Anda di halaman 1dari 17

67 Jurnal Sosiologi USK, Volume 9, Nomor 1, Juni 2016

KAEDAH ADAT MUHAKKAMAH


DALAM PANDANGAN ISLAM
(Sebuah Tinjauan Sosiologi Hukum)
Fatmah Taufik Hidayat1 & Mohd Izhar Ariff Bin Mohd Qasim2

ABSTRAK

Dalam kehidupan bermasyarakat, adat dan „urf tidak bisa dilepaskan. Adat
dan „urf merupakan kebiasaan yang muncul dalam masyarakat. Islam bisa
mentolerir adat dan „urf yang berkembang dalam masyarakat sejauh itu tidak
bertentangan dalam hukum yang berlaku dalam Islam, dan bahkan Islam
menjadikan adat dan „urf itu sebagai sebuah pedoman ketetapan hukum
selama ianya memenuhi syarat-syarat yang telah ditetapkan dalam Islam.
Kajian ini menguraikan prinsip-prinsip adat yang berkembang dalam
masyarakat Indonesia, dan juga bagaimana Islam memandang adat dan „urf
tersebut serta bagaimana adat dan „urf bisa diangkat menjadi sebuah
ketetapan hukum dalam Islam. Kajian ini merupakan kajian literatur dimana
tulisan-tulisan dan buku-buku yang berkaitan akan dijadikan referensi dalam
penulisan kajian ini.

Kata kunci: Adat, „urf, budaya,

1 Department of Syariah, Faculty of Islamic Studies, National University of


Malaysia, Selangor, Malaysia, fatimah@siswa.ukm.edu.my, Telp: +601123066702
(corresponding author)

2 Department of Syariah, Faculty of Islamic Studies, National University of


Malaysia, Selangor, Malaysia,
68 Jurnal Sosiologi USK, Volume 9, Nomor 1, Juni 2016

PENGENALAN baginda yang berkaitan dengan


hukum yang tertuang dalam
Islam merupakan agama yang sunnahnya banyak mencerminkan
terbuka di mana ia memberikan kearifan baginda terhadap tradisi-
ruang yang cukup untuk menerima tradisi para sahabat atau masyarakat
masuknya unsur-unsur budaya luar pada saat itu.
sepanjang hal tersebut tidak
berlawanan dengan hukum yang Hal di atas menunjukkan
telah ditetapkan. Hal ini terlihat sangatlah penting bagi umat Islam
jelas apabila Islam dibawa oleh para untuk mengetahui serta
mubaligh ke wilayah-wilayah baru, mengamalkan salah satu metode
maka Islam tidak sepenuhnya Ushl Fiqh untuk mengistimbath
menyingkirkan ajaran yang tengah setiap permasalahan dalam
berlaku sejak lama pada masyarakat kehidupan ini. Pengambilan kaidah
saat itu, tetapi bahkan memberikan ini berdasarkan sabda Nabi
ruang dan tempat yang cukup Muhammad SAW:
untuk beradaptasi dengan budaya
setempat. Oleh karena itu salah ‫ﻣﺎ رآﻩ ﳌاﺴﻠﻤﻮن ﺣﺎﻨﺴ ﻮﻬﻓ ﻋﺪﻨ اﷲ اﻣﺮ ﺣﺴﻦ‬
satu hal yang sangat diperhatikan
oleh Islam ketika memasuki Artinya: ”Apa yang
wilayah-wilayah baru tersebut dipandang baik menurut kaum
adalah hukum adat dan „urf. Di muslimin, maka menurut Allah
mana Islam memberi jalan kepada SWT pun digolongkan sebagai
hukum adat dan „urf yang berlaku perkara yang baik” 3
di wilayah tersebut selama ianya
tidak bertentangan dengan hukum Waqar Ahmed menjelaskan
Islam. juga bahwa ulama menetapkan „urf
dan adat kebiasaan itu merupakan
Waqar Ahmed Husaini salah satu daripada sumber hukum
mengemukakan, Islam sangat dalam keadaan ketiadaan nas.
memperhatikan tradisi dan Sebagai contoh akan hal ini adalah
permufakatan (konvensi)
masyarakat untuk dijadikan sumber
bagi jurisprudensi hukum Islam 3 ini adalah sebagian ucpan dari
dengan penyempurnaan dan Abdullah bin Mas‟ud ra. Yang
batasan-batasan tertentu. Hal ini lengkapnya:
‫إﻥ ﷲ ﺗﻌﻰﻟﺎ ﻧﻈﺮ ﻰﻟإ بﻮﻠﻗ ﻟاﻌﺒدﺎ ﻓﻮﺪﺟ ﺐﻠﻗ ﺤﻣﻤﺪ‬
sesuai dengan apa yang telah ‫ﻰﻠﺻ ﷲ ﻠﻋﯿﻪ ﻢﻠﺳو ﺧﯿﺮ بﻮﻠﻗ ﻟاﻌﺒدﺎ ﺎﻓﻄﺻﻔﺎﻩ ﻟﻨﻔﻪﺴ‬
dicontohi oleh Nabi Muhammad ‫ ﺪﺤﻟاﯾﺚ ﻰﻟإ أﻥ لﺎﻗ وﻣﺎ وأرﻩ ﺳﯿﺌﺎ ﻓﮭﻮ ﻋﻨﺪ ﷲ‬..…
SAW dimana kebijakan-kebijakan . ‫ ﺳﯿﺊ‬Imam Ahmad, al-Musnad vol. 1/379 .
69 Jurnal Sosiologi USK, Volume 9, Nomor 1, Juni 2016

