Anda di halaman 1dari 99

DAMPAK KEBIJAKAN PEMUTIHAN PAJAK KENDARAAN

BERMOTOR TERHADAP TINGKAT KESADARAN


WAJIB PAJAK DI PROVINSI JAMBI

Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar


Sarjana Hukum (SH) Dalam Ilmu Hukum Tata Negara

SKRIPSI

OLEH

FEBIOLA AFISTA RAMADANI


NIM : 106170667

Pembimbing I : Dr. Sayuti, S.Ag, MH


Pembimbing II : Tri Endah Karya Lestiyani, S.IP, M.IP

PROGRAM STUDI HUKUM TATA NEGARA FAKULTAS SYARIAH


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA
SAIFUDDIN JAMBI
1442H/2021M
PERNYATAAN KEASLIAN

1. cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam

Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

2. Jika kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan asli saya atau

merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia

menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha

Saifuddin Jambi.

Jambi, Agustus 2021

Yang menyatakan

Febiola Afista Ramadani


Nim. 106170667

ii
NOTA DINAS

022000031005 NIP: 197107062007102001


PENGESAHAN

iv
MOTTO

‫اس أَن‬ ِ َ‫ٱَّللَ َي ۡأ ُم ُر ُك ۡم أَن ت ُ َؤدُّواْ ۡٱۡل َ َٰ َم َٰن‬


ِ َّ‫ت إِلَ َٰ ٰٓى أَ ۡه ِل َها َو ِإذَا َح َكمۡ تُم َب ۡينَ ٱلن‬ َّ ‫۞ ِإ َّن‬
)٨٥( ‫ص ٗيرا‬ ِ َ‫س ِمي َۢ َعا ب‬ َّ ‫ٱَّللَ نِ ِع َّما يَ ِعظُ ُكم ِب ِۗٓۦٰٓه ِإ َّن‬
َ َ‫ٱَّللَ َكان‬ َّ ‫ت َۡح ُك ُمواْ ِب ۡٱل َع ۡد ِۚ ِل ِإ َّن‬

Artinya: “ sungguh, allah menyuruhmu menyampaikan amanat kepada


yang berhak menerimanya, dan apabila kamu menetapkan hokum di antara
manusia hendaknya kamu menetapkannya dengan adil. Sungguh, allah
sebaik-baik yang member pengajaran kepadamu. Sungguh, allah maha
mendengar, maha melihat.” ( Q.S. An-Nisa’ Ayat 58)

v
PERSEMBAHAN

Puji syukur kehadiran Allah SWT yang telah memberikan nikmat

kesehatan sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini guna memperoleh

strata 1 (S1), shalawat besertakan salam tidak lupa pula saya kirimkan kepada

junjungan Nabi Muhammad SAW. Akhirnya sebuah perjalanan berhasil saya

tempuh walau terkadang saya tersandung dan terjatuh namun keyakinan tak

pernah rapuh berkat doa dan usaha.

1. Tak lupa juga terima kasih kepada bapak Dr. Sayuti, S.Ag, MH,

(Pembimbing 1) dan Ibu Tri Endah Karya Lestiyani, S.IP, M.IP

(pembimbing 2) yang telah banyak membantu dalam membimbing

skripsi saya dengan sabar dan penuh ke ikhlasannya. Tanpa bapak dan

ibu yang menuntun selama ini mungkin saya tidak bisa menyusun

skripsi ini dengan baik dan benar. Terima kasih banyak dosen

pembimbing terhebat.

2. Almamaterku tercinta Univertas Islam Negeri Sulthan Thaha

Saifuddin Jambi, tempat penulis menimba ilmu pengetahuan.

3. Skripsi ini saya persembahkan untuk ayah saya (Marmoyo) ibu saya

(Ika Sumarti) nenek saya (Sakiyem) dan adik saya (Fidola Yoga

Marika) yang selalu mendo’akaan saya dan mengisi dunia saya dengan

begitu banyak kebahagiaan sehingga seumur hidup tidak cukup untuk

menikmati semuanya. Terima kasih atas semua cinta yang telah kalian

berikan kepada saya.


vi
4. Skripsi ini saya persembahakan untuk sahabat-sahabat terbaik saya

Inggrid Adelia, Zela Wati, Suri Seftyaningsih Dewi, dan teman-teman

saya yang lain. Terimakasih telah menyediakan pundak untuk

menangis dan memberi bantuan saat saya membutuhkannya, terima

kasih banyak sudah mau menjadi teman saya.

5. Setiap pagi saya berterima kasih kepada Allah SWT karena telah

membantu saya, setiap pagi saya berterima kasih pada diri saya karena

menjadi diri saya sendiri. Setiap pagi saya berterima kasih kepada

kalian karena telah mendukung saya dan bersama saya apa pun yang

terjadi. Skripsi ini adalah persembahan saya untuk kalian semua.

vii
ABSTRAK

Febiola Afista Ramadani 106170667 : Skripsi ini membahas tentang salah satu
jenis pajak Provinsi Jambi yang memiliki konstribusi terbesar terhadap
penerimaan pajak daerah yaitu pajak kendaraan bermotor. Bertepatan dengan
ulang tahun Jambi yang ke-63 tahun maka Gubernur Jambi mengeluarkan
surat keputusan Gubernur Nomor. 8 Tahun 2020 tentang pokok dan sanksi
administratif pajak kendaraan bermotor, pembebasan sanksi administratif
pendaftaran pajak kendaraan bermotor, pembebasan sanksi administratif bea
balik nama kendaraan bermotor, serta pembebasan bea balik nama kendaraan
bermotor II dan lelang tahun 2020. Pajak merupakan konstribusi wajib kepada
Negara yang terutang oleh pribadi atau badan yang bersifat memaksa
berdasarkan undang-undang dengan tidak mendapat imbalan secara langsung
dan digunakan untuk keperluan Negara bagi sebesar-besarnya untuk
kemakmuran rakyat. Pemutihan kendaraan bermotor merupakan suatu
tindakan yang dilakukan pemerintah untuk mendorong masyarakat untuk
membayar pajak. Penelitian ini dilaksanakan di kantor samsat kecamatan
jelutung kota Jambi yang bertujuan untuk mengetahui tujuan dari lahirnya
keputusan gubernur dan dampak kebijakan pemutihan tersebut terhadap
peningkatan kesadaran wajib pajak. Pengumpulan data dilakukan melalui
observasi, wawancara, dan dokumentasi. Berdasarkan hasil penelitian yang
diakukan 1) program ini bertujuan untuk meningkatkan pendapatan daerah dan
meningkatkan kesadaran masyarakat untuk membayar pajak setiap tahunnya.
2) pemerintah sudah menjalankan kebijakan yang di atur keputusan Gubernur
Nomor. 8 tahun 2020 dengan semestinya. Dan 3) masyarakat sangat
mendukung pemerintah dalam program ini karena dengan adanya program
pemutihan masyarakat sangat antusias dalam membayar pajak. Berdasarkan
hasil penelitian yang dilakukan peneliti menyimpulkan bahwa kebijakan
program pemutihan yang dilakukan sudah sangat baik dengan persiapan yang
sangat matang, program ini sangat tepat sasaran membantu masyarakat
meringankan beban wajib pajaknya dimasa pandemi.

Kata kunci : Dampak Kebijakan, Pajak Kendaraan Bermotor

viii
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah


memberikan rahmat dan hidayah-nya kepada kita semua sehingga penulis
mampu menyelesaikan skripsi ini seperti yang telah direncanakan sebelumnya.
Sholawat dan salam tak lupa dihaturkan kepada baginda Nabi Besar
Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabat juga pengikutnya hingga akhir
zaman. Aamiin.
Skripsi ini dapat diselesaikan dengan judul “Dampak Kebijakan
Pemutihan Pajak Kendaraan Bermotor Terhadap Tingkat Kesadaran Wajib
Pajak Di Provinsi Jambi” dalam upaya melengkapi syarat untuk mencapai
derajat Sarjana Strata (S1), dan lebih dari itu sesungguhnya penelitian ini
merupakan tugas akhir dari proses pembelajaran yang telah di tempuh selama
masa perkuliahan.
Dalam penulisan skripsi ini tidak lepas dari berbagai hambatan dan
rintangan. Akan tetapi berkat bantuan dari berbagai pihak, maka segala
macam hambatan dapat teratasi. Untuk itu penulis ingin menyampaikan
ucapan terimakasih yang tulus kepada :
Bapak Prof. Dr. H. Su’aidi Asy’ari, MA, Ph.D Selaku Rektor Universitas
Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
1. Ibu Dr. Rofiqoh Ferawati, SE., M.EI Selaku Wakil Rektor I
Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
2. Bapak Dr. As’ad Isma, M.Pd Selaku Wakil Rektor II Universitas Islam
Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
3. Bapak Bahrul Ulum, S.Ag., M.H Selaku Wakil Rektor III Universitas
Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
4. Bapak Dr. Sayuti Una, S.Ag., MH Selaku Dekan Fakultas Syari’ah
Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi, sekaligus
pembimbing I yang meluangkan waktu dalam membimbing skripsi ini.

ix
5. Bapak Agus Salim, S.Th,I., M.A., M.I.R., Ph.D Selaku Wakil Dekan I
Fakultas Syari’ah Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin
Jambi.
6. Bapak Dr. Ruslan Abdul Gani, S.H, M.H Selaku Wakil Dekan II
Fakultas Syari’ah Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin
Jambi.
7. Bapak Dr. H. Ishaq, SH., M.Hum Selaku Wakil Dekan III Fakultas
Syari’ah Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
8. Bapak Abdul Razak, MIS Selaku Ketua Jurusan Hukum Tata Negara
Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
9. Ibu Tri Endah Karya Lestiyani, S.IP, M.IP Selaku Sekretaris Jurusan
Hukum Tata Negara Fakultas Syari’ah Universitas Negeri Sulthan
Thaha Saifuddin Jambi, sekaligus pembimbing II yang meluangkan
waktu dalam membimbing skripsi ini.
10. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Syari’ah Universitas Islam Negeri
Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
11. Karyawan Fakultas Syari’ah dan perpustakaan Fakultas Syari’ah
Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
12. Bapak dan Ibu seluruh pegawai Kantor SAMSAT Kecamatan Jelutung
yang banyak meluangkan waktu untuk menjadi informan dalam
penulisan skripsi ini.
Wassalamualaikum, Wr.Wb
Jambi, Juli 2021
Yang menyatakan

Febiola Afista Ramadani


Nim: 106170667

x
DAFTAR SINGKATAN

APBD : Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah


ASN : Aparatur Sipil Negara
ATM : Anjungan Tunai Mandiri
BAKEUDA : Badan Keuangan Daerah
BBN-KB : Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor
DISPENDA : Dinas Pendapatan Daerah
DPRD : Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
FISKUS : Pegawai Atau Pejabat Pemerintah Yang Bertugas Untuk
Mengurus Dan Menarik Pajak
IT : Information Technology (Teknologi Informasi)
NKRI : Negara Kesatuan Republik Indonesia
PAD : Pendapatan Asli Daerah
PKB : Pajak Kendaraan Bermotor
PNS : Pegawai Negeri Sipil
PPH : Pajak Penghasilan
PPN : Pajak Pertambahan Nilai
PPNBM : Pajak Penjualan Atas Barang Mewah
PTT : Pegawai Tidak Tetap
SAMKEL : Samsat Keliling
SAMSAT : Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap
SDM : Sumber Daya Manusia
SPT : Surat Pemberitahuan
STNK : Surat Tanda Nomor Kendaraan
TU : Tata Usaha
UPT : Unit Pelaksana Teknik
UPTD : Unit Pelaksana Teknis Daerah

xi
DAFTAR ISI

COVER ........................................................................................................ i
PERNYATAAN KEASLIAN ....................................................................... ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................................... iii
PENGESAHAN............................................................................................. iv
MOTTO ........................................................................................................ v
PERSEMBAHAN ......................................................................................... vi
ABSTRAK .................................................................................................... viii
KATA PENGANTAR .................................................................................. ix
DAFTAR KATA SINGKATAN .................................................................. xi
DAFTAR ISI ................................................................................................ xii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1


A. Latar Belakang .................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................... 7
C. Batasan Masalah ................................................................................. 7
D. Tinjauan Dan Kegunaan Penelitian ..................................................... 8
E. Kerangka Konseptual ......................................................................... 9
F. Kerangka Teori .................................................................................. 19
G. Tinjauan Pustaka ................................................................................ 44

BAB II METODE PENELITIAN ............................................................... 47


A. Pendekatan Penelitian ......................................................................... 47
B. Lokasi Penelitian ............................................................................... 48
C. Jenis Dan Sumber Data ....................................................................... 48
D. Teknik Pengumpulan Data ................................................................. 50
E. Teknik Analisis Data .......................................................................... 51
F. Sistem Penulisan ............................................................................... 52

BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN ........................... 54


A. Gambaran Umum Istansi SAMSAT Kota Jambi .................................. 54
B. Visi Dan Misi ..................................................................................... 55
C. Stuktur Organisasi SAMSAT kota Jambi ............................................ 56
D. Tugas Pejabat SAMSAT kota Jambi ................................................... 57
E. Jumlah Pegawai SAMSAT .................................................................. 58
F. Data Kendaraan Di Kota Jambi ............................................................ 59

xii
BAB IV HASIL PENELITIAN ................................................................... 61
A. Latar Belakang Lahirnya Keputusan Gubernur Jambi
Nomor. 8 KEP.GUB/KAKEUDA-2.2/2020 ......................................... 61
B. Dampak Kebijakan Pemutihan Kendaraan Bermotor Terhadap
Tingkat Kesadaran Wajib Pajak Di Provinsi Jambi .............................. 67
BAB V PENUTUP ........................................................................................ 78
A. Kesimpulan ........................................................................................ 78
B. Saran .................................................................................................. 79

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

xiii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pajak merupakan konstribusi wajib kepada negara yang terutang oleh

pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang dengan

tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan

negara bagi sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat.1 Pemerintah sebagai

penyelenggara pajak harus memberikan kemudahan bagi masyarakat dengan

melengkapi fasilitas selama perpajakan, serta menerapkan kebijakan peraturan

sesuai dengan kondisi ekonomi masyarakat tanpa mengesampikan asas yang

berlaku. Dari rakyat untuk rakyat, masyarakat tidak bisa lari dari pungutan

pajak, maka diharapkan setiap masyarakat mampu mendukung penuh untuk

mewujudkan terlaksananya pembangunan nasional.

Pajak kendaraan bermotor merupakan salah satu sumber pendapatan

daerah yang memiliki peranan penting dalam pelaksanaan pembangunan

daerah, dari masyarakat dan lingkungan untuk membiayai pembangunan, jika

masyarakat tidak membayar pajak akan membawa dampak bagi kelangsungan

pembangunan, maka pembangunan tidak akan berjalan dengan semestinya.

Pajak memiliki peran penting sebagai pemasok dana dan anggaran negara,

disetiap bagian negara pajak merupakan mayoritas sebagai penghasilan

1
Pasal 1 undang-undang nomor 28 tahun 2007 Perubahan Ketiga Atas Undang-Undang
Nomor 6 Tahun 1983 Tentang Ketentuan Umum Dan Tata Cara Perpajakan.
1
2

negara, maka dari itu hampir setiap negara didunia memberlakukan dan

menjalankan pajak. 2

Berdasarkan pasal 3 ayat (1) dan ayat (2) undang-undang nomor 28

tahun 2009 tentang pajak daerah dan retribusi daerah, ayat (1) berbunyi, objek

pajak kendaraan bermotor adalah kepemilikan dan/atau penguasaan kendaraan

bermotor. Dan ayat (2) berbunyi, pajak kendaraan bermotor beserta

gandengannya yang digunakan disemua jenis jalan darat maupun air. Maka

masyarakat wajib membayar pajak kendaraan bermotornya kecuali kendaraan

bermotor yang semata-mata digunakan untuk petahanan dan keamanan negara,

dimiliki dan/atau dikuasai kedutaan, konsulat, perwakilan negara asing dengan

asas timbal balik dan lembaga-lembaga internasional yang memperoleh

fasilitas pembebasan pajak dari pemerintah bunyi ayat (3). 3

Faktor yang menyebabkan kurangnya minat wajib pajak dalam

pembayaran pajak yaitu kesadaran dan kepatuhan atas pembayaran pajak itu

sendiri, pemerintah tidak bisa memaksimalkan pendapatan dari pembayaran

pajak, maka pemerintah melakukan program pemutihan pajak agar masyarakat

yang menunggak pajak dapat memanfaatkan kemudahan dalam membayar

pajak, karena masyarakat yang menunggak pajak hanya membayar pokok

pajaknya saja tidak beserta denda. Pemutihan ini bertujuan untuk menciptakan

kedisiplinan bagi masyarakat dalam membayar pajak dan meningkatkan

pendapatan daerah, pemerintah juga melakukan kemudahan bagi masyarakat

2
Liberty pandiangan, pemahaman praktis undang-undang perpajakan, (Indonesia,
Jakarta, 2002)
3
Undang-undang nomor 28 tahun 2009 tentang pajak daerah dan retribusi daerah.
3

dalam membayar pajak bagi masyarakat yang mempunyai jarak tempuh cukup

jauh untuk datang ke kantor SAMSAT, maka pembayaran pajak dapat

dilakukan di gerai SAMSAT atau SAMSAT keliling terdekat.4

Demi upaya meningkatkan kepatuhan wajib pajak dalam membayar

pajak diperlukan adanya upaya-upaya dari pemerintah terutama pemerintah

daerah. Upaya yang dilakukan yaitu dengan memberikan insentif pajak berupa

adanya pemutihan pajak kendaraan dan meningkatkan kesadaran dari wajib

pajaknya. Hal ini yang dilakukan oleh Gubernur Jambi Fachrori Umar

mengeluarkan surat Keputusan Gubernur Nomor 8 Tahun 2020 tentang pokok

dan sanksi administratif pajak kendaraan bermotor, pembebasan sanksi

administratif pendaftaran pajak kendaraan bermotor, pembebasan sanksi

administratif bea balik nama kendaraan bermotor, serta pembebasan bea balik

nama kendaraan bermotor II dan lelang tahun 2020. Yang dilakukan mulai

pada tanggal 6 Januari 2020 sampai 30 Juni 2020,5 Kasi Pelayanan UPTD

Samsat Kota Jambi mengatakan bahwa mengingat bahwa di Kota Jambi ini

banyak sekali kendaraan bermotor yang menunggak pajak.

