Anda di halaman 1dari 3

Santri Hanya Bisa Ngaji?

Oleh : Makhrus Islamuddin

Menjadi seorang santri yang notabene tinggal berasrama di pondok pesantren,


mengemban amanat untuk menuntut ilmu agama bahakan ilmu umum sekalipun, tapi
kenyataan ini tak lepas dari pandanagan masyarakat yang beranggapan bahwa masuk di
pesantren dengan tidak masuk sama saja hasilnya, dunia pesantren anggapanya hanya
dunia bersarung dan berpeci, tentunya pola pikir ini terkesan kolot dan jumud dan jauh
dari kata modern

Menurutnya paling tidak lulusan pesantren hanya bisa membaca al-quran dan
minim ilmu kemasyarakatan bahkan ilmu umum, dengan stigma tersebut tak heran
peran pesantren sebagai wadah pendidikan islamiyah mulai terabaikan dalam
masyarakat, tentu stigma ini sangat bertolak belakang dari cita-cita pesantren itu sendiri
sebagai perwujudan dari khairu ummah wa anfa’u linnasi, padahal dalam
memperjuangkan kemerdekaan indonesiaa itu sendiri banyak dipengaruhi oleh santri-
santri yang ikut berjuang secara intelektual bahkan turut andil dalam medan
peperangan.

Pesantren modern jadi solusi?


Awal mulanya terciptanya sebuah pesantren adalah dimana seorang kiyai
memiliki beberapa murid akan tetapi makin lama muridnya itu semakin bertambah
sehingga tidak cukupnya tempat atau wadah untuk menanmpung murid tersebut maka
dibuatkanlah asrama atau tempat tinggal untuk santri tersebut.

Dalam perkembangan zaman ini setidaknya ada beberapa model pesantren di


indonesia yang perlu kita ketahui, pertama yakni pesantren tradisional yang systemnya
mempertahankan pengajaran kitab-kitab islam klasik sebagai inti pendidikan sedangkan
system madrasah hanya untuk memudahkan system sorogan yang dipakai lembaga-
lembaga pengajian bentuk lama tanpa mengenalkan pengetahuan umum (Zamachsyari
Dhofier).

Akan tetapi seiring perkembangan zaman munculah pesantren modern yang


memadukan ilmu pengetahuan agama dan pengetahuan umum sehingga menjadi
kurikulum inti pengajaran, tidak seperti pondok-pondok tradisonal lainya yang masih
mempertahankan nilai ketradisionalanya sehingga kaku terhadap permasalahan-
permasalahan universal. Kyai Hj Imam Zarkasy yang merupakan salah satu trimurti
pendiri Pondok Modern Darussalam Gontor yang menjadi salah satu pondok modern
tertua bahkan pertama di indonesia mengatakan “ bahwa kukrikulum di pondok
moderen darussalam gontor yaitu berbasis 100% agama dan 100% umum, dengan
bermotokan berbudi tinggi, berbadan sehat, berpengetahuan luas dan berfikiran bebas.
sehingga ini menjadi power tersendiri untuk mempersiapkan kader-kader pemimpin
umat yang tidak hanya intelek saja tapi intelek yang tau agama, bahkan di PMDG sendiri
alur kegiatan santri sudah diatur sedemikian rupa mulai dari bangu tidur sampai tidur
kembali dengan di selingi beberapa kegiatan yang menunjang hardskill santri maupun
skill santri tersebut sehingga sentuhan pendidikan tersebut tidak hanya sampai pada sisi
kognitif saja akan tetapi juga pada afektif dan psikomotorik.

Inilah yang sebenarnya menjadi titik acu arah pendidikan moderen, bukan hanya
menyentuh pada satu sisi saja akan tetapi pada tiga sisi yang sudah disebutkan diatas.
Kebanyakan pendidikan sekarang dikatakan gagal karena istilah pendidikan hanya
kosong belaka, para murid dituntut untuk terus-terusan mengerjakan tugas saja
sehingga waktu untuk mengembangkan keterampilan sangatlah minim, pantaskah ini
disebut pendidikan? Menurut saya pribadi ini hanyalah pengajaran semata, maka tak
heran banyak dari siswa yang melawan pada gurunya ditambah lagi pembelajaran
daring dimana seorang siswa tidak mendapat ruhul mudarris yang ini menjadi aspek
terpenting daripada materi pembelajaran tersebut, toh pelajaran juga bisa banyak
didapat di media-media pembelajaran seperti Youtube, Google dll. akan tetapi yang-
menjadi sisi minusnya adalah ketiadaan guru tersebut untuk membimbing dan
menasehati bahkan lebih penting menjadi sosok teladan bagi muridnya.

Maka dengan ini pondok yang berbasis modern hadir ditengah-tengah kita untuk
menjadi solusi terdepan Prominent dan menjadi acuan pendidikan yang mencerdaskan
bangsa.

Terimakasih telah membaca.

Anda mungkin juga menyukai