Anda di halaman 1dari 5

QUANTITATIVE RISK ANALYSIS (QRA)

PERUSAHAAN ADHI KARYA (PERSERO) TBK /ADHI


PADA MASA PANDEMI COVID – 19
By: Timor GH Siahaan (187111849)

Sektor yang dianalisis: Operasional dan Pelunasan Utang Perusahaan


1. Identifikasi Risiko (Risk Identification)
Manajemen ADHI menyatakan bahwa pandemi Covid-19 yang terjadi sepanjang tahun
lalu--dan sampai saat ini masih terjadi--adalah momok bagi perseroan. ADHI menjelaskan
bahwa virus Covid-19 mengakibatkan kenaikan nilai tukar mata uang asing dan menurunnya
kegiatan di sektor ekonomi. Manajemen ADHI juga mengatakan bahwa dampak bagi
operasional Grup masih akan terasa untuk beberapa bulan mendatang, baik itu dampak
langsung maupun tidak langsung, menyebabkan beberapa proyek/penjualan baru mengalami
penundaan untuk sementara waktu.
Upaya untuk dapat bertahan di masa pandemi juga mengharuskan perusahaan lebih
selektif dalam memilih proyek investasi, mengingat sebagian besar APBN untuk konstruksi
dialihkan sektor kesehatan. Meski harus tetap waspada, ADHI menyatakan dampak wabah
tersebut tidak terlalu berdampak signifikan bagi sektor kontrak rekayasa, pengadaan, dan
konstruksi (EPC). Perseroan optimistis suplai material dan mesin yang dibutuhkan akan
terpenuhi dengan mulai beroprasinya sejumlah pabrik di China.

2. Memperkirakan Risiko (Risk Estimation)/ Analisa Resiko (Risk Analysis)


Ada sejumlah resiko yang membuat laba bersih tertekan cukup dalam. Pertama, beban
utang yang harus ditanggung perusahaan tersebut. Pandemi membuat ADHI kurang leluasa
melunasi pokok utang jangka pendek senilai Rp 4 triliun. Nilai ini berasal dari pokok utang
sejumlah instrumen pinjaman seperti utang usaha, utang bank, obligasi dan medium term
notes (MTN).
Resiko tersebut melengkapi Resiko yang ADHI alami dari sisi pendapatan. Pandemi
membuat ADHI berpotensi kehilangan pendapatan double digit meski tak melebihi angka
25%. Resiko lain yang tidak kalah penting yaitu keputusan pemerintah untuk merelokasi
sebagian anggaran infrastruktur ke bidang lain. Resiko kedepan lainnya yang perlu dihadapi
yaitu pendapatan ADHI cukup menantang pada kuartal IV, mengingat potensi penundaan
sejumlah proyek besar, rendahnya nilai kontrak baru, dan order book burn rate yang lebih
lambat. Hal tersebut juga dikarenakan ADHI terlalu bergantung dengan proyek pembangunan
LRT di DKI Jakarta yang mana pengerjaannya tertunda akibat Covid-19. Selain pemulihan
yang minimal pada tahun depan, kinerja ADHI masih dibayangi oleh perlambatan di pasar
properti. 

3. Analisis Frekuensi
PT Adhi Karya (Persero) Tbk diproyeksikan mengalami perlambatan kinerja keuangan
akibat ekonomi Indonesia yang terkena dampak pandemi Covid-19. Peluang perlambatan
telah terlihat dalam realisasi kinerja keuangan perseroan pada kuartal I-2020. Biasanya laba
bersih kuartal satu menyumbang sebesar 11% terhadap total laba bersih tahunan perseroan.
Tekanan bagi perseroan juga datang dari penerapan pembatasan sosial (social distancing)
ditambah pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di sejumlah daerah yang telah berimbas
terhadap penundaan pengerjaan beberapa proyek perseroan.

Gambar 1.1 Laporan Pertanggungjawaban Adhi Masa Covid - 19

Buruknya iklim
ekonomi konstruksi yang dilibas pandemi juga memaksa ADHI mengajukan permohonan
perpanjangan jatuh tempo fasilitas NCL (Non Cash Loan Facilities) dari 3 bulan menjadi 6
bulan. Tidak sampai di situ saja, ADHI juga mengajukan penurunan tarif pajak penghasilan
sesuai dengan PP No.30 tahun 2020 dan melakukan relaksasi pembayaran Pajak Pertambahan
Nilai.
Dalam situasi pandemi 2020, emiten konstruksi yang menangani proyek LRT
Jabodebek ini juga sempat melakukan beberapa perubahan baik terkait kebijakan perseroan
atau bisnis dan perjanjian dengan pihak luar untuk memitigasi risiko bisnis yang mungkin
timbul. Sepanjang 2020 lalu perusahaan berusaha menurunkan penyebaran virus dengan
memperketat protokol di lingkungan kantor dan proyek. Hal ini dilakukan guna tidak
terjadinya keterlambatan penyelesaian proyek. Perusahaan juga menyeleksi belanja modal
(capital expenditure/capex) yang menyebabkan turunnya arus kas investasi perusahaan
sebesar 66,7%.

