Anda di halaman 1dari 38

Pertemuan 6

TEGANGAN PADA BETON

1
BETON
Pendahuluan
1. Elastisitas linier dan non-linier
Menurut teori kekuasaan bahan :
N
 
A
 = tegangan Normal
N = Gaya aksial
A = Luas penampang
Pertambahan panjang  menjadi (  + ) menurut hukum Hooke
l 
Sl l
dan 
EA l
 = pertambaha n panjang dari batang
 = panjang batang mula - mula
S = gaya tarik

2
E = modulus elastisitas bahan
A = luas penampang
 = regangan = perbandingan antara pertambahan batang dengan panjang
batang semula
Sl
l 
EA
l S  S
     (  )
l EA E A
 = nilai nisbi yang dapat dinyatakan dalam persen

gb. 5: perubahan bentuk dari balok yang dibebani


3
t
t
½h
Garis Netral

h
½h
t

b b b
Gambar 6 Penampang Simetris

 

Gambar 7a Gambar 7b
½h ½h

½h ½h

’ ’
gb 7a. : Diagram distribusi tegangan bagi penampang simetri homogen.
gb 7b. : Diagram distribusi tegangan bagi penampang simetri homogen. 4
Di bawah ini digambarkan hubungan antara beban-tegangan, regangan

N
A
N3 N
N

N2  2
l
N1


1  2  3

gb. 1 : Hubungan linier antara beban dan perpanjangan.


5
gr. 3 hubungan non-linier antara tegangan dan regangan.


1
2

1
 
1 2 3

1
2
1

 12 3 
6
gr. 3 hubungan non-linier antara tegangan dan regangan.

1
2
1

 12 3 
Hubungan linier antara tegangan dan regangan pada nilai
tegangan yang rendah, hubungan ini tidak lagi linier pada
tegangan yang lebih tinggi.
b  
N

½h 2/3.½ h
Z
½h 2/3.½ h

N’

 ' ' 7
b
b

½h

gb. 8 Penampang empat persegi panjang dengan diagram


distribusi tegangan dan regangan.

Syarat Keseimbangan :  H 0
N’ dalam = b. ½.½h.’=1/4 b.h.’
N dalam = N’dalam = 1/4 b.h.’
8
Titik berat segi-3 terletak pada 2/3 tinggi
Z = lengan pengungkit
Z = 2x2/3x½.½h = 2/3h
maka
M dalam = N dalam.Z = N’ dalam.Z
karena  = ’ sehingga
M dalam = 1/6 bh2’
1/6 bh2 = W, maka
M = W atau M
 
W
W = momen lawan atau momen penahan.

9
Retakan
Beton tidak kuat menahan tarikan, sebuah balok yang dibebani
akan melengkung dan pada bagian bawah akan timbul retak-
retak karena beton tidak dapat menahan tarikan, maka gaya
tarikan dapat ditahan dengan memberikan tulangan.

Beton hanya kuat menahan tekanan.

Batang tulangan
Lendutan Beton Bertulang Retak
10
M1 = momen pada saat
M timbul retakan pertama
M2 pada permukaan bawah
pelat
M1 M2 = momen pada saat
retakan telah berkembang
penuh
d1 d2 d

Hubungan non-linier antara momen dan lendutan


bagi pelat beton bertulang.

11
Beton dan Baja Tulangan

Beton bertulang adalah beton yang terdiri dari


baja dan tulangan .
Bila sebuah balok beton (tidak bertulang) diberi
beban tekan yang makin membesar dan
regangan yang terjadi setelah setiap
pertambahan beban diukur, maka diagram d-
(tegangan-regangan) dapat dibuat.

12
e ‘
Besarnya tegangan tekan
 e ‘u ultimat
’cu tergantung dari mutu beton
semakin tinggi mutu beton
semakin tinggi ’cu


’cu ’c

13
Diagram tegangan-regangan pada beton.

Bila beton dengan mutu yang sama diberi beban


tarik yang makin lama makin diperbesar ternyata
hubungan antara tegangan dan regangan berupa
non-linier. Retakan terjadi pada nilai  dan 
(tegangan & regangan tarik) yang amat rendah
dibanding dengan akibat beban tekan.
Ini terjadi karena beton sangat mampu menahan
tegangan tekan tetapi tidak dapat atau hampir tidak
dapat menahan tegangan tarik.

