Anda di halaman 1dari 17

TRANSKIP PIDATO BAPAK WAKIL PENGASUH (KULIAH UMUM

BABAK I dan II)

Karya ilmiyah ini dikumpulkan untuk memenuhi tugas pada materi:

Kepondokmodernan

Dosen Pengampu:

Al-Ustadz Royyan Ramdhani Djayusman, M.A.

Disusun oleh:

Emil Haraki
Maulana Habibuna Muhammad
Mufid Nur Imami

Fakultas Ekonomi dan Management

Prodi Ekonomi Islam

Universitas Darussalam

Pondok Modern Darussalam Gontor

Ponorogo - Indonesia

1441 H / 2019 M
KULIAH UMUM BABAK I

24 Juli 2019/22 Dzulqo’dah 1440

Bismillahirrahmanirrahim

Yang terhormat Bapak Pimpinan Pondok Modern Darussalam Gontor

Yang terhormat Bapak - Bapak Ketua Lembaga di Pondok Modern Darussalam


Gontor

Yang terhormat bapak - bapak Guru KMI dan anak - anakku sekalian

Assalamu’alaikum wr. Wb

Alhamdulillah, alhamdulillahi rabbil ‘alamin ‘ala umuuridunya wa din.


Asyhadu an laa ila ha illallah wahdahu la syarikalah. Wa asyhadu anna
muhammadan ‘abduhu wa rasuluhu amma ba’du.

Hari ini kita bersyukur, hari ini kita senang, bangga dsb. Apalagi hari ini
kita mendapat kehormatan kedatangan Bapak - bapak Guru senior Bapak bapak
Guru dari ketua - ketua Lembaga, dan Alhamdulillah saaat ini di depan kita ini
adalah Bapak rector Universiotas Darussalam Gontor yang mewakili bapak
Pimpinan pada Apel tahunan dan kuliah umum tentang kepondok modernan
Darussalam Gontor. Kami tentu saja semuanya bersyukur atas kehadirat Allah
karena dengan ridhonya dengan nikmatnya kita semuanya bisa melakukan kegiatan
- kegiatan kita. Kegiatan di Pondok Modern Darussalam Gontor ini mulai dari
kegiatan mulai dari pembukaan Tahun Ajaran Baru hingga saat ini dan Insya Allah
sampai nanti akan datang seluruh kegiatan akan terlaksanakan dengan baik.

Yang kedua, kami mengucapkan selamat datang kepada Bapak - bapak


Guru yang hadir pada hari ini ada yang dari Gontor Pusat, dari UNIDA, dari kampus
- kampus putri tentunya yang hadir di Gontor 2 ini. Mudah - mudahan kedatanganya
bisa memberikan motivasi dan mendatangkan barokah kita semuanya. Amin amin
yaa robbal ‘alamin.
Dan tentunya kita memohon maaf yang sebesar -besarnya apabila suguh
aruh gupuh terhadap para tamu undangan yang terhormat kurang baik sekali kita
sekeluarga besat atas nama Pondok Modern Darussalam Gontor memohon maaf
yang sebesar - besarnya.

Anak - anakku sekalian hari ini Alhamdulillah dengan dihadiri oleh Bapak
Rektor dan seluruh tamu Undangan kita bisa menyaksikan acara Apel Tahunan dan
juga hari ini saat ini juga akan dilanjutkan dengan Kuliah Umum tentang Kepondok
Modernan acara dan kegiatan hari ini merpukan acara yang inti apalagi kuliah
umumnya, merupakan acara kegiatan yang inti. Kenapa? Karena dengan apel
tahunan yang tadi dibacakan pengarahan atau sambutan yang dibacakan Bapak
Inspektur isinya adalah nilai - nilai Gontor yang tentunya nanti akan di sambung
dengan Kepondok Modernan yang lain. Dengan memahami, mengerti nilai - nilai
inilah kita bisa dinamis, sementara kegiatan kita atau seni Panggung Gembira,
Drama Arena dan lain sebagainya. Itu merupakan penjabaran dari apa yang ada
didalam nilai - nilai Gontor ini. Maka semakin paham semakin mengerti tentang
apa itu Panca Jiwa, Filsafat Hidup, apa itu orientasi Pendidikan Gontor ini maka
kita akan semakin dinamis, semakin bergerak, dan tentunya kita insya Allah kita
akan menjadi individu – individu seperti yang telah dicita – citakan para pendiri
kita menjadi kader pemmimpin bangsa yang unggul Berbudi tinggi, Berbadan
Sehat, Berpengetahuan luas dan berfikiran bebas.

Maka sekali lagi anak – anakku tanpa memahami lebih banyak lagi tentang
sejarah ppondok, tentang nilai – nilai Pondok melalui acara – acara seperti ini,
rasanya sangat sulit melahirkan aktivitas – aktivitas yang kemarin sudah kita
laksanakan. Nanti akan tentunya disampaikan oleh Al – Ustadz Prof. Dr. Ahmad
Fathullah beliau mewakili Bapak Pimpinan untuk memberikan penjelasan taujihat
wa irsyadat tentang kepondok modernan kepada kita semuanya. Maka dalam
kesempatan kita pada siang hari ini jarum jatuh kedengaran supaya masing –
masing mendengarkan dengan baik mencatat dengan baik, jangan sampai satu
kalimat yang tertinggal.

