Anda di halaman 1dari 19

MENYEMPUT NANG

TINGGAL,
MEMBARUI NANG
LAPUK
MENYESAH NANG
KUSAM
O

Drs. H. Fathuddin Abdi, SM.Hk., MM.

KETUA

LEMBAGA ADAT BUMI SERENTAK BAK REGAM

KABUPATEN BATANGHARI

TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

ORANG BERADAT
IDAK KAYO DEK HARTO
IDAK PULO

ELOK DEK RUPO


BUKAN
KENYANG DEK MAKAN

TAPI … DIO

KAYO DEK ADAT DAN PSEKO,


ELOK DEK BUDI DENGAN BASO
KENYANG DEK ECO DENGAN PAKAI
KOMITMEN ADAT:

BERTANGGUNG JAWAB DAN BERKOMITMEN MENJAGO DIRI,


KELUARGO, KELOMPOK (KOMUNITAS) DAN LINGKUNGAN DARI
PELANGGARAN ADAT;

- (berhitung mulai dari so, mengaji mulai alif = ego/aku – anak – ayah –
ibu - nenek datuk = nenek empat puyang delapan)

- ADAT BAJENJANG NAIK BATANGGO TURUN


- HIDUP DI KANDUNG ADAT MATI DI KANDUNG TANAH
- MATI ANAK NANGIS SE RUMAH MATI ADAT RUSAK SE KAMPUNG

ADAT UMUMNYA;

MEMBINA, MENYUSUN, MEMBENTUK SEMUA PERADABAN DALAM:

1. HIDUP BERUMAH TANGGA

2. HIDUP BERMASYARAKAT

3. HIDUP BELAMAN BATEPIAN

4. HIDUP BAKURUNG BAKAMPUNG

5. HIDUP BERANAK BENEGERI

6. HIDUP BERNEGARA

 CAKAP NANG DI ANING RUPO NANG DI TENGOK


 CUPAK TELADAN GANTANG, SURI TELADAN KAIN
 SENASIB SEPENANGGUNGAN, SEAIB SEMALU

- ADAT SEPANJANG JALAN CUPAK SEPANJANG BETUNG


(adat ado dalam dusun, agamo ado dalam Kitab = Islam =
 Syarak mengato adat memakai = khamar haram, mako dak boleh
kato adat) :
 Syarak nang kawi adat nang lazim, karena kita negara Yang
Berketuhanan Yang Maha Esa; maka sendi adat ado duo macam:
FUNGSI DAN PERAN ADAT

 SYARAK DI GANTUNG TINGGI = sebagai dasar dan sumber hukum


 ADAT DI SANDAR KE NANG GEDANG = PEMERINTAH

 ADAT MENYIANGI JALAN MENUJU SYARAK


Orang adat = ulasan jari sambungan lidah = parang perambah
semak
 ADAT MERINGANKAN BEBAN PEMERINTAH
Adat itu dimano tumbuhnyo = tidak ado kusut dak biso diurai, keruh dak
biso dijernihkan, silang dak biso dipatut = tidak masalah yang tidak bisa
diselesaikan
Adat dak boleh nolak perkaro = harus ado keputusan

 CUPAK NANG EMPAT:

1. Cupak asli = adat yang belum dirubah, misalnya; Bajenjang naik


batanggo turun. Contoh diambil pado nang sudah, tuah ditiru pado
nang menang = kalu lapuk dibarui (bukan dirubah) kalu kumal disesah
2. Cupak buatan = kato sorang dibulatkan, kato basamo dimufakati,
makonyo dapat kato sebuah, bulat tidak basending, pipih tidak
basudut.
3. Cupak tiruan = nilai budaya yang dari daerah lain dicontoh, karena
baik juga bagi kito
4. Cupak piawai = perbuatan baik yang diajarkan agama, misalnya
bertani, mencari bibit yang baik dan halal, panen bayar zakat, inilah
sendi hukum adat nang sebenar adat.

