Anda di halaman 1dari 7

6 Langkah Cuci Tangan :

INGAT TePungSelaCiPuPut
Te : Telapak tangan (Gosok kedua telapak tangan)
Pung : Punggung (Gosok punggung dan sela-sela jari sisi luar tangan kiri dan sebaliknya
Sela : Sela-sela jari (Gosok telapak tangan & sela-sela jari sisi dalam)
Ci : Mengunci (Jari-jari sisi dalam dari kedua tangan saling mengunci)
Pu : Putar (Gosok ibu jari tangan kiri dan berputar dalam genggaman tangan kanan dan
lakukan sebaliknya
Put : Putar (Rapatkan ujung jari telapak tangan kiri dengan cara memutar lakukan pada
ujung jari tangan sebaliknya.

Stroke merupakan satu dari dua penyebab utama kematian di dunia pada tahun 2004 dan
diperkirakan akan menjadi empat teratas penyakit paling mematikan di dunia pada tahun
2030. Pemeriksaan radiologis yang tepat dan efektif penting bagi pasien yang dicurigai
mengalami stroke. Dengan ditegakkannya diagnosa awal yang tepat dan cepat serta
dimulainya tatalaksana sesegera mungkin maka segala komplikasi hingga kematian dapat
dicegah atau diminimalisir. Untuk itulah Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS) RSUD Raden
Mattaher bekerja sama dengan Tim CPNS Dokter Tahun 2019 dengan Narasumber dr. Emil
Prasetyo Muhammad mengadakan penyuluhan kesehatan mengenai “Stroke dan
Penanganan Code Stroke” pada Hari Rabu tanggal 22 Mei 2019 jam 08.30 WIB di Ruang
Tunggu Klinik Jantung dengan target pasien, keluarga pasien dan pengunjung rumah sakit.

Apa itu stroke ?

Stroke adalah gangguan fungsi otak akibat terganggunya aliran darah ke otak yang
disebabkan oleh penyumbatan maupun pecahnya pembuluh darah otak.

Apa saja jenis-jenis stroke ?

1. Stroke Iskemik : stroke yang disebabkan oleh penyumbatan di pembuluh darah otak

2. Stroke Hemoragik : stroke yang disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah di otak

Apa saja gejala-gejala stroke ?

Gejala atau tanda stroke pada setiap penderita, namun umumnya muncul secara tiba-tiba.
Ada 3 gejala utama stroke yang mudah diingat, yaitu :

1. Wajah akan terlihat menurun pada satu sisi dan tidak mampu tersenyum karena mulut
atau mata terkulai

2. Lengan dan tungkai di satu sisi terasa kesemutan, atau berat, dan lemah

3. Bicara pelo, lidah terasa berat, tidak bisa bicara atau sulit menelan

Gejala-gejala lainnya dapat berupa :

Gangguan keseimbangan, sakit kepala, penurunan kesadaran yang terjadi secara mendadak
Apa saja faktor-faktor risiko penyebab stroke ?

* Penyakit jantung koroner

* Tekanan darah tinggi

* Kolesterol tinggi

* Obesitas

* Gaya hidup

* Diabetes

* Umur. Semakin tua semakin berisiko, terutama setelah berumur 55 tahun

* Jenis kelamin. Pria lebih rentan daripada wanita, namun lebih dari setebgah kasus yang
berujung

kematian adalah wanita

Apa yang harus dilakukan jika kita/orang terdekat kita mengalami gejala-gejala stroke ?

1. Jangan panik, tetap tenang

2. Baringkan pasien stroke dengan meninggikan kepala 30 derajat (sanggah kepala dengan 1
bantal)

3. Segera bawa pasien ke IGD RS yang memiliki fasilitas CT Scan, Laboratorium lengkap, dan
Penanganan Stroke

CODE STROKE

Code Stroke adalah suatu upaya terstruktur untuk menangani stroke secara cepat,
meminimalisir hal-hal yang dapat menyebabkan keterlambatan pelayanan. Penanganan
stroke harus sudah dilakukan sebelum 4,5 jam dari munculnya gejala. Di IGD dalam 10 menit
harus sudah dilakukan :

* EKG (rekam jantung)

* Pemeriksaan gula darah sewaktu

* Laboratorium

* CT Scan

* Pemasangan infus

“Waktu adalah otak”!!! Segeralah bawa orang terdekat kita jika memiliki gejala stroke
ke IGD RS terdekat”

Semakin cepat mendapat penanganan medis, akan mencegah lebih banyak jaringan
otak yang rusak akibat stroke
Stroke
Stroke adalah gejala-gejala defisit fungsi saraf yang diakibatkan oleh penyakit pembuluh
darah otak, bukan oleh sebab yang lain (WHO). Gangguan fungsi syaraf pada stroke
disebabkan oleh gangguan peredaran darah otak non traumatik.
Gangguan syaraf tersebut menimbulkan gejala antara lain: kelumpuhan wajah atau anggota
badan, bicara tidak lancar, bicara tidak jelas (pelo), perubahan kesadaran, gangguan
penglihatan, dan lain-lain. Stroke merupakan penyebab disabilitas nomor satu dan penyebab
kematian nomor dua di dunia setelah penyakit jantung iskemik baik di negara maju maupun
berkembang.