Pemutihan perpajakan dan kesadaran wajib pajak merupakan hal penting

dalam meningkatkan kepatuhan wajib pajak. Pemutihan pajak kendaraan

adalah suatu tindakan yang dilakukan oleh negara guna menertibkan para

wajib pajak yang telah lama tidak membayarkan kewajibannya dalam

4
Lilis Yuningsih, Efektifitas Pemutihan Pajak Kendaraan Bermotor Roda Dua Terhadap
Pencapaian Target Pendapatan Daerah Pada Unit Pelaksana Teknis (UPT) Provinsi Riau,
Artikel Dalam Skripsi, ( November 2020). Hlm. 1
5
Keputusan Gubernur Jambi Nomor. 8 KEP.GUB/BAKEUDA-2.2/2020
4

membayar pajak kendaraan dengan cara menghapus beban denda

keterlambatan pembayaran selama periode tertentu. Kesadaran Wajib Pajak

adalah keadaan dimana seseorang mengetahui, memahami, membayar dan

melapor pajak serta memenuhi hak dan kewajibannya sebagai wajib pajak.

Semakin wajib pajak sadar maka kepatuhan wajib pajak itu sendiri akan

meningkat sehingga penerimaan daerah akan semakin naik dan pembangunan

daerah akan berjalan dengan lancar. Namun, apabila kesadaran wajib pajak

rendah maka akan cenderung untuk tidak melaksanakan kewajiban

perpajakannya dan melanggar peraturan perpajakan yang berlaku.

Dalam rangka mengoptimalisasi pendapatan daerah Provinsi Jambi dan

dana bagi hasil pajak untuk kabupaten atau kota serta mempedomani pasal 74

undang-undang nomor 22 tahun 2009. Pembebasan pokok PKB berlaku

untuk PKB yang menunggak 2 tahun ke atas atau lebih dari 5 tahun atau

kendaraan dari tahun 2015. Sehingga hanya dipungut pokok tunggakan pajak

1 tahun terakhir dan 1 tahun berjalan sesuai dengan jatuh tempo pajaknya.

Maka pemutihan ini diberlakukan dengan tujuan agar masyarakat dapat

memanfaatkan keadaan dari kemudahan melalui pemutihan pajak. Pemutiahan

pajak bertujuan agar wajib pajak yang selama ini menunggak pajak

kendaraannya bisa melakukan pembayaran pajak pada saat pemutihan,

didalam program pemutihan ini wajib pajak yang menunggak tidak dikenakan
5

denda, dengan adanya pemutihan ini masyarakat hanya membayar pokok

pajaknya saja.6

Tabel 1.1 Laporan : Hasil Penerimaan PKB Dari Pelaksanaan Pemutihan


Pajak Pada UPTB Kota Jambi Dari Tanggal 06/01/2020 S/D 09/03/2020.7

Jumlah penerima

No Jenis Kendaraan Jumlah kendaraan 06/01/2020 s/d 09/03/2020

1. Roda 2 12,583 Rp. 3.107.972.600

2. Roda 4 4.970 Rp. 12.165.396.250

3. BBNK-II 1.083 Rp. 1.608.744.550

4. Mutasi masuk 521 Rp. 1.309.592.300

5. Daftar ulang 15.949 Rp. 12.275.032.000

Total 17.553 Rp. 15.273.368.850

Dari hasil penerimaan PKB pelaksanaan mini riset yang penulis lakukan,

pemutihan pajak kendaraan bermotor selama tiga bulan ada sekitar 12.583

kendaraan bermotor yang sudah melakukan pemutihan dari tanggal 6 Januari

2020 sampai 9 Maret 2020 sudah mencapai Rp. 3.107.972.600, terlihat

kendaraan bermotor lebih dominan dalam pencapaian target. Pada pasal 70

ayat (3) undang-undang 22 tahun 2009 berbunyi sebelum berakhirnya jangka

waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (2), surat tanda nomor kendaraan

6
Wawancara Bersama Ibu Winda Adriana, SSTPI., Msi sebagai kasi pelayanan UPTD
SAMSAT Kota Jambi, Rabu, 10 Maret 2020
7
Hasil Penerimaan Pkb Dari Pelaksanaan Pemutihan Pajak Pada UPTB Kota Jambi
Bagian Data Dan Informasi, BAKEUDA Kota Jambi Tahun 2020
6

bermotor wajib diajukan permohonan perpanjangan. Artinya bagi setiap wajib

pajak apabila nomor kendaraan bermotor sudah mencapai 5 tahun wajib

melakukan perpanjanagn. 8

Tabel 1.2 Laporan: Daftar peningkatan Penerimaan kendaraan bermotor

dari tahun 2019-20209

No. Tahun Jumlah Kendaraan Jumlah Penerimaan

1. 2019 655.173 unit Rp.457.833.100.330

2. 2020 169.425 unit Rp. 125.361.722.380

Berdasarkan tabel 1.2 diatas diketahui bahwa pajak kendaraan bermotor

pada UPT dinas pendapatan Provinsi Jambi mengalami peningkatan, karena

tahun 2020 saja pemutihan hanya dilakukan selama kurun waktu enam bulan

dan sudah mencapai Rp. 125.361.722.380.- ditahun 2019 pemutihan dilakukan

selama satu tahun, jika penulis bandingkan dengan kurun waktu enam bulan

saja, tahun 2019 hanya mencapai Rp. 29.062.782.900.- bisa dilihat bahwa

setiap tahun realisasi penerimaan pajak kendaraan bermotor pada UPT

Provinsi Jambi selalu mengalami kenaikan. Hal ini menunjukan masyarakat

sangat memanfaatkan program pemutihan ini .

8
Pasal 70 ayat 3 undang-undang nomor 22 tahun 2009
9
Daftar Peningkatan Penerimaan Kendaraan Bermotor Dari Tahun 2019-2020 Bagian
Data Dan Informasi, BAKEUDA Kota Jambi Tahun 2020
7

Sehubungan dengan latar belakang tersebut, menarik perhatian penulis

untuk menyusun skripsi yang berjudul: “Dampak Kebijakan Pemutihan

Pajak Kendaraan Bermotor Terhadap Tingkat Kesadaran Wajib

Pajak Di Provinsi Jambi”.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana lahirnya keputusan gubernur Jambi Nomor. 8

KEP.GUB/BAKEUDA-2.2/2020?

2. Bagaimana dampak kebijakan pemutihan pajak kendaraan bermotor

roda dua terhadap tingkatan kesadaran wajib pajak di Provinsi Jambi?

C. Batasan Masalah

Mengenai pembahasan kajian diatas, perlu dilakukannya pembatasan

masalah guna memperoleh kajian untuk menghindari perluasan masalah yang

menyebabkan pembahasan menjadi tidak konsisten. Maka penulis

memberikan batasan masalah ini hanya membahas tentang kendaraan

bermotor roda dua daerah Kota Jambi di Kantor SAMSAT Kota Jambi tahun

2020.
8

D. Tinjauan Dan Kegunaan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dan kegunaan

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Tujuan Penelitian

a. Agar dapat mengetahui apa tujuan lahirnya keputusan Gubernur

Jambi Nomor.8 KEP.GUB/BAKEUDA-2.2/2020.

b. Agar peneliti dapat mengetahui dampak yang ditimbulkan oleh

pemutihan pajak kendaraan bermotor terhadap tingkatan kesadaran

wajib pajak.

2. Kegunaan Penelitian

a. Dari sisi akademisi, hasil penelitian diharapkan dapat menjadi

sumbangan pemikiran bagi perkembangan ilmu hukum di

Indonesia khususnya di provinsi Jambi dan dapat menjadi

kontribusi dalam memperkaya pengetahuan mengenai pemutihan

pajak kendaraan bermotor.

b. Dari sisi penulis, bukan hanya menambah wawasan tetapi juga

hasil penelitian ini sebagai syarat untuk menyelesaikan program

studi strata satu (S1) pada Prodi Hukum Tata Negara Fakultas

Syariah Universitas Islam Negeri Sultan Thaha Saifuddin Jambi.


9

E. Kerangka Konseptual

1. Konsep Analisis Kebijakan

Menurut William N. Dunn mengatakan bahwa analisis kebijakan publik

adalah suatu disiplin ilmu sosial terapan yang memanfaatkan berbagai metode

dan teknik untuk menghasilkan informasi yang relevan dengan kebijakan.

Analisis seperti ini sangat diperlukan dalam praktik pengambilan keputusan

disektor publik, dan karenanya dibutuhkan oleh para politisi, konsultan, dan

pengambil keputusan di pemerintahan. Seiring dengan bertambah

kompleksnya masalah yang dihadapi masyarakat, kebutuhan akan analisis

kebijakan dalam proses pembuatan kebijakan publik pun semakin

meningkat.10

a. Proses Pengkajian Kebijakan

Metodelogi analisis kebijakan adalah sistem standar, aturan, dan

prosedur untuk menciptakan, nilai secara kritis, dan

mengkomunikasikan pengetahuan yang relevan dengan kebijakan.

Metodelogi dalam pengertian ini erat hubungannya dengan aktivitas

intelektual dan praktis yang oleh John Dewey dikatakan sebagai logic

of inquiry, yaitu “ kegiatan pemahaman manusia mengenai pemecahan

masalah.” Pemecahan masalah adalah elemen kunci dalam metodelogi

analisis kebijakan. Sama pentingnya dengan analisis kebijakan untuk

merumuskan masalah sebagai bagian dari pencarian solusi. Dengan

menanyakan pertanyaan yang benar, masalah yang semula tampak tak

10
William N. Dunn, Pengantar Analisis Kebijakan public edisi kedua, ( Yogyakarta:
Gadjah Mada University, 2003), Hlm. 24
10

terpecahkan kadang-kadang dapat dirumuskan kembali sehingga dapat

ditemukan solusi yang tak terdeteksi sebelumnya. Masalah dirumuskan

yang dirumuskan dengan baik adalah masalah yang setengah

terpecahkan.

2. Bentuk-Bentuk Analisis Kebijakan

a. Analisis Kebijakan Prospektif

Hubungan antara komponen-komponen informasi kebijakan dan

metode-metode analisis kebijakan memberi landasan untuk

membedakan tiga bentuk utama analisis kebijakan: analisis prospektif,

retrospektif, dan terintegrasi. Analisis kebijakan prospektif yang

berupa produksi dan transformasi informasi sebelum aksi kebijakan

dimulai dan diimplementasikan cenderung menciri cara beroperasinya

para ekonomi, analisis sistem, dan peneliti operasi. Analisis kebijakan

prospektif mungkin paling baik dicontohkan dari deskripsi analisis

kebijakan yang diberikan oleh Walter Williams (mantan kepala devisi

penelitian dan perencanaan).11

Analisis kebijakan menurut Walter Williams merupakan suatu alat

untuk menyampaikan informasi untuk dipakai dalam merumuskan

alternatif dan preferensi kebijakan yang dinyatakan secara komparatif,

diramalkan dalam bahasa kuantitatif dan kualitatif sebagai landasan

atau penuntun dalam pengambilan keputusan kebijakan secara

konseptual tidak termasuk mengumpulkan informasi. Sebaliknya

11
Ibid, Hlm. 25
11

penelitian kebijakan berkenaan dengan semua studi yang

menggunakan metodologi ilmiah untuk menerangkan fenomena dan

atau menentukan hubungan diantara mereka. Analisis prospektif

seringkali menimbulkan jurang pemisah yang besar antara pemecahan

masalah yang diunggulkan dan upayaupaya pemerintah untuk

memecahkannya.

b. Analisis Kebijakan Retrospektif

Analisis kebijakan retrospektif dalam banyak hal sesuai dengan

deskripsi penelitian kebijakan yang dikemukakan sebelumnya. Analisis

retrospektif yang dijelaskan sebagai penciptaan dan transformasi

informasi sesudah aksi kebijakan dilakukan, mencakup berbagai tipe

kegiatan yang dikembangkan oleh tiga kelompok analis:

1) Analisis yang berorientasi pada disiplin, kelompok ini

sebagian besar terdiri dari para ilmuan politik dan sosiologi,

terutama berusaha untuk mengembangkan dan menguji

teori yang didasarkan pada teori dan menerangkan sebab-

sebab dan konsekuensi-konsekuensi kebijakan. Kelompok

ini jarang berusaha untuk mengidentifikasikan tujuan-

tujuan dan sasaran spesifik dari para pembuat kebijakan dan

tidak melakukan usaha apapun untuk membedakan

variabel-variabel kebijakan yang merupakan hal yang dapat


12

diubah melalui manipulasi kebijakan, dan variabel

situasional yang tidak dapat dimanipulasi. 12

2) Analisis yang berorientasi pada masalah, kelompok ini

sebagian besar juga terdiri dari para ilmuan ilmu politik dan

sosiologi, dan juga berusaha untuk menerangkan sebab-

sebab dan konsekuensi dari kebijakan. Meskipun begitu,

para analis yang berorientasi pada masalah ini, kurang

perhatian pada pengembangan dan pengujian teori-teori

yang dianggap penting didalam disiplin ilmu sosial, tetapi

lebih menaruh perhatian pada identifikasi variabel-variabel

yang dapat dimanipulasi oleh para pembuat kebijakan untuk

mengatasi masalah.

3) Analisis yang berorientasi pada aplikasi, kelompok analisis

yang ketiga ini mencakup ilmuwan politik dan sosiologi,

tetapi juga orang-orang yang datang dari bidang studi

profesional pekerjaan sosial dan administrasi publik dan

bidang studi yang sejenis seperti penelitian evaluasi.

Kelompok ini juga berusaha untuk menerangkan sebab dan

konsekuensi kebijakan-kebijakan dan program publik,

tetapi tidak menaruh perhatian terhadap pengembangan dan

pengujian teori-teori dasar. Kelompok ini tidak hanya

menaruh perhatian pada variabel-variabel kebijakan, tetapi

12
Ibid, Hlm. 25
13

juga melakukan identifikasi tujuan dan sasaran kebijakan

dari para pembuat kebijakan dan pelaku kebijakan. 13

c. Analisis kebijakan yang terintegrasi

merupakan bentuk analisis yang mengkombinasikan gaya operasi

para praktisi yang menaruh perhatian pada penciptaan dan transformasi

informasi sebelum dan sesudah tindakan kebijakan diambil. Analisis

kebijakan yang terintegrasi tidak hanya mengharuskan para analis

untuk mengkaitkan tahap penyelidikan retrospektif dan perspektif,

tetapi juga menuntut para analis untuk secara terus menerus

menghasilkan dan mentransformasikan informasi setiap saat. Hal ini

berarti bahwa analisis dapat terlibat dalam transformasi komponen-

komponen informasi kebijakan searah dengan putaran jarum jam

berulang-ulang kali sebelumnya akhirnya pemecahan masalah

kebijakan yang memuaskan ditemukan.

Analisis yang terintegrasi dengan begitu bersifat terus menerus,

berulang-ulang, tanpa ujung, paling tidak dalam prinsipnya. Analisis

dapat memulai penciptaan dan transformasi informasi pada setiap titik

dari lingkaran analisis, baik sebelum atau sesudah aksi. Selanjutnya,

hubungan antara dua tahap analisis kebijakan misalnya antara

perumusan masalah dan peramalan dapat dipandang sebagai titik

dialektis, dimana tidak mungkin untuk menyatakan dengan pasti

dimana penggunaan metode analisis kebijakan dimulai dan berakhir.

