Kelompok 5:
Universitas Surabaya
2022
Statement of Authorship
Kami yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bahwa karya tulis ini
merupakan hasil karya kami, tidak mengandung karya orang lain tanpa
menyebutkan sumbernya.
Materi ini tidak (belum) pernah disajikan (digunakan) sebagai bahan untuk makalah
(tugas) pada mata pelajaran lain kecuali kami menyatakan secara tersurat bahwa
saya telah menggunakannya.
1.1.Latar Belakang
Pandemi global COVID (Corona Virus Disease) membuat pertumbuhan
ekonomi global, termasuk Indonesia berubah total. Dengan mewabahnya virus ini
mengakibatkan pemerintah menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB)
di beberapa kota. Hal ini menyebabkan hamper semua aktivitas ekonomi dihentikan
termasuk di sektor jasa konstruksi. Salah satunya adalah BUMN karya seperti PT.
Waskita Karya, Tbk (WSKT). COVID ini mendorong Kementerian Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) merubah alokasi anggaran APBN tahun
2020 yang semula Rp 120 triliun menjadi Rp 36,19 triliun, sehingga menyebabkan
proyek pembangunan infrastruktur yang awalnya single year menjadi multi years.
Proses tender tetap dilakukan di tahun 2020, namun pelaksanaannya diundur ke
tahun berikutnya.
Tentunya peristiwa ini sangat berdampak pada laba bersih WSKT tahun 2019
turun menjadi Rp 938,14 miliar dari sebelumnya Rp 3,96 triliun, merosot 76,32%
secara year on year (YoY) dari 2018. Nilai laba per saham WSKT juga turun tajam
menjadi Rp 69,11 dari Rp 291,95. Salah satu penyebab, turunnya laba bersih ini
adalah pendapatan yang turun 35,66% YoY (CNBC, 19 Maret 2020). Kinerja
perusahaan tahun 2020 dirasa akan semakin berat seiring dengan penerapan PSBB
dan adanya realokasi anggapan pemerintah. Hal ini memengaruhi proyeksi kontrak
dan pendapatan WSKT.
Di tengah ketidakpastian ini, tantangan yang dihadapo WSKT semakin besar.
Sehingga dalam hal ini WSKT harus mampu mengembangkan strategi efektif agar
kinerja WSKT mampu bertahan dan terus meningkat kedepannya.
1.2.Deskripsi Perusahaan
1.2.1. Sejarah Perusahaan
Waskita Karya didirikan pada 1 Januari 1961 yang merupakan salah satu
perusahaan yang berperan besar dalam pembangunan negara. Berasal dari
perusahaan Belanda Bernama “Volker Aannemings Maatschappij N.V.” yang
diambil alih oleh pemerintah berdasarkan Keputusan Pemerintah No. 62 tahun
1961. Pada 15 Maret 1973, status hukum Waskita Karya berubah menjadi “Persero”
berdasarkan Akta Perseroan Terbatas. Pada tahun 1980, Waskita melakukan
berbagai proyek yang melibatkan teknologi maju yang dilakukan melalui aliansi
bisnis berupa joint operation dan joint venture dengan perusahaan asing terkemuka.
Bukti dari prestasinya diantara lain pembangunan Bandara Soekoarno-Hatta,
Reaktor Serbaguna Siwabessy, dan Pembangkit Listrik Tenaga Uang Muara
Karang di Jakarta. Pada tahun 1990, Waskita juga telah menyelesaikan
pembangunan di antaranya Menara Graha Niaga, Menara Mandiri Plaza, Hotel
Shangri-La dan beberapa apartemen. Hingga tahun 2000-an WSKT terus
berkembang dan mencapai kinerja yang luar biasa.
Upaya untuk selalu mengutamakan kualitas memungkinkan WSKT
memperoleh sertifikasi ISO 9002:1994 pada bulan November 1995 dan pada bulan
Juni 2003, WSKT juga telah berhasil memperbarui Sistem Manajemen Mutu dan
sertifikasi ISO 9001:2000. Pada tahun 2012, WSKT melakukan Penawaran Saham
Perdana di Bursa Efek Indonesia dengan melepasa kepemilikan saham sebesar lebih
dari 30% kepada masyarakat. Selanjutnya pada tahun 2014, WSKT juga
mendirikan beberapa anak perusahaan antara lain, Waskita Toll Road, Waskita
Beton Precast, Waskita Karya Realty, Prima Multi Terminal dan Jasamarga
Kualanamu Tol. Tahun 2015, WSKT memperoleh Penyertaan Modal Negara
(PMN) sebesar Rp 3,5 triliun serta Dana Publik sebesar Rp 1,8 triliun sehingga total
dari Dana Penawaran Umum Terbatas melalui (rights issue) sebesar Rp 5,3 triliun.
