Kepondokmodernan
Dosen Pengampu:
Disusun oleh:
Emil Haraki
Maulana Habibuna Muhammad
Mufid Nur Imami
Universitas Darussalam
Ponorogo - Indonesia
1441 H / 2019 M
KULIAH UMUM BABAK I
Bismillahirrahmanirrahim
Yang terhormat bapak - bapak Guru KMI dan anak - anakku sekalian
Assalamu’alaikum wr. Wb
Hari ini kita bersyukur, hari ini kita senang, bangga dsb. Apalagi hari ini
kita mendapat kehormatan kedatangan Bapak - bapak Guru senior Bapak bapak
Guru dari ketua - ketua Lembaga, dan Alhamdulillah saaat ini di depan kita ini
adalah Bapak rector Universiotas Darussalam Gontor yang mewakili bapak
Pimpinan pada Apel tahunan dan kuliah umum tentang kepondok modernan
Darussalam Gontor. Kami tentu saja semuanya bersyukur atas kehadirat Allah
karena dengan ridhonya dengan nikmatnya kita semuanya bisa melakukan kegiatan
- kegiatan kita. Kegiatan di Pondok Modern Darussalam Gontor ini mulai dari
kegiatan mulai dari pembukaan Tahun Ajaran Baru hingga saat ini dan Insya Allah
sampai nanti akan datang seluruh kegiatan akan terlaksanakan dengan baik.
Anak - anakku sekalian hari ini Alhamdulillah dengan dihadiri oleh Bapak
Rektor dan seluruh tamu Undangan kita bisa menyaksikan acara Apel Tahunan dan
juga hari ini saat ini juga akan dilanjutkan dengan Kuliah Umum tentang Kepondok
Modernan acara dan kegiatan hari ini merpukan acara yang inti apalagi kuliah
umumnya, merupakan acara kegiatan yang inti. Kenapa? Karena dengan apel
tahunan yang tadi dibacakan pengarahan atau sambutan yang dibacakan Bapak
Inspektur isinya adalah nilai - nilai Gontor yang tentunya nanti akan di sambung
dengan Kepondok Modernan yang lain. Dengan memahami, mengerti nilai - nilai
inilah kita bisa dinamis, sementara kegiatan kita atau seni Panggung Gembira,
Drama Arena dan lain sebagainya. Itu merupakan penjabaran dari apa yang ada
didalam nilai - nilai Gontor ini. Maka semakin paham semakin mengerti tentang
apa itu Panca Jiwa, Filsafat Hidup, apa itu orientasi Pendidikan Gontor ini maka
kita akan semakin dinamis, semakin bergerak, dan tentunya kita insya Allah kita
akan menjadi individu – individu seperti yang telah dicita – citakan para pendiri
kita menjadi kader pemmimpin bangsa yang unggul Berbudi tinggi, Berbadan
Sehat, Berpengetahuan luas dan berfikiran bebas.
Maka sekali lagi anak – anakku tanpa memahami lebih banyak lagi tentang
sejarah ppondok, tentang nilai – nilai Pondok melalui acara – acara seperti ini,
rasanya sangat sulit melahirkan aktivitas – aktivitas yang kemarin sudah kita
laksanakan. Nanti akan tentunya disampaikan oleh Al – Ustadz Prof. Dr. Ahmad
Fathullah beliau mewakili Bapak Pimpinan untuk memberikan penjelasan taujihat
wa irsyadat tentang kepondok modernan kepada kita semuanya. Maka dalam
kesempatan kita pada siang hari ini jarum jatuh kedengaran supaya masing –
masing mendengarkan dengan baik mencatat dengan baik, jangan sampai satu
kalimat yang tertinggal.
