Anda di halaman 1dari 64

PROPOSAL TESIS

PENGELOLAAN LABORATORIUM
ILMU PENGETAHUAN ALAM
DI SMPN 35 KAUR
(Kuantitatif Deskriptif)

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Penulisan Tesis dalam Rangka

Mendapatkan Gelar Magister Pendidikan

Bidang Ilmu Administrasi Pendidikan

OLEH :

DESMINIARTI
NIM. A2KO19070

PROGRAM STUDI
MAGISTER ADMINISTRASI PENDIDIKAN PROGRAM
PASCASARJANA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITASBENGKULU
2021

i
HALAMANPENGESAHAN

PENGELOLAAN LABORATORI
UM I
PA
DISMPNEGERI35KAUR

PERNYATAAN
“Pr
oposali
nimerupakankary
asay asendi
ridansay
at i
dakmelakukan
penj
ipl
akanataupenguti
pandengancara-
carayangti
daksesuaidengan
et
ikakeil
muan.
At
aspernyat
aansay ai
ni,
sayasiapmenanggungresi
kodansanksi j
ikadi
kemudianhari
dit
emukanpelanggar
andalam kary
asaya”

Bengkulu, Jul
i2021
Penul
i
s,

DESMINIARTI
NPM A2K019070

DI
SETUJUIDANDI
SAHKANOLEH

Pembi
mbi
ngI Pembi
mbi
ngI
I

Dr
.AstiPutr
iKar
ti
wi.,SE,
M.Pd.
Dr.Zakar
ia,
M.Pd. NIP198403222019032006
NI
P196102091985032002

Mengetahui
Ket
uaPr
ogr
am St
udiMagisterAdmi
nistr
siPendi
dikan
PPsFKI
PUniversit
asBengkulu,

Dr.ManapSomantr
i,M.
Pd.
NI
P195905201986031001

i
i
LEMBARPERSETUJUANPERBAI
KAN

UJI
ANSEMI
NARPROPOSALTESI
S

JUDUL :
PENGELOLAAN LABORATORI
UM I
PA

DISMPN35KAUR

PENYUSUN :
Demi
niar
ti

NI
M :
A2K019070

DISETUJUIDANDI
SAHKANOLEH:
TANDA
NO NAMA/
NIP JABATAN
TANGAN
Dr
.Zakar
ia,
M.Pd
1 Pembi
mbi
ngI
NI
P.195708191986031001

Dr
.Ast
iPut
riKar
ti
wi,
SE,
M.Pd
2 Pembi
mbi
ngI
I
NI
P.198403222019032006

Pr
of.Dr
.M.Luf
tiFi
rdausM.
T
3 Penguj
i
NI
P.197310222000031001

i
i
i
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Puji Syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT. Atas rahmat, karunia

dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal tesis yang

berjudul “Pengelolaan Laboratorium IPA di SMP Negeri 35 Kaur ”

Penulis tentu menyadari bahwa proposal tesis ini bagian dari syarat

penyelesaian tugas akhir sebelum peneliti melakukan sebuah penelitian ke

lapangan. Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang

telah banyak membantu dalam penyelesaian proposal tesis ini, diantaranya :

1. Bapak Dr. Alexon, M.Pd. Selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Bengkulu yang telah memberikan kesempatan

kepada peneliti untuk menyusun proposal tesis ini.

2. Bapak Dr. Manaf Sumantri, M.Pd. Selaku Ketua Prodi Magister

Administrasi Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Bengkulu yang dengan sabar memberikan arahan kepada

peneliti untuk menyusun proposal tesis ini.

3. Bapak Dr. Zakaria, M.Pd selaku pembimbing I yang telah membimbing

dan mengarahkan peneliti sehingga penyusunan proposal tesis ini dapat

diselesaikan.

4. Ibu Dr. Asti Putri Kartiwi, SE, M.Pd selaku pembimbing II yang

telah membimbing, mengajar, dan selalu memotivasi peneliti agar

senantiasa fokus menyelesaikan proposal tesis ini hingga selesai.

iv
5. Bapak Prof. Dr. M. Lufti Firdaus M.T selaku Dosen Penguji yang telah

membimbing, mengarahkan, dan selalu memotivasi peneliti agar

senantiasa fokus menyelesaikan proposal tesis ini hingga selesai.

6. Keluarga tercinta yang telah yang telah tersita waktunya dan mendukung

setiap kegiatan perkuliahan

7. Rekan-rekan teman seperjuangan MAP Universitas Bengkulu tahun 2020.

Penulis menyadari bahwa banyaknya kekurangan yang ada pada

proposal tesis ini, sehingga masukan dan kritikan yang membangun sangat

penulis harapkan agar bisa menjadi pelajaran dan perbaikan kedepannya

Demikianlah, semoga proposal tesis ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan

rekan-rekan mahasiswa lainnya. Terima kasih untuk semuanya.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Bengkulu, Juni 2021

Penulis,

v
DAFTAR ISI

Halaman Sampul ................................................................................................. i

Halaman Persetujuan ........................................................................................... ii

Lembar Persetujuan Perbaikan............................................................................ iv

KATA PENGANTAR ........................................................................................ v

DAFTAR ISI ....................................................................................................... vi

BAB I PENDAHULUAN

A.. Latar Belakang ........................................................................................ 1

B. . Rumusan Masalah .................................................................................... 8

C. . Tujuan Penelitian...................................................................................... 9

D.. Manfaat Penelitian.................................................................................... 10

E. . Ruang Lingkup Penelitian ........................................................................ 11

F. . Definisi Konsep ........................................................................................ 11

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Deskripsi Teoritik ..................................................................................... 13

B. . Hasil Penelitian Yang Relevan ................................................................. 30

C. . Paradigma Penelitian ................................................................................ 37

BAB III METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian ............................................................................... 39

B. . Populasi dan Sampel Penelitian ............................................................... 40

vi
C. . Teknik Pengumpulan Data ....................................................................... 41

D. Teknik Uji Instrumen ............................................................................... 43

E. . Teknik Analisis Data ................................................................................ 44

F. . Pertanggungjawaban Peneliti ................................................................... 45

AGENDA PENELITIAN

A. Jadwal Penelitian ...................................................................................... 47

B. . Dukungan Fasilitas ................................................................................... 48

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 49

LAMPIRAN

vii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

SMP Negeri 35 Kaur merupakan salah satu dari beberapa sekolah yang

ada di kabupaten kaur. Yang bertepatan lokasi di wilayah Gedung Sako II,

Kecamatan Kaur Selatan , SMPN 35 Kaur didirikan oleh pemerintah daerah

pada 26-06-2015 dibaawh kepemimpinan bapak bupati Prof. Dr. Ir. Hermen

Malik, M.Sc. Dengan berbagai fasilitas yang dimiliki, Keadaan sekolah yang

memiliki asrama bagi siswa/siswi. Adapun komponen-komponen fasilitas

yang ada di SMPN 35 Kaur adalah Ruang Kelas, Kamar Mandi (WC)

Putra/Putri, Asrama Siswa, Rumah Dinas Guru, Ruang Guru, Laboratorium

IPA, Laboratorium Bahasa dan perpustakaan.

Dengan beberapa komponen bangunan yang dapat menunjang sistem

pembelajaran pada SMPN 35 Kaur. Dapat menambah wawasan yang aman

dan kenyamanan bagi siswa/siswi. Mengingat bahwasanya pembelajaran

dalam dunia pendidikan sangat lah penting karna dengan pendidikan dapat

membentuk karakter seorang siswa dan dapan menambah pengetahuan secara

luas. Dengan begitu diharapkan dapat memberikan berbagai ruang belajar

siswa dengan aman dan nyaman. Adapun beberapa ruangan yang dapat

membantu siswa dalam proses pembelajaran di SMPN 35 Kaur adalah Ruang

Kelas, Laboratorium dan Perpustakaan.

Sistem pembelajaran bukan hanya mengenai belajar dalam ruangan kelas

tetapi harus di dukung oleh berbagai sistem pembelajaran yang lainnya seperti

1
2

dengan melakukan pratikum-pratikum untuk menambah wawasan bagi siswa.

Karna bukan hanya teori yang harus didapatkan tetapi juga bagaimana siswa

dapat mempraktikan teori yang dipelajari. Seperti dalam halnya belajar IPA

bahwasanya siswa tidak hanya mempelajari teori semata tapi harus

mengetahui bagaimana dapat mempraktikan secara langsung ilmu yang

mereka dapatkan. Pembelajaran dalam dunia pendidikan banyak memiliki

berbagai pelajaran tetapi ada beberapa sistem pembelajaran tidak hanya di

dapatkan dalam memahami teori semata tetapi juga harus mengetahui cara

mempraktikan ilmu yang sudah didapatkan dalam belajar. Seperti salah

satunya dalam belajar IPA, dimana siswa harus mengetahui teori-teori yang

ada dan cara mempraktikan secara langsung.

Pembelajaran IPA yang diterapkan disekolah hendaknya dapat

membentuk karakter ilmiah siswa. Karakter ilmiah ini salah satunya dapat

terwujud melalui peran laboratorium. Melalui pelaksanaan praktikum di

laboratorium diharapkan siswa mampu menemukan suatu konsep,

menumbuhkan sikap ilmiah dan kemampuan berpikir kritisnya. Sebagai

bagian penting proses pembelajaran IPA, laboratorium sekolah memiliki

fungsi yang sangat strategis dalam pencapaian kompetensi siswa. Kegiatan

laboratorium akan sangat mendukung pelaksanaan proses pembelajaran

IPA, terutama karena Ilmu Pengetahuan Alam dibangun dari berbagai

eksperimen. Disamping merupakan salah satu aspek penilaian penjaminan

mutu pendidikan nasional (PP No. 19 Tahun 2005), pentingnya praktikum

dalam pendidikan IPA juga mensyaratkan bahwa keberadaan laboratorium


3

IPA di SMP benar-benar penting. PP Nomor 19 Tahun 2005 tentang

Standar Nasional Pendidikan Pasal 42 ayat (2) serta Pasal 43 ayat (1)

dan ayat (2) mensyaratkan bahwa pendidikan wajib memiliki prasarana

termasuk ruang laboratorium untuk menunjang proses pembelajaran yang

teratur dan berkelanjutan.

Kesenjangan pendidikan di Indonesia bisa kita asumsikan jika dalam

proses pembelajaran di Indonesia masih menekankan pada penambahan

pengetahuan (aspek koginisi) salah satunya dengan kecenderungan untuk

lebih banyak menghafal. Hal ini dibuktikan dengan hasil penilitian terkait

“Pengelolaan Pembelajaran IPA ditinjau dari Hakikat Sains” yang dilakukan

oleh Ali., dkk (2013:23) di Kabupaten Lombok Timur pada jenjang SMP

menyimpulkan bahwa (1) guru memiliki pemahaman yang kurang baik

tentang hakikat sains, (2) guru sangat jarang menerapkan hakikat sains dalam

pembelajaran, (3) hambatan guru terjadi pada ketidak sesuaian materi

dengan alokasi waktu, orientasi aspek kognisi, kesiapan awal mental siswa,

dan guru kurang memahami hakikat sains, dan (4) guru lebih dominan

mengggunakan metode diskusi dan ceramah dalam mengelola pembelajaran.

