SKRIPSI
FAKULTAS PSIKOLOGI
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI
DEPOK
JULI 2020
UNIVERSITAS INDONESIA
SKRIPSI
FAKULTAS PSIKOLOGI
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI
DEPOK
JULI 2020
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS
Puji dan syukur, penulis panjatkan kepada Allah SWT yang senantiasa memberikan
rahmat, berkah, dan nikmat sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini
disusun dengan tujuan memenuhi syarat kelulusan dan memperoleh gelar Sarjana
Psikologi di Fakultas Psikologi Universitas Indonesia. Dalam proses penyusunannya,
penulis menerima banyak bantuan dan dukungan dari orang-orang sekitar. Oleh karena
itu, penulis ingin mengucapkan rasa terima kasih kepada:
1. Ibu dan Bapak penulis, Titi Supartiningsih dan Alm. Edy Yohan Jito, yang
senantiasa memberi dukungan baik secara moral, emosional, dan material.
2. Kakak penulis, Lintang Septiana Yohan, yang selalu memberi dukungan sejak
dahulu dan memberi nasehat kepada penulis.
3. Keluarga besar penulis, Mbah Boeang, Mbah Suryati, Totok Haryono, Raden
Sudarwo, Rizky Nugraha, Rizka Nur Rachma, Ifhar Dio Tantara, dan lain-lain,
yang telah membantu dan mendoakan kelancaran dalam mengerjakan skripsi.
6. Farida Kurniawati, S.Psi., M.Sp.Ed., Ph.D., Psikolog dan Dr. Arum Etikariena,
M.Psi., Psikolog selaku penguji skripsi yang telah memberikan umpan balik dan
saran yang membangun untuk memperbaiki skripsi ini.
8. Teman-teman peer, Earlene Vinsensia, Lutfiah Ana Wibowo, dan Sekar Putri
Anjani, yang telah berjuang melewati masa perkuliahan dengan suka dan duka.
v
Universitas Indonesia
9. Teman-teman kuliah, Farah Diba, Johana Aprilia, Ghina Nisa, Nanda Ranti,
Adinda Putri, dan lain-lain, yang telah menemani dan membantu peneliti pada
saat berkuliah.
10. Ferryansyah Awaluddin, teman yang selalu siaga dan setia menemani, memberi
afeksi dan nasehat, mendukung, menghibur dengan cara yang unik dan menjadi
pendengar keluh kesah penulis dari masa Sekolah Menengah Atas hingga saat
ini.
12. Teman-teman penulis lainnya, Indah Yuni, Ria Fitri, Irmariza Shafitri, Sinta
Puspita, Ari Widianto, Raihan Armando, M. Arif, Syauqi, dan lain-lain, yang
telah berbagi canda dan tawa, dan mewarnai kehidupan penulis.
Terakhir, penulis juga berterima kasih kepada pihak-pihak yang tidak dapat disebutkan
satu persatu yang telah membantu, mendukung dan mendoakan penulis selama proses
penulisan skripsi ini. Semoga penelitian ini dapat memberikan sumbangan pada
pengembangan ilmu pengetahuan. Untuk masukan, kritik dan saran ataupun pertanyaan
lebih lanjut terkait penelitian ini dapat menghubungi penulis di wulandcr12@gmail.com
vi
Universitas Indonesia
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS
AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIK
beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti
Noneksklusif ini Universitas Indonesia berhak menyimpan,
mengalihmedia/format-kan, mengelola dalam bentuk pangkalan data
(database), merawat, dan memublikasikan tugas akhir saya selama tetap
mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak
Cipta.
vii
Universitas Indonesia
ABSTRAK
Kata kunci: Influencer, Intensi Membeli, Kredibilitas influencer, Sikap terhadap Iklan.
viii
Universitas Indonesia
ABSTRACT
The use of Instagram influencer as a marketing media is getting bigger in Indonesia, but
the research about influencer is still limited. This study aims to look at the effect of
attitude toward advertisement as a mediator between credibility’s influencer Instagram
and purchase intention. The research participants were active Instagram users who were
female aged 18 to 24 years. The results of the mediation analysis showed that there was
an indirect relationship between the credibility of influencers and purchase intentions
through attitudes towards advertising (ab = 0.21) 95% [0.82, 1.21]. In addition, there is
a direct relationship between influencer's credibility and purchase intention (c' = 0.16, p
<0.05) 95% [0.05, 0.27]. This shows that attitudes toward advertising partially mediate
the relationship between influencer's credibility and purchase intentions on Instagram
users. Thus, the results of this study can be used by businessman’s in selecting
influencers who will be invited to collaborate by paying attention to the credibility of
the influencers.