Bismillahirrahmanirraohim
Alhamdulillah
Pertama marilah kita bersyukur ke hadirat allah SWT. Berkat nikmat dan
rahmat Nya pondok kirta secara kuantitas dan kualitas terus berkembang termasuk
Gontor 2 ini sutau kesyukuran bagi kita tahun ini saja santri putra ada 3.714 santri
putri 3.450. setiap tahun gontor memproduksi lulusanya 3000 lebih, ini luar biasa.
Saya pernah menjadi panitia ujian masuk tahun 70. Itu paling top masuk 1000 itu
dah paling banyak tapi tahun ini putra putri menjadi 7000 lebih ini luar biasa.
Sistem yang ada di gontor ini banyak sekali, bukan hanya sistem pengajaran,
sistem Pendidikan, sistem ekonomi proteksi. Dan salin sebagainya itu merupakan
kumpulan dari sistem-sistem yang tidak ada di tempat lain. Maka ada seorang ulama
mesir prof. dr. Nabil Samaluti, setelah tau Gontor semacam ini dengan unidanya.
Apa khulasoh beliau ? yang selalu kita tampilkan di profil UNIDA. Yajibu ala
jamiaat fil islami an ya’taduu tajribata Gontor liana tajribah fil Gontor al wahiidah
fi a’lam. Artinya, universitas-universitas dunia perlu mencontoh Gontor. Dari segi
pengalam-pengalam Gontor merupakan pengalaman satu-satunya di dunia dengan
beberapa sistemnya. Ini yang memantapkan kita, kita sebetulnya ya tiap hari ya
gini-gini saja, tapi orang kuar meliat kita itu lain. Bahkan saya pernah ikut seminar
dikalangan pondok salaf dan modern ada seorang pakar pidato begini kita ini
dinpondok-pondok salaf sudah tinggal 20% yang mau ngaji, ngaji maksudnya baca
kitab kuning. Lho trus ini kesalahan metodologi dan sistem, karna kita
memperlukan nahwu sorf. Tapi tidak bias membaca buku selain kitab kuning maka
ini harus dirubah. Nahwu sorf itu dipelajari yang penting-penting saja, yang bisa
digunakan untuk membaca-membaca semua kitab. Ini menunjukan orang luar pun
mendukung sistem dan metode gontor. Dan semua kurikulum yang kita canangkan
berhasil, banyak orang di pondok salaf hafal alfiyah tidak bisa Bahasa arab, tidak
bias ngomong, tidak bias nulis,mungkin baca bias. Akhirnya setelah masuk Gontor
bias baca, bias nulis, bias ngomong. Kalua siudah bias ketiganya baca kitab bias
dibaca semuanya. Ini yang mereka tidak ketahui.
Suatu ketika Gontor tujuanya memncetak ulama intelek, pinter Bahasa arab
dan inggris, pinter ilmu agama dan umum. Suatu ketika bapak K.H. Idham Kholid
menjadi ketua konfrensi Asia-Afrika di bandung memimpin dengan Bahasa arab
dan inggris. Apa komentar pak sahal? alhamdulilah cita-cita Gontor tersampai
walau baru hanya satu orang. Artinya sistem yang kirta benahi yang kita canangkan
berhasil. Kemudian muncul Nur Kholis Majid, arab oke dan ilmu umum oke. Disitu
banyak orang melirik. Yang gontor tidak dilirik kiyainya, tapi yang terkenal
alumninya.
Maka benar yang dikatakatn Syekh Bahuri mentri waqaf mesir waktu di
gontor berpidato, laysa ma’had bibina’ihi walakinal ma’had bi abna’ihi. Bukanlah
Lembaga Pendidikan diliat dari megahnya Gedung tapi dari segi alumninya.
Di dalam dunia seni yang punyanilai itu yaitu inovasi dan orisinilitas. Oleh
karna biasanya itu lagunya sama tapi aransementnya lain. Suatu saat KH. Imam
Zarkasyi pernah berbicara, kalua memilih laguyang enak jangan hanya enak untuk
diri sendiri tapi juga orang lain. Lebih enak lagi kalau yang nyanyi cewek canti dan
cowok ganteng, jadi bukan hanya suara tapi pemampilan juga bagus.
