Anda di halaman 1dari 6

THE INSECT CRISIS

Luqman Adiwidya

P opulasi manusia terlalu besar memberikan dampak luar biasa bagi lingkungan. Kita merusak bumi
kita dari bebagai sisi dan dimensi dan beberapa diantaranya bahkan dilakukan dengan tanpa kita
sadari sama sekali. Kali ini kita akan mengulas tentang bagaimana kita merusak populasi serangga
dan bagaimana dampak mengerikan dari itu bagi manusia dan bumi. Semoga ini bisa mendorong
kearah kesadaran bersama.

Kita sekarang akan berbicara tentang sebenarnya kita sedang mempercepat kiamat.
serangga, makhluk yang sering dianggap Kita tidak berbicara kesehatan, kita berbicara
sebagai makhluk yang mengganggu, ekosiste bahwa dengan apa yang kita lakukan
mejijikan, menakutkan, atau hal yang terhadap mereka kita sesungguhnya telah
semacam itu, sehingga kita rela merogoh membunuhi generasi-generasi sesudah kita.
kocek yang super besar untuk membasmi Soo mari kita bahas!
mereka. Tetapi dengan cara itulah

Oliver Milman seorang reporter dari Guardian AS, menerbitkan sebuah


buku baru yang judulnya “Krisis Serangga” yang digambarkan adalah
sebagai sebuah krisis yang jauh lebih mengerikan dari pada Global
Warming atau Climate Chance. Apa isinya? Dia katakan bahwa di
seluruh dunia serangga-serangga itu turun turun drastis sampai
setengahnyadan ini adalah kejadian yang tidak pernah terjadi selama
400 juta tahun sebelumnya. Jadi dia mulai menggambarkan beberapa
hal kecil misalkan di perkotaan kita tentu saja jarang sekali melihat
serangga tetapi di pedesaan-pedesaan pun ketika kita melihat sawah
yang hijau lading yang luas, dsb. Di sana ada pembunuhan besar-
besaran terhadap para serangga bukan hanya di permukaan tetapi
sampai larva-larvanya juga di dalam tanah. Dan itu semua kita lakukan
demi pangan. Tetapi ini sesunggunya justru malam merusak ekosistem
secara keseluruhan sedemikian sehingga kita tidak memiliki harapan
labih besar untuk hidup baik-baik saja di masa depan.

“Pedesaan Inggris yang hijau yang telah dikosongkan dari kehidupan serangga; ladang raksasa
pertanian AS yang telah terbukti menjadi tempat pembunuhan lebah; dan eksperimen unik di
Denmark membuat tidak banyak serangga yang berceceran di kaca depan mobil Anda akhir-akhir
ini.”

Laporan lain The Wild Life Trust itu juga mengelurakan data-datanya atau sekumpulan data-
datany yang menunjukan bahwa krisis serangga ini memang nyata misalkan dia sebutkan di Inggris
itu setengah dari total populasi serangga itu punah sama sekali, kemudian di Puerto Rico bahkan
sekitar 78-88% dan di Jerman itu sekitar 75% dari total populasi serangga yang seharusnya ada di
situ itu punah. Ini juga adalah data-data atau angka-angka yang mewakili krisis serangga di seluruh
dunia.

Lalu apa masalahnya apa buat kita? Kan kalau semua serangga punah itu baik buat kita, misal jika
nyamuk punah maka tidak ada nyamuk yang menggigit kita atau tidak ada tumila yang
mengenelisik kulit kita di malam hari kan itu adalah sesuaru yang baik.Untuk pribadi mungkin itu
adalah sesuatu yang baik tetapi kalau itu dilanjutkan maka kita (manusia) akan benar-benar
mengalami kepunahan. Maksudnya dulu seseorang yang mengaku dirinya Albert Einstein
mengatakan bahwa kalau di dunia ini tidak ada lebah atau lebah punah di saat ini maka manusia
hanya akan bisa bertahan empat tahun saja sebelum mengalami kepunahan total. Cerita ini tidak
benar-benar diyakini apakah berasal dari Einstein yang asli atau tidak tetapi secara sains ini
terkonfirmasi.