Demikian dari kami akhirnya wa billahi taufiq wal hidayah


Wassalamu’alaikum wr.wb.

Bismillahirrahmanirraohim

Assalmualaikum wr. wb.

Alhamdulillah

Alhamdulillah nastainuhu wa nastagfiruhu wa naudzubillahi min syururi anfusina


wa min sayyiati a’malina man yahdillahu fala hadiyalah wa man ydlilhu fala
hadiyalah.

Pertama marilah kita bersyukur ke hadirat allah SWT. Berkat nikmat dan
rahmat Nya pondok kirta secara kuantitas dan kualitas terus berkembang termasuk
Gontor 2 ini sutau kesyukuran bagi kita tahun ini saja santri putra ada 3.714 santri
putri 3.450. setiap tahun gontor memproduksi lulusanya 3000 lebih, ini luar biasa.
Saya pernah menjadi panitia ujian masuk tahun 70. Itu paling top masuk 1000 itu
dah paling banyak tapi tahun ini putra putri menjadi 7000 lebih ini luar biasa.

Kemudian juga perkembangan pertanahan, perkembangan pergedungan,


perkembangan kader-kader. Alhamdulillah yang s1 lulus kemudian yang s2 dan s3.
Disamping itu, pondok kita yang luar jawa juga maju. Alhamdulillah, yang penting
kesyukuran kita yang besar bahwa pondok kita ini berkembang sedemikian rupa
baik kuantitas maupun kualitas kita. Apa sebabnya ? sistem yang kita bangun,
metode yang kita gunakan adalah metode yang ini benar dan ini yang dimaui
masyarakat. Saya ingat di beberapa tempat pondok-pondok itu kekurangan murid,
bukan bertmabah malah berkurang. Yang membaca kitab kuning tinggal sedikit,
20%. Dibanten sebagai contoh banyak sekali pondok-pondok non-Gontor,
jumlahnya banyak tapi santrinya sedikit. Sedangkan pondok-pondok alumni Gontor
jumlahnya tidak terlalu banyak tapi santrinya banyak. Ini menunjukan bahwa
sistem, metode, nilai Pendidikan Gontor yang kita ajarkan ke pondok alumni dan
diterapkan, dan itu yang dimaui masyarakat. Sehingga dengan demikian itu kita
lebih mantap lagi, menjalani metode sistem yang sudah dubangun leluhur kita masa
lalu. Jadi kalian kalua masuk gontor tidak salah alamat. Kalian masuk Gontor sudah
benar, kita membangun sistem ini bertahun-bertahun lewat pengalam juga. Saya
ceritakan bahwa pimpinan pondok semua sudah mengalami mondok di pondok
salaf. Ngaji kitab-kitab semua sudah dilakukan. Tapi setelah pengalaman sekolah
diluar pondok itu, menemukan metode baru bagaiamana mengajarkan Bahasa arab
dan Bahasa inggris secara efektif dan efesien. Dalam waktu yang relative singkat
dapat mengajarkan bahsa arab dan inggris, sedangkan zaman dulu bertahun-tahun.
Maaf hasilnya tidal bias ngomong. Disini ketaknya sistem dan metode yang kita
bangun sudah benar.

Sistem yang ada di gontor ini banyak sekali, bukan hanya sistem pengajaran,
sistem Pendidikan, sistem ekonomi proteksi. Dan salin sebagainya itu merupakan
kumpulan dari sistem-sistem yang tidak ada di tempat lain. Maka ada seorang ulama
mesir prof. dr. Nabil Samaluti, setelah tau Gontor semacam ini dengan unidanya.
Apa khulasoh beliau ? yang selalu kita tampilkan di profil UNIDA. Yajibu ala
jamiaat fil islami an ya’taduu tajribata Gontor liana tajribah fil Gontor al wahiidah
fi a’lam. Artinya, universitas-universitas dunia perlu mencontoh Gontor. Dari segi
pengalam-pengalam Gontor merupakan pengalaman satu-satunya di dunia dengan
beberapa sistemnya. Ini yang memantapkan kita, kita sebetulnya ya tiap hari ya
gini-gini saja, tapi orang kuar meliat kita itu lain. Bahkan saya pernah ikut seminar
dikalangan pondok salaf dan modern ada seorang pakar pidato begini kita ini
dinpondok-pondok salaf sudah tinggal 20% yang mau ngaji, ngaji maksudnya baca
kitab kuning. Lho trus ini kesalahan metodologi dan sistem, karna kita
memperlukan nahwu sorf. Tapi tidak bias membaca buku selain kitab kuning maka
ini harus dirubah. Nahwu sorf itu dipelajari yang penting-penting saja, yang bisa
digunakan untuk membaca-membaca semua kitab. Ini menunjukan orang luar pun
mendukung sistem dan metode gontor. Dan semua kurikulum yang kita canangkan
berhasil, banyak orang di pondok salaf hafal alfiyah tidak bisa Bahasa arab, tidak
bias ngomong, tidak bias nulis,mungkin baca bias. Akhirnya setelah masuk Gontor
bias baca, bias nulis, bias ngomong. Kalua siudah bias ketiganya baca kitab bias
dibaca semuanya. Ini yang mereka tidak ketahui.
Suatu ketika Gontor tujuanya memncetak ulama intelek, pinter Bahasa arab
dan inggris, pinter ilmu agama dan umum. Suatu ketika bapak K.H. Idham Kholid
menjadi ketua konfrensi Asia-Afrika di bandung memimpin dengan Bahasa arab
dan inggris. Apa komentar pak sahal? alhamdulilah cita-cita Gontor tersampai
walau baru hanya satu orang. Artinya sistem yang kirta benahi yang kita canangkan
berhasil. Kemudian muncul Nur Kholis Majid, arab oke dan ilmu umum oke. Disitu
banyak orang melirik. Yang gontor tidak dilirik kiyainya, tapi yang terkenal
alumninya.

