikir dan menuliskan jawaban.
Untuk menentukan bentuk soal ditinjau dari segi aspek berpikir adalah
sebagai berikut:
16
1) Mendaftar fakta-fakta, istilah, definisi yang terdapat dalam seluruh materi
yang diajarkan. Kita ketahui bahwa fakta dan sebagainya ini berhubungan
dengan aspek ingatan.
2) Mendaftar setiap konsep (pengertian) yang tercakup dalam seluruh materi.
Konsep ini diukur penguasaannya berdasarkan aspek pemahaman siswa.
3) Mencari hubungan antara dua atau beberapa konsep yang ada. Hubungan
konsep ini berhubungan dengan aspek pemahaman tetapim dapat juga
aplikasi.
4) Mempertentangkan konsep-konsep, menggeneralisasikan, dan
menghubungkankonsep dengan masalah kehidupan sehari-hari. Hal ini
berhubungan dengan aspek aplikasi.
5) Memilih hubungan antara beberapa konsep dalam penerapan kedalam
permasalahan yang Iebih Iuas. Kasus permasalahan yang luas dapat
diangkat sebagai pokok untuk menyusun soal bentuk analisis,sintesis, atau
evaluasi.
Yang baru saja diterangkan adalah bentuk-bentuk soal ditinjau dari aspek
yang diukur.
Untuk menentukan bentuk soal ditinjau dari segi konstruksi soal, yaitu
bentuk objektif dan uraian, maka dapat dilakukan sebagai berikut:
17
Dengan pertimbangan butir soal ditinjau dari aspek yang diukur dan
bentuknya, kita akan tahu bahwa antara keduanya terdapat perkaitan. Bentuk
"Hubungan Antarhal" tidak tepat digunakan untuk mengukur aspek ingatan, tetapi
aspek pemahaman ke atas
1) Bahasanya harus sederhana dan mudah dipahami. Perlu diingat sekali lagi
bahwa kesalahan dalam memilih kalimat dapat berakibat tidak validnya
sebuah tes. Untuk mengukur pencapaian atau prestasi belajar : faktor
bahasa tidak boleh menjadikan hambatan penyelesaian soal.
2) Suatu soal tidak boleh mengandung penafsiran ganda atau
membingungkan.
3) Cara memenggal kalimat atau meletakkan/menata kata-kataperlu
diperhatikan agar tidak ditafsirkan salah. Dalam Matematika misalnya,
penulisan pangkat maupun indeks harus diusahakan pada tempat yang
semestinya.
4) Petunjuk mengerjakan. Walaupun kadang-kadang siswa sudah biasa
melihat bentuk-bentuk soal yang dijumpai, namun petunjuk mengerjakan
tiap kelompok soal merupakan hal yang penting dan tidak boleh diabaikan.
Petunjuk ini harus dituliskan sedemikian rupa sehingga jelas, dan siswa
tidak bekerja menyimpang dari yang dikehendaki oleh guru.
Catatan:
Untuk memperoleh sebuah tes yang terstandar, harus dilakukan uji coba
(tryout) berkali-kali sehingga diperoleh soal-soal yang baik. Dengan mengadakan
uji coba terhadap soal-soal tes yang sudah disusun. paling tidak dapat ditarik
manfaat-manfaat sebagai berikut:
18
1) Pengalaman menggunakan tes tersebut.
2) Mengetahui kesukaran bahasa.
3) Mengetahui variasi jawaban siswa.
4) Mengetahui waktu yang dibutuhkan
5) Dan lain-lain kesulitan.
Uji coba yang sesungguhnya dilakukan oleh para penyusun tes terstandar
sehingga kondisi bagi tes tersebut sudah diketahui dengan pasti. Hal ini tidak
berarti bahwa bagi guru tidak dimungkinkan melaksanakan uji coba. Sebetulnya
kondisi tes yang menyangkut keadaan siswa dan suasan akelas sudah dikenal oleh
guru. terutama oleh guru yang mengajar suatu tingkat kelas berturut-turut
beberapa tahun.
Guru yang baik selalu akan meningkatkan mutu tes yang digunakan.Oleh
karena menyusun tes itu sukar maka mereka disarankan untuk mengumpulkan
soa!-soal tesnya, dan disertai dengan catatan-catatan mengenai butir-butir mana
yang terlalu mudah, terlalu sukar, atau membingungkan. Dengan cara demikian
maka keterampilan guru dalam menyusun tes akan meningkat, dan akan diperoleh
sekumpulan tes yang mutunya bukan lagi yang paling bawah.
Tes merupakan suatu alat untuk mengukur sesuatu. Alat ukur tersebut
dengan sendirinya harus sedemikian keadaannya sehingga memberikan gambaran
hasil seperti yang diharapkan.
19
Berhubung setiap bidang studi memiliki karakter sendiri-sendiri maka
persentase yang menggambarkan aspek yang diungkap tidak mungkin
diseragamkan. Berikut ini disajikan satu tabel yang menggambarkan alokasi
persen setiap aspek untuk berbagai bidang studi.
(dalam 100%)
20
INGGRIS *)
SMA 25 50 25 100
SD 40 35 25 100
BAHASA
SMP 25 40 35 100
INDONESIA
SMA 20 50 30 100
*) Untuk Bahasa Inggris
21
22
BAB 3. PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Untuk menjaga agar tes yang kita susun tidak menyimpang dari bahan
(materi) serta aspek kejiwaan (tingkah laku) yang akan dicakupi dalam tes,
dibuatlah tabel spesifikasi.
Tabel spesifikasi dapat disebut juga sebagai grid, kisi-kisi atau blueprint.
Ujudnya adalah sebuah tabel yang memuat tentang perperincian materi dan
tingkah laku beserta imbangan/proporsi yang dikehendaki oleh penilai. Tiap kotak
diisi dengan bilangan yang menunjukkan jumlah soal.
Macam tabel ditentukan oleh bidang studi dan homogenitas materi yang
akan diteskan. Satu hal yang sama adalah bahwa langkah pertama yang harus
diambil adalah mendaftar pokok-pokok materi yang akan diteskan kemudian
memberikan imbangan bobot untuk masing-masing pokok materi.
Dua langkah lagi sebagai tindak lanjut sesudah menyusun tabel spesifikasi
untuk memperoleh seperangkat soal tes yakni ;: menentukan bentuk soal dan
menuliskan soal-soal tes.
3.2 Saran
Guru yang memiliki potensi akan selalu meningkatkan mutu tes yang
digunakan. Oleh sebab itu disarankan untuk mengumpulkan soa!-soal tesnya, dan
disertai dengan catatan-catatan mengenai butir-butir mana yang terlalu mudah,
terlalu sukar, atau membingungkan dari tingkat C1 sampai C6. Dengan cara
demikian maka keterampilan guru dalam menyusun tes akan meningkat, dan akan
diperoleh sekumpulan tes yang mutunya bukan lagi yang paling bawah.
23
DAFTAR PUSTAKA
Aksara
Bumi Aksara