“Hancurnya koloni lebah tak hanya merugikan peternak lebah. Hal terpenting bukanlah madu,
melainkan penyerbukan dan pasokan pangan bagi manusia.” -Profesor Keith S. Delaplane

Jadi maksudnya begini, 90% tanaman pangan di dunia saat ini itu sangat tergantung pada
penyerbukan yang dilakukan oleh serangga dan dari 90% itu 70% penyerbukan itu adalah
dilakukan oleh lebah jadi kalau lebah punah maka 70% pangan kita itu akan terhenti akan mati
kalau 70% pangan kita terhenti maka perang Global akan terjadi karena perang paling relevan
sampai sejau ini adalah bermotif perebutan SDA kalau SD Pangannya hanya tersisa 30% maka
perang dijamin akan terjadi.
Pada faktanya adalah serangga di seluruh dunia termasuk lebah itu mengalami ancaman kepunahan
yang dahsyat dan inilah yang disebut oleh Oliver Milman tadi sebagai krisis sserangga yang akan
jauh lebih buruk dari pada Global Warming atau Climate Change.

“Bagaimanapun, hampir tiga perempat tanaman pangan yang menghasilkan 90 persen pangan
dunia membutuhkan bantuan eksternal, dalam hal ini serangga.”-Gloria Setyvani Putri, Hari
Lebah Sedunia, Serangga Kecil Penopang Ketahanan Pangan Dunia, Kompas TV

Kalau anda menganggap bahwa ahh itukan hanya 70% yang punah dan kemudian akan membuat
manusia itu berperang satu sama lain toh nanti setelah itu manusia tetap aka nada yang selamat
kan ada yang hidup jadi manusia tidak punah sungguh-sungguh. Sebenarnya ini keliru maksudnya
adalah serangga itu menyerbuki 90% tanaman pangan kita tetapi juga tentu saja menjadi agen
penyerbukan bagi pangan untuk seluruh hewan di dunia. Jadi kalau si serangga itu punah maka
hewan-hewan yang lain juga tidak akan dapat makanan karena tanaman-tanaman itu tidak
melakukan penyerbukanatau tidak melakukan proses perkawinan dan reproduksi dan karena itu si
tanamanya punah dan sesuatu yang memakan tanaman itu juga pasti akan punah dan karena itu
manusia sebagai pemakan tanaman dan pemakan hewan dan tanaman itu juga pasti akan punah.

“Kenyataannya adalah kita semua butuh serangga, tetapi mereka tidak butuh kita.” -O Wilson,
What happens the natural world if all the insects disappear?, theconversation
2

Dan patut di garis bawahi juga poin kedua yaitu bahwa serangga itu adalah kelas hewan paling
Page

dominan di seluruh dunia, dia adalah meliputi 90% dari total hewan di seluruh dunia. Jadi misalkan
jika kita pergi ke hutan dalam radius 1 hektar misalkan, kita akan menemukan beberapa mamalia
dan menemukan beberapa burung tetapi kita akan menemukan miliaran serangga dari mulai pucuk
pohon sampai dasar tanah itu ada semuanya seperti itu dan jumlah spesies serangga itu sekarang
diperkirakan antara enam juta sampai 41 juta spesies berbeda serangga.
“Sulit untuk memperkirakan berapa banyak spesies serangga yang ada. 7 juta spesies mungkin
hanya perkiraan terendah. Banyak serangga yang terlihat mirip yang hanya dapat dikenali lewat
DNA mereka. Mungkin angka total artropoda mencapai setidaknya 41 juta.” -Stuart Reynolds, Apa
yang Terjadi di Dunia Ini jika Semua Serangga Lenyap?

Mengapa seperti itu? Mengapa taksiranya begitu luas dari enam sampai 41 juta spesies yak arena
sepenuhnya itu adalah taksiran karena 80% serangga itu tidak teridentifikasi bahkan lebih karena
ada beberapa jenis serangga yang baru bisa teridentifikasi kalau kita menelitinya dalam struktur
DNA terdalam, jadi begitu kompleksnya serangga itu. Tetapi maksudnya adalah kalau 90% hewan
itu adalah serangga maka harus kita garis bawahi pula bahwa serangga itu adalah dasar bagi rantai
makanan. Jadi kalau seperti itu faktanya kalau si serangga itu berkurang atau punah maka 90%
makhluk hidup di dunia juga akan punah karena makananya hilang.