13
Ibid, Hlm. 26
14

Analisis yang terintegrasi dapat digambarkan dengan

mempertentangkan antara evaluasi-evaluasi retrospektif terhadap

kebijakan publik, dan eksperimen program kebijakan.

3. Tipe-Tipe Model Kebijakan

a. Model Deskriftif

Model-model kebijakan dapat dibandingkan dan dikontraskan dari

berbagai dimensi, yang paling penting diantaranya adalah membantu

membedakan tujuan, bentuk ekspresi dan fungsi metodologis dari

model. Dua bentuk utama model kebijakan adalah deskriftif dan

normatif. Tujuan model deskriftif adalah menjelaskan atau

memprediksikan sebab-sebab dan konsekuensi-konsekuensi dari

pilihan-pilihan kebijakan. Model deskriftif digunakan untuk memantau

hasil-hasil dari aksi-aksi kebijakan.14

b. Model Normatif

Sebaliknya, tujuan model normatif bukan hanya untuk menjelaskan

dan memprediksi tetapi juga memberikan dalil dan rekomendasi untuk

mengoptimalkan pencapaian beberapa utilitas (nilai). Di antara

beberapa jenis model normatif yang digunakan oleh para analisis

kebijakan adalah model normatif yang membantu menentukan tingkat

kapasitas pelayanan yang optimum (model antri), waktu pelayanan dan

perbaikan yang optimum (model penggantian), pengaturan volume dan

waktu yang optimum (model inventaris) dan keuntungan yang

14
Ibid, Hlm. 27
15

optimum pada investasi publik (model biaya-manfaat). Masalah-

masalah keputusan normatif biasanya dalam bentuk: mencari nilai-nilai

variabel yang terkontrol (kebijakan) yang akan menghasilkan manfaat

yang terbesar (nilai), sebagaimana terukur dalam variabel keluaran

yang hendak diubah oleh para pembuat kebijakan.

c. Model Verbal

Dalam menggunakan model verbal, analisis bersandar pada

penilaian nalar untuk membuat prediksi dan menawarkan rekomendasi.

Penilaian nalar menghasilkan argumen kebijakan, model verbal secara

relatif mudah dikomunikasikan diantara para ahli dan orang awam.

d. Model Simbolis

Model simbolis menggunakan simbol-simbol sistematis untuk

menerangkan hubungan diantara variabel-variabel kunci yang

dipercaya menciri suatu masalah. Prediksi atau solusi yang optimal

diperoleh dari model-model simbolis yang meminjam metode-metode

matematika, statistika, dan logika.15

e. Model Prosedural

Model prosedural (prosedural models) menampilkan hubungan

yang dinamis diantara variabel-variabel yang diyakini menjadi ciri

suatu masalah kebijakan. Prediksi-prediksi dan solusi-solusi optimal

diperoleh dengan mensimulasikan dan meneliti seperangkat hubungan

yang mungkin tidak dapat diterangkan secara baik karena data-data

15
Ibid. Hlm. 28
16

yang diperlukan tidak tersedia. Salah satu bentuk model prosedural

yang paling sederhana adalah pohon keputusan, yang dibuat dengan

memproyeksikan keputusan-keputusan kebijakan dan konsekuensi-

konsekuensinya pada masa mendatang.

f. Model Sebagai Pengganti Dan Perspektif

Dimensi terakhir yang penting dari model-model kebijakan

berhubungan dengan asumsi mereka. Model kebijakan, lepas dari

tujuan atau bentuk ekspresinya, dapat dipandang sebagai pengganti

atau perspektif. Model pengganti diasumsikan sebagai pengganti dari

masalah-masalah substantif. Sebaliknya, model model perspektif

dipandang sebagai satu dari banyak cara lain yang dapat digunakan

untuk merumuskan masalah substantif. Model perspektif didasarkan

pada asumsi bahwa masalah formal tidak pernah sepenuhnya mewakili

secara masalah substantif.

4. Kebijakan Publik Menurut Para Ahli

a. Thomas R. Dye (1981)

Kebijakan publik adalah apa yang tidak dilakukan maupun yang

dilakukan oleh pemerintah. Pengertian yang diberikan Thomas R. Dye

ini memiliki ruang lingkup yang sangat luas. Selain itu kajiannya yang

hanya terfokus pada negara sebagai pokok kajian. 16

16
Ibid, Hlm. 29
17

b. Easton (1961)

Mendefinisikan kebijakan publik sebagai pengalokasian nilai-nilai

kekuasaan untuk seluruh masyarakat yang keberadaannya mengikat.

Dalam pengertian ini hanya pemerintah yang dapat melakukan sesuatu

tindakan kepada masyarakat dan tindakan tersebut merupakan bentuk

dari sesuatu yang dipilih oleh pemerintah yang merupakan bentuk dari

sesuatu yang dipilih oleh pemerintah yang merupakan bentuk dari

pengalokasian nilai-nilai kepada masyarakat.

c. Anderson (1975)

Kebijakan publik adalah kebijakan-kebijakan yang dibangun oleh

badan-badan dan pejabat-pejabat pemerintah, dimana implikasi dari

kebijakan tersebut adalah:

1) Kebijakan publik selalu mempunyai tujuan tertentu atau

mempunyai tindakan-tindakan yang berorientasi pada tujuan.

2) Kebijakan publik berisi tindakan-tindakan pemerintah.

3) Kebijakan publik merupakan apa yang benar-benar dilakukan

oleh pemerintah, jadi bukan merupakan apa yang masih

dimaksudkan untuk dilakukan.

4) Kebijakan publik yang diambil bisa bersifat positif dalam arti

merupakan keputusan pemerintah mengenai segala sesuatu

masalah tertentu, atau bersifat negatif untuk tidak melakukan

sesuatu.
18

5) Kebijakan pemerintah setidak-tidaknya dalam arti positif

didasarkan pada peraturan perundangan yang bersifat mengikat

dan memaksa.

d. Edward III

Kebijakan publik didefinisikan sebagai apa yang dinyatakan dan

dilakukan atau tidak dilakukan oleh pemerintah termasuk kebijakan

publik. Merujuk pada definisi di atas, kebijakan publik tampil sebagai

sasaran atau tujuan program-program. Edward lebih lanjut

menjelaskan bahwa kebijakan publik itu dapat diterapkan secara jelas

dalam peraturan perundang-undangan dalam bentuk pidato-pidato

pejabat teras pemerintah ataupun berupa program-program dan

tindakan-tindakan yang dilakukan pemerintah.

e. Chaizi Nasucha (2004)

Mengatakan bahwa kebijakan publik adalah kewenangan

pemerintah dalam pembuatan suatu kebijakan yang digunakan kedalam

perangkat peraturan hukum. Kebijakan tersebut bertujuan untuk

menyerap dinamika sosial dalam masyarakat, yang akan dijadikan

acuan perumusan kebijakan agar tercipta hubungan sosial yang

harmonis. 17

17
Dra Agustuti Handayani M,M, Analisis Kebijakan Pemutihan Pajak Kendaraan Bermotor
R4 ( Studi Pada Kantor Samsat Kota Bandar Lampung), Akses Dalam Skripsi (Maret 2021),
Hlm. 18
19

F. Kerangka Teori

Kerangka teori sebagai pedoman bagi penulis dalam melakukan

penelitian guna untuk mengetahui maksud yang terkandung dalam judul

proposal dan menghindari penafsiran yang berbeda sehingga penulisan ini

terarah dan lebih baik maka skripsi ini sangat perlu untuk diperhatikan

kerangka konsep dibawah ini:

1. Analisis Kebijakan Publik

Kebijakan publik adalah pengambilan tindakan yang memiliki maksud

oleh aktor atau sekelompok aktor dalam mengatasi permasalahan atau

sesuatu yang menjadi kepedulian. Artinya, kebijakan publik bukanlah

random tetapi memiliki tujuan dan maksud, kebijakan publik dilakukan

oleh otoritas publik, kebijakan publik terdiri dari sebuah pola tindakan

yang berada dalam kerangka waktu tertentu, kebijakan publik merupakan

hasil dari sebuah tuntutan, ia merupakan serangkaian tindakan

pemerintahan yang terarah sebagai tanggapan dari tekanan tentang sebuah

persoalan. 18

Analisis kebijakan publik walaupun merupakan bagian dari studi ilmu

administrasi Negara, tetapi bersifat multi disipliner, karena banyak

meminjam teori, metode dan teknik dari studi ilmu sosial, ilmu ekonomi,

ilmu politik, dan ilmu psikologi. Studi kebijakan publik mulai berkembang

18
Afriva, Khaidir, Pengantar Analisis Kebijakan Publik, (Padang: SAME.2017) Hlm. 16
20

pada awal tahun 1970-an terutama dengan terbitnya tulisan Harold D.

Laswell tentang Policy Sciences.19

Kebijakan publik bisa saja positif (tindakan yang dilakukan) dan bisa

juga negatif (tindakan yang tidak dilakukan). menggunakan definisi ini

dan menambahkan bahwa kebijakan publik memiliki tujuan yang khas.

Menyelesaikan persengketaan yang terjadi terhadap sumber daya yang

terbatas, mengatur perilaku, memotivasi tindakan-tindakan kolektif,

melindungi hak, dan mengarahkan kemanfaatan menuju kepentingan

publik, bukan kepentingan pribadi atau kepentingan kelompok.

Kebijakan Publik mengandung anggapan bahwa ada suatu tuang atau

domain dalam kehidupan yang bukan privat atau murni milik individual,

tetapi milik bersama atau milik umum. Publik sendiri berisi aktivitas

manusia yang dipandang perlu untuk diatur atau diintervensi oleh

pemerintah atau aturan sosial, atau setidaknya oleh tindakan bersama.

Dye yang dikutip Young dan Quinn memberikan definisi kebijakan

publik secara luas, yakni sebagai “Apapun yang dipilih pemerintah untuk

dilakukan atau tidak dilakukan". Sementara itu, Anderson yang dikutip

juga oleh Young dan Quinn, menyampaikan definisi kebijakan publik

yang relatif lebih spesifik, yaitu sebagai "suatu tindakan yang bertujuan

19
Taufiqurokhman, Kebijakan Publik, ( Jakarta Pusat, Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu
Politik Universitas Moestopo Beragama (Pers). 2014) Hlm. 12
21

yang diikuti oleh seorang aktor atau sekelompok aktor dalam menangani

dengan suatu masalah atau hal yang menjadi perhatian." 20

a. Ciri-Ciri Kebijakan Publik

Kebijakan publik itu pada hakikatnya merupakan sebuah

aktivitas yang khas (a unique activity), dalam artian dia

mempunyai ciri-ciri tertentu yang agaknya tidak dimiliki oleh

kebijakan jenis lain. Ciri-ciri khusus yang melekat pada kebijakan-

kebijakan publik bersumber pada kenyataan bahwa kebijakan itu

lazimnya dipikirkan, didesain, dirumuskan, dan diputuskan oleh

mereka yang oleh David Easton disebut sebagai orang-orang yang

memiliki otoritas (public authorities). Penjelasan yang baru

dikemukakan tersebut ternyata membawa implikasi tertentu

terhadap konsep kebijakan publik, yang secara rinci akan

dijelaskan di bawah ini:

1). kebijakan publik lebih merupakan tindakan yang

sengaja dilakukan dan mengarah pada tujuan tertentu,

dari pada sekadar sebagai bentuk prilaku atau tindakan

yang menyimpang yang serba acak (at random), asal-

asalan, dan serba kebetulan.

2). kebijakan pada hakikatnya terdiri dari tindakan-tindakan

yang saling berkaitan dan berpola, mengarah pada

20
Intan, Fitri Meutria, Analisis Kebijakan Publik, (Bandar Lampung: Cv Anugrah Utama
Raharja.2017) Hlm. 12
22

tujuan tertentu yang dilakukan oleh pejabat-pejabat

pemerintah, dan bukan keputusan-keputusan yang

berdiri sendiri.

3). kebijakan itu ialah apa yang nyatanya dilakukan

pemerintahan dalam bidang-bidang tertentu.misalnya

dalam pengatur perdagangan, mengendalikan inflasi,

menghapus kemiskinan, memberantas korupsi,

memberantas buta aksara, menggalakkan program

keluarga berencana, dan menggalakkan perumahan

rakyat bagi golongan masyarakat berpenghasilan

rendah.

4). kebijakan publik mungkin berbentuk positif, mungkin

pula negatif. Dalam bentuknya yang positif, kebijakan

publik mungkin akan mencangkup beberapa bentuk

tindakan pemerintah yang dimaksudkan untuk

mempengaruhi penyelesaian atas masalah tertentu.

Sementara dalam bentuk negatif, ia kemungkinan secara

keseluruhan (community as a whole) dan memiliki daya

paksa tertentu yang tidak dimiliki oleh kebijakan-

kebijakan yang dibuat oleh organisasi privat, atau

organisasi non pemerintah/ swasta yang umumnya

hanya memiliki daya ikat internal dan terbatas. 21

21
Ibid. Hlm. 5
23

2. Analisis Kebijakan

Kebijakan adalah “keputusan tetap” yang dicarikan oleh konsistensi

dan pengulangan (repetitiveness) tingkahlaku dari mereka yang membuat

dan dari mereka yang mematuhi keputusan tersebut.22

Analisis kebijakan mengkaji tentang apa yang seharusnya dilakukan

terhadap sebuah kebijakan. Demikian juga ketika analisis dilakukan

sebelum kebijakan dirumuskan, dan karena itu berbentuk analisis

pengendalian sebelum dilakukannya penggabungan (ex-ante) pertanyaanya

mengkaji pilihan-pilihan tindakan dan kebijakan yang tersedia untuk

disepakati dan diputuskan beserta dengan argumen yang mendasari pilihan

tersebut.23

Carl Friedrich menyatakan bahwa kebijakan itu ialah suatu tindakan

yang mengarah pada tujuan yang diusulkan oleh seseorang, kelompok,

atau pemerintah dalam lingkungan tertentu sehubungan dengan adanya

hambatan-hambatan tertentu seraya mencari peluang-peluang untuk

mencapai tujuan atau mewujudkan sasaran yang diinginkan. 24

22
Charles O. Jones, Pengantar Kebijakan Publik, (Jakarta: Pt. Raja Grafindo Persada.
1996) Hlm. 47
23
Afriva, Khaidir, Pengantar Analisis.. Hlm. 22
24
Intan, Fitri Meutria, Analisis Kebijakan… Hlm. 1
24

3. Pelayanan Publik

Pelayanan publik adalah suatu proses bantuan kepada orang lain

dengan cara-cara tertentu yang memerlukan kepekaan dan hubungan

interpersonal tercipta kepuasan dan keberhasilan. Menurut Undang-

Undang Nomor 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik, dijelaskan

bahwa pelayanan publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam

rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan

perundang- undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang,

jasa, dan/atau pelayanan administratif yang disediakan oleh

penyelenggaran pelayanan publik.25

Pelayanan publik diselenggarakan dengan tujuan untuk mencapai hal-

hal yang strategis bagi kemajuan bangsa di masa yang akan datang.

Karena sifatnya yang demikian, sebagai seorang ASN saudara harus

paham bahwa kegagalan dalam berkontribusi untuk menyelenggarakan

pelayanan publik yang berkualitas akan berakibat pada kegagalan kita

sebagai bangsa dalam mewujudkan cita-cita bersama. Dalam konteks

dunia yang dihadapkan pada tantangan globalisasi maka kegagalan sebagai

ASN dalam membantu mewujudkan kualitas pelayanan publik yang baik

juga berarti berdampak pada kegagalan Indonesia dalam memenangkan

25
Dr. Erwan Agus Purwanto, Pelayanan Publik, (Jakarta : Lembaga Administrasi Negara,
2016) Hlm. 11
25

pertarungan memperebutkan supremasi globalisasi. Jika ini terjadi, masa

dengan bangsa Indonesia menjadi taruhannya. 26

4. Pajak

Pajak dari perspektif ekonomi dipahami sebagai beralihnya sumber

daya dari sektor privat kepada sektor publik, pemahaman ini memberikan

gambaran bahwa adanya pajak menyebabkan dua situasi menjadi berubah.

pertama, berkurangnya kemampuan individu dalam menguasai sumber

daya untuk kepentingan penguasaan barang dan jasa. Kedua,

bertambahnya kemampuan keuangan negara dalam penyediaan barang dan

jasa publik yang merupakan kebutuhan masyarakat.

Menurut Soemitro, pajak merupakan suatu perikatan yang timbul

karena adanya undang-undang yang menyebabkan timbulnya kewajiban

warga negara untuk menyetorkan sejumlah penghasilan tertentu kepada

negara, negara mempunyai kekuatan untuk memaksa, dan uang pajak

tersebut harus digunakan untuk penyelenggaraan pemerintahan.27 Dari

pendekatan hukum ini memperlihatkan bahwa pajak yang dipungut harus

berdasarkan undang-undang sehingga menjamin adanya kepastian hukum.

