PENDAHULUAN
Pembangunan kesehatan merupakan upaya untuk memenuhi salah satu hak dasar
rakyat, yaitu hak untuk memperoleh pelayanan dan fasilitas kesehatan sesuai dengan Undang-
Undang Dasar 1945 Pasal 28 H ayat (1) dan pasal 43 ayat (3) serta Undang Undang No. 36 tahun
2006 tentang kesehatan. Pembangunan kesehatan harus dipandang sebagai suatu investasi
untuk peningkatan kualitas sumber daya manusia yang antara lain diukur dengan Indek
Pembangunan Manusia (IPM). Dalam pengukuran IPM, kesehatan adalah suatu komponen
utama selain pendidikan dan pendapatan. Kesehatan juga merupakan investasi untuk
pendukung pembangunan ekonomi serta memiliki peran penting dalam upaya penanggulangan
kemiskinan. Selain itu, tercapainya hak atas hidup sehat bagi seluruh lapisan masyarakat dan
tersedianya pelayanan kesehatan yang bermutu, terjangkau dan merata juga merupakan salah
satu indikator “kesehatan” yang merupakan bagian dari Visi Indonesia 2020 yaitu “
Terwujudnya masyarakat Indonesia yang religius, manusiawi, demokratis, adil, sejahtera, maju,
madiri serta baik dan bersih dalam penyelenggaraan negara”.
Sehubungan dengan hal itu, setiap kegiatan dan upaya untuk meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat yang sertinggi-tingginya dilaksanakan berdasarkan prinsip
nondiskriminatif, partisipatif dan berkelanjutan yang sangat penting artinya bagi pembentukan
sumber daya manusia Indonesia, peningkatan daya saing bangsa, serta pembangunan nasional.
Upaya untuk peningkatan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya pada mulanya berupa
upaya penyembuhan penyakit, kemudian secara beransur-ansur berkembang kearah
keterpaduan upaya kesehatan untuk seluruh masyarakat dengan mengikutsertakan masyarakat
secara luar yang mencakup upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif yang bersifat
menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan. Hal ini sesuai dengan paragdima baru dalam
pembangunan kesehatan sebagaimana diusung oleh Undang Undang No 36 tahun 2009 tentang
kesehatan , yaitu paragdima sehat. Paragdima ini melihat persolan kesehatan sebagai suatu
faktor utama dan investasi berharga yang pelaksanaannya lebih mengutamakan upaya promotif
dan preventif tanpa pengabaikan kuratif dan rehabilitatif.
Puskemas memberikan pelayanan pada semua lapisan dan golongan masyarakat. Mulai
dari individu, keluarga, kelompok dan masyarakat. Kelompok anak sangat memelukan
perhatian khusus, karena anak merupakan masa depan suatu bangsa. Sebagai calon generasi
penerus bangsa , kualitas tumbuh kembang balita perlu mendapat perhatian serius yaitu
mendapat gizi yang baik,stimulasi yang memadai seta terjangkau oleh pelayanan kesehatan
berkualitas termasuk deteksi dan intervensi dini penyimpangan tumbuh kembang.
Mengetahui tentang kegiatan yang biasa dilakukan penulis di Puskesmas baik sebagai
Kepala UPT Puskesmas maupun sebagai Dokter Umum di Puskesmas.
ANALISA SITUASI
Pusat kesehatan masyarakat atau yang lebih dikenal dengan nama Puskesmas, adalah
unit pelaksana teknis (UPT) dinas kesehatan kabupaten yang bertanggung jawab
menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja. Puskesmas sebagai unit
fungsional pelayanan kesehatan terdepan dalam unit pelaksanaan teknis Dinas Kesehatan
kabupaten, tugasnya adalah sebagai penyelenggara upaya kesehatan seperti melaksanakan
upaya penyuluhan, pencegahan dan penanganan kasus-kasus penyakit diwilayah kerjanya,
secara terpadu dan terkoordinasi.
Puskesmas Lintau Buo I, merupakan salah satu puskesmas tertua di kabupaten Tanah
Datar, yang berdiri pada tahun 1972, terletak di Jorong Nusa Indah Kenagarian Lubuk Jantan
kecamatan Lintau Buo Utara. Puskesmas Lintau Buo I adalah puskesmas rawat inap, dengan
luar wilayah kerja 28.920 km dan jumlah penduduk 19.459 jiwa. Wilayah kerja Puskesmas
Lintau Buo I terdiri dari 4 nagari dan 31 jorong.
