Anda di halaman 1dari 15

b.

Mengkafani mayat

a) Untuk mayat laki-laki: 5 lembar kain kafan


bersih dan berwarna putih, yang terdiri dari
baju kurung, surban, dan 3 lembar kain lebar
yang digunakan untuk menutupi seluruh
tubuh.
1. Tata Cara Pemulasaraan Jenazah b) Untuk mayat perempuan: 5 lembar kain
kafan yang terdiri dari baju kurung,
a. Memandikan Jenazah kerudung, dan sarung serta 2 kain yang lebar,
atau 3 lembar kain yang berupa lembaran
1) Orang-orang yang memandikan: kain lebar yang sekiranya dapat digunakan
a. Orang yang memandikan harus sejenis. untuk menutupi seluruh tubuh mayat.
Kecuali masih ada ikatan mahrom, suami- c) Masing-masing kain kafan dan kapas telah
istri, atau jika mayat adalah seorang anak diberi wewangian
kecil yang belum menimbulkan potensi
syahwat. c. Menshalati Mayit
b. Orang yang lebih utama memandikan 1) Syarat-syarat shalat Jenazah:
mayat laki-laki adalah ahli waris ashobah a. Posisi musholli berada di belakang jenazah
laki-laki Dan bila mayatnya perempuan: jika jenazahnya laki-laki, dan bagi imam atau
perempuan yang masih memiliki hubungan munfarid sebaiknya berdiri tepat pada kepala.
kerabat dan masih ada ikatan mahrom. b. Musholli hadir (berada di dekat jenazah),
c. Orang yang memandikan dan orang yang jika yang dishalati tidak ghaib.
membantunya adalah orang yang memiliki 2) Rukun-rukun shalat jenazah:
sifat amanah. a. Niat.
2) Tempat Memandikan b. Berdiri bagi yang mampu
a. Sepi, tertutup, dan tidak ada orang yang c. Takbir 4 (empat) kali dengan menghitung
masuk kecuali orang yang bertugas. takbirotul ihrom.
b. Ditaburi wewangianEtika d. Membaca surat al-Fatihah atau
3) Etika memandikan penggantinya jika tidak mampu.
a. Haram melihat aurot mayat kecuali untuk e. Membaca sholawat pada Nabi Muhammad
kesem-purnaan memandikan. Saw. setelah takbir kedua.
b. Wajib memakai alas tangan ketika f. Mendoakan mayat setelah takbir ketiga.
menyentuh aurotnya. g. Membaca salam pertama
c. Mayat dibaringkan di tempat yang agak 3) Pelaksanaan
tinggi atau dipangku oleh 3 atau 4 orang.
d. Mayat dimandikan dalam keadaan tertutup d. Pemakaman Jenazah
semua anggota tubuhnya. Jika tidak
mungkin, maka aurotnya saja yang ditutupi. 1) Persiapan
e. Sunah menutup wajah mayat dari awal Ukuran liang kubur adalah:
sampai selesai. Panjang Sepanjang jenazah ditambah kira-kira
f. Sunah memakai air dingin kecuali di saat 0,5 meter
cuaca dingin Lebar +- 1 meter
4) Cara Memandikan Dalam Setinggi postur tubuh manusia ditambah
a) Batas mencukupi atau minimal adalah: satu hasta (+ 60 cm)
1. Menghilangkan najis yang ada pada tubuh
mayat 2) Proses Pemberangkatan
2. Mengguyurkan air secara merata ke Setelah selesai dishalati, kemudian keranda
seluruh tubuh mayat termasuk juga farjinya jenazah diangkat, terus setelah itu salah satu
tsayyib (janda) yang tampak ketika duduk dari wakil keluarga memberikan kata
atau bagian dalam alat kelamin laki-laki yang sambutan
belum dikhitan (kucur) 3) Cara mengantar jenazah
a) Disunahkan meletakkan jenazah di 5. 25 Ekor 1 Tahun 1 Ekor unta betina
keranda, dengan diusung oleh 3 atau 4 orang, umur 1 tahun
yakni 1 orang di depan dan 2 orang lainnya di 6. 36 Ekor 1 Tahun 1 Ekor unta betina
belakang. Atau masing-masing 2 orang. umur 2 tahun
Sedangkan pengusung sebaiknya dilakukan 7. 46 Ekor 1 Tahun 1 Ekor unta betina
oleh orang laki-laki. umur 3 tahun
b) Dalam pengusungan jenazah, hendaknya 8. 61 Ekor 1 Tahun 1 Ekor unta betina
posisi kepala jenazah berada di depan. umur 4 tahun
c) Pengiring jenazah sebaiknya ada di depan 9. 76 Ekor 1 Tahun 2 Ekor unta betina
umur 2 tahun
dan dekat dengan jenazah.
10. 91 Ekor Tahun 2 2 Ekor unta betina
d) Mengiring dengan jalan kaki lebih baik
umur 3 tahun
daripada berkendaraan. 11. 121 Ekor 1 Tahun 3 Ekor unta betina
e) Bagi pengiring disunahkan berjalan agak umur 2 tahun
cepat. Jika aset mencapai 140 ekor unta, maka cara
4) Proses pemakaman jenazah menghitung ukuran zakatnya adalah, setiap kelipatan
a) Dalam penguburan mayat dikenal 2 (dua) 40 ekor, zakatnya 1 ekor unta betina umur 2 tahun, dan
jenis liang kubur: setiap kelipatan 50 ekor, zakatnya 1 ekor unta betina
1. Liang cempuri. Yaitu liang kuburan yang umur 3 tahun. Contoh:
tengahnya digali (seperti menggali sungai),
hal ini diperuntukkan bagi tanah yang Aset 140 ekor, zakatnya adalah 2 ekor unta betina
gembur. umur 3 tahun dan 1 ekor unta betina umur 2 tahun.
2. Liang landak (lahat). Yaitu liang kuburan Sebab, 140 ekor terdiri dari 50 ekor x 2, dan 40 ekor x
yang sisi sebelah baratnya digali sekira cukup 1.
untuk mayat. Hal ini diperuntukkan untuk
2. Sapi atau Kerbau
tanah yang keras.
b) Proses pemakaman No. Nishab Zakat Yang Wajib Dikeluarkan
1. 30 ekor 1 ekor sapi umur 1 tahun
2. Ketentuan Zakat harta benda (mal)
2. 40 ekor 1 ekor sapi umur 2 tahun
a. Emas dan Perak

NO. JENIS NISHAB WAKTU KADAR 3. Kambing atau domba


HARTA ZAKAT
1. Emas 93,6 1 Tahun 2,5 % No. Nishab Zakat Yang Wajib Dikeluarkan
Gram 1. 40 ekor 1 ekor kambing umur 2 tahun,
2. Perak 624 1 Tahun 2,5 % atau 1 ekor domba umur 1 tahun
Gram 2. 121 2 ekor kambing umur 2 tahun,
b. Binatang ternak (zakat An’am) ekor atau 2 ekor domba umur 1 tahun
3. 201 3 ekor kambing umur 2 tahun,
1. Unta ekor atau 3 ekor domba umur 1 tahun
4. 400 4 ekor kambing umur 2 tahun,
No. Nishab Waktu Kadar Zakat ekor atau 4 ekor domba umur 1 tahun
1. 5 Ekor 1 Tahun 1 Ekor kambing umur Setelah aset kambing mencapai 500 ekor, maka
2 tahun atau 1 Ekor perhitungan zakatnya berubah, yaitu setiap kelipatan
domba umur 1 tahun 100 zakatnya 1 ekor kambing umur 2 tahun atau 1 ekor
2. 10 Ekor 1 Tahun 2 Ekor kambing umur domba umur 1 tahun.
2 tahun atau 2 Ekor
domba umur 1 tahun 4. Tumbuh-tumbuhan
3. 15 Ekor 1 Tahun 2 Ekor kambing umur
2 tahun atau 3 Ekor
domba umur 1 tahun
4. 20 Ekor 1 Tahun 2 Ekor kambing umur
2 tahun atau 4 Ekor
domba umur 1 tahun
Nishab: Batas minimal harta kekayaan yang wajib
dikeluarkan zakatnya
Kadar: Prosentase atau besarnya zakat yang harus
dikeluarkan.
Haul: Waktu atau masa yang disyaratkan untuk
mengeluarkan zakat terhadap harta yang
dimiliki.