Maka benar yang dikatakatn Syekh Bahuri mentri waqaf mesir waktu di
gontor berpidato, laysa ma’had bibina’ihi walakinal ma’had bi abna’ihi. Bukanlah
Lembaga Pendidikan diliat dari megahnya Gedung tapi dari segi alumninya.

Apalagi sekarang ini lagi saya di UNIDA lagi mengurusi akredetasi


nasional. Iotu juga diliat dari segi alumninya, SDM, pergedungan tapi ada juga
factor alumninya sudah jadi apa dan sudah kemana saja. Oleh karna itu kita juga
tau akumninya sudah kemana-mana. Alhamdulillah berkembang sedemikan rupa.

Sejarah berdirinya Gontor 2, kebetulan saya anggota badan waqaf. Disana


ada 2 orang anggota badan waqaf, yang satu ingin mendirikan pondok cabang dan
satu tidak tapi ingin meningkatkan dan meluaskan perguruan tinggi.karna
perdebatan alot dan kalua diteruskan tidak baik maka saya angkat tangan. Walau
saya paling muda diantara bapak-bpak sekalian, diskusi ini mungkin tidak akan
selesai, harus dicari jalan keluar. Gontor 2 harus didirikan dan kampus Siman untuk
perguruan tinggi ISID juiga harus didirikan. Alhamdulillah semua menyetujui. Dan
akhirnya berdiri Gontor 2 dan kampus Siman. Dalam proses elanjutnya pondok
pesantrenm cabang sudah berjumlah 20. Sedangkan ISID masih mabniyun ala
sukun, kecil begitu saja dan tidak berkembang. Akhirnya Badan Waqaf menentukan
harus didirikan Universitas, alhamdulilah seluruh badan waqaf setuju. Dari asbabun
nuzulnya, adanya keseimbangan antara pondok cabang dengan perguruan tinggi.
Tujuan pertama dari pondok ini adalag perguruan tinggi. Sudah jelas di dalam
piagam waqaf bahwa supaya Gontor nanti dijadikan Universitas yang bermutu dan
berarti. Supaya diperbanyak pondok cabangnya tidak ada. Akhirnya badan waqaf
memutuskan mendirikan Universitas beserta pergedunganya.

Sudah berjalan 4 tahun universitasnya, tetapi yang ISID dan sebelumnya


IPD sudah berumur 56 tahun. Ini ustadz-ustadz kan juga kuliah, karna pascasarjana
itu adanya di Siman maka ada beberapa ustadz disini dibolehkan kuliah di
pascasarjana.

Alhamdulillah tahun kemaren saya baru melihat peretama kalivApel


Tahuna di Gontor 2. Karna saya selalu bagian keliling, padahal keliling tempat jauh
tapi yang dekat tidak pernah. Dan tahun ini alhamdulillah diundang lg, karna ikut
babat tapi tidak ikut menikmati. Ada suatu hal yang penting banyak hal-hal yang di
PKA yang bagus, banyak inovasi-inovasi baru.

Di dalam dunia seni yang punyanilai itu yaitu inovasi dan orisinilitas. Oleh
karna biasanya itu lagunya sama tapi aransementnya lain. Suatu saat KH. Imam
Zarkasyi pernah berbicara, kalua memilih laguyang enak jangan hanya enak untuk
diri sendiri tapi juga orang lain. Lebih enak lagi kalau yang nyanyi cewek canti dan
cowok ganteng, jadi bukan hanya suara tapi pemampilan juga bagus.

UNIDA sekrang punya acara yaitu PKA dan ALHAMBRA. Biasnaya karna
ustadznya disini kuliah di UNIDA maka harus menyunbang seni, karna ketika
melihat acara menari itu bagus sekali karna ternyata ustadznya juga ikut menari.
Kalua menari dibarengi dengan ustadznya itu rapi dan bener. Prinsip Gontor itu ada
kesenian, ada olahraga, dan ada ketrampilan. Saya yakin umpama music
diharamkan pasti anak-anak banyak yang stress. Adanya PKA membawa motivasi
dan etos kerja. Sudah bertahun-tahun UNIDA ikuta PKA Gontor. Ternyata
mahasiswa UNIDA sudah menyapai Nisab yaitu 1000 santri akhirnya mengadakan
PKA sendiri, ini juga luar biasa menjadikan gairah anak-anak lebih. Dan saya ikut
nimbrung nyanyi untuk memotivasi anak-anak. Acara PKA dilapangan tadi luar
biasa, bukan hanya di depan antum saja. Di nilai dari inovasi dan orisinialitas.