Pembelajaran IPA merupakan pembelajaran yang mengembangkan ranah

kognitif, afektif, sekaligus psikomotor secara simultan. Oleh karena itu

rancangan pembelajaran IPA harus dapat memuat pengembangan ketiga

ranah tersebut. Untuk mengembangkan ranah afektif dan psikomotor

tidak cukup hanya mengandalkan pembelajaran di kelas, tetapi perlu


4

ditunjang dengan pembelajaran di luar kelas, baik dalam bentuk aktivitas

proyek maupun aktivitas terarah berupa praktikum maupun eksperimen.

Seperti diketahui, jam pelajaran / tatap muka untuk mata pelajaran

IPA di sekolah sangat terbatas. Hal ini menyebabkan seorang guru

kesulitan menempatkan pembelajaran IPA di laboratorium dalam jam

efektif sesuai struktur program. Penempatan di luar jam efektifpun tidak

mudah dilakukan, mengingat banyaknya kegiatan ekstrakurikuler dan

penambahan jam pelajaran (les) untuk beberapa mata pelajaran tertentu

yang diberlakukan di sekolah. Akibat dari semua ini, praktikum menjadi

jarang dilakukan.

Laboratorium merupakan tempat pengamatan, percobaan, latihan dan

pengujian konsep pengetahuan dan teknologi. Laboratorium diharapkan

dapat menunjang proses belajar mengajar agar tercapai tujuan pembelajaran,

sehingga upaya meningkatkan prestasi siswa semakin meningkat, namun

kenyataanya masih banyak sekolah yang belum memanfaatkan laboratorium

sebagai media belajar yang efektif. Materi yang seharusnya menggunakan

metode eksperimen menjadi pilihan utama bagi guru Ilmu Pengetahuan

Alam untuk menjelaskan suatu materi, sehingga siswa lebih memahami

materi tersebut.

Penggunaan laboratorium agar efektif diperlukan pengelolaan yang

sebaik-baiknya. Keberadaan dari kelangsungan suatu laboratorium sangat

tergantung pada pengelolaannya. Pengelolaan adalah proses merencanakan,

mengorganisasikan melaksanakan serta melakukan evaluasi. Sebuah


5

laboratoriun di sekolah merupakan hal penting bagi suatu sekolah untuk

meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan siswa. Dengan adanya

laboratorium, diharapkan siswa bisa lebih mudah memahami materi yang

dipelajari sekaligus melakukan praktik. Pengelolaan Laboratorium IPA

merupakan suatu bidang ilmu pengetahuan yang sangat berharga dalam

upaya peningkatan peserta didik atau siswa untuk meningkatkan kualitas

pendidikan dan pengajaran.

Laboratorium IPA merupakan suatu tempat menggali ilmu pengetahuan

yang berusaha secara sistimatis untuk memahami mengapa dan bagaimana

manusia bekerja secara sistimatis, untuk mencapai tujuan dan membuat

sistem kerjasama lebih bermanfaat. Laboratoriun adalah unit kerja yang

memiliki Sumber Daya Manusia (SDM) sekurang-kurangnya seorang

koordinator laboratorium, laboran, ruang atau tempat khusus, dan media belajar

pendukung lainnya.

Pengelolaan laboratorium IPA adalah upaya mencapai tujuan dengan

memanfaatkan sumber daya manusia, informasi, sistem dan sumber dana

dengan tetap memperhatikan fungsi. manajemen, peran dan keahlian

pengelolaan. Dalam hal ini laboratorium diharapkan mampu meningkatkan

minat dan semangat mengajar guru dan belajar siswa, namun saat ini

banyak Iaboratorium IPA yang ada di sekolah belum dimanfaatkan secara

\
optimal, hal ini disebabkan kurangnya minat, pengetahuan pengelolaan dan

penggunaan dalam pemanfaatan sumber daya manusia yang ada di

laboratorium tersebut. Laboratorium IPA dikelola untuk para pengguna


6

yang disesuaikan dengan kebutuhan penggunaannya. Untuk memanfaatkan

laboratorium sebagai sarana pendukung proses balajar mengajar di sekolah

seharusnya dapat dikelola dengan baik.

Rendahnya pemanfaatan laboratorium IPA di sekolah sebagai salah satu

sarana pendukung proses pembelajaran, merupakan salah satu faktor

penghambat dalam peningkatan kemampuan atau keterampilan. Dengan

melaksanakan proses pembelajaran yang memanfaatkan laboratorium atau

ruang praktik. Dalam penggunaan laboratorium diharapkan siswa mampu

menguasai materi pelajaran, tidak hanya melalui teori semata, tetapi juga

melalui praktik. Keberadaan laboratorium IPA pada suatu sekolah, besar

peranannya dalam proses belajar mengajar ini disebabkan banyak sarana atau

media belajar yang tidak terdapat di dalam ruang belajar atau kelas dan hanya

tersedia di laboratorium IPA. Pengelolaan laboratorium IPA dalam proses

belajar mengajar harus selalu dalam kondisi siap pakai, keberadaan

sarana/media yang ada di dalamnya juga harus dalam keadaan baik serta

dilengkapi berbagai administrasi yang efektif.

Apa yang terjadi dalam pengelolaan laboratorium IPA, Apakah ada

jaminan bahwa proses pengelolaan laboratorium IPA yang dilakukan tidak

ada penyimpangan mulai dari perencanaan, pelaksanaan, monitoring

danevaluasi, sampai dengan tindak lanjut pengambilan keputusan

terhadap siswa? Bagaimana mendeteksi dan mencegah sejak dini potensi

penyimpangan yang timbul, sehingga siswa tidak dirugikan oleh praktik

pembelajaran IPA yang tidak profesional? Jawaban pertanyaan-


7

pertanyaan tersebut adalah alasan mengapa Pengelolaan laboratorium IPA

pada tingkat satuan pendidikan diperlukan”.

Keberadaan dan kelangsungan suatu laboratorium sekolah bergantung

pada pengelolaannya. Pengelolaan merupakan proses dari fungsi

manajemen yang meliputi aspek-aspek perencanaan, pengorganisasian,

pelaksanaan dan evaluasi. Diduga dengan pengelolaan dan pemanfaatan

laboratoriumsekolah dengan baik dan terencana akan berdampak

terhadap keberhasilan proses belajar mengajar siswa. Program-program

yang terencana dan kesesuaian dengan materi yang diajarkan dalam

kurikulum perlu diatur sedemikian rupa sehingga kebutuhan siswa,

guru dan komponen sekolah lainnya dapat terpenuhi.

Para pengelola laboratorium hendaknya memiliki pemahaman dan

keterampilan kerja di laboratorium, bekerja sesuai tugas dan

tanggung jawabnya, dan mengikuti peraturan. Tata tertib kerja di

laboratorium merupakan pedoman umum yang dirumuskan dirumuskan

untuk menjaga keselamatan kerja dan memelihara fasilitas laboratorium.

Tidak semua sekolah menengah pertama baik itu Negeri maupun

swasta di Kab.Kaur memiliki Laboratorium IPA menurut data Diknas

Pendidikan Kab.Kaur tahun 2020, dari 40 SMP baik Negeri maupun

Swasta ada 29 SMP yang memiliki laboratorium IPA dan 11 SMP belum

memliki laboratorium IPA .

Dari Informasi diatas maka Pengelolaan Laboratorium Ilmu

Pengetahuan Alam diharapkan dapat menunjang tercapainya


8

peningkatan prestasi siswa. Terdorong oleh keinginan untuk

mengetahui mutu pengelolaan laboratorium ilmu pengetahuan alam, maka

penulis tertarik untuk mengkaji pengelolaan laboratorium ilmu

pengetahuan alam di SMP Negeri 35 Kaur .

Adapun alasan memilih SMP Negeri 35 Kaur sebagai tempat

penelitian adalah: pertama, SMPN 35 KAUR belum pernah dilakukan

penelitian tentang Laboratorium IPA dan merupakan salah satu SMP

berasrama di Kabupaten Kaur. Kedua SMPN 35 Kaur tergolong sekolah

yang baru yang didirikan. Ketiga Letak sekolah SMPN 35 Kaur mudah

untuk dijangkau.

B. Rumusan Masalah

1. Rumusan Masalah Umum

Bertitik tolak dari latar belakang di atas, maka rumusan masalah

penelitian ini adalah “Bagaimanakah pengelolaan laboratorium IPA di

SMP Negeri 35 Kaur”

2. Rumusan Masalah Khusus

Untuk menjawab rumusan masalah tersebut, maka akan

dikembangkan dalam bentuk pertanyaan yang akan menjadi fokus

penelitian, yaitu:

a. Bagaimanakah perencanaan program kerja laboratorium IPA

meliputi sumber daya manusia dan sarana prasarana di SMP Negeri

35 Kaur?.
9

b. Bagaimanakah pelaksanaan program kerja laboratorium IPA meliputi

sumber daya manusia dan sarana prasarana di SMP Negeri 35 Kaur?.

c. Bagaimanakah monitoring dan evaluasi program kerja laboratorium

IPA meliputi sumber daya manusia dan sarana prasarana di SMP

Negeri 35 Kaur?.

d. Bagaimanakah tindak lanjut program kerja laboratorium IPA

meliputi sumber daya manusia dan sarana prasarana di SMP Negeri 35

Kaur?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan

umum penelitian ini untuk mendeskripsikan Pengelolaan Laboratorium

IPA di SMP Negeri 35 Kaur.

2. Tujuan Khusus

Tujuan khusus ditujukan untuk mendeskripsi fungsi-fungsi

manajemen dalam pengelolaan laboratorium IPA. Dalam penelitian ini

tujuan khusus adalah mendeskripsikan :

a. Perencanaan program kerja laboratorium IPA meliputi sumber daya

manusia dan sarana prasarana di SMP Negeri 35 Kaur.

b. Pelaksanaan program kerja laboratorium IPA meliputi sumber daya

manusia dan sarana prasarana di SMP Negeri 35 Kaur.


10

c. Monitoring dan evaluasi program kerja laboratorium IPA meliputi

sumber daya manusia dan sarana prasarana di SMP Negeri 35 Kaur.

d. Tindak lanjut kerja laboratorium IPA meliputi sumber daya manusia

dan sarana prasarana di SMP Negeri 35 Kaur.

D. Manfaat Penelitian

1. Secara Teoretis

a. Memperluas wawasan dan pengetahuan tentang pengelolaan

laboratorium IPA.

b. Penelitian ini dapat memberikan masukan atau sumbangan

pemikiran atau ide untuk mengembangkan teori-teori mengenai

pengelolaan laboratorium IPA

2. Secara Praktis

a. Bagi Kepala Sekolah

Hasil penelitian ini dapat dipakai sebagai bahan kajian serta

pertimbangan oleh kepala sekolah dalam mengambil langkah dan

kebijakan yang telah ditentukan terutama pembaharuan pengelolaan

laboratorium IPA.

b. Bagi Laboran

Bagi Laboran Membantu kordinator laboratorium dalam

mengkoordinasikan dan mengembangkan fungsi laboratorium untuk

kegiatan pembelajaran dan penelitian.


11

c. Bagi guru bidang studi IPA..

