Anda di halaman 1dari 4

BAB II

PEMBAHASAN
1.      Konsep Kelompok
a.    Baron, Branscombe, &Bryne
Menurut Baron, Branscombe, &Bryne( 2008, p.380)kelompok adalah sekumpulan orang
yang merasa terikat bersama dalam unit koheren pada beberapa tingkatan.
b.    Johnson dan Johnson
Menurut Johnson dan Johnson ( sarlito,2005 :5) kelompok adalah dua individu atau lebih
yang berinteraksi tatap muka, masing-masing menyadari keanggotaannya dalam kelompok
dan keberadaan orang lain yang juga anggota kelompok serta menyadari saling
ketergantungan secara positif dalam mencapai tujuan bersama.
c.    Vaughan & Hogg
Menurut Vaughan & Hogg (2005,hlm. 182) kelompok adalah dua atau lebih orang yang
berbagi definisi dan evaluasi yang serupa tentang diri mereka dan bersikap berdasarkan
definisi tersebut.

Berdasarkan ketiga definisi diatas, kami dapat menyimpulkan bahwa kelompok adalah
kumpulan orang yang berinteraksi tatap muka yang saling ketergantungan dan memiliki
tujuan bersama.

2.      Macam-Macam Kelompok
a.       Kelompok primer
Ciri-ciri kelompok primer diantaranya terjadi hubungan face to face, interaksi sosial diantara
anggotanya lebih erat sehingga seringkali disebut paguyuban. Dan hubungannya tidak
didasarkan atas pamrih dan simpati.

b.      Kelompok Sekunder
Kelompok sekunder terbentuk atas dasar kesadaran dan kemauan dari para anggotanya,
interaksi para anggotanya lebih didasarkan atas pamrih, selalu memperhitungkan rugi dan
laba.
selain itu terdapat dua jenis kelompok lainnya, yaitu :
1)      Kelompok resmi
Kelompok resmi yaitu kelompok yang mempunyai anggaran dasar dan anggaran rumah
tangga, mempunyai pedoman tingkahlaku yang dirumuskan secara tegas dan tertulis, bersifat
tidak kekeluargaan berdasarkan pertimbangan rasional dan objektif.
2)      Kelompok Informal
Kelompok informal tidak mempunyai anggaran dasar maupun anggaran rumah tangga
meskipun mempunyai pedoman tingkah laku namun tidak dirumuskan dan tertulis.
3.      Norma Kelompok
Norma kelompok berkaitan dengan cara-cara tingkah laku yang diharapkan dari semua
anggota kelompok dalam mencapai tujuan kelompok. Norma adalah kesepakatan bersama
sehingga sifatnya sangat subjektif, tidak terikat pada kondisi objektif dan dapat berubah-ubah
sesuai dengan perubahan. Kesepakatan itu sendiri ( Sarlito , 2005 : 172)
            Norma memiliki beberapa fungsi, menurut Burn (2004) , yaitu :
1)      Mengatur tingkah laku anggota kelompok sehingga kelompok dapat berfungsi secara
efisien dalam mencapai tujuan;
2)      Mengurangi ketidakpastian karena individu tahu apa yang diharapkan dari dirinya
didalam kelompok;
3)      Membedakan kelompok dengan kelompok lain, termasuk anggota kelompok dengan
non anggota, sehingga mudah terbentuknya identitas kelompok.

4.      Komunikasi dalam Kelompok


Menurut Burn ( 2004), yang dimaksud dengan komunikasi adalah transmisi informasi dan
pemahaman antara anggota kelompok. Komunikasi didalam kelompok mempunyai dua pola
dasar, yaitu pola komunikasi bintang dan pola komunikasi roda. Pada pola komunikasi
bintang disebut juga komunikasi vertikal yang bersifat direktif atau langsung dan otokratik
yang dibutuhkan untuk komunikasi relatif singkat dan lebih bnayak terkontrol. Sedangkan
pola komunikasi roda lebih partisipasif dan demokratik, cenderung mengembangkan
keterlibatan dan komitmen anggota kelompok, bersifat horizontal.
Menurut Sears ( 1994 :112) menyatakan pola komunikasi ada 4, yaitu :
a.       Lingkaran, dalam pola ini semua anggota dapat berkomunikasi dengan anggota lainnya
yang berada disebelahnya, bukan dengan yang lain.
b.      Berantai, dalam pola ini dua anggota masing masing hanya dapat berbicara dengan satu
anggota lain.
c.       Y, hanya ada satu anggota diantara anggota lain yang dapat berbicara dengan dua
anggota dan anggota kelima dapat berbicara dengan tiga anggota lain.
d.      Beroda, salah seorang anggota dapat berbicara dengan anggota lain, tetapi anggota yang
lain hanya berbicara dengan anggota yang berada dipusat.
5.      Dinamika Kelompok
Dalam bimbingan dan konseling, kelompok merupakan salah satu teknik pemecahan
masalah. Hal ini dikarenakan kelompok sebagai kegiatan bimbingan konselign dalam
memecahkan masalah melalui prosedur kelompok. Artinya, kelompok merupakan wadah
dimana didalamnya diisikan upaya bimbingan dan konseling untuk membantuseseorang
dalam mencegah dan memecahkan masalah yang di hadapinya.
Namun demikian walaupun kelompok sebagai wadah bukan berarti wadah yang mati,
melainkan wadah yang hidup yaitu wadah dimana orang-orang yang ada didalam wadah
tersebut saling berinteraksi, saling memberi, dan saling beradu argumentasi. Kehidupan yang
demikian pada gilirannya akan dapat memberikan hasil yang efektif dan efisien. Kehidupan
wadah yang memberikan jiwa dan gerak kelompok inilah yang disebut dinamika kelompok.

      

DAFTAR PUSTAKA

Sarwono, S.W 2002; Psikologi Sosial ( Individu dan Teori-teori Psikologi Sosial) Jakarta,
Balai Pustaka

Sugiyo, 2006; Psikologi sosial; Fakultas Ilmu Pendidikan UNNES

Anda mungkin juga menyukai