Hasil penilaian baris berbaris Konsulat

Terburuk ke 3 : Suramadu 2
Terburuk ke 2 : Jakarta 3

Terburuk ke 1 :

Terbaik ke 3 : Sumalia 1

Terbaik ke 2 : Pekalongan dan Banyumas

Terbaik ke 1 : Sumalia 2

Asslamualaikum wr. wb.


KULIAH UMUM BABAK II

24 Juli 2019/22 Dzulqo’dah 1440

Bismillahirrahmanirrahim

Bapak direktur kmi Pondok Modern Darussalam Kampus 2

Bapak – napak Guru Senior

Bapak-bapak Gutu KMI dan anak-anakku sekalian

Assalamu’alaikum wwr.wb

Takbir, takbir,takbir

Allahuakbar walillah ilham adada kholqihi wa ridho nafsihi wazina ‘arsyhi wa


midada kalimatihi. Asyhadu anla illah ha illahu wahdahu la syarikalah wa asyhadu
anna muhammadan ‘abduhu wa rasuluhu. Wa ba’d

Khutbatu-l’arsy, pidato raja di singgasana. Menerangkan apa yanhg ada didalam


krajaannya, menerangkan tentang visi misi yang ada pada kerajaannya,
menerangkan tentang tujuan daripada didirikannya kerajaan dan masih banyak hal-
hal penting lainnya yang disampaikan didalam pidato raja disinggasana. Maka hal
ini penting bagi Pondok Modern Darussalam Gontor mengadakan Khutbatu-l-
‘Arsy. Pidato kepondok modernan yang ditujukan kepada keluarga Pondok
Modern Darussalam Gontor. Keluarga besar itu bukan hanya santrinya saja, tetapi
juga Gurunya. Maka wajib hukumnya untuk datang menghadiri kemudian tentunya
mendengarkan, mencatat sehingga paham tata kehidupan ritme kehidupan dan lan
sebagainya dipondok modern Darussalam Gontor. Yang tidak datang tentunya akan
menjadi penyakit annasu a’dau maa jahilu. Menjadi penyakit mengganggu
keikhlasan, dan lain sebagainya. Jangankan santri, Guru yang tidak ikut Khutbau-
l-‘Arsy saja sama pak Kyai harus out dari Pondok, dan pernah terjadi Guru senior
sudah berkeluarga, sudah berpuluhan tahun, tetapi karena kelalaian tidak mengikuti
Apel Tahunan tidak mengikuti Kuliah Umum, tidak mendengarkan pidato
Pimpinan Pidato Raja disinggasana maka Bapak Pimpinan mengambil
kebijaksanaan memutuskan untuk dikeluarkan dari Pondok Modern Darussalam
Gontor.

Ini karena pentingnya Khutbatul Arsy, maka jangan main—main, jarum jatuh
kedengaran. Jangan seperti kera makan manggis jangan sampai seperti orang buta
meraba Gajah. Dulu khutbatul ‘arsy itu hanya untuk anak baru. Sebelum tahun ’67
Khutbatul “arsy ini hanya khusus untuk anak baru saja. Sementara anak yang lama,
Guru dan lain sebagainya tidak di khutbahi tidak diwajibkan tidak diberikan
khutbatul ‘Arsy. Bebas namun akhirnya terjadi apa yang terjadi yang tidak di
inginkan Bapak Kyai. Apa? Terjadi peristiwa apa? Persemar (Peristiwa Sembilan
Belas Maret) Peristiwa yang memprihatinkan, peristiwa yang memillukan, dan
tentunya peristiwa tersebut adalah peristiwa yang tidak dikehendaki oleh Bapak
Kyai. Maka setelah terjadi peristiwa 67 PERSEMAR Khutbatu-l-‘arsy kemudian
berkembang menjadi pesertanya tidak hanya anak baru, tetapi juga anaka lama
ditambah lagi Guru, karena peristiwa tersebut dimotori oleh anak lama, disponsori
oleh Guru Pengabdian kemudian merekrut anak lama, kemudian anak lama
terpengaruh, khususnya anak-anak kelas 5 yang dari intensif. Kenapa kok dari
intensif? Karena dia merasa menjadi kelas 5, menjadi pengurus merasa bisa dan lain
sebagainya, akhirnya terpengaruhi diajak untuk makar terhadap Pondok terhadap
Pak Kyai ini. Itulah ceritanya, itulah perkembangan Khutbatu-l-‘Arsy.