Hasil penelitian ini bisa memberikan gambaran dan masukan

tentang program kerja pengelolaan laboratorium yang baik mengenai

perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi pengelolaan

laboratorium, serta Sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan

langkah yang tepat dalam pengelolaan laboratorium IPA yang Efektif

dan Efisien.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini akan mendeskripsikan tentang bagaimana

Pengelolaan program kerja laboratorium IPA. Adapun focus permasalahan

adalah: a ) Perencanaan Program Kerja Laboratorium IPA meliputi sumber

daya manusia dan sarana prasarana di SMP Negeri 35 Kaur. b) Pelaksanaan

program kerja laboratorium IPA meliputi sumber daya manusia dan sarana

prasarana di SMP Negeri 35 Kaur. c ) Monitoring dan evaluasi program kerja

laboratorium IPA meliputi sumber daya manusia dan sarana prasarana di SMP

Negeri 35 Kaur. d ) Tindak lanjut program kerja laboratorium IPA meliputi

sumber daya manusia dan sarana prasarana di SMP Negeri 35 Kaur

F. Definisi Konsep

1. Pengelolaan adalah kemampuan dan keterampilan khusus untuk

melakukan suatu kegiatan, baik bersama orang lain maupun melalui orang

lain dalam mencapai tujuan organisasi.


12

2. Pengelolaan program kerja Laboratorium IPA adalah suatu aktifitas

mengatur semua aspek yang berhubungan dengan laboratorium IPA

mulai dari perencanaan, pelaksanaan , monitoring dan Evaluasi, serta

tindak lanjut.

a. Perencanaan

Perencanaan adalah suatu tahap kegiatan yang sangat berperan

dalam proses pengelolaan Program kerja laboratorim IPA untuk

memilih dan menetapkan cara yang diharapkan paling efektif dan

efisien untuk mencapai sasaran yang telah direncanakan sebagai tujuan

pengelolaan

b. Pelaksanaan
Perencanaan dan pengorganisasian tidak memberikan hasil,

sebelum adanya aktifitas-aktifitas yang berhubung dengan

pelaksanaan. Dengan pelaksanaan maka program-program kerja yang

telah ditetapkan akan memberikan hasil nyata

c. Monotoring dan Evaluasi

Adanya monitoring, pemeriksaan, pengukuran dan evaluasi

terhadap pelaksanaan dan hasil pelaksanaan termasuk audit mutu

internal. Antara Monitoring dan evaluasi merupakan dua kegiatan

berbeda, namun tidak dapat dipisahkan satu dengan lainnya.

d. Tindak Lanjut

Tindak lanjut berarti suatu aksi atau tindakan koreksi (coreective

action) sebagai lanjutan langkah dalam mencapai perbaiakan dan atau

mengembalikan segala kegiatan pada tujuan yang seharusnya.


BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Deskripsi Teoritik

Untuk lebih memahami makna terhadap beberapa konsep yang digunakan

dalam penelitian ini ,maka perlu diberikan penjelasan konsep seperlunya

Pengertian dari konsep-konsep dalam penelitian ini adalah:

1. Pengelolaan Laboratorium IPA

Pengelolaan adalah suatu Proses yang sistimatis dalam menjalankan

suatu tujuan yang didalamnya terdapat perencanaan yang baik ,pengarahan

,pengontrolan ,pemanfaatan sumber daya yang ada sebaik mungkin agara

segala tujuan yang di rencanakan dapat tercapai secara efektif dan efisien.

Nugroho (2003 :119) mengemukakan bahwa pengelolaan merupakan

istilah yang dipakai dalam ilmu manajemen .secara etimologi istilah

pengelolaan berasal dari kata kelola ( to manage) dan biasanya merujuk pada

proses mengurus atau menangani sesuatu untuk mewujudkan tujuan yang

ingin dicapai.

Salah satu prinsip dasar yang harus diperhatikan dan dipenuhi dalam

rangka mengelola laboratorium secara baik dan benar adalah peningkatan

kualitas sumber daya manusia (SDM). Setiap laboratorium pasti memiliki

sumber daya manusia yang berperan mengelola aktivitas laboratorium dan

fasilitas pendukungnya. Para personil pengelola laboratorium sesuai dengan

bidangnya dan tanggung jawabnya sudah sewajarnya jika memiliki

13
14

keterampilan dan pengetahuan tentang alat laboratorium dan bahan

kimia. Penguasaan pengetahuan dasar merupakan syarat pokok dan

keterampilan seseorang sangat menunjang kesuksesan di dalam mengelola

laboratorium yang dijalankan secara benar.

Sementara menurut Terry, yang dikutif dari Engkoswara ( 2010 : 86)

mengemukakan bahwa : Pengelolaan sama dengan manajemen sehingga

pengelolaan dipahami sebagai suatu proses membedakan –bedakan atas

perencanaan, pengorganisasisan, pelaksanaan, evaluasi dan monotoring yang

dikerjakan dengan mengerahkan dan memanfaatkan sumber daya yang ada.

Menurut Rohiat (2009: 14) manajemen adalah melakukan pengelolaan

sumber daya yang dimiliki sekolah diantaranya adalah manusia, uang,

metode, material, mesin, dan pemasaran yang dilakukan dengan sistematis

dalam suatu proses.

Pengelolaan mempunyai dua hasil sistem kerja yaitu: pemeliharaan agar

teratur dan pemeliharaaan agar dapat digunakan atau bermanfaat sesuai

dengan keberadaaanya. Oleh sebab itu, sesuatu objek yang teratur terindikasi

melalaui penempatan yang sesuai dengan pengguna atau pemanfaatannya.

Kalau dikaitkan pengelolaan dengan manajemen, maka segala proses kerja

dari pengelolaan baik pengaturan dan pemanfaatan menggunakan “pendekatan

manajemen” (Ramayulis, 2017 hlm.95). Pengelolaan itu sendiri akar

katanya adalah “kelola” istilah lain dari pengelolaan adalah “manajemen”

manajemen adalah kata yang aslinya dari Bahasa inggris, yaitu

management, yang artinya ketalaksanaan, tata pimpinan pengelolaan.


15

Manajemen atau pengelolaan dalam pengertian umum menurut suharsimi

arikunto (1990: 2) dalam buku strategi belajar mengajar karangan Syaiful

Bahri Djamarah adalah pengadministrasian, pengaturan, dan penataan suatu

kegiatan ( Syaiful Bahri Djamarah, 2006, hlm. 175). Sejalan dengan

perkembangan jaman, maka para pakar mengemukakan berbagai fungsi

manajemen yang dikenal dengan POCCC, yaitu : Planning (perencanaan),

Organizing (pengorganisasian), Commanding (perintah), Coordinating

(pengkoordinasian), dan Controlling (pengawasan).

Pendapat lain tentang fungsi manajemen ini dikemukakan oleh

Gullick yang meliputi 6 urutan, yaitu Planning, Organizing,

Staffing, Directing, Coordinating, Reporting, dan Budgeting (disingkat

POSCORB). Hersey dan Blanchard membagi fungsi manajemen menjadi

empat, yaitu Planning, Organizing, Motivating, dan Controlling

(disingkat POMC). Pendapat lain dikemukakan oleh Terry (1977 : 18)

yang mengemukakan fungsi manajemen menjadi empat, yaitu Planning,

Organizing, Actuating, dan Controlling (disingkat POAC). Berdasarkan

pendapat beberapa ahli diatas , maka pendapat yang paling tepat tentang

manajemen laboratorium adalah pendapat Terry yang terdiri dari

perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan.

Bersumber pada Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003

kemudian muncul Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19

Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan yang selanjutnya

dilakukan perubahan pada Peraturan Pemerintah Republik Indonesia


16

Nomor 32 Tahun 2013 lingkup standar nasional pendidikan meliputi

standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar sarana

dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar

penilaian pendidikan. Salah satu standar tersebut adalah standar sarana dan

prasarana yang diatur lebih lanjut dalam Peraturan Menteri Pendidikan

Nasional Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2007 tentang standar

sarana dan prasarana sebagai upaya yang berkelanjutan dalam

pemenuhan standar sarana dan prasarana pendidikan untuk Sekolah

Dasar, Sekolah Menengah Pertama/ Madrasah Tsanawiyah (SMP/ MTs),

dan Sekolah Menengah Atas Madrasah Aliyah (SMA/ MA). (Fardiyono,

2015 hlm.2).

Terkait dengan proses pelaksanaan manajemen, dalam

pelaksanaan manajemen menampilkan fungsi seorang manajer yaitu :

perencanaan (planning) pengorganisasian (Organizing) pelaksanaan

(actuating), dan pengawasan (controlling). Oleh karena itu, manajemen

diartikan sebgagai proses merencanakan, mengorganisasi, melaksanakan, dan

mengendalikan upaya organisasi dengan segala aspeknya agar tujuan

organisasi tercapai secara efektif dan efisien.

Berdasarkan pendapat diatas maka akan dibahas pengelolaan labortorium

IPA sebagai berikut:

a. Perencanaan ( palanning)

Dalam Pengelolaan, perencanaan merupakan salah satu bagian

yang sangat penting, karena perencanaan yang matang akan lebih


17

memungkinkan tercapainya tujuan yang diharapkan. Perencanaan adalah

proses penentuan tujuan atau sasaran yang hendak dicapai dan menetapkan

cara dan sumber yang diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut secara

efisien dan efektif mungkin. Barnawi dan Arifin (2012:51) dalam buku

Imam Gunawan, Djum Djum Noor Benty berpendapat perencanaan

berasal dari kata rencana, yang memiliki arti rancangan atau

kerangka dari suatu yang akan dilakukan pada masa depan.

Perencanaan sarana dan prasana Pendidikan merupakan proses

perancanagan upaya pembelian, penyewaan, peminjaman, penukaran, daur

ulang, rekondisi, rehabilitasi, distribusi atau pembuatan peralatan dan

perlengkapan yang sesuai dengan kebutuhan.

Rumilah (2006: 84), perencanaan pengelolaan Laboratorium IPA

dinilai efektif apabila memenuhi kriteria sebagai berikut:

1) Adanya perencanaan program kerja laboratorium IPA meliputi :

a) Adanya rencana program kerja yang terencana dengan baik. b)

Adanya bahan masukan dari hasil kegiatan laboratorium untuk

menyusun program kerja tahun berikutnya. c) Adanya perencanaan

pengadaan alat dan bahan yang sesuai dengan kondisi sekolah. d)

Adanya penyusunan jadwal penggunaan laboratorium. e) Adanya

program perencanaan perbaikan/peningkatan sarana prasarana

laboratorium yang sesuai dengan kondisi sekolah. f) Adanya

perencanaan penggunaan dana untuk program kerja

laboratorium yang sesuai dengan kondisi sekolah. g) Adanya


18

keikutsertaan pengelola laboratorium dalam penyusunan program

kerja laboratorium

2) Adanya perencanaan kegiatan praktikum meliputi : a) Adanya jadwal

penggunaan laboratorium dan sesuai dengan jadwal pembelajaran

harian IPA. b) Adanya semua guru IPA menggunakan media

laboratorium untuk kegiatan praktik dalam pembelajaran.

Perencanaan laboratorium IPA meliputi perencanaan dan

pemeliharaan alat-alat dan bahan-bahan serta sarana / prasarana,

perencanaan kegiatan yang akan dilaksanakan, serta rencana

pengembangan laboratorium. Beberapa hal yang perlu direncanakan

dalam manajemen laboratorium adalah:

b. Pengadministrasian Alat-alat dan Bahan-bahan Laboratorium

Tujuan pengadministrasian alat-alat dan bahan-bahan lab ini adalah

agar dapat dengan mudah diketahui : (1) jenis alat atau bahan yang ada,

(2) jumlah masing-masing alat dan bahan, (3) jumlah pembelian

atau tambahan, dan (4) jumlah yang pecah, hilang, atau habis

(Depdikbud, 1979: 41).