14
Uji tarik pada batang baja tulangan

3
Batas leleh

y

15
Diagram tegangan–tegangan dari
baja
3 Batas
Leleh

y

0,2% s

Diagram tegangan-regangan dari baja pengerjaan dingin.


Pada bagian awal diagram tegangan-regangan ini modulus elastisitas
baja konstan
Es = 2x105 MPa=2,0 x 106 kg/cm2
y = tegangan leleh baja
pada  = 0,2% maka y = batas leleh/yield point.

16
Penampang Beton Bertulang dalam
Keadaan Lentur
b  ' cu  ' cu N ' cu

d h

Y NY
As Y

Penampang beton bertulang dengan diagram


distribusi tegangan dan regangan
d = tinggi efektif penampang yaitu jarak dari serat
tekan terluar ke pusat tulangan
b = lebar balok
17
h = tinggi balok
As = luas penampang baja tulangan
’cu = regangan tekan
y = regangan tarik baja tulangan
Z = 0,8d hingga0,9d
Daerah yang diarsir adalah daerah tekan.
H = 0  Ncu’ = Ny
Ny = As.y
Untuk perhitungan perencanaan diambil fy dan berlaku dalam
keruntuhan keadaan seimbang
Ny = As . fy
Momen dalam menjadi
Mdalam = Ny . Z = As.fy.Z
Momen ini harus seimbang dengan Mluar
Mu = Momen batas yang dapat ditahan oleh penampang

18
Mu = As.fs.(0,8d hingga
Mu
0,9)d v As 
f s .(0,8hingga 0,9) d
Luas tulangan : M
As  u

f s .Z

d
h

 sengkang
tu
b
19
Hubungan antara tinggi d, tinggi total dan selimut beton p.
Selimut beton
Kolom

menahan momen dan gaya axial tekan.

M  'M
 ' P
M  P2  2M

P2 M
AS
A'S b atau
h
P2  2M
Penampang dengan momen
lentur dan gaya normal
P2 M
Distribusi tegangan resultan yang diperoleh
secara penjumlahan tegangan-tegangan.
20
M
σm '  σM 
W
1
W= b h2
 p '
6 P
bh
gb. 26 Distribusi tegangan resultan yang diperoleh secara penjumlahan
tegangan-tegangan.
Contoh 1.
Diketahui : Sebuah balok dengan ukuran bxh = 250 x 500 mm2.
250

450
d = 450 mm = 45 cm
500 Z = 0,9 d

4Φ16

21
fy = 240 Mpa = 2400 kg/cm2
Bertulang tunggal 416
= 8,04 cm2
Ditanya :
a) Tentukan Mu
b) Bila balok mempunyai bentang 5,0 mm, tentukan beban terbagi
merata q yang max.
c) Bila balok mempunyai bentang 4,0 m, tentukan beban terpusat P
yang diletakkan di tengah-tengah bentang.
Penyelesaian :
a) Mu = Asfy.Z
= 8,04 x 2400 x 45 x0,9kgcm
= 781488 kgcm
= 7814,9 kgm
b) Mu = 1/8q .25 = 7814,9
 q = 2500 kg/m’
c) Mu = ¼ p.4 = 7814,9
p = 7814,9 kg 22
Contoh 2.
Sebuah balok dengan ukuran bxh=25x50 cm2 , dengan
d=45 cm (Z=0,9d). Bentangnya = 5m, fy = 2400kg/cm2
menahan beban terbagi merata sebesar 2500 kg/m’ (q)
Ditanya : Hitung tulangan yang dibutuhkan As
Penyelesaian :
Mu = 1/8 q = 1/8x2500x25 = 7810 kgm
fy = 2400 kg/cm2
Z = 0,9 x 45 = 40,5 cm
Mu 78,1.10 4
As    804mm 2
f y .Z 2400.40,5
tulangan yang dibutuhkan 416 = 804 mm2