3. Tata Cara melaksanakan haji


a. Ihram
• Niat dengan bulat dan ikhlas semata-mata
karena Allah. Pakaian ihram:
1) Untuk pria berupa dua helai kain putih
yang tidak berjahit, satu
5. Zakat Profesi diselendangkandan satu helai lagi
1. Pengeluaran bruto, yaitu mengeluarkan zakat disarungkan
penghasilan kotor. Artinya, zakat penghasilan yang 2) Untuk wanita, berupa pakaian yang
mencapai nisab 93,6 gram emas dalam jumlah menutup seluruh tubuh kecuali muka dan
setahun, dikeluarkan 2,5 % langsung ketika menerima dua telapak tangan (tidak boleh memakai
sebelum dikurangi apapun. Jadi kalau dapat gaji atau cadar penutup muka dan tidak boleh
honor dan penghasilan lainnya dalam sebulan memakai sarung tangan)
mencapai 2 juta rupiah x 12 bulan = 24 juta, berarti • Tanggal 8 Dzulhijjah rombongan jama‟ah
dikeluarkan langsung 2,5% dari 2 juta tiap buan = 50 haji diberangkatkan menuju Padang
ribu atau dibayar di akhir tahun = 600 ribu. Arafah. Sebelum berangkat mereka
2. Dipotong operasional kerja, yaitu setelah menerima membaca Talbiyah 3 kali kemudian
penghasilan gaji atau honor yang mencapai nisab, diteruskan membaca shalawat nabi.
maka dipotong dahulu dengan biaya operasional kerja. b. Wukuf di Padang Arafah
Contohnya, seorang yang mendapat gaji 2 juta rupiah Setelah sampai di Padang Arafah mereka
sebulan, dikurangi biaya transport dan konsumsi menunggu waktu wuquf yaitu tanggal 9
harian di tempat kerja sebanyak 500 ribu, sisanya Dzulhijjah setelah tergelincir matahari
1.500.000. maka zakatnya dikeluarkan 2,5% dari (waktu zhuhur) sampai terbit fajar tanggal 10
1.500.000=37.500 Dzulhijjah (hari raya Idul Adha).
3. Pengeluaran netto atau zakat bersih, yaitu c. Mabit di Muzdalifah
mengeluarkan zakat dari harta yang masih mencapai Waktu mabit yaitu antara maghrib sampai
nisab setelah dikurangi untuk kebutuhan pokok sehari- terbit fajar tanggal 10 Dzulhijjah. Pada waktu
hari, seorang yang mendapatkan penghasilan halal dan tiba di Muzdalifah mereka harus mencari dan
mencapai nisab (93,6gram emas) wajib mengeluarkan mengumpulkan batu kerikil sedikitnya 7 butir
zakat 2,5 %, boleh dikeluarkan setiap bulan atau di untuk melempar jumrah aqabah pada hari
akhir tahun. raya 10 Dzulhijjah.
d. Melempar Jumrah
6. Unggas • Melempar jumrah pada hari tasyrik yaitu
Pak Irfan memiliki usaha ayam potong 4.000 ekor. pada tanggal 11, 12, dan 13 Dzulhijjah dan
Setiap penjualan memiliki keuntungan rata-rata Rp. batunya dapat diambil di Mina. Batu-batu
2.000.000. dalam 1 tahun dapat menjual sebanyak 8 kerikil itu untuk melempar jumrah
kali. Jadi total keuntungan dalam 1 tahun Rp. • Aqabah pada tanggal 10 Dzulhijjah dan
16.000.000. Zakat yang dikeluarkan adalah ketiga jumrah yaitu jumrah ula, jumrah
Rp.16.000.000 X 2,5 % = Rp. 400.000 wustha dan jumrah 'aqabah yang
dilontarkan pada tanggal 11, 12, dan 13
7. Barang Temuan (Rikaz) Dzulhijjah.
Pak Arman menemukan arca mini emas seberat 2 e. Tawaf Ifadhah
gram, maka zakat yang harus dikeluarkan adalah a) Memulai dari Hajar Aswad disertai dengan
200gram X 20 % = 40 gram. Bila yang ditemukan niat thawaf ifadhah
perak maka nisabnya seberat 624gram dan nilai b) Mengelilingi Ka‟bah berlawanan dengan
zakatnya sama dengan emas yaitu 20 %. arah jarum jam (Ka‟bah berada disebelah
kiri) sebanyak tujuh kali putaran.
f. Mengerjakan Sa‟i 3) Khalafiyyah: kepemilikan seseorang
Mulai dari bukit Shafa dan diakhiri di bukit terhadap barang dengan cara pergantian. Ada
Marwah sebanyak tujuh kali dua macam:
g. Tahallul a) Warisan
Menggunting rambut paling sedikit tiga helai b) Ganti Rugi (Taḍmīn)
dan di sunnahkan di cukur seluruhnya bagi
• Kepemilikan Tidak Utuh
pria, dan bagi wanita cukup menggunting tiga
helai saja. − kepemilikan seseorang terhadap barang atau
manfaatnya saja.
4. Ketentuan Qurban − Kepemilikan Barang: kepemilikan seseorang
• Hewan yang dijadikan qurban adalah hewan terhadap barangnya saja.
ternak (unta, sapi, kerbau dan kambing atau − Kepemilikan Manfaat: kepemilikan
domba) (QS. Al-Hajj (22): 34) seseorang terhadap manfaatnya saja
• Syarat: sedangkan barangnya milik orang lain
1. Telah cukup umur − Sebab:
a. Domba sekurang-kurangnya berumur satu a) Transaksi Pinjam-Meminjam (I’ārah)
tahun atau telah tanggal giginya. b) Transaksi Persewaan (Ijārah)
b. Kambing biasa sekurang-kurangnya
c) Transaksi Wakaf
berumur satu tahun.
d) Transaksi Wasiat Manfaat
c. Unta sekurang-kurangnya berumur lima
tahun. 6. Tata Cara Jual Beli, Khiyar, Salam, dan Hajr
d. Sapi atau kerbau sekurang-kurangnya
berumur dua tahun • Jual Beli: tukar menukar materi (māliyyah)
2. Tidak cacat, misalnya pincang, sangat yang memberikan konsekuensi kepemilikian
kurus, atau sakit. barang (‘ain) atau jasa (manfa’ah) secara
3. Seekor kambing atau domba hanya untuk permanen. Praktik. Ada tiga macam:
qurban satu orang, sedangkan seekor unta,
a) Bai’ musyāhadah adalah jual beli komoditi
sapi atau kerbau masing-masing untuk tujuh
(ma’qud ‘alaih) yang dilihat secara langsung
orang.
Ketentuan Aqiqah oleh pelaku transaksi
• Aqiqah untuk anak laki-laki dua ekor dan b) Bai’ mauṣuf fī żimmah adalah transaksi
untuk anak perempuan seekor. jual beli dengan sistem tanggungan (żimmah)
• syaratnya sama seperti binatang yang dan metode ma’lum nya melalui spesifikasi
dipotong untuk qurban. kriteria (ṣifah) dan ukuran (qodru).
• daging qurban disunatkan menyedekahkan c) Bai’ goib adalah jual beli komoditi yang
sebelum dimasak, sedangkan daging aqiqah tidak terlihat oleh kedua pelaku transaksi atau
sesudah dimasak. oleh salah satunya.
• Struktur akad jual beli terdiri dari tiga rukun.
5. Macam-macam Kepemilikkan Yaitu ‘Āqidain (penjual dan pembeli),
ma’qūd ‘alaih (barang dagangan dan alat
• Kepemilikkan Utuh
pembayaran ), dan ṣīgoh (Ījāb dan qabūl).
− kepemilikan seseorang terhadap barang
• Khiyār adalah hak memilih pelaku transaksi
sekaligus manfaatnya.
untuk memilih antara melanjutkan atau
− Sebab:
mengurungkan transaksi. ada tiga macam:
1) Istīlā’ ‘Alā Al-Mubā : kepemilikan
a) Khiyār majlis adalah hak atau wewenang
seseorang terhadap barang yang belum
pelaku transaksi untuk menentukan pilihan
