Anda di halaman 1dari 7

HUKUM ADAT- ISLAM

Program Studi Hukum Tata Negara


IAIN BONE

Oleh
Hj. Darliana, S. Sy., M. HI.
HUKUM ADAT DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

1. Sebelum adanya Nabi Muhamamd saw, adat kebiatasan sudah berlaku di masyarakat baik di
Arab ataupun diluar Arab.

2. Kebiasaan itu hadir, dibangun atas nilai-niai yg dianggap oleh masyarakat tsg, nilai tsb
dipahami, diketahui, disikapi dan dilaksanakan atas dasar keasadaran masyarakat.

3. Ketika Islam datang membawa nilai-milai uluhiya (ketuhanan) dan nilai insaniyah
(kemanusiaan) kemudian bertemu dengan adat kebiatasan masyarakat. Tentu diantaranya
ada yang sesuai dan tidak sesuai dengan nilai ajaran Islam.

4. Atas dasar ini lah kemudian ulama membagi adat kebiasaan dimasyakat ada 2 yakni adat yg
shahih dan adat fasid.(jika baik maka Nabi membiarkannya namun jika tidak, nabi
mencegahnya)

5. Dalam Islam adat itu bisa dijadikan suatu hukum (al-adatul muhakkamah)
ADAT yang bisa dijadikan HUKUM dalam Perskpektif ISLAM

1. Adat yang shahih

2. Adat yang tidak bertentangan dengan nash. Contoh: kebiasaan judi secara terus
menerus, buang kepala hewan pada saat bangun jembatan

3. Adat yang tidak menyebabkan kemafsadatan atau menghilangkan kemasalahatan. Ex:


boros, hura-hura dsb

4. Adat itu berlaku umum bagi masayarkat, bukan hanya dilakukan 1 orang saja, boleh
dikatakan, sudah mendarah daging pada perilaku masyarakat.

5. Perbuatan yang logis dan relevan dengan akal sehat. Syarat ini menunjukkan bahwa
tradisi tidak mungkin berkenaan dengan perbuatan maksiat.

6. Oleh sebab itu dalam masalah adat jangan bertanya, apakah adat ini nabi pernah
mengejakan atau tidak. Tapi tanyakan apakah hal tsb bertentang dengan islam atau
tidak…(jika ada dalil yang menunjukkan larangan perbuatan tsb).
HUBUNGAN HUKUM ADAT DAN DAN HUKUM ISLAM
hubungan antara HUkum Adat dan Hukum Islam dalah
disebabkan oleh

2. Islam dapat mengakui Hukum


Adat itu dengan syarat-syarat
1. Diterimanya Hukum Islam itu oleh tertentu, seperti adat gono-gini di
masyarakat, serti hukum perkawinan di Jawa, Gunakarya di Sunda, Harta
mapun hukum warisannya Suarang di Minangkabau, Hareuta
Sihareukat di Aceh. Druwe Gabro
di Bali dan Barang Berpantengan
di Kalimantan
1. Ibadah 1. Tradisi/ Adat

1. hukum asalnya haram sampai ada 1. hukum asal adat atau muamalah itu
dalil yang mendukungnya. boleh sampai ada dalil yang
melarang.
2. Harus ada contoh-dalil-
ketentuannya (tdk boleh dibuat2) 2. Adat bagian dari tradisi, tradisi ini
bisajadi diambil dari nilai2 syariat
3. Ibadah tidak mungkin bagi akal kmd dipraktekkan oleh masyarakat
memikirkan maksudnya, seperti kita jadi kebiasaan
tidak perlu bertanya mengapa
shalat Zhuhur empat raka’at 3. adat ditunjukkan oleh akal
manakah yang maslahat.
4. kembali pada penjagaan agama
dan ingin meraih pahala di sisi Allah
seperti iman dan shalat. 4. kembali pada penjagaan diri, harta
atau kehormatan seperti jual beli
5. hak Allah yang harus ditunaikan dan makanan.
oleh hamba.
5. hak hamba yang mengandung
maslahat bagi mereka.
1. Imam syafi’I “menilnggalkan tradisi meninggalkan
permusuhan”.

2. Dengana adanya syariat tidak berupaya mengahpus


adat/tradisi, akan tetapi Islam datang dengan
menyaring/memfilter tradisi tersebut agar setaip nilai-nilai
yang dianut dan diaktulakn oleh masyarakat tidak
bertentangan dengan syariat. Oleh sebba itu, sikap syariat
Islam terhadap adat senantiasa mendahulukan dalil (2 SH)
dibanding adat atau tradisi.
WASSALAM

Anda mungkin juga menyukai