Menurut R. Santoso Brotodiharjo, pajak adalah iuran negara (yang

dapat dilaksanakan) yang terutang oleh yang wajib membayarnya menurut

peraturan-peraturan, dengan tidak mendapat prestasi kembali yang

langsung dapat ditunjuk dan yang gunanya adalah untuk membiayai

26
Ibid, Hlm. 42
27
Adrian Sutedi, Hukum Pajak, (Jakarta: Sinar Grafika,2016), Hlm. 1
26

pengeluaran-pengeluaran umum berhubungan dengan tugas negara untuk

menyelenggarakan pemerintah28.

Setiap pajak yang dibayarkan rakyat akan masuk dalam pos

pendapatan negara dari sektor pajak. Penggunaannya untuk membiayai

belanja pemerintah pusat maupun daerah demi kesejahteraan masyarakat.

Uang pajak digunakan untuk kepentingan umum, bukan untuk kepentingan

pribadi. Pajak merupakan salah satu sumber dana pemerintah

untuk mendanai pembangunan di pusat dan daerah, seperti membangun

fasilitas umum, membiayai anggaran kesehatan dan pendidikan, dan

kegiatan produktif lain. Pemungutan pajak dapat dipaksakan karena

dilaksanakan berdasarkan undang-undang.

5. Pajak kendaraan Bermotor

Menurut Siahaan pajak kendaraan bermotor adalah Pajak atas

Kepemilikan dan atau penguasaan kendaraan bermotor. kendaraan

bermotor adalah semua kendaraan beroda beserta gandengannya yang

digunakan di semua jenis jalan darat, dan digerakkan oleh peralatan teknik

berupa motor atau peralatan lainnya yang berfungsi untuk mengubah suatu

sember daya energi tertentu menjadi tenaga gerak kendaraan bermotor

yang bersangkutan, termasuk alat-alat berat dan alat-alat besar yang dalam

28
R Santoso Brotodiharjo. Pengantar Ilmu Hukum Pajak, (PT. Erosco: Bandung.1998)
27

operasinya menggunakan roda dan motor dan tidak melekat secara

permanen serta kendaraan bermotor dioperasikan di air. 29

a. Dasar Pengenaan, Tarif dan Cara Perhitungan Pajak Kendaraan

Bermotor

1) Dasar Pengenaan Pajak Kendaraan Bermotor dihitung sebagai

perkalian dari dua unsur pokok, yaitu;

a) Nilai Jual Kendaraan Bermotor (NJKB)

b) Bobot

2) Tarif Pajak Kendaraan Bermotor

Besarnya tarif Pajak Kendaraan Bermotor untuk Kendaraan

bermotor Pribadi ditetapkan sebagaimana di bawah ini.

a) Untuk kepemilikan kendaraan bermotor pertama paling

rendah sebesar 1% (satu persen) dan paling tinggi

sebesar 2% (dua persen).

b) Untuk kepemilikan kendaraan bermotor kedua dan

seterusnya tarif dapat ditetapkan secara progresif paling

rendah sebesar 2% (dua persen) dan paling tinggi sebesar

10% (sepuluh persen).

c) Kepemilikan kendaraan bermotor didasarkan atas nama

dan atau alamat yang sama.

29
Marihot Pahala Siahaan. Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. (Cetakan Ketiga. Jakarta:
Rajawali Pers. 2016) Hlm. 175
28

3) Perhitungan Pajak Kendaraan Bermotor

Besarnya pokok pajak kendaraan bermotor yang terutang

dihitung dengan cara mengalikan tarif pajak dengan dasar

pengenaan pajak. Secara umum, perhitungan Pajak Kendaraan

Bermotor adalah sesuai dengan rumus berikut:30

Pajak Terutang = Tarif Pajak x Dasar Pengenaan Pajak

= Tarif Pajak x ( NJKB x Bobot )

6. Wajib Pajak

Menurut Muqodim Simanjuntak, wajib pajak merupakan kewajiban

setiap individu atau perorangan didalam perpajakan yang perlu dipenuhi

kewajibannya membayar pajak meliputi pungutan maupun pajak

manapun. 31 Wajib pajak adalah orang atau badan yang menurut ketentuan

peraturan perundang-undangan melakukan wajib perpajakan termasuk

pemungutan atau pomotong pajak tertentu.

a. Hak Wajib Pajak

1) Kerahasiaan wajib pajak

2) Penundaan pembayaran

3) Pengangsuran pembayaran

30
Ibid Hlm. 182
31
Ahmad Ardiyansyah, Dkk, Pengaruh Pelayanan Fiskus Terhadap Kepatuhan Wajib
Pajak Melalui Kepuasan Wajib Pajak (Studi Pada Wajib Pajak Di Wilayah Kerja Kpp Pratama
Blitar), Akses Dalam Jurnal, (Februari 2020). Hal.4
29

4) Penundaan pelaporan SPT ( Surat Pemberitahuan Pajak)

tahunan

5) Pengurangan PPH (Pajak Penghasian) pasal 25

6) Pengurangan PBB ( Pajak Bumi Dan Bangunan)

7) Pajak ditanggung pemerintah

8) Insentif perpajakan

9) Penetapan, keberatan, banding, dan peninjauan kembali

10) Kelebihan pembayaran

11) Pengenbalian pendahuluan kelebihan pembayaran pajak 32

b. Fungsi Pajak

Ada dua fungsi pajak yaitu:

1) Fungsi penerimaan (budgetair) yaitu pajak sebagai sumber

dana bagi pemerintah.

2) Fungsi pengatur (regulered) yaitu pajak sebagai alat untuk

mengatur atau melaksanakan kebijakan pemerintah dalam

bidang sosial dan ekonomi. 33

32
Mart Tri Pola Sitanggang Model Hubungan Kasual Kesadaran Wajib Pajak Badan
Modernisasi Sistem Administrasi Pajak Dan Tindakan Penegakan Hukum Dibidang Perpajakan
Dan Pengaruh Terhadap Kepatuhan Pajak, Akses Dalam Jurnal, (Maret, 2020). Hlm. 10
33
Mardiasmo, Perpajakan Edisi Revisi, (Yogyakarta:CV Andi Offset,2011). Hlm. 5
30

7. Sistem Pemungutan Pajak

Menurut Mardiasmo, ada beberapa sistem pemungutan pajak yang

terdiri sebagai berikut:

a. Official Assessment System

Adalah suatu sistem pemungutan yang memberi wewenang

kepada pemerintah (fiskus) untuk menentukan besarnya pajak yang

terutang oleh wajib pajak, ciri-cirinya:

1) Wewenang untuk menentukan besarnya pajak terutang

ada pada fiskus.

2) Wajib pajak bersifat pasif

3) Utang pajak timbul setelah dikeluarkan surat ketetapan

pajak oleh fiskus.

b. Self Assesment System

Adalah suatu sistem pemungutan pajak yang memberi

wewenang kepada wajib pajak untuk menentukan sendiri besarnya

pajak yang terutang, ciri-cirinya:

1) Wewenang untuk menentukan besarnya pajak terutang

ada pada wajib pajak sendiri.

2) Wajib pajak aktif, mulai dari menghitung, menyetor, dan

melaporkan sendiri pajak yang terutang.

3) Fiskus tidak ikut campur dan hanya mengawasi.


31

c. With Holding System

Adalah suatu sistem pemungutan pajak yang memberi

wewenang kepada pihak ketiga (bukan fiskus dan bukan wajib

pajak yang bersangkutan) untuk menentukn besarnya pajak yang

terutang oleh wajib pajak, ciri-cirinya: wewenang menentukan

besarnya pajak yang terutang ada pada pihak ketiga, pihak selain

fiskus dan wajib pajak. 34

8. Syarat Pemungutan Pajak

Agar pemungutan pajak tidak menimbulkan hambatan atau

perlawanan, maka pemungutan pajak harus memenuhi syarat sebagai

berikut:

a. Pemungutan pajak harus adil (syarat keadilan)

Sesuai dengan tujuan hukum yakni adil, undang-undang dan

pelaksanaan pemungutan harus adil. Adil dalam perundang-

undangan di antaranya menggunakan pajak secara umum,

disesuaikan dengan kemampuan masing-masing, adil dalam

pelaksanaan dengan memberikan hak bagi wajib pajak untuk

mengajukan keberatan, penundaan dalam pembayaran.

Pemungutan pajak harus berdasarkan undang-undang (syarat

yuridis)

34
Ibid Hlm. 6
32

Di Indonesia, pajak diatur dalam UUD 1945 pasal 23A yang

menyatakan bahwa pajak dan pungutan lain yang bersifat

memaksa untuk keperluan negara diatur dengan baik bagi negara

maupun warganya.

b. Tidak menggangu perekonomian (syarat ekonomi)

Pemungutan tidak boleh mengganggu kelancaran kegiatan

produksi maupun perdagangan sehingga tidak menimbulkan

kelesuan perekonomian masyarakat

c. Pemungutan pajak harus efisien (syarat finansial)

Sesuai fungsi budgetair, biaya pemungutan pajak harus dapat

ditekan sehingga lebih rendah dari hasil pemungutannya.

d. Sistem pemungutan yang sederhana akan memudahkan dan

mendorong masyarakat dalam memenuhi kewajiban

perpajakan. Syarat ini telah dipenuhi oleh undang-undang

perpajakan yang baru.35

9. Pemerintahan Daerah

Konsep pemerintahan daerah berasal dari terjemahan konsep (local

government) yang pada intinya mengandung tiga pengertian, yaitu:

pertama berarti pemerintah lokal, kedua berarti pemerintahan lokal, dan

35
Isroah, perpajakan,( Yogyakarta: Kencana), Hlm. 9
33

ketiga berarti wilayah lokal. 36 Pemerintahan Daerah adalah

penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh pemerintah daerah dan dewan

perwakilan rakyat daerah menurut asas otonomi dan tugas pembantuan

dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara

Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-

Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Saat ini Pemerintahan daerah diatur dengan Undang-Undang Nomor

23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah. Melihat definisi

pemerintahan daerah seperti yang telah dikemukakan di atas, maka yang

dimaksud pemerintahan daerah disini adalah penyelenggaraan daerah

otonom oleh pemerintah daerah dan DPRD menurut asas desentralisasi

dan unsur penyelenggara pemerintah daerah adalah Gubernur, bupati atau

walikota dan perangkat daerah. Pemerintah daerah mempunyai

kewenangan yang besar untuk merencanakan, merumuskan,

melaksanakan, serta mengevaluasi kebijakan dan program pembangunan

yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat setempat.37

Untuk melaksanakan kebijakan pemerintahan sendiri, daerah perlu

untuk mengandalkan prinsip desentralisasi, yaitu pendelegasian urusan

pemeritahan pusat kepada otoritas daerah otonom untuk pengaturan dan

pengelolaan urusan, pemerintah mereka dalam sistem NKRI. (Pasal 1 (7)

UU No 32 tahun 2004). Beberapa urusan daerah dianggap sebagai urusan

36
Nurcholis Hanif, Teori dan Praktik Pemerintahan dan Otonomi daerah.( Jakarta:
Gramedia Widiasarana Indonesia 2017). Hlm 15
37
Undang-Undang Nomor 23 tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah
34

wajib berdasarkan Pasal 13 UU 32 tahun 2004 dan bersifat menjadi urusan

wajib di tingkat pusat dan kabupaten, yakni:

a. Urusan wajib yang menjadi kewenangan pemerintahan daerah

provinsi merupakan urusan dalam skala provinsi yang meliputi:

1) Perencanaan dan pengendalian pembangunan.

2) Perencanaan, pemanfaatan, dan pengawasan tata ruang.

3) Penyelenggaraan ketertiban umum dan ketenteraman


masyarakat.

4) Penyediaan sarana dan prasarana umum.

5) Penanganan bidang kesehatan.

6) Penyelenggaraan pendidikan dan alokasi sumber daya


manusia potensial.

7) Penanggulangan masalah sosial lintas kabupaten/kota.

8) Pelayanan bidang ketenagakerjaan lintas kabupaten/kota.

9) Fasilitasi pengembangan koperasi, usaha kecil, dan


menengah termasuk lintas kabupaten/kota.

10) Pengendalian lingkungan hidup.

11) Pelayanan pertanahan termasuk lintas kabupaten/kota.

12) Pelayanan kependudukan, dan catatan sipil.

13) Pelayanan administrasi umum pemerintahan.

14) Pelayanan administrasi penanaman modal termasuk lintas


kabupaten/kota.
35

15) Penyelenggaraan pelayanan dasar lainnya yang belum


dapat dilaksanakan oleh kabupaten/kota.

16) Urusan wajib lainnya yang diamanatkan oleh peraturan

perundang-undangan.

b. Urusan pemerintahan provinsi yang bersifat pilihan meliputi

urusan pemerintahan yang secara nyata ada dan berpotensi untuk

meningkatkan kesejahteraan masyarakat sesuai dengan kondisi,

kekhasan, dan potensi unggulan daerah yang bersangkutan”. 38

Pada hakekatnya, Penyelenggaraan pemerintahan daerah di Indonesia

di dasari dengan Asas pemerintahan daerah yang yakni; asas

desentralisasi, asas dekonsentrasi, dan asas tugas pembantuan. Melalui

Undang-Undang nomor 23 tahun 2014 dilakukan pengaturan yang bersifat

afirmatif yang dimulai dari pemetaan Urusan Pemerintahan yang akan

menjadi prioritas Daerah dalam pelaksanaan otonomi yang seluas-luasnya.

Melalui pemetaan tersebut dapat tercipta sinergi kementerian atau lembaga

pemerintah non kementerian yang Urusan Pemerintahannya di

desentralisasaikan ke Daerah. Sinergitas Urusan Pemerintahan dapat

melahirkan sinergi kelembagaan antara pemerintah pusat dan pemerintah

daerah karena setiap kementerian/lembaga pemerintah non kementerian

dapat mengetahui siapa pemangku kepentingan (stakeholder) dari

38
Amelia Haryanti, Sistem Pemerintahan Daerah, (Tangerang Selatan. 2019). Hlm. 5
36

kementerian/lembaga pemerintah nonkementerian tersebut di tingkat

provinsi dan kabupaten/kota secara nasional. 39

10. Pajak Daerah

Pajak daerah yaitu iuran wajib yang diberikan wajib pajak sebagai hak

pemerintah daerah dari iuran tersebut untuk penyelenggaran

pembanguanan daerah dan kemakmuran rakyat. Menurut pasal 2 UU No.

28 tahun 2009, pajak daerah berasal dari pajak provinsi dan

kabupaten/kota berakaitan dengan penelitian ini pajak Kendaraan

Bermotor salah satu penghasilan pajak daerah dari provinsi dan berperan

penting juga untuk meningkatkan penambahan penerimaan pajak daerah. 40

Pajak daerah sebagai salah satu sumber pendanaan bagi daerah secara

rata-rata nasional belum mampu memberikan kontribusinya yang besar

bagi pembentukan pendapatan asli daerah. Berbagai permasalahan masih

dialami pemerintah daerah, seperti masih rendahnya kesadaran masyarakat

dalam melaksanakan kewajiban perpajakannya dan rendahnya kompetensi

dan komposisi aparatur di daerah. Upaya intensifikasi dan ekstensifikasi

pajak daerah perlu dilakukan secara bersamaan dalam rangka

mengoptimalkan penerimaan daerah.