seperti aktivitas jual beli buah yang Maka oleh karena itu,
belum masak yang memungkinkan permasalahan yang ingin dikaji
terjadinya penipuan atau terbatal dalam tulisan ini adalah adakah
kerana jual beli terhadap benda kaedah adat muhakkamah yang
yang belum jelas kadar serta dijalankan dalam ahkam itu
sifatnya. Namun, jika adat bersesuaian dalam syariah Islam
kebiasaan jual beli sebegitu dan adakah dapat memberi dampak
berterusan berlaku, ia tidak yang baik dalam meningkatkan
dilarang4. kefahaman fiqh tentang syariah
Islam. .
Indonesia merupakan
sebuah negara besar yang memiliki
keanekaragaman adat dan tradisi.
Oleh karena itu di perlukan kajian ARTI ADAT DAN AL „URF
untuk mengenal nilai-nilai syariah
dalam amalan adat serta syarat Istilah adat berasal dari bahasa
berlakunya „urf. Hal ini juga dapat Arab yang bermaksud amalan
berguna bagi menambah kebiasaan seseorang atau
pemahaman masyarakat Islam di masyarakat keseluruhannya secara
Indonesia tentang adat. khusus5. Adat menurut bahasa
berasal dari kata ‫ ﺎﻋدﺓ‬sedangkan
Meskipun sekarang ini akar katanya ‫ ﺎﻋد – ﯾﻌﻮد‬yang berarti
banyak kajian mengenai adat dan ( ‫ ﺗﻜﺮار‬pengulangan). Oleh karena
hubungannya dalam Islam di itu, tiap-tiap sesuatu yang sudah
Indonesia, akan tetapi masih ada terbiasa dilakukan tanpa diusahakan
kesalahfahaman di kalangan dikatakan sebagai adat. Hal ini
masyarakat terhadap konsep adat sebagaimana firman Allah Swt:
yang di maksud oleh syariah. Hal
ini nampak jelas dari masih ramai ‫ﻓ ـﺘ ﺤ ﺮﻳ ﺮ ـﺒ ﺔ ﻗ ـ ﺒ ﻞ ن‬ ‫ن‬ ‫}ﰒﱠ‬
masyarakat yang mengambil jalan
‫ﱢﻣﻦ أ‬ ‫ﻟ ﻤﺎ ﻗ ﺎﻟ ﻮا رﻗ‬ ‫ﻌﻮ دو‬
‫ﻳـ‬
‫ﻳـ ﺘ ﻤﺎ ﱠ‬
6
mudah dengan hanya menjalani apa {‫ﺳﺎ‬
sudah yang diterapkan oleh nenek
moyang mereka. "Kemudian mereka kembali
terhadap apa yang mereka
katakan..."

Tetapi yang perlu


4 farha binti muhammad, nur digarisbawahi bahwa tidak setiap
shazwani binti sadzali, yusri bin yusoff. kebiasaan disebut dengan adat.
penggunaan kaedah fioh al-adat
muhakkamah dalam hikayat raja-raja m e
layu. hal: 315 5 Abdullah Alwi:2001
6 .3 ‫ أﯾﺔ‬:‫ ﻟاﻤﺔﻟدﺎﺠ‬.‫ﻘﻟاﺮاﻥ‬
70 Jurnal Sosiologi USK, Volume 9, Nomor 1, Juni 2016

Suatu kebiasan bisa dikatakan Para ulama berpendapat


sebagai adat apabila dilakukan bahawa istilah adat dan 'urf
secara berterusan dan diyakini oleh mempunyai arti yang sama. Hal ini
masyarakat sebagai hukum yang berdasarkan kepada definisi ulama‟
harus dipatuhi. fiqh yang membawa maksud:

Sedangkan arti adat ‫"ﻌﻟاﺮف ﻮﻫ ﻣﺎ ﺗﺎﻌرﻓﻪ اﻟﻨﺎس وﺳﺎروا ﻋﻠﻴﻪ ﻣﻦ‬


dikalangan ulama fiqh adalah "‫ﻮﻗل وأ ﻓﻌﻞ وأ ﺗﺮك وﻳﻤﺴﻰ اﻟﻌﺎدة‬
sebagai norma yang sudah melekat
dalam hati akibat pengulang-
ulangan sehingga diterima sebagai “‟Urf adalah sesuatu yang
sebuah realitas yang rasional dan dianggap umum oleh manusia dan
layak menurut penilaian akal sehat. terus diberlakukan, baik itu berupa
Sebagai contoh norma yang bersifat ucapan atau gerakan dan itu juga
individual adalah seperti kebiasaan disebut adat”.
tidur, makan minum, dll.
Sedangkan norma sosial adalah Dari keterangan di atas
sebentuk kebenaran umum yang dapat disimpulkan bahwa makna
diciptakan, disepakati, dan kaidah ini menurut istilah para
dijalankan oleh komunitas tertentu, ulama adalah bahwa sebuah adat
sehingga menjadi semacam kebiasaan dan „urf itu bisa dijadikan
keharusan sosial yang harus ditaati7. sebuah sandaran untuk menetapkan
hukum syar‟i apabila tidak terdapat
Kata „urf secara etimologi nas syar‟i atau lafadh shorih (tegas)
berarti sesuatu yang di pandang yang bertentangan dengannya.
baik dan diterima oleh akal sehat.
Sedangkan secara terminologi,
seperti yang dikemukakan oleh
Abdul karim Zaidahan, istilah „urf PERBEDAAN ANTARA AL-
berarti sesuatu yang tidak asing lagi „ADAH DENGAN AL-„URF
bagi suatu masyarakat karena telah
menjadi kebiasaan dan menyatu Perbedaan antara kedua istilah ini
dengan kehidupan mereka baik sering kali menimbulkan perbedaan
berupa perbuatan atau perkataan8. pendapat, dimana terdapat sebagian
kelompok ulama yang melihat
adanya perbedaan antara istilah adat
dan „urf. Berikut ini merupakan
perbandingan perbedaan antara
7 Maioen Zubair,2005. Formulasi
„Urf dengan „Adah.
Nalar Fiqh Telaah Kaidah Fiqh
Konseptual, (Surabaya: Khalista. Hal 274.
8 Prof. Dr. Satria Effendi, M.

Zein, MA
71 Jurnal Sosiologi USK, Volume 9, Nomor 1, Juni 2016

Tabel 1. perbandingan antara „Urf dan rinciannya terdapat perbedaan


dengan „Adah pendapat diantara mazhab-mazhab
tersebut, sehingga „urf dimasukkan
„Urf „Adah ke dalam kelompok dalil-dalil yang
Adat memiliki Adat memiliki diperselisihkan dikalangan ulama.
makna yang
cakupan makna
lebih sempit. yang lebih luas. Dasar lafadh al-„adah tidak
Terdiri dari „urf
Adat tanpa terdapat dalam al-Qur‟an dan as-
shahih dan fasid.
melihat apakah Sunnah, namun yang terdapat pada
baik atau buruk. keduanya adalah lafadh al-„urf dan
Urf merupakan Adat mencakup al-ma‟ruf. Ayat dan hadist inilah
kebiasaan orang kebiasaan yang dijadikan dasar oleh para
banyak. pribadi. ulama untuk kaidah ini. Di
Adat juga antaranya ialah:
muncul dari
sebab alami. a. Dalil aI-Qur‟an
Adat juga bisa
muncul dari Firman Allah Ta‟ala:
hawa nafsu dan
kerusakan {9‫ﺑ ﺎﻟ ﻌ ﺮ ف وأ ﻋ ﺮ ا ﳉ ﺎ ﻫﻠ ﲔ‬
akhlak.
‫ض ﻋﻦ‬ ‫} ﺧ ﺬ اﻟ ﻌ ﻔ ﻮ وأ ﻣ ﺮ‬