Terus dulu Konsulatnya ya tidak seperti sekarang, duru konsulatnya ya terdiri dari
nama-nama daerah. Konsulat Gontor, Konsulat Gandu, Konsulat Joresan, Konsulat
Nglumpang, mana lagi? Konsulat Jetis. Belum ada konsulat diluar itu kalaupun ada
sedikit sekali. Dominannya adalah wilayah atau desa sekitar Gontor – Gontor dan
sekitarnya itu. Dan dulu tidak sampai jalan kemana-mana. Dulu tetap jalan keluar
Gontor sampai ke Gandu katanya, sengaja untuk syi’ar, ini lho Gontor. Gontor
pesantren tetapi mengajarkan baris-berbaris dikenalkan kepada masyarakat. Ada
filosofisnya supaya kalian tahu mengapa kok baris berbaris Gontor itu keluar
Kampus kenapa kok tidak di dalam kampus saja. Untuk tajdid seakan-akan kalau
kita keluar masuk Pondok lagi seakan-akan kita baru masuk Pondok, niatnya baru
dan lain sebagainya. Itu filosofis kenapa baris-berbaris itu keluar kampus, untuk
tajdid seakan-akan kita masuk ke kampus ini dengan niat yang baru. Itu ceritanya
khutbatu-l-‘arsy dizaman dahulu.

Pak Sahal berdoa, ketika apel tahunan yang dihadapan beliau adalah yang terdiri
dari desa-desa Gontor dan sekitarnya, dalam pidaotnya dalam donya beliau
mengatakan: “Kalau sekarang ini kita lihat konsulat ini terlihat Gandu, Gontor,
Mlarak, dan lain sebagainya. Nanti suatu saat bahwa plang-plang ini akan berbunyi
Konsulat Ponorogo, Konsulat Madiun, Konsulat Surabaya, Konsulat Jakarta,
Konsulat ini. Bahkan beliau bercita-cita tertingginya nanti suatu saat, di Gontor
Apel Tahunan ini akan terdiri dari Konnsular Indonesia 1, Indonesia 2, Indonesia
3, Indonesia 4, Konsulat Malaysia, Konsulat Thailand, Konsulat Brunei, Konsulat
Amerika, Konsulat Inggris, dan lain sebagainya. Dan itu sudah mulai terbukti
Konsulat yang ada sekarang seluruh Provinsi, Kabupaten, diseluruh Indonesia
adaba bahkan di Luar Negeri. Maka nanti kalau Thailand punya anggota misalkan
lebih daripada ya untuk bisa baris-berbaris sepuluh baris kali 3 berapa 30 nanti
mendirikan konsulat sendiri apa? Konsulat Thailand misalkan. Nanti Malaysia
konsulat Malaysia, apalagi Konsulat Brunei Konsulat Makkah, dan lain sebagainya.
Tidak mustahil nak, Do’anya pak Kyai dengan ketulusannya, dengan jiwa besarnya,
Jiwa keikhlasanya tembus langit bahkan beliau mengatakan apa itu? Gontor itu
nanti luasnya pengaruhnya, mulai dari Gunung Bayang Kaki sampai Gombak.
Berarti luasnya luar biasa berapa hektar itu? Bayang kaki itu gunungnya disana itu,
kelihatan dari sini dan kalau gombak itu disini yang biasanya dipakai Cross
Country, bayangkan beliau sudah punya misi punya gambaran kalau suatu saat
nanti Gontor ini luasnya dari Gunung bayangkaki sampai Gunung Gombak.
Terbukti atau tidak? Bahkan tidak hanya dari Bayang kaki ke Gombak bahkan Luar
biasa. Ada yang di Ponorogo, ada yang di Kediri keluar Jawa. Ini doa Kyai contoh
keteladanan Kyai dalam berdoa. Satu lagi kalimatnya Pak Sahal dolanaku
emperanku sampe Amerika Asia pelataranku Eropa Pelanconganku Makkah lali.
Asia pelatarnku, apa pelataran itu? Halaman coba. Tahun berapa beliau ngomong
seperti itu, ketika konsulatnya masih Gandu, Mlarak tapi beliau sudah punya misi
kedepan. Pandanganya jauh kedepan bahwa Gontor akan mampu melakukan
sesuatu untuk Bangsa ini. Beliau mengatakan Asia pelataranku halamnku adalah
Asia, Eropa pelanconganku, tempat melamcong, tempat pergi, tempat berkunjung.
Dan sekarang betul Asia Indonesia sudah menjadi berapa Gontor itu, menjadi
halamannya Gontor, Indonesia, Nusantara ini. Menjadi Halamanya Gontor, ada
Gontor 1 disana, Gontor 2 disini, Gontor 3 di kediri, Gontor 4 itu putri, Gontor 5 di
Banyuwangi, Gontor 6 di Magelang, Gontor 7 di Sulawesi, Gontor 8 di Lambung.
9 di Lampung 10 di Aceh, 11 di Poso, 12 Sulit Air Padang. Itu pelatara seakan-akan
tempat bermain tempat-tempat dolan. Maka jangan heran Guru-guru Gontor pak
Kyai, biasa dari Gontor menuju Aceh, besok lagi sudah berada di Sulawesi,
besoknya sudah di Banyuwangi, dan sebagainy.