 KATO NANG EMPAT:

(ternak dipegang talinyo, manusio di pegang katonyo:


1. Kato Pusako : misalnyo tentang gelar adat, ini sudah disepakati, maka
tidak boleh dirubah
2. Bulat aek dek pembuluh. Bulat kato dek mufakat, kato ini tidak boleh di
rubah, kecuali di rubah dengan kato mufakat pulo
3. Kato dahulu ditepati: mislanya, janji harus ditaati, tidak boleh dirusak
diungkai lagi
4. Kato kudian kato dicari; apabila kato dahulu tidak biso ditepati, karena
hal yang luar biaso, mako di cari kato baru/mufakat baru ntuk
melaksanakan janji itu; janji lamo batal di buat pulo janji baru.

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PELANGGARAN ADAT


1. KAIN PANJANG TIGO HASTO
ADAT LAMO LA DITINGGALKAN, ADAT NANG BARU BELUM
PUNYO
2. AYAM BERANAK ITIK
NANG MUDO MENANGGUNG RINDU ORANG TUO
MENANGGUNG RAGAM

PENYEBAB PELUNTUR ADAT


1. PENGUASO = PEMERINTAH
2. PENGUSAHO = ORANG KAYO
KAPAN ADAT ADA ASAL KATA ADAT

• SEMENJAK GAGAK BERWARNO BAHASA ARAB = ‘adada


HITAM KUNTUL BERWARNO PUTIH adat/kebiasaan
• SEMENJAK MANUSIA DALAM SANGSEKERTA = a dato/
KANDUNGAN bukan materi

 Asal kata “adat” ia bukan dari bahasa Jambi dan bukan dari bahasa
Indonesia, tetapi ia berasal dari bahasa Arab ‫دة محكمة‬JJ‫( الع‬al ‘adah
muhakkamah) yang secara harfiah berarti “kebiasaan” yang terjadi
berulang kali, tetapi tidak mengalami perubahan pada zat dan
sifatnya.

 Hidup dikandung adat, mati dikandung tanah,


 adat sepanjang jalan, cupak sepanjang betung
 Sebelum adat bersendi syarak, “adat bersendi alur, alur
bersendi patut dan patut bersendikan kebenaran”
 Kekuatan adat terletak pada Ketaatan masyarakat adatnya
terhadap norma-norma adat. Berdasar alur dengan patut, baik
dengan buruk, benar dengan salah

 ANAK SEKATO BAPAK, KEMENEKAN SEKATO MEMAN, BINI


SEKATO LAKI, CERDIK ANAK SEBATAS BAPAK, CERDIK
KEMENAKAN SEBATAS MEMAN

 PEMBAGIAN ADAT

Secara garis besarnya adat Batang Hari terbagi 3 bagian:

1. Adat Secara Umum


Adat secar umum ini bertujuan untuk membina peradaban
masyarakat secara umum, ini sering disebut dengan istilah “eco
pakai dalam negeri”.

2. Adat Perdata
Adat perdata dikenal dengan istilah “silang sengketo” atau
disebut juga perselisihan dalam masyarakat. Adat perdata ini takluk
kepada undang-undang Hak Kullah atau disebut juga Kuasa
Pemerintah, dan tunduk kepada undang-undang hak milik yaitu
tentang harta benda, sesuai dengan seloko adat “hak bermilik,
harto berempunyo”, tentunya ada bukti-bukti konkrit, baik dari segi
historis atau dari bukti lainnya yang sah.

3. Adat Pidana
Adat pidana adalah suatu perbuatan melawan hukum/tindak
pidana/perbuatan pidana/delik yang berupa kejahatan maupun
pelanggaran. Adat pidana ini takluk kepada:

a. Undang-undang Hukum Adat (hukum adat nang 20)


b. Hukum Islam (undang-undang Syara’)
c. Undang-undang Pemerintah.
Di Batang Hari terdapat bermacam-macam adat, yaitu:

1. Adat nang sebenar adat, adalah yang “idak lapuk dak hujan
idak lekang dak panas”, dianjak layu, dianggu mati”.
Maksudnya, adat yang seharusnya menurut alur dan patut yang
mempedomani al Quran dan Hadits. Dan kenyataan yang berlaku
dalam alam yang merupakan “sunnatullah”, misalnya “adat api
membakar, adat laut berombak”. Adat nan sebenar adat ini
merupakan juga adat yang tetap, kekal, tiada terpengaruh oleh
tempat dan waktu atau keadaan. Adat Batang Hari dalam hal ini
memfatwakan: “Titian teras, tanggo batu”, Adat bersendi
Syara’, Syara’ bersendi Kitabullah”, “Syara’ mengato adat
memakai”, Syara’ berbuhul mati, adat berbuhul sentak”.
2. Adat yang diadatkan, adalah suatu kebiasaan yang berjalan
menurut masanya, kemudain kebiasaan itu diteliti oleh cerdik
pandai, alim ulama, mana yang cocok atau baik dipakai dan mana
yang tidak cocok atau yang tidak baik dibuang. Adat Batang Hari
dalam hal ini memfatwakan: “Bulat kato dek mufakat, bulat aek
dek pembuluh, jalan berambah yang diturut, pakaian bajait
yang dipakai”, nang berasap dan bejerami, bertunggul
berpamerah, berpendam berpekuburan”. Adat nan diadatkan
berlaku umum dan sifat pemakainnya pada seluruh negeri.
3. Adat yang teradat, adalah suatu kebiasaan yang tidak dapat
dihindari atau ditinggalkan, sebab telah lapuk dek dipakai, telah
usang dek disesah, telah kumal pulo dek lamo dipakai. Atau
suatu kebiasaan setempat yang bertambah pada suatu temapat
dan dapat pula hilang karena kepentingan. Adat Batang Hari
dalam hal ini memfatwakan: “Undang selingkup alam, adat
selingkup negeri, “Lain lubuk lain ikan, lain padang lain
belang”. Adat yang teradat bersifat khusus berlakunya, yaitu
daerah/desa-desa tertentu sesuai dengan “eco pakai masing-
masing.
4. Adat Istiadat, adalah adat yang dicari-cari, aturan yang
didalak-dalak, oleh nenek moyang kita dahulu, tentunya
mengenai hal-hal yang dianggap baik dan patut, atau kebaisaan
yang berlaku dalam kehidupan sehari-hari yang berlaku secar
tradisonal dan diwariskan dari generasi ke generasi. Adat istiadat
ini tidak berlaku secara umum, namun terbatas pada lingkungan.
Dalam pelaksanaannya kadang-kadang menjurus kepada
kebiasaan buruk menurut ukuran umum Misalnya, pergaulan
bujang gadis, “adat mudo menanggung rindu adat tuo
menanggung ragam”. Kebiasaan pada saat ada keramaian yang
tujuannya untuk memeriahkan acara tersebut, berubah menjadi
perbuatan maksiat.
Dari keempat adat diatas, adat istiadat dapat menjadi adat yang
teradat bila telah biasakan secara meluas dan tidak menyalahi kaidah-
kaidah pokok yang disepakati.

Dalam penggunaannya sehari-hari, adat dapat dikelompok


kedalam dua bagian. Yang pertama, adat yang tersimpul didalamnya
“Adat nang Sebenar Adat” dan “Adat nang Diadatkan”. Ini disebut
juga dengan “Syara’ nang babuhul mati” Kedua, istiadat, yang
tersimpul didalamnya “Adat yang Teradat” dan “Adat Istiadat” dalam
arti yang sempit. Ini disebut pula dengan “adat nang babuhul
sentak”.