Maksudnya:

LANDASAN HUKUM „URF Jadilah Engkau pemaaf dan


suruhlah orang mengerjakan yang
Menurut hasil penelitian dari al- ma‟ruf, serta berpalinglah dari pada
Tayyib Khudari al-Sayyid, yang orang-orang yang bodoh10.
merupakan guru besar Ushul Fiqh
di Universitas Al-Azhar Mesir Juga firman-Nya:
dalam karyanya fi al-ijtihad ma la
nassa fih, bahwa mazhab yang ‫}ﻛﺘﺐ ﻋﻠﻴﻜﻢ إذا ﺣﻀﺮ ﺣاﺪﻛﻢ ﻮﳌات إن ﺗﺮك ﲑﺧا‬
dikenal banyak menggunakan „Urf
sebagai landasan hukum adalah {11‫اﻟﻮﺻﻴﺔ ﻟﻠﻮاﻳﺪﻟﻦ واﻗﻷﺮﺑﲔ ﺑﺎﳌﻌﺮوف ﺣﺎﻘ ﻋﻠﻰ ﳌاﻘﺘﲔ‬
kalangan Hanafiyah dan kalangan
Malikiyyah, dan selanjutnya oleh Maksudnya:
kalangan Hanabilah dan kalangan
Syafi‟iyah. Menurutnya, pada Di wajibkan atas kamu,
prinsipnya mazhab fiqh tersebut apabila seorang di antara kamu
sepakat menerima adat istiadat
sebagai landasan pembentukan
hukum, meskipun dalam jumlah 10 QS Al-Araaf[7]:199
11 .180:‫ آﯾﺔ‬.‫ﻟاﺒﻘﺮﺓ‬
72 Jurnal Sosiologi USK, Volume 9, Nomor 1, Juni 2016

kedatangan (tanda-tanda) maut, jika 1. Urf itu harus berlaku umum.


ia meninggalkan harta yang banyak, Artinya, „urf itu harus dipahami
berwasiat untuk ibu bapak dan oleh semua lapisan masyarakat, baik
karib kerabatnya secara ma‟ruf 12. di semua daerah maupun pada
daerah tertentu. Oleh karena itu,
Beberapa ayat lain yang kalau hanya merupakan „urf orang-
menyebut lafadh ‟urf atau ma‟ruf orang tententu saja, tidak bisa
yang mencapai 37 ayat. Maksud dijadikan sebagai sebuah sandaran
dari ma‟ruf di semua ayat ini adalah hukum.
dengan cara baik yang diterima oleh
akal sehat dan kebiasaan manusia 2. Tidak bertentangan dengan nas
yang berlaku. syar‟i juga tidak bertentangan
dengan nas sabit (tetap), dalil-dalil
b. Dalil sunnah syarak yang lain dan kaedah-kaedah
yang telah ditetapkan oleh syarak.
‫ وﻣﺎ رآﻩ‬،‫ﻣﺎ رآﻩ ﳌاﺴﻠﻤﻮن ﺣﺎﻨﺴ ﻮﻬﻓ ﻋﺪﻨ اﷲ اﻣﺮ ﺣﺴﻦ‬ Jika ia bertentangan dengan perkara
tersebut, maka sudah tentu „urf itu
‫ﳌاﺴﻠﻤﻮن ﺳﺎﺌﻴ ﻮﻬﻓ ﻋﺪﻨ اﷲ ﻲﺳء‬
tertolak dan tidak dapat digunakan
dalam syarak. Contohnya yaitu „urf
Artinya: di masyarakat bahwa seorang suami
harus memberikan tempat tinggal
"Apa yang dipandang baik oleh untuk istrinya. „Urf semacam ini
orang-orang Islam maka baik pula berlaku dan harus dikerjakan.
di sisi Allah, dan apa saja yang
dipandang buruk oleh orang-orang 3.„Urf itu sudah berlaku sejak lama,
Islam maka menurut Allah pun bukan sebuah „urf baru.
digolongkan sebagai perkara yang
buruk"13 Dalam hal ini contohnya
adalah kalau ada seseorang yang
mengatakan demi Allah, saya tidak
akan makan daging selamanya. Dan
SYARAT-SYARAT „URF saat dia mengucapkan kata tersebut
MENJADI SANDARAN yang dimaksud dengan daging
HUKUM adalah daging kambing dan sapi;
lalu lima tahun kemudian „urf
Untuk menjadikan „urf sebagai masyarakat berubah bahwa maksud
sandaran hukum, maka harus daging adalah semua daging
dipenuhi syarat-syarat dibawah ini: termasuk daging ikan. Lalu orang
tersebut makan daging ikan, maka
QS.Al-Baqarah[2]: 180
12 orang tersebut tidak dihukumi
HR. Ahmad, Bazar, Thabrani
13 melanggar sumpahnya karena
dalam Kitab Al-Kabiir dari Ibnu Mas'ud
73 Jurnal Sosiologi USK, Volume 9, Nomor 1, Juni 2016

sebuah lafadh tidak didasarkan dalam bentuk ungkapan (qauli) atau


pada „urf yang muncul belakangan. lafadh dan adat dalam bentuk
praktek („amali)14. Adat pertama
4. Tidak berbenturan dengan (qauli) merupakan kebiasaan
tashrih (ketegasan seseorang dalam masyarakat dalam menggunakan
sebuah masalah). Jika sebuah „urf ungkapan tertentu untuk
berbenturan dengan tashrih, maka mengungkapkan sesuatu sehingga
„urf itu tidak berlaku. makna ungkapan itulah yang
dipahami masyarakat. Sedangkan
Contohnya ialah kalau yang dimaksud dengan adat dalam
seseorang bekerja di sebuah kantor bentuk praktek („amali) adalah
dengan gaji bulanan Rp. 500.000,- kebiasaan masyarakat yang
tapi pemilik kantor tersebut berkaitan dengan perbuatan biasa
mengatakan bahwa gaji ini kalau atau mu‟amalah keperdataan.
masuk setiap hari termasuk hari Adapun yang dimaksud dengan
Ahad dan hari libur, maka wajib perbuatan biasa di sini adalah
bagi pekerja tersebut untuk masuk perbuatan masyarakat dalam
setiap hari maskipun „urf masalah kehidupan mereka yang
masyarakat memberlakukan hari tidak terkait dengan kepentingan
Ahad libur. orang lain, seperti kebiasaan
masyarakat tertentu memakan
makanan khusus atau meminum
minuman tertentu, atau kebiasaan
JENIS-JENIS ADAT masyarakat dalam memakai pakaian
tertentu dalam cara tertentu.
Dalam kajian ushul fiqh, para Adapun adat yang berkaitan dengan
fuqaha‟ membagi jenis-jenis adat mu„amalah perdata adalah
berdasarkan sasaran kajian menjadi kebiasaan masyarakat dalam
tiga jenis. Pertama, adat dilihat dari melakukan akad atau transaksi atau
sisi bentuk materialnya; kedua, adat lainnya dengan cara tertentu15.
dilihat dari segi cakupannya; dan
ketiga, adat dilihat dari segi
keabsahannya sebagai dalil untuk
dijadikan sebagai salah satu sumber
hukum Islam.