39
Ifan, Setiawan, Handbook Pemerintahan Daerah. (Yogyakarta: Wahana Resolusi.2018)
Hlm. 32
40
Undang-Undang No. 28 Tahun 2009 Pajak Daerah Dan Retribusi Daerah
37

Selanjutnya penerimaan daerah yang berasal dari pajak maupun

retribusi harus dikelola secara tertib, taat pada peraturan perundang-

undangan, efektif, efisien, ekonomis, transparan, dan bertanggung jawab

dengan memperhatikan asas keadilan, kepatutan, dan manfaat untuk

masyarakat. Pengelolaan harus secara komprehensif dan terintegrasi mulai

dari aspek perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi, agar dapat

meningkatkan kesejahteraan masyarakat.41

Menurut Mardiasmo pajak daerah yang selanjutnya disebut pajak,

adalah kontribusi wajib kepada daerah yang terutang oleh orang pribadi

atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-undang, dengan

tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk

keperluan daerah bagi sebesar-sebarnya kemakmuran rakyat. 42

Menurut Damas Dwi Anggoro pendapatan asli daerah adalah

merupakan daearah atas pelaksanaan kegiatan pemerintahan dan pelayanan

kepada masyarakat, serta pemanfaatan sumber daya yang dimiliki

pemerintah daerah, pendapatan ini sering kali dijadikan indikator tingkat

kemajuan suatu daerah. Daerah yang dianggap maju adalah daerah yang

memiliki pendapatan asli daerah yang tinggi. Yang dimaksud dengan

pendapatan asli daerah adalah pendapatan daerah yang bersumber dari

hasil:

41
Carunia Mulya Firdausy, Optimalisasi Kebijakan Penerimaan Daerah, (Jakarta. 2017)
Hlm 10-11
42
Mardiasmo, Perpajakan Edisi… Hlm. 14
38

a. Pajak Daerah

b. Hasil retribusi daerah

c. Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan

d. Dan lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang sah, yang bertujuan

untuk memberikan keleluasaan kepada daerah dalam menggali

pendanaan dalam pelaksanaan otonomi daerah sebagai perwujudan

asas desentralisasi. 43

Pajak daerah menurut Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009 adalah

kontribusi wajib kepada daerah yang terutang oleh orang pribadi atau

badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-undang dengan tidak

mendapat imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan daerah

bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

Menurut Marihot Pahala Siahaan, jenis Pajak Daerah yang diatur

dalam Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009 adalah sebagi berikut:

a. Pajak Provinsi terdiri atas:

1) Pajak Kendaraan Bermotor

2) Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor

3) Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor

4) Pajak Air Permukaan

5) Pajak Rokok

43
Damas Dwi Anggoro, Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. (Malang: UB Press. 2017)
Hlm. 18
39

b. Pajak Kabupaten/Kota terdiri atas:

1) Pajak Hotel

2) Pajak Restoran

3) Pajak Hiburan

4) Pajak Reklame

5) Pajak Penerangan Jalan

6) Pajak Minerel Bukan Logam dan Batuan

7) Pajak Parkir

8) Pajak Air Tanah

9) Pajak Sarang Burung Walet

10) Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan44

Teori Pengetahuan Pajak meliputi pengetahuan ketentuan dan tata cara

perpajakan, pengetahuan mengenai sistem perpajakan di Indonesia,

pengetahuan mengenai fungsi perpajakan. Pengetahuan pajak dimana

Wajib Pajak mendapatkan pengajaran dan pelatihan tentang tata laku akan

peraturan perpajakan bisa dari pendidikan formal ataupun non formal serta

pengetahuan pajak yang didapatkan langsung dari pelayanan petugas pajak

memotivasi para wajib pajak hal tersebut akan membuat wajib pajak

mengetahui akan pentingnya pajak dan berdampak positif untuk membayar

pajak. 45

44
Marihot Pahala Siahaan, Pajak Daerah… Hlm. 7
45
Lian, Pengaruh Kesadaraan Wajib Pajak, Pengetahuan Pajak dan Kualitas Pelayaan
Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Reklame di Dinas Pendapatan Daerah Kota Palembang.
Akses Dalam Jurnal ( Maret 2020) Eprints MDP , Vol.1. No.5, Hlm 70-87
40

11. Pemutihan Kendaraan Bermotor

Pemutihan pajak kendaraan bermotor merupakan suatu tindakan yang

dilakukan oleh pemerintah untuk mendorong minat masyarakat yang

sudah lama tidak membayar pajak untuk membayar pajak kendaraannya.

Dengan adanya program pemutihan ini masyarakat hanya membayar

pokok pajaknya saja.

a. Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah

menjelaskan bahwa:

1) Pajak Kendaraan Bermotor adalah pajak atas kepemilikan

dan atau penguasaan kendaraan bermotor

2) Kendaraan Bermotor adalah semua kendaraan beroda

beserta gandengannya yang digunakan di semua jenis jalan

darat, dan digerakkan oleh peralatan teknik berupa motor

atau peralatan lainnya yang berfungsi untuk mengubah

suatu sumber daya energi tertentu menjadi tenaga gerak

kendaraan bermotor yang bersangkutan, termasuk alat-alat

berat dan alat-alat besar yang dalam operasinya

menggunakan roda dan motor dan tidak melekat secara

permanen serta kendaraan bermotor yang dioperasikan di

air.46

46
Pasal 1 Ayat (12) Sampai (14) Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak
Daerah
41

b. Peraturan Daerah Provinsi Jambi Nomor 6 Tahun 2011 Tentang

Pajak Daerah.

1) Pajak Daerah yang selanjutnya disebut pajak adalah

kontribusi wajib kepada daerah yang terutang oleh orang

pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan

Undang-Undang dengan tidak mendapatkan imbalan secara

langsung dan digunakan untuk keperluan daerah bagi

sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

2) Kendaraan Bermotor Umum adalah setiap kendaraan

bermotor yang digunakan untuk angkutan barang dan atau

orang dengan dipungut bayaran.

3) Pajak Kendaraan Bermotor yang selanjutnya disingkat

PKB, adalah Pajak atas kepemilikan dan/atau penguasaan

kendaraan bermotor.47

c. Peraturan Gubernur Nomor 16 Tahun 2012 Tentang Tata Cara

Pelaksanaan Pemungutan Pajak Daerah.

1) Bagi hasil penerimaan pajak dalam Peraturan Gubernur

Nomor 16 Tahun 2012 Pasal 2 hasil penerimaan pajak

provinsi sebagian diperuntukkan bagi kabupaten/kota

diwilayah provinsi Jambi dimana hasil penerimaan pajak

kendaraan bermotor diserahkan kepada kabupaten/kota

sebesar 30 % (persen)

47
Pasal 1 Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2016 Tentang Rencana Dana Bagi Hasil
Penerimaan Pajak Pemerintah Provinsi Untuk Kabupaten/Kota Dalam Provinsi Jambi
Anggaran Murni 2016
42

2) Bagi hasil penerimaan pajak dalam Peraturan Gubernur

Nomor 16 Tahun 2012 Pasal 3 Pembagian peruntukan

kepada masing-masing kabupaten/kota yang hasil

penerimaan pajak kendaraan bermotor diserahkan kepada

kabupaten/kota sebesar 30 % (persen) dengan pembagian

50 % (persen) berdasarkan potensi kendaraan bermotor dan

50 % (persen) nya dibagi rata.48

12. Penggolongan Pajak

Dalam hukum pajak terdapat pembagian jenis-jenis pajak yang dibagi

dalam berbagai kelompok pajak. Cara pengelompokan pajak didasarkan

atas sifat-sifat tertentu yang terdapat dalam masing-masing pajak atau

didasarkan pada ciri-ciri tertentu pada setiap pajak dimasukkan dalam

suatu kelompok sehingga terjadilah pengelompokkan atau pembagian.49

a. Menurut Golongannya

1) Pajak langsung, yaitu pajak yang harus dipikul sendiri oleh

wajib pajak dan tidak dapat dibebankan atau dilimpahkan

kepada orang lain, contoh: pajak penghasilan.

2) Pajak tidak langsung, yaitu pajak yang pada akhirnya dapat

dibebankan atau dilimpahkan kepada orang lain, contoh:

pajak pertambahan nilai.

48
Pasal 1 Peraturan Gubernur Nomor 16 Tahun 2012 Tentang Tata Cara Pelaksanaan
Pemungutan Pajak Daerah.
49
Mardiasno, Perpajakan Edisi… Hlm. 8
43

b. Menurut Sifatnya

1) Pajak subjektif, yaitu pajak yang berpangkal atau

berdasarkan pada subjeknya dalam arti memperhatikan

keadaan wajib pajak. Contoh: pajak penghasilan.

2) Pajak objektif, yaitu pajak yang berpangkal pada objeknya,

tanpa memperhatikan keadaan diri wajib pajak. Contoh:

pajak pertambahan nilai atas barang mewah.

c. Menurut Lembaga Pemungutannya

1) Pajak Pusat adalah pajak yang penggolongannya dilakukan

oleh pemerintah pusat untuk membiayai rumah tangga

negara. Yang termasuk pajak pusat yang penggolongannya

dilakukan oleh Direktorat Jenderal Pajak, Meliputi:

2) Pajak Penghasilan (PPH) adalah pajak yang dikenakan atas

penghasilannya yang diterima oleh wajib pajak.

3) PPN dan PPnBM adalah pajak atas konsumsi barang kena

pajak dan jasa kena pajak didalam daerah pabean.

4) Bea Materai adalah pajak yang dikenakan atas dokumen-

dokumen.

d. Pajak Daerah yaitu pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah

dan digunakan untuk membiayai rumah tangga daerah, pajak

daerah terdiri atas:

1) Pajak Provinsi. Contoh: pajak kendaraan bermotor dan

pajak bahan bakar kendaraan bermotor.


44

2) Pajak Kabupaten/Kota. Contoh: Pajak Hotel, Pajak

Restoran, Pajak Parkir, dll.

G. Tinjauan Pustaka

Studi relevan adalah uraian hasil-hasil penelitian terdahulu (peneliti-

peneliti lain) yang terkait dengan penelitian ini pada aspek fokus/tema yang

diteliti. Di bawah ini adalah tiga penelitian yang memiliki keterkaitan dengan

penelitian ini, yaitu:

Luh Dina Ekasari, dkk dengan jurnal yang berjudul Tingkat Efektifitas

Penerapan Pemutian Pajak Kendaraan Bermotor Terhadap Peningkatan

Pendapatan Pajak Daerah. kesimpulan dari jurnal ini adalah dalam

meningkatkan kesadaran wajib pajak Gubernur Jawa Timur mengeluarkan

Peraturan Gubernur Nomor 44 tahun 2016 tentang Pemberian Keringanan dan

Pembebasan Pajak Daerah untuk Masyarakat Jawa Timur atau lebih dikenal

dengan istilah pemutihan. Bahwa setiap tahun jumlah penunggak pajak

kendaraan bermotor selalu mengalami peningkatan, pada tahun 2012 jumlah

objek tunggakan Pajak kendraan bermotor sebanyak 12.559 meningkat hampir

100% pada tahun 2013 yaitu sebanyak 24.191. hal ini menunjukkan bahwa

setiap tahun semakin banyak masyarakat yang tidak membayar pajak

kendaraan bermotornya. 50

50
Luh Dina Ekasari, dkk, Tingkat Efektifitas Penerapan Pemutian Pajak Kendaraan
Bermotor Terhadap Peningkatan Pendapatan Pajak Daerah.2016. Jurnal, akses November
2020.
45

Cinti Rahayu, dkk dengan jurnal berjudul Pengaruh Pemutihan Pajak

Kendaraan Bermotor, Pembebasan Balik Nama Kendaraan Bermotor , Dan

Sosialisasi Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Kendaraan

Bermotor, dalam jurnal ini menunjukkan hasil, yaitu: Pertama, Berdasarkan

hasil pengujian hipotesis yang dilakukan, program pemutihan pajak kendaraan

bermotor, pembebasan bea balik nama kendaraan bermotor, dan sosialisasi

perpajakan secara simultan berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak

kendaraan bermotor. Pemutihan pajak kendaraan bermotor berpengaruh

signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak kendaraan bermotor, pembebasan

bea balik nama kendaraan bermotor berpengaruh signifikan terhadap

kepatuhan wajib pajak kendaraan bermotor. Kedua, program pemutihan pajak

kendaraan bermotor, pembebasan bea balik nama kendaraan bermotor, dan

sosialisasi perpajakan berpengaruh sebesar 95,4 % sedangkan sisanya yaitu

sebesar 4,6% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diuji seperti kesadaran

wajib pajak dan sanksi perpajkan.51

Taufik Fajrin Irfandy, dkk dengan jurnal yang berjudul Implementasi

Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 32 Tahun 2012 Tentang Pemutihan

Pajak Kendaraan Bermotor, dalam jurnal ini menunjukkan hasil, yaitu:

berdasarkan hasil penelitian, yang penulis dapat bahwa pemungutan pajak

yang dilakukan bersama SAMSAT kabupaten Nganjuk berdasarkan ketentuan

0,2% - 1,5% untuk pajak berdasarkan prosedur pemungutan pajak, pendapatan

51 Cinti Rahayu, dkk, pengaruh pemutihan pajak kendaraan bermotor, pembebasan balik

nama kendaraan bermotor , dan sosialisasi perpajakan terhadap kepatuhan wajib pajak
kendaraan bermotor. akses dalam Jurnal, (November 2017)
46

dan pembiayaan yang menunjukkan hasil sesuai dengan peraturan gubernur

Jawa Timur, pemungutan pajak melalui pemutihan berjalan dengan sangat

baik, dikuatkan dengan penerimaan hasil pajak yang sangat melampaui target.

Dibalik itu ada kendala yang dihadapi yaitu adanya faktor internal dari

kantor, terjadi terbatasnya nomor antrian pembayaran karena banyaknya

masyarakat yang membayar pajak, dan faktor eksternal dari masyarakat yang

mana banyak masyarakat yang tidak mengetahui program dari pemutihan itu

sendiri.52

Dari beberapa penelitian sebelumnya, penulis menemukan kesamaan

dibagian tema yakni membahas tentang pajak kendaraan bermotor. Namun

berbeda dengan penelitian yang penulis lakukan yakni bertujuan untuk

mengetahui tujuan dari lahirnya keputusan Gubernur Jambi dan untuk

mengetahui dampak kebijakan pemutihan pajak kendaraan bermotor terhadap

tingkat kesadaran wajib pajak di provinsi Jambi.

52
Taufik Fajrin Irfandy, dkk, Implementasi Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 32
Tahun 2012 Tentang Pemutihan Pajak Kendaraan Bermotor, Akses Dalam Jurnal, (November
2012)
BAB II

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian

Pendekatan kualitatif dapat digunakan apabila ingin melihat

mengungkapkan suatu keadaan maupun suatu objek dalam konteksnya,

menemukan makna (meaning) atau pemahaman yang mendalam tentang suatu

masalah yang dihadapi, yang tampak dalam bentuk data kualitatif, baik berupa

gambar, kata, maupun kejadian serta dalam “natural setting”.53 Metode

penelitian yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah pendekatan

kualitatif dengan metode deskriptif. Metode penelitian yang digunakan adalah

metode kualitatif. Metodologi adalah proses, prinsip, dan prosedur yang kita

gunakan untuk mendekati problem dan mencari jawaban, Penelitian yang

membahas tentang kepada dampak kebijakan pemutihan pajak kendaraan

bermotor terhadap tingkat kesadaran wajib pajak di provinsi jambi

Penelitian deskriptif kualititaif yaitu penelitian yang mendeskripsikan

secara sistematis, faktual, dan akurat terhadap faktor-faktor tertentu.54 Metode

penelitian yang menggambarkan objek apa adanya atau biasa disebut non

eksperimen. Karena penulis tidak melakukan manipulasi variabel penelitian

maka penelitian menggunakan beberapa komponen dalam pengumpulan data

53
Yusuf Muri A, Metode Penelitian ( Jakarta :Kencana,2014), Hlm. 43
54
Zainuddin Ali, Metode Penelitian Hukum, ( Jakarta: Sinar Grafika 2009), Hlm. 10
47
48

yaitu dokumentasi, observasi dan wawancara langsung kepada pihak-pihak

yang bersangkutan dengan tema penelitian tersebut.55

B. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan di kantor SAMSAT Kecamatan Jelutung

Kota Jambi.

C. Jenis Dan Sumber Data

1. Data primer

Menurut Suharsini Arikunto pengertian data primer adalah data yang

dikumpulkan dari pihak pertama kepada pengumpul data yang biasanya

melalui wawancara, jejak dan lain-lain. Dari pengertian tersebut dapat

disimpulkan bahwa sumber data primer merupakan sumber data yang

langsung memberikan data dari pihak pertmana kepada pengumpul data

yang biasanya melalui wawancara, data yang diperoleh peneliti dari hasil

wawancara dengan beberapa pihak seperti kepala kantor SAMSAT kota

Jambi, pihak bagian perpajakan, pihak pelaksana samsat keliling, pihak

unit pelaksana teknis dasar (UPTD) dan juga pihak masyarakat yang

melakukan pembayaran pajak di wilayah kota Jambi .

2. Data sekunder

Data skunder adalah sejumlah keterangan yang diperoleh secara tidak

langsung atau melalui perantara. Data ini diperoleh dengan cara mengutip

dari sumber lain, sehingga tidak bersifat authentic, karena sudah diperoleh

55
Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi Dan Prakteknya, ( Jakarta :
Bumi Aksara, 2008), H.157
49

dari tangan kedua, ketiga, dan seterusnya. 56 Seperti data kepustakaan yang

diperoleh melalui penelitian kepustakaan yang bersumber dari peraturan

perundamg-undangan, buku-buku, dokumen resmi, publikasi, dan hasil

penelitian. 57

Data yang diperoleh dari dokumen-dokumen yang diteliti berupa

laporan tertulis yang berkaitan dengan keputusan Gubernur Jambi

Nomor.8 KEP.GUB/BAKEUDA-2.2/2020 tentang pokok dan sanksi

administratif pajak kendaraan bermotor, pembebasan sanksi administratif

pendaftaran pajak kendaraan bermotor, pembebasan sanksi administratif

bea balik nama kendaraan bermotor, serta pembebasan bea balik nama

kendaraan bermotor II dan lelang tahun 2020.

3. Monografi Kantor Samsat Kota Jambi

Sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan

tindakan, selebihnya adalah data yang diperoleh seperti dokumen dan lain-

lain, 58 sumber data dalam penelitian ini adalah kendaraan, atau jumlah

pendapatan yang berhubungan dengan tema penelitian.