UNIDA sekrang punya acara yaitu PKA dan ALHAMBRA. Biasnaya karna
ustadznya disini kuliah di UNIDA maka harus menyunbang seni, karna ketika
melihat acara menari itu bagus sekali karna ternyata ustadznya juga ikut menari.
Kalua menari dibarengi dengan ustadznya itu rapi dan bener. Prinsip Gontor itu ada
kesenian, ada olahraga, dan ada ketrampilan. Saya yakin umpama music
diharamkan pasti anak-anak banyak yang stress. Adanya PKA membawa motivasi
dan etos kerja. Sudah bertahun-tahun UNIDA ikuta PKA Gontor. Ternyata
mahasiswa UNIDA sudah menyapai Nisab yaitu 1000 santri akhirnya mengadakan
PKA sendiri, ini juga luar biasa menjadikan gairah anak-anak lebih. Dan saya ikut
nimbrung nyanyi untuk memotivasi anak-anak. Acara PKA dilapangan tadi luar
biasa, bukan hanya di depan antum saja. Di nilai dari inovasi dan orisinialitas.
Terburuk ke 3 : Suramadu 2
Terburuk ke 2 : Jakarta 3
Terburuk ke 1 :
Terbaik ke 3 : Sumalia 1
Terbaik ke 1 : Sumalia 2
Bismillahirrahmanirrahim
Assalamu’alaikum wwr.wb
Takbir, takbir,takbir
Ini karena pentingnya Khutbatul Arsy, maka jangan main—main, jarum jatuh
kedengaran. Jangan seperti kera makan manggis jangan sampai seperti orang buta
meraba Gajah. Dulu khutbatul ‘arsy itu hanya untuk anak baru. Sebelum tahun ’67
Khutbatul “arsy ini hanya khusus untuk anak baru saja. Sementara anak yang lama,
Guru dan lain sebagainya tidak di khutbahi tidak diwajibkan tidak diberikan
khutbatul ‘Arsy. Bebas namun akhirnya terjadi apa yang terjadi yang tidak di
inginkan Bapak Kyai. Apa? Terjadi peristiwa apa? Persemar (Peristiwa Sembilan
Belas Maret) Peristiwa yang memprihatinkan, peristiwa yang memillukan, dan
tentunya peristiwa tersebut adalah peristiwa yang tidak dikehendaki oleh Bapak
Kyai. Maka setelah terjadi peristiwa 67 PERSEMAR Khutbatu-l-‘arsy kemudian
berkembang menjadi pesertanya tidak hanya anak baru, tetapi juga anaka lama
ditambah lagi Guru, karena peristiwa tersebut dimotori oleh anak lama, disponsori
oleh Guru Pengabdian kemudian merekrut anak lama, kemudian anak lama
terpengaruh, khususnya anak-anak kelas 5 yang dari intensif. Kenapa kok dari
intensif? Karena dia merasa menjadi kelas 5, menjadi pengurus merasa bisa dan lain
sebagainya, akhirnya terpengaruhi diajak untuk makar terhadap Pondok terhadap
Pak Kyai ini. Itulah ceritanya, itulah perkembangan Khutbatu-l-‘Arsy.