A. Kajian adat dilihat dari segi


bentuk material.
14 Abdul Wahab Khallaf, 1970:
145
15 Al-Zarqa, Mustafa Ahmad.
Dari aspek ini, adat dapat 1978. al-Madkhal al-Fiqhi al-„Aamm.
terbagi menjadi dua, yaitu adat Damascus: Dar al-Fikr. Hal 857-872 dan
AlSuyuti, tt: 99 123
74 Jurnal Sosiologi USK, Volume 9, Nomor 1, Juni 2016

B. Kajian adat dari segi Dimaksudkan dengan adat yang


cakupan. shahih adalah kebiasaan yang
berlaku dalam masyarakat yang
Dari segi cakupannya, adat tidak bertentangan dengan nash,
terbagi menjadi dua, adat yang tidak menghilangkan kemaslahatan
bersifat umum („am) dan adat yang dan tidak pula membawa
19
bersifat khusus (khas). Dimaksud kemudaratan . Misalnya, dalam
adat yang umum di sini adalah masa pertunangan, pihak laki-laki
kebiasaan tertentu yang berlaku memberikan hadiah kepada pihak
secara luas di seluruh masyarakat wanita, tetapi hadiah itu tidak
dan di seluruh daerah16. Misalnya, dianggap sebagai mahar. Adapun
dalam jual beli mobil, maka seluruh adat yang fasid adalah kebiasaan
alat yang diperlukan untuk yang bertentangan dengan dalil
memperbaiki mobil seperti kunci, syara„ dan kaidah dasar dalam
tang, dongkrak, dan ban cadangan, syara„. Misalnya, kebiasaan manusia
termasuk dalam harga jual tanpa menghalalkan riba. Contoh lain
akad tersendiri. adalah soal sogok-menyogok untuk
memenangkan perkaranya,
Adapun dimaksudkan seseorang memberi sejumlah uang
dengan adat yang khusus adalah kepada hakim.
kebiasaan yang berlaku di daerah
tertentu dan dalam masyarakat
tertentu. Misalnya, kebiasaan yang
berlaku di kalangan para pedagang PANDANGAN ULAMA
apabila terdapat cacat tertentu pada TERHADAP „URF SEBAGAI
barang yang dijual, maka konsumen DALIL SYARA‟
dapat mengembalikannya, namun
pada daerah lain cacat yang Para ulama telah sepakat bahwa
terdapat dalam barang yang sama, seorang mujtahid dan seorang
konsumen tidak dapat hakim harus memelihara ‟urf shahih
17
mengembalikan barang itu . yang ada di masyarakat dan
menetapkannya sebagai hukum.
C. Kajian adat dilihat dari segi Para ulama juga menyepakati
keabsahannya. bahwa ‟urf fasid harus dijauhkan
dari kaidah-kaidah pengambilan
Dari segi ini, adat dapat dan penetapan hukum. Jika
dibedakan menjadi dua, yaitu adat terdapat keadaan darurat maka
yang shahih dan adat yang fasid18. mengamalkan „urf fasid dapat di

16 Muh. Abu Zahrah, 1958: 217 19 Abu Zahrah,


17 Zahrah, 1978: 216-217 Muhammad.1978. Ushul al-Fiqh. Al-
18 Wahbah alZuhaili, 1978: 381 Qahirah: Dar al-Fikr al-Arabi, hal 217
75 Jurnal Sosiologi USK, Volume 9, Nomor 1, Juni 2016

toleransi dan ini hanya apabila dan Ibn Qayyim al Jauziyah,


darurat dan sangat dibutuhkan berpendapat bahwa adat bisa
diterima sebagai dalil untuk
Imam Syafi‟i yang terkenal menetapkan hukum Islam. Namun,
dengan qaul qadim20 dan qaul kedua Imam tersebut memberikan
jadidnya21 pernah suatu ketika catatan, apabila tidak ada nas yang
beliau menetapkan hukum yang menjelaskan hukum suatu masalah
berbeda pada waktu beliau masih yang dihadapi. Misalnya, seseorang
berada di Mekkah (qaul qadim) yang mempergunakan jasa
dengan setelah beliau berada di pemandian umum dengan harga
Mesir (qaul jadid). Hal ini tertentu padahal lamanya ia dalam
menunjukkan bahwa madzhab kamar mandi itu dan berapa jumlah
fuqaha‟berhujjah berdasarkan „urf22. air yang terpakai tidak jelas. Sesuai
dengan ketentuan umum hukum
Imam al-Qarafi seorang Islam tentang suatu akad, kedua hal
mujtahid yang beraliran Maliki, itu harus jelas. Tetapi karena
misalnya menyatakan bahwa perbuatan seperti ini telah
seorang mujtahid dalam memasyarakat, maka seluruh ulama
menetapkan suatu hukum harus mazhab menganggap sah akad
terlebih dahulu meneliti kebiasaan tersebut. Menurut mereka, adat
yang berlaku dalam masyarakat seperti ini termasuk adat dalam
setempat sehingga hukum yang bentuk „amali.
ditetapkan itu tidak bertentangan
atau menghilangkan kemaslahatan Abdul Wahab Khalaf
masyarakat tersebut23. Senada (2004) berpandangan bahwa suatu
dengan al-Qarafi, Imam al-Syatibi hukum yang bersandar pada ‟urf
akan fleksibel terhadap waktu dan
tempat, karena Islam memberikan
20 Qaul Qadim pandangan fiqih prinsip sebagai berikut: “Suatu
Al-Imam Asy-Syafi'i versi masa lalu ketika
berada di Irak yang berupa tulisan atau
ketetapan hukum (fatwa) dapat
fatwa ("pendapat yang lama") berubah disebabkan berubahnya
21 Qaul Jadid pandangan fiqih Al- waktu, tempat, dan siatuasi
Imam Asy-syafi'i menurut versi yang (kondisi)”24.
terbaru ketika beliaw berada di Mesir
("pendapat yang baru").
22 Hasyiyah „ala Al-Qaul Al- Dengan demikian,
Mukhtar fi Syarh Ghayah Al-Ikhtishar memperhatikan waktu dan tempat
(Muhammad bin Qasim Al Ghazzi). masyarakat yang akan diberi beban
Cetakan pertama, tahun 1432 H. Dr. hukum sangat penting. Prinsip yang
Sa‟aduddin bin Muhammad Al-Kubi. sama dikemukakan dalam kaidah
Penerbit Maktabah Al-Ma‟arif.
23 Abdul Aziz Dahlan, dkk. 2001.