56
Tim Penyusun, Pedoman Skripsi, ( Jambi, Syariah Press, 2014). Hlm 34
57
Ali Zainudin, Metode Penelitian Hukum, ( Jakarta, Sinar Grafika,2014). Hlm.107
58
Lexy J, Moleong. Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi (Bandung Remaja
Rosdakarya,2010), Hlm. 157
50

D. Teknik Pengumpulan Data

1. Observasi

Observasi dalam penelitian ini adalah sebuah pengamatan yang

dilakukan baik itu terlibat secara langsung maupun tidak langsung. 59

Sebagai teknik pengumpulan data mempunyai ciri yang spesifik

dibandingkan dengan teknik yang lain, yaitu dapat berkomunikasi dengan

segala hal yang berhubungan dengan penelitian tidak berbatas pada orang,

tetapi juga objek-objek alam yang lain. Peneliti menggunakan metode non

partisipan dalam melaksanakan observasi yang mana peneliti tidak terlibat

langsung dalam segala hal yang dialami oleh objek penelitian.

2. Wawancara

Dalam rangka pengumpulan bahan ditempuh dengan menggunakan

teknik wawancara mendalam (depth intervie). Sebelum dilakukan

wawancara, terlebih dahulu melakukan pendekatan (membangun rapport)

agar tercipta kedekatan dan dapat menjalin kerja sama. Seorang peneliti

bertanya langsung kepada subjek atau responden untuk mendapatkan

informasi yang diinginkan guna mencapai tujuannya dan memperoleh data

yang akan dijadikan sebagai bahan laporan penelitiannya 60

59
Martin Yamin, Metode Penelitian Pendidikan Dan Social Kualitatif Dan Kuantitatif,
Jakarta, Kmplek Kejaksaan Agung, Cipayung, 2009. Hlm. 79
60
Johnny Ibrahim, Teori & Metodologi Penelitian Hukum Normatif, (Malang:
Bayumedia Publishing, 2006), Hlm. 114.
51

3. Dokumentasi

Dalam penelitian ini dokumentasi diperlukan untuk memperkuat

analisis penelitian yang berkaitan dengan penggunaan media komunikasi.

Dan pengumpulan data dengan meneliti catatan tertulis, seperti dokumen,

buku, dan catatan yang berhubungan dengan pelayanan terpadu satu pintu

baik dalam media cetak maupun media sosial. Teknik ini berhubungan

dengan permasalahan penelitian maupun foto-foto.61

E. Teknik Analisis Data

Analisi data merupakan proses agar dapat di interpretasi. Penyususnan

data berarti klarifikasi data dengan pola, tema atau kategori tertentu, setiap

penafsiran data akan memberikan makna pada analisis langkah utama dalam

analisis data yaitu:

1. Penyajian Data

Penyajian data adalah sekumpulan informasi yang disusun untuk

menarik kesimpulan, bentuk penyajian berupa teks narasi berbentuk

catatan lapangan informasi yang tersusun dalam bentuk paduan dan mudah

di raih, sehingga memudahkan melihat apa yang terjadi. 62

2. Reduksi data

Reduksi data adalah proses pemilihan, pemusatan, perhatian pada

penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data kasar yang muncul

61
Nopia Anggraini “ Pengertian dan kegunaan dokumentasi”, Jurnal akses 8 februari
2021
62
Ahmad Rijal “ analisis data kualitatif ”, jurnal.universitas antasara, akses 8 februari
2021
52

dari catatan-catatan tertulis di lapangan. Meringkas hasil pengumpulan

data dan reduksi data saling berinteraksi dengan melalui wawancara,

observasi dan penyajian data, kemudian di analisis membuang yang tidak

perlu dan mengorganisasikan data tersebut sehingga bisa disajikan.

3. Penarikan kesimpulan

Kesimpulan ini dapat dibuat setelah semua data hasil analisis

mengenalai dampak kebijakan pemutihan pajak kendaraan bermotor

terhadap tingkat kesadaran wajib pajak di provinsi jambi.

F. Sistem Penulisan

Untuk mendapatkan gambaran yang jelas dari pembahasan skripsi ini,

maka perlu disusun secara sistematis. Adapun sistematika yang dipergunakan

dalam skripsi ini ialah terdiri dari lima bab, dari setiap bab tersebut diuraikan

kembali dalam sub-sub yang bagian uraian lebih kecil dari skripsi ini. Semua

bagian dari skripsi ini merupakan satu kesatuan antara satu dengan yang

lainnya. Sistematika penulis ini adalah sebagai berikut:

BAB I : Membahas mengenai pendahuluan yang terdiri dari sub-

sub sebagai latar belakang masalah, rumusan masalah,

tujuan dan kegunaan, tinjauan pustaka, kerangka teori,

metode penelitian, sistematika penulisan.

BAB II : Membahas mengenai metode penelitian.

BAB III : Membahas mengenai gambaran kantor SAMSAT

Kecamatan Jelutung.
53

BAB IV : Membahas mengenai permasalahan yang akan diteliti

yaitu,bagaimana lahirnya keputusan Gubernur Jambi

Nomor. 8 KEP.GUB/BAKEUDA-2.2/2020 dan bagaimana

dampak kebijakan pemutihan kendaraan bermotor terhadap

tingkatan kesadaran wajib pajak.

BAB V : Penutup dalam bab ini berisikan tentang kesimpulan dan

hasil penelitian serta saran-saran terkait dampak kebijakan

pemutihan pajak kendaraan bermotor terhadap tingkat

kesadaran wajib pajak di provinsi Jambi.


BAB III

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

A. Gambaran Umum Instansi SAMASAT Kota Jambi

1. Sejarah Singkat dan Perkembangannya63

Bersama Kapolri Dirjen Pemerintahan Umum dan Otonomi Daerah dan

Direktur Utama PT. Jasa Raharja (PERSERO) Nomor SKEP/06/X/1999

No.973-1220 dan Nomor SKEP/02/X/1999 tanggal 15 Oktober 1999 tentang

pedoman tata laksana SAMSAT (Sistem Adminstrasi Menunggal Satu Atap),

bergerak dibidang pelayanan/perpajakan/pengurusan BPKB dan mutasi

kendaraan bermotor dari daerah satu ke daerah lainnya, kantor ini sudah

bergerak dan berjalan kurang lebih selama 15 Tahun.

Kantor ini tumbuh dan berkembang menjadi salah satu kantor SAMSAT

(sistem administrasi menunggal satu atap) pembantu PKB (pajak kendaraan

bermotor) di provinsi Jambi SAMSAT ( sistem adminstrasi menunggal satu

atap) adalah kantor yang umumnya bergerak dibidang sistem pelayanan

perpajakan kendaraan bermotor dari satu daerah ke daerah lainnya. Dimana

setiap masyarakat harus wajib membayar pajak kendaraan bermotor setiap

63
Annisa Assyah, Pengenaan Pajak Alat Berat Dan Kontribusi Pajak Alat Berat Terhadap
Pendapatan Asli Daerah (PAD) Provinsi Jambi Pada Kantor UPTD PPD Samsat Kota Jambi,
Akses Dalam Jurnal ( Maret 2021) Hlm. 37

54
55

tahun dan mengganti STNK (surat tanda kendaraan bermotor) setiap 5 (lima)

tahun sekali. 64

B. Visi dan Misi65

1. Visi

Dalam melaksanakan tugas pokoknya dan fungsi untuk mencapai tujuan

yang hendak tercapai, SAMSAT Kota Jambi mempunyai visi dengan

pelayanan prima, berbasis IT dan profesional menjadi profesional sebagai

bentuk pengabdian yang tulus kepada masyarakat menuju tercapainya Jambi

Emas 2021.

2. Misi

a. Meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyrakat.

b. Meningkatkan keamanan, kenyaamanan, dan keselamatan kepada

pemilik kendaraan bermotor.

c. Mengoptimalkan intensifikasi dan ekstensifikasi potensi pajak

kendaran bermotor PKB dan lain-lain serta perbaikan sumber daya

aparatur pelayanan.

d. Meningkatkan optimal dan peran serta masyarakat dalam mentaati

kewajiban pajak kendaraannya.

3. Moto

Kepuasan anda adalah impian dan kebanggaan kami.

64
Kantor SAMSAT, Dokumentasi Monografi Kantor SAMSAT, 2020
65
Ibid, Hlm.38
56

C. Struktur Organisasi Samsat di Kota Jambi66

66
Ibid, Hlm.39
57

D. Tugas Pejabat Samsat di Kota Jambi67

1. Kepala UPTD

Memimpin dan mengkoordinasi seluruh kegiatan sekretariat bidang

UPTD dan kelompok jabatan fungsional.

2. Sub Bagian TU

a. Menyiapkan pengolahan urusan surat-menyurat, pengetikan,

pengadaan, tata usaha, kearsipan, kepustakaan, dan

perlengkapan.

b. Mengurus adminstrasi.

c. Melaksanakan urusan kantor, keamanan kantor, dan

menyelenggarakan rapat dinas.

d. Menyiapkan bahan pelaksanaan analisis jabatan dan

kelembagaan/struktur organisasi.

3. Staf Tata Usaha

a. Mengelola adminstrasi.

b. Melaksanakan adminstrasi di lingkungan SAMSAT.

c. Mengkoordinasi seluruh kegiatan dilingkungan SAMSAT.

4. Seksi Pendataan, Penyuluhan, Penagihan Pajak Daerah dan

Penerimaan Lain-lain

a. Menyelenggarakan pendataan objek pajak daerah.

b. Menyampaikan surat penagihan, ssurat peringatn dan surat

teguran kepada wajib pajak

67
Ibid, Hlm.40
58

5. Seksi Pelayanan, Penatausahaan Pajak dan Penerimaan Lain-

lain68

a. Melakukan Penerbitan Surat Ketetapam Pajak (SKPD) PKB

dan BBN-KB.

b. Melaksanakan segala usaha tentang fiskal dan kegiatan dalam

rangka pemasukan pajak.

c. Menata dan mengelola data subjek dan objek tentang fiskal.

6. Staf Samsat

a. Merencanakan dan memimpin seluruh kegiatan di bidang pajak

kendaraan bermotor.

b. Melaksanakan kegiatan unit-unit kerja lingkup SAMSAT.

c. Melaksanakan koordinasi dan konsultasi dengan unit kerja lain

untuk kelancaran pelaksanaan tugas.

E. Jumlah Pegawai Samsat di Kota Jambi

Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya, Samsat Kota Jambi

mempunyai sumber daya manusia (SDM) sebagai berikut:

1. PNS = 36 Orang

2. PTT = 22 Orang

Jumlah = 58 Orang

68
Ibid, Hlm.41
59

F. Data Kendaraan Di Kota Jambi

Table 1.3 Jumlah Kendaraan Di Kota Jambi Tahun 2019-202069

No Jenis Kendaraan Tahun2019 Tahun 2020 Jumlah

1. Sedan 183 139 332

2. Jeep 677 683 1.350

3. Minibus 6.308 4.705 11.013

4. Mikrobus 60 35 95

5. Pickup 1.264 1.061 2.325

6. Light Truck ( Cc < 666 541 1.207

5000)

7. Truck 306 244 550

8. Sepeda Motor 2.919 16.836 19.755

Jumlah 36..627

Berikut adalah data kepemilikan dan jenis-jenis kendaraan yang terdata

di Kota Jambi baik dari jenis angkutan umum, sampai kendaraan pribadi.

Pentingnya transportasi dalam pembangunan menjadikan permasalahan yang

memerlukan perhatian khusus. Pertambahan volume mobilitas penduduk

akibat pertambahan jumlah penduduk dapat menimbulkan permasalahan

transportasi yaitu peningkatan kebutuhan modal transportasi. Saat ini terdapat

kecenderungan peningkatan kepemilikan kendaraan pribadi dan semakin

69
Jumlah Kendaraan Di Kota Jambi Bagian Data Dan Informasi, Bakeuda Kota Jambi
Tahun 2020
60

berkurangnya penggunaan angkutan umum, selain memudahkan untuk

berpergian biasanya kendaraan yang dimiliki untuk transportasi jarak dekat.

Jumlah kendaraan yang terdiri dari sedan, jeep, minibus, bus, microbus,

truk, pick up, light truck, dan sepeda motor di kota Jambi mengalami

pertambahan dari tahun ke tahun seperti yang terlihat pada tabel 1.3 tahun

2019 dan tahun 2020 total jumlah kendaraan bermotor kota Jambi mencapai

19.755 unit. Sepeda motor paling banyak diminati dikarenakan sepeda motor

relatif lebih efisien dan fleksibel sehingga tidak mudah terjebak dalam

kemacetan. Selain itu, harganya lebih murah dibandingkan kendaraan roda

empat dan bahan bakar yang digunakan lebih murah sehingga lebih terjangkau

secara ekonomi. Jumlah kendaraan roda empat pada tahun 2019 dan tahun

2020 berupa sedan 332 unit, jeep 1.350 unit, minibus 11.013 unit, microbus 95

unit, truk 550 unit, pick up 2.325 unit, light truck 1.207 unit. Terlihat bahwa

kendaraan bermotor memiliki peningkatan yang cukup besar dari kendaraan

yang lain, hal ini dikarenakan kebutuhan alat transportasi terutama kendaraan

pribadi yang semakin tinggi seiring pertambahan penduduk dan pemenuhan

kebutuhan sehari-hari. Dengan meningkatnya jumlah kendaraan setiap

tahunnya yaitu pada tahun 2019-2020, diharapkan tingkat kepatuhan wajib

pajak juga mengalami peningkatan.


BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Latar Belakang Lahirnya Keputusan Gubernur Jambi Nomor: 8

KEP.GUB/BAKEUDA-2.2/2020.

Program pemutihan PKB merupakan kado ulang tahun Provinsi Jambi

yang jatuh pada setiap tanggal 6 Januari. Kebijakan itu tertuang dalam

Peraturan Gubernur Nomor: 8 KEP.GUB/BAKEUDA-2.2/2020. Dan dalam

rangka meningkatkan optimalisasi pendapatan daerah Provinsi Jambi dan dana

bagi hasil pajak untuk kabupaten/kota, serta mempedomani pasal 74 Undang-

undang Nomor 22 tahun 2009 tentang lalu lintas dan angkutan umum yang

menyatakan kendaraan yang tidak melaksanakan registrasi ulang sekurang-

kurangnya 2 (dua) tahun setelah mati surat tanda nomor kendaraan, data

kendaraan dimaksud dapat dihapus dari registrasi dilakukan, perluasan untuk

objek pajak yang belum terdata atau kendaraan yang belum melakukan bea

balik nama, untuk melaksanakan ketentuan pasal 74 ayat (3) peraturan daerah

provinsi jambi nomor 6 tahun 2018 tentang perubahan atas peraturan daerah

provinsi jambi nomor 6 tahun 2011 tentang pajak daerah yang menyatakan

dan penghapusan pajak ditetapkan dengan keputusan gubernur.70

Maka Gubernur Jambi menetapkan keputusan Gubernur Jambi tentang

pokok dan sanksi administratif pajak kendaraan bermotor, pembebasan sanksi

70
Peraturan Gubernur Nomor: 8 KEP.GUB/BAKEUDA-2.2/2020

61
62

administratif pendaftaran pajak kendaraan bermotor, pembebasan sanksi

administratif bea balik nama kendaraan bermotor, serta pembebasan bea balik

nama kendaraan bermotor II dan lelang tahun 2020. Yakni membebaskan

pokok PKB berlaku untuk PKB yang menunggak 2 (dua) tahun ke atas,

sehingga hanya dipungut pokok tunggakan pajak 1 (satu) tahun terkahir dan 1

(satu) tahun berjalan sesuai dengan jatuh tempo pajaknya yang dimulai dari

tanggal 6 Januari 2020 sampai 30 Juni 2020.

1. Isi keputusan gubernur jambi Nomor: 8 KEP.GUB/BAKEUDA-

2.2/2020.

Program pemutihan pajak kendaraan bermotor khususnya roda dua

adalah kebijakan pemerintah dalam meningkatkan minat wajib pajak dan

meringankan beban wajib pajak kendaraan bermotor (PKB). Program

pemutihan pajak ini hampir setiap tahun diadakan berlanjut hingga saat ini.

Latar belakang dari kebijakan ini adalah pemerintah kota Jambi berfikir bahwa

dengan adanya pemutihan pajak kendaraan bermotor roda dua dapat meng-

update data tahunan kendaraan yang ada dikota Jambi, meringankan beban

masyarakat terhadap wajib pajak dan menarik minat masyarakat agar lebih

rajin untuk membayar pajak. Sesuai dengan Keputusan Gubernur Jambi

Nomor 8 KEP.GUB/BAKEUDA.2-2/2020 tentang pembebasan pokok pajak

dan sanksi administrasif pajak kendaraan bermotor, pembebasan administratif

pendaftaran pajak kendaraan bermotor, pembebasan sanksi administratif bea

balik nama, serta pembebasan bea balik nama kendaraan bermotor II dan

lelang tahun 2020. Dalam kebijakan pemutihan tersebut pemerintah


63

memberikan keringanan dan pembebasan pajak daerah yaitu berupa

menghilangkan denda pajak kendaraan bermotor. Kebijakan pemutihan ini

yang dilakukan sejak tanggal 6 Januari 2020 sampai 30 Juni 2020.