ix
Universitas Indonesia
DAFTAR ISI
ABSTRACT.................................................................................................................... ix
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................... 40
LAMPIRAN .................................................................................................................. 49
xii
Universitas Indonesia
DAFTAR TABEL
xiii
Universitas Indonesia
DAFTAR GAMBAR
xiv
Universitas Indonesia
DAFTAR LAMPIRAN
xv
Universitas Indonesia
1
BAB 1
PENDAHULUAN
Universitas Indonesia
2
Kehadiran media sosial dan besarnya pengguna media sosial telah menjadi
bagian penting dari strategi pemasaran. Hal ini menjadikan media sosial menjadi media
pemasaran bagi pelaku bisnis yang ingin memasarkan produknya secara online (Lee &
Phang, 2015), hingga wadah bagi konsumen dalam mencari informasi yang dapat
memengaruhi keputusan membeli (Ibrahim dkk., 2017). Dengan demikian, pemasaran
produk secara online melalui akun bisnis, serta memasang iklan di platform media
sosial terbukti memiliki efek dalam pemasaran produk (Gensler, Völckner, Liu, &
Wiertz, 2013). Pemasaran produk dapat melalui banyak cara seperti pemasaran offline
membuka peluang untuk memasarkan produk secara online, pemasaran online
membuka peluang untuk memasarkan produk secara offline, dan pemasaran secara
oflline berdampingan dengan pemasaran produk secara online. Terlepas dari ketiga cara
tersebut trend pemasaran online semakin meningkat, sehingga menjadikan Instagram
menjadi sebuah wadah untuk kegiatan jual-beli antara konsumen dengan pelaku bisnis.
Pelaku bisnis dapat memanfaatkan fitur yang dimiliki oleh Instagram dalam
memasarkan produknya secara gratis. Salah satu fitur yang sering digunakan adalah
mengunggah foto atau video ke dalam feeds yang dilengkapi dengan kolom deskripsi,
fitur ini sangat cocok untuk mempromosikan produk karena dapat menjelaskan secara
singkat mengenai kelebihan produk pada kolom deskripsi (De Veirman, Cauberghe, &
Hudders, 2017). Selain itu terdapat fitur Instagram Story, yaitu fitur video singkat
berdurasi maksimal 15 detik dan dapat bertahan selama 24 jam terhitung dari waktu
video tersebut diunggah. Data yang dipublikasikan Instagram melalui laman Instagram
for Business (2020) menunjukkan bahwa ⅓ dari seluruh Instagram Story merupakan
konten bisnis yang banyak dilihat oleh penggunanya. Ditambah lagi, Instagram secara
resmi mendukung bisnis kecil melalui stiker “Dukung Bisnis Kecil” yang berada di
dalam fitur Instagram Story, sehingga memudahkan konsumen menjangkau bisnis
tersebut. Fitur-fitur Instagram tersebut yang membuat produsen atau UKM merasa
sangat terbantu dalam hal pemasaran produknya.
Penyebaran informasi di media sosial secara cepat dan luas berkaitan dengan
konsep electronic word of mouth (eWOM). Dalam hal perkembangan media sosial,
eWOM telah dianggap sebagai instrumen pemasaran yang berpengaruh bagi produk dan
konsumen (Lis, 2013). Electronic word of mouth atau eWOM merupakan pernyataan
positif atau negatif yang dibuat oleh konsumen terhadap suatu produk yang terjadi
Universitas Indonesia
3
Universitas Indonesia
4
Universitas Indonesia
5
memengaruhi keputusan konsumen dalam membeli suatu produk. Selain itu, iklan juga
dapat memengaruhi keseluruhan sikap konsumen terhadap iklan itu sendiri, produk, dan
intensi membeli (Wu & Chen, 2016). Intensi membeli atau purchase intention
merupakan keinginan suatu individu untuk berkomitmen membeli produk yang
diiklankan oleh influencer (Muller, Mattke, & Maier, 2018), dimana hasil akhir dari
intensi membeli ini adalah merencanakan membeli produk tersebut atau tidak. Intensi
membeli juga digunakan sebagai alat yang efektif untuk mengukur efektivitas
pemasaran dan banyak digunakan oleh manajer pemasaran untuk memperkirakan
penjualan serta target pasar di masa yang akan datang (Morwitz, 2014). Berdasarkan
yang telah dijelaskan sebelumnya dapat diperkirakan bahwa semakin tinggi intensi
membeli, maka semakin tinggi kemungkinan konsumen untuk membeli barang tersebut.
Pada penelitian sebelumnya juga sudah dibuktikan bahwa terdapat hubungan
positif antara influencer dan intensi membeli. Schouten, Janssen, dan Verspaget (2019)
menemukan bahwa konsumen lebih mungkin membeli produk yang dipromosikan oleh
influencer dibandingkan selebriti. Schouten dkk. menyebutkan hal ini dapat terjadi
karena konsumen menganggap influencer lebih sesuai dengan mereka dibanding dengan
selebriti, sehingga mereka lebih percaya terhadap influencer dibanding dengan selebriti.
Sejalan dengan riset yang dilakukan oleh Ahmad (2018) bahwa sebesar 94%
produsen yang menggunakan jasa influencer mendapatkan hasil yang efektif dalam
meningkatkan penjualan mereka. Namun, dalam meningkatkan intensi membeli
konsumen dibutuhkan influencer yang memiliki kredibilitas. Hal ini sesuai dengan
penelitian yang dilakukan oleh Müller, Mattke, dan Maier (2018) bahwa dalam
memunculkan intensi membeli influencer perlu dipersepsikan kredibel oleh konsumen.
Lee (2017), juga menemukan bahwa konsumen memiliki ikatan kuat dengan endorser
yang dilihat dari tingkat kredibilitas, sikap, dan minat beli yang tinggi. Tidak heran
sebesar 85% produsen menggunakan influencer dalam memasarkan produknya
(Augure, 2015). Jika pemasaran produk dengan menggunakan influencer yang kredibel,
maka konsumen memiliki persepsi yang positif terhadap iklan tersebut. Hal ini terjadi
sebab mereka beranggapan bahwa iklan tersebut kredibel karena diinformasikan oleh
orang yang kredibel. Dapat disimpulkan bahwa kredibilitas sangatlah penting untuk
dimiliki oleh influencer demi memunculkan sikap terhadap iklan yang positif dan
meningkatkan intensi membeli konsumen.