 LARANG PANTANG

1. INDUK UNDANG NANG LIMO


 Titian Teras Betanggo Batu, ialah ketentuan yang
bersumber pada al Quran dan Hadits yang dijadikan tuntunan
utama. Dalam seloko disebut dengan:
 Adat bersendi Syara’, Syara’ bersendi Kitabullah
 Syara’ mengato adat memakai
 Syara’ babuhul mati, adat babuhul sentak.

b. Cermin Gedang nang Tak Kabur, ialah ketentuan Yang sudah


ada yang berasal dari masa silam yang telah terbukti
kebenarannya dan kebaikannya dalam mengayomi masyarakat
dan diikuti oleh generasi ke generasi. Dalam seloko adat disebut:
Jalan berambah nang diturut, baju bajahit nang dipakai

c. Lantak nang Tak Goyah, ialah dalam menentukan hukum dan


melaksanakannya orang yang berwenang harus memilii mental
dan tekad yang teguh, sehingga keadilan bagi setiap orang dapat
ditegakkan. Dalam seloko adat disebutkan:
 Beruk di rimbo disusukan, anak dipangkuan diletakkan
 Tibo di mato jangan dipicingkan, tibo di perut jangan di
kempeskan
 Lurus benar dipegang teguh, kato benar diubah tidak
d. Dak Lapuk Dek Hujan, dak Lekang Dek Panas, ialah berpegang
kepada kebenaran yang tidak berubah. Dalam seloko adat
disebut: Diabyak layu dianggu mati

2. PUCUK UNDANG NANG DELAPAN

A. Dago Dagi memberi malu, ialah segala bentuk perbuatan yang


melanggar kepentingan bersama atau umum sehingga
menimbulkan kekacauan dalam negeri. Dago merupakan
kesalahan yang diperbuat oleh kemenakan kepado memannyo,
sedangkan dagi merupakan kesalahan yang dilakukan meman
kepado kemenakannya. Melawan meman merupakan hal yang
sangat tercela karena meman sebagai pimpinan/tanganai. Dalam
seloko adat disebutkan, bahwa meman/tenganai adalah, “orang
yang didahulukan selangkah, ditinggikan seranting”.
b. Sumbang Salah Laku Perangai, ialah melakukan suatu perbuatan
yang menurut pendapat umum dipandang tercela karena tidak
layak. Sumbang (pandangan, perbuatan) merupakan perbuatan
atau pergaulan yang salah dipandang mata, dan belum dapat
dijatuhi hukuman secara adat. Contoh menjemur pakain dalam di
depan rumah.

c. Samun Sakai, ialah mengambil harta orang lain dengan paksa


desertai penganiayaan dan pengrusakan. Samun, adalah
mengambil barang orang lain dengan paksa ditempat yang lengang.
Sakai, adalah menghadang ditempat yang lengang untuk
merampas barang orang lain dan tidak segan-segan melakukan
pembunuhan.

D. Upas Racun. Upas ialah melekukan pembunuhan dengan


menggunakan ramuan, sehingga orang yang terkena menderita
penyakit yang lama sebelum meningal. Sedangkan Racun sejenis
tuba yang dapat membunuh orang seketika. Buktinya ada tempat
(tempurung) yang digunakan untuk memberikan racun tersebut.

E. Siur Bakar. Siur ialah menyulutkan api kepada sesuatu barang


tetapi tidak sampai menghanguskan. Sedangakan Bakar, ialah
menyulutkan api sampai menghanguskan. Buktinya ada puntung
suluh yang terdapat disekitar tempat tersebut.

f. Tipu Tepok, ialah suatu tindakan untuk menguntungkan dirinya


dengan tipu daya dan bujuk rayu atau keadaan palsu. Tipu
maksudnya menipu orang lain dengan mulut manis sehingga orang
terpedaya. Sedangkan tepok ialah menipu dengan jalan ancaman.
Ada juga yang mengatakan bahwa tepok adalah penipuan yang
sangat lihai sekali.

g. Maling Curi, ialah mengambil barang orang lain untuk dimiliki, tanpa
diketahui pemiliknya baik diwaktu siang atau malam. Maling adalah
mengambil barang orang lain pada malam hari. Sedang Curi
adalah mengambil barang orang lain tanpa sepengetahunnya pada
siang hari.

h. Tikam Bunuh, ialah melakukan kekerasan terhadap orang lain


dengan menggunakan senjata tajam atau alat lainnya sehingga
berakibat kematian. Tikam adalah menikamkan senjata tajam
kepada orang lain sampai luka. Sedangkan Bunuh adalah
melenyapkan nyawa orang lain.

