Dosen:
Dr. Ir. Yadi Suryadi, M.T.
Asrini Chrysanti, S.T., M.T.
Asisten:
Reza Fakhrozi 15017069
Rifqi Sulistio 15017080
Disusun Oleh:
Azzam Zaki Nahdi 15018023
Asisten Asisten
15017069 15017080
Mengetahui
Dosen Dosen
i
SI3131 Irigasi dan Drainase Azzam Zaki Nahdi - 15018023
1 BAB I
Pendahuluan
1
SI3131 Irigasi dan Drainase Azzam Zaki Nahdi - 15018023
irigasi. Oleh karena itu, Ilmu perancangan sistem irigasi sangat diperlukan
dalam rangka menjaga mengadakan sistem irigasi yang handal, karena hal
tersebut berpengaruh terhadap kesetabilan pangan di Indonesia.
1.2 Tujuan
1. Menghitung luas maksimum petak sawah yang dapat dialiri sungai
2. Merencanakan sistem irigasi yang optimal
3. Menentukan dimensi saluran suplai pada sistem irigasi
4. Menentukan tinggi muka air pada saluran
5. Menentukan dimensi saluran pembuang pada sistem drainase
1.3 Ruang Lingkup
1.1.1. Perencanaan petak daerah irigasi
1.1.2. Perencanaan saluran irigasi
1.1.3. Perencanaan bangunan air untuk irigasi
1.1.4. Perhitungan kebutuhan air daerah irigasi
1.1.5. Perhitungan dimensi saluran dan tinggi muka air dalam saluran
1.1.6. Layout bangunan air pada saluran
SI3131 Irigasi dan Drainase Azzam Zaki Nahdi - 15018023
1.4 Metodologi
2 BAB II
Tinjauan Pustaka
- Lokasi bangunan
SI3131 Irigasi dan Drainase Azzam Zaki Nahdi - 15018023
• Saluran Pembuang
o Jaringan Saluran Pembuang Tersier
- Saluran pembuang kuarter terletak didalam satu petak tersier,
menampung air langsung dari sawah dan membuang air
tersebut kedalam saluran pembuang tersier.
SI3131 Irigasi dan Drainase Azzam Zaki Nahdi - 15018023
a. Penyiapan lahan
Untuk petak tersier, jangka waktu yang dianjurkan untuk
penyiapan lahan adalah 1,5 bulan. Bila penyiapan lahan terutama
dilakukan dengan peralatan mesin, jangka waktu satu bulan dapat
dipertimbangkan.
Kebutuhan air untuk pengolahan lahan sawah (puddling) bisa
diambil 200 mm. Ini meliputi penjenuhan (presaturation) dan
penggenangan sawah; pada awal transplantasi akan ditambahkan
lapisan air 50 mm lagi.
Angka 200 mm diatas mengandaikan bahwa tanah itu
"bertekstur berat, cocok digenangi dan bahwa lahan itu belum berair
(tidak ditanami) selama lebih dari 2,5 bulan. Jika tanah itu dibiarkan
berair lebih lama lagi, ambillah 250 mm sebagai kebutuhan air untuk
penyiapan lahan. Kebutuhan air untuk penyiapan lahan termasuk
kebutuhan air untuk persemaian.
b. Penggunaan knsumtif
Penggunaan konsumtif adalah jumlah total air yang
dikonsumsi tanaman untuk penguapan (evapotranspirasi),
transpirasi dan aktivitas metabolism, terkadang juga disebut sebagai
evapotranspirasi tanaman.
Penggunaan konsumtif adalah jumlah air yang dipakai oleh
tanaman untuk proses fotosintesis dari tanaman tersebut.
Penggunaan konsumtif dihitung dengan rumus berikut:
𝐸𝑇𝑐 = 𝐾𝑐 × 𝐸𝑇
Keterangan:
Kc = Koefisien tanaman
ETo= Evapotranspirasi potensial (Penmann modifikasi)
(mm/hari)
c. Perkolasi dan rembesan
Laju perkolasi sangat tergantung pada sifat-sifat tanah. Data-
data mengenai perkolasi akan diperoleh dari penelitian kemampuan
SI3131 Irigasi dan Drainase Azzam Zaki Nahdi - 15018023
diberikan harus pendek dan tidak mempunyai tafsiran ganda (ambigu). Nama-
nama harus dipilih dan dibuat sedemikian sehingga jika dibuat bangunan baru
kita tidak perlu mengubah semua nama yang sudah ada.
2.6.1 Daerah Irigasi
Daerah irigasi dapat diberi nama sesuai dengan nama daerah setempat,
atau desa penting di daerah itu, yang biasanya terletak dekat dengan jaringan
bangunan utama atau sungai yang airnya diambil untuk keperluan irigasi.
Contohnya adalah Daerah Irigasi Jatiluhur atau Daerah Irigasi Cikoncang.
Apabila ada dua pengambilan atau lebih, maka daerah irigasi tersebut
sebaiknya diberi nama sesuai dengan desa-desa terkenal di daerah-daerah
layanan setempat.
Untuk pemberian nama-nama bangunan utama berlaku peraturan yang
sama seperti untuk daerah irigasi, misalnya bendung Elak Cikoncang melayani
Daerah Irigasi Cikoncang.
2.6.2 Jaringan Irigasi Primer
Saluran irigasi primer sebaiknya diberi nama sesuai dengan daerah
irigasi yang dilayani, contoh: Saluran Primer Makawa.
Saluran sekunder sering diberi nama sesuai dengan nama desa yang
terletak di petak sekunder. Petak sekunder akan diberi nama sesuai dengan
nama saluran sekundernya. Sebagai contoh saluran sekunder Sambak
mengambil nama desa Sambak yang terletak di petak sekunder Sambak.