Pelataran, Eropa pelanconganku sekarang banyak sekali Guru-guru yang


bisa pergi ke Eropa. Ya sebenarnya bukan untuk jalan-jalan, ada kepentingan. Ust
Hasan Bapak Pimpinan sudah berapa kali ke Eropa. Sudah jajah istilahnya Eropa.
Belum lagi rektor Darussalam beliau kemarin ini. Dosen-dosen berapa? Hampir
kalau tidak keliru Bapak Rektor, Bapak Wakil Rektor, hampir setiap bulan itu ke
Eropa, MOU. Mendatangi seminar, di undang untuk semina. Karena memang ada
syaratnya kesana, bukan duit saja masalahnya, bahkan duit itu bukan masalah bagi
Gontor sekarang. Gampang kalau kepepet tidak punya uang kamu saja ditarik 1 juta
sebulan. Tidak masalah uang, karena ketika di Undang gratis. Di undan semiinar di
Belanda, dimana lagi? London. Belum lagi ke Timur tengah, inilah mengadakan
MOU kerjasama, tukar pelajar, tukar mahasiswa. Maka kemarin ada Mahasiswa
Putri, Mahasiswi. Cakep-cakep lagi ya. Saya itu malu ketika memang saya undang,
saya ingat. “iya, di UNIDA ada Mahasiswi Turki dengan jumlah yang lumayan
banyak hampir 20. Jadi di Turki sudah MOU, kerjasama untuk bidang akademis
tukar pelajar. Termasuk nanti dari Dosen-dosen UNIDA ini nanti ke Turki untuk
riset, penelitian, belajar apa saja, dan lain sebagainya. Kira-kira saya termasuk
karena saya juga Dosen UNIDA.

Jadi seperti itu, 16 oh iya. Saya langsung WA Pak Rektor tiga, saya WA
bapak wakil rektor ketiga itu. Saya ingat ada Mahasiswa Turki kita ada acara DA,
kalau bisa tolong kami undang dan tolong datangkan.” Akirnya koordinasi dengan
Panitia, panitia yang menangani Mahasiswa Turki. Akhirnya mendapatkan
kepastian “Insya Allah hadir Ustadz, 16 orang denga 6 Musyrif dan Musyrifah”
wah ini bagus juga ini. Akhirnya datang beneran, ketika mereka datang kamu
melihatnya kaya melihat Jemblem saja, malu saya itu sebenarnya kamu itu
ngeliatnya. Mbok yo agak pake strategi lirik-lirik sedikit gitu lo, masa langsung.
Apalagi yang sigor-sigor itu, “siapa itu kok hidungnya mancung-mancung kok beda
dengan hidung saya ‘mlesek’”. mereka ini belajar Bahasa Arab maka diajari bahasa
Arab seperti kelas 1. ‘Hadza Kitabun’ dan lain sebagainya. Padahal disini hanya 2
bulan kira-kira bisa atau ndak pulang gak bisa bahasa Arab ya gimana. Jadi seperti
itu, nah liat, seneng karena disana tidak ada seperti itu. Apalagi pas dangdut, ikut
goyang mereka. Jadi lupa saya sya’irnya. Jadi begitulah nak, MasyaAllah. Biasa,
syaratnya kalau keluar negeri apa, cukup dengan kalian menguasai 2 bahasa: Arab
dan Inggris.

Nah kamu ke Eropa tidak bisa bahasa inggris, pakai bahasa isyarat, la
yanfa’. Maka bahasa arabmu tingkatkan, bahasa inggrismu tingkatkan.
Kesempatanmu untuk study lanjut ke perguruan tinggi melalui UNIDA atau
langsung ke Perguruan tinggi yang ada di Eropa misalnya atau di Amerika, apalagi
Asia sudah seluruhnya MOU. Bisa, sudah banyak dosen-dosen UNIDa yang
dikaderkan dikirim ke Australia ngambil S3, karena bahasa Inggrisnya bagus,
TOEFL nya itu sampai 600-700. Ust Taufiq Affandi itu IELTS-nya 750, wah hebat.
Apalagi Ust. Akrim Maryat kalau sudah ngomong Inggris sudah tidak ketahuan
kalau orang Gontor. Ngomong itu pokonya sudah sampai mumet mendengarkan,
dulu saya waktu kelas 6 itu kalau diajar beliau “ini opoo yang diomongkan?”.
Karena persis lahjanya itu seperti orang Inggris, beliau padahal hanya belajar di
Inggris itu di Manchaster. Bukan belajar bola disana, itu hanya satu tahun atau 2
tahun disana itu. Beliau itu Diploma 2 tahun. Karena memang sebelumnya sudah
baik kemudian dikirim disana kemudian belajar sungguh-sungguh, ya sudah luar
biasa. Ngomong itu sudah seperti Inggris.