3. ANAK UNDANG NANG DUA BELAS

a. Lembam Balu di Tepung Tawar. Maksudnya, orang yang menyakiti


fisik/badan orang lain berkewajiban mengobatinya sampai baik
kembali (sembuh) atau hilang bekasnya.

b. Luka Lekih di Pampas. Maksudnya, orang yang melukai fisik/badan


orang lain dihukum membayar pampas. Pampas ada tiga (3).:

1). Luka Rendah; seekor ayam, segantang beras, kelapo


setali (2 buah).

2). Luka Tinggi; seekor kambing, 20 gantang beras.

3). Luka Parah; dihitung setengah atau separo bangun.


c. Mati Dibangun. Maksudnya; orang yang membunuh orang lain
dihukum membayar bangun, berupa: 1 ekor kerbau, 100 gantang
beras dan, satu kayu kain putih (30 yard).

d. Samun. Maksudnya, mengambil barang orang lain dengan paksa,


dilakukan di pinggir-pinggir hutan atau tempat terpencil.

e. Salah Makan Diluah, Salah Bawak Dikembalikan, Salah Pakai


Diluluskan. Maksudnya, orang yang melakukan perbuatan yang
menimbulkan kerugian pada orang lain, ia harus mengembalikan,
mengganti, membayar kerugain yang ditimbulkan oleh perbuatannya.

f. Hutang Kecil Dilunasi, Hutang Besar Diangsur. Maksudnya, orang


yang punya hutang wajib melunasi hutangnya.

g. Golok Gadai, Timbang Lalu. Maksudnya, barang jaminan akan


menjadi pemilik pemegangnya apabila lewat batas waktu yang
ditentukan.

h. Tegak Mengintai Lengang, Duduk Menuggu Kelam, Tegak Baduo


Bagandeng Duo, Salah Bujang Dengan Gadis Kawin. Maksudnya,
pergaulan bujang gadis yang diduga telah melanggar adat dan memberi
malu kampung, tanpa sisik siang harus dikawinkan.

i. Memekik Mengenatam Tanah, Menggulung Tangan Baju,


Menyingsing Kaki Celano. Maksudnya, menantang orang berkelahi,
jika yang ditantang itu:

 Orang biasa; seekor ayam, segantang beras, dan setali kelapa


 Orang yang lebih tinggi kedudukannya; seekor kambing, 20
gantang beras, 20 buah kelapa.
j. Menempuh Nang Bersawar, Mengungkan Nang Barebo. Maksudnya,
memasuki suatu tempat yang ada tanda/batas larangannya, dihukum
dengan seekor ayam, segantang beras, dan setali kelapa.

k. Meminang di atas Pinang, Menawar di atas Tawar. Maksudnya,


apabila seorang gadis sudah dipinang, maka tidak boleh dipinang orang
lain lagi. Hukumannya, seekor kambing, 20 gantang beras.

l. Umo Bakandang Siang, Ternak Bakandang Malam. Maksudnya,


petani harus menjago umo siang hari, peternak harus mengurung
ternaknya di malam hari. Hukumannya, senilai dengan barang yang
rusak = seimbang.

KEWASPADAAN
Setiap perbuatan dan cita ada rintangan, untuk itu kita harus waspada.
Seperti kato pepatah adat: “Beringat-ingat sebelum keno, sebelum hujan
sedio payung”. Berfikir itu pelito hati. Hemat habis-habis, fikir sudah-sudah.
Jangan bercakap salah ucap, berjalan salah langkah. Salah gawe utang
timbul, salah bayar utang dak lunas. Salah belanjo duit habis. Kurang siang
sesap menjadi, kurang sisik tunas tumbuh. tenago gedang salah gawe

Ada 9 tanda negeri celako:

1. Burung gedang suaro duo


2. Burung kecil ciling mato
3. Titian galing dalam negeri
4. Membuat perahu gilo
5. Bersengelecek segan jatuh
6. Bersengelak segan keno
7. Lain dimulut lain di hati, besuruk budi batanam akal
8. Pepat di luar rencong di dalam
9. Menggunting dalam lipatan, menohok kawan seiring.