UPT Puskesmas Wilayah Kerja Lintau Buo I merupakan puskesmas pemerintah yang
bersifat non profit, memberikan jasa pelayanan kesehatan yang meliputi pelayanan rawat jalan,
gawat darurat dan home care serta melakukan managemen puskesmas, pelayanan kesehatan
masyarakat esensial yang meliputi pelayan promosi kesehatan, kesehatan lingkungan,
pelayanan kesehatan ibu anak dan KB, pelayanan gizi, pelayanan pencegahan dan pengendalian
penyakit, pelayanan penunjang dan administrasi keuangan, pelayanan penunjang meliputi
laboratorium, rekam medik, Gizi dan Farmasi.
Puskesmas Lintau Buo I terletak di Jorong Nusa Indah, Kenagarian Lubuk Jantan,
Kecamatan Lintau Buo Utara, Kabupaten Tanah Datar berjarak + 44 Km dari pusat Kabupaten
(Batusangkar). Berdiri tahun 1972 diatas tanah seluas 2912 M 2 dengan luas bangunan 720 M2
dan dengan ruang rawat inap. Luas wilayah kerja 28.920 Km 2 dan jumlah penduduk 18.892 jiwa,
dengan batas – batas sebagai berikut:
Sebelah utara berbatas dengan nagari Batu Bulek ( Wilayah Kerja Puskesmas Lintau Buo III)
Sebelah Selatan berbatas dengan nagari Buo ( Wilayah Kerja Puskesmas Lintau Buo II)
Sebelah Barat berbatas dengan wilayah kerja Puskesmas Tanjung emas.
Sebelah Timur berbatas dengan Wilayah kerja Kumanis
UPT Puskesmas Wilayah Kerja Lintau Buo I memiliki wilayah kerja yang terdiri dari 4 nagari.
No Nagari Jorong
Mata Pencarian terbanyak bertani dan berternak (80%) dengan hasil pertanian seperti :
padi, karet, coklat, kulit manis, dan sayur-sayuran. Mata pencarian lainnya berdagang, PNS,
pegawai swasta, dll.
Untuk mencapai lokasi Puskesmas Lintau Buo I cukup mudah, karena berada di jalur
lintas Kabupaten 50 kota-Sijunjung. Dari arah kota Batusangkar menuju Puskesmas Lintau Buo I
bisa melewati 2 jalur, yaitu melewati puncak pato dan melewati setangkai. Kalau dari kota
Batusangkar ke Puskesmas lintau I melewati puncak pato, menempuh jarak ± 27 km dengan
waktu ± 45 menit. Sesampai di simpang Balai Tengah ± 1 km melewati jalan raya balai tengah-
setangkai, ada simpang 3, belok ke kiri, ± 170 meter dari simpang tersebut posisi Puskesmas
Lintau Buo I . Dimana Puskesmas Lintau Buo I sejajar dengan SMP I Lintau dan bersebelahan
dengan Taman Makam Pahawan Nusa Indah. Kalau dari Simpang Setangkai, Kec Lintau Buo
menuju Puskesmas Lintau Buo I menempuh jarak ± 13 km melewati jalan raya Setangkai- Balai
Tengah.
Akses ke Puskesmas Lintau Buo I dapat dilalui oleh kendaraan roda empat maupun roda
dua. Lingkungan Puskesmas Lintau Buo I cukup aman, masyarakat ikut berperan serta dalam
menjaga keamanan lingkungan, tingkat kriminalitas rendah dan suhu politik stabil.
Jumlah penduduk diwilayah kerja UPT Puskesmas Wilayah kerja Lintau Buo I adalah
19.259 jiwa dan jumlah kepala keluarga 5411 KK dengan distribusi per jorong terlihat pada rabel
dibawah ini:
Tabel. 2.2.
PUSKESMAS LINTAU BUO I KABUPATEN TANAH DATAR 7
Sasaran Bayi, Balita, Apras, Bumil, Bufas dan Lansia UPT Puskesmas Wilker Lintau Buo I
Tahun 2016
No. Sasaran Jumlah
1. Bayi 332
2. Balita 1241
3. Apras 520
4. Bumil 347
5. Bufas 332
7. Lansia 2497
Secara umum mata pencarian penduduk diwilayah kerja Puskesmas Lintau Buo I adalah:
Bertani
Pedagang
Pegawai negeri sipil/POLRI/ TNI
Karyawan swasta
Jumlah 10816
Tabel 2.4.
