Anda di halaman 1dari 4

PLASENTA PREVIA

RSU KARTINI No. Dokumen No. Revisi Halaman


Jl. Airlangga No 137 1 dari 4
Mojosari 61382

PANDUAN PRAKTIK Ditetapkan,


Tanggal terbit
Direktur RSU Kartini
KLINIS SMF OBSTETRI
08 April 2019
DAN GINEKOLOGI
dr. Singgih Pudjirahardjo, M.Kes
1. Pengertian Plasenta yang letaknya tidak normal sehingga menutupi sebagian atau
seluruh ostium uteri internum.

Beberapa klasifikasi plasenta previa:


a. Menurut de Snoo, berdasarkan pembukaan 4-5 cm.
1. Plasenta previa sentralis (totalis), bila pada pembukaan 4-5
cm teraba plasenta menutupi seluruh ostea.
2. Plasenta previa lateralis; bila mana pembukaan 4-5 cm
sebagian pembukaan ditutupi oleh plasenta.
 Plasenta previa lateralis posterior; bila sebagian
menutupi ostea bagian belakang.
 Plasenta previa lateralis anterior; bila sebagian
menutupi ostea bagian depan.
 Plasenta previa marginalis; bila sebagian kecil atau
hanya pinggir ostea yang ditutupi plasenta.
b. Menurut penulis buku-buku Amerika Serikat.
1. Plasenta previa totalis; seluruh ostea ditutupi uri.
2. Plasenta previa partialis; sebagian ditutupi uri.
3. Plasenta letak rendah; pinggir plasenta berada 3-4 cm
diatas pinggir pembukaan, pada periksa dalam tak teraba.
2. Anamnesis 1. Perdarahan pervaginam pada usia kehamilan ≥ 20 minggu,
perdarahan spontan tanpa aktivitas atau akibat trauma pada
abdomen.
2. Nyeri atau tanpa nyeri akibat kontraksi uterus.
3. Beberapa faktor predisposisi: perokok, hipertensi, multiparitas.
3. Pemeriksaan Fisik 1. Pemeriksaan fisik umum: tanda-tanda vital.
2. Pemeriksaan obstetrik:
PLASENTA PREVIA

RSU KARTINI No. Dokumen No. Revisi Halaman


Jl. Airlangga No 137 2 dari 4
Mojosari 61382

a. Periksa luar: bagian terbawah janin belum/sudah masuk PAP,


adakah kelainan letak atau tidak.
b. Inspekulo: apakah perdarahan berasal dari ostium uretri atau
dari kelainan serviks dan vagina.
c. Perabaan fornises: hanya dikerjakan pada presentasi kepala.
d. PDMO: bila akan mengakhiri kehamilan/persalinan.
4. Kriteria Diagnosis 1. Perdarahan dari jalan lahir berulang tanpa disertai rasa nyeri.
2. Dapat disertai atau tanpa adanya kontraksi.
3. Pada pemeriksaan luar biasanya bagian terendah janin belum
masuk pintu atas panggul atau ada kelainan letak.
4. Pemeriksaan spekulum darah berasal dari ostium uteri eksternum.
5. Diagnosis Kerja Plasenta previa
6. Diagnosis Banding 1. Robekan jalan lahir
2. Polip serviks
3. Erosi porsio
7. Pemeriksaan Penunjang 1. Pemeriksaan laboratorium: golongan darah, kadar hemoglobin,
hematokrit, waktu perdarahan dan waktu pembekuan.
2. Pemeriksaan USG untuk mengetahui jenis plasenta previa dan
taksiran berat badan janin.
8. Tata Laksana Penanganan Ekspektif
Kriteria:
1. Umur kehamilan kurang dari 37 minggu.
2. Perdarahan sedikit.
3. Belum ada tanda-tanda persalinan.
4. Keadaan umum baik, kadar Hb 8 gr% atau lebih.
Rencana Penanganan:
1. Istirahat baring mutlak.
2. Infus D5% dan elektrolit.
3. Spasmolitik, tokolitik, plasentotrofik, roboransia.
4. Periksa Hb, hematokrit, BT/CT, golongan darah.
5. Pemeriksaan USG.
PLASENTA PREVIA

RSU KARTINI No. Dokumen No. Revisi Halaman


Jl. Airlangga No 137 3 dari 4
Mojosari 61382

6. Awasi perdarahan terus-menerus, tekanan darah, nadi dan denyut


jantung janin.
7. Apabila ada tanda-tanda plasenta previa tergantung keadaan
pasien ditunggu sampai kehamilan 37 minggu, selanjutnya
penanganan secara aktif.

Penanganan Aktif
Kriteria:
1. Umur kehamilan ≥ 37 minggu, BB janin ≥ 2500 gram.
2. Perdarahan banyak 500 cc atau lebih.
3. Ada tanda-tanda persalinan.
4. Keadaan umum pasien tidak baik (Hb < 8 gr%)
Indikasi sectio casearea:
1. Plasenta previa totalis.
2. Plasenta previa pada primigravida.
3. Plasenta previa janin letak lintang atau letak sungsang.
4. Anak berharga dan fetal distress.
5. Plasenta previa lateralis jika:
a. Pembukaan masih kecil dan perdarahan banyak.
b. Sebagian besar OUI ditutupi plasenta.
c. Plasenta terletak di sebelah belakang (posterior).
6. Profuse bleeding, perdarahan sangat banyak dan mengalir dengan
cepat.

Partus pervaginam
Dilakukan pada plasenta previa marginalis atau lateralis pada
multipara dan anak sudah meninggal atau prematur.
1. Jika pembukaan serviks sudah agak besar (4-5 cm), ketuban
dipecah (amniotomi) jika his lemah, diberikan oksitosin drips.
2. Bila perdarahan masih terus belangsung, dilakukan SC.
9. Edukasi 1. Penjelasan diagnosa, diagnosa banding, pemeriksaan penunjang.
2. Penjelasan rencana tindakan, lama tindakan, risiko, dan
PLASENTA PREVIA

RSU KARTINI No. Dokumen No. Revisi Halaman


Jl. Airlangga No 137 4 dari 4
Mojosari 61382

komplikasi.
3. Penjelasan alternatif tindakan.
4. Penjelasan perkiraan lama rawat.
10.Prognosis Dubia
11.Tingkat Evidens II

12.Tingkat Rekomendasi A

13.Penelaah Kritis SMF Obsgyn

14.Indikator Medis Indikator outcome ibu:


1. Hemodinamik ibu stabil
2. Tidak terjadi komplikasi sekunder (misal syok ec perdarahan)
Indikator outcome bayi:
1. Bayi lahir bugar
15.Kepustakaan 1. Prawirohardjo. S, Ilmu Kebidanan, Ed. III, cet.II, Jakarta, Yayasan
Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, 1992,hal.365-376.
2. Mochtar. R, Sinopsis Obstetri I, Ed. II, Jakarta, EGG,
1989,hal.300-311.
3. Bagian Obstetri & Ginekologi Fak. Kedokteran Universitas
Sumatera Utara/R.S Dr. Pringadi Medan, Pedoman Diagnosis dan
Therapi Obstetri-Ginekologi R.S. Dr. Pringadi Medan, 1993, halo
6-10.
4. Bagian Obstetri & Ginekologi Fak.Kedokteran Universitas
Padjajaran Bandung, Obstetri Patologi, Ed. 1984, Elstar Offset
Bandung, halo 110-120.

Anda mungkin juga menyukai