Yang ke Arab juga demikian, sudah tidak bisa di hitung. Sudah tidak bisa
dihitung beasiswa Timur Tengah, ke Mesir 80 orang. Masya Allah jatah Indonesia
hanya dikasih 50 jatah beasiswanya. Gontor dikasih 80, NU dikasih 30, minta
dikasih 30, ngeyel mau minta Gontor dikasih 80 masa NU hanya 30. Akhirnya
dimarahi oleh Syekh Azhar. Dikasih 30 saja sampai sekarang tidak bisa mengirim,
karena siapa yang akan dikirim. Mereka mencari kader NU untuk disana, kesulitan.
Gontor mudah karena ini lembaga pendidikan, 24 jam diasrama, dan bisa dipilih
kapan saja, di uji kapan saja, mereka punya dedikasi, punya loyalitas, bahkan punya
prestasi mudah untuk mencari 80 orang itu mudah. Maka setiap tahun Gontor 80
berangkat, ini berangkat sementara yang dikasihkan kepada orang-orang lain itu
tidak berangkat karena sulit mencari kader-kadernya. Inilah bedanya Gontor. Nah
jadi itulah anak-anakku sekalian, jadi apa? Harus giat belajar, sungguh-sungguh
tolabul ‘ilmi lillah, jangan yang lain. Asal kamu rajin, pinter, berakhlak, beradab,
insyaallah kamu akan menjadi orang hebat. Keberhasilan saya sebagai Gurumu,
kamu ketika seusia saya, kamu harus menjadi lebih hebat daripada saya. Kalau saya
sekarang secara akademis misalkan sarjana S2, kamu pada masa umur yang seperti
saya ini misalkan, umur saya 30 berapa lupa saya? Kata Pak Suwito berapa, 27?
Jangan ah, terlalu muda. 72 kalau dibalik, ya jangan juga. Saya sudah 51 tahun,
maka Guru antum kalian ketika usia kalian seusia saya seperti ini, kalian harus
sudah paling tidak S2, syukur-syukur sudah S3, menjadi profesor, menjabat
menjadi Kyai dan lain sebagainya, itu doa kami nak, doa kami atas keberhasilan
kalian. Tidak ada ceritanya seorang Guru melihat anaknya, anak didiknya berhasil
kemudian iri, dengki, merasa di lampaui, disaingi, kemudian Gurunya itu dalam
hatinya ada hasad, itu bukan Guru sejati. Nak, dengarkan baik-baik, kami, saya
pribadi selalu berdoa mudah-mudahan kalian lebih baik daripada saya, itulah
keberhasilan Saya sebagai Gurumu. Dan saya yakin Bapak Guru semuanya yakin
20 tahun, 30 tahun lagi kalian menjadi orang-orang hebat karena memiliki jiwa-
jiwa pesantren, jiwa-jiwa perjuangan, jiwa-jiwa pengorbanan. Allahuakbar!
Allahuakbar! Allahuakbar!

Untuk itulah nak, tanamkan pada diri kalian nilai-nilai perjuangan yang ada
di Pondok ini, tanamkan pada diri kalian jiwa-jiwa yang ada dalam pesantren ini.
Dan pesantren pada umumnya memang memiliki jiwa, Panca Jiwa, lima jiwa, lima
ruh. Tetapi dalam pelaksanaan Panca Jiwa ini berbeda antara yang satu dengan yang
lainnya ada yang setengah -setengah melaksanakan Panca Jiwa ini, ada yang 75%,
ada yang 80%, tapi Gontor Insyaallah 100% melaksanakan, mengamalkan Panca
Jiwa ini. Karena apa, bisa di uji, alat ujinya apa kalau Gontor ini 100% all out
melaksanakan Panca Jiwa ini, alat ukurnya adalah dinamika diPondok ini.
Dinamika SDM-nya mulai dari Bapak Kyai sampai santri bahkan karyawan-
karyawannya. Betapa mereka berbuat bekerja non stop tanpa diukur oleh uang.
Dinamis sekali semuanya dilakukan bahkan tidal hanya tenaganya, pikirannya,
dananya uangnya. Kalian juga demikian, pikiran kalian sumbangkan untuk
kepentingan Pondok untuk belajar, bekerja, berdisiplin, mengadakan Apel Tahunan
pikiranmu juga seperti itu, terjadi integrasi pemikiran untuk kepentingan akademis
dan non agamis nyatanya kalian secara akademis masuk-masuk kelas, siangnya
masih masuk kelas, sorenya latihan, malam latihan dan bekerja. Masya allah, tenaga
pikiran bahkan dana kalian mengeluarkan dana iuran ini iuran itu, kelas 5 untuk
DA, tenaganya juga untuk ini apa dan sebagainya, kelas 6 demikian juga, ya Allah.
Tanpa jiwa-jiwa pesantren susah, alat ukur yang lain tidak mendatangkan orang
membantu kita baik secara ide-ide kreatifitas dan lain sebagainya semuanya kita ini
mandiri. Mengadakan Panggung Gembira mandiri. Konsepnya, idenya, semuanya
mandiri. Kita nyewa hanya panggung, ndak masalah. Mudah-mudahan suatu saat
kita bisa memilikinya sendiri, soundnya sendiri, operatornya sendiri, DA mandiri
ide-ide dari santri, dari Guru. Apel tahunan sekelas, sebesar seperti ini tarafnya
nasional, balehonya sendiri tidak menggunakan EO, tidak menggunakan orang lain.
Bahkan bangun gedung mandiri tidak mendatangkan Insinyur, insinyurnya ya kami,
Guru, Pengasuh. Saya harus belajar tentang bangunan, tentang design. Karena apa
bangun tidak bisa dan tidak boleh mendatangkan insinyur, apalagi kok borongkan
itu kita tinggal terima jadi, haduuh gak bisa. Maka kalian lihat, mungkin sudah ada
yang pengalaman mungkin di Magelang, kediri, mungkin di Putri kalian lihat
bangunan itu sama atau tidak? Tidak sama, yang sama itu kan catnya saja. Ciri khas
Gontor kan warna catnya itu hijau tua sama hijau agak muda, desainnya masing-
masing terserah Pengasuhnya. Maka di Magelang itu bentuk asrma ada menara-
menara banyak sekali diatasnya itu. Ini desain kami, ya kami yang mendesain.
Inilah kemandirian, ini jiwa sebagai alat ukur bahwa Gontor ini melaksanakan
Panca Jiwa dengan sepenuh hati, dengan 100%, alat ukurnya tadi, dinamika
kehidupan, kebersamaan kita seperti ini. Ini juga menjadi alat ukur ukhuwah
islamiyah, dan lain sebagainya. Beruntung nak kita bisa mengarungi Pondok ini
yang penuh dengan mutiara, tapi perlu perjuangan.

