Anda di halaman 1dari 6

Jurnal Ilmu Keperawatan, Vol. IV No.

1 April 2016

GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA


TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI DI
DESA KERTAJAYA
Erna Irawan
Universitas BSI Bandung, erna.ewn@bsi.ac.id

ABSTRAK
Masa remaja adalah masa peralihan dari anak-anak kedewasa yang ditandai perubahan
fisik, emosi dan psikis. Pengetahuan tentang kesehatan reproduksi sangat penting bagi
remaja untuk meningkatkan perilaku keshatan, menhindari sex bebas, dan penurunan
jumlan infeksi menular seksual. Tujuan penelitian ini untuk menggambarkan pengetahuan
remaja mengenai kesehatan reproduksi. Desain penelitian ini merupakan deskriptif
kuantitatif. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 20 Oktober sampai dengan 15
November 2015 di Desa Ketajaya Kabupaten Bandung Barat. Sampel dipilih
menggunakan purposve sampling. Sample yang digunakan adalah 96 orang. Instrument
untuk mengukur pengetahuan adalah valid dan reliable. Data menunjukan jumlah
responden perempuan 57% dan laki-laki 43%. Rata-rata usia responden adalah (Mean-
12.3) tahun (SD-1.63). Hasil pengetahuan responden adalah 11.5% kurang, 81.3%
sedang, dan 7.3% baik. Data menunjukan bahwa remaja yang memiliki pengetahuan baik
masih sedikit sehingga untuk penelitian selanjutnya diharapkan untuk memberikan
intervensi agar pengetahuan responden dapat meningkat.
Kata Kunci : Kesehatan Reproduksi Remaja, Pengetahuan, Remaja,

ABSTRACT
Adolescence is a period of transition from children to adults who marked change in the
physical, emotional and psychological. Reproductive health knowledge is important for
adolescents to improve health behaviors, to avoid free sex, and decrease in the number of
infectious illness sex. The purpose of this study was to overview knowledge of
reproductive health among adolescents. This study was a descriptive design. The
research was conducted on October 20 until November 15, 2015 in the Desa Ketajaya
Kabupaten Bandung Barat. The samples were selected from adolescents in that village
using proposive sampling. . The samples used were 96 respondents. The instrument for
measuring knowledge was valid and reliable. The descriptive analysis were used to
analyze the data. Data showed that the respondents were females (57%) and males
(43%). The respondents had average of age (Mean=12.3) years (SD=1.63). Results of the
respondents' knowledge is 11.5% less, 81.3% moderate, and 7.3%. The data showed that
the teenager Yang memilki Still Few Good knowledge that Need No Further Research
The interventions to improve the knowledge of the respondent review
Key words : Adolescent, Reproductive Health

PENDAHULUAN penduduk Indonesia sebanyak 237.6 juta


Masa remaja ditandai oleh pertumbuhan, jiwa, 63.4 juta diantaranya adalah
perkembangan, dan munculnya remaja yang terdiri dari pria sebanyak
kesempatan-kesempatan menghadapi 32.164.436 jiwa (5.70%) dan perempuan
masalah kesehatan reproduksi (Sherris, sebanyak 31.279.012 jiwa (49.30%)
2000). Jumlah remaja di dunia lebih dari yaitu sekitar 27% dari total populasi
satu miliar dengan 85% diantaranya (UNFPA, 2009). Jumlah remaja yang
berada dinegara berkembang yaitu hampir sepertiga jumlah penduduk
sekitar 1 dari 6 manusia dibumi adalah Indonesia ini merupakan modal untuk
remaja (UNFPA, 2000). Berdasarkan menciptakan generasi penerus bangsa
sensus penduduk tahun 2010, jumlah berkualitas untuk pembangunan bangsa.