pernah berada dalam kepemilikan seseorang
antara melangsungkan atau mengurungkan
dan tidak ada larangan syariat untuk
transaksi ketika kedua pelaku transaksi masih
memilikinya. Syarat:
berada dalam masa khiyār majlis.
a) Belum pernah berada dalam kepemilikan
b) Khiyār syarat adalah hak pelaku transaksi
seseorang.
untuk memilih antara melangsungkan atau
b) Kesengajaan untuk memiliki.
mengurungkan transaksi sesuai kesepakatan
2) Al-‘Uqūd: kepemilikan seseorang
kedua belah pihak atas waktu yang telah
terhadap barang dengan cara transaksi.
ditentukan.
c) Khiyār ‘aib adalah hak pelaku transaksi • Hukum Asuransi
untuk memilih antara melangsungkan a. Haram.
transaksi dengan menerima komoditi apa Pendapat ini dikemukakan oleh Yusuf
adanya atau mengurungkan transaksi dengan Qaradhawi dan Muhammad Bakhil al
mengembalikan komoditi kepada penjual Muth’i. Alasannya:
setelah komoditi didapati tidak sesuai dengan − Sama dengan judi
salah satu dari tiga hal: tidak sesuai dengan − Mengandung unsur tidak pasti
janji (syarat) yang disebutkan ketika − Unsur riba/renten
transaksi, tidak sesuai dengan standar umum, − Unsur pemerasan
dan tidak sesuai dengan harapan pembeli − Premi yang sudah dibayar akan diputar dalam
karena ada tindakan penipuan dari pihak praktek riba
penjual. − Ternasuk jual beli uang tidak tunai
• Salam adalah kontrak jual beli atas suatu b. Mubah
barang dengan jumlah dan kualitas tertentu Pendapat kedua ini dikemukakan oleh Abdul
dengan sistem pembayaran dilakukan di Wahab Khalaf, Mustafa, Akhmad Zarqa,
muka, sedangkan penyerahan barang Muhammad Yusuf Musa dan Abdul Rahman
diserahkan Isa. Dengan alasn:
• Struktur akad salam terdiri dari empat rukun, c. Subhat.
yakni ‘āqidain (muslim dan muslam ilaih), Alasan golongan yg mengatakan asuransi
ra’s al-māl, muslam fīh, dan ṣigoh. syubhat adalah karena tidak ada dalil yang
• Al- hajru adalah sebuah bentuk pengekangan tegas yang menyatakan halal atau haramnya
penggunaan harta dalam transaksi jual-beli asuransi tersebut.
atau yang lain pada sseorang yang
bermasalah, dibagi menjadi 2: 8. Jinayat membahas tentang pelaku tindak kejahatan
a. Al-Hajru yang diterapkan untuk beserta sanksi hukuman yang berkaitan dengan
kemaslahatan orang yang dicegah pembunuhan yang meliputi sangsi qisas, diyat,
menggunakan hartanya dan kaffarat.
a. Pembunuhan (Q.S. al-Isra’: 33)
b. Al-Hajru yang diterapkan untuk
• Secara Bahasa: menghilangkan nyawa
kemaslahatan orang lain
seseorang.
7. Hukum Riba, Bank, dan Asuransi • Secara Istilah: pebuatan manusia yang
mengakibatkan hilangnya nyawa
• Dasar hukum melakukan riba adalah haram • seseorang baik dengan sengaja atau pun tidak
menurut Al-Qur’an, sunnah dan ijma’ ulama. sengaja, baik dengan alat yang mematikan
• Hukum bank dalam islam: atau pun dengan alat yang tidak mematikan
a. Kelompok yang mengharamkan • Macam-macam Pembunuhan:
Ulama yang mengharamkan riba di antaranya 1) Pembunuhan sengaja (Qatlu al-‘Amdi),
adalah Abu Zahra (guru besar Fakultas yaitu pembunuhan yang telah direncanakan
Hukum, Kairo, Mesir), Abu A’la al-Maududi dengan menggunakan alat yang mematikan,
baik yang melukai atau memberatkan
(ulama Pakistan), dan Muhammad
(mutsaqal). Hukuman: Qisas yaitu pelaku
Abdullah al-A’rabi (Kairo). harus diberikan sanksi yang berat dan hakim
b. Kelompok yang tidak mengharamkan sebagai pelaksananya. Jika keluarga korban
Ulama yang tidak mengharamkan di memaafkan, membayar diyat mughalladzah
antaranya adalah Syekh Muhammad Syaltut (denda berat) yang diambilkan dari harta
dan A.Hassan pembunuh dan dibayarkan secara tunai
c. Kelompok yang menganggap syubhat kepada pihak keluarga. Selain itu pembunuh
(samar) juga harus menunaikan kaffarat
berdasarkan kaidah usul (maslahah 2) Pembunuhan seperti sengaja (Qatlu
mursalah), bank masih tetap digunakan dan Syibhu al-Amdi) yaitu pembunuhan yang
dibolehkan. Namun ketentuan ini hanya dilakukan seseorang tanpa niat membunuh
untuk bank pemerintah (non-swasta), dan dan menggunakan alat yang biasanya tidak
mematikan, namun menyebabkan hilangnya
tidak berlaku untuk bank swasta
nyawa seseorang. Hukuman: tidak di-qisas.
membayar diyat mugallazah (denda berat) • Berasal dari kata Qasasa yang artinya
(wajib membayar jika keluarga memaafkan) memotong atau berasal dari kata Iqqtsa yang
yang diambilkan dari harta keluarganya dan artinya mengikuti,
dapat dibayarkan secara bertahap selama tiga • Hukuman balasan yang seimbang bagi
tahun kepada keluarga korban, setiap pelaku pembunuhan maupun perusakan atau
tahunnya sepertiga. Selain itu pembunuh juga penghilangan fungsi anggota tubuh orang
harus melaksanakan Kaffarat lain yang dilakukan dengan sengaja.
3) Pembunuhan tersalah (Qatlu al-Khata’) • Macam-macam:
yaitu pembunuhan yang terjadi karena salah a) Qisas pembunuhan
satu dari tiga kemungkinan. Pertama; b) Qisas anggota badan
perbuatan tanpa maksud melakukan • Syarat-syarat:
kejahatan tetapi mengakibatkan kematian a. Orang yang terbunuh terpelihara darahnya
seseorang., kedua; perbuatan yang (orang yang benar-benar baik).
mempunyai niat membunuh, namun ternyata b. Pembunuh sudah baligh dan berakal
orang tersebut tidak boleh dibunuh, ketiga; c. Pembunuh bukan bapak (orang tua) dari
perbuatan yang pelakunya tidak bermaksud terbunuh
jahat, tetapi akibat kelalaiannya dapat d. Orang yang dibunuh sama derajatnya
menyebabkan kematian seseorang. dengan orang yang membunuh
Hukuman: membayar diyat mukhaffafah e. Qisas dilakukan dalam hal yang sama, jiwa
(denda ringan) yang diambilkan dari harta dengan jiwa, mata dengan mata, dan lain
keluarga pembunuh dan dapat dibayarkan sebagainya.
secara bertahap selama tiga tahun kepada • Hikmah:
keluarga korban, setiap tahunnya a. Dapat dijadikan suatu pelajaran bahwa
sepertiganya. Selain itu pembunuh juga harus keadilan harus ditegakkan.
melaksanakan kaffarat. b. Dapat memelihara keamanan dan
4) Pembunuhan secara berkelompok (Qatlul ketertiban
al-Jama‘ah ‘ala Wahid): Dihukum Qis}as c. Dapat mencegah pertentangan dan
• Hikmah: memelihara kehormatan dan permusuhan yang mengundang terjadinya
keselamatan jiwa manusia pertumpahan darah.