PUSKESMAS LINTAU BUO I KABUPATEN TANAH DATAR 8
Data Sekolah
UPT Puskesmas Wilker Lintau Buo I tahun 2016
1. Paud 6
2. Taman kanak-kanak 10
4. SLTP 4
5. SLTA 2
UPT Puskesmas Wilayah Kerja Lintau Buo I merupakan Unit Pelaksana Teknis Puskesmas
pada Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Datar yang di bentuk berdasarkan Peraturan Daerah
No. 4 tahun 2009 tanggal 23 Januari 2009 tentang Pembentukan Unit Pelaksana Teknis (UPT)
Puskesmas pada Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Datar dan merupakan unsur pelaksana
pengembangan fungsi teknis kesehatan diwilayah kecamatan Lintau Buo Utara dan pelaksana
urusan operasional Dinas Kesehatan dilapangan.
Dalam melaksanakan fungsinya UPT Puskesmas Wilayah Kerja Lintau Buo I memiliki
kewenangan sbb:
a. Kepala Puskesmas.
b. Kepala Sub Bagian Tata Usaha.
c. Penanggung Jawab UKM dan Keperawatan Kesehatan Masyarakat.
d. Penanggung Jawab UKP, Kefarmasian dan Laboratorium.
e. Penanggung jawab Jaringan pelayanan puskesmas dan jejaring fasilitas pelayanan
kesehatan.
Tabel 2.5.
Tabel 2.6.
Ketersediaan Tenaga pada Berbagai Jenis Pelayanaan yang ada
di UPT Puskesmas Wilayah kerja Lintau Buo I
No Jenis Pelayanan Penanggung Jawab Pendidikan
1. UKP
-Poli Umum dr. Mila Harmades S1 Kedokteran
Elpiwanis, A.Md DIII Keperawatan
-Poli Gigi drg. Desi Ferawati S1 Kedokteran gigi
Betri Diana Putri, AMKG DIII Kep.Gigi
-Poli KIA Dr. Sri Nurul Huda S1 Kedokteran
Aslami, Amd. Keb DIII Kebidanan
-KB Giana Oktaviani, Amd. Keb DIII Kebidanan
-Gawat Darurat Eva Gusnita DI Kebidanan
-Imunisasi Lise Noviyanti, Amd.Kep DIII Keperawatan
-Konsultasi Gizi Hari Endonika, Amd. Kep DIII Keperawatan
-Konsultasi sanitasi Maslina DI Gizi
Kamarudin D1 Kesling
2 UKM Esensial
- Promkes Ns. Rika Fitriani, S.Kep Profesi/S1 Kep
4 Pelayanan Kesehatan
masyarakat di satelit
- Pustu Balai Tengah Masnida, AMd. Keb DIII Kebidanan
- Pustu Tuanku Amir Sri Purwaningsih, Amd.Keb DIII Kebidanan
- Polindes Aur Duri Basrida, Amd.Keb DIII Kebidanan
- Polindes Seroja Nita Kurniati, Amd. Keb DIII Kebidanan
- Polindes Melati Nora Eka Safitri, Amd, Nila Nila DIII Kebidanan
- Polindes LNP Yulia ningsih, Amd.Keb DIII Kebidanan
Polindes Kajai Helda Syafni, Amd.Keb DIII Kebidanan
Untuk menjamin agar mutu jasa pelayanan yang diberikan baik, maka UPT Puskesmas
Wilayah Kerja Lintau Buo I telah menyusun beberapa Standar Pelayanan Operasional maupun
protap, termasuk Standar Pelayanan Administratif dengan berpedoman kepada Standar Profesi
dan Standar lainnya yang dikeluarkan oleh pemerintah. Standar Pelayanan ini disusun bersama
oleh dokter dan tenaga kesehatan yang ada di UPT Puskesmas Wilayah Kerja Lintau Buo I untuk
menyesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta situasi dan kondisi
puskesmas.
Tabel 2.7.
