TNG Pang
TNG Pang
Kerugian:
1. Di dalam tanah granuler, tiang yang pancang dengan cara dipukul atau ditekan,
mengakibatkan perubahan susunan dan pecahnya sebagian butir tanah.
Pada kondisi ini, tanah mengalami pemadatan yang menaikkan kuat geser tanah, atau
berat volume tanah.
Pada pasir yang tidak padat, depresi tanah akan terjadi pada tiang yang dipancang
Pada pasir padat, pemadatan yang terjadi relative kecil dan tahanan terhadap penetrasi
tiang sangat tinggi, sehingga enerja yang dibutuhkan pada pemancangan juga besar.
Bila tiang dipacang pada pasir padat, maka kenaikan kapasitas dukung tanah meningkat.
Fenomena ini disebut soil setup.
Tiang dukung ujung ; tanah lunak-tanah keras
Tiang gesek ; tanah lunak semakin dalam semakin keras
diberi angka pada tiap meternya dari ujung bawah ke pangkal tiang
untuk tiang sambungan, angka harus melanjutkan angka dari tiang yang disambung
tiang sambungan harus selalu diposisikan di dekat titik pancang yang sedang dikerjakan
– supaya tidak terlalu lama mengambil tiang sambungan jika diperlukan penyambungan
Tiang pancang telah ditempatkan pada titik rencana dan diperiksa vertikalitasnya dari 2
arah (X-Y penampang tiang pancang), toleransi kemiringan mengikuti ketentuan
spesifikasi alat dan spesifikasi teknis – pemeriksaan boleh dilakukan dengan
pendulum/bandul, selama kondisi angin tidak terlalu besar dan tidak mengganggu posisi
bandul (harus bisa diam/stabil)
Tiang pancang harus sejajar dengan sumbu hammer dan ladder alat pancang – jika
tidak sejajar, berpotensi tiang akan pecah atau patah – dipantau berkala oleh operator
alat pancang dan helper
Selama pelaksanaan pemancangan, tinggi jatuh hammer dipantau tidak boleh lebih dari
2,5 m' kecuali atas persetujuan khusus Konsultan Pengawas -- namun tidak boleh lebih
dari 3 m' dalam segala kondisi pelaksanaan
Jika diperlukan penyambungan diusahakan tidak melebihi 3 sambungan tiang
Jika terdapat lapisan lensa/lapis tipis tanah keras, diusahakan untuk ditembus dengan
tidak mengakibatkan tegangan internal melebihi spesifikasi material
Tinggi jatuh hammer harus dipantau pada saat pengambilan final set
- harus sesuai dengan syarat dari Konsultan Desain (untuk drop hammer)
- dicatat sesuai dengan ram stroke yang terjadi untuk diesel hammer dan hydraulic
hammer
- menggunakan kertas milimeter yang masih baru (tidak boleh berupa fotocopy)
- dengan pulpen supaya garis yang dihasilkan tidak terlalu tebal dan tidak luntur jika
terkena air
dan oli, tidak boleh dengan spidol atau pensil yang memberikan garis yang tebal
sehingga
menyulitkan pembacaan garis grafik
- pulpen harus dialasi acuan yang stabil dan tidak terpengaruh penurunan tiang saat
dipukul
- arah penarikan pulpen harus sejajar dengan garis milimeter pada kertas
record/milimeter
- grafik yang diambil harus jelas, tidak terlalu rapat garis rebound-nya dan tidak miring
- diambil pencatatan final set untuk minimal 10 kali pukulan
- jika tidak tercapai nilai final set yang ditetapkan, maka pemancangan harus dilanjutkan
dan
diambil lagi final setnya pada lembar yang sama, sampai tercapai final set yang
ditetapkan
Pemakaian dolly atau sambungan cap hammer, tidak boleh dilakukan tanpa persetujuan dari
Konsultan Pengawas, dan analisa atas tiang yang dipancang dengan dolly harus dikalikan
faktor pengurang yang ditetapkan (lihat bagian Rumus Dinamik)
Untuk pemancangan tiang dalam kelompok (2 atau lebih), harus diperiksa secara berkala
apakah terjadi pile heaving atau tidak :
Untuk kelompok tiang yang terdiri dari 2-4 tiang pancang, tetap harus diperiksa pile
heaving pada pemancangan awal sebagai data awal – jika tidak terjadi pile heaving
setelah 5 kelompok tiang pertama diperiksa, maka pemeriksaan berikutnya dapat