Universitas Indonesia
6
Selain kredibilitas, sikap terhadap iklan juga secara tidak langsung memengaruhi
intensi membeli konsumen. Lutz (1985) mendefinisikan sikap terhadap iklan atau
attitude toward advertisement sebagai perasaan menyukai atau tidak menyukai yang
dimiliki oleh individu (konsumen) terhadap suatu iklan. Sikap terhadap iklan, sikap
terhadap produk, dan intensi membeli dipengaruhi oleh iklan yang ditampilkan (Wu &
Chen, 2016). Sejalan dengan penemuan MacKenzie, Lutz, dan Belch (1986) bahwa
sikap terhadap iklan juga menjadi variabel yang memengaruhi sikap terhadap merek dan
intensi membeli pada konsumen.
Penelitian mengenai pemasaran menggunakan selebriti di media sosial telah
banyak diteliti sebelumnya (Bergkvist and Zhou, 2016), namun tidak untuk influencer
sosial media. Padahal sebesar 85% menggunakan influencer sebagai media dalam
memasarkan suatu produk (Augure, 2015). Berdasarkan tinjauan pustaka, dalam
memasarkan suatu produk diperlukan sikap terhadap iklan yang positif untuk
meningkatkan intensi membeli konsumen. Oleh karena itu, peneliti mengasumsikan
bahwa sikap terhadap iklan memiliki efek mediasi terhadap hubungan antara
kredibilitas influencer dan intensi membeli, dimana sikap terhadap iklan akan yang
positif akan memperkuat hubungan dan meningkatkan intensi membeli pada konsumen.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji efek sikap terhadap iklan sebagai
mediator dalam hubungan antara influencer Instagram dengan intensi membeli
konsumen.
Universitas Indonesia
7
Hasil penelitian ini juga agar dapat mengetahui faktor-faktor yang dapat
memengaruhi intensi membeli.
Universitas Indonesia
8
BAB 2
TINJAUAN KEPUSTAKAAN
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai variabel yang digunakan dalam penelitian, yaitu
intensi membeli, kredibilitas influencer Instagram, dan sikap terhadap iklan. Selain itu
akan dijelaskan mengenai landasan teori dan tinjauan literatur yang dipakai pada tiap
variabel, dan dinamika antar variabel.
Universitas Indonesia
9
Universitas Indonesia
10
2. Subjective norm
Ajzen dan Fishbein (1975) menyebutkan bahwa norma subjektif
merupakan suatu keyakinan yang didapatkan dari lingkungan sosial
untuk melakukan atau tidak melakukan tingkah laku tersebut.
Teori ini dapat digunakan dalam konteks intensi membeli, apabila dikaitkan
dengan intensi membeli ketiga dimensi ini dapat berperan sebagai faktor yang
memengaruhi intensi membeli konsumen dalam membeli suatu produk. Jika
individu memiliki sikap yang positif dan memiliki kepercayaan dalam
melakukan suatu pembelian, maka intensi membeli individu akan semakin
tinggi. Selain itu, apabila intensi membeli individu tinggi, maka perilaku untuk
membeli suatu produk juga sangat mudah untuk dilakukan.
Universitas Indonesia
11
4. Kepercayaan
Kepercayaan yang berarti suatu gagasan deskriptif terhadap suatu
objek yang didasarkan pada pengetahuan, pendapat, dan keyakinan
nyata (Wisal, 2013).
5. Sikap
Sikap yang berarti sebuah evaluasi terhadap suatu objek ataupun
pikiran (Bohner & Dickel, 2011).
Universitas Indonesia
12
tingkat pembelian aktual yang lebih tinggi dibandingkan konsumen yang tidak
memiliki intensi membeli (Brown, 2003).
Universitas Indonesia
13
1. Visibility
Karakteristik yang pertama adalah visibility, yaitu seseorang yang
memiliki kemampuan untuk dapat diperhatikan oleh orang lain atau
publik. Visibility mengarah pada seberapa terkenalnya atau memiliki
pengaruh luas di kalangan konsumen, sehingga mereka dapat tertarik
terhadap produk atau merek yang diiklankan.
2. Credibility
3. Attraction
Daya tarik terdiri dari dua bagian, yaitu likability dan similarity.
Likability yaitu karakteristik yang dapat dilihat dari segi fisik maupun
kepribadian yang disukai oleh konsumen dari seorang influencer.
Sedangkan similarity yaitu kesamaan emosional dan kemiripan
influencer di suatu iklan dengan konsumen.
4. Power
Karakteristik terakhir adalah power, yaitu besarnya pengaruh, kekuasaan,
atau kekuatan influencer terhadap konsumen. Semakin besar pengaruh
yang ditimbulkan power, semakin besar konsumen mempercayai produk
yang diiklankan.
Universitas Indonesia
14
1. Expertise
Universitas Indonesia
15
2. Trustworthiness
3. Attractiveness
Universitas Indonesia
16
Universitas Indonesia
17
Universitas Indonesia
18
2. Emotional
Dimensi kedua yaitu dimensi emosional merupakan keadaan
dimana pembentukan sikap terhadap iklan diakibatkan oleh iklan yang
dapat membangkitkan respon emosional seperti kebahagiaan, kesedihan,
dan cinta tanpa disadari oleh konsumen. Pada saat konsumen merasakan
emosi yang sama dengan yang ditunjukan oleh iklan, maka dapat
memperkuat pembentukan sikap terhadap iklan.