Untuk keperluan pencatatan alat dan bahan lab ini diperlukan format

atau buku perangkat administrasi yang meliputi buku inventaris, kartu

stok, kartu permintaan / peminjaman alat / bahan, buku catatan harian,

kartu alat / bahan yang rusak, kartu reparasi, dan format label

(Depdikbud, 1999 : 26). Buku lainnya yang dapat melengkapi


19

perangkat administrasi antara lain daftar alat dan bahan yang sesuai

dengan LKS, jadwal kegiatan lab, dan program semester kegiatan lab.

Buku inventaris alat dan bahan sebaiknya dibuat dari buku tulis

folio yang diberi kolom-kolom, yaitu nomor katalog (dilihat dalam

buku katalog alat pendidikan IPA, untuk mempermudah pengecekan),

ukuran, nama alat / bahan, merk / type, produsen (pabrik

pembuatnya), asal / tahun, tahun penggunaan, jumlah, baik / rusak

(jumlah masing-masing alat/ bahan yang baik atau rusak).

Kartu stok berguna untuk mengetahui jumlah alat / bahan yang

tersedia ketika diperlukan dan dapat mengetahui tempat penyimpanan

alat/ bahan itu. Kartu ini dibuat dari sepotong kertas / karton dengan

warna yang berbeda-beda untuk setiap kelompok alat. Satu kartu stok

untuk satu jenis alat / bahan.

Label sebaiknya ditempelkan pada tempat penyimpanan alat /

bahan (almari, laci, rak). Adanya label mempercepat pengambilan

maupun pengembalian alat / bahan.

Kartu / formulir permintaan / peminjaman alat / bahan diisi oleh

guru sebelum melakukan kegiatan lab sebagai pesanan alat / bahan yang

diserahkan kepada laboran sekitar satu minggu sebelumnya, sehingga

laboran memiliki waktu yang cukup untukmem-persiapkannya.

Buku catatan harian bertujuan untuk mengetahui kejadian-kejadian

selama berlang-sungnya kegiatan lab, seperti adanya alat yang

rusak/hilang, percobaan yang gagal, se-hingga dapat digunakan


20

sebagai dasar tindak lanjut penyelesaiannya. Buku ini diletakkan di lab

dan harus diisi oleh setiap guru yang melakukan praktikum di lab dan

sebulan sekali diperiksa Kepala Sekolah.

Kartu alat / bahan yang rusak diisi ketika terdapat alat atau bahan

yang rusak, juga alat yang pecah bahkan yang retak. Kartu ini merupakan

dasar untuk pemesanan alat / bahan yang harus dibeli di tahun

pelajaran baru jika ada anggaran yang direncanakan.

Kartu reparasi digunakan untuk mencatat hal-hal yang berkaitan

dengan alat yang direparasi. Melalui kartu ini dapat diketahui kapan

terjadi kerusakan dan kapan direparasi, jenis kerusakan, dan

komponen yang diganti / diperbaiki.

Daftar alat / bahan yang sesuai dengan LKS terdiri atas kolom-

kolom jumlah alat / bahan yang diperlukan untuk setiap LKS dan jumlah

yang tersedia setiap tahun.Daftar ini mempermudah kita dalam

mengetahui apakah suatu LKS dapat dilaksanakan / tidak dan metode apa

yang diterapkan. Sebagai contoh, jika alat / bahan yang tersedia tidak

mencu- kupi untuk sejumlah kelompok yang telah dibuat, maka

lebih baik dilakukan demonstrasi. Daftar ini juga dapat digunakan

sebagai dasar untuk perencanaan anggaran belanja di waktu mendatang.

Jadwal kegiatan laboratorium sebaiknya disesuaikan dengan jadwal

pelajaran di kelas. Hal ini sesuai dengan fungsi praktikum, yaitu

memantapkan pemahaman konsep yang diajarkan di kelas. Jangan

sampai terjadi mata praktikum dengan materi yang diajarkan di kelas


21

berbeda waktu terlalu jauh, karena itu berarti praktikum tidak efektif

dalam membantu pemahaman konsep yang diajarkan di kelas. Bagi

sekolah yang memiliki banyak kelas, jadwal praktikum harus dibuat

sedemikian rupa agar tidak terjadi tumbukan antara kelas yang satu

dengan yang lain. Penyusunan jadwal praktikum biasanya dilakukan oleh

penanggung jawab teknis laboratorium.

Program semester kegiatan laboratorium dibuat masing-masing

guru kimia / IPA pada awal semester untuk menentukan kapan

kegiatan praktikum akan dilakukan selama satu semester. Program ini

berkaitan erat dengan jadwal penggunaan lab dan persiapan alat / bahan

yang akan digunakan.

c. Pengadaan Alat / Bahan Laboratorium

Untuk melengkapi atau mengganti alat / bahan kimia / IPA yang

rusak, hilang, atau habis dipakai diperlukan pengadaan. Sebelum

pengusulan pengadaan alat / bahan, maka perlu dipikirkan : (1)

percobaan apa yang akan dilakukan, (2) alat / bahan apa yang akan dibeli

(dengan spesifikasi jelas), (3) ada tidaknya dana / anggaran, (4) prosedur

pembelian (lewat agen, langganan, beli sendiri), dan (5) pelaksanaan

pembelian (biasanya awal tahun pelajaran baru) (Depdikbud,1999:32).

Prosedur pengadaan dimulai dengan penyusunan alat / bahan yang

akan dibeli yang dikumpulkan dari usulan masing-masing guru IPA yang

dikoordinasi oleh penanggung jawab lab. Sebelum pembelian, hendaknya

ditentukan terlebih dahulu di toko atau perusahaan mana alat / bahan


22

itu akan dibeli. Sebaiknya setiap sekolah telah membuat jalinan kerja

sama dengan perusahaan atau toko alat dan bahan kimia tertentu, sehingga

akan memperoleh harga yang relatif murah dan sewaktu-waktu

memerlukan tambahan alat / bahan kimia di luar jadwal pengadaan dapat

dengan mudah dikontak dan disuplai.

d. Alokasi Dana Laboratorium

Bagi sekolah Negeri, sumber dana sekolah dibagi menjadi

dua, yaitu dana dari Pemerintah yang umumnya berupa dana rutin (biaya

operasional dan perawatan fasilitas) dan dana dari masyarakat yang dapat

berasal dari orang tua peserta didik maupun sumbangan masyarakat luas /

dunia usaha (Depdikbud, 1999 : 95).

Dana laboratorium diperoleh dari proyek OPF (Operasional dan

Perawatan Fasilitas) yang dituangkan dalam APBS (Anggaran

Pendapatan dan Belanja Sekolah) yang disediakan untuk membiayai

kegiatan yang bersifat teknis edukatif dan kegiatan penunjang proses

belajar-mengajar.

2. Pelaksanaan Program Kerja Laboratorium IPA

Perencanaan tidak memberikan hasil, sebelum adanya aktifitas-

aktifitas yang berhubung dengan pelaksanaan. Dengan pelaksanaan maka

program-program kerja yang telah ditetapkan akan memberikan hasil nyata.

Pelaksanaan merupakan salah satu fungsi pengelolaan, selain

perencanaan, pengorganisasian dan pengawasan. Pelaksanaan adalah

tindakan yang harus dilakukan agar semua sumber daya bergerak


23

melaksanakan fungsinya secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan.

Pelaksanaan diartikan sebagai mengusahakan agar pekerja mau bekerja

dengan sungguh-sungguh untuk mencapai tujuan organisasi dan

anggotanya karena memang ingin mencapai tujuan tersebut.

Uraian pelaksanaan program kerja laboratorium IPA di atas

menggambarkan bahwa rangkaian kegiatan yang harus dilakukan meliputi:

penyediaan dan pengembalian alat dan bahan, penyimpanan alat dan bahan,

tata tertib, keamanan dan keselamatan kerja laboratorium, pendayagunaan alat

praktik, efisiensi dan proses penggunaan laboratorium.

a. Penyediaan dan pengembalian alat dan bahan laboratorium

1) Penyediaan alat dan bahan

Penyediaan alat dan bahan dilakukan oleh laboran di ruang

persiapan setelah menerima daftar permintaan dari guru praktikum

dengan mempertimbangkan jumlah kelas atau kelompok yang akan

melakukan praktikum.

2) Pengembalian alat dan bahan

Keselamatan dan kelengkapan alat dan bahan selama praktikum

menjadi tanggungjawab guru praktikum. Guru praktikum harus

senantiasa selalu memperingatkan peserta didik untuk selalu berhati-

hati dalam menggunakan peralatan praktikum, dan apabila sudah

selesai peserta didik harus membenahi dan memeriksa peralatan

tersebut.
24

b. Penyimpanan alat dan bahan

Peralatan dan bahan laboratorium harus disimpan di

laboratorium ditempat yang aman, yang mudah dicari dan diambil

Penyimpanan alat dan bahan menggunakan beberapa prinsip diantaranya

frekuensi pemakaian, alat- alat yang boleh diambil sendiri oleh siswa,

alat-alat yang mahal dsb. Alat yang sering digunakan harus

ditempatkan di tempat yang strategis.

Penyimpanan alat dan bahan dapat diklasifikasikan atas alat dan

bahan, jenis alat, jenis bahan, misalnya alat-alat dipisahkan dari bahan-

bahan, peralatan yang terbuat dari kaca dipisahkan dari peralatan dari

kayu. Namun, sistem ini juga dapat menyulitkan pemakai pada saat

memilih bahan dan alat yang kan digunakan untuk praktikum.

c. Tata tertib laboratorium IPA

Tata tertib laboratorium dibuat untuk menjaga keamanan dan

keselamatan laboratorium, karena itu hendaknya dipatuhi oleh semua

pengguna laboratorium sehingga dapat menjaga keamanan dan

keselamatan pemakai (semua komponen pengelola laboratorium dan

peserta didik), termasuk peralatan dan bahan. Untuk itu, diharapkan

sebuah laboratorium yang baik, salah satunya memiliki peraturan tata

tertib yang didokumentasikan, dan ditempelkan di tempat yang strategis di

dalam laboratorium IPA agar mudah dilihat sehingga mudah diingat dan

dilaksanakan.
25

Menurut Panduan Pengelolaan dan Pemanfaatan Laboratorium

IPA Sekolah Menengah Pertama, dalam suatu tata tertib laboratorium

hendaknya terdapat butir-butir aturan sebagi berikut: a) Aturan keluar

masuk laboratorium. b). Cara-cara melaksanakan kegiatan laboratorium.

c). Cara-cara menggunakan alat. d). Petunjuk tindakan yang harus

dilakukan siswa apabila menjumpai masalah dengan alat praktik.

e).Sanksi bagi siswa yang lalai dan hingga merusak alat praktik.

f).Perintah untuk selalu menjaga kebersihan laboratorium. g).Larangan

membawa benda-benda yang tidak ada kaitannya dengan kegiatan

laboratorium. h). Perintah untuk agar waspada dengan kemungkinan

adanya bahaya, misalnya kebakaran akibat listrik. i). Petunjuk tentang

apa yang harus dilakukan siswa seusai melaksankan kegiatan praktik.