 PERMASALAHAN:
Sejak Snouck Hurgronje memperkenalkan istilah hukum adat
(adatrecht) pada akhir abad 19, sebelumnya dimasyarakat hanya dikenal
kata adat atau kebiasaan, maka istilah hukum adat/adat recht merupakan
istilah tehnis semata, untuk membedakan hukum barat (yang tertulis)
dengan hukum bumiputra (pada umumnya tidak tertulis).
- Adat – kebiasaan – dari masyarakat – sanksi masyarakat
- Hukum – dari Allah – sanksi dari Allah
- Perundang-undangan dari pemerintah – sanksi dari pemerintah

 ADAT BUDAYA JAMBI (TANAH PILIH) THN 1502


- BATEMU UNDANG DENGAN TELITI = UNDANG DARI MUDIK
(PAGAR RUYUNG = SULTHAN BAKILAT ALAM), TELITI DARI
HILIR (TANAH PILIH, RANG KAYO HITAM) BERTAMU DI
TANJUNG SAMELIDU = TEBO

KASUS: ADO ANAK DAGANG (ORANG DATANG) TAMALAM DI


TEPIAN, DISITU ORANG KAMPUNG ADO KEHILANGAN.
KATO UNDANG:
SEBELUM ENGGANG TERBANG BELUM ADO RANTING
JATUH/PATAH, SEBELUM GAJAH LALU BELUM ADO RUMPUT
LINDO, SEBELUM ANAK DAGANG TAMALAM DI TEPIAN BELUM
ADO ORANG KAMPUNG KEHILANGAN.
KATO TELITI:
KALAU ITU BENAR, DIMANO NANG TAKEJAR TALELAH, NANG
TATUKIK PIJAK MENDAKI NANG TELANCAR PIJAK MENURUN ?
DIMANO PULO SESAP JERAMI TUNGGUL PEMERASAN,
PENDAM PEKUBURAN ? … KOK SIUR BAKAR NANG
BAPUNTUNG SULUH, UPAS RACUN NANG BATABUNG
SAYAK ? JIKO SAH ANAK DAGANG ITU SALAH, KARENO ADO
TAMPUK TANGKAINYO, TAPI KALU BELUM ADO SEGALO ITU
BELUM TENTU DIO BERSALAH, ITU BANDUNG NAMONYO…
KALAU DITERUSKAN ITU JATUH HUKUM MERAJOLELO,
BABALIK ANGIN KESESAP, BABALIK HAWO KE MUKO.

JADI UNDANG PENGUNGKAP MENYELIDIK SALAH


TELITI MENGUMPUL ALAT BUKTI UNTUK MENELITI SALAH.