SI3131 Irigasi dan Drainase Azzam Zaki Nahdi - 15018023
5. Saluran irigasi kuarter diberi nama sesuai dengan petak kuarter yang
dilayani tetapi dengan huruf kecil, misalnya a1, a2 dan seterusnya.
6. Saluran pembuang kuarter diberi nama sesuai dengan petak kuarter yang
dibuang airnya, menggunakan huruf kecil diawali dengan dk, misalnya
dka1, dka2 dan seterusnya.
SI3131 Irigasi dan Drainase Azzam Zaki Nahdi - 15018023
7. Saluran pembuang tersier, diberi kode dt1, dt2 juga menurut arah jarum
jam.
2.6.4 Jaringan Pembuang
Setiap pembangunan jaringan irigasi dilengkapi dengan pembangunan
jaringan drainase yang merupakan satu kesatuan dengan jaringan irigasi yang
bersangkutan (PP 20 pasal 46 ayat 1)
Pada umumnya pembuang primer berupa sungai-sungai alamiah, yang
kesemuanya akan diberi nama. Apabila ada saluran-saluran pembuang primer
baru yang akan dibuat, maka saluran-saluran itu harus diberi nama tersendiri.
Jika saluran pembuang dibagi menjadi ruas-ruas, maka masing-masing ruas
akan diberi nama, mulai dari ujung hilir.
Pembuang sekunder pada umumnya berupa sungai atau anak sungai yang
lebih kecil. Beberapa di antaranya sudah mempunyai nama yang tetap bisa
dipakai, jika tidak sungai/anak sungai tersebut akan ditunjukkan dengan
sebuah huruf bersama-sama dengan nomor seri. Nama-nama ini akan diawali
dengan huruf d (d = drainase).
Pembuang tersier adalah pembuang kategori terkecil dan akan dibagi-bagi
menjadi ruas-ruas dengan debit seragam, masing-masing diberi nomor.
Masing-masing petak tersier akan mempunyai nomor seri sendiri-sendiri.
Berikut contoh sistem tatanama jaringan pembuanagn.
3 BAB III
Kondisi DAS K. Kuto Karanganom
masing luas thiesen ( Luas daerah pengaruh )beserta persentase luas DAS
untuk masing-masing thiessn.
ID WMO : 96839
Nama Stasiun : Stasiun Meteorologi Ahmad Yani
Lintang : -6.97683
Bujur : 110.37780
Elevasi : 5
laporan_iklim_harian_Lokasi di Semarang (2009-2018)
Tabel 3.2 Data Kecepatan Angin Rata-rata Stasiun Meteorologi Ahmad Yani.
Tabel 3.4 Data Lamanya Penyinaran Matahari Stasiun Meteorologi Ahmad Yani.
Tabel 3.5 Data Kelembaban Rata-rata (%) Stasiun Meteorologi Ahmad Yani.
Kelembapan rata-rata (%)
Tahun jaN fab mar apr may jun jul agu sep okt nov des
2009 80.129 79.6429 78.3226 78.6667 76.6774 75 74.129 73.0645 75.9667 72.6774 76.2 78.9032
2010 80.129 79.6429 78.3226 78.6667 76.6774 75 74.129 73.0645 75.9667 72.6774 76.2 78.9032
2011 80.4194 79.4643 79.2258 78.3 74.4839 66.4333 66.2903 63.0645 63.1333 63.2903 74.5333 77.3871
2012 80.3871 78.8571 77.8387 76.2333 76.0333 72.6333 66.4839 63.3548 62.4667 64.2903 71.3667 78
2013 79.2903 77.9643 76.3226 75 73.8387 73.7333 70.8065 63.871 62.5667 63.871 62.5667 79.6129
2014 85.0323 81.1786 78.8387 75 72.3226 72.4667 71.3226 69.5484 57.9333 59.1935 59 68.8387
2015 79.5806 78.5 77.5484 78.8 70.7419 68.5333 65.4516 65.6452 57 55.0968 68.4333 77.9677
2016 77 82 77.9032 77.0333 75.8333 74.8667 72.2903 68.3871 75.3667 76.6774 78.8667 81.9032
2017 82.0645 82.5714 80.4516 79.5 74.129 75.1333 69.9032 65.1935 66.2667 73.9677 80.4667 80.2581
2018 80.7742 83.4643 80.5484 75.6 70.5806 71 67.0323 63.3226 62.9 67.2258 75.8667 80.8065
rata-rata 80.4806 80.3286 78.5323 77.28 74.1318 72.48 69.7839 66.8516 65.9567 66.8968 72.35 78.2581
SI3131 Irigasi dan Drainase Azzam Zaki Nahdi - 15018023
4 BAB IV
dsfsfsdf
Dsafsfasd
Fsda
Fds
Fd
Sf
Dsaf
Sd
Fas
Dfa
Fa
Sdf
Sdf
A
Fa
Sfdsa
F
Dsf
Af
As
Fasd
Fasd
F
Sdf
Asd
Fas
Fa
Sdfa
Sfa
SI3131 Irigasi dan Drainase Azzam Zaki Nahdi - 15018023
5 BAB V
dsfasdfaf
Dsafsfasd
Fsda
Fds
Fd
Sf
Dsaf
Sd
Fas
Dfa
Fa
Sdf
Sdf
A
Fa
Sfdsa
F
Dsf
Af
As
Fasd
Fasd
F
Sdf
Asd
Fas
Fa
Sdfa
Sfa
SI3131 Irigasi dan Drainase Azzam Zaki Nahdi - 15018023