ISSN: 2338- 1
Jurnal Ilmu Keperawatan, Vol. IV No. 1 April 2016

Penduduk usia remaja perlu mendapat adalah periode yang sangat rentan
perhatian khusus karena beresiko terhadap terjadinya gangguan dalam
bermasalah pada kesehatan menstruasi. Pada 75% wanita usia
reproduksinya. Masa remaja merupakan remaja akhir mengalami gangguan yang
masa yang kritis dalam siklus kehidupan terkait menstruasi seperti menstruasi
manusia. Pada remaja mengalami yang tertunda, siklus menstruasi yang
perubahan sosial yang cepat dari tidak teratur, nyeri dan perdarahan yang
masyarakat trdisional menuju modern. banyak saat menstruasi merupakan
Remaja yang dahulunya terjaga kuat keluhan tersering yang menyebabkan
oleh system keluarga, budaya, adat remaja wanita datang ke dokter (Lee et
istiadat, telah mengalami perubahan al, 2006). Pada laki-laki ketidaktahuan
akibat efek urbanisasi dan industrialisasi dan ketidaksiapan menghadapi mimpi
yang cepat. basah pertama serta kurangnya
Kesehatan reproduksi remaja adalah kedekatan dengan orangtua menyebakan
suatu kondisi sehat system, fungsi dan kecemasan yang berlebihan dari remaja
proses reproduksi pada remaja yang dan kebingungan mengungkapkan
termasuk kesehatan baik mental, sosial masalahnya.
dan kultural (Faujizi, 2008). Menurut Permasalahan utama kesehatan
hasil konferensi International reproduksi remaja (KRR) di Indonesia,
Conference On Population Development adalah kurangnya informasi mengenai
(ICPD) dan Millenium Development kesehatan reproduksi, masalah
Goals (MDG’s) diharapkan di akhir pergeseran perilaku seksual remaja,
tahun 2015 nanti, minimal 90% dari pelayanan kesehatan yang buruk serta
seluruh jumlah remaja sudah harus perundang-undangan yang tidak
mendapatkan informasi tentang mendukung. Permasalahan tersebut
kesehatan reproduksi dan seksual banyak terjadi karena kurangnya
(Respati, 2012). pengetahuan tentang kesehatan
Faktor-faktor yang mempengaruhi reproduksi remaja itu sendiri.
kesehatan reproduksi adalah kebersihan, Data dari Dinas Kesehatan Kabupaten
kekerasan seksual, media massa, Bandung Barat (2015) menunjukkan
hubungan pranikah, akses pendidikan terdapat kejadian Kehamilan Tidak
kesehatan, gaya hidup, NAPZA, akses Diinginkan (KTD) pada anak SMP
pelayanan kesehatan yang terjangkau, didaerah binaan Puskesmas Padalarang.
dan kurangnya kedekatan remaja dengan Berdasarkan data dari Puskesmas
orangtua dan keluarganya (PATH, Padalarang jumlah remaja yang paling
2000). Sedangkan menurut Moeliono banyak terdapat pada Desa Kertajaya
(2004) faktor-faktor yang dimana desa tersebut memiliki tiga
mempengaruhi kesehatan reproduksi sekolah SMP dan sekolah SMA. Desa
adalah faktor kepribadian, pengetahuan, Kertajaya merupakan salah satu Desa di
sikap, lingkungan. Kecamatan Padalarang yang memiliki
Ruang lingkup kesehatan reproduksi jumlah remaja terbanyak. Selama ini
remaja meliputi kesehatan reproduksi belum pernah dilakukan pengkajian
remaja, pencegahan penyakit infeksi khusus mengenai kesehatan reproduksi
melular seksual (IMS) dan infeksi remaja, hanya penjaringan kesehatan
saluran reproduksi (ISR), ternasuk remaja secara umum itupun dilakukan
HIV/AIDS. Pencegahan dan kepada siswa baru SMP dan SMA.
penanggulangan komplikasi aborsi, Berdasarkan hasil wawancara dengan
kesehatan reproduksi remaja, dan kepala Desa Kertajaya menyebutkan
berbagai aspek kesehatan reproduksi bahwa masalah kesehatan reproduksi
lainnya (BKKBN, 2005). merupakan sesuatu yang masih sangat
Perempuan mengalami menstruasi pada tabu, jadi para orangtua jarang yang
masa remajanya sedangkan laki-laki memberikan pengetahuan tentang
mengalami mimpi basah. Pada reproduksi sehingga para remaja buta
perempuan tahun-tahun awal menstruasi mengenai masalah kesehatan reproduksi.