Dari hasil wawancara peneliti kepada Ibu Winda Adriana, SSTPI., Msi
selaku kasi pelayanan UPTD SAMSAT kota Jambi beliau mengatakan:

“Pemutihan itu tergantung kepala daerah, SK pemutihan


itukan keputusan gubernur jadi kalau memang ada relaksasi dari
mereka untuk melakukan program pemutihan maka dilakukan
pemutihan kalau misalnya tidak maka tidak melakukan pemutihan.
Jadi tahun 2019 melakukan pemutihan, kemudian tahun 2020
melakukan pemutihan bertepatan ulang tahun jambi yaitu
dilakukan dari tanggal 06 Januarai 2020 sampai 30 Juni 2020.
Intinya ingin menarik PAD karena dimasa-masa pandemi seperti
sekarang ini kurang minat masyarakat untuk membayar pajak,
sejak di berlakukannya pemutihan ini alhamdulillah minat dan
antusias masyarakat sangat tinggi. Dilihat dari pemutihan ditahun
2019 tidak seramai ditahun 2020, Program ini tidak dilakukan
setiap tahun karena nantinya masyarakat malah malas membayar
pajak.”71

Pemutihan pajak kendaraan bermotor merupakan upaya pemerintah

daerah untuk mendapatkan atau penerimaan pendapatan asli daerah.

Pemutihan pajak kendaraan bermotor juga bertujuan untuk meningkatkan

kesadaran para pemilik kendaraan bermotor yang menunggak pembayaran

pajaknya pada tahun berjalan atau tahun-tahun sebelumnya. Jadi, sebesar

apapun denda keterlambatan, berkat adanya program pemutihan pajak

71
Wawancara Bersama Ibu Winda Adriana, SSTPI., Msi Sebagai Kasi Pelayanan UPTD
SAMSAT Kota Jambi, Kamis, 18 Maret 2021
64

kendaraan, wajib pajak cukup membayar pajak pokoknya saja. Selain itu,

pemutihan pajak kendaraan bertujuan untuk meningkatkan pendapatan atas

pajak kendaraan bermotor. Pemberlakuan pemutihan pajak kendaraan

bermotor sebenarnya tergantung dari kebijakan Pemerintah daerah yang

bersangkutan. Sebab, dari sisi kebijakan hanya pemerintah daerah yang dapat

memberikan keringanan, pengurangan, dan pembebasan pajak terutang, serta

denda administratif lainnya kepada wajib pajak daerah.

Oleh karena itu, pajak kendaraan bermotor bertujuan untuk wajib pajak

patuh membayar pajak kendaraan setiap tahunnya. Dilihat dari realisasi

penerimaaan kendaraan yang masuk atau melakukan pemutihan pajak

kendaraan bermotor dapat meningkatkan pendapatan asli daerah khususnya

dipajak kendaraan. Pemutihan ini disosialisasikan melalui media elektronik,

radio, televisi lokal, dan surat kabar harian dan mingguan, adapun setelah

dilakukan pemutihan masih ada saja wajib pajak yang menunggak pajak

kendaraan bermotor.

Penulis juga melakukan wawancara kepada beberapa staf kepegawaian

BAKEUDA bagian perpajakan, salah satunya adalah bapak Muhammad

Darmawi beliau mangatakan bahwa:

“ saya sangat setuju sekali dengan adanya program pemutihan


ini karena dengan adanya program pemutihan ini adalah tindakan
insentif untuk masyarakat menengah kebawah yang belum mampu
membayar pajak dan itu adalah salah satu cara agar masyarakat
terbantu membayar pajak yang menunggak, dan pemutihan pajak
65

kendaraan bermotor adalah program pemerintah yang sudah


terealisasi dengan baik dan sudah tepat sasaran, karena sebelum
pemutihan kita lakukan sosialisasi, dan kita juga melakukan kajian
berapa jumlah kendaraan, berapa jumlah tunggakan, dan dari
tahun berapa yang paling banyak menunggak. sebetulnya jika
dilihat dari nominal objek lebih banyak kendaraan roda dua.
Pemutihan ini tidak mengklarifikasi meneh keatas atau kebawah,
masyarakat menengah kebawah itu sangat terbantu sekali, karena
disini kita membantu masyarakat yang menunggak pajak saja tidak
memandang masyarakat menengah atas maupun menengah
kebawah..”72

Dari penjelasan bapak Darmawi, beliau sangat setuju dengan adanya

program pemutihan ini, karena sangat membantu dan meringankan beban

pajak yang tidak dibayar oleh masyarakat. Beliau juga mengatakan dalam

program pemutihan ini sudah efektif karena terkait dengan sasaran yang tepat,

waktu pelaksanaan program dan tujuan program. Ketepatan ini dapat dilihat

dari pencairan dari perolehan tunggakan pajak yang telah di bayar dan data

pencairan yang telah masuk di BAKEUDA diolah untuk mengetahui seberapa

besar keberhasilan program pemutihan ini dalam mendorong wajib pajak

untuk tertib dalam membayar pajak melalui program tersebut.

Wawancara saya dengan Bapak Aditiya Parsojo Putra, SE selaku bagian


keuangan BAKEUDA, pendapat beliau terhadap program pemutihan ini:

“Program pemutihan ditahun 2020 adalah salah satu insentif


pajak yang kita berikan kepada masyarakat untuk membantu
masyarakat yang terdampak covid-19. Karena dengan adanya

72
Wawancara Bersama Bapak Muhammad Darmawi Sebagai Staf Kepegawaian
BAKEUDA, Selasa, 6 April 2021
66

virus ini perekonomian sulit, kewajiban masyarakat untuk


membayar pajak itu cenderung menurun, dengan adanya itu dan
ditambah dengan amanat dari pemerintah pusat bahwasanya
pemerintah daerah perlu memberikan insentif pajak khususnya
pajak daerah maka salah satu kebijakan yang dikeluarkan
gubernur melalui kepala badan untuk melakukan pemutihan pajak,
itu salah satunya untuk membantu masyarakat yang terdampak
covid-19, dan juga dengan adanya program pemutihan ini
mempermudahkan mendata kembali kendaraan-kendaraan yang
sudah lama mati.

Beliau mengatakan bahwa pemutihan di tahun 2020 adalah program

yang sangat membantu masyarakat untuk meringankan wajib pajak dalam

membayar pajak.

“Uang yang terkumpul dari program pemutihan ini nantinya untuk


belanja Provinsi Jambi khususnya untuk belanja APBD Provinsi Jambi
jadi untuk pembiayaan pembangunan Provinsi Jambi, seperti pembanguna
jalan, pembangunan-pembangunan terkait infrastruktur, pembangunan
untuk belanja-belanja kegiatan, kesehatan, pendidikan itu salah satu
sumbernya PAD yang sebagian berasal dari program pemutihan.”73

Dari penjelasan dari bapak adit tersebut, jelas bahwasanya uang hasil

pemungutan pajak yang di kumpulkan dari masyarakat itu akan kembali untuk

pembangunan Jambi, untuk membangun infrastruktur, belanja pembangunan

sekolah, untuk kesehatan masyarakat semua kembali kepada masyarakat. Jika

73
Wawancara Bersama Bapak Aditya Prasojo Putra, SE Sebagai Keuangan BAKEUDA,
Rabu, 14 April 2021
67

masyarakat ingin menkontribusi untuk pembangunan provinsi Jambi maka

jadilah masyarakat yang taat pajak.

B. Dampak Kebijakan Pemutihan Pajak Kendaraan Bermotor Terhadap

Tingkatan Kesadaran Wajib Pajak.

Dari hasil penelitian dilapangan kebijakan pemutihan pajak kendaraan

bermotor khususnya roda dua adalah kebijakan pemerintah yang sejak lama

direalisasikan pemerintah Provinsi Jambi untuk masyarakat yang tidak patuh

pajak dan menarik minat masyarakat untuk pentingnya membayar pajak

kendaraan bermotor dikota Jambi dalam upaya meningkatkan pembayaran

pajak khususnya disektor PKB.

Tingkat rendahnya kepatuhan wajib pajak diakibatkan karena kurangnya

kesadaran wajib pajak terhadap kewajiban perpajakan. masih banyak

tunggakan pajak kendaraan bermotor yang terjadi di kota Jambi. Kesadaran

untuk memenuhi kewajiban pajak dapat timbul apabila wajib pajak tidak

memiliki tunggakan pajak serta besarnya sanksi administrasi yang ada. Dalam

rangka menarik minat wajib pajak dan untuk meringankan beban wajib pajak,

maka Gubernur Jambi Fachrori Umar mengeluarkan surat Keputusan

Gubernur Nomor 8 Tahun 2020 tentang pokok dan sanksi administratif pajak

kendaraan bermotor, pembebasan sanksi administratif pendaftaran pajak

kendaraan bermotor, pembebasan sanksi administratif bea balik nama

kendaraan bermotor, serta pembebasan bea balik nama kendaraan bermotor II

dan lelang tahun 2020.


68

Pengaruh Program PKB Terhadap kepatuhan wajib pajak kendaraan

bermotor dalam melakukan pembayaran pajak tentunya kesadaran serta

kepatuhan wajib pajak sangat diperlukan, hal ini berarti keadaan wajib pajak

yang akan melaksanakan hak dan kewajiban akan sesuai dengan peraturan

perundang-undangan serta tata cara pembayaran pajak yang berlaku

Dari hasil penelitian dilapangan bahwa pemutihan pajak kendaraan

bermotor sudah terealisasi dengan baik. menurut bapak Mashuri selaku

petugas samsat keliling pos III yang berada di Kota Baru beliau mengatakan:

“ masyarakat disini sangat antusias dan sangat terbantu,


karena jarak dari tempat tinggal masyarakat dekat dengan mobil
samsat keliling ini. Jadi masyarakat sangat dimudahkan dalam
melakukan pembayaran pajak, dan saya sangat mengapresiasi
terhadap adanya program ini karena masyarakat sangat terbantu
dengan adanya program ini.”74

Tujuan adanya SAMSAT keliling ini agar memudahkan masyarakat

untuk melakukan pembayaran pajak karena jarak rumah dengan SAMSAT

keliling ini sangat dekat dan tidak memerlukan waktu yang lama. Menurut

Bapak Ramayadi masyarakat yang sudah melakukan pemutihan pajak beliau

mengatakan:

“Tanggapan saya dengan adanya pemutihan pajak ini adalah


program pemerintah yang sangat tepat sasaran. Apalagi di situasi
pandemi seperti sekarang ini, untuk meringankan masyarakat yang
tidak mampu, mengurangi kebutuhan, dengan adanya samsat

74
Wawancara Bersama Bapak Mashuri Selaku Petugas Samsat Keliling Pos III Kota
Baru, Selasa, 30 Maret 2021
69

keliling ini sangat memudahkan masyarakat jadi masyarakat tidak


perlu datang lagi ke kantor tidak begitu menyita waktu karena
antrian yang begitu banyak, lebih dekat juga dengan rumah dan
prosesnya lebih cepat. Harapan saya dengan adanya program ini
teruskan saja programnya, karena sangat bagus untuk masyarakat
dan sangat membantu masyarakat apalagi untuk masyarakat
menengah kebawah.”75

Dari hasil penelitian dilapangan dan wawancara dengan beberapa

masyarakat yang sedang melakukan pemutihan pajak, semua jawabannya

hampir sama. Dengan adanya program ini kebutuhan dan harapan masyarakat

sendiri yang pernah mengikuti maupun tidak mengikuti program tersebut

beranggapan bahwa dengan adanya program pemutihan itu sendiri dapat

meringankan ekonomi mereka karena denda pajak di bebaskan ketika adanya

program tersebut serta di rasa cukup membantu bagi wajib pajak yang

terlambat dalam pembayaran pajak kendaraan bermotor dimasa pandemi

covid-19 seperti sekarang ini. Sehingga adanya program ini sangat di nantikan

bagi wajib pajak dan di harapkan ada lagi di kesempatan pada tahun

berikutnya, tetapi tidak sedikit pula orang yang enggan membayar pajak,

karena masyarakat selalu berfikir akan ada lagi program pemutihan di tahun

yang akan datang.

Penulis juga mendapatkan faktor pendukung terjalannya program

pemutihan ini yaitu dengan adanya SAMSAT keliling, SAMSAT keliling ini

memudahkan masyarakat untuk membayar pajak karena tidak perlu datang

75
Wawancara bersama Bapak Ramayadi selaku masyarakat Kota Baru, Selasa, 30 Maret
2021
70

kekantor SAMSAT dan proses yang sangat cepat tidak memakan waktu yang

lama. Tidak hanya samsat keliling, pendukung yang mempengaruhi pemutihan

pajak kendaraan bermotor yaitu sistem teknologi secara online dapat

mempermudah wajib pajak untuk melakukan pemutihan pajak kendaraan

bermotor yaitu E-Samsat, aplikasi yang memudahkan masyarakat membayar

pajak dengan cara melakukan pembayaran melaui ATM atau mobile dengan

syarat memiliki saldo di rekening pribadi.

Selain itu faktor penghambat yang terjadi yaitu keterbatasan masyarakat

wajib pajak yang tempat tinggalnya berada didaerah pelosok kurang

mengetahui adanya program pemutihan ini, walaupun pihak dinas provinsi

Jambi sudah melakukan sosialisasi. Dan sebagian besar wajib pajak yang

memiliki kendaraan bermotor merupakan orang yang memiliki kesibukan

yang tidak memungkinkan mereka untuk datang ke kantor SAMSAT pada hari

dan jam kerja untuk melaksanakan kewajiban membayar PKB yang mereka

miliki karena mereka harus bekerja atau tidak dapat meninggalkan tempat

mereka bekerja karena tidak mendapatkan ijin dari atasan. Dan biasanya

pemilik kendaraan memilih menggunakan jasa lembaga pembiayaan dalam

proses kepemilikan kendaraan bermotor, dengan menggunakan jasa lembaga

pembiayaan ini ada kewajiban yang harus dipenuhi oleh pemilik kendaraan

setiap bulannya.

Kewajiban tersebut adalah membayar cicilan dengan jumlah yang telah

disepakati diawal perjanjian. Bila terjadi wanprestasi sehingga cicilan per

bulan terlambat dibayarkan atau tidak dibayarkan sama sekali maka


71

masyarakat sebagai pengguna jasa akan dikenai sanksi. Sanksi tersebut dapat

berupa denda atas keterlambatan hingga penarikan kendaraan oleh pihak

lembaga pembiayaan. Sangat disayangkan bukan, kendaraan sudah kita rawat

dan sudah kita jaga dengan baik harus ditarik oleh pihak lembaga pembiayaan

karena tidak bayar cicilan.

Dan tidak jarang orang-orang yang tinggal di pedesaan atau di

perumahan yang cukup besar biasanya menggunakan kendaraan yang tidak

membayar PKB dan tidak melaksanakan pengesahan STNK tahunan karena

mereka hanya menggunakan kendaraan di dalam perumahan atau di pedesaan

dimana tidak ada operasi kepolisian yang dapat memberikan sanksi kepada

mereka karena tidak melaksanakan pengesahan STNK.

Dapat disimpulkan hasil wawancara dengan beberapa petugas dan wajib

pajak dapat dinyatakan respon masyarakat dalam menanggapi adanya

program pemutihan sangat baik itu juga di tandai dengan tercapainya target

dan realisasi penerimaan pajak yang melambangkan bahwa masyarakat

merespon dengan adanya program pemutihan tersebut serta respon dari

petugas sendiri dalam memberikan arahan serta pelayanan pajak yang sangat

baik dan ramah terhadap wajib pajak.

Hal ini menunjukkan bahwa program pemutihan ini sudah efektif karena

dengan adanya program pemutihan ini dirasa oleh masyarakat dapat

membantu meringankan perekonomian masyarakat, meskipun program ini

akan membuat masyarakat menjadi malas dalam pembayaran pajak

kendaraan bermotor ditahun-tahun berikutnya karena masyarakat akan


72

menunggu pelaksanaan program pemutihan pajak dilaksanakan lagi, akan

tetapi secara keseluruhan masyarakat memberikan respon positif dan

mendukung adanya program ini. Ada pula tanggapan masyarakat yang

mengeluhkan jika sosialisasi yang dilakukan petugas kurang menyentuh ke

daerah pelosok-pelosok desa.