b. Penganiayaan (Q.S. al-Maidah; 45) d. Diyat


• Perbuatan pidana (tindak kejahatan), yang • Secara bahasa diyat yaitu denda atau ganti
berupa melukai, merusak atau rugi pembunuhan.
menghilangkan fungsi anggota tubuh. • Istilah diyat merupakan sejumlah harta yang
• Macam-macam: wajib diberikan karena Tindakan pidana
a. Penganiayaan berat yaitu perbuatan (Jinayat) kepada korban kejahatan atau
melukai atau merusak bagian badan yang walinya atau kepada pihak terbunuh atau
menyebabkan hilangnya manfaat anggota teraniaya
badan, seperti memukul tangan sampai patah • Sebab:
b. Penganiayaan ringan yaitu perbuatan a. Pembunuhan sengaja yang pelakunya
melukai bagian badan yang tidak sampai dimaafkan pihak terbunuh
merusak fungsinya melainkan hanya b. Pembunuhan seperti sengaja.
menimbulkan cacat ringan seperti melukai c. Pembunuhan tersalah.
hingga menyebabkan luka ringan. d. Pembunuh lari, akan tetapi identitasnya
• Jarimah pelukaan (penganiayaan) dikenakan sudah diketahui secara jelas.
sanksi apabila memenuhi beberapa unsur– e. Qisas sulit dilaksanakan
unsur berikut: • Macam-macam:
1) Perbuatan menimbulkan rasa sakit atau a. Diyat Mugallazah atau denda berat
luka pada badan orang lain. Membayarkan 100 ekor unta yang terdiri;
2) Tidak dengan maksud patut atau dengan 1) 30 hiqqah (unta betina berumur 3-4 tahun)
kata lain melewati batas yang diizinkan. 2) 30 jadza’ah (unta betina berumur 4-5
3) Perbuatan diiringi dengan niat ingin tahun)
menyakiti orang lain. 3) 40 unta khilfah (unta yang sedang
bunting).
c. Qiyas (Al Maidah [5]: 45) Yang wajib membayar:
a) Pelaku tindak pidana pembunuhan sengaja terakhir yaitu memberikan makan 60 fakir
yang dimaafkan oleh keluarga korban. miskin.
b) Pelaku pembunuhan seperti sengaja c. Kaffarat melakukan hubungan biologis di
c) Pelaku Pembunuhan di Tanah Haram siang hari pada bulan Ramadhan adalah sama
(Makkah), atau pada asyhurul hurum dengan Kaffarat dzihar ditambah qadha
(Muharram, Rajab, Dzulqa’dah, Dzulhijjah ), sebanyak jumlah hari mereka melakukan
atau pembunuhan yang dilakukan seseorang hubungan biologis di siang hari bulan
terhadap mahramnya. Ramadhan.
d. Kaffarat karena melanggar sumpah
b. Diyat Mukhaffafah atau denda ringan memberi makan 10 fakir miskin, atau
Berupa 100 ekor unta, terdiri dari memberi pakaian kepada mereka, atau
1) 20 unta hiqqah (unta betina berumur 3-4 memerdekakan budak. Jika ketiga hal
tahun), tersebut tak mampu ia lakukan, maka
2) 20 unta jadza’ah (unta betina berumur 4-5 diwajibkan baginya puasa 3 hari berturut
tahun), turut
3) 20 unta binta makhadh (unta betina lebih e. Kaffarat Ila’
dari 1 tahun), Kaffarat Ila’ adalah sumpah suami untuk
4) 20 unta binta labun (unta betina umur lebih tidak melakukan hubungan biologis dengan
dari 2 tahun), dan 20 unta ibna labun (unta istrinya dalam masa tertentu. suami
jantan berumur lebih dari 2 tahun) membayar Kaffarat ila’ yang jenisnya sama
Yang wajib membayarkan diyat mukhaffafah dengan Kaffarat yamı̂ n (Kaffarat melanggar
adalah: sumpah).
a. Pelaku pembunuhan tersalah, dengan f. Kaffarat karena membunuh binantang
pembayaran diangsur selama 3 tahun, setiap buruan pada saat berihram.
tahunnya sepertiga dari jumlah diyat. Mengganti binatang ternak yang seimbang,
b. Pelaku tindak pidana yang berupa atau memberi makan orang miskin, atau
menciderai anggota tubuh yang dimaafkan berpuasa.
oleh korban • Hikmah:
• Jika diyat tidak bisa dibayarkan dengan unta, 1. Manusia benar-benar menyesali pebuatan
maka diyat wajib dibayarkan dengan sesuatu yang keliru, telah berbuat dosa kepada Allah
yang seharga dengan unta. dan merugikan sesama manusia.
• Hikmah: mencegah pertumpahan darah serta 2. Menuntun manusia agar segera bertaubat
sebagai obat hati dari rasa dendam keluarga kepada Allah atas tindak maksiat yang ia
korban terhadap pelaku tindak pidana lakukan.
pembunuhan ataupun penganiayaan. 3. Menstabilakan mental manusia, hingga ia
merasakan ketenangan diri karena tuntunan
e. Kaffarat agama (membayar Kaffarat) telah ia
• istilah, kaffarat adalah denda yang wajib tunaikan.
dibayarkan oleh seseorang yang telah
melanggar larangan Allah tertentu 9. Hudud
• Macam-macam: • Secara bahasa, arti had adalah pencegahan
a. Kaffarat Pembunuhan • istilah, hudud adalah hukuman-hukuman
Kaffarat bagi pembunuh adalah pencegahan tertentu yang telah ditetapkan
memerdekakan budak muslim. Jika ia tak Allah sebagai sanksi hukum untuk mencegah
mampu melakukannya maka pilihan manusia dari melakukan tindak kejahatan
selanjutnya adalah berpuasa 2 bulan berturut selain pembunuhan dan penganiayaan
turut. • Macam-macam:
b. Kaffarat Zihar a. Zina
Dzihar adalah perkataan seorang suami − Memasukkan zakar ke dalam farji terlarang
kepada istrinya. Kaffarat seorang suami yang karena zatnya tanpaada syubhat dan
mendzihar istrinya adalah memerdekakan disenangi menurut tabi'atnya.
hamba sahaya. Jika ia tak mampu − Dasar-dasar yang dapat digunakan untuk
melakukannya, maka ia beralih pada pilihan menetapkan bahwa seseorang telah benar-
kedua yaitu berpuasa 2 bulan berturut-turut. benar berbuat zina:
Dan jika ia masih juga tak mampu
melakukannya, maka ia mengambil pilihan
a. Adanya empat orang saksi laki-laki yang 1. Penuduh dapat mengh}adirkan empat
adil. Kesaksian mereka harus sama dalam hal orang saksi laki-laki adil bahwa tertuduh
tempat, waktu, pelaku dan cara benar-benar telah berzina.
melakukannya 2. Li'an (sumpah seorang suami atas nama
b. Pengakuan pelaku zina Allah Swt. sebanyak 4 kali), jika suami
− Had zina dapat dijatuhkan terhadap menuduh istri berzina sedang dirinya tak
pelakunya, jika telah terpenuhi syarat-syarat mampu mengh}adirkan 4 saksi adil.
sebagai berikut : 3. Tertuduh memaafkan.
1. Pelaku zina sudah baligh dan berakal − Hikmah
2. Perbuatan zina dilakukan tanpa paksaan 1. Menjaga kehormatan diri seseorang di
3. Pelaku zina mengetahui bahwa mata masyarakat
konsekuensi dari perbuatan zina adalah h}ad 2. Agar seseorang tidak begitu mudah
4. Telah diyakini secara syara’ bahwa pelaku melakukan kebohongan dengan cara
tindak zina benar-benar melakukan menuduh orang lain berbuat zina
perbuatan keji tersebut. 3. Agar si penuduh merasa jera dan sadar dari
− Macam-macam: perbuatannya yang tidak terpuji
a. Zina Muhsan yaitu perbuatan zina yang 4. Menjaga keharmonisan pergaulan antar
dilakukan oleh seorang yang sudah menikah. sesama anggota masyarakat
Had (Hukuman) : Rajam yaitu dilempari batu 5. Mewujudkan keadilan dikalangan
berukuran sedang hingga benar-benar mati. masyarakat berdasarkan hukum yang benar
b. Zina Gairu Muhsan yaitu zina yang
dilakukan oleh seseorang yang belum pernah d. Meminum minuman keras
menikah. Had: cambukan sebanyak 100 kali − Secara definisi bahasa khamr mempunyai arti