Kondisi Luas Tanah Sarana Pelayanan Kesehatan
di Wilayah Kerja Lintau Buo I Tahun 2016
Puskemas 2912
Polindes Mawar II 63
Polindes Melur 63
Pada Minggu tanggal 13 November 2016, Puskesmas Lintau Buo I mendapatkan hibah tanah dari perantau
setempat yaitu Bpk. H. Bustamam (Sederhana Group) seluas 2114 m² seharga Rp.720 juta rupiah.
Pada bulan Februari 2017, Puskesmas Lintau Buo I mendapatkan tambahan 1 unit mobil
ambulance B 1833 SHX ( APBN 2016)
Visi adalah suatu gambaran yang menantang tentang keadaan masa depan yang
berisikan cita dan citra yang ingin diwujudkan, sedangkan Misi merupakan sesuatu yang harus
diemban atau dilaksanakan sesuai dengan visi yang ditetapkan, agar tujuan organisasi dapat
terlaksana dan berhasil dengan baik.
KEGIATAN DI PUSKESMAS
Sebagai kepala UPT Puskesmas Wilayah Kerja Lintau Buo I penulis melakukan
manajemen puskesmas yang terdiri dari:
A. P1 (Perencanaan Puskesmas)
Ada 2 macam perencanaan di Puskesmas, yaitu:
a. RUK (Rencana Usulan kegiatan)
Puskesmas merumuskan intervensi dalam bentuk membuat
Rencana Usukan kegiatan yang akan menjadi jenis kegiatan lengkap dengan
rincian anggaran.
RUK kemudian diajukan ke Dinas kesehatan Kabupaten untuk
dibahas, ini akan menentukan berapa persen budget yang disetujui,
sehingga masih ada rencanan kegiatan yang harus dicarikan anggarannya.
Bila paket anggaran hanya membiayai sebagian, maka dilakukan perubahan
perencanaan. Skala prioritas untuk memilih kegiatan kesehatan dan
menunda kegiatan yang belum dapat dibiayai.
b. RPK (Rencana Pelaksanaan kegiatan)
Setelah paket anggaran diketahui dan dilakukan penyesuaian
perencanaan maka langkah selanjutnya adalah menyusun RPK berupa
jadwal kegiatan yang mencakup : waktu, jenis kegiatan, sasaran , tempat,
pelaksanan, dan penanggung jawab. Jadwal ini penting untuk memantau
proses implentasi kegiatan kesehatan.
3.1.2. BLUD (BADAN LAYANAN UMUM DAERAH ) UPT PUSKESMAS LINTAU BUO I
Sebagai intitusi pelayanan publik, ini merupakan peluang bagi puskesmas untuk
berkiprah lebih baik bukan hanya output berupa pelayanan kesehatan bermutu tetapi
juga bersinergi untuk memperbaiki mutu input yang selama ini masih dinilai kurang.
Berbagai aturan tentang pelaksanaan kegiatan JKN baik aturan yang diterbitkan
oleh kementrian kesehatan, kementrian dalam negeri ataupun surat edaran KPK tentang
pelaksanaan progran=m JKN mengamanatkan agar puskesmas sebainya menerapkan
Pola Pengeloalaan keuangan (PPK) BLUD agar dalam pengelolaan keuangannya
Puskesmas memilki fleksibilitas dalam memanfaatkan dana yang diterima.
Untuk itu maka Puskesmas Lintau Buo I sudah mempersiapkan diri untuk
menjadi Puskesmas BLUD sehingga lebih fleksibel dalam pengelolaan keuangannya.
Untuk BLUD ini, puskesmas Lintau Buo I telah mebuat 4 dokumen yaitu:
Tahun 2017 ini, puskesmas Lintau Buo I sudah dapat melaksanakan BLUDnya, namun
masih terhalang dengan pembuatan RBA, dan sekarang Puskesmas sedang menyusun RBA
tahun 2017. Diharapkan RBA ini dapat diselesaikan dengan cepat sehingga BLUD puskesmas
bisa segera dijalankan.