Dengan pedoman yang ada, setiap sekolah diberi kesempatan untuk

merumuskan isi tata tertib laboratoriumnya disesuaikan dengan kondisi

boratorium yang ada di sekolah masing-masing.

d. Keamanan dan keselamatan kerja laboratorium IPA

Keberadaan laboratorium dan berbagai kegiatan ilmiah yang dilakukan

di dalamnya sangat berperan sebagai penunjang dalam keberhasilan

pembelajaran IPA. Keselamatan kerja di laboratorium merupakan salah

satu unsur terpenting dalam pengelolaan laboratorium. Laboratorium yang

dikelola secara baik merupakan tempat bekerja yang aman. Karena itu

salah satu tugas guru IPA di sekolah ialah mengadakan usaha-usaha

yang diperlukan agar laboratorium menjadi tempat yang aman untuk


26

bekerja. Usaha-usaha itu dapat berupa mengembangkan sikap dan disiplin

yang baik terhadap semua kegiatan-kegiatan praktek di dalam

laboratorium yang tertuang di dalam lembar prosedur praktik.

e. Efisiensi penggunaan laboratorium IPA

Sering terjadi di laboratorium sekolah bahwa peralatan praktikum

rusak bukan karena sering digunakan tetapi justru karena terlupakan.

Terlupakan karena tidak dipakai, hal ini terjadi akibat dari tidak

memahami penggunaan alat, karena itulah perlu penekanan dalam

perencanaan secara baik oleh pengelola laboratorium sehingga semua

alat dan bahn yang diadakan adalah alat dan bahan yang dapat

dimanfaatkan seefisien mungkin.

f. Proses penggunaan laboratoriun IPA

Laboratorium IPA dan kelengkapan peralatan praktikum

merupakann prasarana dan sarana penunjang dalam pembelajaran IPA

agar dapat melakukan kegiatan praktikum yang dapat menunjang

kelancaran pembelajaran IPA.Praktikum akan berjalan dengan baik

apabila sekolah memiliki peralatan dan bahan praktikum.

Langkah-langkah menggunakan laboratorium IPA yaitu : 1). Guru

IPA, pada awal tahun pembelajaran, menyusun perangkat pembelajaran

dengan tujuan dapat menentukan alat dan bahan serta penyusunan jadwal

praktikum. 2). Setiap saat akan melakukan praktikum, guru IPA

mengajukan daftar alat dan bahan pada laboran atau petugas laboran. 3).

Sewaktu pelaksanaan praktikum, guru IPA membimbing peserta didik


27

sesuai dengan prosedur yang telah ditentukan, 4). Setelah praktikum

selesai, guru membahas hasilpraktikum dan mencatat hal-hal penting

selama praktikum dalam buku harian untuk keperluan supervisi. 5). Alat

praktikum yang telah selesai digunakan, segera dibersihkan dan

dikembalikan ketempat semula, yang didahului dengan pengecekan

jumlah dan kondisi lat oleh petugas laboratorium. Pelaksanaan program

kerja akan berjalan efektif, jika kepala sekolah sebagi manager-nya selalu

memberi motivasi kepada guru IPA untuk selalu menggunkan praktikum

dalam pembelajaran IPA.

Menurut Rumilah (2006: 86) dari uraian di atas, maka pelaksanaan

pengelolaan laboratorium IPA dinilai efektif apabila memenuhi kriteria

sebagi berikut :

1) Penyediaan dan pengembalian alat dan bahan meliputi : a) Ada

daftar permintaan alat dan bahan. b) Penyediaan alat dan bahan sesuai

dengan daftar permintaan. c) Petugas selalu siap menyediakan dan

menerima pengembalian alat.Ada pengecekan jumlah dan kondisi alat

setiap pengembalian.

2) Penyimpanan alat dan bahan meliputi : a) Penyimpanan dibedakan

antara alat dan bahan. b) Peralatan mahal disimpan di tempat yang

aman dan terkunci. c) Ada daftar nama-nama alat yang tersimpan. d)

Ada tempat penyimpanan alat yang rusak. e) Kerapian penyimpanan

alat selalu terjaga f) Kerusakan ringan alat laboratorium diperbaiki

sendiri. g)Alat-alat disimpan berdasarkan mata pelajaran. h) Ada label


28

alat, sesuai dengan alat yang disimpan. i)Alat-alat yang berbahaya

disimpan ditempat yang khusus. j)Tempat penyimpanan tidak lembab

dan penerangan cukup. l) Penyimpanan lat menggunakan prinsip

aman, mudah dicari, dan mudah diambil/dicapai. m)Petugas selalu

mengecek kondisi alat secara rutin, dan. n)Ada kepastian alat rusak

karena terpakai, bukan karena terlalu lama disimpan.

3) Tata tertib laboratorium meliputi : ada berkas tata tertib penggunaan

laboratorium dan dilaksanakan.

4) Keamanan dan keselamatan kerja laboratorium meliputi : a)

Pengaturan alat dan bahn sesuai jenis dan sifatnya. b) Penggunaan alat

dan bahan secara optimal. c) Penyimpanan alat dan bahan berbahaya

pada tempat yang khusus. d) Ada pemeriksaan alat dan bahan secara

periodik. e) Ada tabung pemadam kebakaran, pasir, dan air (karan),

dan; f) Ada kotak PPPK dan tersedia obat yang diperlukan

5) Efisiensi penggunaan alat dan bahan meliputi : a) Ada format buku

kendali. b) Penggunaan alat secara benar, mengurangi kerusakan alat.

c) Penggunaan bahan yang benar, mengurangi bahan yang terbuang

6) Proses penggunaan alat dan bahan meliputi : Guru selalu praktik

laboratorium dalam pembelajaran IPA.

3. Monotoring dan Evaluasi

Adanya monitoring, pemeriksaan, pengukuran dan evaluasi terhadap

pelaksanaan dan hasil pelaksanaan termasuk audit mutu internal. Antara

Monitoring dan evaluasi merupakan dua kegiatan berbeda ,namun tidak dapat
29

dipisahkan satu dengan lainnya. Monitoring atau pemantauan merupakan

suatu kegiatan mengamati secara seksama suatu keadaanatau kondisi,

termasuk juga prilaku atau kegiatan tertentu, dengan tujuan agar semua data

masukan atau informasi yang diperoleh dari hasil pengamatan tersebut dapat

menjadi landasan dalam mengambil keputusan tindakan selanjutnya yang

diperlukan. Tindakan tersebut diperlukan seandainya hasil pengamatan

menunjukan adanya hal atau kondisi yang tidak sesuai dengan yang

direncanakan semula.

Evaluasi adalah kegiatan yang menilai hasil yang diperoleh selama

kegiatan pemantauan berlangsung. Evaluasi juga menilai hasil atau produk

yang Berdasar pendapat di atas, bahwa kegiatan evaluasi difokuskan

kepada penilaian pencapaian tujuan, sehingga menemukan berbagai

hambatan yang dalam mencapai tujuan, sehingga dapat ditentukan

berbagai teknik dalam usaha mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Ada beberapa prinsip dasar pengawasanyang harus diterapkan agar

Pengelolan laboratorium IP A menjadi baik, yaitu :

a. Pengawasan bersifat membimbing dan membantu mengatasi kesulitan

dan bukan mencari kesalahan. Kepala Sekolah harus menfokuskan

perhatian pada usaha mengatasi hambatan yang dihadapi guru, bukan

sekedar mencari kesalahan. Kekeliruan guru harus disampaikan

Kepala Sekolah sendiri dan tidak di depan orang lain.

b. Bantuan dan bimbingan diberikan secara tidak langsung, artinya

diupayakan agar yang bersangkutan mampu mengatasi sendiri, sedangkan


30

Kepala Sekolah hanya membantu. Hal ini penting untuk

menumbuhkan kepercayaan diri yang pada akhirnya menumbuhkan

motivasi kerja yang lebih baik.

c. Balikan atau saran perlu segera diberikan, agar yang bersangkutan

dapat memahami dengan jelas keterkaitan antara balikan dan saran

tersebut dengan kondisi yang dihadapi. Dalam memberikan balikan

sebaiknya dalam bentuk diskusi, sehingga terjadi pembahasan

terhadap masalah yang terjadi secara bersama.

d. Pengawasan dilakukan secara periodik / berkala, artinya tidak

menunggu sampai terjadi hambatan. Jika tidak ada hambatan,

kehadiran Kepala Sekolah akan dapat menumbuh-kan dukungan

moral bagi guru yang sedang mengerjakan tugas.

e. Pengawasan dilaksanakan dalam suasana kemitraan, agar guru dengan

mudah dan tanpa takut menyampaikan hambatan yang dihadapi, sehingga

dapat segera dicari jalan keluarnya. Suasana kemitraan juga akan

menumbuhkan hubungan kerja yang harmonis, sehingga tercipta tim

kerja yang kompak.

4. Tindak lanjut

Tindak lanjut merupakan suatu tindakan untuk langkah –langkah

selanjutnya dalam menyelesaikan suatu kegiatan.

Menurut Hiro Tugiman (2006:72) tindak lanjut adalah suatu proses untuk

menentukan kecukupan ,keefektifan, dan ketepatan waktu dari berbagai


31

tindakan yang dilakukan oleh manajemen (pengelolaan) terhadap berbagai

temuan pemeriksaan audit yang dilaporkan.

5. Laboratorium IPA

Laboratorium menurut (Richard Decaprio: 58) adalah tempat sekelompok

orang yang melakukan berbagai macam kegiatan penelitian(riset)

pengamatan, pelatihan dan pengujian ilmiah sebagai pendekatan antara

teori dan praktek dari berbagai macam disiplin ilmu.

Sedangkan menurut ( Kukuh Munandar: 80) dalam bukunya yang

berjudul pengenalan laboratorium ipa biologi sekolah, Laboratorium

adalah tempat proses belajar mengajar dengan aktivitas pratikum yang

melibatkan interaksi antara peserta didik, peralatan, dan bahan.

Depdikbud menjelaskan bahwa laboratorium berfungsi sebagai tempat

untuk memecahkan masalah, mendalami suatu fakta, melatih keterampilan

dan berpikir ilmiah, menanamkan dan mengembangkan sikap ilmiah,

menentukan masalah baru, dan lain sebagainya.

Dengan demikian,guru maupun pengelola laboratorium harus

selalu mengarahkan kegiatan praktikum di laboratorium dengan baik untuk

mencapai tujuan dari pembelajaran di laboratorium, yakni mengembangkan

keterampilan (pengamatan dan pencatatan data) dan kemampuan siswa dalam

menggunakan alat meliputi : a). Melatih siswa agar dapat bekerja cermat

serta mengenal batas-batas kemampuan pengukuran laboratorium. b).

Melatih ketelitian mencatat dan kejelasan melaporkan hasil percobaan siswa.

c). Merangsang daya berpikir kritis analitis siswa melalui penafsiran


32

eksperimen. d). Memperdalam pengetahuan siswa. e). Mengembangkan

kejujuran dan rasa tanggung jawab siswa, dan f). Melatih siswa

merencanakan dan melaksanakan percobaan lebih lanjut.