dilakukan secara random, namun jika terjadi pile heaving, maka harus diperiksa setiap
kelompok tiang berikutnya
Setiap titik pancang yang telah selesai dipancang dalam satu kelompokharus dicatat
level top of pile nya sebelum dilakukan pemancangan berikutnya
(level yang dicatat boleh merupakan pinjaman level setempat dan tidak diikat ke BM,
karena surveyor juga harus melakukan tugas yang lain dan mungkin hanya dapat
melakukan pengukuran optik dari posisi yang tidak memungkinkan memindahkan acuan
BM level ke tiang yang diukur)
Setiap selesainya pemancangan 2-4 tiang berikutnya dalam satu kelompok tiang,
dilakukan pengukuran ulang level tiang pancang yang telah terpancang sebelumnya dan
dipastikan tidak terjadi pile heaving
Jika terjadi pile heaving, maka tiang pancang yang terangkat harus dipukul ulang/redrive
untuk mengembalikan level top of pile ke posisi semula atau sedikit lebih rendah dari
level awal – untuk pekerjaan re-drive harus dicatat pada piling record yang ada dan tidak
perlu dilakukan pengambilan grafik final set lagi
Proses pengukuran dan pengecekan harus dilakukan terus sampai seluruh tiang
pancang dalam satu kelompok tiang selesai dipancang
Penetapan nilai pengangkatan (heaving) yang disyaratkan untuk dilakukan re-drive harus
mengikuti ketentuan spesifikasi teknis atau persetujuan Konsultan Pengawas --
direkomendasikan nilai 5 mm untuk end-bearing pile dan 3 cm untuk friction pile
Untuk menghindari atau mengurangi resiko pile heaving dapat dilakukan langkah sebagai
berikut :
Jarak bersih antar tiang pancang tidak kurang dari 2 diameter atau diagonal penampang
tiang – ditentukan oleh konsultan desain, jika terjadi pile heaving dalam 5 kelompok
tiang berturut-turut, maka diinformasikan kepada PM untuk diputuskan apakah akan
diubah jarak antar tiang pancang atau tidak
Jika terdapat kelompok tiang pancang, pemancangan dimulai dari posisi terdalam lalu
melingkar keluar
final set sudah dicapai (end-bearing pile) atau kedalaman pemancangan yang
disyaratkan sudah dicapai (friction pile)
telah mencapai batas kelangsingan tiang pancang sesuai spesifikasi material atau
ketentuan Konsultan : harus dilakukan penambahan titik pondasi tiang jika diperlukan
terjadi kerusakan pada tiang (pecah, retak, patah, dsb) : harus dilakukan penambahan
titik pondasi tiang
terjadi kemiringan di luar toleransi : harus dilakukan penambahan titik pondasi tiang
Data jenis, ukuran dan kapasitas material tiang pancang yang dipakai
Data pergeseran titik pancang yang diplotkan pada gambar dan ditabelkan, sesuai
penomoran titik pancang
Data titik pancang yang berubah vertikalitas tiang pancangnya selama pemancangan,
dicatat dan ditabelkan sesuai nomor titik pancang pada gambar konstruksi
Tabel nilai kapasitas ultimate dan ijin tiap titik pancang sesuai nomor pada gambar
konstruksi, dengan menggunakan rumus dinamik yang telah diverifikasi dengan
pengujian PDA Test atau Static Loading Test
Mekanisme transfer beban juga tergantung pada jenis tanah, jenis tiang, panjang
tiang
dan seberapa tinggi tingkat pembebanannya. Pada umumnya, saat awal
pembebanan,
sebagian besar beban didukung oleh tahanan gesek tiang (Qfriksi) pada tiang
bagian
atas. Ketika beban dilepas dan kemudian dibebani kembali dengan beban yang
lebih
besar, jika tahanan gesek tiang (Qfriksi) telah mencapai maksimum, sebagian beban
akan didukung oleh tahanan ujung tiang (Qujung). Pada saat terjadi keruntuhan,
dimana
pergerakan vertikal tiang terus bertambah hanya dengan penambahan beban yang
sedikit, maka tidak ada lagi kenaikan transfer beban ke tahanan gesek tiang
(Qfriksi)
dan tahanan ujung tiang (Qujung) telah mencapai nilai maksimumnya.