Ensiklopedi Hukum Islam. Jakarta: Ichtiar 24 Abdul Wahab Khalaf . 2004 :


Baru van Hoeve. Jilid 6 201. hal 90.
76 Jurnal Sosiologi USK, Volume 9, Nomor 1, Juni 2016

sebagai berikut: “Tidak dapat unsur gharar25. Dasar hukum adalah


diingkari adanya perubahan karena hadits Rosulullah SAW (dilaporkan
berubahnya waktu (zaman)”. Dari oleh Imam Malik dalam kitabnya
prinsip ini, seseorang dapat Al-Muwattha serta An-Nasai, Abu
menetapkan hukum atau Daud dan Ibnu Majah) yang
melakukan perubahan sesuai melarang penjualan „arbun.
dengan perubahan waktu (zaman). Meskipun hadits ini dianggap hadits
Ibnu Qayyim mengemukakan lemah.
bahwa suatu ketentuan hukum yang
ditetapkan oleh seorang mujtahid Adapun ulama Mazhab
mungkin saja mengalami perubahan Hambali membolehkan transaksi
karena perubahan waktu, tempat, „urbun berdasarkan hadits
keadaan, dan adat. Rasulullah yang diriwayatkan oleh
Abdul Razzaq bahwa Rasulullah
SAW ditanya mengenai tentang jual
beli „urbun dan beliau
CONTOH PENERAPAN membolehkannya. Begitu juga
KAIDAH “Al Adah pendapat ulama kontemporer
Muhakkamah” (Ahmad Al Zarqa, Al Qardawi dan
Al Zuhayli) yang membolehkan
1. Jual beli dengan uang muka memihak pendapat ulama mazhab
(„arbun). Hambali. Alasannya adalah uang
muka untuk menguatkan komitmen
Hal ini merupakan suatu transaksi bahwa si pembeli tidak akan
dimana seseorang membeli suatu merubah akad jual beli yang
barang dan membayar sejumlah disepakati.
uang dimuka kepada penjual,
dengan syarat jika transaksi selesai, Antara kaedah-kaedah fiqh
maka uang muka tadi akan yang merujuk kepada penggunaan
diperhitungkan ke dalam total
harga. Dan jika pembeli tidak
membayar sisanya, maka penjual
tidak akan mengembalikan uang
muka tersebut. 25 Gharar adalah hal
ketidaktahuan terhadap akibat suatu
Pendapat jumhur ulama perkara, kejadian/peristiwa dalam transaksi
(kecuali Imam Ahmad) adalah perdagangan atau jual beli, atau
transaksi tersebut tidak sah dengan ketidakjelasan antara baik dengan
buruknya. semua hal yang mengandung
alasan pengambilan uang muka ketidakjelasan ; pertaruhan, atau perjudian.
tersebut tidak adil dan mengandung Abdul Azhim Badawi, Al-Waaji Fi Fiqhu
Sunnah wa kitab Al-Aziz, Cet. I,
Th.1416H, Dar Ibnu Rajab, Hal. 332
77 Jurnal Sosiologi USK, Volume 9, Nomor 1, Juni 2016

kaidah yang berkaitan dengan adat Contohnya apabila tidak


dan 'urf ialah26: ada perjanjian antara sopir truk dan
kuli mengenai menaikkan dan
"‫ﺎﻗﺪﻋة "اﻌﻟةدﺎ ﻣﺤﻜﺔﻤ‬ menurunkan batu bata, maka sopir
diharuskan membayar ongkos
sebesar kebiasaan yang berlaku.
“Adat bisa dijadikan
hukum”. Adat dalam kaidah ini
mencakup 'urf qauliy (adat dalam ‫"إﻧﱠ ﻤﺎ ﺗ ـ ﻌﺘ ﺒ ـ ﺮ اﻟ ﻌﺎ دة ا ذ ا ا ﺿﻄ ﺮ د ت‬
bentuk ungkapan) dan amali (adat ‫ﺎﻗﺪﻋة‬
dalam bentuk peraktek) yang
"‫ا و ﻏ ﻠ ﺒ ﺖ‬
bermakna bahwa syara‟
menghukumi kebiasaan manusia
didalam pembentukan hukum baik “Adat yang dianggap
bersifat umum maupun khusus. Di (sebagai pertimbangan hukum) itu
samping itu hal ini bisa juga hanyalah adat yang terus-menerus
menjadi dalil atas hukum selama berlaku atau berlaku umum”.
nas tidak dijumpai27. Kaidah ini menjelaskan salah satu
dari syarat diperhitungkannya 'urf
ialah harus berlaku umum dan ini
merupakan qayyid28 dari kaidah
‫ﺎﻗﺪﻋة "اﺳﺘﻌﻤلﺎ اﻟﻨﺎس ﺣﺔﺠ ﻳﺠﺐ‬ sebelumnya (al-„adah al-
"‫اﻟﻌﻤﻞ ﺎﻬﺑ‬ „muhakkamah).

“Perbuatan manusia adalah Contohnya apabila seorang


merupakan hujjah yang berlangganan koran selalu
(alasan/argument/dalil) yang wajib diantar ke rumahnya, ketika koran
diamalkan”. Maksud kaidah ini tersebut tidak di antar ke rumahnya,
adalah apa yang sudah menjadi adat maka orang tersebut dapat
kebiasaan di masyarakat, menjadi menuntut kepada pihak pengusaha
pegangan, dalam arti setiap anggota koran tersebut.
masyarakat menaatinya.
"‫ﺎﻗﺪﻋة "اﻌﻤﻟﺮوف ﺮﻋﻓﺎ ﺎﻛﺸﻤﻟﺮوط ﺮﺷﻃﺎ‬