Depdikbud memaparkan ada empat sarana/alat kriteria minimal yang

harus dipenuhi oleh sebuah laboratorium IPA, yaitu perabot, alat peraga,

perkakas, dan alat penunjang lain. Sedangkan dalam Permendiknas No. 24

Tahun 2007 dijelaskan bahwa klasifikasi sarana/alat yang harus ada di

laboratorium IPA minimal ada lima yaitu, perabot, perlengkapan pendidikan

yang terdiri dari alat dan bahan percobaan serta alat peraga, media

pendidikan, bahan habis pakai, dan perlengkapan lain

Pemerintah telah mengeluarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional

Nomor 26 Tahun 2008 tentang Standar Tenaga Laboratorium

Sekolah/Madrasah yang memuat standar kualifikasi dan kompetensi kepala

laboratorium, tenaga teknisi, maupun laboran. Biasanya di sekolah

pengelola laboratorium terdiri dari : 1) Kepala Sekolah, 2) Penanggung jawab

Lab, 3) Koordinator Lab, dan 4) Laboran.

Kelompok pengelola laboratorium yang ideal, terdiri dari personal-

personal yang terlibat langsung dalam seluruh kegiatan di laboratorium sesuai

dengan tugas dan tanggung jawab masing-masing. Setiap personal harus

memahami dan mengerti bidang kerja yang menjadi tanggung jawabnya,

sesuai dengan peraturan yang berlaku pada lembaganya dan selalu berorientasi

pada tujuan dan fungsi laboratorium yang dibinanya. Karena itu, harus terbina

hubungan yang harmonis antar personal yang terlibat dalam pengelolaan


33

laboratorium berdasarkan kesadaran bahwa mereka merupakan komponen-

komponen yang penting dari sistem dan pendidikan. Berikut ini adalah tugas

masing-masing pengelola laboratorium:

Tugas Kepala Sekolah adalah : 1). Penanggungjawab teknis

Laboratorium, mata pelajaran (fisika/kimia/Biologi/IPA) dan laboran. 2).

Memberikan bimbingan, motivasi,pemantauan dan evaluasi kepada petugas-

petugas laboratorium IPA. 3). Mendorong dan memotivasi guru IPA dalam

kegiatan laboratorium 4). Menyediakan danan keperluan operasional

Laboratorium dan fasilitasi Sarana prasarana.

Tugas Penanggung jawab Lab. adalah : 1). Membuat dan mengelola

administrasi Laboratorium 2). Memastikan kelancaran kegiatan laboratorium.

3). Bertanggungjawab dalam pengadaan alat dan bahan

laboratorium,kebersihan,penyimpanan,perawatan dan perbaikan alat IPA .

Tugas Koordinator Lab. adalah : 1) Mengkoordinir masing masing guru

mata pelajaran (fisika/kimia/Biologi/IPA). 2). Membuat Jadwal Penggunaan

Lab. 3). Mengusulkan kepada penanggungjawab Laboratoriumnuntuk

pengadaan alat/bahan IPA

Tugas Laboran adalah : 1). Mengerjakan administrasi alat dan bahan. 2).

Mempersiapkan dan menyimpan kembali alat / bahan. 3). Bertanggungjawab

atas kebersihan alat dan ruang laboratorium beserta perlengkapannya.

Ditinjau dari segi sarana dan prasarana labororatorium IPA minimal sesuai

dengan lampiran Permendiknas Nomor 24 Tahun 2007, tentang standar sarana


34

dan prasarana pendidikan untuk SD/ MI, SMP/ MTS, dan SMA/ MA, poin D,

bagian 3 tentang ruang laboratorium IPA SMP/ MTs (Anonim, 2008: 364-

366), menyebutkan: 1). Ruang laboratorium IPA berfungsi sebagai tempat

berlangsungnya kegiatan pembelajaran IPA secara praktik, memerlukan

peralatan khusus. 2). Ruang laboratorium IPA dapat menampung minimum

satu rombongan belajar. 3). Rasio minimum luas ruang laboratorium IPA

2,4m2/ peserta didik.Untuk rombongan belajar peserta didik kurang dari

20 orang, luas minimum laboratorium 48 m2 termasuk luas ruang

penyimpanan dan persiapan 18 m2. Lebar minimum ruang laboratorium IPA

5m. 4). Ruang laboratorium IPA dilengkapi dengan fasilitas untuk

memberikan pencahayaan yang memadai untuk membaca dan mengamati

obyek percobaan. 5). Tersedia air bersih, dan 6). Ruang laboratorium

dilengkapi dengan sarana.

Tabel 1. Standar Sarana Prasarana Laboratorium IPA

No. Jenis Rasio


a. Perabot
1. Kursi 1buah/ siswa dan 1
buah/ guru
2. Meja peserta didik 1 buah/ 7siswa
3. Meja demonstrasi 1 buah/ lab
4. Meja persiapan 1 buah/ lab
5. Lemari alat 1 buah/ lab
6. Lemari bahan 1 buah/ lab
7. Bak cuci 1 buah/ 2
kelompok dan 1
buah di ruang
persiapan.
b. Peralatan pendidikan, alat peraga
8. Mistar 6 buah/ lab
35

No. Jenis Rasio


9. Jangka sorong 6 buah/ lab
10. Timbangan 3 buah/ lab
11. Stopwatch 6 buah/ lab
12. Roll meter 1 buah/ lab
13. Termometer 100 c 6 buah/ lab
14. Gelas ukur 6 buah/ lab
15. Massa logam 3 buah/ lab
16. Multi meter AC/DC 6 buah/ lab
17. Batang magnet 6 buah/ lab
18. Globe 1 buah/ lab
19. Model tata surya 1 buah/ lab
20. Garpu tala 6 buah/ lab
21. Model miring 1 buah/ lab
22. Dinamometer 6 buah/ lab
23. Katrol tetap 2 buah/ lab
24. Katrol bergerak 2 buah/ lab
25. Balok kayu 3 macam/ lab
26. Percobaan muai panjang 1 set/ lab
27. Percobaan optic 1 set/ lab
28. Percobaan rangkaian listrik 1 set/ lab
29. Gelas kimia 30 buah/ lab
30. Model molekul sederhana 6 set/ lab
31. Pembakar spritus 6 set/ lab
32. Cawan penguapan 6 buah/ lab
33. Kaki tiga 6 buah/ lab
34. Plat tetes 6 buah/ lab
35. Pipa tetes + karet 100 buah/ lab
36. Mikroskop monokuler 6 buah/ lab
37. Kaca pembesar 6 buah/ lab
38. Poster genetika 1 buah/ lab
39. Model kerangka manusia 1 buah/ lab
40. Model tubuh manusia 1 buah/ lab
41. Gambar/model pencernaan manusia 1 buah/ lab
42. Gambar/model system peredaran darah 1 buah/ lab
manusia
43. Gambar/model system pernafasan manusia 1 buah/ lab
44. Gambar/model jantung manusia 1 buah/ lab
36

No. Jenis Rasio


45. Gambar/model mata manusia 1 buah/ lab
46. Gambar/model telinga manusia 1 buah/ lab
47. Gambar/model tenggorokan manusia 1 buah/ lab
48. Petunjuk percobaan 6 buah/ percobaan
c. Media pendidikan
49. Papan tulis 1 buah/ lab
d. Perlengkapan lain
50. Soket listrik 9 buah/ lab
51. Alat pemadam kebakaran 1 set/ lab
52. Peralatan P3K 1 buah/ lab
53. Tempat sampah 1 buah/ lab
54. Jam dinding 1 buah/ lab

B. Hasil Penelitian Yang Relevan

Fitri (2014) Hasil penelitian bahwa manajemen laboratorium IPA

SMPN1 Kaur Selatan telah sesuai dengan fungsi manajemen yaitu

adanya perencanaan dalam bentuk program kerja, adanya pengorganisasian

yang terstruktur, pelaksanaan yang mengacu pada program kerja serta

adanya monitoring dan evaluasi yang dilakukan untuk perbaikan mutu

laboratorium.

Herwin (2008) hasil penelitian pengelolaan laboratorium IPA di

MAN model Bengkulu bahwa pengelolaan laboratorium ilmu

pengetahuan alam Madrasah Aliyah Negeri Model Kota Bengkulu secara

umum sudah baik dan mendukung peningkatan mutu pendidikan IPA, sarana

dan prasarana laboratorium lengkap walaupun ada beberapa alat yang

tidak berfungsi dan mengalami kerusakan, perencanaan program kerja

disusun pada awal tahun pelajaran, pelaksanaan program kerja


37

laboratorium sudah berjalan dengan efektif dan pengawasan dari kepala

madrasah sudah berjalan, namun masih terdapat beberapa hal yang perlu

dibenahi antara lain perencanaan,pengadministrasian dan pengawasan.

Sedangkan faktor pendukung yaitu adanya bantuan dari Departemen Agama

untuk pengadaan alat dan bahan praktek serta adanya tenaga laboratorium

yang khusus bekerja di laboratorium.

Rifky Anggrita (2014) skripsi berjudul “Pengelolaan Laboratorium di

SMK Muhammadiyah 1 Tempel Sleman, Yogyakarta.” Hasil penelitian

menunjukkan bahwa pengelolaan laboratorium di SMK Muhammadiyah 1

Tempel bagian sarana dan prasarana belum berjalan dengan optimal,

ditunjukkan dengan kurangnya anggota atau pengurus bidang sarana dan

prasarana, agar pengelolaan pada bidang tersebut berjalan dengan efektif dan

efisien.

C. Paradigma Penelitian

Untuk melakukan proses penelitian, serta didasarkan kepada tinjauan

pustaka serta sebagai pedoman dalam melaksanakan penelitian, maka dapat

dikemukakan paradigma penelitian sebagai berikut:


38

Dari paradigma penelitian diatas diharapkan jika keseluruhan indikator

terpenuhi maka diasumsikan program kerja pengelolaan laboratorium IPA

di SMP Negeri 35 Kaur akan berjalan dengan Efektif dan Efisien yaitu

mulai dari: a) perencanaan program kerja laboratorium IPA di SMPN 35 Kaur

apakah ada program kerja IPA nya , pengadministrasian alat dan bahan

laboratorium IPA, pengadaan alat dan bahan laboratorium, alokasi dana

laboratorium, serta jaminan keamanan di dalam laboratorium IPA. b)

pelaksanaan program kerja laboratorium IPA di SMPN 35 Kaur apakah ada

pelaksanaan kegiatan yang sudah di buat didalam program kerja laboratorium

IPA. c) monitoring dan evaluasi program kerja laboratorium IPA di SMPN 35

Kaur apakah pelaksanaan monev yang diakukan oleh kepala sekolah atau

pejabat terkait dalam hal ini program kerja laboratorium IPA sudah berjalan

dengan baik serta bagaimana laporan pertanggung jawaban laboran kepada

kepala sekolah. d) tindak lanjut program kerja laboratorium IPA di SMP 35

Kaur apakah sudah di buat oleh laboran dibantu guru IPA tentang rencana

tindak lanjut dari hasil monev kepala sekolah dan pejabat terkait.

Apabila perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan Monotoring serta Tindak

lanjut kegiatan dikelola dengan baik, maka akan didapat Program kerja

Laboratorium IPA yang efektif dan efisien sehingga prestasi belajar siswa di

SMP Negeri 35 Kaur meningkat khususnya dalam mata pelajaran Ilmu

Pengetahuan Alam.
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian

1. Jenis dan Metode Penelitian

Adapun jenis dan metode penelitian ini yakni peneliti menggunakan

metode survey deskriptif. Penelitian ini merupakan penelitian yang

menggunakan kuesioner sebagai instrumen penelitian. kuesioner merupakan

lembaran yang berisi beberapa pertanyaan dengan struktur yang baku.

