Anda di halaman 1dari 15

BAB V

HASIL PENELITIAN

A. Analisis Univariat

Setelah data terkumpul kemudian diolah dan dianalisis secara

deskriptif kemudian disajikan dengan table distribusi frekwensi

sebagai berikut :

1. Karakteristik responden

Analisis dilakukan sesuai dengan data yang didapatkan dari

responden yaitu umur responden. Uraian analisis univariat terhadap

karakteristik responden tergambar dalam Tabel 5.1 dibawah ini

sebagai berikut :

Tabel 5.1
Distribusi responden berdasarkan karakteristik
Umur responden tahun 2020

Karakteristik n %
Umur

35 - 40 tahun 3 8.8
41 - 45 tahun 8 23.5
46 - 50 tahun 11 32.4
51 - 55 Tahun 7 20.6
56 - 60 Tahun 2 5.9
> 60 Tahun 3 8.8
Jumlah 34 100
Sumber : Data primer, 2020

Berdasarkan hasil analisis pada tabel 5.1 di atas bahwa dari

34 responden, sebagian besar responden berada pada rentang

umur 46 – 50 tahun yaitu 11 orang (32,4%).

31
2. Kadar Glukosa Darah penderita Diabetes Melitus Tipe II

Hasil analisis menggambarkan distribusi kadar glukosa darah

penderita Diabetes Melitus tipe II di negeri Passo sebelum dan

sesudah diberikan air rebusan daun jambu biji. Uraian analisis

univariat yang dilakukan terhadap kadar gula darah responden

adalah sebagai berikut :

1) Kadar glukosa darah penderita Diabetes Melitus tipe II sebelum

diberikan air rebusan daun jambu biji

Tabel 5.2
Distribusi responden berdasarkan Kadar glukosa darah
penderita Diabetes Melitus tipe II sebelum diberikan air
rebusan daun jambu biji di negeri Passo tahun 2020
Min-
Variabel N Mean Median SD 95% CI
Maks
Kadar Glukosa
Darah
Penderita
Diabetes
Melitus Tipe II 34 212.8 210.0 10.349 190-230 209,2-216,4
sebelum
Diberikan Air
Rebusan Daun
Jambu Biji
Sumber : Data primer, 2020

Nilai rata-rata kadar glukosa darah penderita diabetes

melitus tipe II sebelum diberikan air rebusan daun jambu biji

adalah 212,8 dengan standar deviasi 10,39. Nilai kadar glukosa

darah penderita diabetes melitus tipe II sebelum diberikan air

rebusan daun jambu biji terendah yang diperoleh responden

adalah 190 dan nilai kadar glukosa darah penderita diabetes


melitus tipe II sebelum diberikan air rebusan daun jambu biji

tertinggi yang diperoleh responden adalah 230. Berdasarkan

hasil estimasi interval diyakini 95% nilai kadar glukosa darah

penderita diabetes mellitus tipe II di negeri Passo sebelum

diberikan air rebusan daun jambu biji berada pada rentang

antara 209,2 sampai dengan 216,4.

3. Kadar glukosa darah penderita Diabetes Melitus tipe II setelah

diberikan air rebusan daun jambu biji

Tabel 5.3
Distribusi responden berdasarkan Kadar glukosa darah
penderita Diabetes Melitus tipe II setelah diberikan air
rebusan daun jambu biji di negeri tahun 2020

Min-
Variabel N Mean Median SD 95% CI
Maks
Kadar Glukosa
Darah
Penderita
Diabetes
Melitus Tipe II 34 162,8 165,5 11,426 140-185 158,8-166,8
setelah
Diberikan Air
Rebusan Daun
Jambu Biji
Sumber : Data primer, 2020

Nilai rata-rata kadar glukosa darah responden setelah

diberikan air rebusan daun jambu biji adalah 162,8 dengan

standar deviasi 11,426. Nilai kadar glukosa darah penderita

diabetes melitus tipe II setelah diberikan air rebusan daun jambu

biji terendah yang diperoleh responden adalah 140 dan nilai

kadar glukosa darah penderita diabetes melitus tipe II setelah


diberikan air rebusan daun jambu biji tertinggi yang diperoleh

responden adalah 185. Berdasarkan hasil estimasi interval

diyakini 95% kadar glukosa darah penderita diabetes melitus tipe

II setelah diberikan air rebusan daun jambu biji berada pada

rentang antara 158,8 sampai dengan 166,8.

