Anda di halaman 1dari 17

Keuntungan:

Mutu tiang dapat diperiksa sebelum pemancangan

Prosedur pelaksanaan tidak dipengaruhi oleh air tanah

Tiang dapat dipancang sampai kedalaman yang dalam

Pemancangan tiang dapat menambah kepadatan tanah granuler

Kerugian:

Kepala tiang kadang-kadang pecah akibat pemancangan

Pemancangan menimbulkan gangguan suara, getaran, dan deformasi tanah

Pengaruh Pemancangan Tiang

1. Di dalam tanah granuler, tiang yang pancang dengan cara dipukul atau ditekan,
mengakibatkan perubahan susunan dan pecahnya sebagian butir tanah.

Pada kondisi ini, tanah mengalami pemadatan yang menaikkan kuat geser tanah, atau
berat volume tanah.

Pada pasir yang tidak padat, depresi tanah akan terjadi pada tiang yang dipancang

Pada pasir padat, pemadatan yang terjadi relative kecil dan tahanan terhadap penetrasi
tiang sangat tinggi, sehingga enerja yang dibutuhkan pada pemancangan juga besar.

2. Di dalam tanah kohesif, biasanya mengakibbatkan kenaikan permukaan tanah di sekitar


tiang, yang diikuti dengan konsolidasi tanah.
Pada tanah lempung kaku, cembungan pada tanah terjadi, tanah yang terdorong ke atas
berupa bungkahan-bungkahan, atau berupa bahan yang retak-retak.
Di dalam tanah kohesif, tiang yang pancang dengan cara dipukul atau ditekan,
mengakibatkan perubahan susunan dan penurunan kuat geser tanah.

Pengaruh Waktu pada Kapasitas Dukung Tiang

Saat dilakukan pemancangan, terjadi gangguan tanah secara signifikan. Waktu


pembentukan kembali kekuatan tanah di sekkitar tiang akan bergantungpada waktu, terutama
jika pada tanah lempung. Hal ini adalah akibat proses konsolidasi tanah.Terjadinya penurunan
kapasitas dukung tanah disebut relaksasi.

Bila tiang dipacang pada pasir padat, maka kenaikan kapasitas dukung tanah meningkat.
Fenomena ini disebut soil setup.
 Tiang dukung ujung ; tanah lunak-tanah keras
 Tiang gesek ; tanah lunak semakin dalam semakin keras

Pengaruh Pemancangan Tiang dalam Tanah Granuler

Pada tanah granuler,

Penyusunan tiang pancang di lapangan

Pengangkatan dan penyusunan tiang pancang yang disimpan di lapangan harus


memperhatikan titik angkat dan titik tumpu untuk penyimpanan material, sesuai dengan
petunjuk teknis dari produsen tiang pancang.

Persiapan tiang untuk pemancangan


Tiang pancang harus diberi marking atau tanda dengan cat merah, untuk keperluan
pemantauan pada saat pemancangan dilakukan :

 tiap jarak 0,5 m’ dari ujung tiang pancang sampai ke pangkalnya

 diberi angka pada tiap meternya dari ujung bawah ke pangkal tiang

 untuk tiang sambungan, angka harus melanjutkan angka dari tiang yang disambung

 tiang sambungan harus selalu diposisikan di dekat titik pancang yang sedang dikerjakan
– supaya tidak terlalu lama mengambil tiang sambungan jika diperlukan penyambungan

Pemantauan pelaksanaan pemancangan


Pada saat pekerjaan pemancangan harus diperhatikan hal-hal sebagai berikut:

 Tiang pancang telah ditempatkan pada titik rencana dan diperiksa vertikalitasnya dari 2
arah (X-Y penampang tiang pancang), toleransi kemiringan mengikuti ketentuan
spesifikasi alat dan spesifikasi teknis – pemeriksaan boleh dilakukan dengan
pendulum/bandul, selama kondisi angin tidak terlalu besar dan tidak mengganggu posisi
bandul (harus bisa diam/stabil)

 Tiang pancang harus sejajar dengan sumbu hammer dan ladder alat pancang – jika
tidak sejajar, berpotensi tiang akan pecah atau patah – dipantau berkala oleh operator
alat pancang dan helper

 Counter harus mencatat jumlah pukulan per 0,5 m’ atau per 1 m’

 Kelurusan/vertikalitas tiang pancang selama pemancangan harus selalu dipantau oleh


helper operator dan jika terjadi pergeseran vertikalitas atau tiang menjadi miring, maka
harus dihentikan dulu pemancangannya :