2. Pendekatan Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif, di

mana setelah data didapat dan terkumpul maka data akan diolah/ di

koversikan menjadi angka-angka sehingga peneliti dapat menentukan

hasilnya.

3. Waktu dan tempat penelitian

Adapun untuk waktu dan tempat penelitian ini akan dilakukan pada

Bulan Juli 2021 - September 2021.

Untuk tempat pelaksanaan kegiatan penelitian akan dilakukan di SMP

Negeri 35 Kaur yang beralamat di desa gedung sako 2 kecamatan Kaur

selatan Kab.Kaur.

39
40

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Sugiyono (2018:80) Populasi adalah wilayah generasi yang terdiri atas

objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya.Oleh karena itu populasi dalam penelitian ini adalah Kepala

sekolah, guru IPA, Laboran, dan siswa SMP Negeri 35 Kaur Tahun Pelajaran

2021/2022 dengan rincian :

KETEGORI JUMLAH
Kepala Sekolah 1 Orang
Guru IPA 3 Orang
Laboran 1 Orang
Siswa Kelas VIII 100 Siswa
Siswa Kelas VIII 93 Siswa
Siswa Kelas VIII 82 Siswa
JUMLAH 280 swa

2. Sampel dan Teknik Sampling

Sampel merupakan bagian dari populasi yang diteliti. Oleh karena itu

sampel harus dilihat sebagai suatu pendugaan poluasi dan bukan populasi itu

sendiri.

Adapun teknik pengambilan sampel pada penelitian ini

menggunakan Stratified Random Sampling.Peneliti memilih sampel yang

akan digunakan berdasarkan klasifikasi kebutuhan penelitian dengan melihat

dan memilih per-kategori, diantaranya:


41

a. Peneliti juga akan menggunakan kepala sekolah guru Ilmu Pengetahuan

Alam berjumlah 3 orang dan tenaga Laboran berjumlah 1 orang jadi

.Seluruhnya yang digunakan dalam penelitian.

b. Peneliti hanya memilih kelas VIII yang berjumlah 93 orang karena

dianggap mewakili siswa kelas VII dan IX. Peneliti tidak memilih siswa

kelas VII dikarenakan siswa kelas VII termasuk siswa baru sehingga

pengetahuan/pengalaman yang dimilikinya terhadap kondisi sekolah

belum sepenuhnya dipahami.

Untuk lebih jelasnya mengenai pemilihan sampel yang digunakan

dalam penelitian ini, perhatikan tabel pemilihan sampel berikut:

Tabel Sampel

KATEGORI POPULASI SAMPEL


Kepala Sekolah 1 Orang
Guru IPA 3 Orang
Laboran 1 Orang
SiswaKelas VIII 98 Orang
Total 103 Orang

C. Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah :

1. Observasi

Sutrisno Hadi (dalam Sugiyono, 2018, hlm. 145) mengemukakan bahwa

observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun

dari berbagai proses biologis dan psikologis. Dua diantara yang terpenting

adalah proses-proses pengamatan dan ingatan.


42

Dalam penelitian ini, peneliti melalukan observasi diawal penelitian

untuk mengamati dan melihat secara langsung keadaan sekolah yang akan

dijadikan tempat penelitian, sehingga dari data yang terkumpul dapat

dijadikan bahan pendukung penelitian ini.

2. Kuesioner/ Angket

Sugiyono, (2018:124) angket merupakan pengumpulan data yang

dilakukan dengan cara memberi kesepakatan pertanyaan tertulis kepada

responden untuk dijawabnya. Angket ini merupakan teknik pengumpulan data

yang efisien bila peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan

tahu apa yang bisa diharapkan dari responden.

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan kuesioner sebagai instrument

pengumpulan data dengan responden yang heterogen. Kuesiner yang telah

diisi oleh responden, akan di olah sesuai dengan pengujian ilmiah penelitian.

3. Dokumentasi

Menurut Arikunto (2002 :207), metode dokumentasi adalah

mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan,

transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, leger, agenda,

dan lain sebagainya. Dokumentasi dalam penelitian ini adalah dokumen

penjaminan mutu, jurnal pengguna Lab, daftar inventaris Lab, data

dikumpulkan dan literatur-literatur lain yang relevan dengan penelitian

ini.

Dokumen merupakan berkas-berkas yang telah lama yang biasanya

berbentuk sebuah tulisan, foto, gambar, ataupun bentuk lainnya. Kegiatan ini
43

dilakukan peneliti untuk menambah data dan informasi terkait dengan

penelitian yang dilakukan, sehinga penelitian ini bias lebih banyak

dokumentatif yang valid sehingga informasi dan data yang didapat bisa di

pertanggung jawabkan.

Dalam penelitian ini,dokumentasi yang digunakan peneliti yakni dengan

mengumpulkan data tertulis seperti arsip-arsip seputar profil sekolah, data

Kepala sekolah, guru IPA, Laboran dan jumlah siswa kelas VIII.Selain itu

juga peneliti, mengumpulkan referensi lainnya terkait masalah yang diteliti

sehingga data yang diperoleh lebih maksimal.

D. Teknik Uji Instrumen

1. Validitas Instrumen

Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan

data (mengukur) itu valid. Untuk melihat validitas butir-butir angket diuji

dengan menggunakan korelasi pearson product moment seperti yang

dikemukakan Arikunto (2005 :162) sebagai berikut:

N  XY   X  Y 
rXY =
N  X 2

  X  N  Y 2
2
 Y  
2

Keterangan :
rXY = Koefisien korelasi antara variabel X dan Y
N = Jumlah subyek
X = Skor dari tiap-tiap item
Y = Jumlah dari skor item

Besarnya rhitung dikonsultasikan pada rtabel dengan batas signifikan 5%.

Apabila didapat rhitung > rtabel maka butir soal tergolong valid dan demikian

sebaliknya. Jika rhitung < rtabel maka butir soal tergolong tidak valid
44

2. Uji Reliabilitas

Sedangkan untuk menguji reliabilitas butir angket digunakan rumus alpha

ronbach seperti yang dikemukakan Arikunto (2010: 186) sebagai berikut:

dimana:

r11 = Reliabilitas instrumen


k = Banyaknya soal
 i2 = Jumlah varians skor tiap-tiap item
t2 = Varians total.

Kriteria uji reliabilitas dengan rumus alpha ronbach adalah apabila rhitung >

rtabel, maka alat ukur tersebut reliable dan juga sebaliknya, jika rhitung < rtabel

maka alat ukur tidak reliable.

E. Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden atau

sumber data lain terkumpul. Kegiatan dalaman alisis data adalah

mengelompokkan data berdasarkan variable dari seluruh responden,

mentabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh responden, menyajikan.

data dari tiap variable yang diteliti, melakukan perhitungan untuk menjawab

rumusan masalah, dan melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang

telah diajukan. Untuk penelitian yang tidak merumuskan hipotesis, langkah

terakhir tidak dilakukan.


45

Untuk penelitian ini, analisis data akan dilakukan setelah responden

Mengisi angket/kuesioner kepada responden yang telah dijadikan sampel

penelitian, kemudian data di olah dengan mentabulasi nilai yang didapat dari

kuesinoner/angket yang telah di isi responden, lalu data dianalisis dan diolah

dengan menggunakan skor rata-rata (Mean) tanggapan responden terhadap

kuesioner yang dibgaikan, lalu data akan di konversikan menjadi deskriptif

dan terakhir data ditarik kesimpulan berupa deskriptif yang merupakan

jawaban dari rumusan masalah yang diajukan. Untuk alat analisisyang

digunakan oleh peneliti adalah Microsoft Excel 2010. Dalam penelitian ini

juga tidak menggunakan hipotesis, oleh karena itu pengujian hipotesis tidak

dilakukan.

Adapun rumus mencari rata-rata (mean) adalah

Dimana :

𝑥=Titik tengah (mid point) kelas interval ke-1

xi=Titik tengah interval kelas


f = Frekuensi observasi padakelas interval ke-1
fx=Jumlahkan frekuensitiap kelas interval

F. Pertanggung Jawaban Peneliti

Dalam penelitian ini, peneliti bertanggung jawab sepenuhnya mulai dari

pengumpulan data melalui observasi ke lapangan untuk melihat keadaan

sekolah, mengumpulkan bukti dokumen, menyebarkan angket/kuesioner,

kemudian pengelolaan data secara ilmiah sesuai dengan aturan/kaidah yang


46

sebagaimana mestinya hingga sampai kepada penarikan kesimpulan. Karya

ilmiah tesis ini benar-benar dibuat sendiri oleh peneliti dan terjaga

orisinalitasnya .Apabila karya ilmiah Tesis yang peneliti buat melanggar

aturan atau etika dalam penulisan ilmiah maka peneliti siap menerima sanksi

atas pelanggaran tersebut sesuai dengan kaidah dan ketetapan yang berlaku.
AGENDA PENELITIAN

A. Jadwal Penelitian

Adapun rencana waktu penelitian mulai dari perencanaan, pelaksanaan,

sampai dengan akhir penelitian dapat dilihat pada table dibawah ini:

BULAN
JENIS
NO April Mei Juni Juli Agus Sep
KEGIATAN
2021 2021 2021 2021 2021 2021

1 Pengajuan Nama
Pembimbing
2 Pengajuan Judul
Proposal Tesis
3 Bimbingan
Proposal Tesis
BAB 1, BAB 2, dan
BAB 3

4 Seminar Proposal

5 Bimbingan
Instrumen
Penelitian
6 Peneltian ke
Lapangan/ Sebar
Kuesioner
7 Mengolah data dan
Bimbingan BAB 4
dan 5
8 Ujian/ Sidang Tesis

47
48

B. Dukungan Fasilitas

Adapun fasiltas penunjang untuk kelancaran penyusunan karya ilmiah ini

adalah berupa:

1. Laptop Acer Corei3

2. Sarana wifi baik dirumah maupun tempat kerja

3. Buku referensi

4. E-Book

5. Referensi Jurnal Ilmiah

6. Referensi Tesis peneliti yang judul nya menyerupai.

48
DAFTAR PUSTAKA

Amiruddin, 2016. Perencanaan Pembelajaran, Yogyakarta: Parama Ilmu

Anggraini, A. Retnoningsih, A. Herlina, L. (2013). Pengelolaan Laboratorium


Biologi Untuk Menunnjang Pengguna Dan Pengelolaan
Laboratorium Biologi SMA Negeri 2 Wonogiri.27, 304.
Http://Journal.Unnes.ac.id/sju/index.php/ujeb.

Anonim. (2008). Himpunan Perundang-Undangan Republik Indonesia tentang


Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) Undang-undang Republik
Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 beserta Penjelasannya Dilengkapi
Peraturan Perundangan yang Terkait. Bandung: Nuansa Aulia.

Arikunto, 2007. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta

Bambang Sumintono. (2008). Tujuan Pembelajar Sains di Laboratorium.


Diakses dari http://netsains.com/2008/03/tujuan-pembelajaran-sains-di
laboratorium/. Tanggal 1 Juni 2021. Jam 10.00 WIB.

Bowo Sugiharto. (2008). Optimalisasi Pengelolaan Laboratorium IPA


SMP.
Diakses dari http://bowobiologi.blogspot.com/2008/10/ optimalisasi-
pengelolaan-laboratorium.htm. Tanggal 2 Juni 2021. Jam 12.00
WIB.