B. Analisa Bivariat

1. Perbedaaan kadar glukosa darah penderita diabetes melitus tipe II

sebelum dan setelah diberikan air rebusan daun jambu biji

Kadar glukosa darah penderita diabetes melitus tipe II

sebelum dan setelah diberikan air rebusan daun jambu biji, diuji

dengan uji paired t test dikarenakan sebaran data yang diperoleh

adalah normal. Perbedaan kadar glukosa darah penderita diabetes

melitus tipe II sebelum dan setelah diberikan air rebusan daun

jambu biji dapat dilihat pada tabel 5.4 dibawah ini :

Tabel 5.4
Distribusi rata-rata kadar glukosa darah penderita diabetes
melitus tipe II menurut pengukuran sebelum dan setelah
diberikan air rebusan daun jambu biji

Mean Differen 95% CI P Value


(S.D) ce
(S.D)
Kadar glukosa darah
penderita diabetes 212,8 50,000 44,625 – 55,375 < 0,001
melitus tipe II Pre test (10.349) (15.406)
(n=34)
Kadar glukosa darah
penderita diabetes 162,8
melitus tipe II Post (11,426)
test (n=34)
Uji t berpasangan; Selisih antara sesuadah dan sebelum
Hasil analisis di atas menunjukkan nilai rata-rata kadar

glukosa darah penderita diabetes melitus tipe II sebelum diberikan

air rebusan daun jambu biji adalah 121,8 dengan standard deviasi

10,349. Sedangkan nilai rata-rata kadar glukosa darah penderita

diabetes melitus tipe II setelah diberikan air rebusan daun jambu biji

adalah 162,8 dengan standard deviasi 11,426. Dari hasil analisis

diperoleh nilai significancy 0,000 (p < 0,05) dengan selisih 50,000

(CI 95% 44,625 sampai 55,375), juga karena nilai p < 0,05 dan

karena perbedaan kadar glukosa darah lebih besar dari 2 maka

secara statistik serta secara klinis terdapat perbedaan rerata kadar

glukosa darah penderita diabetes melitus tipe II yang bermakna

sebelum dan sesudah diberikan air rebusan daun jambu biji. Hal ini

berarti bahwa dengan diberikannya air rebusan daun jambu biji

menyebabkan adanya perubahan kadar glukosa darah pada

penderita diabetes melitus tipe II di negeri Passo wilayah kerja

puskesmas Passo.
BAB VI

PEMBAHASAN

A. Perbedaan kadar glukosa darah penderita diabetes melitus tipe II


sebelum dan setelah diberikan air rebusan daun jambu biji

Hasil penilitian ini menunjukan bahwa nilai rata-rata kadar glukosa

darah penderita diabetes melitus tipe II sebelum diberikan air rebusan

daun jambu biji adalah 121,8 dengan standard deviasi 10,349.

Sedangkan nilai rata-rata kadar glukosa darah penderita diabetes

melitus tipe II setelah diberikan air rebusan daun jambu biji adalah

162,8 dengan standard deviasi 11,426. Dari hasil analisis diperoleh nilai

significancy 0,000 (p < 0,05) dengan selisih 50,000 (CI 95% 44,625

sampai 55,375), juga karena nilai p < 0,05 dan karena perbedaan kadar

glukosa darah lebih besar dari 2 maka secara statistik serta secara

klinis terdapat perbedaan rerata kadar glukosa darah penderita

diabetes melitus tipe II yang bermakna sebelum dan sesudah diberikan

air rebusan daun jambu biji. Hal ini berarti bahwa dengan diberikannya

air rebusan daun jambu biji menyebabkan adanya perubahan kadar

glukosa darah pada penderita diabetes melitus tipe II di negeri Passo..

Diabetes Melitus (DM) Tipe II adalah penyakit gangguan metabolik

yang ditandai oleh kenaikan gula darah akibat penurunan sekresi

insulin oleh sel beta pankreas atau gangguan fungsi insulin (resistensi

insulin ), diabetes melitus tipe 2 bukan disebabkan oleh kurangnya


sekresi insulin, namun karena sel sel sasaran insulin gagal atau tidak

mampu merespon insulin secara normal (Ii, 2015). Kadar glukosa darah

normal pada pagi hari sebelum makan atau berpuasa adalah 70-110

mg/dl. Kadar gula darah normal biasanya kurang dari 120-140 mg/dl

pada 2 jam setelah makan atau minum cairan yang mengandung gula

maupun mengandung karbohidrat (Subiyono et al., 2016).

