Anda di halaman 1dari 1

Tanggapan atas penjelasan yang diberikan oleh ummu fadil sebagai penanggung jawab mahad ummul

mukminin aisyah

Setelah mendengar penjelasan yang di berikan lewat wa melalui audio hingga bbrp audio yang
ditayangkan.

Saya sebagai wali santri mohon izin untuk memberikan tanggapan :

Dari pemaparan saya menyimpulkan bahwa mahad sedang dalam masalah terkait dengan adanya sirqoh
dilingkungan mahad. Padahal pendirian sirqoh di tujukan untuk menunjang pembelajaran di
mahad.Namun kenyataan keberadaan sirkah bukan menuai solusi malah menuai masalah.

Menurut pandangan saya terjadi permaslahan di sirqoh bukanlah karena keberadaan sirqoh tapi karena
bbrp hal :

1. Aturan yang dikeluarkan pondok bahwa mewajibkan santri belanja lewat sirqoh tanpa boleh
belanja ditempat lain bahkan orangtuapun tak boleh membawa kebutuhan santri dari luar.
Apakah dengan pemaksaan seperti ini sudah terpenuhikah syarat syah jual beli disirqoh.Mohon
pencerahannya.
2. Pengelolaan sirqoh dilakukan oleh santri senior yang notabene masih memiliki tanggung jawab
sebagai santri di mahad. Sehingga terjadi tumpang tindih tanggung jawab. Dimana santri pun
sebenarnya tidak mampu melaksanakan kedua tanggung jawab ini dengan benar sekaligus. Jika
focus di satu tanggung jawab maka akan terlalaikan tanggung jawab yang lainnya. Jadi
pengelolaan sirqoh tak bisa dibebankan kpd santri karena pondok diamanahi orangtua santri
untuk menuntut ilmu bukan untuk mengelola sebuah sirqoh. Mohon pencerahannya.
3. Setelah berlangsung kegiatan jualbeli ternyata sirqoh tidak saja memenuhi kebutuhan santri
bahkan memenuhi keinginan santri untuk berbagai hal yang tak terlalu penting dalam proses
pembelajaran di mahad sehingga merepotkan santri2 yang pengelola sirqoh. Berarti ini bisa
mengganggu proses belajar dan mengajar di mahad.Mohon pencerahannya
4. Dari pemaparan yang telah saya dengar berulang kali keseluruhannya saya mendapati bahwa
aturan yang di buat untuk sirqoh bukan saja mendatang solusi tapi juga menuai masalah. Salah
satu masalah lagi yaitu membuka pintu hutang untuk para santri dan sekaligus mengajarkan
santri untuk hidup konsumtif . Maaf kalau saya punya persepsi yang berbeda. Mohon
pencerahannya.
5. Ada satu hal lagi yang perlu diluruskan yaitu tanggapan wali santri yang mengatakan sami’na
wa’atho’na. Apakah kalimat ini boleh ditujukan kpd manusia biasa karena di surat Al Baqoroh
ayat terakhir itu ditujukan kepada rasul2 Allah. Apakah ini tidak menantang syariat. Mohon
pencerahannya.
6. Terakhir trmksh atas perhatiannya. Sebagai manusia saya tak terlepas dari kesalahan. Kepada
Alllah saya mohon ampun dan kepada manusia saya minta maaf atas apa2 yang telah saya
ucapkan .

Ttd
Ummu Fatiha rizqa

Anda mungkin juga menyukai