23
Contoh 3.
Diket : Pelat kantilever dengan tebal total h = 140
mm (14 cm); d=115 mm(11,5 cm); Z = 0,9d
Panjang kantilever = =180 cm
fy = 400 MPa = 4000kg/cm2
Beban q yang bekerja pada pelat beton = 500
kg/m’ atau 5 KN/m’
Hitung : tulangan yang dibutuhkan As
q=500kg/m’ As

115 140 mm
115cm

24
Jawab : Mu = As.fy.Z = As.fy.0,9d
Mu = ½q2= ½x500x1,152
= 810 kg m
fy = 4000 kg/cm2
Z = 0,9 x 115 = 104 mm
Tulangan 8–250 = 201mm2 (2,01cm2)
Contoh 4
Diket : Sebuah pelat kantilever dengan tebal total h = 140 mm (14 cm).
d = 115 mm, Z = 0,9d.
Panjang Kantilever = 1,80 m.
Kantilever diberi tegangan 8-250 = 201 mm2 (2,01 cm2)
fy = 400 MPa =4000 kg/cm2.
Pada ujung Kantilever bekerja beban terpusat P.
Berat sendiri pelat diabaikan.
Hit : nilai maksimum P

25
8-200
Penyelesaian :
P
14 cm

11,5
180cm

M = p. =1,8 Pkgm.


Mu = As.fy.0,9d
As = 201 mm2
fy = 4000 kg/cm2
Z = 0,9 x 115 = 104 mm
Mu = 2,01 x 4000 x 10,4 kgm
= 804 kg m

26
RUMUS PENDEKATAN MENCARI LUAS
TEGANGAN LENTUR

• TEORI ELASTIS :
Tegangan Lentur Balok
M
As 
σa . z
z  0,8  0,9 d

Untuk Pelat Satu Arah, maka dapat menggunakan rumus untuk balok
dengan catatan

z  0,8  0,9 tebal pelat

Sedang untuk Pelat Dua Arah menggunakan Tebel Momen Pelat

27
Tabel untuk menghitung momen pelat
en di dalam pelat persegi yang m enum pu pada keem pat tepinya akibat beban terbagi rata
lyx 1,0 1,1 1,2 1,3 1,4 1,5 1,6 1,7 1,8 1,9 2,0 2,1 2,2 2,3 2,4 2,5 >2,5
44 52 59 66 73 78 84 88 93 97 100 103 106 108 110 112 125
I I M | x   0 . 001 q | x 2 X
x 44 45 45 44 44 43 41 40 39 38 37 36 35 34 33 32 25
M | y   0 . 001 q | x X
2