Terus dulu Konsulatnya ya tidak seperti sekarang, duru konsulatnya ya terdiri dari
nama-nama daerah. Konsulat Gontor, Konsulat Gandu, Konsulat Joresan, Konsulat
Nglumpang, mana lagi? Konsulat Jetis. Belum ada konsulat diluar itu kalaupun ada
sedikit sekali. Dominannya adalah wilayah atau desa sekitar Gontor – Gontor dan
sekitarnya itu. Dan dulu tidak sampai jalan kemana-mana. Dulu tetap jalan keluar
Gontor sampai ke Gandu katanya, sengaja untuk syi’ar, ini lho Gontor. Gontor
pesantren tetapi mengajarkan baris-berbaris dikenalkan kepada masyarakat. Ada
filosofisnya supaya kalian tahu mengapa kok baris berbaris Gontor itu keluar
Kampus kenapa kok tidak di dalam kampus saja. Untuk tajdid seakan-akan kalau
kita keluar masuk Pondok lagi seakan-akan kita baru masuk Pondok, niatnya baru
dan lain sebagainya. Itu filosofis kenapa baris-berbaris itu keluar kampus, untuk
tajdid seakan-akan kita masuk ke kampus ini dengan niat yang baru. Itu ceritanya
khutbatu-l-‘arsy dizaman dahulu.
Pak Sahal berdoa, ketika apel tahunan yang dihadapan beliau adalah yang terdiri
dari desa-desa Gontor dan sekitarnya, dalam pidaotnya dalam donya beliau
mengatakan: “Kalau sekarang ini kita lihat konsulat ini terlihat Gandu, Gontor,
Mlarak, dan lain sebagainya. Nanti suatu saat bahwa plang-plang ini akan berbunyi
Konsulat Ponorogo, Konsulat Madiun, Konsulat Surabaya, Konsulat Jakarta,
Konsulat ini. Bahkan beliau bercita-cita tertingginya nanti suatu saat, di Gontor
Apel Tahunan ini akan terdiri dari Konnsular Indonesia 1, Indonesia 2, Indonesia
3, Indonesia 4, Konsulat Malaysia, Konsulat Thailand, Konsulat Brunei, Konsulat
Amerika, Konsulat Inggris, dan lain sebagainya. Dan itu sudah mulai terbukti
Konsulat yang ada sekarang seluruh Provinsi, Kabupaten, diseluruh Indonesia
adaba bahkan di Luar Negeri. Maka nanti kalau Thailand punya anggota misalkan
lebih daripada ya untuk bisa baris-berbaris sepuluh baris kali 3 berapa 30 nanti
mendirikan konsulat sendiri apa? Konsulat Thailand misalkan. Nanti Malaysia
konsulat Malaysia, apalagi Konsulat Brunei Konsulat Makkah, dan lain sebagainya.
Tidak mustahil nak, Do’anya pak Kyai dengan ketulusannya, dengan jiwa besarnya,
Jiwa keikhlasanya tembus langit bahkan beliau mengatakan apa itu? Gontor itu
nanti luasnya pengaruhnya, mulai dari Gunung Bayang Kaki sampai Gombak.
Berarti luasnya luar biasa berapa hektar itu? Bayang kaki itu gunungnya disana itu,
kelihatan dari sini dan kalau gombak itu disini yang biasanya dipakai Cross
Country, bayangkan beliau sudah punya misi punya gambaran kalau suatu saat
nanti Gontor ini luasnya dari Gunung bayangkaki sampai Gunung Gombak.
Terbukti atau tidak? Bahkan tidak hanya dari Bayang kaki ke Gombak bahkan Luar
biasa. Ada yang di Ponorogo, ada yang di Kediri keluar Jawa. Ini doa Kyai contoh
keteladanan Kyai dalam berdoa. Satu lagi kalimatnya Pak Sahal dolanaku
emperanku sampe Amerika Asia pelataranku Eropa Pelanconganku Makkah lali.
Asia pelatarnku, apa pelataran itu? Halaman coba. Tahun berapa beliau ngomong
seperti itu, ketika konsulatnya masih Gandu, Mlarak tapi beliau sudah punya misi
kedepan. Pandanganya jauh kedepan bahwa Gontor akan mampu melakukan
sesuatu untuk Bangsa ini. Beliau mengatakan Asia pelataranku halamnku adalah
Asia, Eropa pelanconganku, tempat melamcong, tempat pergi, tempat berkunjung.