Dampak positif dari program pemutihan ini adalah masyarakat dapat

membayar tunggakan dengan tidak dikenakan denda atau bunga, hanya

membayar pokoknya saja. Sedangkan dampak negatif dari kebijakan

pemutihan ini adalah membuat masyarakat menunda untuk membayar pajak

karena kebijakan ini justru memanjakan para penanggung pajak untuk

mengandalkan masa pemutihan. Sehingga mereka lebih memilih terlambat,

dari pada membayar tepat waktu. Perlu diketahui bahwa tahun 2020 adalah

tahun ke tujuh kebijakan pemutihan pajak kendaraan bermotor diberikan oleh

kepala daerah.
73

Tabel 1.4 Laporan: Daftar Penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor


Tahun 202076

No. Bulan Jumlah Jumlah Penerimaan Prosentase Prosentase


Kendaraan Kenaikan Komukatif
(Unit)

2 3=2/Realisasi*100 4=∑3

1. Januari 33.976 Rp. 23.416.241.355 20.05% 20.05%

2. Februari 27.350 Rp. 20.905.440.000 36.20% 16.14%

3. Maret 28.561 Rp. 18.007.678.025 53.05% 16.86%

4. April 22.620 Rp. 18.951.243.850 66.41% 13.35%

5. Mei 21.003 Rp. 15.550.943.775 78.80% 12.40%

6. Juni 35.915 Rp. 28.530.175.375 100.00% 21.20%

Jumlah 169.425 Rp. 125.361.722.380 100.00% 100.00%

Dari Tabel 1.4 terlihat bahwa penerimaan pajak kendaraan bermotor setiap

bulannya mengalami ketidak stabilan, ini karenakan dampak dari pandemi covid-19,

karena masyarakat tidak diperbolehkan keluar rumah dan tidak boleh berkumpul

76
Daftar Penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor Bagian Data Dan Informasi,
BAKEUDA Kota Jambi Tahun 2020
74

dikeramaian. Penerimaan tertinggi terjadi pada bulan Januari dan Februari yaitu

lebih dari Rp. 20.000.000.000.- dan penerimaan pajak kendaraan bermotor terendah

terjadi pada bulan Mei yaitu Rp. 15.550.943.775.- atau sebesar 78.80%, dan

mengalami penaikan kembali pada bulan Juni yaitu sekitar Rp. 28.530.175.375.-

atau sebesar 100.00%, yaitu pada bulan penutupan program pemutihan.

Penerimaan pajak kendaraan bermotor yang bersumber dari keringanan yang

diberikan yaitu hanya membayar pajak 2 tahun saja, 1 tahun belakang dan 1 tahun

kedepan, dan menghilangkan denda pajak. Terbukti bahwa dengan membayar 2

tahun saja dapat mencapai nominal yang di targetkan, sehingga dengan adanya

kebijakan pemutihan dengan keringanan yang diberikan masyarakat lebih

cenderung membayar pajak kendaraan bermotor. Artinya dengan adanya kebijakan

ini dapat memberikan konstribusi terhadap penerimaan pajak kendaraan bermotor

dan kendaraan yang sudah lama mati terdata lagi atau hidup kembali.
75

Tabel 1.5 Perbandingan Jumlah Penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor


Sebelum Dan Saat Pelaksanaan Kebijakan Pemutihan77

Masa Jumlah Penerimaan (Rp)


(bulan) kendaraan (Unit)

Sebelum 2 (dua) 17.532 Rp. 12.707.949.872


pemutihan

Pada masa 2 (dua) 61.326 Rp. 44.321.681.355


pemutihan

Selisih Rp. 31.613.731.483

Komparasi menurut kamus besar bahasa Indonesia diartikan sebagai

perbandingan. komparasi atau perbandingan adalah suatu metode yang digunakan

untuk membandingkan data-data yang ditarik ke dalam konklusi baru. Komparasi

sendiri dari bahasa inggris, yaitu (compare) yang artinya membandingkan untuk

menemukan persamaan dari kedua konsep atau lebih.

Menurut Winarno Surakhmad komparasi adalah penyelidikan deskriptif

yang berusaha mencari pemecahan melalui analisis tentang hubungan sebab

akibat, yakni memilih faktor-faktor tertentu yang berhubungan dengan situasi atau

fenomena yang diselidiki dan membandingkan satu faktor dengan faktor lain..78

Berdasarkan table 1.5 maka terdapat perbedaan nilai penerimaan pajak

kendaraan bermotor sebelum kebijakan pemutihan dan pada masa kebijakan

pemutihan itu berlangsung yaitu terdapat selisih sebesar Rp 31.613.731.483,- hal

77
Perbandingan Jumlah Penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor Sebelum Dan Saat
Pelaksanaan Kebijakan Pemutihan Bagian Data Dan Informasi, BAKEUDA Kota Jambi
Tahun 2020
78
Winarno Surakhmad, Pengantar Penelitian Ilmiah, (Bandung: Tarsito.1985) Hlm. 84
76

ini menunjukkan bahwa dengan adanya kebijakan pemutihan memberikan

dampak positif terhadap peningkatan penerimaan pajak kendaraan bermotor.

Berdasarkan realisasi penerimaan pajak kendaraan bermotor yang telah

melampaui target penerimaan, di dukung dengan peningkatan jumlah masyarakat

yang menunggak pajak. Serta terdapat perbedaan yang cukup besar nilai selisih

penerimaan pajak kendaraan bermotor sebelum masa pemutihan dengan saat

pemutihan menunjukkan bahwa kinerja dari BAKEUDA bersma SAMSAT sangat

baik dalam hal pemungutan pajak kendaraan bermotor.

Peningkatan kebijakan (policy escalatin) juga cenderung terjadi dalam

perubahan, karena para pengambil keputusan terpilih harus berupaya untuk

memuaskan mayoritas, yang mana pengambil keputusan mengetahui bahwa untuk

suatu hal tertentu masyarakat harus digerakkan atau digugah. 79 Dan sebuah

masyarakat yang tergugah akan bersikap lebih penuh perhatian terhadap suatu

kebijakan, Pertumbuhan analisis kebijakan adalah sebuah akibat bukan sebuah

sebab dari skruktur pemerintahan dan lingkungannya maupun cakupan

permasalahan sosial, permasalahan masyarakat pada pengetahuan yang dihasilkan

oleh analisis kebiajkan yang profesional. 80 program pemutihan yang di berikan

adalah apa yang dikeluhkan oleh masyarakat, dimasa pandemi banyak masyarakat

yang kehilangan pekerjaan dan banyak tunggakan yang harus dibayar. Maka

kepala daerah inilah yang berhasil dilakukan oleh kepala daerah provinsi Jambi

dengan adanya program pemutihan ini mampu mendorong dan memberikan

79
Charles, O Jones, Pengantar Kebijakan… Hlm. 226
80
William N. Dunn, Pengantar Analisis…. Hlm. 83
77

keringanan wajib pajak untuk melakukan pembayaran pajak, dan memiliki

dampak yaitu yang sebelumnya minat masyarakat membayar pajak hanya sedikit

dan setelah adanya program pemutihan kini masyarakat menjadi sangat antusias

dalam melakukan pembayaran pajak.


BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan mengenai kebjakan pemutihan pajak

kendaraan bermotor berdasarkan keputuan gubernur dan dampak kebijakan

pemutihan pajak kendaraan bermotor terhadap tingkat kesadaran wajib pajak

di provinsi jambi dapat disimpulkan yaitu:

1. Lahirnya keputusan gubernur tentang pemutihan pajak yaitu untuk

meningkatkan pendapatan daerah provinsi Jambi dan untuk

meningkatkan kesadaran wajib pajak untuk membayar pajak dan agar

masyarakat memanfaatkan program tersebut. Masyarakat berpendapat

program pemutihan pajak kendaraan bermotor cukup memenuhi

harapan dan membantu ekonomi masyarakat dimasa pandemi covid-

19.

2. Dengan meningkatnya kesadaran wajib pajak akan pentingnya

pembayaran pajak maka kepatuhan wajib pajak juga akan mengalami

peningkatan. Kemudian semakin baik pemahaman wajib pajak tentang

pemutihan pajak kendaraan bermotor maka tingkat kepatuhan wajib

pajak dalam membayar pajak juga akan mengalami peningkatan

78
79

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas, maka peneliti memberikan saran sebagai

berikut:

1. Mempertahankan kinerja dalam meningkatkan kesadaran masyarakat

akan pentingnya membayar pajak khususnya kendaraan roda dua.

2. Sebaiknya pemerintah tidak melakukan lagi pemutihan di tahun yang

akan datang, dikarenakan jika terus melakukan pemutihan masyarakat

menjadi lupa akan tanggung jawab dalam kewajibannya membayar

pajak yang seharusnya tepat waktu.


80

DAFTAR PUSTAKA

A. BUKU

Adr ian Sutedi, hukum pajak, (jakarta: sinar grafika,2016)

Anggoro, Damas Dwi, Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. (Malang: UB Press
2017)
Dr. Erwan Agus Purwanto, Pelayanan Publik, (Jakarta : Lembaga Administrasi
Negara, 2016)
Firdausy, Carunia Mulya ,Optimalisasi Kebijakan Penerimaan Daerah.
(Jakarta:Yayasan Pustaka Obor Indonesia 2017)

Hanif, Nurcholis, Teori dan Praktik Pemerintahan dan Otonomi daerah.( Jakarta:
Gramedia Widiasarana Indonesia.2017)
Intan Fitri Meutria, Analisis Kebijakan Pajak, ( Bandar Lampung: Cv Anugrah
Utama Raharja, 2017)
Isroah,Perpajakan. (Yogyakarta, Skripsi, 2013)
Johnny Ibrahim, Teori & Metodologi Penelitian Hukum Normatif, (Malang:
Bayumedia Publishing, 2006).
Jones, O Charles, Pengantar Kebijakan Publik, (Jakarta: Pt. Raja Grafindo
Persada. 1996) Hlm. 47

Khaidir, Afriva, Pengantar Analisis Kebijakan Publik, (Padang: SAME.2017)

Mardiasmo. 2011. Perpajakan Edisi Revisi 2011. CV Andi Offset: Yogyakarta

Meutria, Intan Fitri, Analisis Kebijakan Publik, (Bandar Lampung: Cv Anugerah


Utama Raharja.2017)

Moleong, Lexy J, Metodologi Penelitian Kualitatif. (Bandung: PT Remaja, 2020)


Pandiangan, Liberty, Pemahaman Praktis Undang-undang Perpajakan, Jakarta,
Indonesia, 2002)

R Santoso Brotodiharjo. 1998. Pengantar Ilmu Hukum Pajak. PT. Erosco:


Bandung.
81

Rosdakarya. Zainudin Ali, Metode Penelitian Hukum, ( Jakarta : Sinar Grafika


2014)
Setiawan, Ifan, Handbook Pemeintahan Daerah, (Yogyakarta: Wahana
Resolusi.2018)

Siahaan, Marihot Pahala. 2013. Pajak Daerah dan Retribusi Daerah Edisi
Revisi.PT. Raja Grafindo Persada: Jakarta
Sugiono, Metode Penelitian Bisnis, (Bandung: Alfabeta CV, 2004)
Surakhmad, Winarno, Pengantar Penelitian Ilmiah, (Bandung: Tarsito.1985)
Taufiqurokhman, Kebijakan Publik, ( Jakarta Pusat, Fakultas Ilmu Sosial Dan
Ilmu Politik Universitas Moestopo Beragama (Pers). 2014)
William N. Dunn, Pengantar Analisis Kebijakan Publik Edisi Kedua, (
Yogyakarta: Gadjah Mada University. 2003)

Yusuf Muri A, Metode Penelitian ( Jakarta :Kencana,2014)

B. UNDANG-UNDANG
Pemutihan Pajak Kendaraan Bermotor Di Tinjau Dari Keputusan Gubernur Jambi
Nomor. 8 KEP.GUB/BAKEUDA-2.2/2020
Undang -Undang Nomor 28 Tahun 2007 Tentang Perubahan Ketiga Atas Undang-
Undang Nomor 6 Tahun 1983 Tentang Ketentuan Umum Dan Tata Cara
Perpajakan

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2008 Tentang Pemerintahan Daerah

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 1999 Tentang


Pemerintahan Daerah

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2007 Perubahan Ketiga


Atas Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 Tentang Ketentuan Umum Dan
Tata Cara Perpajakan

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2007 Tentang Perubahan


Ketiga Atas Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 Tentang Ketentuan Umum
Dan Tata Cara Perpajakan
82

C. JURNAL
Ahmad Ardiyansyah, Dkk, Pengaruh Pelayanan Fiskus Terhadap Kepatuhan
Wajib Pajak Melalui Kepuasan Wajib Pajak (Studi Pada Wajib Pajak Di
Wilayah Kerja Kpp Pratama Blitar), (Blitar, Jurnal, 2016)
Annisa Assyah, Pengenaan Pajak Alat Berat Dan Kontribusi Pajak Alat Berat
Terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Provinsi Jambi Pada Kantor
UPTD PPD Samsat Kota Jambi, ( Jambi, Jurnal, 2020)

Budihardjo. Perkembangan Ekonomi Masyarakat Daerah Jambi; studi pada masa


kolonial. Yogyakarta: Philosophy Press. 2001
Cinti Rahayu, dkk, Pengaruh Pemutihan Pajak Kendaraan Bermotor,
Pembebasan Balik Nama Kendaraan Bermotor , Dan Sosialisasi Perpajakan
Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Kendaraan Bermotor.(Jurnal, 2017)
Dra Agustuti Handayani M,M, Analisis Kebijakan Pemutihan Pajak Kendaraan
Bermotor R4 ( Studi Pada Kantor Samsat Kota Bandar Lampung), ( Bandar
Lampung, skripsi, 2016)
Drs. Thabran Kahar. Ungkapan Tradisional Daerah Jambi. Dapartemen
Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional Proyek
Inventarisasi dan Dokumentasi Kebudayaan Daerah Jambi. Jambi. 1982/1983.
Hlm, 6.
Lian. Pengaruh Kesadaraan Wajib Pajak, Pengetahuan Pajak dan Kualitas
Pelayaan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Reklame di Dinas Pendapatan
Daerah Kota Palembang. Jurnal 2014 Eprints MDP , Vol.1. No.5, Hal 70-87,
STIE Multi Data Palembang.
Lilis Yuningsih, Efektifitas Pemutihan Pajak Kendaraan Bermotor Roda Dua
Terhadap Pencapaian Target Pendapatan Daerah Pada Unit Pelaksana
Teknis (UPT) Provinsi Riau, ( Riau, skripsi, 2020)

Luh Dina Ekasari, dkk, Tingkat Efektifitas Penerapan Pemutian Pajak Kendaraan
Bermotor Terhadap Peningkatan Pendapatan Pajak Daerah, ( Malang, Jurnal,
2017)
Mart Tri Pola Sitanggang, Model Hubungan Kasual Kesadaran Wajib Pajak
Badan Modernisasi Sistem Administrasi Pajak Dan Tindakan Penegakan
Hukum Dibidang Perpajakan Dan Pengaruh Terhadap Kepatuhan Pajak,
(Jurnal, 2019)
Taufik Fajrin Irfandy, dkk, Implementasi Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor
32 Tahun 2012 Tentang Pemutihan Pajak Kendaraan Bermotor,(Malang,
Jurnal, 2012)
83

Lampiran

Antrian Masyarakat Membayar Pajak Di Kantor SAMSAT.

Antrian Masyarakat Membayar Pajak Di Kantor SAMSAT.


84

Foto Bersama Ibu Winda Adriana, SSTPi., Msi Sebagai Kasi Pelayanan Uptd
Samsat Kota Jambi.

Foto Bersama Bapak Muhammad Darmawi Sebagai Staf Kepegawaian


BAKEUDA.
85

Foto Bersama Bapak Mashuri Selaku Petugas Samsat Keliling Pos III Kota
Baru.

Foto Bersama Bapak Ramayadi selaku masyarakat Kota Baru.


86

Bersama Bapak Aditya Prasojo Putra, SE Sebagai Keuangan BAKEUDA.

Mobil SAMSAT Keliling.


87

Curriculum Vitae

A. Identitas Diri
Nama Lengkap : Febiola Afista Ramadani
Tempat/Tanggal Lahir : Sarolangun, 15 Januari 1999
Agama : Islam

Alamat Sesuai KTP : Dusun Porwo Martani Rt. 02


Rw. 01 Des. Bukit Murau
Kec. Singkut Kab. Sarolangun
Alamat Tinggal : Perumahan Mendalo Asri Blok B1,
RT03/RW01, Mendalo Darat, Jambi Luar
Kota
Nomor Telepon : 0822-8070-9968
Alamat Email : febiolaafistaramadani@gmail.com

B. Pendidikan Formal
SD : SD N 70/VIII Bukit Murau
SMP : SMP N 5 Sarolangun
SMA/SMK : SMK N 9 Sarolangun
Perguruan Tinggi : Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha
Saifuddin Jambi

C. Riwayat Organisasi
1. Pradana Putri Ambalan Rangkayo Hitam-Putri Mayang Sari 2015-
2016
2. Purna Paskibraka Kabupaten Sarolangun Tahun 2016
3. KPPK Pramuka SMK Kwarda Jambi Tahun 2016
4. Sekjen HMP Hukum Tata Negara Tahun 2018
5. Wakil Bupati HMP Hukum Tata Negara Tahun 2020

Anda mungkin juga menyukai