Universitas Indonesia
19
Universitas Indonesia
20
Konsumen akan menilai iklan yang telah dibuat oleh influencer apakah
mereka menyukai atau tidak menyukai iklan tersebut atau biasa disebut dengan
sikap terhadap iklan.. Sikap terhadap iklan yang positif kemungkinan besar akan
memengaruhi intensi membeli. Oleh karena itu, dengan adanya sikap terhadap
iklan mampu menentukan intensi membeli konsumen. Terlebih lagi, jika
dikombinasikan dengan influencer yang memiliki kredibilitas yang tinggi maka
akan semakin tinggi intensi membeli pada konsumen. Berdasarkan rasionalisasi
yang telah dijabarkan sebelumnya, peneliti mengajukan hipotesis:
Sikap terhadap
Iklan
Universitas Indonesia
21
BAB 3
METODE PENELITIAN
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai metode penelitian yang meliputi tipe dan desain
penelitian, partisipan penelitian, instrumen penelitian, prosedur penelitian, dan teknik
analisis statistik yang digunakan dalam penelitian ini.
Universitas Indonesia
22
Universitas Indonesia
23
Universitas Indonesia
24
Setuju. Contoh item pada penelitian ini adalah “Influencer ini terlihat
bertanggungjawab atas review yang diberikan” dan “Influencer ini terlihat dapat
dipercaya untuk memberikan review produk”. Pada alat ukur ini, partisipan
diminta agar menjawab pernyataan tersebut sesuai dengan persepsi mereka
terhadap influencer yang ditampilkan.
Universitas Indonesia
25
professional, dapat dipercaya, dan menarik?” dan “Produk apa yang paling mungkin
dibeli bila dipromosikan oleh influencer tersebut?”. Berdasarkan hasil preliminary
study, diperoleh hasil bahwa Tasya Farasya merupakan influencer yang kredibel dan
produk yang dipilih berupa lipstick (kosmetik) dan skin care. Sehingga, peneliti
memilih salah satu unggahan pada akun Instagram Tasya Farasya (@tasyafarasya) yang
mengiklankan produk lipstick.
Prosedur selanjutnya adalah pelaksanaan uji coba alat ukur. Uji coba alat ukur
dilakukan pada 31 orang yang dilakukan pada tanggal 12 Maret 2020. Berdasarkan hasil
uji coba alat ukur, peneliti mendapat feedback dari partisipan yaitu kesulitan mengingat
detail dari postingan influencer yang ditampilkan karena hanya ditampilkan di bagian
awal kuesioner, oleh karena itu peneliti memutuskan untuk menampilkan postingan
influencer di halaman pertama dan kedua kuesioner. Secara keseluruhan, partisipan
mengatakan bahwa pernyataan yang ditampilkan cukup jelas dan mudah dimengerti,
sehingga peneliti tidak melakukan perubahan apapun karena dirasa cukup dimengerti
oleh partisipan.
Berdasarkan hasil uji coba penelitian, peneliti mendapatkan nilai Cronbach’s
alpha dapat dilihat pada tabel 3.1. Berdasarkan hasil yang didapatkan bahwa alat ukur
yang digunakan pada penelitian ini memiliki nilai reliabilitas yang baik sesuai dengan
Kaplan dan Saccuzzo (2009) sebuah alat ukur dapat dikatakan reliabel apabila memiliki
nilai koefisien alpha sebesar 0,7 - 0,8.
Tabel 3. 1
Hasil Uji Reliabilitas
Kredibilitas 0,92
Universitas Indonesia
26
kredibilitas sebesar 0,7 - 0,8, intensi membeli sebesar 0,7, dan sikap terhadap iklan
sebesar 0,6 - 0,7, atau dapat dilihat pada tabel 3.2.
Tabel 3. 2
Berdasarkan hasil analisis tersebut dapat dikatakan bahwa ketiga alat ukur tersebut
memiliki konsistensi internal yang baik, sesuai dengan Nunnally dan Bernstein (1994)
bahwa alat ukur yang memiliki konsistensi internal yang baik memiliki nilai CrIT lebih
dari 0,2.
Universitas Indonesia
27
BAB 4
HASIL PENELITIAN
Pada bab ini akan dipaparkan mengenai hasil penelitian yang meliputi gambaran umum
partisipan penelitian, gambaran masing-masing variabel, dan hasil analisis utama
penelitian, yaitu pengaruh sikap terhadap iklan dalam hubungan kredibilitas influencer
dan intensi membeli.
Tabel 4. 1
Jenis Kelamin
Pendidikan Terakhir
Diploma 26 8,3
S1 81 26
Usia
18 53 17
19 39 12,5
20 38 12,2
21 80 25,7
22 62 19,9
23 20 6,4
Universitas Indonesia
28
24 19 6,1
Status
Bekerja 58 18,6
SMA 8 2,6
Lainnya 19 6,1
Rp2.000.000 - Rp3.000.000 53 17
Pengguna Instagram
Universitas Indonesia
29
Lainnya 3 1,0
Dari total 311 partisipan, didapatkan 80 partisipan atau 25,7% dari seluruh
partisipan berusia 21 tahun. Selain itu, didapatkan bahwa sebanyak 201 partisipan atau
64,6% saat ini sedang menjalankan perkuliahan. Pengeluaran tiap bulan yang
dikeluarkan oleh partisipan cukup bervariasi, namun mayoritas partisipan 38,3%
mengeluarkan uang 1 sampai 2 juta.