Dan sekarang betul Asia Indonesia sudah menjadi berapa Gontor itu, menjadi
halamannya Gontor, Indonesia, Nusantara ini. Menjadi Halamanya Gontor, ada
Gontor 1 disana, Gontor 2 disini, Gontor 3 di kediri, Gontor 4 itu putri, Gontor 5 di
Banyuwangi, Gontor 6 di Magelang, Gontor 7 di Sulawesi, Gontor 8 di Lambung.
9 di Lampung 10 di Aceh, 11 di Poso, 12 Sulit Air Padang. Itu pelatara seakan-akan
tempat bermain tempat-tempat dolan. Maka jangan heran Guru-guru Gontor pak
Kyai, biasa dari Gontor menuju Aceh, besok lagi sudah berada di Sulawesi,
besoknya sudah di Banyuwangi, dan sebagainy.
Jadi seperti itu, 16 oh iya. Saya langsung WA Pak Rektor tiga, saya WA
bapak wakil rektor ketiga itu. Saya ingat ada Mahasiswa Turki kita ada acara DA,
kalau bisa tolong kami undang dan tolong datangkan.” Akirnya koordinasi dengan
Panitia, panitia yang menangani Mahasiswa Turki. Akhirnya mendapatkan
kepastian “Insya Allah hadir Ustadz, 16 orang denga 6 Musyrif dan Musyrifah”
wah ini bagus juga ini. Akhirnya datang beneran, ketika mereka datang kamu
melihatnya kaya melihat Jemblem saja, malu saya itu sebenarnya kamu itu
ngeliatnya. Mbok yo agak pake strategi lirik-lirik sedikit gitu lo, masa langsung.
Apalagi yang sigor-sigor itu, “siapa itu kok hidungnya mancung-mancung kok beda
dengan hidung saya ‘mlesek’”. mereka ini belajar Bahasa Arab maka diajari bahasa
Arab seperti kelas 1. ‘Hadza Kitabun’ dan lain sebagainya. Padahal disini hanya 2
bulan kira-kira bisa atau ndak pulang gak bisa bahasa Arab ya gimana. Jadi seperti
itu, nah liat, seneng karena disana tidak ada seperti itu. Apalagi pas dangdut, ikut
goyang mereka. Jadi lupa saya sya’irnya. Jadi begitulah nak, MasyaAllah. Biasa,
syaratnya kalau keluar negeri apa, cukup dengan kalian menguasai 2 bahasa: Arab
dan Inggris.
Nah kamu ke Eropa tidak bisa bahasa inggris, pakai bahasa isyarat, la
yanfa’. Maka bahasa arabmu tingkatkan, bahasa inggrismu tingkatkan.
Kesempatanmu untuk study lanjut ke perguruan tinggi melalui UNIDA atau
langsung ke Perguruan tinggi yang ada di Eropa misalnya atau di Amerika, apalagi
Asia sudah seluruhnya MOU. Bisa, sudah banyak dosen-dosen UNIDa yang
dikaderkan dikirim ke Australia ngambil S3, karena bahasa Inggrisnya bagus,
TOEFL nya itu sampai 600-700. Ust Taufiq Affandi itu IELTS-nya 750, wah hebat.
Apalagi Ust. Akrim Maryat kalau sudah ngomong Inggris sudah tidak ketahuan
kalau orang Gontor. Ngomong itu pokonya sudah sampai mumet mendengarkan,
dulu saya waktu kelas 6 itu kalau diajar beliau “ini opoo yang diomongkan?”.
Karena persis lahjanya itu seperti orang Inggris, beliau padahal hanya belajar di
Inggris itu di Manchaster. Bukan belajar bola disana, itu hanya satu tahun atau 2
tahun disana itu. Beliau itu Diploma 2 tahun. Karena memang sebelumnya sudah
baik kemudian dikirim disana kemudian belajar sungguh-sungguh, ya sudah luar
biasa. Ngomong itu sudah seperti Inggris.
