Anda di halaman 1dari 2

PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)

RUMAH SAKIT PRIMA HUSADA


TAHUN 2022

PARAPHIMOSIS

1. Pengertian (Definisi) Parafimosis harus dianggap sebagai kondisi darurat karena


retraksi prepusium yang terlalu sempit di belakang glans penis ke
sulkus glandularis dapat mengganggu perfusi permukaan
prepusium distal dari cincin konstriksi dan juga pada glans penis
dengan risiko terjadinya nekrosis. Di negara Amerika Serikat,
parafimosis terjadi pada 1% pria diatas usia 16 tahun dan pada
pria tua dapat terjadi akibat kateterisasi yang lama dan riwayat
kebersihan yang buruk atau infeksi bakteri. Komplikasi para
fimosis yang diakibatkan antara lain kematian jaringan karena
kehilangan aliran darah dan terjadinya autoamputasi spontan.

2. Anamnesis 1. Pembengkakan pada penis

2. Nyeri pada penis

3. Pemeriksaan Fisik 1. Preputium tertarik ke belakang glans penis dan tidak dapat
dikembalikan ke posisi semula
2. Terjadi eritema dan edema pada glans penis
3. Nyeri
4. Jika terjadi nekrosis glans penis berubah warna menjadi biru
hingga kehitaman
4. Kriteria Diagnosis Jika prepusium tidak dapat atau hanya sebagian yang dapat dir
etraksi, atau menjadi cincin konstriksi saat ditarik ke belakang m
elewati glans penis, harus diduga adanya disproporsi antara leb
ar kulit prepusium dan diameter glans penis. Selain konstriksi ku
lit prepusium, mungkin juga terdapat perlengketan antara permu
kaan dalam prepusium dengan epitel glandular dan atau frenulu
m breve. Frenulum breve dapat menimbulkan deviasi glans ke v
entral saat kulit prepusium diretraksi. Diagnosis parafimosis dibu
at berdasarkan pemeriksaan fisik.

5. Diagnosis Kerja Parafimosis

6. Diagnosis Banding Balanitis


Penile hematoma
7. Pemeriksaan Penunjang Diagnosis ditegakkan dengan pemeriksaan fisik karena temuan fisik
sudah cukup representatif dengan keadaan.

Dapat dilakukan pemeriksaan laboratorium rutin.


8. Terapi Terapi parafimosis terdiri dari kompresi manual jaringan yang
edematous diikuti dengan usaha untuk menarik kulit prepusium
yang tegang melewati glans penis. Jika manuver ini gagal , perlu
dilakukan insisi dorsal cincin konstriksi. Tergantung pada temuan
klinis lokal, sirkumsisi dapat segera dilakukan atau ditunda pada
waktu yang lain.
9. Edukasi a. Proses terjadinya penyakit ini
b. Kemungkinan komplikasi
c. Tindakan dan pengobatan yang dilakukan
d. Operasi apapun yang dilakukan pada preputium memerluk
an follow-up 4-6 minggu setelah operasi.

10. Prognosis Ad vitam : bonam

Ad sanationam : dubia ad bonam

Ad fungsionam : dubia ad bonam

11. Tingkat Evidens IV

12. Tingkat Rekomendasi C

13. Penelaah Kritis 1. dr. Sigit Wahyu Jatmiko, Sp.BP-RE


14. Kriteria Pulang

15. Kepustakaan a. A't Hoen LA, Bogaert G, Radmayr C, Dogan HS, Nijman R
JM, Quaedackers J, Rawashdeh YF, Silay MS, Tekgul S,
Bhatt NR, Stein R. Update of the EAU/ESPU guidelines on
urinary tract infections in children. J Pediatr Urol. 2021 Apr;
17(2):200-207. doi: 10.1016/j.jpurol.2021.01.037. Epub 20
21 Feb 2. Erratum in: J Pediatr Urol. 2021 Aug;17(4):598.
PMID: 33589366
b. Wein, A. and Kavoussi, L., 2020. Campbell-Walsh Urology.
12th ed. Philadelphia: Elsevier Saunders

Anda mungkin juga menyukai