Tabel 4. 2
Berdasarkan tabel 4.2, variabel intensi membeli memiliki skor minimum 3 dan
skor maksimum 18. Pada variabel intensi membeli juga didapatkan rata-rata skor 11,13
(SD = 3,67). Hal ini menunjukkan bahwa skor intensi membeli paling banyak berada
pada rentang 11,13 ± 3,67. Variabel kredibilitas influencer memiliki skor minimum 10
dan skor maksimum 30. Variabel ini memiliki rata-rata skor 24,23 (SD = 4,16). Artinya,
persebaran skor paling banyak terdapat pada rentang 24,23 ± 4,16. Variabel sikap
terhadap iklan memiliki skor minimum 5 dan skor maksimum 30. Rata-rata pada
variabel ini adalah 23,33 (SD = 4,57). Angka ini menunjukan bahwa partisipan paling
banyak memperoleh skor sikap terhadap iklan pada rentang 23,33 ± 4,57.
Intensi membeli diukur menggunakan alat ukur intensi membeli (Sia et.
al, 2009), terdiri dari 3 item dan menggunakan skala likert 6 poin (M = 11,13,
SD = 3,67). Skor terendah yang akan didapatkan sebesar 3 dan skor maksimal
sebesar 18, dengan ketentuan 1 = Sangat Tidak Sesuai hingga 6 = Sangat Sesuai.
Dapat disimpulkan bahwa semakin besar skor yang didapatkan maka semakin
tinggi intensi membeli pada partisipan.
Universitas Indonesia
31
Tabel 4. 3
Kategorisasi Variasi Intensi Membeli
Tabel 4. 4
Kategorisasi Variasi Kredibilitas Influencer
Universitas Indonesia
32
Tabel 4. 5
Universitas Indonesia
33
Tabel 4. 6
Hasil Uji Korelasi antara Kredibilitas Influencer, Intensi Membeli, dan Sikap terhadap Iklan
M SD IM KI STI
IM 11,13 3,67
Universitas Indonesia
34
Tabel 4. 7
Hasil Analisis Mediasi
Konsekuensi
M (Sikap terhadap
Anteseden Y (Intensi Membeli)
Iklan)
Coeff SE p Coeff SE p
X (Kredibilitas
a 0,72 0,04 0,000 c’ 0,16 0,05 0,003
Influencer)
M (Sikap
b 0,29 0,05 0,000
terhadap Iklan)
Constant im 4,78 1,15 0,000 iy 1,84 1,10 0,096
R2 = 0,43 R2 = 0,26
F (1,309) = 238,65 F (2,308) = 72,12
p < 0,05 p < 0,05
Coeff. = Unstandardized regression estimates. SE = Standard error.
p = p values. a = Indirect pathway from X → M.
b = Indirect pathway from M → X. c’ = Direct pathway X → Y.
d = Covariates effect to Y. e= Covariates effect to Y.
i1 dan i2 merujuk kepada konstan pada masing-masing model outcome
Universitas Indonesia
35
Universitas Indonesia
36
BAB 5
KESIMPULAN, DISKUSI, SARAN
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai kesimpulan dari hasil analisis data, diskusi dari
hasil penelitian, kelebihan dan keterbatasan penelitian, dan saran untuk penelitian
berikutnya.
5.1 Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan peran sikap terhadap iklan dalam
memediasi hubungan antara kredibilitas influencer dan intensi membeli, khususnya
pada perempuan berusia 18-24 tahun. Berdasarkan hasil dari pengumpulan dan
pengolahan data 311 partisipan, peneliti mendapat kesimpulan dan jawaban dari
rumusan masalah. Kesimpulan yang didapatkan ini yaitu terdapat efek mediasi dari
sikap terhadap iklan pada hubungan kredibilitas influencer Instagram dan intensi
membeli. Hal ini menunjukkan bahwa influencer yang memiliki kredibilitas yang tinggi
akan meningkatkan sikap positif terhadap iklan yang dibuat oleh influencer, yang
kemudian dapat meningkatkan intensi membeli pada konsumen.
5.2 Diskusi
Penelitian ini bertujuan untuk menguji mekanisme kredibilitas influencer
terhadap intensi membeli, yang diasumsikan terjadi melalui sikap terhadap iklan
sebagai mediator. Namun berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, penelitian ini
menemukan bahwa sikap terhadap iklan memediasi secara parsial, yaitu terdapat efek
tidak langsung (indirect effect) yang signifikan antara kredibilitas influencer dan intensi
membeli melalui sikap terhadap iklan dan efek langsung (direct effect) yang signifikan
antara kredibilitas influencer dan intensi membeli.
Universitas Indonesia
37
yang signifikan antara kredibilitas endorser dengan sikap terhadap iklan. Munculnya
sikap terhadap membeli akan menjadi variabel yang memengaruhi sikap terhadap merek
dan juga intensi membeli pada konsumen (MacKenzie, Lutz, & Belch, 1986). Oleh
sebab itu, sikap terhadap iklan terbukti memiliki efek mediasi terhadap hubungan antara
kredibilitas influencer dan intensi membeli.
