Anda di halaman 1dari 2

Patience

Salah satu faktor yang mempengaruhi kemampuan negosiasi adalah kesabaran atau patience.
Negosiator yang baik menyadari bahwa negosiasi membutuhkan proses, termasuk di dalamnya untuk
menghilangkan sekat diantara kedua pihak dan bukan merupakan hasil instan. Kesabaran ini dimiliki oleh
Henry A. Kissinger sebagai salah satu factor kemampuan negosiasi yang baik dan terlihat dalam beberapa
kasus saat Henry Kissinger melakukan negosiasi dengan beberapa pihak.
Salah satu bentuk kesabaran atau patience Henry Kissinger dalam bernegosiasi terlihat pada saat
Amerika menyelesaikan Perang Vietnam. Bersama presiden Nixon, Kissinger menghadapi tiga tantangan
besar ketika dia memimpin “Negotiation Campaign” untuk mencapai hasil yang dapat diterima untuk
menyelesaikan Perang Vietnam yaitu membujuk Vietnam Utara yang berusaha menakhlukkan Vietnam
Selatan melalui upaya militer untuk tulus berdamai, merespons tekanan Kongres yang semakin mendesak
dan pengunjuk rasa anti-perang domestik untuk menarik diri sepenuhnya dari Indocina, dan membujuk
Presiden Vietnam Selatan yang paling enggan untuk menerima kesepakatan apapun selain kemenagan
militer. Terjadi banyak penolakan dari berbagai pihak dalam upaya Amerika mendamaikan Perang
Vietnam dan proses negosiasi memakan waktu yang cukup lama. Namun atas kesabaran dan keuletan
Henry Kissinger dalam mengatasi dan bernegosiasi dengan Vietnam utara dan Vietnam selatan, maka
Paris Peace Accord sebagai perjanjian damai pun berhasil ditandatangani oleh pihak tersebut setelah 174
rapat pleno sebelumnya tidak membuahkan hasil.
Menurut Filley (dalam Sepasthika, 2010), motivasi dan komitmen untuk bekerjasama juga
merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kemampuan negosiasi. Motivasi ini yang mendukung
kesabaran dalam bernegoisasi untuk mencapai hasil yang terbaik untuk semua pihak. Dalam perang
Vietnam, motivasi untuk melakukan perdamaian adalah mengakhiri secara resmi perang yang
menyakitkan, dimana lebih dari 58.000 orang Amerika dan sekitar 1.000.000 orang Vietnam meninggal,
beberapa ratus ribu masyarakat Amerika terluka dan terpecah-pecah. Hal ini menjadi motivasi yang kuat
bagi Kissinger untuk tetap sabar dan ulet bernegosiasi.
Henry Kissinger juga berperan penting dalam pendamaian perang Yom Kippur (1973) antara
koalisi Arab dan Israel. Koalisi Arab yaitu Mesir dan Suriah melancarkan operasi militer merebut kembali
Semenanjung Sinai dan Dataran Tinggi Golan yang dianeksasi Israel lewat Perang Enam Hari. Dalam
perang ini, AS berada dibelakang Israel dan Uni Soviet mendukung negara Arab. Hingga akhir
peperangan Israel mengklaim kemenangan dalam segi militer melawan Arab. Oleh karena itu, negara
Arab sebagai negara penghasil minyak melakukan taktik lain yaitu dengan mengembargo Amerika
Serikat dengan menangguhkan pasokan minyak dan mengurangi produksi minyak. AS melalui Henry
Kissinger kemudian memulai usaha diplomatik untuk menjamin kesepakatan antara Israel dan Mesir-
Suriah, hingga menawarkan jutaan dolar agar kesepakatan benar-benar dihormati. AS mulai kepayahan
sebab pasokan minyak yang turun membuat ekonomi nasional mereka bergejolak hebat.
Henry Kissinger terbang dari satu negara ke negara lain sejak 6 November dalam upaya menjadi
perantara kesepakatan damai. Setelah beberapa bulan berusaha keras, Kissinger berhasil melakukan
terobosan penting yaitu Israel menyetujui sebuah kesepakatan pelepasan wilayah Suriah yang dianeksasi
pada 28 Mei 1974. Kesepakatan ini akhirnya ditandatangani di Jenewa pada 5 Juni dan secara resmi
mengakhiri rangkaian Perang Yom Kippur sebagai hasil buah kesabaran Henry Kissinger bernegosiasi
dari satu negara ke negara lainnya dan ketangguhannya dalam bernegosiasi.

Anda mungkin juga menyukai