- jika masih memungkinkan, tiang pancang diatur supaya vertikal kembali


- jika sudah tidak memungkinkan penyesuaian tiang pancang, dilakukan penyesuaian
sumbu
jatuh hammer supaya sejajar dengan kemiringan sumbu tiang dan jika kemiringan
bertambah semakin parah di luar toleransi, pemancangan dihentikan

 Selama pelaksanaan pemancangan, tinggi jatuh hammer dipantau tidak boleh lebih dari
2,5 m' kecuali atas persetujuan khusus Konsultan Pengawas -- namun tidak boleh lebih
dari 3 m' dalam segala kondisi pelaksanaan
 Jika diperlukan penyambungan diusahakan tidak melebihi 3 sambungan tiang

 Jika terdapat lapisan lensa/lapis tipis tanah keras, diusahakan untuk ditembus dengan
tidak mengakibatkan tegangan internal melebihi spesifikasi material

 Tinggi jatuh hammer harus dipantau pada saat pengambilan final set

- harus sesuai dengan syarat dari Konsultan Desain (untuk drop hammer)
- dicatat sesuai dengan ram stroke yang terjadi untuk diesel hammer dan hydraulic
hammer

 Pengambilan final set harus dilakukan :

- menggunakan kertas milimeter yang masih baru (tidak boleh berupa fotocopy)
- dengan pulpen supaya garis yang dihasilkan tidak terlalu tebal dan tidak luntur jika
terkena air
dan oli, tidak boleh dengan spidol atau pensil yang memberikan garis yang tebal
sehingga
menyulitkan pembacaan garis grafik
- pulpen harus dialasi acuan yang stabil dan tidak terpengaruh penurunan tiang saat
dipukul
- arah penarikan pulpen harus sejajar dengan garis milimeter pada kertas
record/milimeter
- grafik yang diambil harus jelas, tidak terlalu rapat garis rebound-nya dan tidak miring
- diambil pencatatan final set untuk minimal 10 kali pukulan
- jika tidak tercapai nilai final set yang ditetapkan, maka pemancangan harus dilanjutkan
dan
diambil lagi final setnya pada lembar yang sama, sampai tercapai final set yang
ditetapkan

Pemakaian dolly atau sambungan cap hammer, tidak boleh dilakukan tanpa persetujuan dari
Konsultan Pengawas, dan analisa atas tiang yang dipancang dengan dolly harus dikalikan
faktor pengurang yang ditetapkan (lihat bagian Rumus Dinamik)

Pemeriksaan terhadap heaving (pengangkatan)


Pile heaving adalah kondisi terangkatnya kembali tiang pancang yang sudah selesai dipancang,
akibat tekanan tanah yang terjadi pada saat pemancangan titik pondasi berikutnya yang
berdekatan, yang radiusnya tergantung dari sifat tanah di lokasi pekerjaan.

Untuk pemancangan tiang dalam kelompok (2 atau lebih), harus diperiksa secara berkala
apakah terjadi pile heaving atau tidak :

 Untuk kelompok tiang yang terdiri dari 2-4 tiang pancang, tetap harus diperiksa pile
heaving pada pemancangan awal sebagai data awal – jika tidak terjadi pile heaving
setelah 5 kelompok tiang pertama diperiksa, maka pemeriksaan berikutnya dapat
dilakukan secara random, namun jika terjadi pile heaving, maka harus diperiksa setiap
kelompok tiang berikutnya

 Setiap titik pancang yang telah selesai dipancang dalam satu kelompokharus dicatat
level top of pile nya sebelum dilakukan pemancangan berikutnya
(level yang dicatat boleh merupakan pinjaman level setempat dan tidak diikat ke BM,
karena surveyor juga harus melakukan tugas yang lain dan mungkin hanya dapat
melakukan pengukuran optik dari posisi yang tidak memungkinkan memindahkan acuan
BM level ke tiang yang diukur)

 Setiap selesainya pemancangan 2-4 tiang berikutnya dalam satu kelompok tiang,
dilakukan pengukuran ulang level tiang pancang yang telah terpancang sebelumnya dan
dipastikan tidak terjadi pile heaving

 Jika terjadi pile heaving, maka tiang pancang yang terangkat harus dipukul ulang/redrive
untuk mengembalikan level top of pile ke posisi semula atau sedikit lebih rendah dari
level awal – untuk pekerjaan re-drive harus dicatat pada piling record yang ada dan tidak
perlu dilakukan pengambilan grafik final set lagi

 Proses pengukuran dan pengecekan harus dilakukan terus sampai seluruh tiang
pancang dalam satu kelompok tiang selesai dipancang