ISSN: 2338- 2
Jurnal Ilmu Keperawatan, Vol. IV No. 1 April 2016

Berdasarkan wawancara dengan 10 dibagian kemaluan. Anak


remaja di Desa Kertajaya, 6 orang laki-laki mulai
mengatakan kesehatan reproduksi sangat memperlihatkan perubahan
penting karena berhubungan dengan dalam suara, timbulnya
masadepannya namun mereka hanya kumis, jakun, alat kelamin
mendapatkan informasi dari internet dan menjadi lebih besar, otot-
kadang mengandung unsur pornografi. 4 otot membesar, timbul
orang lainnya mengatakan tidak penting jerawat dan perubahan fisik
karena itu sesuatu yang tabu dan tidak lainnya. Bentuk fisik
pantas dipelajari remaja. 3 dari 20 orang mereka akan berubah
mengatakan bahwa kesehatan reproduksi secara cepat sejak awal
itu berhubungan dengan menstruasi dan pubertas dan akan
sex bebas. 5 orang lainnya mengatakan membawa mereka pada
bahwa kesehatan reproduksi dunia remaja.
berhubungan dengan kebersihan alat 2. Dimensi Kognitif
reprodusi, sedangkan sisanya Menurut Pigeat (2007)
mengatakan tidak tahu. remaja adalahperiode
Penelitian ini bertujuan untuk terakhir dan tertinggi dalam
mengetahui gambaran pengetahuan tahap pertumbuhan operasi
remaja tentang kesehatan reproduksi formal (period of formal
pada Desa Kerta Jaya Kabupaten operation). Remaja tela
Bandung Barat. mempunyai pola fikir
sendiri dalam
KAJIAN LITERATUR menyelesaikan masalah-
Menurut WHO (2009) Remaja masalah yang kompleks
merupakan Individu yang berkembang dan abstrak. Kemampuan
dari saat pertama kali ia menunjukkan berfikir remaja berkembang
tandatanda seksual sekundernya sampai sehingga mampu mencari
saat ia mencapai kematangan seksual, alternative pemecahan
mengalami perkembangan psikologi dan masalah dan akibatnya.
pola identifikasi dari kanak-kanak Kapasistas berfikir secara
menjadi dewasa, dan terjadi peralihan logis dan abstrak
dari ketergantungan sosial-ekonomi berkembang dan mampu
yang penuh kepada keadaan yang relatif berfikir multidimensi. Para
lebih mandiri. remaja tidak hanya
Perubahan yang terjadi pada menerima informasi namun
remaja dibagi menjadi tiga dimensi yaitu beserta mencernanya sesuai
biologis, kognitif, dan sosial dengan pengalaman dan
1. Dimensi Biologis rencana untuk
Ketika anak memasuki masadepannya.
masa pubertas, pada 3. Dimensi Moral
perempuan ditandai dengan Masa remaja adalah periode
menstruasi pertama dan mulai banyak bertanya
pada laki-laki dengan mengenai lingkungan
mimpi basah pertama. Masa sekitar sebagai
pubertas menandakan pembentukan nilai diri
bahwa seorang anak telah mereka. Remaja mulai
memiliki kemampuan untk menilai masalahnya sendiri
bereproduksi. Tanda-tanda mulai dari politik,
pada perempuan adalah kemanusiaan, perang, sosial
payudara mulai dan sebagainya. Remaja
berkembang, panggul mulai mulai berfikir bebas,
membesar, timbul jerawat, kompleks dan tidak absolut
dan tumbuh rambut ketika diberikan tanpa

ISSN: 2338- 3
Jurnal Ilmu Keperawatan, Vol. IV No. 1 April 2016

bantahan. Remaja mulai berjumlah 55 orang (57%) dan pria


berfikir logis dan kritis. berjumlah 41 orang (43%). Berdasarkan
data tersebut telihat bahwa remaja
METODE PENELITIAN perempuan lebih banyak dari remaja
Penelitian ini merupakan deskriptif laki-laki
kuantitatif, yaitu metode yang Tabel 1
digunakan untuk mendeskripsikan Klasifikasi Responden Berdasarkan Usia
keadaan secara objektif dalam bentuk
angka mulai dari pengumpulan sampai
penampilan hasilnya (Arikunto, 2006).
Prndekatan yang dilakukan untuk
mengetahui gambaran pengetahuan
remaja di Desa Kertajaya mengenai
kesehatan reproduksi.
Penelitian ini berlangsung di desa
Kertajaya Kabupaten Bandung Barat
yang merupakan wilayah kerja dari
Puskesmas Padalarang. Hal tersebut
diambil berdasarkan data Pusksmas
yang menunjukan jumlah remaja paling
banyak terdapat didaerah tersebut.
Penelitian dilakukan dari tanggal 20
oktober sampai dengan 15 november
2016. Populasinya sebanyak 3071 orang
dengan sampel 96. Teknik sampel
menggunakan purposive sampling.
Kriteria inklusinya adalah usia remaja,
belum menikah, sehat fisik dan mental, Dari tabel tersebut terlihat bahwa
dan sudah mempu membaca dan sebagian besar responden berusia 12
menulis. Alat yang digunakan untuk tahun yaitu 53 orang (55.2%) sedangkan
pengumpulan data adalah kuesioner sangat sedikit responden berusia usia 18
penilaiannya adalah sebagai berikut: dan 19 tahun yang masing-masing
1. Jawaban yang benar diberi nilai 1 berjumlah 2 orang (2.08%).
2. Jawaban yang salah diberi nilai 0 Setelah dilakukannya tabulasi terlihat
pengetahuan remaja tentang kesehatan
Kategori pengetahuan dibagi menjadi reproduksi pada Gambar 1
tiga tingkatan, yaitu:
1. Pengetahuan kurang, jika 90
presentase pengetahuan kurang 78
80
dari 50 % 70
2. Pengetahuan sedang, jika 60
presentase pengetahuan antara 50
40
50-75%
30
3. Pengetahuan baik, jika presente 20
pengetahuan lebih dari 75% 10 11
Untuk mengetahui kuesioner ini dapat 7
0
diterima, dilakukan uji validitas dan
reabilitas terhadap 15 remaja. Nilai kurangSedangBaik
validasi 0.365 dan reabilitas 0.74.
Gambar 1
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasakan Gambar 1 menunjukkan
Responden dalam penelitian ini bahwa hampir seluruh responden yaitu
dibedakan berdasakan jenis kelamin, 78 orang (81%) memiliki pengetahuan
umur, dan pendidikan. Perempuan sedang, sangat sedikit responden yaitu