Puskesmas lintau Buo I adalah salah satu Puskesmas di Kabupaten Tanah Datar
yang sudah dilakukan penilaian akreditasi oleh tim surveyor akreditasi pada tanggal 13-
15 November 2016, dengan Akreditasi Dasar.
Konsultasi kesehatan terhadap pasien sesuai dengan keluhan pasien untuk meningkatkan
pengetahuan pasien tentang permasalahan kesehatan
Rujukan pasien kerumah sakit sesuai dengan kondisi pasien agar terjamin keselamatan jiwa
pasien
Penguji kesehatan, otopsi, dan visum sesuai dengan SOP agar didapatkan akurasi kondisi
kesehatan pasien
Foto. Menjadi tenaga tim kesehatan saat kunjungan wakil presiden tahun 2016
Sebagai anggota masyarakat, penulis juga aktif dalam kegiatan kemasyarakatan seperti
pada PKK Nagari dan PKK Kecamatan, penulis berada di POKJA 4 kepengurusan, begitu juga
pada kegiatan Badan Kontak Majlis Taqlim di Kecamatan Lintau Buo Utara. Penulis juga menjadi
pengurus Organisa Profesi IDI yaitu di bidang P2KB. Selain itu penulis juga menjadi pengurus di
PMI (Palang Merah Indonesia) Kecamatan Lintau Buo Utara
INOVASI
4.1. PENGERTIAN ANAK, KONSEP DASAR TUMBUH KEMBANG ANAK DAN STIMULASI
TUMBUH KEMBANG
Anak merupakan dambaan setiap keluarga. Selain itu keluarga juga mengharapkan
anaknya kelak bertumbuh dan berkembang (sehat fisik, mental/kognitif, dan sosial), dapat
dibanggakan, serta berguna bagi nusa dan bangsa. Sebagai aset bangsa, anak harus menjadi
perhatian sejak mereka masih di dalam kandungan sampai mereka menjadi manusia dewasa.
Kebutuhan dasar anak untuk tumbuh kembang, secara umum digolongkan menjadi 3
kebutuhan dasar:
Berbeda dengan otak orang dewasa, otak balita ( bawah 5 tahun) lebih plastis.
Plastisitas otak pada balita mempunyai sisi positif dan negatif. Sisi positifnya, otak balita lebih
terbuka untuk proses pembelajaran dan pengkayaan. Sisi negatifnyta, otak balita lebih peka
terhadap lingkungan utamanya lingkungan yang tidak mendukung seperti asupan gizi yang tidak
adekuat, kurang stimulasi dan tidak mendapat pelayanan kesehatan yang memadai. Oleh
karena masa lima tahun pertama kehidupan merupakan masa yang sangat peka terhadap
lingkungan dan masa ini berlangsung sebagai masa keemasan ( golden period), jendela
kesempata (window of opportunity) dan masa kritis (critical period).
Stimulasi adalah kegiatan merangsang kemampuan dasar anak umur 0 kembang pada
seorang anak agar tumbuh kembangnya kembali normal atau penyimpangan tidak semakin
berat. 6 tahun agar nak tumbuh dan berkembang secara optimal. Setiap anak perlu mendapat
stimulasi rutin sedini mugkin dan terus menerus pada setiap kesempatan. Stimulasi tumbuh
kembang anak dilakukan oleh ibu dan ayah yang merupakan orang terdekat dengan lingkungan
rumah tangga masing-masing dan dalam kehidupan sehari-hari. Kurangnya stimulasi dapat
menyebabkan penyimpangan tumbuh kembang anak bahkan gangguan yang menetap.
1. DDTK
Adalah kegiatan/pemeriksaan untuk menemukan secara dini adanya penyimpangan
tumbuh kembang pada balita dan anak prasekolah.
Ada 3 jenis deteksi dini tumbuh kembang yang dapat dikerjakan di tingkat puskesmas :
Deteksi dini penyimpangan pertumbuhan
Deteksi dini penyimpangan perkembangan
Deteksi dini penyimpangan mental emosional
Deteksi Dini Tumbuh Kembang (DDTK) dilakukan pada bayi dan baduta (0-24 bulan)
dilakukan sebanyak 4 kali dalam setahun dan usia 24-72 bulan dilakukan 2 kali dalam
setahun.
Tabel.4.1.
Pencapaian Program Kesehatan Anak Tahun 2015
No Kegiatan Capaian Sasaran Persentase
1 Kunjungan Neonatus Lengkap 212 332 63,85%
2 DDTK I Bayi 212 332 63,85%
3 DDTK 4 Bayi 276 332 83,13%
4 Kunjungan Bayi 276 332 83,13%
5 DDTK I Balita 201 1241 16,19%
6 DDTK II Balita 233 1241 18,77%
7 Apras DDTK I 66 520 12,69%
8 Apras DDTK II 91 520 17,5%
9 MTBS 843 843 100%
10 MTBM 212 332 63,85%
11 Kasus KTA 0 0 0
Tabel 4.2.