atau pengasingan (taghrib/nafsyun) penutup akal.
− Hikmah: − Menurut istilah khamr adalah segala jenis
1. Memelihara dan menjaga keturunan minuman atau selainnya yang memabukkan
dengan baik. Karena anak hasil perzinaan dan menghilangkan fungsi akal.
pada umumnya kurang terpelihara dan − Hukum: dosa besar dan diharamkan (QS. Al-
terjaga. Maidah [5]: 90-91)
2. Menjaga harga diri dan kehormatan − Had:
manusia. a. Jumhrul ulama (mayoritas ulama)
3. Menjaga ketertiban dan keteraturan rumah diantaranya Imam Abu Hanifah, Imam
tangga. Malik, dan Imam Ahmad bin Hambal
4. Memunculkan rasa kasih sayang terh}adap berpendapat bahwa jumlah pukulan dalam
anak yang dilahirkan dari pernikahan sah. had minuman keras 80 kali.
b. Imam syafi’i, Abu Daud dan Ulama’
b. Qazaf Dzahiriyyah berpendapat bahwa jumlah had
− Secara bahasa artinya adalah melempar minum khamr adalah 40 kali cambuk, tetapi
dengan menggunakan batu atau yang sejenis. imam/hakim boleh menambahkannya sampai
− Menurut istilah syara', qaza|f adalah 4. Membuat jera pencuri hingga dirinya
penisbatan yang dilakukan oleh seseorang terdorong untuk mencari rizki yang
terhadap orang lain kepada perbuatan zina. halal80 kali. Tambahan 40 kali merupakan
− Hukumnya haram dan dosa besar (QS.An- ta’zir yang merupakan hak imam/hakim.
Nur [24]: 23) Alat pukul: sepotong kayu, sandal, sepatu,
− Had (hukuman): cambuk sebanyak 80 kali tongkat, tangan, atau lainnya
bagi yang merdeka, dan cambuk 40 kali bagi − Hikmah:
budak, karena hukuman budak setengah 1. Masyarakat terhindar dari kejahatan
hukuman orang yang merdeka. seseorang yang diakibatkan pengaruh minum
− Syarat-syarat: khamr
a) Tertuduh berzina adalah muhsan 2. Menjaga kesehatan jasmani dan rohani dari
b) Penuduh baligh dan berakal berbagai penyakit yang disebabkan oleh
c) Tuduhan berzina benar-benar sesuai aturan pengaruh minum khamr
syara 3. Masyarakat terhindar dari siksa kebencian
− Gugurnya had qazaf: dan permusuhan yang diakibatkan oleh
pengaruh khamr
4. Menjaga hati agar tetap bersih, jernih, dan c) Jika seseorang merampas harta orang lain
dekat kepada Allah ta’ala. dan tidak membunuhnya maka hadnya adalah
dihukum potong tangan dan kaki secara
e. Mencuri menyilang.
− Secara bahasa mencuri adalah mengambil d) Jika seseorang tidak merampas harta orang
harta atau selainnya secara sembunyi- lain dan tidak juga membunuhnya semisal
sembunyi. kala ia hanya ingin menakut-nakuti, atau kala
− “fulan istaraqa assam'a wa an-nazara” (Si ia akan melancarkan aksi jahatnya ia
Fulan mencuri pendengaran atau tertangkap lebih dulu, dalam keadaan seperti
penglihatan). ini, ia dijatuhi hukuman had dengan
− istilah syara’ mencuri adalah mengambil dipenjarakan atau diasingkan ke luar
harta orang lain dari penyimpanannya yang wilayahnya.
semestinya secara diam-diam dan sembunyi − jika mereka bertaubat sebelum tertangkap,
sembunyi. semisal menyerahkan diri dan menyatakan
− Had Mencuri taubat dengan kesadaran sendiri,
a. Potong tangan kanan jika pencurian baru − Hikmah: Prinsipnya, hikmah pengharaman
dilakukan pertama kali merampok, menyamun, dan merompak sama
b. Potong kaki kiri jika pencurian dilakukan dengan hikmah pengharaman mencuri
untuk kali kedua
c. Potong tangan kiri jika pencurian 10. Pernikahan adalah ikatan lahir batin yang
dilakukan untuk kali ketiga dilaksanakan menurut syariat Islam antara laki-laki
d. Potong kaki kanan jika pencurian dan perempuan untuk hidup bersama dalam satu
dilakukan untuk kali keempat rumah tangga guna mendapatkan keturunan. Hukum
e. Jika pencurian dilakukan untuk kelima asal pernikahan adalah mubah.
kalinya maka hukuman bagi
− Nisab (kadar) Barang yang Dicuri Khitbah (pinangan) adalah permintaan seorang laki-
• Menurut madzhab Hanafi, nishab barang laki kepada seorang perempuan untuk dijadikan istri
curian adalah 10 dirham dengan cara-cara umum yang sudah berlaku di
• Menurut jumhur ulama, nishab barang masyarakat.
curian adalah ¼ dinar emas, atau tiga dirham - Perempuan yang boleh dikhitbah adalah;
perak. pencuri adalah ta'zir dan ia a. Perempuan yang belum berstatus sebagai istri orang
dipenjarakan hingga bertaubat. lain.
− Hikmah: b. Perempuan yang tidak dalam masa ‘iddah.
1. Seseorang tidak akan dengan mudah c. Perempuan yang belum dipinang orang lain.
mengambil barang orang lain karena hal - Jumhur ulama berpendapat bahwa melihat wajah dan
tersebut akan memunculkan efek ganda kedua telapak tangan dibolehkan saat khitbah karena
2. Seseorang akan memahami betapa hukum dengan hal tersebut dapat diketahui kehalusan tubuh
Islam benar-benar melindungi hak milik dan kecantikannya.
seseorang
3. Menghindarkan manusia dari sikap malas Sebagian wanita ada yang haram dinikahi untuk
selama-lamanya karena sebab sebab tertentu, dan
F. Penyamu, Perampok, dan Perompak sebagian lain ada yang haram dinikahi untuk
− “mengambil harta orang lain dengan sementara waktu karena adanya sebab-sebab tertentu
menggunakan cara kekerasan atau juga.
mengancam pemilik harta dengan senjata dan
terkadang disertai dengan pembunuhan”. Kafa'ah atau kufu’ adalah kesamaan atau kesetaraan
− menyamun dan merampok di darat antara calon suami dan calon istri dari segi keturunan,
sedangkan merompak di laut status sosial, agama, dan harta kekayaan.
− Had:
Wali dalam pernikahan adalah wali perempuan yang
a) Jika seseorang merampas harta orang lain
melakukan akad nikah dengan pengantin laki-laki
dan membunuhnya maka hadnya
yang menjadi pilihan wanita tersebut.
adalah dihukum mati kemudian disalib.
b) Jika seseorang tidak sempat merampas
harta orang lain akan tetapi ia membunuhnya, Ijab yaitu ucapan wali (dari pihak perempuan) atau
wakilnya sebagai penyerahan kepada pihak pengantin
maka hadnya adalah dihukum mati.
laki-laki. Sedangkan qabul adalah ucapan pengantin 1. Talak sunah, yaitu T}alak yang dijatuhkan kepada
lakilaki atau wakilnya sebagai tanda terima. istri yang pernah dicampuri
ketika istri:
Mahar atau maskawin adalah pemberian wajib dari a) Dalam keadaan suci dan saat itu ia belum dicampuri
suami kepada istri karena sebab pernikahan. Mahar b) Ketika hamil dan jelas kehamilannya
bisa berupa uang, benda, perhiasan, atau jasa seperti 2. Talak bid’ah yaitu Talak yang dijatuhkan kepada
mengajar al- Qur’an. istri ketika istri:
a) Dalam keadaan haid
Diantara macam-macam nikah terlarang adalah; b) Dalam keadaan suci yang pada waktu itu ia sudah
- Nikah mut’ah. dicampuri suami Talak bid’ah hukumnya haram
- Nikah syighar (kawin tukar). 3. Talak bukan sunah dan bukan bid'ah yaitu talak
- Nikah tahlil. yang dijatuhkan kepada istri yang belum pernah
- Nikah beda agama. dicampuri dan belum haid (karena masih kecil)