ISSN: 2338- 2
Jurnal Ilmu Keperawatan, Vol. IV No. April

11 orang (11.46%) memiliki


pengetahuan kurang, dan 7 orang (7.3%) 60
memiliki pengetahuan baik. Dari hasil
tersebut menunjukan bahwa masih
banyak responden belum memiliki 50
pengetahuan yang baik mengenai
kesehatan reproduksi.
40

60
30
50
48
40 20

30

30 10
20

10
0
10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
9
2 5 2 kurangcukupbaik
0
1 2 3
Gambar 3
perempuanLaki-Laki
Gambar 3 menunjukkan bahwa yang
Gambar 2
memiliki pengetahuan baik paling
banyak pada responden yang berusia 17,
Berdasarkan Gambar 2, dapat dilihat
18, dan 19 tahun yang masing-masing
bahwa perempuan memiliki
berjumlah dua orang. Hal tersebut
pengetahuan baik yang lebih banyak
menunjukan bahwa usia merupakan
dibandingkan laki-laki yaitu 5 orang
salah satu faktor yang mempengaruhi
(5.2%). Hal ini karena tanda pubertas
pengetahuan. Hal tersebut sesuai dengan
pada perempuan yaitu menstruasi terjadi
penelitian Erfandi (2009) yang
terus menerus sehingga rasa ingin tahu
menyebutkan bahwa usia mempengaruhi
remaja perempuan tentang kesehatan
daya tangkap dan pola pikir
reproduksi lebh tinggi dibandingkan
seseorang.dalam hal ini mengenai
laki-laki. Hal ini sesuai dengan hasil
kesehatan reproduksi.
penelitian (Wijaya, Agustini, dan Tisna,
2014).
PENUTUP
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan
bahwa hampir seluruh responden
memiliki pengetahuan sedang. Faktor
yang mempengaruhinya adalah usia dan
jenis kelamin. Masih sedikitnya remaja
yang memiliki pengetahuan baik
sehingga untuk penelitian selanjutnya
diharapkan dapat memberikan intervensi
agar pengetahuan responden dapat
meningkat.

ISSN: 2338- 3
Jurnal Ilmu Keperawatan, Vol. IV No. April

REFERENSI Kesehatan Reproduksi, Pustaka


Depkes RI. (2013). Riset Kesehatan Bangsa Press : Medan.
Dasar. Jakarta: Badan Penelitian Mosena, P. W., Ely, J., Ho, J., & Ruch-
dan Pengembangan Kesehatan Ross, H. (2004). Peer advocates
Kementrian Kesehatan RI for health: A community-based
Friedman, M. M, Bowden, V. R, & program to improve reproductive
Jones, E. G. (2003). Family health knowledge and lifestyle
Nursing Research, Theory, & choices among adolescent
Practice. New Jersey. Pearson males. International Journal of
Education, Inc. Men's Health, 3(3), 221.
SPiaget, Jean, & Barbel Inhelder Retrieved from
(2010), Psikologi Anak, Terj. http://search.proquest.com/docvie
Miftahul Jannah, Pustaka Pelajar, w/222800603?accountid=48290
Yogyakarta, Cet. 1. Schalet, A. T., Santelli, J. S., Russell, S.
Profil Dinas Kesehatan Kabupaten T., Halpern, C. T., Miller, S. A.,
Bandung Barat tahun 2013 Pickering, S. S., . . . Hoenig, J. M.
Profil Dinas Kesehatan Kabupaten (2014). Invited commentary:
Bandung Barat Tahun 2014. Broadening the evidence for
Indriyani, D, 2014, Buku Ajar adolescent sexual and reproductive
Keperawatan Maternitas, Ar-Ruzz health and education in the united
Media : Yogyakarta states.Journal of Youth and
Kumalasari, I, 2012, Kesehatan Adolescence, 43(10), 1595-610.
Reproduksi Untuk Mahasiswa doi:http://dx.doi.org/10.1007/s10964-
Kebidanan dan 014-0178-8
Keperawatan, Salemba Medika :
Jakarta Yustina, I, 2007,
Pemahaman Keluarga Tentang

ISSN: 2338- 3

Anda mungkin juga menyukai