Penetapan nilai pengangkatan (heaving) yang disyaratkan untuk dilakukan re-drive harus
mengikuti ketentuan spesifikasi teknis atau persetujuan Konsultan Pengawas --
direkomendasikan nilai 5 mm untuk end-bearing pile dan 3 cm untuk friction pile

Untuk menghindari atau mengurangi resiko pile heaving dapat dilakukan langkah sebagai
berikut :

 Jarak bersih antar tiang pancang tidak kurang dari 2 diameter atau diagonal penampang
tiang – ditentukan oleh konsultan desain, jika terjadi pile heaving dalam 5 kelompok
tiang berturut-turut, maka diinformasikan kepada PM untuk diputuskan apakah akan
diubah jarak antar tiang pancang atau tidak
 Jika terdapat kelompok tiang pancang, pemancangan dimulai dari posisi terdalam lalu
melingkar keluar

Penghentian pekerjaan pemancangan


Penghentian pemancangan dilakukan jika salah satu kondisi berikut terjadi atau tercapai :

 final set sudah dicapai (end-bearing pile) atau kedalaman pemancangan yang
disyaratkan sudah dicapai (friction pile)

 sudah mencapai maksimal 2.000 pukulan hammer/palu pancang

 telah mencapai batas kelangsingan tiang pancang sesuai spesifikasi material atau
ketentuan Konsultan : harus dilakukan penambahan titik pondasi tiang jika diperlukan

 terjadi kerusakan pada tiang (pecah, retak, patah, dsb) : harus dilakukan penambahan
titik pondasi tiang

 terjadi kemiringan di luar toleransi : harus dilakukan penambahan titik pondasi tiang

Pencatatan data pelaksanaan


Pencatatan data pelaksanaan yang harus dilakukan, minimal meliputi :

 Data jenis dan spesifikasi alat pancang yang dipakai

 Data jenis, ukuran dan kapasitas material tiang pancang yang dipakai

 Data pelaksanaan (Pile Driving Record dan Grafik Final Set)

 Data panjang tertanam termasuk konfigurasi sambungan tiang dan tanggal


pemancangan, yang ditabelkan sesuai dengan penomoran titik pancang pada gambar
konstruksi

 Data pergeseran titik pancang yang diplotkan pada gambar dan ditabelkan, sesuai
penomoran titik pancang

 Data titik pancang yang berubah vertikalitas tiang pancangnya selama pemancangan,
dicatat dan ditabelkan sesuai nomor titik pancang pada gambar konstruksi
 Tabel nilai kapasitas ultimate dan ijin tiap titik pancang sesuai nomor pada gambar
konstruksi, dengan menggunakan rumus dinamik yang telah diverifikasi dengan
pengujian PDA Test atau Static Loading Test

Tidak ekonomis bagi produksi tipe elemen yang


jumlahnya sedikit.
• Perlu ketelitian yang tinggi agar tidak terjadi
deviasi yang besar antara elemen yang satu dengan
elemen yang lain, sehingga tidak menyulitkan dalam
pemasangan di lapangan.
• Panjang dan bentuk elemen pracetak yang terbatas, sesuai
dengan kapasitas alat angkat dan alat angkut.
Jarak maksimum transportasi yang ekonomis dengan
menggunakan truk adalah antara 150 sampai 350 km, tetapi
ini juga tergantung dari tipe produknya. Sedangkan
untuk angkutan laut, jarak maksimum transportasi dapat
sampai diatas 1000 km.
Hanya dapat dilaksanakan didaerah yang sudah tersedia
peralatan untuk handling dan erection.
• Di Indonesia yang kondisi alamnya sering timbul gempa dengan
kekuatan besar, konstruksi beton pracetak cukup berbahaya
terutama pada daerah sambungan, sehingga masalah
sambungan merupakan persoalan yang utama
yang dihadapi pada perencanaan beton pracetak.
• Diperlukan ruang yang cukup untuk pekerja dalam
mengerjakan sambungan pada beton pracetak.
• Memerlukan lahan yang besar untuk pabrikasi dan
penimbunan (stock yard)
• Memerlukan perhatian yang lebih besar terhadap safety