Pencapaian Program Kesehatan Anak Tahun 2016
No Kegiatan Capaian Sasaran Persentase
1 Kunjungan Neonatus Lengkap 275 332 82,8%
Puskesmas Lintau Buo I menjadikan” Puskesmas Sayang Anak Dengan Peran Serta
Kader” sebagai Inovasi karena:
Pada saat lokakarya mini puskesmas awal tahun puskesmas analisis data tahun
2015, didapatkan bahwa pencapaian puskesmas pada program anak jauh dari target.
2. Berbagai pelatihan mengenai program anak sudah banyak diikuti oleh petugas di
Puskesmas Lintau Buo I, yaitu:
a. Pelatihan SDIDTK dan Pijat Bayi
Pelatihan ini dilaksanakan pada tanggal 8-10 agustus 2016 di Dinas Kesehatan
kabupaten Tanah Datar.
4. Hasil survei cepat terhadap pengetahuan masyarakat mengenai tumbuh kembang dan
kekerasan terhadap anak.
Dari survey yang dilakukan terhadap 100 orang responden, didapatkan bahwa
masih banyak orang tua tidak paham akan tumbuh kembang, SDIDTK dan kekerasan
terhadap anak.
6. Anak merupakan Generasi Penerus bangsa, jika anak mendapatkan pelayanan yang baik
dimulai dari masa kehamilan, pertumbuhan dan perkembangannya, maka akan
mengasilkan generasi yang baik untuk masa depan bangsa.
Program ini bisa berjalan di Puskesmas Lintau Buo I karena berbagai faktor:
Pojok ASI
Foto.Pojok ASI
Saat lokmin awal tahun puskesmas, penulis dan pemegang program memberikan
pengarahan kembali mengenai definisi operasional dari masing-masing kegiatan program
anak.Bulan Agustus setelah melakukan pelatihan penulis mensosialisasikan keseluruh staf
bagaimana Stimulasi Deteksi dan Intervensi Tumbuh Kembang Anak , cara mengunakan KPSP
( Kuesioner Pra Skrining Perkembangan), KMME ( Kuesioner Masalah mental Emosional), CHAT (
Checlist for Autism in Toddlers) dan GPPH (Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas)
Foto. Sosialisasi stimulasi deteksi dan intervensi dini tumbuh kembang anak
Pertemuan lintas sektoral ini dihadiri oleh camat, walinagari, Kepala Jorong, PKK
Kecamatan, PKK Nagari, Bundo Kanduang, dan tokoh masyarakat.
Foto. Sosialisasi lintas sektoral mengenai Stimulasi Deteksi dan intervensi Dini tumbuh
Kembang anak
Alur Rujukan
3. Evaluasi Kader
Kader memberikan laporan setiap bulannya ke penanggung jawab posyandu, begitu
juga dengan guru Paud memberikan laporannya setiap 3 bulan. Puskesmas Lintau Buo I
bekerjasama dengan perantau/ swadana masyarakat untuk kader yang lengkap
melaksanakan DDTK akan diberikan Alat Pemainan Edukasi (APE) di posyandu mereka.
Dimana alat tersebut diberikan secara gratis oleh perantau untuk posyandu.
Untuk anak yang dirujuk di puskesmas dilakukan intervensi terlebih dahulu, jika tidak
ada perbaikan maka dilakukan rujukan ke rumah sakit/ dokter spesialis anak.
Kami mengadakan survey cepat pada bulan November 2016 untuk mengetahui tingkat
pengetahuan masyarakat khusunya orang tua tentang tumbuh kembang anak dan pengertian
kekerasan terhadap anak.
a. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Usia pada saat dilakukan survey cepat di
wilayah Kerja Puskesmas Lintau Buo I
Diagram 1.
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Usia Pada Saat dilakukan Survey Cepat Pada
Wilayah Kerja Puskesmas Lintau Buo I
Berdasarkan analisis data dari 100 orang tua di wilayah kerja Lintau Buo Iyang
menjadi responden diketahui yang berusia < 20 tahun sebanyak 8 orang, 20-30 tahun
sebanyak 39 orang, 30-40 tahun sebanyak 41 orang dan >40 tahun sebanyak 12 orang.