Elseria.2016.” Efektifitas Pengelolaan Laboratorium Ipa”. Manajer


Pendidikan. Volume 10, Nomor 1.

Fardiyono A. (2015) Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan disekolah


dasar kanisius Eksprimental Mangunan.Jurnal administrasi
Pendidikan.

Follet Parker Mary, Griffin W. Ricky and Fayol Henry. (2009).


Manajemen.
Diakses dari http://id.wikipedia.org/wiki/manajemen. Tanggal 02
Juni 2021. Jam 15.00 WIB.

Fuad Noer Muhammad, 2015. Pengelolaan Sarana Laboratorium Ips di sekolah


Menengah Atas Negeri 1 Yogyakarta. Jurnal Administrasi Pendidikan.

49
50

Gunawan. I & Benty. D.D.N 2017. Manajemen Pendidikan Suatu Pengantar


Peraktik. Bandung: Alfabeta.

Indrawan Idrus, 2015. Pengantar Manajemen dan Prasarana


Sekolah. Yogyakata: Cv Budi Utama.

Kemendikbud.2014.Panduan Pengelolaan dan Pemanfaatan


Laboratorium IPA.Jakarta.

Kompri, 2014. Manajemen Sekolah Teori Dan Peraktik. Bandung: Alfabeta.


Lexy J. Moleong, 2005. Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: Bumi
Askara

Matin & Fuad, 2016. Manajemen Sarana Dan Prasarana Pendidikan Konsep
Dan Aplikasinya. Jakarta: PT RajaGrafindo.

Megasari Rika (2014). Peningkatan Pengelolaan Sarana dan Prasarana


Pendidikan untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran di SMPN
Bukit Tinggi. Jurnal Administrasi Pendidikan. 2 (1) : (639-831)

Mulyono. 2008. Manajemen Administrasi dan Organisasi Pendidikan.


Yogyakarta: Az-Ruzz Media.

Muna, Izza Aliyatul. 2016. “Optimalisasi Fungsi Laboratorium IPA


Melalui Kegiatan Praktikum Pada Prodi Pgmi Jurusan Tarbiyah Stain
Ponorogo”Jurnal Kodifikasia.Vol. 10. No 1.
Pahlevi Reza dkk, (2016) Manajemen Sarana dan Prasarana
Untuk Meningkatkan Mutu Pembelajaran

Rahmawati & Lutfiana. 2013. Pengelolaan Sarana Laboratorium Ipa di Sekolah


Menengah Pertama Negeri Se-kecamatan God
ean Kabupaten Sleman. Jurnal Manajemen Pendidikan/Administrasi
Pendidikan.

Ramayulis, 2017. Manajemen dan Kepemimpinan Pendidikan Islam. Jakarta:


Kalam Mulia.
Rohiat. 2009. Manajemen Sekolah. Bandung. Refika Aditama

Sekarwinahyu.2010.”Menejemen Laboratorium”. Modul. Universitas Terbuka.

Sitorus M. & Sutiani A. 2013. Laboratorium Kimia Pengelolaan dan


Manajemen. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Sugiono. 2013. Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: Alfabeta.


51

------------. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D.


Bandung: Alfabeta.

Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Jakarta:Bumi Aksara,


2006

-------------------, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.


Jakarta: Rineka Cipta,2010

-------------------. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Suparlan (2014) Manajemen Berbasis Sekolah dari Teori Sampai


dengan Peraktik Cetakan kedua. Jakarta: Bumi Askara.

Suryosubroto B. Drs, (2010). Manajemen Pendidikan DI Sekolah, Jakarta: PT


Rineka Cipta.
Syaiful Bahri, Djamarah, (2006) Strategi Belajar Mengajar Jakarta: PT
Rineka Cipta.

Terry, George. R. 1993. Prinsip-Prinsip Manajemen (Terjemahan: J. Smith,


DFM), Jakarta: Bumi Aksara.
52

LEMBAR PERSETUJUAN
PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENELITIAN

JUDUL TESIS
PENGELOLAAN LABORATORIUM IPA
DI SMP NEGERI 35 KAUR

PERNYATAAN
“Proposal ini merupakan karya saya sendiri dan saya tidak melakukan penjiplakan
atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan.
Atas pernyataan saya ini, saya siap menanggung resiko dan sanksi jika di
kemudian hari ditemukan pelanggaran dalam karya saya”

Bengkulu, Juli 2021


Penulis,

DESMINIARTI
NPM A2K019070

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Zakaria, M.Pd. Dr. Asti Putri Kartiwi., SE, M.Pd.


NIP 19610209 198503 2 002 NIP 19840322 201903 2 006

Mengetahui
Ketua Program Studi Magister Administrsi Pendidikan
PPs FKIP Universitas Bengkulu,

Dr. Manap Somantri, M.Pd.


NIP 195905 20198603 1 001
53

PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENELITIAN

PENGELOLAAN LABORATORIUM ILMU PENGETAHUAN ALAM


DI SMPN 35 KAUR
(Kuantitatif Deskriptif)

Oleh :
DESMINIARTI
NIM. A2KO19070

A. Rumusan Masalah

1. Rumusan Masalah Umum

Bertitik tolak dari latar belakang di atas, maka rumusan masalah

penelitian ini adalah “Bagaimanakah pengelolaan laboratorium IPA di

SMP Negeri 35 Kaur”

2. Rumusan Masalah Khusus

Untuk menjawab rumusan masalah tersebut, maka akan

dikembangkan dalam bentuk pertanyaan yang akan menjadi fokus

penelitian, yaitu:

a. Bagaimanakah perencanaan program kerja laboratorium IPA

meliputi sumber daya manusia dan sarana prasarana di SMP Negeri

35 Kaur?.
54

b. Bagaimanakah pelaksanaan program kerja laboratorium IPA meliputi

sumber daya manusia dan sarana prasarana di SMP Negeri 35 Kaur?.

c. Bagaimanakah monitoring dan evaluasi program kerja laboratorium

IPA meliputi sumber daya manusia dan sarana prasarana di SMP

Negeri 35 Kaur?.

d. Bagaimanakah tindak lanjut program kerja laboratorium IPA

meliputi sumber daya manusia dan sarana prasarana di SMP Negeri 35

Kaur?

B. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan

umum penelitian ini untuk mendeskripsikan Pengelolaan Laboratorium

IPA di SMP Negeri 35 Kaur.

2. Tujuan Khusus

Tujuan khusus ditujukan untuk mendeskripsi fungsi-fungsi

manajemen dalam pengelolaan laboratorium IPA. Dalam penelitian ini

tujuan khusus adalah mendeskripsikan :

a. Perencanaan program kerja laboratorium IPA meliputi sumber daya

manusia dan sarana prasarana di SMP Negeri 35 Kaur.

b. Pelaksanaan program kerja laboratorium IPA meliputi sumber daya

manusia dan sarana prasarana di SMP Negeri 35 Kaur.

c. Monitoring dan evaluasi program kerja laboratorium IPA meliputi

sumber daya manusia dan sarana prasarana di SMP Negeri 35 Kaur.


55

d. Tindak lanjut kerja laboratorium IPA meliputi sumber daya manusia

dan sarana prasarana di SMP Negeri 35 Kaur.

C. Kisi-kisi Pengembangan Instrumen Penelitian

TABEL 1
KISI-KISI INSTRUMEN PENELITIAN
PENGELOLAAN LABORATORIUM IPA
(Studi Deskriptif Kuantitatif di SMPN 35 Kaur )

No Rumusan Masalah Variabel Indikator


Khusus
1 Bagaimanakah Perencanaan 1. Adanya program
perencanaan program proggram kerja kerja laboratorium
kerja laboratorium laboratorium IPA IPA
2. Pengadministrasian
IPA meliputi sumber alat dan bahan
daya manusia dan laboratorium
sarana prasarana di 3. Pengadaan alat dan
SMP Negeri 35 bahan laboratorium
Kaur? 4. Alokasi dana
laboratorium
5. Jaminan keamanan
di dalam
laboratorium
2 Bagaimanakah Pelaksanaan Pelaksanaan kegiatan
Pelaksanaan program kegiatan
kerja laboratorium laboratorium IPA
IPA meliputi sumber
daya manusia dan
sarana prarasarana di
SMP 35 Kaur?
3 Bagaimanakah Pengawasan 1. Adanya monitoring
monitoring dan pelaksanaan 2. Laporan pertanggung
evaluasi program program kerja jawaban
kerja laboratorium laboratorium 3. Adanya evaluasi
IPA mrliputi sumber
daya manusia dan
sarana prasarana SMP
35 Kaur ?
4 Bagaimanakah tindak Tindak lanjut Adanya tindak lanjut
lanjut program kerja program kerja program kerja
laboratorium IPA laboratorium IPA laboratorium IPA.
meliputi sumber daya
manusia dan sarana
prasarana di SMP
Negeri 35 Kaur?
56

Observasi Siswa di Dalam Mengikuti Pratikum di Laboratorium Ilmu


Pengetahuan Alam

Kelas : …………………..
Praktek / Pratikum : …………………..
Tanggal : …………………..

1. Petunjuk
Berilah tanda cek (V) pada kolom yang tersedia sesuai dengan
pengamatan anda. Kolom-kolom tersebut dibagi menjadii 4 (Empat), yang
masing-masing berisi sebuah huruf kode. Kode-kode tersebut adalah : A, B,
C, dan D. Setiap huruf mempunyai arti sendiri-sendirri. Untuk lebih jelasnya
ikutilah keterangan dibawah ini :
A. Berarti semua ikut terlibat
B. Berarti 50% atau lebih siswa terlibat
C. Berarti kurang dari 50% siswa yang terlibat
D. Berarti semua siswa tidak terlibat

Contoh :
Memperhatikan dan mendengarkan guru di dalam
memeparkan tujuan instruksional. Apabila semua siswa terlibat
dalam memperhatikan dan mendengarkan penjelasan guru, maka anda
memberi tanda cek pada kolom A. Dan apabila hanya 50 % siswa yang
terliabat, maka anda berhak memberi tanda pada kolom B, dan seterusnya.
57

INSTRUMEN

No Komponen A B C D
1 Memasuki ruangan laboratorium dengan tertib
2 Memperhatikan dan mendengarkan guru
didalam memaparkan tujuan instruksional
3 Memperhatikan penjelasan tentang langkah
kerja
4 Memperhatikan guru ketika berdemonstrasi
5 Melaksanakan praktek sesuai dengan
langkah kerja yang telah dijelaskan oleh guru
6 Mengeluarkan pendapat apabila guru
mengajukan beberapa pertanyaan /
permasalahan
7 Melakukan diskusi dengan sesame teman
mengenai kegiatan pratikum yang sedang
dilaksanakan
8 Mengajukan pertanyaan kepada kelompok
lain atau kepada guru
9 Mengmpulkan laporan hasil kegiatan
/ hasil pratikum
10 Mengikuti kegiatan/pratikum dengan tertib
11 Membersihkan alat yang telah mereka
gunakan
12 Mengembalikan seluruh alat yang telah
dipakai ketempat yang telah ditentukan
13 Membersihkan meja pratikum
14 Mengatur/menata dengan rapi tempat duduk
yang telah selesai digunakan sebelum
meninggalkan ruang laboratorium

Anda mungkin juga menyukai