Mekanisme transfer beban juga tergantung pada jenis tanah, jenis tiang, panjang
tiang
dan seberapa tinggi tingkat pembebanannya. Pada umumnya, saat awal
pembebanan,
sebagian besar beban didukung oleh tahanan gesek tiang (Qfriksi) pada tiang
bagian
atas. Ketika beban dilepas dan kemudian dibebani kembali dengan beban yang
lebih
besar, jika tahanan gesek tiang (Qfriksi) telah mencapai maksimum, sebagian beban
akan didukung oleh tahanan ujung tiang (Qujung). Pada saat terjadi keruntuhan,
dimana
pergerakan vertikal tiang terus bertambah hanya dengan penambahan beban yang
sedikit, maka tidak ada lagi kenaikan transfer beban ke tahanan gesek tiang
(Qfriksi)
dan tahanan ujung tiang (Qujung) telah mencapai nilai maksimumnya.

cara menghitung tiang pancang mini file

TINJAUAN PERHITUNGAN

Penyelidikan tanah di lapangan pada proyek central square mall ini dilakukan
untuk mengetahui kondisi tanah asli di lapangan sehingga dapat merencanakan jenis pondasi
yang efektif, serta perhitungan daya dukung tiang pancang berdasarkan hasil
sondir. Dari pengujian sondir ini,
dapat diketahui letak kedalaman tanah keras, sifat daya dukung tanah, serta daya lekat setiap
kedalaman tanah di lokasi penyondiran yang diperlukan sebagai penentuan rekomendasi bagi
rancang bangun. Data hasil penyondiran untuk masing-masing titik pada proyek central square
mall dapat dilihat pada tabel 1.

Tabel 1. Data-data yang diperoleh dari pengujian sondir

Kedalaman qc maks JHP


Kode Titik
(m) (kg/cm2) (kg/cm)

S-1 14,60 200 5122

S-2 14,00 200 5124

S-3 15,40 200 3970

S-2 15,60 200 4436

Data hasil penyondiran untuk masing-masing titik selengkapnya disajikan dalam


bentuk kurva hubungan kedalaman, nilai konus (qc), dan jumlah hambatan lekat (JHP).
5.1. Perhitungan Daya Dukung Tiang Pancang berdasarkan Kekuatan Bahan

Mutu tiang pancang yang digunakan adalah beton K500 (500 kg/cm2) menurut
SK-SNI T-15-1991-03 nilai tersebut harus direduksi sebesar 15% sehingga tegangan desain
yang bekerja adalah 0,85 kali tegangan semula, yaitu 425 kg/cm2.

Untuk menghitung kapasitas daya dukung pada tiang pancang digunakan


persamaan sebagai berikut ini:

Qu = σtiang x Atiang

Perhitungan:

σtiang = 0,85 x 500

σtiang = 425 kg/cm2 25 cm

Atiang = 25x25 = 625cm2

25 cm

Didapat:

Q izin = σtiang x Atiang

= 425 kg/cm2 × 625 cm2

= 265625 kg

Q izin = 265.625 ton

Jadi, kapasitas daya dukung pada tiang pancang dengan ukuran (25x25) cm
berdasarkan desain adalah 265.625 ton.

5.2. Perhitungan Daya Dukung Tiang Pancang berdasarkan Data Sondir

Dari keempat titik sampel pemeriksaan sondir yang dipilih secara acak dapat
diketahui parameter-parameter fisik tanah yang nilai konus (qc) dan jumlah hambatan lekat atau
total friksi (JHP). Sedangkan dari dimensi profil tiang pancang, didapat dimensi luas
penampang (A), dan keliling tiang (O). Untuk menghitung kekuatan yang
diizinkan tiang pancang digunakan persamaan berikut:
Qizin = (qc x A) + ( JHP x O )

Perhitungan:

Dari dimensi profil tiang pancang minipile (25 × 25) cm, didapat:

A = 625 cm2

O = 4 x 25 cm = 100 cm

 Titik sondir 1

Jika: qc = 200 kg/cm2; JHP = 5122 kg/cm

Didapat:

Qizin = (qc x A) + ( JHP x O )

Qizin = (200 kg/cm2 x 625 cm2) + ( 5122 kg/cm x 100 cm )

Qizin = 41666,67 kg + 102440 kg

Qizin = 144106,67 kg

Qizin = 144,10667 ton

 Titik sondir 2

Jika: qc = 200 kg/cm2; JHP = 5124 kg/cm

Didapat:

Qizin = (qc x A) + ( JHP x O )

Qizin = (200 kg/cm2 x 625 cm2) + ( 5124 kg/cm2 x 100 cm )

Qizin = 41666,67 kg + 102480 kg

Qizin = 144146,67 kg

Qizin = 144,14667 ton

 Titik sondir 3

Jika: qc = 200 kg/cm2; JHP = 3970 kg/cm


Didapat:

Qizin = (qc x A) + ( JHP x O )

