Anda di halaman 1dari 3

FIMOSIS

No. Dokumen :

SOP No. Revisi :

PEMERINTAH Tanggal Terbit : 2019


KABUPATEN
KAUR Halaman : 1/2

UPT PUSKESMAS TTD DEBHORA


PERAWATAN D.TARIGAN,AMG.SKM
NIP : 198006212010012015
MUARA NASAL

1. Pengertian Fimosis adalah Kondisi dimana preputium tidak dapat diretraksi


melewati glans penis. Fimosis dapat bersifat fisiologis ataupun
patalogis. Umumnya fimosis fisiologis terdapat pada bayi dan anak-
anak. Pada anak usia 3 tahun 90% preputium telah dapat diretraksi
tetapi pada sebagian anak preputium tetap lengket pada glans penis
sehingga ujung preputium mengalami penyempitan dan mengganggu
proses berkemih. Fimosis patologis terjadi akibat peradangan atau
cedera pada preputium yang menimbulkan parut kaku sehingga
menghalangi retraksi
2. Tujuan Sebagai penerapan langkah langkah dalam melakukan diagnosis dan
terapi kasus fimosis
3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala UPT Puskesmas Muara Nasal Nomor
Tentang Penyelenggaraan Pelayanan Klinis
4. Referensi Pedoman Pengobatan Dasar di Puskesmas 2007. Dinas Keseharan R.I

5. Prosedur a. Alat
1. Blangko Ananesa
2. Blangko Observasi
3. Blangko Pemeriksaan
4. Handscoon

6. Langkah- 1. Anamnesa
Langkah
a. Menanyakan apakah ada keluhan nyeri saat buang air kecil
b. Menanyakan apakah ada keluhan mengejan saat buang air kecil
c. Menanyakan apakah pancaran urin mengecil
d. Menanyakan apakah ada benjolan lunak di ujung penis akibat
penumpukan smegma
2. Pemeriksaan Klinis
a. Preputium tidak dapat diretraksi keproksimal hingga ke korona
glandis
b. Pancaran urin mengecil
c. Menggelembungnya ujung preputium saat berkemih
d. Eritema dan udem pada preputium dan glans penis
e. Pada fimosis fisiologis, preputium tidak memiliki skar dan
tampak sehat
f. Pada fimosis patalogis pada sekeliling preputium terdapat
lingkaran fibrotik
g. Timbunan smegma pada sakus preputium
3.Pemeriksaan Penunjang
Biasanya tidak diperlukan pemeriksaan penunjang
4. Diagnosis
Fimosis
5. Diagnosis Banding
a. Parafimosis
b. Balanitis
c. Angioedema
7. Terapi
a. Pemberian salep kortikosteroid (0,05% betametason) 2 kali
perhari selama 2-8 minggu pada daerah preputium. suportif
diberikan dengan menjaga cairan tubuh dan mengganti cairan
yang hilang dari diare dan emesis.
b. Sirkumsisi
c. Konseling dan edukasi
Pemberian penjelasan terhadap orang tua atau pasien agar
tidak melakukan penarikan preputium secara berlebihan ketika
membersihkan penis karena dapat menimbulkan parut.
d. Pasien di rujuk jika mengalami komplikasi berupa infeksi
berulang karena penumpukan smegma
8. Bagan Alir Pasien datang Anamneses khas Fimosis
seperti dimana preputium
tidak dapat diretraksi melewati
Poli umum/BP glans penis

Pemeriksaan fisik Pemeriksaan Penunjang : -

Preputium tidak dapat diretraksi


keproksimal hingga ke korona glandis
Pada fimosis patalogis pada sekeliling
preputium terdapat lingkaran fibrotik
Penatalaksanaan

1. Promotif
2. Prefentif
3. Kuratif
4. Rehabilitatif

Rawat jalan Apotek Pulang

9. Hal-hal yang 1. Keadaan umum pasien


perlu 2. Privasi pasien
diperhatikan
10. Unit Terkait Dinas Kesehatan.
1. Rumah Sakit
2. UPTD Kesehatan/Puskesmas.
3. Poli Klinik Rawat Jalan
4. Lingkungan tempat tinggal
5. IGD
11. Dokumen 1. Status pasien/Rekam medis
Terkait 2. Register .
3. Catpor
12. Rekaman No Halaman Yang Perubahan Diberlakukan
Historis Dirubah Tanggal
perubahan

Anda mungkin juga menyukai