Artinya: “Sesuatu hal yang


26 Lihat: Shubayr, Muhammad dibenarkan oleh kebiasaan
Uthman. 2000. al Qawa‟id al-Kulliyyah Wa (adat/urf) sama halnya dengan
al-Dawabit al-Fiqhiyyah Fi alShari‟ah al- sesuatu yang dibenarkan dalam
Islamiyyah. „Amman: Dar al Furqan. Hlm. syarat perjanjian”. Maksudnya
265-268; Azzam, Abd al-Aziz. 2001. al- sesuatu yang diakui oleh kebiasaan
Maqasid al Shariyyah Fi al Qawaid al-
Fiqhiyyah. Kaherah: Dar al-Bayan Li al
Tiba‟ah Wa al-Nashr. Hlm. 193-217.
27 Wahba Zuhaili. Ushul Fiqh 28kata muqayyad berarti terikat
Islami. Beirut: Darul Fikr. Juz II. hlm. 131. dengan ikatan atau syarat tertentu
78 Jurnal Sosiologi USK, Volume 9, Nomor 1, Juni 2016

akan dianggap seolah-olah menjadi adat itu sama seperti


kesepakatan sebuah kontrak. ketentuan hukum atas dasar
nas syariat Islam. Sehinggga
Contoh penerapannya: tidak ada alasan bagi siapa
pun untuk menolaknya.
 Jika menurut kebiasaan
umum seorang penjual AC Contoh penerapan dari
bertanggung jawab kaidah ini:
terhadap pemasangannya,
maka pemasangan itu  Jika seseorang telah
dianggap sebagai syarat menyewa kendaraan atau
dalam kontrak jual beli itu, hewan pengangkut beban,
meskipun secara eksplisit maka dia dapat
tidak dicantumkan dalam menggunakannya secara
kontrak. normal. Namun, jika dia
 Jika kebiasaan umum dalam ingin menggunakannya
sewa menyewa rumah untuk tujuan yang tidak
adalah sewa itu dibayar di normal, maka dia hanya
awal bulan, maka itu dapat melakukannya apabila
dianggap seolah-olah suatu pemilik kendaraan atau
syara kontrak. hewan tersebut
 Jika seseorang telah mengijinkannya secara
memberi kuasa kepada eksplisit.
orang lain untuk menyewa  Jika seseorang
sebuah rumah untuknya, menggunakan rumah atau
maka orang yang diberi bangunan seseorang tanpa
kuasa itu diharapkan melakukan persetujuan
menyewa rumah sesuai sewa menyewa formal,
dengan syarat yang biasanya maka dia akan membayar
berlaku di pasar. ongkos sewa yang biasa
berlaku kepada pemiliknya.
"‫ﺎﻗﺪﻋة "اﺘﻟﻌﻴﻴﻦ ﺑﺎﻌﻟﺮف ﺎﻛﺘﻟﻌﻴﻦ ﺎﺑﻟﻨﺺ‬
Walapun bentuk kaidah ini
Artinya: “Sesuatu sedikit berbeda, namun arti dan
penetapan hukum maksudnya tetap sama, yaitu kata
berdasarkan „urf adalah ta‟yin (ketentuan) diganti dengan
sama kedudukannya dengan kata thabit (ketetapan), sehingga
penetapan hukum yang berbunyi al-thabit bi al-„urf ka al-
didasarkan oleh nas”. thabit bi al-nas. Maksud kaidah ini
Maksudnya sebuah tidak jauh berbeda dengan kaidah
ketetapan hukum atas dasar sebelumnya, yaitu:
79 Jurnal Sosiologi USK, Volume 9, Nomor 1, Juni 2016

"‫ﺎﻗﺪﻋة "اﺜﻟﺎﺑﺖ ﺑﺎﻌﻤﻟﺮوف ﺎﻛﺜﻟﺎﺑﺖ ﺑﺎﻟﻨﺺ‬

“Yang ditetapkan oleh (adat) ‫"اﻟ ﻌﺒ ـ ﺮة ﻟ ﻠﻐ ﺎﻟ ﺐ اﻟ ﱠ‬


"‫ﺸﺎﺋ ﻊ ﻻ ﻟ ﻠﻨﱠﺎ د ر‬
„urf sama dengan yang ‫ﺎﻗﺪﻋة‬
ditetapkan oleh nas”29.
“Adat yang diperhitungkan
Contoh dari kaidah ini adalah yang berlaku umum; dikenal
yaitu: oleh manusia bukan yang jarang
terjadi”. Kaidah ini juga merupakan
Dalam adat minangkabau salah satu syarat untuk
tentang hubungan kekerabatan, diperhitungkannya adat sebagai
yaitu matrilenial, artinya keturunan sandaran hukum harus berpijak
itu hanya dihitung menurut garis pada ketentuan umum bukan yang
perempuan saja bukan laki-laki, jarang atau langka31.
sehingga suami dan anaknya harus
diam di rumah keluarga pihak Ibnu Rusydi menggunakan
perempuan (matrilokal). Sekalipun ungkapan lain yaitu:
demikian pada umumnya
kekuasaan masih dipegang oleh
" ‫ﺎﻗﺪﻋة "اﻟ ﺤ ﻜ ﻢ ﺑ ﺎ ﻟ ﻤ ﻌﺘ ﺎ د ﻻ ﺑ ﺎﻟﻨﱠﺎ د ر‬
suami. Dalam hal ini Islam bisa
mentolerirnya sebab tidak
bertentangan dengan nas, baik al- “Hukum itu dengan yang
Qur‟an maupun hadits. Contoh biasa terjadi bukan dengan yang
lainnya dalam kaidah ini yaitu jarang terjadi”
apabila orang memelihara sapi
orang lain, maka upah Contohnya yaitu yang
memeliharanya adalah anak dari berhubungan dengan menetapkan
sapi itu dengan perhitungan, anak hukum mahar dalam perkawinan
pertama untuk yang memelihara namun tidak ada kejelasan berapa
dan anak yang kedua utuk yang banyak ketentuan mahar, maka
punya, begitulah selanjutnya secara ketentuan mahar berdasarkan pada
beganti-ganti30. kebiasaan.

"‫"اﻟ ﺤ ﻘﻴ ـ ﻘﺔ ﺗ ـ ﺘـ ﺮ ك ﺑ ﺪﻻ ﻟ ﺔ اﻟﻌ ﺎ د ة‬

‫ﺎﻗﺪﻋة‬

“Arti hakiki (yang


29 Dahlan, Tamrin, Kaidah- sebenarnya) dapat ditinggalkan
kaidah Hukum Islam. (Kulliyah al- karena ada petunjuk arti menurut
Khamsah),(Malang: UIN Maliki
Press,2010).hlm.240
adat”. Kaidah ini mempunyai
30 Dahlan, Tamrin, Kaidah-
kaidah Hukum Islam(Kulliyah al- 31 http://habyb-mudzakir-
Khamsah),(Malang: UIN Maliki 08.blogspot.my/2014/04/al-adatu-
Press,2010).hlm.240 muhakkamah.html
80 Jurnal Sosiologi USK, Volume 9, Nomor 1, Juni 2016