Stroke dapat mengakibatkan kematian atau kecacatan yang akan menurunkan status
kesehatan dan kualitas hidup penderita stroke, di samping itu akan menambah beban biaya
kesehatan yang ditanggung keluarga dan negara.

Fakta Stroke
Global
Data World Health Organization (WHO) tahun 2012 menunjukkan sekitar 31% dari 56,5 juta
orang atau 17,7 juta orang di seluruh dunia meninggal akibat penyakit jantung dan
pembuluh darah. Dari seluruh kematian akibat penyakit kardiovaskuler, sebesar 7,4 juta
disebabkan oleh Penyakit Jantung Koroner, dan 6,7 juta disebabkan oleh stroke.

Nasional
Prevalensi stroke nasional berdasarkan Riskesdas 2013 sebesar 12,1‰, tertinggi di provinsi
Sulawesi Selatan (17,9‰) dan terendah provinsi Papua Barat, Lampung, dan Jambi (5,3‰).
Adapun prevalensi stroke adalah sebagai berikut:

Berdasarkan kelompok  umur : >75 tahun sebesar 67,0‰; 65-74 tahun sebesar 46,1‰; 55-
64 tahun sebesar 33,0‰; 45-54 tahun sebesar 16,7‰; 35-44 tahun sebesar 6,4‰; 25-34
tahun sebesar 3,9‰; dan 15-24 tahun sebesar 2,6‰.

Berdasarkan status ekonomi : tingkat bawah sebesar 13,1‰; menengah bawah sebesar
12,6‰; menengah sebesar 12,0‰; menengah atas sebesar 11,8‰; dan teratas sebesar
11,2‰.

Berdasarkan tempat tinggal : perdesaan sebesar 11,4‰, dan perkotaan sebesar 12,7‰

Berdasarkan tingkat pendidikan : tidak sekolah sebesar 32,8‰; tidak tamat SD sebesar
21,0‰; tamat SD sebesar 13,2‰; tamat SMP sebesar 7,2‰; tamat SMA sebesar 6,9‰; dan
tamat D1,D3, dan Perguruan Tinggi sebesar 9,8‰.

Berdasarkan jenis kelamin : Laki-laki sebesar 12,0‰, dan perempuan sebesar 12,1‰.

Sample Registration System (SRS) Indonesia tahun 2014 menunjukkan stroke merupakan
penyebab kematian utama, yaitu sebesar 21,1% dari seluruh penyebab kematian untuk
semua kelompok umur.

1,27 T pembiayaan JKN  untuk stroke tahun 2016


Data Badan Penyelenggara Kesehatan (BPJS) tahun 2015 menyatakan bahwa  stroke
menghabiskan biaya pelayanan kesehatan sebesar Rp1,15 triliun dan meningkat menjadi Rp
1,27 triliun pada tahun 2016. Hal ini berarti terjadi peningkatan pembiayaan sebesar
10,4% untuk stroke dalam kurun waktu 1 tahun.

Cegah Stroke dengan perilaku CERDIK


Stroke dapat dicegah dengan pengendalian perilaku yang berisiko seperti penggunaan
tembakau, diet yang tidak sehat dan obesitas, kurang aktivitas fisik serta penggunaan
alkhohol.

Menurut data Riskesdas, faktor risiko perilaku utama yang menjadi tantangan dalam upaya
pengendalian Penyakit Tidak Menular di Indonesia adalah :

 Sekitar 93,5% penduduk berusia >10 tahun kurang konsumsi buah dan sayur.
 Sekitar 36,3% penduduk berusia >15 tahun merokok, perempuan berusia > 10 tahun yang
merokok  sekitar 1,9%.
 Sekitar 26,1% penduduk kurang melakukan aktivitas fisik.
 Sekitar 4,6% penduduk berusia >10 tahun minum minuman beralkhohol.
Faktor perilaku tersebut di atas, merupakan penyebab terjadinya faktor risiko fisiologis atau
faktor risiko seperti hipertensi, diabetes melitus, dislipidemia , obesitas, dan lain-lain yang
dapat menyebabkan terjadinya stroke.