4. Risk Evaluation
Perseroan mengandalkan jalur ekspendisi alternatif untuk mengantisipasi hal pengadaan
bahan dan operasioanl tersebut. Virus corona berdampak bagi operasional proyek, terutama
terkait impor material dari luar negeri. Adhi Karya tetap mengupayakan alternatif jalur
ekspendisi lain supaya material impor bisa on site sesuai rencana. Oleh karena itu, PT Adhi
Karya (Persero) Tbk berencana mengandalkan pasokan material dan bahan baku alternatif
untuk meminimalisasi dampak dari penyebaran virus corona di seluruh dunia, termasuk di
Indonesia. Wabah Covid-19 atau virus corona telah berdampak terhadap kegiatan operasional
proyek, khususnya terkait pasokan materialnya.
Evaluasi selanjutnya ialah pembatasan terutama pada proyek yang berada di kawasan
yang menerapkan PSBB. Manajemen ADHI telah mengupayakan sejumlah cara guna
menghindari tekanan yang lebih besar. Diantaranya, pengerjaan konstruksi yang dibatasi
maksimal delapan jam tanpa ada lembur. Pengerjaan proyek juga dengan membagi para
pekerja ke dalam kelompok kecil maksimal berisi enam orang.
Soal utang pokok jangka pendek senilai Rp 4 triliun, Direktur Utama Adhi Karya
menjelaskan, utang pokok Adhi Karya senilai Rp 4 triliun yang sumbernya dari Himbara
(Bank Mandiri, Bank BNI, Bank BRI dan Bank BTN), serta sumber perbankan lain, sebagian
belum ditarik. Sifat pinjaman tersebut revolving dan transaksional sehingga setiap tahun
fasilitas tersebut dilakukan perpanjangan. Perpanjangan dilakukan pada bulan April - Mei.
Dana tersebut dipergunakan untuk membiayai proyek-proyek berjalan yang dikerjakan Adhi
Karya antara lain proyek LRT Jabodebek, proyek tol Banda Aceh- sigli (pre-financing) dan
proyek proyek lainnya. Kewajiban Adhi karya atas utang jatuh tempo seperti obligasi jatuh
tempo pada bulan 20 Maret 2020 lalu telah dilakukan sesuai jadwal. Obligasi yang sudah
diselesaikan pada 20 Maret 2020 senilai Rp 500 miliar. ADHI juga mengajukan perpanjangan
atau roll over kepada perbankan atas cash loan dan non-cash loan yang jatuh tempo ada
periode pandemi Covid-19.
Meskipun demikian, Perseroan tetap memiliki optimisme untuk pencapaian kinerja
perseroan. Salah satu kuncinya adalah respon yang konsisten dan proaktif, tidak reaktif
apalagi panik. Laporan terbaru juga menyatakan bahwa perseroan telah mengeluarkan
protokol pencegahan penyebaran wabah COVID-19 di proyek. Perseroan juga melakukan
diversifikasi pemasok bahan baku untuk meminimalisasi risiko terhambatnya pasokan.

Gambar 1.2 Media Release ADHI Antisipasi Covid - 19

Sumber Artikel :
1. https://investasi.kontan.co.id/news/dampak-pandemi-laba-bersih-adhi-karya-adhi-
bisa-anjlok-lebih-dari-75
2. https://market.bisnis.com/read/20200315/192/1213568/hambatan-bahan-baku-adhi-
karya-adhi-andalkan-pasokan-alternatif
3. https://investor.id/market-and-corporate/dampak-pandemi-terhadap-kinerja-adhi-
karya
4. https://www.cnbcindonesia.com/market/20210406140338-17-235663/laba-adhi-
anjlok-96-jadi-rp-24-m-di-2020-ini-pemicunya
5. https://market.bisnis.com/read/20201105/7/1313924/covid-19-jangkiti-sektor-
konstruksi-mampukan-adhi-kembali-tembus-rp600

Anda mungkin juga menyukai