makna bahwa sesungguhnya lafazh tidak adanya `illat. Antara contoh


yang digunakan diselain makna yang menggambarkan perubahan
hakiki bilamana diucapkan maka hukum akibat perubahan al- „urf
diarahkan kepada makna 'urf bukan ialah:
makna hakiki. Kaidah ini hanya
tertentu pada 'urf lafazh. Hadist yang di riwayatkan oleh
Ibnu Mas‟ud yaitu:
Contohnya yaitu apabila
seseorang membeli batu bata dan ‫ أﻧﻪ ﺳﺌﻞ ﻋﻦ‬: ‫ﺣﻳﺪﺚ ﻋﻠﻤﻘﺔ ﻋﻦ اﺑﻦ ﻣﺴﻌﻮد‬
sudah menyerahkan uang muka,
‫رﺟﻞ ﺗﺰوج اﻣﺮأة وﱂ ﻳﻔﺮض ﳍﺎ ﺻاﺪﻗﺎ وﱂ ﻳﺪﺧﻞ‬
maka berdasarkan adat kebiasaan
akad jual beli telah terjadi, maka ‫ ﻓﺎﻘل اﺑﻦ ﻣﻌﺴﻮد ﳍﺎ ﻣﺜﻞ ﺻاﺪق‬،‫ﺎ ﺣﱴ ﻣﺎت‬
seorang penjual batu bata tidak bisa ‫ﻧﺴﺎﺋﻬﺎ ﻻ وﻛﺲ وﻻ ﺷﻄﻂ وﻋﻠﻴﻬﺎ اﺪﻌﻟة وﳍﺎ‬
membatalkan jual belinya meskipun
:‫ ﻓمﺎﻘ ﻣﻘﻌﻞ ﺑﻦ ﺳﺎﻨن ﺷﻷاﻌﺠﻲ ﻓﺎﻘل‬،‫ﲑﳌااث‬
harga batu bata naik.32
‫ ﰲ ﺑﺮوع‬-‫ﺻﻠﻰ اﷲ ﻋﻠﻴﻪ وﺳﻠﻢ‬- ‫ﻗﻀﻰ رﺳﻮل اﷲ‬
‫ﺎﻗﺪﻋة "ﻻ ﻳﻨﺮﻜ ﺗﻐﻴﺮ ﺎﻜﺣﻷام ﺑﻴﻐﺘﺮ‬ ‫ ﻓﻔﺮح ﺎ‬،‫ﺑﻨﺖ واﺷﻖ اﻣﺮأة ﻣﺎﻨ ﻣﺜﻞ اﺬﻟي ﻗﻴﻀﺖ‬
"‫اﻟﺰﻣﺎن‬ .34‫اﺑﻦ ﻣﻌﺴﻮد‬

“Tidak dapat dipungkiri Artinya :


berubahnya hukum tergantung
dengan perubahan waktu.” Dari Alqamah berkata: “Ketika
Ibnu Mas‟ud ditanya tentang
Makna dari kaidah ini seseorang yang menikahi wanita,
adalah hukum-hukum yang sudah kemudian ia mati sebelum
dibentuk berdasarkan 'urf asal, bisa memberikan mas kawin pada
berubah dengan terbentuknya 'urf istrinya dan juga belum
baru yang merubah hukum 'urf asal bersenggama dengannya. Jawab
(hukum pertama) yang sudah Ibnu Mas‟ud: Istrinya tetap berhak
menjadi ketetapan karena hukum mendapatkan mas kawin (mahar
berkisar diantara adanya `illat33 dan seperti mahar wanita dari golongan
(mahar misil)), tanpa kurang atau
32 http://habyb-mudzakir- lebih, dan atasnya berlaku iddah
08.blogspot.my/2014/04/al-adatu- serta ia berhak mendapat warisan”.
muhakkamah.html
33 „illat merupakan hukum qiyas
Maka berdirilah Ma‟qil ibnu Sinan
dalam arti suatu sifat yang pada asal sifat Al Asyja‟i dan berkata: “Rasulullah
itu menjadi dasar untuk menetapkan saw telah memutuskan masalah
hukum pada far‟u yang belum ditetapkan
hukumnya. Muhammad Abu Zahra, Ushul
al-Fiqh, hal. 188. „illat adalah suatu sifat 34 ‫ ﺎﺑب‬.‫ ﻟاﻤﺪﻠﺠ اﻟﺜﺎﻧﻲ‬.‫اورﻩ ﻟاﺘﻣﺮيﺬ‬
pada asal yang di bina atasnnya hukum dan ‫ بﺎﺑ ﺎﻣ ﺎﺟء ﻲﻓ ﻟاﺮﺟﻞ ﯾﺘﺰوج ﻟاﺮﻤأﺓ‬- 42 ‫ﻟاﻨﻜﺎﺡ‬
diketahui dengannya hukum pada sesuatu 1154‫ رﻗﻢ‬.‫ﻓﯿﻤﺕﻮ ﻋﻨﮭﺎ ﻗﺒﻞ أﻥ ﻔﯾﺮض ﻟﮭﺎ‬
81 Jurnal Sosiologi USK, Volume 9, Nomor 1, Juni 2016

Barwa‟ binti Wasyq, sebagaimana untuk suatu kebiasaan yang


yang putuskan. Ia adalah seorang berkembang di tengah masyarakat.
wanita kaum kami.” Karena itu Dan para ulama ushul fikih
Ibnu Mas‟ud menjadi senang.” (ushuliyyun) mempergunakan dua
kata ini secara bergantian dalam
Keputusan ini menjelaskan kebiasan; kadang
mengindikasikan bahwa kadar mas memakai al-„adah (selanjutnya
kawin tergantung pada kebiasaan ditulis adat) dan kadang memakai
tempat dan waktu kasus tersebut al-„urf.
terjadi. Dengan kata lain penerapan
mahar miśil pada suatu tempat akan Hukum Islam adalah
berbeda dengan tempat dan waktu syumul (universal) dan waqiyah
yang lain. Pendapat ini diriwayatkan (kontekstual) karena dalam sejarah
oleh Imam al-Syāfi`ī yang perkembangan dan penetapannya
berdasarkan pada paradigma yang sangat memperhatikan tradisi,
dibuatnya yaitu qiyas. Juga kondisi (sosiokultural), dan tempat
ketetapan tersebut mempunyai masyarakat sebagai objek (khitab),
korelasi dengan `urf pada tataran dan sekaligus subjek (pelaku,
pelaksanaan. pelaksana) hukum. Perjalanan
selanjutnya, para Imam Mujtahid
 Apabila 'urf sudah berlaku dalam menerapkan atau
dikalangan masyarakat menetapkan suatu ketentuan
tentang adanya penyerahan hukum (fiqh) juga tidak
mahar secara keseluruhan mengesampingkan perhatiannya
sebelum di-dhukhu terhadap tradisi, kondisi, dan
(bersenggama) kemudian kultural setempat.
ada 'urf baru yang
menunda sebagian mahar Adat memiliki pengaruh
sebelum bersenggama, yang sangat besar di dalam
maka dengan ini yang pembentukan hukum Islam, sebab
diamalkan adalah 'urf yang banyak hukum yang didasarkan
baru dan mengabaikan 'urf kepada maslahah, sementara
yang lama. maslahah sendiri bisa berubah
dengan perubahan situasi dan
kondisi. Akan tetapi hukum yang
dimaksud disini adalah hukum yang
KESIMPULAN bersifat ijtihadiy35 dan tidak