Untuk mencegah terkena penyakit tidak menular seperti stroke maka dianjurkan untuk setiap
individu meningkatkan gaya hidup sehat dengan perilaku “CERDIK”, yaitu , Cek Kesehatan
secara berkala, Enyahkan asap rokok, Rajin aktifitas fisik, Diet sehat dan seimbang, Istirahat
cukup, dan Kelola stres.

CERDIK adalah slogan  yang berisi pesan  yang mudah diingat agar masyarakat memahami
dan mampraktikan  gaya hidup sehat untuk  mencegah  terkena penyakit tidak menular.
Cerdik menjadi slogan utama dalam upaya kesehatan berbasis masyarakat yang 
dikembangkan oleh Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular dalam
wadah Posbindu PTM  yang dibina oleh 4.820 puskesmas di seluruh Indonesia untuk
menggerakkan masyarakat melakukan deteksi dini dan memonitoring faktor risiko PTM.

“SEGERA KE RS”,
Konsep utama dalam penanganan stroke adalah memberikan pengobatan yang spesifik
dalam waktu sesegera mungkin sejak serangan terjadi.
Masalah yang muncul adalah tidak dikenalinya gejala awal serangan stroke oleh masyarakat.

Alat penilaian sederhana untuk stroke adalah “SEGERA KE RS”, yaitu


Senyum tidak simetris ,
Gerak separuh anggota tubuh melemah tiba-tiba,
BicaRa pelo atau tiba-tiba tidak dapat bicara atau tidak mengerti kata-kata/bicara,
Kebas atau baal,
Rabun,
Sakit kepala hebat yang muncul tiba-tiba dan gangguan fungsi keseimbangan.
Jangan menganggap remeh bila merasakan gejala atau tanda tanda terserang stroke seperti
diatas, jangan tunggu sampai menjadi parah segera berobat ke Rumah Sakit. Anjuran ini juga
untuk keluarga atau teman yang kebetulan menjumpai saudaranya/temannya menunjukan
gejala dan tanda tersebut segera dibawa ke Rumah Sakit untuk mendapatkan penanganan
secepat mungkin, karena ada periode emas penanganan stroke agar penderita tertolong dan
mengurangi risiko kematian atau kecacatan menetap/permanen.

PERIODE EMAS PENANGANAN STROKE


Periode emas adalah waktu yang sangat bergharga untuk peanganan Stroke, yaitu kurang
dari 4,5 jam sejak pertama kali muncul gejala dan tanda sampai dilakukan penanganan
stroke di Rumah Sakit. Sehingga penderita harus sudah tiba di Rumah Sakit kurang dari
2 jam. Proses pemeriksaan sampai pengobatan membutuhkan waktu maksimal 2,5 jam.
Bila terlambat penanganannya atau sudah lebih dari 4,5 jam maka Stroke akan menjadi
parah bahan berisiko kematian atau kecacatan permanen
GERMAS untuk cegah Stroke
Dalam pencegahan dan pengendalian penyakit tidak menular termasuk stroke, pemerintah
fokus pada upaya promotif dan preventif dengan tidak meninggalkan upaya kuratif dan
rehabilitatif. Di antaranya dengan:

Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) sesuai dengan Instruksi Presiden Nomor 1


Tahun 2017, yang tahun ini difokuskan pada kegiatan deteksi dini, peningkatan aktivitas
fisik serta konsumsi buah dan sayur.
Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga, sejalan dengan agenda ke-5
Nawacita yaitu meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia yang dimulai dari keluarga,
di antaranya penderita hipertensi berobat teratur dan tidak ada anggota keluarga yang
merokok.

Kerja Bersama Atasi Stroke


Gerakan pencegahan stroke tidak hanya di gaungkan oleh Kementerian Kesehatan RI.
Perhimpunan Dokter Spesialis Indonesia (PERDOSSI) bekerja sama dengan Boehringer
Ingelheim juga telah meluncurkan ANGELS Initiative pada April 2017. ANGELS Initiative
merupakan inisiatif dan komitmen Boehringer Ingelheim dalam meningkatkan pelayanan
rumah sakit khususnya dalam penanganan stroke secara terpadu untuk mengurangi angka
kejadian stroke. Adapun upaya penanganan stroke dilakukan dengan meningkatkan
tindakan preventif, diagnosis dan terapi untuk stroke akut.

Untuk menekan prevalensi stroke, ANGELS Initiative bekerja sama dengan para ahli
pembimbing stroke spesialis seluruh dunia dalam mengadakan dan atau meningkatkan
kualitas Stroke Center melalui program pelatihan penanganan stroke, penyediaan
perlengkapan pelatihan, penunjangan proses optimasi di rumah sakit, dan penyediaan
sarana sebagai wadah komunikasi dan akses bimbingan dari stroke spesialis.

Anda mungkin juga menyukai