RAPAT BESAR ADAT THN 1502 M,


MEMUTUSKAN:
Orang Kayo Hitam Rajo Melayu Tanah Pilih Jambi (1500-1515 M), di
dalam rapat besar adat di bukit Siguntang, setelah mendengar
peserta rapat mengambil keputusan dalam bidang adat dan agamo:
darah la samo dikacau, daging la samo dilepah, mako ditetapkan:
1. Adat berpadu dengan Syarak, Agama Islam resmi menjadi
agama kerajaan Melayu Tanah Pilih Jambi , ditetapkan hari
Kamis tanggal 1 Muharram 950 H – 1502 M) ? = Negara Islam =
orang Islam adalah orang Melayu.
 Di kampung dan dusun terjadi peningkatan syi’ar Islam:
 Pesta khotam al Quran
 Hari Besar Islam
 dll
2. Pucuk Undang sebagai dasar kerajaan Melayu tanah pilih, yang
memjadi dasar dan sumber hukum dan undang yang dibuat
dikemudian hari, termasuk Agung Duo Puluh (hukum duo puluh).
3. Adat bersendi Syarak, Syarak bersendi Kitabullah = titian teras
tanggo batu/al Quran dan al hadits
Ditetapkan tahun 1502, sebelumnya adat bersendi alur, alur
bersendi patut, patut bersendi kebenaran
Haram kato syarak, dihukum kato adat, Larang kato syarak
pantang kato adat
4. Durian Takuk Rajo sebagai batas kerajaan Tanah Pilih Jambi =
Rang Kayo Hitam, dengan kerajaan Pagar Alam =
5. Agar al Quran ditulis tangan, dibagikan kepada pegawai syarak di
hulu sungai untuk diajarkan kepado penduduk
6. Bahasa resmi adalah Bahaso Melayu dan tulisannyo Arab Melayu
7. Diperintahkan kepado semua kampung, dusun untuk membangun
masjid surau dan langgar
8. Diperintahkan memberi gaji guru ngaji, imam khotib, bilal, gharim,
ta’mir masjid, pengurus jenazah
9. Diperintahkan kepado setiap kampung dan dusun untuk
mendirikan gelanggang tempat pemuda belajar silat dan olah raga
10. Diperintahkan kepado setiap kampung dan dusun untuk membuat
“Solli Pandai Besi” tempat membuat senjata dan perkakas
pertanian.
RAPAT BESAR ADAT THN 1530-1842 M,
MEMUTUSKAN:
1. Berpadu Undang dengan Teliti
2. Batas wilayah Kerajaan Melayu Jambi dengan Pagar Ruyung, Kerajaan
Inderapura, Rejang Lebong, Palembang

Keputusan ini berlaku bukan hanya untuk Tanah Pilih


Jambi, tetapi juga berlaku untuk kerajaan tetangga
Sejak berdirinya kerajaan Jambi 1526 ? maka Merangin dan Kerinci
dipengaruhi oleh hukum teliti hokum adat Jambi, sedangkan sebagiannya
dari tahun 1347 – 1526 telah berlaku hukum adat yang disebut Undang
dari Pagar Ruyung—Undang turun/berasal dari Pagar Ruyung, teliti naik
dari Tanah Pilih --- undang tibo dulu, teliti (Jumhur) tibo kudian.

Masalah;
Mana yang diterapkan ? hukum pidana adat = dari Pagar Ruyung… atau
hukum pidana Tanah Pilih Jambi ?
Bagaimana jika antara Undang dengan Teliti terdapat hukuman yang
berbeda ?
Kato orang adat: Apo kato teliti, itu pulo kato Undang misalnyo; potong
tangan pencuri kato teliti, potong tangan kambing kato Undang. Hukum
membunuh “nyawo dibayar nyawo” sedangkan hukuman terhadap
pembunuh di Tanah Pilih Jambi, mati di bangun luko di pampas, lebam
balu di tepung tawar, di bayar ke pihak korban, denda dan cuci kampung
dan berdamai saling memberi maaf. Di sini dharapkan menyatukan
undang dengan teliti.
TUJUAN MASYARAKAT ADAT
BUMI SERENTAK BAK REGAM
KABUPATEN BATANG HARI
Musim elok ketiko baik
Teluk tenang rantau selesai
Kampung aman padi menjadi
Air bening ikannyo jinak
Rumput mudo kerbonyo gemuk
Ke aek pancing keno
Ke darat jerat keno
Di belakang rumah durian runtuh
Naik ke rumah anak lahir
Pegi ke dapur lemang tasandar
Apo kenak apo ado
Apo dipintak segalo boleh
Beduk babunyi surau sesak mesjid penuh
Ilang-ilang lesung pipit anak daro dibawak ketawo

DEMIKIAN, KEPADA ALLAH KITA BERSERAH DIRI, KEPADA NYA KITA MOHON

PERTOLONGAN.

JAMBI, 10 JUMADIL AWAL 1443 H


14 DESEMBER 2021 M

KETUA
LEMBAGA ADAT BUMI SERENTAK BAK REGAM
DRS. H. FATHUDDIN ABDI, SM.HK., MM.

Anda mungkin juga menyukai