Pada 20 September 2016, PT Waskita Beton Precast (WSBP), anak perusahaan
WSKT, melakukan pencatatan saham perdana di Bursa Efek Indonesia. Hal ini
menjadi indikasi kuat bagaimana perusahaan memehami dan selalu berusaha untuk
memenuhi kebutuhan pelanggannya.
1.2.2. Visi dan Misi Perusahaan
Visi
Menjadi Perusahaan Indonesia Terpercaya dan Berkelanjutan di Bidang
Konstruksi Terintegrasi dan Investasi
Misi
Meningkatkan Nilai Perusahaan yang Berkelanjutan dengan:
o Mengembangkan sistem dana teknologi yang terintegrasi
o Membangun fundamental keuangan yang kuat
o Menerapkan Enterprise Risk Management yang prima
o Membentuk SDM yang kompeten dan berkinerja unggul
o Mencapai portofolio yang seimbang melalui investasi di bidang
usaha baru
Target Perusahaan
Pembangunan konektivitas sepanjang 486 kilometer, pembangunan
bandara baru sebanyak 3 unit, bendungan sebanyak 49 unit, pembanguan
dan rehabilitasi jembatan sepanjang 19.014 meter, pembangunan/
penyelesaian rel KA sepanjang 238,8 km’sp, serta pembangunan
perumahan untuk MBR sebanyak 5.348 unit dan rumah khusus sebanyak
2.000 unit.
Tipe Strategi Perusahaan
Dalam menjalankan kegiataannya, WSKT menggunakan strategi
intensif yang dilakukan dengan penetrasi pasar, pengembangan pasarm dan
pengembangan produk yang ada. Penetrasi pasaar yang dilakukan untuk
meningkatakan pangsa pasar dilakukan dengan mendirikan 5 lini bisnis
anak perusahaan antara lain Waskita Toll Road, Waskita Beton Precast,
Waskita Karya Realty, dan Jasamarga Kualanamu Tol, selain itu WSKT
juga memfokuskan target pada usaha dengan prospek yang cerah.
Pengembangan pasar dilakukan dengan melakukan pengenalan terhadap
produknya hingga seluruh Indonesia. Sedangkan untuk pengembangan
produk, dilakukan dengan memodifikasi produknya dengan
mengembangkan sumber daya yang ada.
BAB II
ANALISA DAN PEMBAHASAN
Weighted
Key External Factors Weight Rating Score
Opportunities
Strengths Opportunities
S1 Negara Indonesia menjadi pemegang 1 Rencana dan keputusan pembangunan
saham mayoritas Ibu Kota baru
2 Mayoritas karyawan berada di usia 2 Kebijakan moneter (penurunan suku
produktif dan di dominasi lulusan S1 bunga, injeksi likuidasi, dan pelonggaran
giro wajib minimum
3 Penjualan beton precast mengalami 3 Pasar dikuasai pemain besar
pertumbuhan 102%
4 WSKT memiliki 5 lini bisnis yaitu 4 Kepercayaan pemerintah
kontruksi, precast, realty, energi, dan
jalan tol
5 Memiliki teknologi yang handal 5 Adanya UU terkait jasa kontruksi
Weakness Treats
1 Laba bersih merosot 76,32% 1 Pandemi COVID
2 Kelalaian faktor K3 2 Merebaknya perang dagang USA dan
China
3 Kinerja ekonomi melambat sepanjang 3 Turunnya tingkat pertumbuhan volume
2019 perdagangan dunia
4 WSKT memiliki pendanaan jangka 4 Penerapan peraturan PSBB
pendek yang cukup besar
5 Perusahaan belum menggunakan asset 5 Kasus kecelakaan di beberapa proyek
secara optimal, masih sedikit pendatan
dari segmen non kontruksi (seperti sewa
alat kontruksi)
6 Tekanan harga dari pesaing
7 Kebijakan pemerintah melakukan
perubahan kontrak dari single year
menjadi multi years
8 Pembebasan lahan yang sulit
Dari data SWOT yang ada kita dapat menganalisa setiap bagian
Strategi SO
(S4,O3) Melakukan market development, ekspansi proyek di dalam
negara hingga luar negara.
(S2,O1) Dengan adanya karyawan yang berkualitas dapat
menjadikan rencana pembangunan Ibu Kota baru yang lebih baik
(dapat memenangkan tender)
(S1,O4) Memaksimalkan proyek baru dari pemerintah dalam jumlah
besar
(S5,O5) Menjadikan pemain baru untuk sudah masuk ke industri ini
Strategi WO
(W2,O4) Memperbaiki factor K3 dengan melakukan proyek besar
selanjutnya
(W5,O1) Tidak hanya berfokus pada tender tetapi juga menyewakan
sumber daya yang belum bekerja seperti alat berat untuk
membangun ibu kota baru yang proyeknya membutuhkan alat berat
yang banyak.