Efek mediasi pada penelitian ini tidak terlalu signifikan. Walaupun nilai
indirect effect lebih besar (ab = 0,21, p < 0,05) dibandingkan direct effect (c’ = 0,16, p <
0,05), namun tidak ada perbedaan yang signifikan. Hal ini terjadi karena nilai indirect
effect hanya lebih besar 0,05 dibandingkan direct effect. Dapat disimpulkan bahwa
penggunaan sikap terhadap iklan sebagai mediator tidak memiliki efek yang besar pada
hubungan kredibilitas influencer dengan intensi membeli.
Peneliti juga menemukan hasil yang signifikan antara intensi membeli dengan
demografis partisipan, yaitu usia dan pengeluaran per bulan. Berdasarkan data statistik
ketenagakerjaan (2019) lebih dari 50% masyarakat yang berusia 18 sampai 24 tahun
sudah bekerja. Data tersebut membuktikan bahwa terdapat hubungan antara usia dan
pengeluaran per bulan dengan intensi membeli karena diasumsikan sudah memiliki
pekerjaan dan gaji pribadi tiap bulannya.
Universitas Indonesia
38
Limitasi pada penelitian ini, yaitu hanya meneliti pada partisipan perempuan
sehingga tidak mendapatkan hasil penelitian yang heterogen. Selain itu, sikap terhadap
iklan yang dimiliki konsumen dapat dipengaruhi bukan karena kredibilitas yang
dimilikinya akan tetapi karena adanya bias terhadap influencer. Walaupun penggunaan
influencer sebagai stimulus didapatkan berdasarkan preliminary study, tidak menutup
kemungkinan bahwa tetap terdapat bias yang memengaruhi bagaimana partisipan
penelitian merespons pernyataan dalam kuesioner.
5.3 Saran
Universitas Indonesia
39
Universitas Indonesia
DAFTAR PUSTAKA
Abidin, C., & Ots, M. (2015, August). The Influencer’s dilemma: The shaping of new
brand professions between credibility and commerce. In AEJMC 2015, annual
conference.
Ajzen, I. (1991). The theory of planned behavior. Organizational behavior and human
decision processes, 50(2), 179-211.
Amos, C., Holmes, G., & Strutton, D. (2008). Exploring the relationship between
celebrity endorser effects and advertising effectiveness: A quantitative synthesis
of effect size. International journal of advertising, 27(2), 209-234.
Berger, & Keller Fay Group, (2016). The power of influencers. Quantified.
Bergkvist, L., & Zhou, K. Q. (2016). Celebrity endorsements: a literature review and
research agenda. International journal of advertising, 35(4), 642-663.
40
Universitas Indonesia
Blackwell, R., DSouza, C., Taghian, M., Miniard, P., & Engel, J. (2006).
Consumer behaviour: an Asia Pacific approach. Thomson.
Bohner, G., & Dickel, N. (2011). Attitudes and attitude change. Annual review of
psychology, 62, 391-417.
Chapman, D. S., Uggerslev, K. L., Carroll, S. A., Piasentin, K. A., & Jones, D. A.
(2005). Applicant attraction to organizations and job choice: a meta-analytic
review of the correlates of recruiting outcomes. Journal of applied psychology,
90(5), 928.
Cheung, C. M., & Lee, M. K. (2012). What drives consumers to spread electronic word
of mouth in online consumer-opinion platforms. Decision support systems,
53(1), 218-225.
Chu, S. C., & Choi, S. M. (2011). Electronic word-of-mouth in social networking sites:
A cross-cultural study of the United States and China. Journal of Global
Marketing, 24(3), 263-281.
De Veirman, M., Cauberghe, V., & Hudders, L. (2017). Marketing through Instagram
influencers: the impact of number of followers and product divergence on brand
attitude. International Journal of Advertising, 36(5), 798-828.
Dhanesh, G. S., & Duthler, G. (2019). Relationship management through social media
influencers: Effects of followers’ awareness of paid endorsement. Public
Relations Review, 45(3), 101765.
41
Universitas Indonesia
Djafarova, E., & Rushworth, C. (2017). Exploring the credibility of online celebrities'
Instagram profiles in influencing the purchase decisions of young female users.
Computers in Human Behavior, 68, 1-7.
Erdogan, B. Z., Baker, M. J., & Tagg, S. (2001). Selecting celebrity endorsers: The
practitioner's perspective. Journal of Advertising Research, 41(3), 39–48.
Evans, N. J., Phua, J., Lim, J., & Jun, H. (2017). Disclosing Instagram Influencer
Advertising: The Effects of Disclosure Language on Advertising Recognition,
Attitudes, and Behavioral Intent.
Fishbein, M. (1981). leek Ajzen (1975), Belief, Attitude, Intention, and Behavior: An
Introduction to Theory and Research. Read-ing, MA: Addison-Wesley.
Fuad, S., (2015). Pengaruh Celebrity Endorser Credibility pada iklan terhadap Brand
Attitude.
Gensler, S., Völckner, F., Liu-Thompkins, Y., & Wiertz, C. (2013). Managing brands in
the social media environment. Journal of interactive marketing, 27(4), 242-256.
Gravetter, F. J., & Forzano, L. A. B.(2012). Research Methods for the Behavioral
Sciences, 4th ed. Belmont, CA: Wadsworth, Cengage Learning.
Hayes, A. F. (2013). Model templates for PROCESS for SPSS and SAS.
42
Universitas Indonesia
Hennig-Thurau, T., Gwinner, K. P., Walsh, G., & Gremler, D. D. (2004). Electronic
word-of-mouth via consumer-opinion platforms: what motivates consumers to
articulate themselves on the internet?. Journal of interactive marketing, 18(1),
38-52.