Qizin = (200 kg/cm2 x 625 cm2) + ( 3970 kg/cm x 100 cm )

Qizin = 41666,67 kg + 79400 kg

Qizin = 121066,67 kg

Qizin = 121,06667 ton

 Titik sondir 4

Jika: qc = 200 kg/cm2; JHP = 4436 kg/cm

Didapat:

Qizin = (qc x A) + ( JHP x O )

Qizin = (200 kg/cm2 x 625 cm2) + (4436 kg/cm2 x 100 cm )

Qizin = 41666,67 kg +88720 kg

Qizin = 130386,67 kg

Qizin = 130,38667 ton

Maka Qizin rencana yang digunakan yang terkecil, yaitu Q izin rencana pada titik
sondir 3 yaitu 121,06667 ton.

5.3. Perhitungan Daya Dukung Tiang Berdasarkan Data Kalendering Dengan Formula
Engineering News Record (ENR)

Qu =
Titik 1

S = 2 mm = 0,002 m
Eh = Wr x H

= 1,5 x 1m = 1,5 ton

Wr = 1,5 ton

Wp = 0,25 x 0,25 x 6 x 2,5 = 0,937 ton

Qu =

Qu =

Qu = 300,711 ton

Qizin =

Dimana SF = 6

Qizin =

= 50,118 ton

5.4. Perhitungan Daya Dukung Tiang Pancang berdasarkan Kelompok Tiang

Berdasarkan dari kelompok tiang pancang menurut perumusan dari “Uniform Building
Code” dari AASTHO.

η=1-x

Efisiensi kelompok tipe P1

Dimana

m =1 S = 75 cm

n =2 θ = arc tan = 18,430

D = 25 cm

Maka:
η=1-x

η=1-x

η = 1 - 0,205 x

η = 1 – (0,1025) = 0,8975

Efisiensi kelompok tipe P2

Dimana

m =2 S = 75 cm

n =2 θ = arc tan = 18,430

D = 25 cm

Maka:

η=1-x

η=1-x

η = 1 - 0,205 x

η = 1 – (0,205) = 0,795

Efisiensi kelompok tipe P3

Dimana:

m =2

n =3

D = 25 cm

S = 75 cm
θ = arc tan = 18,430
Maka:

η=1-x

η=1-x

η = 1 - 0,205 x

η = 1 – (0,239) = 0,761

Efisiensi kelompok tipe P4

Dimana

m =2 S = 75 cm

n =4 θ = arc tan = 18,430

D = 25 cm

Maka:

η=1-x

η=1-x

η = 1 - 0,205 x

η = 1 – (0,256) = 0,744

5.5. Kontrol Terhadap Muatan Yang Berkerja

V yang bekerja = 72,90 ton

Berat pile Cp = L x B x h3 x ᵞ beton = 0,5 x 1,25 x 1,2 x 2,5 = 1,875 ton

Berat tanah = L x B x h3 x ᵞ tiang = 0,5 x 1,25 x 0,8 x 1,6 = 0,800 ton

Berat coran lantai = 0,5 x 1,25 x 0,1 x 2,5 = 0,312 ton


Berat hidup pada tiang = 0,5 x 1,25 x 0,3 = 0,187 ton

Σv = 76,074
ton

Maka perhitungan daya dukung group tiang (Qgp) = ŋ x n x Qsp

= 0,8975 x 2 x 50,116

= 89,589 ton

Daya dukung grup tiang > ΣV

89,958 > 76,074 ton………………( aman )

5.6. Perhitungan Daya Dukung Tiang Tunggal Kelompok

Untuk menghitung daya dukung tiang tunggal dalam satu kelompok menggunakan
rumus:

Qsp = Qt x η x n

Maka,

Untuk kelompok tipe P1

 Kelompok terdiri dari 2 buah tiang pancang

Qsp = Qt x η x n

Qsp =121,06667 ton x 0,8975x 2 = 217,31 ton

Untuk kelompok tipe P2

 Kelompok terdiri dari 4 buah tiang pancang

Qsp = Qt x η x n

Qsp =121,06667 ton x 0,795 x 4 = 384,99 ton

Untuk kelompok tipe P3

 Kelompok terdiri dari 6 buah tiang pancang


Qsp = Qt x η x n

Qsp =121,06667 ton x 0,761 x 6 = 552,79 ton

Untuk kelompok tipe P4

 Kelompok terdiri dari 8 buah tiang pancang

Qsp = Qt x η x n

Qsp =121,06667 ton x 0,744 x 8 = 720,58 ton

Anda mungkin juga menyukai