Anak-anakku sekalian, alhamdulillah sekali lagi kita punya jiwa, tadi malam
sudah saya sampaikan bahwa keikhlasan kita luar biasa susah untuk diikuti. Banyak
sekali orang yang ingin mendirikan Pondok seperti Gontor. Banyak lembaga
pendidikan seperti baik itu pesantren atau lembaga pendidikan umum.datang ke
Gontor setiap hari rombongan study banding, ingin mengadopsi Gontor sampai
malaysia kesini ingin mendirikan Pondok disana seperti Gontor ini. Tapi tidak
mudah paling yang ditiru Pramukanya, yang ditiru bahasanya, susah. Karena
memang orientasi pendirian Gontor niat trimurti mendirikan Gontor ini sudah jelas
seperti yang telah digambarkan di Piagam Wakaf yang dilandasi dengan nilai-nilai
tadi. Masya Allah keikhlasan kita sudah tidak bisa dipungkiri.

Nah ini kesederhanaannya menciptakan aura jiwa yang besar, pancaran


yang hebat karena sederhana itu sebenarnya artinya mutawasit bil Qisthi, wasaton,
muderat, tidak berlebih-lebihan, tidak kurang. Sampai dalam memahami hukum-
hukum fiqh kita bil qist. Maka yang kita pelajari madzhahib-madhahib mu’tabaroh
supaya cara berpikir kita ini moderat, sederhana dalam arti kata moderat tidak
berlebih-lebihan dalam berfikir. Nah kalau kita ngajinya Cuma fiqh itu, ya sudah
sedikit-dikit haram, musik haram, ini haram, itu haram. Kalau sudah seperti itu kira-
kira dinamis apa ndak? Kalau yang kita pegang syafi’I saja misalkan juga akan beda
urusannya. Tapi Gontor mengajarkan fiqh nya bidayatul mujtahid karangannya
Ibnu Rusydi dimana didalam kitab itu diajarkan al madhahib al mu’tabaroh, paling
tidak 4 mazhab trend berfikir fiqhi yang diajarkan. Supaya tidak kaku, karena kita
ini sebagai perekat umat. Nah, kalau fiqih kita Cuma satu, bisa merusak ukhuwah,
karena apa? Menuduh yang tidak sesuai dengan madzhab kita, neraka, kafir, salah,
dosa. Bisa berakibat fatal. Nah, inilah kaitan nya antara pelajaran dengan nilai tadi,
dan lain sebagainya. Ya, itulah kesederhanaan.
Mengapa kita mandiri? Karena kita swasta. Aslinya ini pesantren milik kyai.
Tetapi kemudian pak kyai, karena zuhudnya luar biasa, kalau seandanya tidak
diwakafkan ada masalah, keikhlasannya bisa terganggu, maka beliau niat bulat
mewakafkan pondok ini kepada umat islam, umat islam nak, yang saat itu
diwakilkan oleh alumni, tahun 1958. Tapi tetap swasta, sampai kita nanti tidak ada
ikatan dengan departemen agama. Maka, kementerian agama tidak bisa
memaksakan gontor mengikuti kurikulumnya. Demikian juga kementerian
pendidikan nasional, tidak bisa memaksakan kehendak nya kepada gontor untuk
mengikuti kurikulum nasional. Meskipun, gontor menangung resiko dengan
kemandiriannya ini. Diantara resikonya, ijazah gontor tidak diakui selama 75 tahun.
Makanya, alumni gontor itu banyak yang tidak bisa masuk perguruan tinggi di
indonesia. Kalaupun bisa, pasti dia ujian persamaan dulu, kejar paket, sehingga
syarat administrasi yaitu ijazah, tidak pakai ijazah gontor. Kalau mau keperguruan
tinggi. Tapi, gontor tidak minder, karena orientasi pendidikan gontor bukan untuk
keperguruan tinggi, bukan untuk menjadi pejabat negara. Tetapi kemasyarakatan.

Asyik kita berbicara masalah pondok, asyik berbicara maslaah perjuangan,


mengalir, karena jiwa raga saya adalah gontor, gitu... coba kalau jiwa raga saya
bukan gontor, gak bisa saya ngomong gini. Ini masih muqoddimah, 45 tambah 45,
baru 90 menit. Apalagi ‘ard nya nanti. Untuk sementara waktu istirahat.

Anda mungkin juga menyukai