Iy
M | x   0 . 001 q | x 2 X 21 25 28 31 34 36 37 38 40 40 41 41 41 42 42 42 42
II Ix M | y   0 . 001 q | x 2 X 21 21 20 19 18 17 16 14 13 12 12 11 11 10 10 10 8
M | x   0 . 001 q | x 2 X 52 59 64 69 73 76 79 81 82 83 83 83 83 83 83 83 83
Iy
M | y   0 . 001 q | x 2 X 52 54 56 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57
M | x   0 . 001 q | x 2 X 28 33 38 42 45 48 51 53 55 57 58 59 59 60 61 61 63
III Ix M | y   0 . 001 q | x 2 X 28 28 28 27 26 25 23 23 22 21 19 18 17 17 16 16 13
Iy M | x   0 . 001 q | x 2 X 68 77 85 92 98 103 107 111 113 116 118 119 120 121 122 122 125
M | y   0 . 001 q | x 2 X 68 72 74 76 77 77 78 78 78 78 79 79 79 79 79 79 79
M | x  0.001 q | x 2 X 22 28 34 42 49 55 62 68 74 80 85 89 93 97 100 103 125
IVA Ix
Iy M | y  0.001 q | x 2 X 32 35 37 39 40 41 41 41 41 40 39 38 37 36 35 35 25
M | y  0.001 q | x 2 X 70 79 87 94 100 105 109 112 115 117 119 120 121 122 123 123 125
M | x  0.001 q | x 2 X 32 34 36 38 39 40 41 41 42 42 42 42 42 42 42 42 42
IVB Ix
M | y  0.001 q | x 2 X 22 20 18 17 15 14 13 12 11 10 10 10 9 9 9 9 8
Iy
M | x  0.001 q | x 2 X 70 74 77 79 81 82 83 84 84 84 84 84 83 83 83 83 83
VA Ix M | x   0 . 001 q | x 2 X 31 38 45 83 60 66 72 78 83 88 92 60 99 102 108 108 125
Iy M | y   0 . 001 q | x 2 X 37 39 41 41 42 42 41 41 40 39 38 17 36 35 33 33 25
M | y   0 . 001 q | x 2 X 84 92 99 10 109 112 115 117 119 121 122 122 123 123 124 124 125
M | x  0.001 q | x 2 X 37 41 45 48 51 53 55 56 58 59 60 56 60 61 62 62 63
VB Ix 31 30 28 27 25 24 22 21 20 19 18 20 17 16 15 15 13
M | y  0.001 q | x 2 X
Iy 84 92 98 103 108 111 114 117 119 120 121 116 122 123 124 124 175
M | x  0.001 q | x 2 X
M | x   0 . 001 q | x 2 X 21 26 31 36 40 43 46 49 51 53 55 56 57 58 60 60 63
VIA Ix M | y   0 . 001 q | x 2 X 26 27 78 28 27 26 25 23 22 21 21 20 20 19 18 18 13
M | x   0 . 001 q | x 2 X 55 65 74 82 89 94 99 103 106 110 114 116 117 118 120 120 125
Iy
M | y   0 . 001 q | x 2 X 60 65 69 72 74 76 77 78 78 78 78 78 78 78 79 79 79
M | x   0 . 001 q | x 2 X 26 29 32 35 36 38 39 40 40 41 41 42 42 42 42 42 42
VIB Ix M | y   0 . 001 q | x 2 X 21 20 19 18 17 15 14 13 12 12 11 11 10 10 10 10 8
M | x   0 . 001 q | x 2 X 60 66 71 74 77 79 80 82 83 83 83 83 83 83 83 83 83
Iy
M | y   0 . 001 q | x 2 X 55 57 57 57 58 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57

= terletak bebas

= terjepit penuh 28
Mom en di dalam pelat persegi yang m enum pu pada keem pat tepinya akibat beban terbagi rata
lyx 1,0 1,1 1,2 1,3 1,4 1,5 1,6 1,7 1,8 1,9 2,0 2,1 2,2 2,3 2,4 2,5 >2,5
I (M | x )  0.001 q | x X 44 52 59 66 73 78 84 88
2
93 97 100 103 106 108 110 112 125
lx
(M | y )  0.001 q | x X
2
ly 44 45 45 44 44 43 41 40 39 38 37 36 33 34 32 32 25
(M | x )   (M | x )  0.001 q | x 2 X 36 42 46 50 53 56 58 59 60 62 63 62 62 63 63 63 63
II
(M | y )  0.001 q | x 2 X 36 37 38 38 38 37 36 36 35 35 34 34 34 34 34 34 13
 (M | y )  0.001 q | x 2 X 36 37 38 38 38 37 36 36 35 35 34 34 34 34 34 34 38
(M | x )   (M | x )  0.001 q | x 2 X 48 55 61 67 71 76 79 82 84 86 88 89 90 91 92 92 94
III
(M | y )  0.001 q | x 2 X 48 50 51 51 51 51 51 50 50 49 49 49 48 48 47 47 19
 (M | y )  0.001 q | x 2 X 48 50 51 51 51 51 51 50 50 49 49 49 48 18 47 47 36
(M | x )  0.001 q | x 2 X 22 28 34 41 48 55 62 68 74 80 85 89 93 97 100 103 125
IVA
(M | y )  0.001 q | x 2 X 51 57 62 67 70 73 75 77 78 79 79 79 79 79 79 79 25
 (M | y )  0.001 q | x X 2
51 57 62 67 70 73 75 77 78 79 79 79 79 79 79 79 75
IVB
(M | x )   (M | x )  0.001 q | x 2 X 51 54 57 59 60 61 62 62 63 63 63 63 63 63 63 63 63
(M | y)  0.001 q | x X 2
52 20 18 17 15 14 13 12 11 10 10 10 9 9 9 9 13
(M | x )  0.001 q | x X2
31 38 45 53 59 66 72 78 83 88 92 96 99 102 105 108 125
VA
(M | y )  0.001 q | x X2
60 65 69 73 75 77 78 79 79 80 80 80 79 79 79 79 25
 (M | y )  0.001 q | x 2 X 60 65 69 73 75 77 78 79 79 80 80 80 79 79 79 79 25
VB
(M | x )   (M | x )  0.001q | x X 2
60 66 71 76 79 82 85 87 88 89 90 91 91 92 92 93 94
(M | y)  0.001q | x X 2
31 30 28 27 27 24 22 21 20 19 18 17 17 16 16 15 12
(M | x )   (M | x )  0.001 q | x X
2
38 46 53 59 65 69 73 77 80 83 85 86 87 88 89 90 34
VIA
(M | y )  0.001 q | x 2 X 43 46 48 50 51 51 51 51 50 50 50 49 49 48 48 48 19
 (M | y )  0.001 q | x 2 X 43 46 48 50 51 51 51 51 50 50 50 49 49 48 48 48 36
(M | x )   (M | x )  0.001 q | x 2 X 13 48 51 55 57 38 60 61 62 62 63 63 63 63 63 63 63
VIB
(M | y )  0.001 q | x 2 X 38 39 38 38 37 36 36 35 35 34 34 33 33 33 33 33 13
 (M | y )  0.001 q | x 2 X
38 39 38 38 37 36 36 35 35 34 34 33 33 33 33 33 38