(W1,O2) Meminta keringanan kebijakan moneter
Strategi ST
(S4,T1) Mencari lini bisnis mana yang masih dapat beroperasi di
tengah pandemi atau ekspansi proyek ke negara lain yang tidak
terlalu berdampak akibat pandemi
Strategi WT
(W2,T5) Perbaikan manajemen K3 dengan menambah divisi QHSE
(W3,T1) Melakukan diverensiasi bisnis yang masih memungkinkan
terjadi peningkatkan di masa pandemi.
b. SPACE Matrix
Strategic Position and Action Evaluation (SPACE) Matrix
merupakan matrix 4 kuadran yang mengidikasikan apakah strategi agresif,
konservatif, defensif, atau kompetitif. Matrix SPACE terdiri dari 2 dimensi
internal yaitu (Financial Position [FP] dan Competitive Position [CP]) dan
2 dimensi eksternal (Stability Position [SP] dan Industry Position [IP]).
Financial Position (FP) Ratings
Menurunnya laba bersih sebesar 76,32% 1
Turunnya pendapataan sebesar 35,66% 1
Pertumbuhan beton precast sebesar 102% 5
Total 7
Industry Position (IP) Ratings
Rencana pembangunan Ibu Kota baru 7
Pasar dikuasai pemain besar 6
Perubahan kontrak dari single year menjadi multi years 2
Total 15
Stability Position (SP) Ratings
Penekanan harga yang dilakukan pesaing -6
Berita kecelakaan di beberapa proyek -5
Adanya UU terkait jasa kontruksi yang menyebabkan
pemain baru susah masuk -1
Total -12
Competitive Position (CP) Ratings
Memiliki 5 lini bisnis -1
Kualitas SDM yang didominasi lulusan S1 -3
Memiliki teknologi yang andal -3
Total -7
Rata-rata dari:
1. FP : 7/3 = 2,33
2. IP : 15/3 = 5
3. SP : -12/3 = -4
4. CP : 7/3 = 2,33
Koordinat
1. x-axis : -2,33 + 5 = 2,67
2. y-axis : -4 + 2,33 = -1,67
(2.67,-1.67)
Dari data tabel di atas dapat diketahui bahwa relative market share
0,89 yang termasuk tinggi serta % industry growth rate yang tinggi juga
yaitu 14,29. Divisi dengan pangsa pasar dan tingkat pertumbuhan yang
tingga juga membutuhkan investasi besar untuk mempertahankan posisinya.
Berikut ini apabila (sumbu x, sumbu y) = (0.89,14.29) diplotkan pada
matriks diperoleh matriks pada kuadran II atau stars.
(0.89 , 14.29)
Dari matriks dengan kompetitif yang kuat dan pertumbuhan pasar yang
tinggi, hal ini menjadikan WSKT berada pada kuadran I dalam GSM Matrix. Dari
matriks ini WSKT dapat melakukan market development, market penetration,
produk development, forward, backward, horizontal integration, dan juga
related diversification.
2.3.3. Stage 3 (Decision Stage)
Tahap 3, yang disebut tahap keputusan, melibatkan teknik tunggal, Matriks
Perencanaan Strategis Kuantitatif (QSPM). QSPM menggunakan informasi yang diinput
dari tahap 1 untuk mengevaluasi secara objektif strategi alternatif yang layak yang
diidentifikasi pada tahap 2. Pada tahap ini mengungkapkan daya tarik relatif dari strategi
alternatif, dengan demikian memberikan dasar objektif untuk memilih strategi tertentu.
a. QSPM
Matriks Perencanaan Strategis Kualitatid (QSPM) ini secara objektif
menentukan strategi alternatif terbaik. QSPM menggunakan input dari stage
1 dan mencocokan hasil dari analisis tahap 2 untuk memutuskan secara
objektif. Dengan adanya matrix QSPM ini mengevaluasi berdasarkan
faktor-faktor kunci sukses eksternal dan internal yang sebelumnya
diidentifikasi.
Berdasarkan analisa matriks yang telah dilakukan, pilihan strategi
dari WSKT dapat dikerucut menjadi menjadi 2 yaitu market development
dan related diversification. WSKT telah menjadi pemain besar di pasar
konstruksi di Indonesia. Namun pendapatan sekarang mulai turun akibat
adanya pandemi Covid. Kondisi ini sangat mengganggu perekonomian di
Indonesia sehingga WSKT harus mulai berkembang ke negara berkembang
lainnya yang ada di Asia yang tidak terdampak tinggi pada Covid, contoh
Thailand. Kebutuhan akan infrastruktur di Asia yang terus mengalami
peningkatan menjadi potensi besar untuk perkembangan WSKT.
