1. Hipospedia (http://erepo.unud.ac.id/17279/3/1014028203-3-
3.%20BAB%202.pdf )
Operasi bisa dijalani kapan saja,masa idealnya adalah saat anak berusia 4 bulan
hingga 1,5 tahun. Dalam prosedur ini, dokter bedah akan memosisikan uretra pada lokasi
yang seharusnya. Begitu juga dengan bentuk penis yang melengkung ke bawah karena
pertumbuhan kulup yang tidak normal, dokter akan memperbaiki sehingga penis kembali
ke bentuk yang normal. mungkin juga akan membutuhkan cangkok jaringan tubuh yang
diambil dari kulup atau bagian dalam mulut untuk merekonstruksi saluran urine, jika
lubang uretra berada di dekat pangkal penis.
2.Epispedia
(https://kupdf.com/download/epispadia_599647c9dc0d603642300d1c_pdf )
3. Kriptokhismus ( https://www.alodokter.com/kriptorkismus )
Jika bayi mengalami kriptorkismus, penanganan perlu dilakukan bila sampai usia
lebih dari 6 bulan testis tidak turun sendiri. Tindakan dapat dilakukan saat bayi berusia 6-
12 bulan. Tindakan tersebut bertujuan untuk memindahkan testis ke dalam skrotum
seperti seharusnya. Salah satu caranya adalah melalui penyuntikan hormon chrionic
gonadotropin (HCG) untuk merangsang proses turunnya testis hingga
menempati skrotum. Namun terapi hormon tidak menjadi pilihan utama, karena
efektivitasnya lebih rendah bila dibandingkan dengan operasi.
Operasi yang dapat dilakukan adalah orkiopeksi, untuk memindahkan testis ke
dalam skrotum. Prosedur operasi tentunya memiliki beberapa risiko, antara lain
perdarahan, infeksi, testis kembali ke naik, jaringan testis mengecil dan mati (atrofi testis)
karena terjadi gangguan suplai darah, serta kerusakan pada saluran testis menuju uretra
sehingga cairan semen atau mani sulit keluar. Meski memiliki risiko, sebagian besar
tindakan operasi berhasil mengembalikan posisi testis ke skrotum.
Pada kasus di mana bayi tidak memiliki testis sama sekali, penanganan yang bisa
dilakukan adalah dengan implantasi testis. Sedangkan pada bayi yang masih
memiliki paling tidak satu testis yang sehat, dapat ditangani dengan terapi hormon. Hal
ini penting untuk kematangan secara fisik saat pubertas.
komplikasi
( https://www.alodokter.com/hypospadia )
Komplikasi yang mungkin terjadi pada hipospedia dan epispedia antara lain :
Kriptokhimus (https://www.alodokter.com/kriptorkismus )
Salah satu komplikasi yang dapat timbul akibat kriptorkismus adalah kemandulan atau
infertilitas, yang ditandai dengan jumlah sperma yang sedikit atau kualitas sperma
yang buruk. Komplikasi lainnya adalah kanker testis. Risiko ini lebih besar dialami
penderita kriptorkismus pada rongga perut dibanding kriptorkismus yang terjadi
di inguinal canal.