11. Talak dan Rujuk d. Ditinjau dari segi boleh atau tidaknya rujuk
Talak adalah makruh. Akan tetapi hukum tersebut 1. Talak raj’i yaitu Talak yang dijatuhkan suami
dapat berubah dalam kondisi-kondisi tertentu. Berikut kepada istri dimana istri boleh dirujuk kembali
penjelasan ringkasnya: sebelum masa iddah berakhir.
a. Hukum Talak menjadi wajib, bila suami istri sering 2. Talak bain, yaitu talak yang menghalangi suami
bertengkar dan tidak dapat didamaikan yang untuk rujuk kembali kepada istrinya. Talak bain ini
mengakibatkan rusaknya kehidupan ruamh tangga. terbagi menjadi dua:
b. Hukum Talak menjadi sunnah, jika suami tidak a) Talak bain kubra, yaitu Talak tiga
sanggup memberi nafkah. b) Talak bain sugra
c. Hukum Talak menjadi haram, jika dengan Talak yang menyebabkan istri tidak boleh dirujuk,
terjadinya talak antara suami istri akan mendatangkan akan tetapi ia boleh dinikahi kembali dengan akad dan
madharat yang lebih besar bagi kedua belah pihak mas kawin baru, dan tidak harus dinikahi terlebih
(suami istri). dahulu oleh laki-lak lain, seperti talak dua yang telah
habis masa iddahnya.
Macam-macam Talak
a. Ditinjau dari proses menjatuhkannya. Rujuk
1) Talak dengan ucapan Rujuk adalah kembalinya suami kepada istrinya yang
Talak dengan ucapan terbagi menjadi dua: telah dicerai, bila istrinya masih dalam masa iddah.
a) Sarih (tegas), yaitu mengungkapkan lafaz} t}alak Hukum Rujuk
yang tidak mungkin Hukum asal rujuk adalah boleh (jaiz), kemudian dapat
dipahami makna lain kecuali talak. Seperti ungkapan berkembang sesudai dengan keadaan yang mengiringi
seorang suami keapada istri yang ia Talak, “Engkau proses rujuk tersebut. Berikut rangkuman hukum
sudah berpisah denganku”. rujuk:
b) Sindiran, yaitu mengungkapkan satu lafaz yang a. Haram, apabila rujuk mengakibatkan kerugian atau
memiliki kemungkinan makna talak atau yang lainnya. kemadharatan di pihak istri.
Seperti ungkapan seorang suami kepada istri yang ia b. Makruh, apabila bercerai lebih bermanfaat daripada
talak, "Pulanglah engkau ke rumah orang tuamu". rujuk.
Talak dengan sindiran harus disertai niat men T}alak. c. Sunnah, apabila rujuk lebih bermanfaat dibanding
2) Talak dengan tulisan meneruskan perceraian
3) Talak dengan isyarat. Jenis Talak ini hanya berlaku d. Wajib, hukum ini dikhususkan bagi laki-laki yang
bagi orang yang tidak dapat berbicara atau menulis. beristri lebih dari satu jika salah seorang di Talak
sebelum gilirannya disempurnakan.
b. Ditinjau dari segi jumlahnya
1. Talak satu, yaitu talak satu yang pertama kali 12. Cara menghitung waris
dijatuhkan suami kepada istriya.
2. Talak dua yaitu talak yang dijatuhkan suami kepada 13. Sumber Hukum Muttafaq (Disepakati)
istrinya untuk yang kedua kalinya. • Al-qur’an
3. Talak tiga ialah talak yang dijatuhkan suami kepada − Al-Qur’an menurut bahasa dari kata ‫ يَ ْق َر‬-َ‫قَ َر أ‬
istrinya untuk yang ketiga kalinya ‫ قرْ أَنًا‬-‫ أ‬artinya bacaan atau yang dibaca.
− Dari ketiga definisi pengertian tersebut dapat
c. Ditinjau dari segi keadaan istri ditarik sebuah kesimpulan bahwa
− al-Qur’an merupakan kalam Allah Swt. yang − Secara bahasa ijma’ ( ‫ ) االجماع‬berarti sepakat
diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw, atau konsensus dari sejumlah orang terhadap
dengan menggunakan bahasa Arab, yang sesuatu.
penukilannya disampaikan secara mutawatir, − ijma’ yang didasarkan atas kesepakatan para
dari generasi ke generasi, hingga sekarang mujtahid. Kesepakatan yang berasal dari
ini. selain mujtahid tidak dinamakan ijma’.
− Isi kandungan al-Qur’an meliputi : − Yang menjadi rukun dalam ijma’ harus satu,
1) Tauhid yaitu kesepakatan ulama’, apabila tidak ada
2) Ibadah kesepakatan maka itu bukan ijmak’.
3) Janji dan ancaman − Syarat-syarat:
4) Jalan mencapai kebahagiaan dunia dan 1) Haruslah orang yang melakukan ijma’ itu
akhirat dalam jumlah banyak, dan tidal dikatakan
5) Riwayat dan cerita (qishah umat ijma’ apabila hanya satu orang mujtahid
terdahulu). 2) Seluruh mujtahid menyetujui hukum
− Al-Qur’an merupakan sumber hukum utama syara’ yang telah mereka putuskan dengan
dalam Islam dan menempati kedudukan tidak memandang negara, kebangsaan dan
pertama dari sumber-sumber hukum Islam golongan mereka
yang lain, ia merupakan aturan dasar yang 3) Mujtahid yang melakukan kesepakatan
paling tinggi. mestilah terdiri dari berbagai daerah Islam.
− Pedoman Al-qur’an: 4) Kesepakatan itu haruslah dilahirkan oleh
1) Tidak memberatkan ( ‫عدَم ْال َح َرج‬
َ ) dari masing-masing mereka secara tegas
2) Meminimalisir beban terhadap peristiwa itu, baik lewat perkataan
3) Berangsur angsur dalam menetapkan maupun perbuatan
hukum 5) Kesepakatan hendaklah dilakukan oleh
• Al-Hadist mujtahid yang bersifat dan menjauhi halhal
− Hadis menurut bahasa mempunyai beberapa yang bid’ah:
pengertian, yaitu baru ( ‫) جديد‬, dekat ‫ )قري‬, dan 6) Hendaklah dalam melakukan ijma’
berita (‫)خبر‬ mujtahid bersandar kepada sandaran huku
− Segala sesuatu yang disandarkan kepada yang disyari’atkan baik dari nash maupun
Nabi Saw. baik berupa perkatan, perbuatan, qiyas
ketetapan (taqrir) dan sebagainya. − Macam-macam:
− Macam-macam: Dilihat dari cara memperolehnya:
1) Hadis qauliyah (perkataan) 1) Ijma’ sharih adalah kebulatan yang
2) Hadis fi’liyah (perbuatan) dinyatakan oleh mujtahidin (para mujtahid)
3) Hadis taqririyah (ketetapan) 2) Ijma’ sukuti, yaitu kebulatan yang
− Fungsi hadis terhadap al-quran: dianggap seorang mujtahid mengeluarkan
1) Bayanut taqrir: menetapkan dan pendapatnya dan diketahui oleh mujtahidin
menguatkan atau menggarisbawahi suatu lainnya, tetapi mereka tidak menyatakan
hukum yang ada dalam al-Qur’an, sehingga persetujuan atau bantahannya.
hukum hukum itu mempunyai dua sumber,
yaitu ayat yang menetapkannya dan hadis Dilihat dari penunjuk:
yang menguatkannya. Contoh: hadis tentang 1) Ijma’ qat’i dalalah terhadap hukumnya;
penetapan bulan dengan kewajiban puasa di artinya, hukum yang ditunjuk sudah dapat
bulan Ramadhan. dipastikan kebenarannya, atau bersifat qat’i
2) Bayanut tafsir: menjelaskan atau memberi sehingga tidak perlu diperdebatkan lagi dan
keterangan menafsirkan dan merinci redaksi tidak perlu diijtihadkan kembali.
al-Qur’an yang bersifat global (umum). 2).Ijma’ zanni dalalah terhadap hukumnya;
3) Bayanut tasyri’: menetapkan hukum yang artinya, hukum yang dihasilkannya
tidak dijelaskan oleh al-Qur’an. Contoh pada kebenarannya bersifat relatif atau masih