Daun jambu biji (Psidium guajava) adalah herbal yang bermanfaat

sebagai penormal fungsi kelenjar pankreas dengan efek farmakologis

memperlancar sistem sirkulasi darah dalam membantu menormalkan

fungsi pankreas dalam mengatasi diabetes melitus. Penurunan kadar

glukosa ini disebabkan adanya senyawa fenolik, yang menghambat

asupan glukosa dalam proses metabolisme sehingga kadar glukosa

dalam darah menjadi menurun (Parimin, 2006)

Nilai rata-rata kadar glukosa darah pada penderita diabetes

melitus tipe II sebelum diberikan air rebusan daun jambu biji dalam

penelitian ini menunjukkan kondisi hiperglikemi. Hal ini dibuktikan

dengan rata-rata kadar glukosa darah sebelum diberikan air rebusan

daun jambu biji adalah 212.8 dengan kadar glukosa darah terendah

yang diperoleh penderita diabetes melitus tipe II adalah 190 dan nilai

tertinggi yang diperoleh adalah 230, Sedangkan kadar glukosa darah

normal yang harus dimiliki adalah 120-140 mg/dl. Namun, setelah

diberikan air rebusan air rebusan daun jambu biji maka terjadi

penurunan rata-rata kadar glukosa darah penderita DM tipe II dengan


nilai yaitu 162,8 dengan kadar gula darah terendah yang diperoleh

penderita DM tipe II adalah 140 dan kadar glukosa darah tertinggi yang

diperoleh adalah 185. Sehingga dapat disimpulkan bahwa dengan

mengkonsumsi air rebusan daun jambu biji memberikan dampak

terhadap penurunan kadar glukosa darah penderita DM tipe II.

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh

Rosalina & Purwaningsih (2012) dalam penelitiannya menyimpulkan

bahwa Ada perbedaan yang signifikan kadar glukosa darah puasa pada

kelompok intervensi sebelum dan setelah diberikan terapi air rebusan

daun jambu biji pada penderita diabetes melitus tipe II di Desa

Leyangan Kec. Ungaran Timur Kab. Semarang dengan p-value 0,000 <

α (0,005). Begitu pula menurut Hani (2018) dalam penelitiannya

menyimpulkan bahwa ada pengaruh yang bermakna antara glukosa

darah sebelum pemberian air rebusan daun jambu biji terhadap kadar

glukosa darah pada penderita diabetes melitus tipe II di wilayah kerja

puskesmas Pekkabata kabupaten Polewali Mandar dengan nilai p =

0,031 < α (0,005).

Penurunan kadar glukosa darah penderita diabetes melitus tipe II

dalam penelitian ini dimungkinkan oleh karena penderita DM tipe II

yang menjadi responden sangat antusias mengikuti anjuran untuk

meminum air rebusan daun jambu biji yang diberikan oleh peneliti.

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan oleh peneliti diatas maka

dapat disimpulkan bahwa untuk menurunkan kadar glukosa darah


penderita diabetes melitus tipe II maka dianjurkan untuk mengkonsumsi

air rebusan jambu biji. Dengan demikian peneliti menyimpulkan bahwa

ada pengaruh air rebusan daun jambu biji terhadap penurunan kadar

glukosa darah penderita diabetes melitus tipe II di negeri Passo.


SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Sesuai hasil analisis dan pembahasan dalam menjawab tujuan

dan hipotesis penelitian maka kesimpulan yang dapat diambil sebagai

berikut :

1. Nilai rata-rata kadar glukosa darah penderita diabetes melitus

sebelum diberikan air rebusan daun jambu biji adalah 212,8.

2. Nilai rata-rata kadar glukosa darah penderita diabetes melitus

setelah diberikan air rebusan daun jambu biji adalah 162,8.