TINJAUAN PERHITUNGAN
Penyelidikan tanah di lapangan pada proyek central square mall ini dilakukan
untuk mengetahui kondisi tanah asli di lapangan sehingga dapat merencanakan jenis pondasi
yang efektif, serta perhitungan daya dukung tiang pancang berdasarkan hasil
sondir. Dari pengujian sondir ini,
dapat diketahui letak kedalaman tanah keras, sifat daya dukung tanah, serta daya lekat setiap
kedalaman tanah di lokasi penyondiran yang diperlukan sebagai penentuan rekomendasi bagi
rancang bangun. Data hasil penyondiran untuk masing-masing titik pada proyek central square
mall dapat dilihat pada tabel 1.
Mutu tiang pancang yang digunakan adalah beton K500 (500 kg/cm2) menurut
SK-SNI T-15-1991-03 nilai tersebut harus direduksi sebesar 15% sehingga tegangan desain
yang bekerja adalah 0,85 kali tegangan semula, yaitu 425 kg/cm2.
Qu = σtiang x Atiang
Perhitungan:
25 cm
Didapat:
= 265625 kg
Jadi, kapasitas daya dukung pada tiang pancang dengan ukuran (25x25) cm
berdasarkan desain adalah 265.625 ton.
Dari keempat titik sampel pemeriksaan sondir yang dipilih secara acak dapat
diketahui parameter-parameter fisik tanah yang nilai konus (qc) dan jumlah hambatan lekat atau
total friksi (JHP). Sedangkan dari dimensi profil tiang pancang, didapat dimensi luas
penampang (A), dan keliling tiang (O). Untuk menghitung kekuatan yang
diizinkan tiang pancang digunakan persamaan berikut:
Qizin = (qc x A) + ( JHP x O )
Perhitungan:
Dari dimensi profil tiang pancang minipile (25 × 25) cm, didapat:
A = 625 cm2
O = 4 x 25 cm = 100 cm
Titik sondir 1
Didapat:
Qizin = 144106,67 kg
Titik sondir 2
Didapat:
Qizin = 144146,67 kg
Titik sondir 3
Qizin = 121066,67 kg
Titik sondir 4
Didapat:
Qizin = 130386,67 kg
Maka Qizin rencana yang digunakan yang terkecil, yaitu Q izin rencana pada titik
sondir 3 yaitu 121,06667 ton.
5.3. Perhitungan Daya Dukung Tiang Berdasarkan Data Kalendering Dengan Formula
Engineering News Record (ENR)
Qu =
Titik 1
S = 2 mm = 0,002 m
Eh = Wr x H
Wr = 1,5 ton
Qu =
Qu =
Qu = 300,711 ton
Qizin =
Dimana SF = 6
Qizin =
= 50,118 ton
Berdasarkan dari kelompok tiang pancang menurut perumusan dari “Uniform Building
Code” dari AASTHO.
η=1-x
Dimana
m =1 S = 75 cm
D = 25 cm
Maka:
η=1-x
η=1-x
η = 1 - 0,205 x
η = 1 – (0,1025) = 0,8975
Dimana
m =2 S = 75 cm
D = 25 cm
Maka:
η=1-x
η=1-x
η = 1 - 0,205 x
η = 1 – (0,205) = 0,795
Dimana:
m =2
n =3
D = 25 cm
S = 75 cm
θ = arc tan = 18,430
Maka:
η=1-x
η=1-x
η = 1 - 0,205 x
η = 1 – (0,239) = 0,761
Dimana
m =2 S = 75 cm
D = 25 cm
Maka:
η=1-x
η=1-x
η = 1 - 0,205 x
η = 1 – (0,256) = 0,744
Σv = 76,074
ton
= 0,8975 x 2 x 50,116
= 89,589 ton
Untuk menghitung daya dukung tiang tunggal dalam satu kelompok menggunakan
rumus:
Qsp = Qt x η x n
Maka,
Qsp = Qt x η x n
Qsp = Qt x η x n
Qsp = Qt x η x n