masalah zakat, al-Qur’an tidak secara jelas bersifat dugaan. Karena itu, masih terbuka
menyebutkan berapa yang harus dikeluarkan untuk dibahas lagi dan tertutup kemungkinan
seorang muslim dalam mengeluarkan zakat ijtihad lainnya, hasil ijtihadnya bukan
fitrah. merupakan pendapat seluruh ulama mujtahid.
• Ijmak • Qiyas
− bahasa qiyas diartikan dengan mengukur • Istihsan
sesuatu dengan sesuatu yang lain − menurut bahasa mempunyai arti
− qiyas ialah menghubungkan atau ”menganggap baik”
memberlakukan ketentuan hukum, sesuatu 1) Menguatkan qiyas khafi atas qiyas jali.
persoalan yang sudah ada ketetapannya di Contohnya wanita yang sedang haid boleh
dalam nash kepada persoalan baru karena membaca al-Qur’an berdasarkan istihsan dan
keduanya mampunyai persamaan ‘illat. haram menurut qiyas.
− Rukun qiyas: Qiyas: wanita haid itu diqiyaskan kepada
1) Adanya pokok junub dengan illat sama-sama tidak suci.
2) Adanya cabang Orang junub haram membaca al-Qur’an,
3) Adanya ketetapan maka orang haid juga haram membaca al-
4) Adanya kesamaan sifat Qur’an.
− Macam-macam: Istihsan : haid berbeda dengan dengan junub,
1) Qiyas Aula yaitu apabila illat mewajibkan karena haid waktunya lama sedang junub
adanya hukum dan keadaan far’un lebih waktunya sebentar, maka wanita haid tidak
utama mendapatkan hukum (tersebut) dapat melakukan ibadah dan tidak mendapat
daripada ashl. Contoh; mengqiyaskan pahala, sedangkan laki-laki dapat beribadah
memukul orang tua dengan mengatakan “ah” setiap saat.
kepada keduanya adalah haram hukumnya 2) Ketentuan hukum kuliy (umum) kepada
karena sama-sama menyakiti. ketentuan hukum juz’i (khusus), kebolehan
2) Qiyas MuSawi yaitu apabila ‘illat dokter melihat aurat wanita dalam proses
mewajibkan adanya hukum dan keadaan pengobatan. Contohnya: menurut kaidah
far’un sama dengan ashl untuk mendapatkan umum seseorang dilarang melihat aurat orang
hukum. Contoh; mengqiyaskan membakar lain. Tapi, dalam keadaan tertentu seseorang
harta anak yatim dengan memakannya harus membuka bajunya untuk di diagnose
tentang haram hukumnya dengan ‘illat rusak penyakitnya. Maka, untuk kemaslahatan
dan habis orang itu, menurut kaidah istihsan seorang
3) Qiyas dilalah yaitu apabila illat yang ada dokter dibolehkan melihat aurat wanita yang
menunjukkan kepada hukum, tetapi tidak berobat kepadanya.
mewajibkannya. Contoh; mengqiyaskan − Ulama yang menerima: Jumhur Malikiyah
harta anak kecil dengan harta orang yang dan Hanabilah, Hanafiyah
sudah baligh dalam hal wajib membayar − Ulama yang menolak: Ulama Syafi’iyah
zakat dengan ‘illat samasama berkembang • Istishab
dan bertambah − menjadikan hukum yang telah tetap pada
4) Qiyas syabah yaitu qiyas yang keadaan masa lampau terus berlaku sampai sekarang
far’un padanya bolak balik antara dua ashl karena tidak diketahui adanya dalil yang
lalu ia dihubungkan dengan ashl yang lebih merubahnya.
banyak persamaannya dengannya. Contoh − Macam-Macam:
;hamba sahaya yang cacat karena kejahatan 1) Istishab al-‘Adam yaitu tidak adanya suatu
orang lain, apakah dalam masalah wajib hukum yang ditiadakan oleh akal
dhaman (ganti rugi), ia diqiyaskan dengan berdasarkan asalnya dan tidak pula
orang merdeka karena sama-sama anak ditetapkan oleh syara’. Contohnya : shalat
Adam atau diqiyaskan dengan benda karena yang keenam itu tidak ada, diwajibkan sholat
harta milik. Persamaannya dengan harta lebih lima waktu alam sehari semalam.
banyak dari pada persamaannya dengan 2) Istishab umum atau nash sampai datang
orang merdeka, karena ia dapat dijual, dalil yang merubahnya berupa mukhasish
dipusakai, dihibahkan dan diwakafkan atau nasikh.
5) Qiyas adna yaitu qiyas yang far’unnya 3) Istishab hukum yang ditunjukkan oleh
lebih rendah kedudukannya dari pada ashl syara’ tetapnya dan kekalnya karena ada
untuk mendapatkan hukum (yang sama). sebabnya. Contohnya: seorang wanita
Contoh; mengqiyaskan perhiasan perak bagi menjadi halal bagi seorang laki-laki sebab
laki-laki dengan perhiasan emas tentang adanya akad nikah yang sah, dan hukum halal
haram hukumnya, dengan ‘illat berbangga- terus berlaku selama tidak ada hukum yang
bangga. merubahnya, misalnya talak, fasakh dan
sebagainya.
Sumber Hukum Mukhtalaf (Tidak disepakati)
4) Istishab keadaan ijma’ atas sesuatu hukum mendatangkan madharat dan menghilangkan
(untuk terus berlaku) pada tempat yang kemaslahatan.
diperselisihkan. Contohnya: sebagian ulama − Urf shahih dapat dijadikan hujjah sedangkan
mengatakan, bahwa orang shalat dengan urf fasid tidak
tayammum kemudian saat sedang shalat tiba- • Sadzudz Dzariah
tiba dijumpainya air, maka shalatnya batal. − menutup jalan atau mencegah hal-hal yang
− Ulama yang Menerima: Ulama Malikiyah, bisa membawa atau menimbulkan terjadinya
Syafi’iyah, Hanabilah, Zhahiriyah, Syi’ah kerusakan
− Ulama yang ditengah-tengah: Ulama − Pengelompokkan: Hal 43
Hanfiyyah − Ulama yang menerima: Imam Malik
− Ulama yang menolak: Ulama Mutakallimin − Ulama yang menolak: Imam Abu Hanifah
• Maslahah Mursalah dan Imam Syafi’i
− maslahah yang tidak ada dalil syara’ datang • Syar’u Man Qablan
untuk mengajuinya dan menolaknya − syari’at yang diturunkan Allah kepada umat
− Ulama yang menolak: Jumhur ulama sebelum umat Nabi Muhammad Saw.
− Ulama yang menerima: Imam Malik, Imam − Macam-macam:
Syafi’i 1) Dinasakh syariat kita (syariat Islam).
− Syarat: Tidak termasuk syariat kita menurut
1) Maslahah itu harus jelas dan pasti, bukan kesepakatan semua ulama. Contoh : Pada
hanya berdasarkan anggapan atau perkiraan. syari’at nabi Musa As. Pakaian yang terkena
2) Maslahah itu bersifat umum, bukan untuk najis tidak suci, kecuali dipotong apa yang
kepentingan pribadi. kena najis itu.
3) Hukum yang ditetapkan berdasarkan 2) Dianggap syariat kita melalui al-Qur’an
maslahah ini tidak bertentangan dengan dan al-Sunnah. Ini termasuk syariat kita atas
hukum atau prinsip yang telah ditetapkan kesepakatan ulama. Contoh : Perintah
dengan nash atau ijma’. menjalankan puasa
• Urf 3) Tidak ada penegasan dari syariat kita
− Urf menurut bahasa artinya adat kebiasaan apakah dinasakh atau dianggap sebagai
− Macam-macam: syariat kita
1) Segi Sifatnya: − Sebagian ulama seperti Imam Abu hanifah,
a) ‘Urf amaliy, yaitu ‘urf yang didasarkan Imam Maliki, Imam Syafi’i dan Imam
kepada praktik atau perbuatan yang berlaku Ahmad bin Hamba : ”syariat untuk umat
dalam masyarakat secara terus-menerus. sebelum kita juga berlaku untuk syariat kita”.