= terletak bebas

= menerus atau terjepit


elastis
29
TEGANGAN KOLOM

• Pendekatan Hukum Hooke :


N N
σ  As  1
A σb
dimana : σ b  0,33
1
σ bk
• Pendekatan ‘New Engineering Formula’
Daya pikul kolom maksimum :
Px = Akolom . fx
fx  α0,85 (1- ρ)  ρ fy 
dimana :
 = koefisien deduksi penampang beton
 = 0,65 untuk penampang segi-4
 = 0,70 untuk penampang lingkar
 = prosentase tulangan kolom
30
fy = tegangan leleh baja
PENAMPANG BAJA DALAM CM2 PER 1 M LEBAR PELAT
JARAK DALAM CM
 25 24 23 22 21 20 19 18 17 16 15
5 0,78 0,81 0,85 0,89 0,93 0,98 1,03 1,09 1,15 1,23 1,31
6 1,13 1,18 1,23 1,29 1,35 1,41 1,49 1,57 1,66 1,77 1,89
7 1,54 1,60 1,67 1,75 1,83 1,92 2,02 2,14 2,26 2,41 2,57
8 2,01 2,09 2,19 2,29 2,39 2,51 2,64 2,79 2,96 3,14 3,35
10 3,14 3,27 3,42 3,57 3,73 3,93 4,13 4,31 4,62 4,85 5,24
12 4,52 4,70 4,92 5,15 5,38 5,65 5,95 6,29 6,65 7,07 7,54
14 6,16 6,40 6,70 7,00 7,33 7,70 8,10 8,56 9,04 9,62 10,27
16 8,04 8,36 8,75 9,15 9,37 10,05 10,58 11,18 11,82 12,57 13,41
19 11,34 11,79 12,33 12,90 13,50 14,18 14,91 15,76 16,67 17,72 18,91
JUMLAH 4,00 4,16 4,35 4,55 4,76 5,00 5,26 5,56 5,88 6,25 6,67

31
JARAK DALAM CM
 14,5 14,0 13,5 13,0 12,5 12,0 11,5 11,0 10,5 10,0 9,5
5 1,35 1,40 1,46 1,51 1,57 1,64 1,71 1,79 1,87 1,96 2,07
6 1,95 2,01 2,10 2,17 2,26 2,36 2,46 2,57 2,69 2,83 2,98
7 2,66 2,75 2,85 2,96 3,08 3,21 3,35 3,50 3,66 3,85 4,05
8 3,47 3,59 3,73 3,87 4,02 4,19 4,37 4,57 4,79 5,03 5,29
10 5,42 5,61 5,82 6,04 6,28 6,54 6,83 7,14 7,48 7,85 8,27
12 7,80 8,08 8,38 8,70 9,05 9,42 9,84 10,28 10,77 11,31 11,91
14 10,62 10,99 11,41 11,84 12,32 12,82 13,39 13,99 14,66 15,39 16,21
16 13,87 14,38 14,90 15,46 16,09 16,75 17,49 18,28 19,14 20,11 21,17
19 19,56 20,24 21,01 21,80 22,68 23,62 24,66 25,77 26,99 28,35 29,96
JUMLAH 6,90 7,14 7,41 7,69 8,00 8,33 8,70 9,09 9,52 10,00 10,53