Henthorne, T., LaTour, M. and Nataraajan, R. (1993). Fear appeals in print advertising:
An analysis of arousal and ad response. Journal of Advertising, 6(2), 61-70.
Kemp, S. (2020). Digital 2020: 3.8 Billion People Use Social Media. Retrieved from
https://wearesocial.com/blog/2020/01/digital-2020-3-8-billion-people-use-
social-media
Kim, D. Y., & Kim, H. Y. (2020). Influencer advertising on social media: The multiple
inference model on.
43
Universitas Indonesia
Kim, H., & Lee, C. (2012). Differential effects of fear‐eliciting DTCA on elaboration,
perceived endorser credibility, and attitudes. International Journal of
Pharmaceutical and Healthcare Marketing.
Kotler P. 1998. Marketing Management (9th edn). Upper Saddle River, New Jersey:
Prentice Hall International Inc.
Kotler, P., & Keller, K. L. (2016). Marketing Management 15th Global Edition.
England: Pearson Educationn Limited.
Lafferty, Goldsmith R. E., & Newel, S. J., (2002). "The Dual Credibility Model: The
Influence of Corporate and Endorser Credibility on Attitudes and Purchase
Intentions," Journal of Marketing Theory and Practice, 10 (Summer), 1-12.
Lee, S.-Y. T., & Phang, C. W. (David). (2015). Leveraging social media for electronic
commerce in Asia: Research areas and opportunities. Electronic Commerce
Research and Applications, 14(3), 145–149.
Li, N., & Zhang, P. (2002). Consumer online shopping attitudes and behavior: An
assessment of research. AMCIS 2002 proceedings, 74.
Lin, L. Y., & Lu, C. Y. (2010). The influence of corporate image, relationship
marketing, and trust on purchase intention: the moderating effects of
word‐of‐mouth. Tourism review.
Lis, B. (2013). In eWOM We Trust. Business & Information Systems Engineering, 5(3),
129–140.
44
Universitas Indonesia
Lou, C., & Yuan, S. (2019). Influencer marketing: how message value and credibility
affect consumer trust of branded content on social media. Journal of Interactive
Advertising, 19(1), 58-73.
Lutz, R. J. (1985). Affective and Cognitive Antecedents of Attitude Toward the Ad: A
Conceptual Framework.
MacKenzie, S. B., Lutz, R. J., & Belch, G. E. (1986). The Role of Attitude toward the
Ad as a Mediator of Advertising Effectiveness: A Test of Competing
Explanations.
McCarthy, J. E., & Perreault Jr, W. D. (1993). Basic Marketing (1 lth ed.). Boston:
Irvin.
McKnight, D. H., Choudhury, V., & Kacmar, C. (2000). Trust in e-commerce vendors:
a two-stage model. ICIS 2000 Proceedings, 54.
Mitchell, A. A., & Olson, J. C. (1981). Are product attribute beliefs the only mediator of
advertising effects on brand attitude?. Journal of marketing research, 18(3),
318-332.
Müller, L., Mattke, J., & Maier, C. (2018). # Sponsored# Ad: Exploring the Effect of
Influencer Marketing on Purchase Intention.
45
Universitas Indonesia
Nurullah, I. (2016). Pengaruh Influencer dalam Meningkatkan Brand Awareness dan
Keputusan Pembelian Konsumen.
Ranjbarian, B., Rojuee, M., & Mirzaei, A. (2010). Consumer ethnocentrism and buying
intentions: An empirical analysis of Iranian consumers. European Journal of
Social Sciences, 13(3), 371-386.
Rossiter, John R., & Larry Percy. (1987). Advertising and Promotion Management.
New York : McGraw-Hill International Book Co.
Sallam, M. A., & Algammash, F. A. (2016). The effect of attitude toward advertisement
on attitude toward brand and purchase intention. International Journal of
Economics, Commerce and Management, 4(2), 509-520.
Sallam, M. A. A., & Wahid, N. A. (2012). Endorser Credibility Effects on Yemeni Male
Consumer’s Attitudes towards Advertising, Brand Attitude and Purchase
Intention: The Mediating Role of Attitude toward Brand. International Business
Research, 5(4).
Schouten, A. P., Janssen, L., & Verspaget, M. (2019). Celebrity vs. Influencer
endorsements in advertising: the role of identification, credibility, and Product-
Endorser fit. International journal of advertising, 39(2), 258-281.
Sekhon, T., Bickart, B., Trudel, R., & Fournier, S. (2014). Being a Likable Braggart:
How Consumers Use Brand Mentions for Self-presentation on Social Media.
Senft, T. M. (2013). Microcelebrity and the branded self. A companion to new media
dynamics, 346-354.
46
Universitas Indonesia
Seno, D., & Lukas, B. A. (2007). The equity effect of product endorsement by
celebrities: A conceptual framework from a co-branding perspective. European
journal of marketing, 41(1-2), 121-134.
Sia, C. L., Lim, K. H., Leung, K., Lee, M. K., Huang, W. W., & Benbasat, I. (2009).
Web strategies to promote internet shopping: is cultural-customization needed?.
Mis Quarterly, 491-512.
Sonwalkar, J., Kapse, M., & Pathak, A. (2011). Celebrity Impact-A Model of Celebrity
Endorsement. Journal of Marketing & Communication, 7(1).