“Jadi jelas ketika angka serangga berkurang, binatang lain dalam rantai makanan pun akan
menderita. Hal ini sudah terjadi langkanya serangga di hutan tropis Amerika Tengah diikuti oleh
kelangkaan kodok, kadal, dan burung pemakan serangga. Kita manusia perlu lebih berhati-hati
dengan makhluk kecil yang berpengaruh di dunia ini.’ -Stuart Reynolds, Apa yang Terjadi di
Dunia Ini jika Semua Serangga Lenyap?"

Kalau sudah seperti itu maka apa? Bagaimanapun juga skenarionya manusia pasti juga akan ikut
punah. Dan serangga juga bukan hanya berfungsi untuk dasar rantai makanan tetapi dia juga
menjadi bagian dari pengurai. Jadi mayat orang meninggal yang dikuburkan atau kotoran manusia
dan hewan bukan hanya bakteri yang menguraikan itu tetapi juga serangga yang membantunya
dan serangga juga memiliki peran yang sangat signifikan dalam mengurai benda-benda organik,
nah kalau si serangganya punah maka dunia ini akan penuh sekali dengan kotoran. Nah itu adalah
bagian-bagian yang harus kita garis bawahi untuk memahami tema kita kali ini bahwa serangga
itu memiliki peran yang sangat-sangat vital dalam ekosistem secara global. Tetapi yang jadi
masalah adalah apa salah kita? Maksudnya apa yang kita lakukan sampai si serangga-serangga itu
banyak yang berkurang atau bahkan punah masalahnya sangat banyak, ada begitu banyak cara
yang manusia lakukan untuk menghancurkan populasi serangga sampai ke titik terdalamnya.
Tetapi di sini akan menggaris bawahi dua hal yang ini adalah bagian dari keseharian kita dan tentu
saja ini adalah bagian yang kita lewatkan sehari-hari.

1. Polusi Cahaya

Bahwa dunia ini kalau kata orang china itu adalah hidup dalam keseimbangan yang maha
sempurna yang kalau keseimbangan itu bergeser sedikit saja maka alam semesta akan hancur
mereka menyebutnya Yin dan Yang. Salah satu perwujudan Yin dan Yang itu adalah siang dan
malam, bumi itu idealnya adalah 12 jam siang dan 12 jam malam tetapi ketika manusia
menciptakan lampu manusia memperpanjang siang dan menyedikitkan malam atau
menghilangkan malam sama sekali. Ketika lampu itu dibuat maka jalan-jalan menjadi terang
Gedung, perkotaan terang dan dampaknya apa? Dampaknya sangat luar biasa dan ini tidak kita
sadari.
3

Misalnya pohon itu di siang hari ketika mendapatkan cahaya matahari dia mengubah CO2 menjadi
Page

O2 sedangkan di malam hari dia melakukan hal yang sebaliknya dan ketika pohon itu sadar bahwa
di dekat dirinya itu ada lampu yang memberikan penerangan sangat intens menyerupai cahaya
matahari atau mendekati cahaya matahari maka dia mengira bahwa siang akan terjadi terus-terusan
dan dia akan melakukan metabolisme untuk terus-terusan menghasilkan O2 tanpa mengeluarkan
CO2 dan itu sama sekali tidak baik karena dengan demikian itu akan merusak keseimbangan
lingkungan.
Misalkan dari polusi cahaya ini kita menyadari bahwa burung-burung banyak yang nyasar ketika
mereka melakukan migrasi mereka melakukan navigasi dengan bantuan bintang-bintang di langit
dan ketika dalam polusi cahaya di perkotaan maka kita tidak akan bisa melihat cahaya di langit
dan burung-burung juga tidak bisa melihat maka si burung-burung itu akan tersesat bahkan
mungkin nabrak. Jadi kalau kita mendapatkan berita bahwa banyak burung yang berjatuhan salah
satu alasanya adalah karena si burung-burung itu tersesat karena dia tidak bisa melihat peta langit
yang membimbing dia untuk sampai ke tujuan.