Diagram 3.
Distribusi Frekensi Responden Berdasarkan Tingkat pengetahuan mengenai Stimulasi
Deteksi dan Intervensi Tumbuh Kembang Anak.
Berdasarkan analisis data yang dilakukan didapatkan bahwa dari 100 orang tua, 43
orang tidak tau tentang Stimulasi Deteksi Dini dan Intervensi Tumbuh Kembang Anak, 51
orang tau namun tidak mengerti, dan 6 orang tau dan mengerti apa itu SDIDTK
Diagram 4.
Distribusi frekuensi responden Berdasarkan tingkat pengetahuan mengenai pengertian
dan jenis kekerasan terhadap anak
4.6.PERMASALAHAN
1. Belum semua kader mampu bekerja maksimal untuk melakukan SDIDTK dan pencegahan
kekerasan terhadap anak.
2. Kurangnya APE (alat Permainan Edukasi) di posyandu posyandu.
3. Ada 2 jorong yang berada didaerah terpencil, dan tidak memiliki bidan desa, sehingga sulit
untuk memantau kerja kader.
4. Masih banyak masyarakat yang malu untuk melaporkan jika ada kasus kekerasan terhadap
anak disekitarnya, dengan alasan aib keluarga.
5. Ada orang tua yang tidak menerima anaknya kalau mengalami kelainan tumbuh kembang
dan tidak mau untuk dirujuk di rumah sakit/ dokter spesialis anak karena terkendala biaya,
khususnya bagi yang tidak memiliki kartu BPJS
4.7.PEMECAHAN MASALAH
PENUTUP
5.1. KESIMPULAN
Dalam melaksananakan tugas sehari-hari sebagai Kepala UPT Puskesmas,maka kegiatan
utama meliputi P1 atau perencanaan, P2 atau pelaksanaan dan pengorganisasian, dan P3 atau
pengawasan, pengendalian, dan penilaian. Dalam pelaksanaannya tentu membutuhkan
koordinasi dengan lintas sektor dan lintas program. Hasil dari koordinasi ini dapat dilihat salah
satunya dari keberhasilan pencapaian program inovasi puskesmas Lintau Buo I yaitu Puskesmas
sayang anak dengan inovasi kader.
Berdasarkan hasil pencapaian program anak yang telah dibahas dimuka dapat
disimpulkan bahwa pencapiannya meningkat dari tahun 2015, tahun 2016 dan pada bulan
januari sampai dengan februari tahun 2017. Hal ini dapat dilihat dari pencapaian program yang
yang tahun 2015 sangat jauh dibawah target, ditahun 2016 sudah hampir mencapai target, dan
di 2017 rekapan bulan januari dan februari sudah bagus pencapaiannya dari target program.
Hal ini tidak telepas dari koordinasi dengan lintas sektoral seperti pihak kecamatan
melalui PKK kecamatan dan nagari, PMPKB, lintas sektoral lainnya, koordinasi dengan lintas
program seperti program KB,KIA, Gizi dan kesling. Disamping itu, keberhasilan program ini
tercapai karena dibentuknya kegiatan inovasi melalui pemberdayaan kader dimasing-masing
posyandu yang bertugas melakukan stimulasi deteksi dan intervensi dini tumbuh kembang
anak di posyandu, pencegahan kekerasan terhadap anak.
Penulis optimis dengan adanya inovasi Puskesmas Sayang anak dengan peran serta
kader ini, maka program anak di Puskesmas Lintau Buo I akan berjalan dengan baik, sehingga
Dalam menjalankan program ini masih ditemukan beberapa kendala, tetapi dalam
perencanaan program dan kegiatn yang lebih baik, maka kendala-kendala tersebut akan bisa
diatasi sehingga pelayanan di program anak dapat maksimal dan lebih baik.
5.2. SARAN
a. Agar pelaksanan program di puskesmas lebih optimal perlu meningkatkan kerjasama lintas
program dan sektor
b. Mengingat program anak merupakan program esensial, maka inovasi Puskesmas sayang
anak dapat menjadi inovasi setiap puskesmas
c. Untuk meningakatka pengetahuan mengenai pelaksanaan program anak, perlu dilakukan
pelatihan setiap tahunnya.
d. Monitoring dan evaluasi program dapat dilakukan dari tingkat pusat sampai daerah.