Spears, N., & Singh, S. N. (2004). Measuring attitude toward the brand and purchase
intentions. Journal of current issues & research in advertising, 26(2), 53-66.
Stedt, L., Skoglösa, N., & Svelander, E. (2019). Insta (nt) credibility?: Exploring how
Generation Z assigns credibility to influencers and their sponsored posts on
Instagram.
Wang, X., Yu, C., & Wei, Y. (2012). Social Media Peer Communication and Impacts
on Purchase Intentions: A Consumer Socialization Framework. Journal of
Interactive Marketing, 26(4), 198–208.
Wang, C. Y., & Wu, L. W. (2011). Reference effects on revisit intention: Involvement
as a moderator. Journal of Travel & Tourism Marketing, 28(8), 817-827.
Weismueller, J., Harrigan, P., Wang, S., & Soutar, G. N. (2020). Influencer
endorsements: How advertising disclosure and source credibility affect
consumer purchase intention on social media. Australasian Marketing Journal.
Wu, P. C., Yeh, G. Y. Y., & Hsiao, C. R. (2011). The effect of store image and service
quality on brand image and purchase intention for private label
brands. Australasian Marketing Journal (AMJ), 19(1), 30-39.
Wu, Y. L., & Chen, P. C. (2016). The Synesthesia effects of Online Advertising
Stimulus Design on Word-of-Mouth and Purchase Intention: From the
Perspective of Consumer Olfactory and Gustatory.
48
Universitas Indonesia
49
LAMPIRAN
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha Based on
Cronbach's Standardized
Alpha Items N of Items
.884 .887 3
Item-Total Statistics
Squared Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance Corrected Item- Multiple Alpha if Item
Item Deleted if Item Deleted Total Correlation Correlation Deleted
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha Based on
Cronbach's Standardized
Alpha Items N of Items
.920 .921 5
Item-Total Statistics
Squared Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance Corrected Item- Multiple Alpha if Item
Item Deleted if Item Deleted Total Correlation Correlation Deleted
Universitas Indonesia
50
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha Based on
Cronbach's Standardized
Alpha Items N of Items
.861 .873 5
Item-Total Statistics
Squared Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance Corrected Item- Multiple Alpha if Item
Item Deleted if Item Deleted Total Correlation Correlation Deleted
Reliability Statistics
Universitas Indonesia
51
Cronbach's
Alpha Based on
Cronbach's Standardized
Alpha Items N of Items
.918 .919 3
Item-Total Statistics
Squared Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance Corrected Item- Multiple Alpha if Item
Item Deleted if Item Deleted Total Correlation Correlation Deleted
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha Based on
Cronbach's Standardized
Alpha Items N of Items
.883 .885 5
Item-Total Statistics
Squared Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance Corrected Item- Multiple Alpha if Item
Item Deleted if Item Deleted Total Correlation Correlation Deleted
Universitas Indonesia
52
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha Based on
Cronbach's Standardized
Alpha Items N of Items
.886 .889 5
Item-Total Statistics
Squared Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance Corrected Item- Multiple Alpha if Item
Item Deleted if Item Deleted Total Correlation Correlation Deleted
Universitas Indonesia
53
Pendidikan Terakhir
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
D2 1 .3 .3 1.9
Usia
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Status
Universitas Indonesia
54
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Keduanya (Kuliah
25 8.0 8.0 91.3
ambil bekerja)
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Rp 1.000.000 – Rp
119 38.3 38.3 70.7
2.000.000
Rp 2.000.000 – Rp
53 17.0 17.0 87.8
3.000.000
Rp 3.000.000 – Rp
15 4.8 4.8 92.6
4.000.000
Rp 4.000.000 – Rp
23 7.4 7.4 100.0
5.000.000
Penggunaan Instagram
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Pengguna baru
Valid 1 .3 .3 .3
(Kurang dari 6 bulan)
Universitas Indonesia
55
Total
311 100.0 100.0
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Sering (Mengikuti
sebagian besar 91 29.3 29.3 91.3
kegiatan influencer)
Universitas Indonesia
56
Sangat Sering
(Mengikuti seluruh
kegiatan influencer 27 8.7 8.7 100.0
seperti Stories, Live
Video, Q&A dll)
Pembelian Produk
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Tergantung
3 1.0 1.0 100.0
kebutuhan
Universitas Indonesia
57
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Correlations
Universitas Indonesia
58
**************************************************************************
Model : 4
Y : TotalPI
X : TotalCR
M : TotalATT
Sample
Size: 311
**************************************************************************
OUTCOME VARIABLE:
TotalATT
Model Summary
Model
Universitas Indonesia
59
Standardized coefficients
coeff
TotalCR .6601
**************************************************************************
OUTCOME VARIABLE:
TotalPI
Model Summary
Model
Standardized coefficients
coeff
TotalCR .1900
TotalATT .3711
OUTCOME VARIABLE:
TotalPI
Model Summary
Model
Universitas Indonesia
60
Standardized coefficients
coeff
TotalCR .4350
Total effect of X on Y
Direct effect of X on Y
Indirect effect(s) of X on Y:
95.0000
Universitas Indonesia
61
5000
Universitas Indonesia
62
Universitas Indonesia
63
6.2 Stimulus
Universitas Indonesia
64
Universitas Indonesia
65
Universitas Indonesia
66
Universitas Indonesia
67
Universitas Indonesia
68
Universitas Indonesia
69
Universitas Indonesia
70
6.7 Poster
Universitas Indonesia