Kajian ini menjelaskan bahwa 35 Ijtihad adalah sebuah usaha


dalam kajian-kajian ushul fikih, al- yang sungguh-sungguh, yang sebenarnya
„adah wa al-„urf dipergunakan bisa dilaksanakan oleh siapa saja yang
sudah berusaha mencari ilmu untuk
82 Jurnal Sosiologi USK, Volume 9, Nomor 1, Juni 2016

memiliki acuan nas secara eksplisit, Adapun sumbangan kajian


seperti dibolehkannya bai` al- ini adalah untuk menjelaskan
mu`athah.`urf atau adat juga bisa kedudukan adat dan „urf di dalam
menjadi acuan di dalam menafsiri syariat Islam. Kajian ini turut
nas atau teks yang mujmal36 dan memaparkan bagaimana adat dan
menjelaskan hal-hal yang tidak „urf itu bisa jadikan hukum dalam
memiliki kriteria dari syar`i. Islam.

Tujuan utama syari‟at Islam


(termasuk didalamnya aspek
hukum) untuk kemaslahatan RUJUKAN
manusia – sebagaimana di
kemukakan as-Syatibi– akan Abdul Aziz Dahlan, dkk. 2001.
teralisir dengan konsep tersebut. Ensiklopedi Hukum Islam.
Pada gilirannya syari‟at (hukum) Jakarta: Ichtiar Baru van
Islam dapat akrab, membumi, dan Hoeve. Jilid 6 201.
diterima di tengah-tengah Abdul Wahab Khalaf, Kaidah-
kehidupan masyarakat yang plural, kaidah Hukum Islam
tanpa harus meninggalkan prinsip- (Jakarta: Raja Grafindo
prinsip dasarnya. Sehingga dengan Persada, 1996), 135-136.
metode al-‟urf ini, sangat Abu Zahrah, Muhammad. 1978.
diharapkan berbagai macam Ushul al-Fiqh. Al-Qahirah:
problematika kehidupan dapat Dar al-Fikr al-Arabi.
dipecahkan dengan metode ushul Akgul, Y. S. & Kambhamettu, C.
fiqh salah satunya al-‟urf, yang 2003. A coarse-to-fine
mana ‟urf dapat memberikan deformable contour
penjelasan lebih rinci tanpa optimization framework.
melanggar al-Quran dan as-Sunnah IEEE Transactions on
Analysis and Machi
Al-Suyuti Al-Asybah wa al-Nadhair
(Singapura: Sulaiman Mar„i,
memutuskan suatu perkara yang tidak tth.).
dibahas dalam Al Quran maupun hadis Al-Syatibi, Al-Muwafaqat fi Ushul
dengan syarat menggunakan akal sehat dan al-Ahkam(Beirut: Dar al-
pertimbangan matang.
https://id.wikipedia.org/wiki/Ijtihad Fikr, tth.), Jilid II.
36 Mujmal ialah ungkapan yang di Al-Zarqa, Mustafa Ahmad. "al-
dalamnya terkandung banyak makna, Madkhal al-Fiqhi al-„Aamm:
namun makna mana yang dimaksud di al-Fiqh al-Islami fi
antara makna-makna tersebut tidak jelas Thawbihi al-Jadid."
(kabur). Artinya, apa yang dimaksud tidak
bisa diketahui begitu saja dari ungkapan itu Damascus: Dar al-Fikr
sendiri, tapi harus ditafsiri, diteliti dan (1978) Jilid I dan II
dipikir secara mendalam.
83 Jurnal Sosiologi USK, Volume 9, Nomor 1, Juni 2016

Al-Zuhayli, Muhammad. (2005). dalam Mazhab Syafi„i


Op.Cit.Hlm. 193-194 (Bandung: Rosda.
Amir Syarifuddin, Ushul Fiqh II ( Maioen Zubair,2005. Formulasi
Jakarta : logos wacana Ilmu, Nalar Fiqh Telaah Kaidah
1999) Fiqh Konseptual,
Azzam, Abd al-Aziz. (2001). al- (Surabaya: Khalista. Hal
Maqasid alShariyyah Fi al 274.
Qawaid al-Fiqhiyyah. Muhammad Abu Zahrah, Ushul al-
Kaherah: Dar al-Bayan Li al Fiqh (Kairo: Dar al-Fikr al-
Tibacah Wa al-Nashr. Hlm. Adaby, 1958).
193-217. Nadratuzzaman Hosen.2009.
https://ibelboyz.wordpress.com/2 Analisis bentuk gharar
011/10/13/%E2%80%98u dalam transaksi ekonomi.
rf-pengertian-dasar hukum- Fakultas Syariah dan
macam macam-kedudukan- Hukum Jakarta. Al-
dan-permasalahannya/ Iqtishad: Vol. I, No 1,
Januari 2009 hal 54.
Ibn al-Thayyib al- Rahmat Illahi Besri. 2011. „Urf:
Mu„tazily, Al-Mu„tamad fi Ushul al- Pengertian, Dasar Hukum,
Fiqh (Beirut: Dar al-Kutub al- macam-macam, kedudukan,
„Ilmiyah, tth.). dan
permasalahannya.Oktober
Imron Rosyadi. 2005. 13, 2011
KEDUDUKAN AL-„ADAH WA Wahbah al-Zuhaili, Al-Wasith fi
AL-„URF DALAM BANGUNAN Ushul al-Fiqh al-Islami
HUKUM ISLAM. Fakultas Agama (Damaskus: Dar al-Kitab,
Islam Universitas Muhammadiyah 1978).
Surakarta. SUHUF, Vol. XVII, No. Wikipedia. 2016. Mazhab Syafi'i.
01/Mei 2005: 3-12 https://id.wikipedia.org/wi
Lahaji & Nova Effenty ki/Mazhab_Syafi'i
Muhammad. 2015. Qaul
qadim dan qaul jadid imam
syafi‟i: telaah faktor
sosiologisnya. Al-Mizan.
Volume 11 Nomor 1 Juni
2015. Halaman 119-135
http://journal.iaingorontalo
.ac.id/index.php/am
Lahmuddin Nasution, 2001.
Pembaruan Hukum Islam

Anda mungkin juga menyukai