Dampak Pandemi Terhadap Kebutuhan Energi Sektoral
Dampak Pandemi Terhadap Kebutuhan Energi Sektoral
net/publication/348915567
CITATIONS READS
0 33
3 authors, including:
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
All content following this page was uploaded by Agus Sugiyono on 31 January 2021.
Transportasi
• Pergerakan orang ke tempat rekreasi, pusat
perbelanjaan, parkir, stasiun/terminal, dan ke
tempat kerja mengalami penurunan yang signifikan.
• Dampak pandemi yang paling signifikan terjadi pada
angkutan udara terutama adanya larangan untuk
angkutan penumpang dan mudik.
• Kebutuhan energi mengalami penurunan sekitar
12,8% (OPT), 18,1% (MOD), dan 23,4% (PES) pada
Gambar 7.4. Pertumbuhan PDB (%) tahun 2020.
• Penurunan kebutuhan energi sektor transportasi
berkisar antara 54,1 - 98,5 juta SBM (tahun 2020).
1.300
180 600
Rumah Tangga Total Transportasi
1.100
160 500
Juta SBM
Juta SBM
Juta SBM
900
140 400
BAU
BAU BAU
OPT
OPT 700 OPT
120 MOD 300
MOD MOD
PES PES
PES
100 500 200
2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025
1,6% - 4,9% Terjadi penurunan kebutuhan energi (2020), 12,8% - 23,4%
2,3 - 6,9 juta SBM namun akan berangsur naik. Akselerasinya 54,1 - 98,5 juta SBM
tergantung pada implementasi PSBB
25 450 80
Lainnya Industri Komersial
20
350 60
Juta SBM
Juta SBM
Juta SBM
15
BAU BAU BAU
250 40
OPT OPT OPT
10
MOD MOD MOD
4. Kesimpulan dan Rekomendasi semua sektor pengguna energi perlu dirumuskan lebih
lanjut dalam membuat perencanaan energi nasional
Kajian ini membahas dampak pandemi COVID-19 terutama dalam memproyeksikan penggunaan energi di
terhadap kebutuhan energi total dan kebutuhan energi masa depan.
per sektor. Hasil pemodelan memperlihatkan bahwa
pandemi berdampak cukup besar terhadap kebutuhan
Referensi
energi secara keseluruhan dan berangsur pulih dalam
jangka waktu sekitar 2 tahun sampai dengan 5 tahun, [1] Google (2020) COVID-19 Community Mobility
tergantung dari lamanya PSBB. Kebijakan PSBB yang Report: Indonesia, April 2020, google.com/covid19/
membatasi kegiatan masyarakat pada akhirnya mobility, diakses 4 Mei 2020.
berdampak pada menurunnya kebutuhan energi secara [2] Kemenkeu (2020) Program Pemulihan Ekonomi
total sebesar 11,0% - 20,5% terhadap skenario BAU. Nasional, Konferensi Pers 18 Mei 2020, Kementerian
Sektor rumah tangga merupakan satu-satunya sektor Keuangan, Jakarta.
yang kebutuhan energi selama pandemi justru [3] Word Bank (2020) East Asia and Pacific in the Time
meningkat, yaitu sekitar 1,6% - 4,9%. PSBB justru of COVID-19, The World Bank, Washington, DC.
meningkatkan aktivitas masyarakat di dalam rumah [4] P. Carlsson-Szlezak, M. Reeves and P. Swartz (2020)
termasuk mengerjakan pekerjaan kantor (WFH) ataupun What Coronavirus Could Mean for the Global
melaksanakan pendidikan secara online. Aplikasi digital Economy, Harvard Business Review, March 3.
untuk mendukung WFH semakin maju dan menjadi
paradigma baru dalam mengubah pola kehidupan
masyarakat sehari-hari. Penerapan teknologi digital (atau
disebut transformasi digital) dalam kegiatan masyarakat
sehari-hari dapat menciptakan disrupsi dan
mempengaruhi perilaku. Transformasi digital berdampak
pada perubahan aktivitas ekonomi dan peningkatkan
efisiensi karena adanya perubahan teknologi.
Pandemi COVID-19 menurunkan kebutuhan energi untuk
sektor transportasi, industri, komersial dan sektor
lainnya. Sektor komersial mengalami persentase
penurunan paling besar, diikuti oleh sektor lainnya,
industri dan transportasi. Namun, berdasarkan volume,
penurunan kebutuhan energi yang terbesar adalah di
sektor transportasi, diikuti oleh sektor industri, komersial
dan lainnya. Sektor-sektor tersebut terus berupaya
supaya aktivitas dan produksinya tetap berjalan
meskipun ada pembatasan sosial selama pandemi. Tren
transformasi digital dengan pemanfaatan artificial
intelligence (AI), internet of things (IoT), dan Industry 4.0
mendapat perhatian yang serius. Setelah pandemi usai
diperkirakan peran transformasi digital semakin besar
sehingga dapat meningkatkan efisiensi dalam hal biaya
produksi maupun efisiensi dalam penggunaan energi.
Secara umum pandemi COVID-19 akan cukup banyak
mengubah pola aktivitas kehidupan masyarakat. Selama
pandemi dan setelah pandemi usai, berbagai sektor akan
mengalami disrupsi menuju ke arah yang lebih efisien
melalui transformasi digital. Hal ini perlu mendapat
perhatian khusus dalam perencanaan energi untuk jangka
panjang. Paradigma WFH akan terus ada meskipun
pandemi telah selesai, sehingga sistem perkantoran dan
sistem transportasi akan mengalami perubahan.
Transformasi digital yang sedang dan akan terjadi di