Yang ke Arab juga demikian, sudah tidak bisa di hitung. Sudah tidak bisa
dihitung beasiswa Timur Tengah, ke Mesir 80 orang. Masya Allah jatah Indonesia
hanya dikasih 50 jatah beasiswanya. Gontor dikasih 80, NU dikasih 30, minta
dikasih 30, ngeyel mau minta Gontor dikasih 80 masa NU hanya 30. Akhirnya
dimarahi oleh Syekh Azhar. Dikasih 30 saja sampai sekarang tidak bisa mengirim,
karena siapa yang akan dikirim. Mereka mencari kader NU untuk disana, kesulitan.
Gontor mudah karena ini lembaga pendidikan, 24 jam diasrama, dan bisa dipilih
kapan saja, di uji kapan saja, mereka punya dedikasi, punya loyalitas, bahkan punya
prestasi mudah untuk mencari 80 orang itu mudah. Maka setiap tahun Gontor 80
berangkat, ini berangkat sementara yang dikasihkan kepada orang-orang lain itu
tidak berangkat karena sulit mencari kader-kadernya. Inilah bedanya Gontor. Nah
jadi itulah anak-anakku sekalian, jadi apa? Harus giat belajar, sungguh-sungguh
tolabul ‘ilmi lillah, jangan yang lain. Asal kamu rajin, pinter, berakhlak, beradab,
insyaallah kamu akan menjadi orang hebat. Keberhasilan saya sebagai Gurumu,
kamu ketika seusia saya, kamu harus menjadi lebih hebat daripada saya. Kalau saya
sekarang secara akademis misalkan sarjana S2, kamu pada masa umur yang seperti
saya ini misalkan, umur saya 30 berapa lupa saya? Kata Pak Suwito berapa, 27?
Jangan ah, terlalu muda. 72 kalau dibalik, ya jangan juga. Saya sudah 51 tahun,
maka Guru antum kalian ketika usia kalian seusia saya seperti ini, kalian harus
sudah paling tidak S2, syukur-syukur sudah S3, menjadi profesor, menjabat
menjadi Kyai dan lain sebagainya, itu doa kami nak, doa kami atas keberhasilan
kalian. Tidak ada ceritanya seorang Guru melihat anaknya, anak didiknya berhasil
kemudian iri, dengki, merasa di lampaui, disaingi, kemudian Gurunya itu dalam
hatinya ada hasad, itu bukan Guru sejati. Nak, dengarkan baik-baik, kami, saya
pribadi selalu berdoa mudah-mudahan kalian lebih baik daripada saya, itulah
keberhasilan Saya sebagai Gurumu. Dan saya yakin Bapak Guru semuanya yakin
20 tahun, 30 tahun lagi kalian menjadi orang-orang hebat karena memiliki jiwa-
jiwa pesantren, jiwa-jiwa perjuangan, jiwa-jiwa pengorbanan. Allahuakbar!
Allahuakbar! Allahuakbar!
Untuk itulah nak, tanamkan pada diri kalian nilai-nilai perjuangan yang ada
di Pondok ini, tanamkan pada diri kalian jiwa-jiwa yang ada dalam pesantren ini.
Dan pesantren pada umumnya memang memiliki jiwa, Panca Jiwa, lima jiwa, lima
ruh. Tetapi dalam pelaksanaan Panca Jiwa ini berbeda antara yang satu dengan yang
lainnya ada yang setengah -setengah melaksanakan Panca Jiwa ini, ada yang 75%,
ada yang 80%, tapi Gontor Insyaallah 100% melaksanakan, mengamalkan Panca
Jiwa ini. Karena apa, bisa di uji, alat ujinya apa kalau Gontor ini 100% all out
melaksanakan Panca Jiwa ini, alat ukurnya adalah dinamika diPondok ini.
Dinamika SDM-nya mulai dari Bapak Kyai sampai santri bahkan karyawan-
karyawannya. Betapa mereka berbuat bekerja non stop tanpa diukur oleh uang.