3. Ada pengaruh pemberian air rebusan daun jambu biji terhadap kadar

glukosa darah penderita diabetes melitus di negeri Passo wilayah

kerja puskesmas Passo.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dapat diberikan

beberapa saran berupa :

1. Bagi pihak puskesmas Passo

Diharapkan agar dapat memberikan edukasi dan informasi

tentang manfaat dari air rebusan daun jambu biji terhadap

penurunan kadar glukosa darah kepada penderita DM tipe II.

2. Bagi penderita diabetes melitus tipe II


Penderita dapat menggunakan hasil penelitian ini sebagai salah

satu sumber informasi sebagai referensi dalam memilih pengobatan

herbal bagi upaya menurunkan kadar glukosa darah.

3. Bagi peneliti selanjutnya,

Agar peneliti selanjutnya dapat melakukan penelitian lanjutan

dengan menambah jumlah sampel yang lebih besar dan pengukuran

yang berulang.
Descriptives

Statistic Std. Error

Gula Darah Pre Test Mean


212.85 1.775

95% Confidence Interval for Lower Bound


209.24
Mean
Upper Bound
216.46

5% Trimmed Mean
212.99

Median
210.00

Variance
107.099

Std. Deviation
10.349

Minimum
190

Maximum
230

Range
40

Interquartile Range
15

Skewness
.001 .403

Kurtosis
-.614 .788

Gula Darah Post Test Mean


162.85 1.960

95% Confidence Interval for Lower Bound


158.87
Mean
Upper Bound
166.84

5% Trimmed Mean
162.89

Median
165.50

Variance
130.553

Std. Deviation 11.426


Minimum
140

Maximum
185

Range
45

Interquartile Range
14

Skewness
-.245 .403

Kurtosis
-.192 .788

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Gula Darah Pre Test .167 34 .017 .956 34 .192


Gula Darah Post Test .133 34 .132 .962 34 .271

a. Lilliefors Significance Correction


Output SPSS Frekuensi

Umur responden

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 35 - 40 tahun 3 8.8 8.8 8.8

41 - 45 tahun 8 23.5 23.5 32.4


46 - 50 tahun 11 32.4 32.4 64.7

51 - 55 Tahun 7 20.6 20.6 85.3

56 - 60 Tahun 2 5.9 5.9 91.2

> 60 Tahun 3 8.8 8.8 100.0

Total 34 100.0 100.0

Gula Darah Pre Test

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 190 1 2.9 2.9 2.9

198 1 2.9 2.9 5.9

200 3 8.8 8.8 14.7

201 1 2.9 2.9 17.6

202 1 2.9 2.9 20.6


205 2 5.9 5.9 26.5

209 3 8.8 8.8 35.3

210 7 20.6 20.6 55.9

215 2 5.9 5.9 61.8

219 1 2.9 2.9 64.7

220 5 14.7 14.7 79.4

222 1 2.9 2.9 82.4

223 1 2.9 2.9 85.3

225 1 2.9 2.9 88.2

230 4 11.8 11.8 100.0

Total 34 100.0 100.0

Gula Darah Post Test

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 140 2 5.9 5.9 5.9

145 2 5.9 5.9 11.8

150 3 8.8 8.8 20.6

152 1 2.9 2.9 23.5

158 2 5.9 5.9 29.4

159 1 2.9 2.9 32.4

160 3 8.8 8.8 41.2

162 1 2.9 2.9 44.1

165 2 5.9 5.9 50.0

166 3 8.8 8.8 58.8

167 1 2.9 2.9 61.8

168 2 5.9 5.9 67.6

169 2 5.9 5.9 73.5

170 4 11.8 11.8 85.3

175 2 5.9 5.9 91.2

179 1 2.9 2.9 94.1

185 2 5.9 5.9 100.0

Total 34 100.0 100.0


Output Crosstabs

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 Gula Darah Pre Test 212.85 34 10.349 1.775

Gula Darah Post Test 162.85 34 11.426 1.960

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.
Pair 1 Gula Darah Pre Test & Gula
34 .001 .994
Darah Post Test

Paired Samples Test

Paired Differences

95% Confidence
Interval of the

Std. Std. Error Difference Sig. (2-


Mean Deviation Mean Lower Upper t df tailed)

Pair 1 Gula Darah Pre Test -


50.000 15.406 2.642 44.625 55.375 18.925 33 .000
Gula Darah Post Test

Anda mungkin juga menyukai