Terdapat juga potensi untuk melakukan related diversification
karena saat ini WSKT sangat bergantung pada divisi konstruksi. Oleh
karena itu, penting bagi WSKT untuk mengurangi ketergantungan pada
divisi konstruksi untuk mengurangi ketergantungan pada divisi ini dan
mencegah risiko buruk yang mungkin terjadi di masa depan. Salah satu
divisi baru yang memiliki potensi yang besar untuk dikembangkan adalah
divisi energi.
QSPM 1 2
Diversifikasi Perluasan
usaha yang pasar ke
berkaitan negara
dengan lini berkembang
bisnis WSKT yang
memiliki
dampak
Covid rendah
Key Factors Weight AS TAS AS TAS
Strengths
1 Negara Indonesia menjadi 0,18
pemegang saham mayoritas
2 Mayoritas karyawan berada di 0,09 3 0,27 4 0,36
usia produktif dan di dominasi
lulusan S1
3 Penjualan beton precast 0,06
mengalami pertumbuhan 102%
4 WSKT memiliki 5 lini bisnis 0,1 3 0,3 4 0,4
yaitu kontruksi, precast, realty,
energi, dan jalan tol
5 Memiliki teknologi yang handal 0,12 4 0,48 3 0,36
Weakness
1 Laba bersih merosot 76,32% 0,12 2 0,24 1 0,12
2 Kelalaian faktor K3 0,07
3 Kinerja ekonomi melambat 0,09 2 0,18 4 0,36
sepanjang 2019
4 WSKT memiliki pendanaan 0,09
jangka pendek yang cukup
besar
5 Perusahaan belum 0,08 4 0,32 3 0,24
menggunakan asset secara
optimal, masih sedikit pendatan
dari segmen non kontruksi
(seperti sewa alat kontruksi)
Total 1
Opportunities
1 Rencana dan keputusan 0,15
pembangunan Ibu Kota baru
2 Kebijakan moneter (penurunan 0,05
suku bunga, injeksi likuidasi,
dan pelonggaran giro wajib
minimum
3 Pasar dikuasai pemain besar 0,03 4 0,12 3 0,09
4 Kepercayaan pemerintah 0,08
5 Adanya UU terkait jasa 0,06
kontruksi
Treats
1 Pandemi COVID 0,12 1 0,12 4 0,48
2 Merebaknya perang dagang 0,12
USA dan China
3 Turunnya tingkat pertumbuhan 0,06 2 0,12 3 0,18
volume perdagangan dunia
4 Penerapan peraturan PSBB 0,09
5 Kasus kecelakaan di beberapa 0,04
proyek
6 Tekanan harga dari pesaing 0,06 2 0,12 3 0,18
7 Kebijakan pemerintah 0,1 2 0,2 4 0,4
melakukan perubahan kontrak
dari single year menjadi multi
years
8 Pembebasan lahan yang sulit 0,04
Total 1 2,47 3,17
PT. Waskita Karya, Tbk (WSKT) merupakan salah satu BUMN yang
bergerak di sektor kostruksi. Selama masa pandemi Covid ini juga sangat
berdampak yang terlihat dengan terjadinya penurunan pendapatan WSKT.
Sehingga dengan kondisi yang berubah ini WSKT perlu menjalankan strategi yang
tepat. 2 strategi pilihan yang diperoleh dari matching stage adalah market
development dan related diversification. Hal ini sejalan dengan posisi WSKT
sebagai market leader di pasar kostruksi Indonesia dan kondisi ekonomi Indonesia
yang bergejolak karena pengalokasian dana untuk bantuan Covid sehingga WSKT
sebaiknya melebarkan potensi untuk mengembangkan di pasar Asia.
Tim kami juga merekomendasikan untuk mengembangkan divisi lainnya
sehingga pendapatan tidak sepenuhnya bergantung di divisi konstruksi sehingga
mencagah risiko buruk seperti yang terjadi pada saat ini. Potensi besar yang dapat
dikembangkan adalah divisi energi. Namun dari hasil yang diperoleh melalui
matriks QSPM pemilihan strategi market development lebih baik yaitu dengan
melakukan perluasan pasar ke negara berkembang yang memiliki dampak Covid
rendah/ melakukan ekspansi.
Dengan melakukan penerapan strategi ini diharapkan dapat membuat PT.
Waskita Karya, Tbk (WSKT) lebih dekat untuk mencapai visinya, yaitu menjadi
perusahaan Indonesia terpercaya dan berkelanjutan di bidang konstruksi
terintegrasi dan investasi
Artikel terkait
https://investor.waskitaprecast.co.id/newsroom/0f022b118e_ab9c73bd7e.pdf
https://www.bareksa.com/berita/berita-ekonomi-terkini/2015-12-03/pertarungan-
perusahaan-konstruksi-bumn-mana-lebih-unggul