32
JARAK DALAM CM
 9,0 8,5 8,0 7,5 7,0 6,5 6,0 5,5 5,0
5 2,18 2,31 2,45 2,62 2,81 3,02 3,27 3,57 3,93
6 3,14 3,33 3,53 3,77 4,04 4,35 4,17 5,14 5,66
7 4,28 4,53 4,81 5,13 5,50 5,92 4,61 7,00 7,70
8 5,59 5,91 6,28 6,70 7,18 7,73 8,37 9,14 10,05
10 8,73 9,24 9,82 10,47 11,22 12,08 13,09 14,28 15,71
12 12,57 13,30 14,14 15,08 16,16 17,39 18,84 20,56 22,62
14 17,10 18,10 19,24 20,52 22,00 23,68 25,65 27,98 30,79
16 22,34 23,65 25,13 26,80 28,73 30,92 33,50 36,55 40,21
19 31,50 33,34 35,44 37,79 40,52 43,81 47,24 51,55 56,71
JUMLAH 11,11 11,76 12,50 13,33 14,29 15,38 16,66 18,18 20,00

33
DAFTAR BAJA TULANGAN

Penam-
pang Berat
(mm) kg/mz 1 bt 2 bt 3 bt 4 bt 5 bt 6 bt 7 bt 8 bt 9 bt 10 bt
5 0,154 0,20 0,39 0,59 0,78 0,98 1,18 1,37 1,57 1,77 1,96
6 0,222 0,28 0,56 0,85 1,13 1,41 1,70 1,98 2,26 2,54 2,83
8 0,395 0,50 1,00 1,51 2,01 2,51 3,01 3,52 4,02 4,52 5,03
10 0,617 0,79 1,57 2,36 3,14 3,93 4,71 5,50 6,28 7,07 7,85
12 0,888 1,13 2,26 3,39 4,52 5,65 6,79 7,91 9,05 10,18 11,31
14 1,210 1,54 3,08 4,62 6,16 7,70 9,24 10,77 12,32 13,86 15,39
16 1,580 2,01 4,02 6,03 8,04 10,05 12,06 14,07 16,08 18,09 20,11
19 2,230 2,84 5,67 8,51 11,34 14,18 17,02 19,85 22,68 25,52 28,35
22 2,980 3,80 7,60 11,40 15,21 19,01 22,81 26,61 30,41 34,21 38,01
25 3,850 4,91 9,82 14,73 19,63 24,54 29,45 34,36 39,27 44,18 49,09
28 4,830 6,16 12,31 18,47 24,63 30,79 36,94 43,10 49,26 55,42 61,58
34
35
Daftar Dackplateex Yawata
Deck Plate

36
Ukuran Berat per Berat per m2 Modulus Modulus Momen per Momen Momen
satuan kg/m2 penampang penam-pang M’ lebar kg Enersia Enersia per
panjang cm3 per m/m cm4 m lebar
m’(cm3/m)
0.8x650x25 5.72 8.8 5.55 7.89 111 7.05 10
1.2x650x25 8.46 13 8.91 13.7 192 11.4 17.6
1.6x245 4.16 17 3 12.2 171 6.72 27.4
2.3x245 5.95 24.3 4.4 17.9 251 9.75 39.8
1.2x614x50 8.44 13.7 9.53 15.5 217 27.3 44.5
1.6x614x50 11.3 18.4 12.9 210 297 39.3 64
1.2x270x50 3.8 14 7.08 26.2 367 17.7 65.6
1.6x270x50 5.06 18.7 10.6 39.3 550 26.5 98.1
1.6x600x75 13 21.7 29.1 48.6 680 119 199
2.3x300x12 13.5 45 50.8 169 2.37 320 1070
Kg/m Cm4/m

37
Struktur Lantai Komposit

Tambrisering

Dek-Baja

Plafond

38

Anda mungkin juga menyukai