Dinamis sekali semuanya dilakukan bahkan tidal hanya tenaganya, pikirannya,
dananya uangnya. Kalian juga demikian, pikiran kalian sumbangkan untuk
kepentingan Pondok untuk belajar, bekerja, berdisiplin, mengadakan Apel Tahunan
pikiranmu juga seperti itu, terjadi integrasi pemikiran untuk kepentingan akademis
dan non agamis nyatanya kalian secara akademis masuk-masuk kelas, siangnya
masih masuk kelas, sorenya latihan, malam latihan dan bekerja. Masya allah, tenaga
pikiran bahkan dana kalian mengeluarkan dana iuran ini iuran itu, kelas 5 untuk
DA, tenaganya juga untuk ini apa dan sebagainya, kelas 6 demikian juga, ya Allah.
Tanpa jiwa-jiwa pesantren susah, alat ukur yang lain tidak mendatangkan orang
membantu kita baik secara ide-ide kreatifitas dan lain sebagainya semuanya kita ini
mandiri. Mengadakan Panggung Gembira mandiri. Konsepnya, idenya, semuanya
mandiri. Kita nyewa hanya panggung, ndak masalah. Mudah-mudahan suatu saat
kita bisa memilikinya sendiri, soundnya sendiri, operatornya sendiri, DA mandiri
ide-ide dari santri, dari Guru. Apel tahunan sekelas, sebesar seperti ini tarafnya
nasional, balehonya sendiri tidak menggunakan EO, tidak menggunakan orang lain.
Bahkan bangun gedung mandiri tidak mendatangkan Insinyur, insinyurnya ya kami,
Guru, Pengasuh. Saya harus belajar tentang bangunan, tentang design. Karena apa
bangun tidak bisa dan tidak boleh mendatangkan insinyur, apalagi kok borongkan
itu kita tinggal terima jadi, haduuh gak bisa. Maka kalian lihat, mungkin sudah ada
yang pengalaman mungkin di Magelang, kediri, mungkin di Putri kalian lihat
bangunan itu sama atau tidak? Tidak sama, yang sama itu kan catnya saja. Ciri khas
Gontor kan warna catnya itu hijau tua sama hijau agak muda, desainnya masing-
masing terserah Pengasuhnya. Maka di Magelang itu bentuk asrma ada menara-
menara banyak sekali diatasnya itu. Ini desain kami, ya kami yang mendesain.
Inilah kemandirian, ini jiwa sebagai alat ukur bahwa Gontor ini melaksanakan
Panca Jiwa dengan sepenuh hati, dengan 100%, alat ukurnya tadi, dinamika
kehidupan, kebersamaan kita seperti ini. Ini juga menjadi alat ukur ukhuwah
islamiyah, dan lain sebagainya. Beruntung nak kita bisa mengarungi Pondok ini
yang penuh dengan mutiara, tapi perlu perjuangan.
Anak-anakku sekalian, alhamdulillah sekali lagi kita punya jiwa, tadi malam
sudah saya sampaikan bahwa keikhlasan kita luar biasa susah untuk diikuti. Banyak
sekali orang yang ingin mendirikan Pondok seperti Gontor. Banyak lembaga
pendidikan seperti baik itu pesantren atau lembaga pendidikan umum.datang ke
Gontor setiap hari rombongan study banding, ingin mengadopsi Gontor sampai
malaysia kesini ingin mendirikan Pondok disana seperti Gontor ini. Tapi tidak
mudah paling yang ditiru Pramukanya, yang ditiru bahasanya, susah. Karena
memang orientasi pendirian Gontor niat trimurti mendirikan Gontor ini sudah jelas
seperti yang telah digambarkan di Piagam Wakaf yang dilandasi dengan nilai-nilai
tadi. Masya Allah keikhlasan kita sudah tidak bisa dipungkiri.