Contohnya, berbagai transaksi yang • Mahzab Shahabi
dilakukan oleh masyarakat dengan cara − Pendapat sahabat Rasulullah Saw.
tertentu. − Macam-macam:
b) ‘Urf qauliy atau disebut juga ‘urf lafdzi 1) Perkataan sahabat terhadap hal-hal yang
yaitu kebiasaan masyarakat dalam tidak termasuk objek ijtihad.
menggunakan lafal atau ungkapan dan 2) Perkataan sahabat yang disepakati oleh
ucapan tertentu. Contohnya, kata atau sahabat yang lain.
ungkapan “ ‫ “ الولد‬untuk menyatakan anak 3) Perkataan sahabat yang tersebar di antara
laki-laki para sahabat yang lainnya dan tidak diketahui
ada sahabat yang mengingkarinya atau
2) Segi Wujudnya: menolaknya
a) ‘Urf shahih (baik), yang telah diterima oleh − Ulama yang Menerima: Imam Maliki, Abu
masyarakat secara luas, dibenarkan oleh Bakar Ar-Razi, Abu Said sahabat Imam Abu
pertimbangan akal sehat membawa kebaikan Hanifah, begitu juga Imam Syafi’i dalam
dan kemaslahatan, menolak kerusakan, dan qaul qadimnya, termasuk juga Imam Ahmad
tidak menyalahi ketentuan nash al-Qur’an Bin Hanbal
dan as-Sunnah. Sebagai contoh Hadiah − Ulama yang menolak: jumhur Asya’riyah
bukan maskawin untuk Wanita dan Mu’tazilah, Imam Syafi’i dalam qaul
b) ‘Urf fasid, yaitu adat istiadat yang tidak jadidnya (baru) juga Abu Hasan al-Kharha
baik, yang bertentangan dengan nash al- dari golongan Hanafiyah
Qur’an dan as-Sunnah serta kaidah-kaidah
agama, bertentangan dengan akal sehat, 14. Hubungan Konsep Ijtihad dan bermahzab
• Ijtihad adalah pengerahan daya nalar secara e. Al-Ibahah (mubah)
maksimal
• Usaha ijtihad dilakukan oleh orang yang
telah mencapai derajat tertentu di bidang
keilmuan yang disebut faqih;
• Produk atau yang diperoleh dari usaha ijtihad
itu adalah dugaan yang kuat tentang hukum
syara’ yang bersifat amaliah;
• Usaha ijtihad ditempuh melalui cara-cara
istinbath.
• Para mujtahid yang mendapatkan pahala
adalah yang benar-benar mempunyai
keahlian dan memenuhi syarat untuk
melakukan ijtihad. Bagi mereka yang tidak
memiliki keahlian melakukan ijtihad, maka
haruslah taqlid atau mengikuti pendapat yang • Hukum Wadh’I yang menyebabkan ada atau
telah ditetapkan oleh para imam mazhab. tidak adanya hukum taklifi disebut hukum
• Dari penjelasan hakikat taqlid yang wadh’i. Ada 5:
merupakan kriteria dari taqlid dan a. Sebab
dihubungkan pula dengan ijtihad dan b. Syarat
mujtahid, maka terlihat ada tiga lapis umat c. Mani (penghalang)
Islam sehubungan dengan pelaksanaan 1) Mani’ terhadap hukum, yaitu sesuatu yang
hukum Islam atau syara’, yaitu: ditetapkan oleh syari’at yang menjadi
1. Mujtahid, yaitu orang yang mempunyai pendapat penghalang bagi hukum. Contohnya haid
yang dihasilkan melalui ijtihadnya sendiri, beramal bagi wanita yang menjadi mani’
dengan hasil ijtihadnya dan tidak mengikuti hasil (penghalang) untuk melaksanakan shalat.
ijtihad lainnya.ini yang disebut mujtahid muthlaq. 2) Mani’ terhadap sebab, yaitu suatu
2. Muqallid, yaitu orang yang tidak mampu penghalang yang ditetapkan oleh syari’at
menghasilkan pendapatnya sendiri, karena itu ia yang menjadi penghalang berfungsinya
mengikuti pendapat orang lain tanpa mengetahui sebab. Contohnya berhutang menjadi mani’
kekuatan dan dalil dari pendapat yang diikutinya itu. (penghalang) wajibnya zakat pada harta yang
3. Muttabi’, yaitu orang yang mampu menghasilkan dimiliki.
pendapat, namun dengan cara mengikuti metode dan d. Azimah dan Rukhshah
petunjuk yang telah dirintis oleh ulama sebelumnya. Azimah adalah hukum yang berkaitan
Mujtahid dalam peringkat mujtahid muntasib, dengan perbuatan mukallaf tanpaadanya
mujtahid mazhab, mujtahid murajjih, dan mujtahid uzur. Contohnya kewajiban sholat lima
muwazin. waktu sejak semula dan berlaku untuk setiap
mukallaf dalam berbagai keadaan
15. Konsep Al-hakim, al-hukmu, al-mahkum fih, al-
mahkum alaih Rukhshah adalah hukum yang berkaitan
a. Al-Hakim dengan suatu perbuatan karena adanya uzur
Sumber hukum syari’at bagi semua perbuatan sebagai pengecualian dari azimah, contoh
mukallaf adalah Allah Swt. Pencipta hukum yaitu shalat bagi seorang musafir, memakan
Allah Swt. daging binatang buas dalam keadaan
terpaksa.
b. Al-Hukmu e. Sah dan batal
• Hukum menurut bahasa adalah menetapkan
sesuatu terhadap sesuatu. C. Makhkum Fih adalah perbuatan orang mukallaf
yang berkaitan dengan hukum syara’, yaitu wajib,
• Hukum taklifi adalah hukum yang
sunah, haram, makruh dan mubah. atau disebut obyek
mengandung tuntutan untuk mengerjakan
hukum
dengan tuntutan pasti. Ada 5:
a. Al-Ijab (wajib)
d. Mahkum Alaih
b. An-Nadb (sunah)
c. At-Tahrim (haram) • orang mukallaf yang dibebani hukum syara’
d. Al-Karahah (makruh) atau disebut subyek hukum.
• Pembebanan hukum syara:
a. Bahwa orang mukallaf itu harus memiliki 20. Macam-macam Bayyan
kesanggupan untuk memahami khitab a. Bayan dengan perkataan
(seruan) Allah Swt. yang dibebankan atas b. Bayan dengan Perbuatan
dirinya. c. Bayan dengan Isyarat
b. Orang mukallaf itu mempunyai d. Bayan dengan Meninggalkan Sesuatu
kemampuan untuk menerima pembebanan e. Bayan dengan Diam
hukum taklif, terdiri 2 macam:
1. ahliyatul wujub, yaitu kemampuan
menerima hak dan kewajiban. Dibagi
menjadi dua yaitu Ahliyatul wujub kurang
sempurna dan sempurna
2. ahliyatul ‘ada’, yaitu kecakapan bertindak.
Kecakapan bertindak haruslah dilihat dari
segi kepantasan seseorang untuk dinilai sah
segala ucapan dan perbuatannya. Terbagi
menjadi 3: Tidak memiliki ahliyatul ada’
sama sekali, Ahliyatul ada’ kurang sempurna,
Ahliyatul ada’ kurang sempurna.

16. Contoh penerapan al-qawaidul khamsah


A. Segala Sesuatu Tergantung Tujuannya

B. Keyakinan Tidak Bisa Dihilangkan Dengan Sebab


Keraguan

C. Kesulitan Menuntut Kemudahan

D. Bahaya Harus Dicegah

E. Kebiasaan Bisa Dijadikan Sebagai Hukum

19. Macam-macam Takhsis (pengkhususan)


a. Takhsish Muttasil (bersambung)
Takhsish muttasil adalah takhsish yang tidak dapat
berdiri sendiri; tetapi pengertiannya bersambung, dari
potongan ayat awal disambung oleh potongan ayat
berikutnya dalam satu ayat
1) Pengecualian
2) Syarat
3) Sifat
4) Ghayah
5) Badal Ba’dul Min Kull artinya pengganti dari
Sebagian

b. Takhsish Munfasil (terpisah)


Takhsish munfasil yaitu takhsis yang dapat berdiri
sendiri. Pengertiannya ayat atau hadis satu akan
ditakhsish oleh ayat atau hadis yang lain dalam kondisi
terpisah, artinya bukan pada satu potongan ayat
ataupun satu potongan hadis

Anda mungkin juga menyukai