"Sudah diketahui bahwa kematian burung akibat tabrakan dengan bangunan terkait dengan emisi
cahaya dari bangunan, tetapi beberapa spesies tampak lebih rentan terhadap tabrakan daripada
yang lain, menunjukkan bahwa polusi cahaya memiliki efek spesifik spesies di antara hewan
nokturnal. migran." -Scientific Reports, dikutip International dark night association Light
Pollution Poses Threat to Migrating Birds

Dalam hal ini yang paling fatal tentu saja adalah serangga. Serangga itu sangat intens hubunganya
dengan cahaya. Jadi kalau misalkan kita lihat laron-laron mengkerubutin lampu, sebenarnya
karena apa sih? Ada beberapa hipotesis terkait hal itu tetapi salah satu alasanya itu adalah karena
kebingungan;
Tiga hipotesis mengapa serangga mendatangi lampu
o beberapa serangga menggunakan bulan atau bintang sebagai alat bantu pencari arah. Lampu
terlihat seperti bulan yang mengacaukan arah.
o cahaya mengecoh serangga untuk melihat ilusi visual dari area yang lebih gelap di sekitar tepi
lampu, yang disebut Mach bands.
o cahaya saat malam membuat serangga buta karena banjir cahaya di mata mereka dan membuat
mereka bingung.

Atau misalkan contoh yang lain adalah kunang-kunang. Sekarang kunang-kunang adalah salah
satu serangga yang paling terancam punah. Karena cahaya lampu dimana-mana, ketika di malam
hari dia berusaha untuk berinteraksi dan berkomunikasi dengan kunang-kunang yang lain kan tentu
saja dengan lampu yang ada di perutnya itu nah si lampu yang ada di perutnya itu tidak bisa
dijadikan alat komunikasi karena banyak pesaingnya. Dia ingin kawin dengan betina tetapi dia
melihat ada lampu motor yang mendekati maka dia akan mengejar lampu motor itu kemudian
nemplok disitu tetapi tentu saja tidak bisa melakukan reproduksi memang kunang-kunang sama
motor kawin jadinya belalang tempur?? Tapi yang jelas dia telah kehilangan betinanya dan
kehilangan kesempatan bereproduksi.

"Selain mengganggu bioritme alami, polusi cahaya benar benar mengacaukan ritual kawin
kunang-kunang," -Avalon Owens, Akibat Polusi Cahaya dan Kerusakan Habitat, Kunang-kunang
Terancam Punah, National geographic Indonesia

Begitupun juga dengan serangga-serangga lain. Ada banyak sekali studi menyebut bahwa semakin
terang satu wilayah semakin sedikit serangga yang bisa bereproduksi di situ. Jadi serangga tidak
mati tetapi dia tidak bisa bereproduksi dan kita mengetahui beberapa serangga usianya hanya
4

hitungan hari atau minggu sehingga ketika dia tidak bisa bereproduksi itu sama saja dengan
Page

memunahkan mereka semua dalam waktu yang sangat dekat.

Nah lalu bagaimana masa kita tidak bisa pasang lampu? Ya sebenarnya bisa kan yang paling
penting itu bukan cahayanya tetapi polusi cahayanya. Polusi itu adalah sesuatu yang berlebihan
jadi CO2 misalkan dianggap polusi kalau dia di ambang batasnya, kalau tidak yaw ajar biasa-biasa
saja dan kita membutuhkan CO2. Dalam hal ini lampupun itu adalah sesuatu yang sangat biasa.
Kalau misalkan ada penerangan di jalan dan remang-remang itu sebenarnya tidak mengganggu
burung-burung ataupun tanaman.
Atau kita misalkan kita bisa mengakali selain dengan meredupkan lampu kita bisa membuat si
lampu itu hanya menyorot satu bagian saja.
Tetapi sayangnya polusi cahaya ini adalah salah satu polusi yang paling sedikit disadari dan
bahkan negara bertama yang memasukan ini ke dalam udang-undangnya tentang polusi cahaya itu
adalah Ceko dan itu baru terjadi tahun 2002 dan kita terlambat sadar terkait dengan ini. Saya tidak
tahu apakah Indonesia memiliki undang-undang khas terkait dengan ini atau tidak. Tetapi yang
jelas ini adalah salah satu proyek besar-besaran dalam merusak lingkugan yang membuat serangga
punah dan mungkin juga akan meniscayakan manusia untuk punah.

