Anda di halaman 1dari 2

DISKUSI BERSAMA DR. ETRIYEL (KEPALA BAGIAN UROLOGI RSUP M.

DJAMIL PADANG)
BAGIAN UROLOGI RSUP M. DJAMIL, 5 Maret 2020

Daftar Hadir
1. dr. Etriyel, SpU
2. Delila Melati
3. Rahmida Yanti Ahdinur
4. Reni Septria

Diskusi dan Pembahasan:


1. Peningkatan kasus operasi di masa liburan bisa dijelaskan, dapat merupakan satu
anomaly dapat pula dijelaskan secara ilmiah. Sebagai pembanding, coba sandingkan
dengan kejadian hipospadia yang dilakukan uretroplasty yang operasinya juga
meningkat di masa liburan sekolah anak.
2. Untuk membedakan sirkumsisi dan rekonstruksi penis dapat dilihat dari
diagnosanya. Sirkumsisi dilakukan untuk kasus fimosis sederhana. Pada kasus
sirkumsisi indikasi sosial, pada pemeriksaan fisik ditemukan penis normal, sehingga
dapat dilakukan tindakan di FKTP.
3. Indikasi medis prosedur rekonstruksi penis antara lain: buried penis, webbed penis,
torsio. Buried penis dapat disebabkan oleh 2 hal utama, yaitu tarikan lemak perut
pada anak obesitas dan skin korde. Hal ini merupakan kelainan kongenital, yang
hingga saat ini masih dijamin oleh JKN.
4. Rekonstruksi penis dilakukan pada penis yang abnormal. Indikasi medis dilakukan
tindakan rekonstruksi penis pada kasus buried penis dan webbed penis:
 Fungsi saluran kemih masih dapat berfungsi namun risiko infeksi lebih tinggi.
 Gangguan fungsi ereksi belum dapat dipastikan terganggu beberapa tahun ke
depan
 Alasan psikologi anak
5. Tindakan yang tertera dalam laporan operasi prosedur rekonstruksi penis meliputi
release korde/jaringan ikat, rekonstruksi penis, skin kordektomi yaitu eksisi korde
sampai kepangkal, dan degloving. Apabila dilakukan sirkumsisi di awal tindakan,
artinya bukan prosedur rekonstruksi penis.
6. Untuk identifikasi kesesuaian kasus rekonstruksi penis, dapat dilihat pada:
 Pastikan diagnosanya benar (buried penis dan webbed penis)
 Periksa laporan operasi. Jika tertulis rekonstruksi penis konfirmasi ke RS
untuk detail tindakan yang dilakukan
 Lakukan konfirmasi kepada ibu pasien mengenai anatomi penis peserta
sebelum dilakukan operasi (penis terbenam atau tidak, foto penis seperti
apa)
 Minta RS melakukan self audit apabila terdapat anomaly atau keraguan
7. Terdapat risiko bila diagnosa buried penis dilakukan sirkumsisi di FKTP, karena harus
dilakukan operasi rekonstruksi penis pasca sirkumsisi beberapa tahun berikutnya.
8. Berdasarkan pengalaman selama melakukan sirkumsisi pada masyarakat, dari 30
kasus sirkumsisi terdapat 2 kasus yang harus dilakukan tindakan rekonstruksi penis.
9. Terkait kompetensi prosedur rekonstruksi penis apakah dapat dilaksanakan oleh SpB
(bedah umum), dapat dikonfirmasi langsung kepada Direktur RS. Dapat pula
dikonfirmasi kepada Perhimpunan/Kolegium.
10. Rekonstruksi penis merupakan sebagian dari operasi uretroplasty. Uretroplasty
menjadi kewenangan klinis SpU, SpBA, dan SpBP.

Anda mungkin juga menyukai