2. Pestisida khususnya Insektisida

Ada beberapa hal yang menipu diri kita diantaranya adalah sawah ladang. Misalkan kita melihat
jauh kedepan dimana semuanya adalah hamparan ladang atau sawah yang hijau atau yang kuning
yang betapa indahnya kita menghirup udara begitu segarnya dan hal yang semacam itu. Tentu saja
itu tidak benar-benar segar tidak benar-benar indah pada kenyataanya misalkan di Inggris saja itu
ada 17.000 ton insektisida yang disebar ke seluruh area pertanian Inggris untuk setiap tahunya.
Artinya di dalam tanah itu ada ratusan ribu bahkan jutaan ton insektisida yang telah berakumulasi
yang ada di sana. Itu membunuh bukan hanya serangga tetapi juga larva-larvadi dalam tanah dan
mencemari aliran-aliran air irigasi sungai yang ada di daerah situ.

“Sebanyak 75 persen serangga hilang di kawasan hutan lindung setelah manusia menggunakan
insektisida, termasuk neonicotinoid dan fipronil.” -Kabar Buruk Bagi Manusia, 100 Tahun Lagi
Serangga Akan Punah

Dampaknya tentu saja luar biasa dan karena itu kita hampir setengah dari seluruh serangga di
seluruh dunia telah punah gara-gara alasan yang seperti ini. Udah cahaya menghancurkan proses
mereka dalam reproduksi, insektisida itu digunakan untuk menghancurkan kehidupan mereka. Kan
kita punya kangkung punya padi dan semuanya pakai insektisida yang kita tuju untuk dihancurkan
mungkin hanya belalang, mungkin hanya ini, tetapi seluruh serangga yang ada disana keracunan,
sebagian serangga pada akhirnya mati sedangkan yang bertahan hidup itu tidak akan bisa
melanjutkan kehidupan lebih baik karena mungkin cacat atau sakit dan ketika mereka bereproduksi
maka anak-anak mereka juga adalah anak-anak yang sakit atau bahkan mengalami mutasi genetic.
Dan itu semua dilakukan oleh kita secara massif.
Sawah-sawah yang indah, hutan-hutan yang subur, perkebunan, dsb yang nampaknya itu adalah
bagian dari proses alamiah yang sangat menyejukan mata sesugguhnya sudah dipenuhi oleh racun-
racun yang menghancurkan hewan-hewan yang ada di sana.
Sekali lagi itu penyebabnya adalah manusia. Apakah kita sebagai pelaku menyadari itu? Tidak
banyak orang yang sadar akan hal itu dan kita menganggap bahwa itu adalah sesuatu yang biasa
dan remeh temeh segala rupa.
Tetapi kalau kita misalkan lanjutkan perbuatan tersebut, itu akan menghancurkan generasi kedua
dari kita saat ini karena sekali lagi di seluruh dunia setengah populasi serangga itu hilang, 70%
5

sampai 80% lebah diseluruh dunia itu punah dan kalau dilanjutkan mereka semua akan punah dan
Page

kalau mereka punah maka 90% hewan di seluruh dunia juga akan punah termasuk juga spesies
kita yang akan berebut, berperang satu sama lain sampai semuanya punah dan sisanya yang
bertahan hidup pun akan mati gara-gara kekurangan tanaman pangan.
“75 persen sampel madu di seluruh dunia yang tercemar insektisida golongan neonicotinoid.
Lebah, meski menyerap racun, terus memproduksi madu yang pada akhirnya juga terkontaminasi
racun yang sama.”

Semoga ini bisa dipahami Bersama dan ini adalah hal-hal kecil yang saya katakan tadi hal-hal kecil
yang tidak disadari tetapi hal-hal besar itu jauh lebih banyak dan jauh lebih massif. Jadi semoga
kita bisa melakukan hal yang lebih baik untuk bisa mengatisipasi masa depan agar semuanya tidak
berjalan dengan sangat buruk. Terimakasih sudah menyimak!
6
Page

Anda mungkin juga menyukai